Metode Paauk Sayadaw adalah metode meditasi yg menggunakan efek gema jhana sebagai landasan bervipasana.
Secara singkat Beliau mengajarkan orang untuk mencapai Jhana 1-8 dengan metode awal yaitu anapanasati.
Lalu mengajarkan kita vipasanna.
Jhana:
Jhana adalah konsentrasi yg terserap. Bagaimana cara mencapainya? Bagi mereka yg menggunakan objek anapanasati untuk mencapai Jhana, ia harus senantiasa memegang sila dengan teguh, karena tanpa sila yg baik seseorang akan sulit mencapi jhana. Dan hal yg terpenting harus yakin terhadap guru yg mengajarkan kita.
Anapanasati adalah metode dengan memperhatikan keluar masuk nafas, nafas harus alami tidak boleh diatur ataupun dibuat2. Tugas UTAMA dan yang terpenting adalah HANYA mengamati keluar masuk nafas. Dalam perjalanan pasti muncul banyak sensasi2 seperti tubuh merasa ringan, ada seperti aliran listrik bahkan penglihatan2. Hendaknya ini semua diabaikan Hanya mengamati keluar masuk nafas.
Saat mengamati nafas adakalanya pemeditator merasa nafas semakin halus atau bahkan merasa berhenti, dalam hal ini hendaknya tidak panik dan tidak mencari-cari nafas tetap relaks sadari apa yg terjadi biarkan nafas muncul dengan sendirinya lagi. Adakalanya ada yg merasakan sesak nafas, ini dikarenakan paru2 perlu beradaptasi karena oksigen yg diperlukan begitu sedikit ketika bermeditasi.Saat berlatih anapanasati maka adakalanya kita melihat warna kuning, putih , orange, atau seperti awan dsb dan sifatnya hanya sementara saja dan tidak jelas. Dalam hal ini hendaknya pemeditator tetap memperhatikan keluar masuk nafas. Hal tersebut disebut nimitta atau lebih tepatnya Ugaha nimitta. Suatu nimita yg belum mantap.
Ketika perhatian terhadap nafas sudah mantap maka akan muncul nimitta cahaya (walaupun tidak semua orang muncul nimitta ini tapi pada umumnya demikian). Dan nimitta ini akan terlihat jelas dan tidak tergoyahkan. Nimitta ini disebut patibagha nimitta. Ketika nimitta ini muncul janganlah langsung terburu-buru mengalihkan objek dari keluar masuk nafas ke nimitta tersebut, harus tetap pada keluar masuk nafas. Setelah beberapa saat nimitta akan semakin jernih dan bercahaya terang sekali, dan kemudian menjadi seperti kristal. Perhatian masih tetap pada keluar masuk nafas. Pada saat nimitta mendekat ke ujung hidung (bahkan sebagaian meditator merasakan ia akan masuk atau terserap ke dalam objek). Meditator harus tetap seimbang. Setelah sekitar 15 menit lebih nimitta menetap di ujung hidung maka alihkan perhatian dari keluar masuk nafas ke nimita cahaya tersebut maka Tidak lama kemudian meditator akan masuk kedalam jhana. Dan biasanya bisa 2 jam lebih.
Bagaimana setelah kemunculan patibagha nimitta kita masuk ke dalam jhana? Ketika nimitta sudah di ujung hidung dengan jelas, perhatikan di sekitar tengah nimitta cahaya ada yg paling bercahaya,terang dan briliant nah fokuslah disana. Maka Anda akan masuk ke dalam jhana 1.
Setelah meditator mencapai jhana -1 janganlah terburu ingin mencapai jhana diatasnya sebelum melatih kemahiran keluar masuk jhana tersebut. Jadi ketika keluar dari jhana 1, janganlah langsung menyelesaikan meditasi tetapi saat baru keluar dari jhana -1 maka arahkan perhatian ke HADAYAVATHU(disekitar jantung dimana kesadaran ada, atau biasa disebut mind-door/pintu pikiran). Nah disini meditator hendaknya meninjau ulang pengalaman jhana tersebut dan memeriksa kelima faktor jhana-1 yaitu vitaka,vicara,piti, sukha dan ekagata. Demikian cara ini dilatih berulang-ulang maka kelima faktor jhana 1 akan semakin halus dan meditator menjadi mahir keluar masuk jhana-1, dan setelah itu boleh melatih ke jhana-2 dst.
Mereka yg telah mencapai Jhana, janganlah berpikir akan selalu ada karena mereka yg tidak melatih dengan tekun maka jhana pun bisa hilang dan harus mengulang dalam waktu yg cukup lama. Oleh karena itu meditator hendaknya menjaganya seperti gelas yg gampang pecah yaitu harus melatih dengan tekun dan sila yg baik.
Bagaimana Jhana membantu vipasana?
Jadi dalam bervipasana memang dilakukan saat mencapai upacara samadhi. Tetapi upacara samadhi setelah mencapai jhana dan tanpa jhana adalah berbeda kualitasnya.
Jadi ketika seseorang telah mencapai jhana dan keluar dari jhana (moment setelah keluar dari jhana inilah disebut upacara samadhi setelah jhana) maka arahkan perhatian ke HADAYAVATHU disinilah kita melakukan pengamatan terhadap 4 objek vipasana (kayanupasana, vidananupasana, cittanupasana, dan dhammanupasana). Dan menurut Paauk Sayadaw dengan melalui jhana ketika kita mengamati jasmani misalnya mata, kita dapat melihat rupa kalapa-rupa kalapa. Jadi ibarat dengan bantuan kesadaran setelah jhana kita melihat objek dengan menggunakan mikroskop. Jadi sesungguhnya dalam jhana meditator tidak bisa melakukan vipasana. Hanya kekuatan atau efek setelah jhanalah yg membantu kita.
Mengapa diperlukan jhana?
Karena nanti saat melakukan vipasana khususnya dalam mengamati NAMA(batin) akan sangat membantu sekali. Jika tidak akan mengalami kesulitan ketika jika hanya mengandalkan upacara samadhi saja atau khanika samadhi. Dan yg paling penting adalah ketika akan melihat kehidupan masa lampau kita yg berkaitan dengan paticasamupada.
NB: Perlu diingat melihat kehidupan lampau dalam vipasanna bukan hanya melihat dulu kita menjadi apa..tetapi juga melihat prosesnya dari satu kelahiran itu meninggal lalu ada kesadaran penerus lalu masuk rahim dengan melihat prosesnya lalu menjadi kelahiran berikutnya karena sebab sebelumnya dst. Jadi disini tidak melihat kelahiran lampau seperti past regresion. Disini meditator dapat dengan jelas melihat avijja penyebab utama dengan jelas. Disini pula kita baru tau seberapa benar apa yg menurut Abhidhamma bukan menurut asumsi pribadi.
Untuk lebih jelas bisa lihat di
www.paauk.orgMettacitena,
Smoga bermanfaat