//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Menjadi buddhis berarti harus mengambil budaya India?  (Read 5754 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Menjadi buddhis berarti harus mengambil budaya India?
« on: 17 October 2007, 11:04:32 PM »
saya tergelitik melihat perkataan ini dari topik lain:
Quote
kalo ke sesama buddhis, saya biasanya menyebut "anumodana"

saya jadi berpikir, apakah karena kita buddhis maka kita harus mengadopsi bahasa pali / sanskrit / tibetan dan budaya2nya dalam kehidupan kita sehari2?

apakah kita harus mengganti "terima kasih banyak" dengan "anumodana"?
apakah kita harus mengganti salaman (barat) atau membungkuk (jepang/korea) atau bow (chinese) dengan anjali?
apakah kita harus mengganti pai kui orang tua dengan menyembah cara india?
apakah altar leluhur harus diganti patung buddha?

apakah menganut kepercayaan berarti mengganti kebudayaan?
apakah benar agama itu anti kebudayaan seperti yg kita lihat sekarang terjadi pada muslim dimana kebudayaan asli indonesia tergusur oleh budaya arab?
apakah kebudayaan chinese harus digusur dengan budaya india karena kita buddhis?

 :-? :-? :-?
« Last Edit: 17 October 2007, 11:06:09 PM by morpheus »
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Kokuzo

  • Sebelumnya 7th
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.090
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • ... running in karma ...
Re: Menjadi buddhis berarti harus mengambil budaya India?
« Reply #1 on: 18 October 2007, 01:14:07 AM »
tentu saja........................... tidak...

ngomongin Buddhism, nyangkutnya Dhamma, Dhamma universal, bukan milik India,tibet,dll doank... jadi sama sekali ga ada alasan kita harus mengadopt semua kebudayaan india dan meninggalkan budaya kita sendiri... Tanpa mengikuti budaya india, tibet, dll, kita tetap dapat merealisasikan dhamma dengan baik...

Perhatikan postingan Bhante Upaseno, seinget gw seh Beliau jarang banget (ga pernah malah kayanya, namaste2 juga ga pernah) yak pake "namo buddhaya" ketika muncul , malah banyaknya pake halo, hai, oi... Beginian yang gw demen...  ;D

sekali2 buat 'iseng' ya bolehlah... jangan sampe ngomong indo juga sok2 logat india/sanskrit/tibet, dsb, kaya tetangga gw, gw lempar pake kotak dana juga tuh  :P

« Last Edit: 18 October 2007, 01:16:04 AM by 7th »

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Menjadi buddhis berarti harus mengambil budaya India?
« Reply #2 on: 18 October 2007, 01:53:50 AM »
Good opini, broder morph,
nehi pu cetao mao ngomonk apa
 _/\_

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Menjadi buddhis berarti harus mengambil budaya India?
« Reply #3 on: 18 October 2007, 06:10:45 AM »
Hehehe, jawaban gua sih seperti biasaaa aja, JALAN TENGAH.

Tambahan : gua juga ga ngerti agama Buddha tuh terlalu banyak istilah bahasa palinya, lagi sekolah juga males ngapalinnya hehehehe
« Last Edit: 18 October 2007, 07:00:21 AM by ryu »
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
Re: Menjadi buddhis berarti harus mengambil budaya India?
« Reply #4 on: 18 October 2007, 07:03:32 AM »
Oh... tentu tidak ...  ;D

Ini tergantung dari pribadi masing2 sih...

Kalau merasa nyaman dan cocok dengan budaya india silahkan di terapkan dalam kehidupan sehari2...

Seperti kata Gus pur : " Gitu aja koq repot "    ;)


 _/\_


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Menjadi buddhis berarti harus mengambil budaya India?
« Reply #5 on: 18 October 2007, 10:11:30 AM »
bagus klo ngerti.. klo kgk macam gw nech bisa gw tanya balik "makanan apa tuch" *lapar mode on

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Menjadi buddhis berarti harus mengambil budaya India?
« Reply #6 on: 18 October 2007, 11:13:32 AM »
Menjadi Buddhist sejati adalah bukan dengan menjadi Buddhist.
Inilah Jalan Tengah.
« Last Edit: 18 October 2007, 11:16:07 AM by Suchamda »
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline langitbiru

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 547
  • Reputasi: 23
Re: Menjadi buddhis berarti harus mengambil budaya India?
« Reply #7 on: 18 October 2007, 11:57:55 AM »
suchamda : bisa diperjelas?
*duh nge-zen, jd binun*
oni... kao titi bobo... gigi...

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Menjadi buddhis berarti harus mengambil budaya India?
« Reply #8 on: 18 October 2007, 12:34:16 PM »
Lha menjadi seorang Buddhist kan memang bertujuan untuk melepaskan diri dari kemelekatan, baik kemelekatan materi maupun kemelekatan terhadap konsep-konsep.
Menjadi Buddhist berupaya untuk mengikis pandangan-pandangan, seperti yg diteladankan oleh Sang Buddha sebagai seorang yang telah terbebaskan sempurna dari segala macam pandangan / konsep.
Inilah pemahaman level emptiness.

Kalau menjadi seorang justru melekat pada atribut2, pernak-pernik, gaya-gaya, label-label, slogan-slogan tanpa memahami tujuan dari semua itu, apakah bisa dibilang sebagai seorang buddhist sejati?
Kepala botak, pake kalung bergambar buddha dengan tali lima warna, pake gelang mala, bernamaskara dimana-mana, bernamo-namo sana sini, hapal nglotok teori buddhis, kenal sana-sini sama orang top Buddhism, tapi kelakuan dan pemikirannya tidak mencerminkan bahwa ia memahami bahwa semua bentukan adalah impermanen, tidak memuaskan dan tanpa inti. Apakah ini bisa disebut Buddhist sejati?
Sana-sini teriak dirinya Buddhist yang paling asli tapi kelakuan dan ucapannya selalu menyinggung perasaan, menyakiti perasaan orang lain, mengkritik dan menghakimi sana-sini (ie: ini buddhistik, itu bukan buddhistik, dsb), mencari musuh dengan umat aliran / agama lain, di depan bikkhu sangha pura-pura anak alim menjilat sana-sini diluaran tendang sana tendang sini. Apakah ini bisa disebut Buddhist sejati?
Justru karena kemelekatannya dengan -isme (ie: Buddh-isme) itulah orang macam gini ini semakin jauh dari ajaran Sang Buddha.
Kalau mau dikatakan buddhist sih boleh saja, tapi paling-paling sih cuman bisa disebut berlabel / berpenampilan buddhist karena latah ikut2an bergaya model / ala idolanya.
(Apa bedanya ngefans sama batman trus bergaya dan berpakaian ala batman? :)) )

Menjadi Buddhist sejati itu bukan karena label, tapi dari pikiran , ucapan, tindakan yang mencerminkan kasih dan kebijaksanaan. Artinya,...
diri ini mau disebut berlabel apa menjadi tidak penting lagi,
bisa menghormati dan menghargai pendapat / keberadaan orang lain,
bisa menjaga / mengendalikan pikiran dan ucapan untuk tetap positif,
...
...
dsb (terusin aja sendiri, yah  ^-^)

Setelah anda buat daftar 100 item atau lebih, coba direfleksikan ulang, apakah ada hal2 itu yang perlu diberi label "Buddhism"?

« Last Edit: 18 October 2007, 12:49:45 PM by Suchamda »
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Menjadi buddhis berarti harus mengambil budaya India?
« Reply #9 on: 18 October 2007, 12:58:03 PM »
Intermezzo...

Ada tokoh / bikkhu Buddhistik yang sangat mengkritik Buddhist-tradisional (Buddhis cung cung cep) karena mereka terlalu melekat pada tradisi (biasanya mengacu pada tradisi Chinese/kelenteng). Padahal ia juga sangat melekat pada tradisi Thailand / tradisi India , dsb.

Piye ki?
« Last Edit: 18 October 2007, 01:00:52 PM by Suchamda »
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Menjadi buddhis berarti harus mengambil budaya India?
« Reply #10 on: 18 October 2007, 01:27:50 PM »
Menurut saya: tidak harus dan tidak dilarang. Silahkan saja jika ada yang menggunakan bahasa setempat, mungkin lebih nyaman. Dan silahkan juga jika ada yang ingin menggunakan bahasa asal dari Buddhisme, mungkin juga merasa nyaman dan menciptakan nuansa tersendiri. Jika harus ada larangan menggunakan bahasa setempat, maka akan sangat menyulitkan. Dan jika harus ada larangan menggunakan bahasa asal (india, Pali), ya repot juga nantinya bisa-bisa agama Buddha diganti jadi agama Yang Telah Sadar.  ^-^
Kemelekatan bukan lah jadi alasan untuk boleh atau tidak boleh untuk hal di atas, toh memang sudah merupakan ajaran pokok bahwa kita perlu melepas, tidak melekat.
« Last Edit: 18 October 2007, 01:30:30 PM by Kelana »
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Menjadi buddhis berarti harus mengambil budaya India?
« Reply #11 on: 18 October 2007, 01:58:17 PM »
Saya rasa berbalik ke pribadi masing-masing saja dan siapa yang menjadi lawan bicara kita. Dan menurut saya lebih baik disesuaikan dengan kondisi setempat.

Misalkan begini : Di daerah barat, ketika kita ingin berterima kasih, tidak mungkin kan kita bilang terima kasih. Pasti kita bilang thank you. karena orang yang mendengar tidak mengerti apa itu thank you.
Dan begitu juga hasilnya kalau kita sebagai buddhist mengucapkan anumodana pada orang muslim / kr****n ? ^-^
Kalau untuk sesama Buddhist, bila dirasa enjoy ya sah2 saja.
tetapi bukanlah suatu keharusan
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148