//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"  (Read 196491 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #45 on: 06 December 2012, 06:51:42 AM »
Pertama, defnisi kosong yang sering salah diinterpretasi menjadi: tidak ada. Ini adalah pemahaman yang salah.
Kosong merupakan sebuah fenomena negatif (terselubung) yang didapati/diperoleh setelah mengamati semua fenomena keber-ADA-an (termasuk rupa, segala faktor mental, serta hukum-hukum niyama yang ada, termasuk Kebuddhaan dan Nirwana itu sendiri). Pada dasarnya, segala sesuatu yang 'ada' (dapat diamati oleh batin, bahkan termasuk batin itu sendiri) ada/muncul/tercipta karena ditunjang faktor-faktor (Paticcassamuppada), dan karena semua yang 'ada' ditunjang oleh 'yang lain' (sebab-sebab), berarti 'aku' yang ada pun juga ditunjang oleh 'yang lain' (sebab-sebab). Maka ini menjelaskan (dengan sangat terperinci, akurat, detil sekali) darimana saya berasal. "Saya" dalam hal ini adalah batin tanpa kilesa (LDM), yaitu yang mengamati fenomena (keberadaan).

Jadi anatta berlaku relevan untuk 2 hal:
1. Bahwa semua skhanda yang kita kira/anggap diri (sejati), pada hakikatnya kosong (hanya gabungan/akibat karma sebelumnya).
2. Batin yang menjalani keterbebasan (pencerahan), yang mana sering diperdebatkan apakah ada yang mencapai nirwana, atau tiada (nihil/musnah), kini dapat disimpulkan 'ada', namun keberadaannya ditunjang faktor-faktor (penyebab).

Dan karena itu dikatakan 'kosong', yakni semua saling berkaitan. Jika tidak ada ini, tidak ada itu, jika tidak ada itu, tidak ada yang lain.

Seperti itu. Semoga menjawab. :)

terima kasih bro telah menjawab....

tetapi menjelaskan sesuatu, kita hrs perhatikan siapa pemirsa kita, dimana pengetahuan dan pengalamannya, seberapa besar kosa katanya, dst, dst....

Jelaskanlah dgn hal2 yg telah dia ketahui, jangan terlalu banyak memasukan kosa kata baru/banyak... sehingga pengajaran dan penyampaian tsb dpt efektif.

apakah bro udah nonton youtube yg sy posting, bagaimana tanggapan bro tentang penjelasan bhiku tsb ?

tolong coba ditulis ulang lagi bro....
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #46 on: 06 December 2012, 06:52:49 AM »
Bahasa punya keterbatasan. Dalam hal ini, sebutan "kosong" saja sudah secara otomatis membuat rata-rata orang berpikir bahwa kosong berarti tiada (apa-apa), nihil, melompong, dsb, padahal bukan itu yang dimaksudkan dalam sutra sebagai kosong. Paling baik memang mengamati dan menjalani secara langsung, karena bahasa sering menjadi sandungan dalam mendalami spiritualisme.

sptnya bro Sunya belum memiliki kemampuan utk menjelaskan/mengajar....

kalau sy boleh usul,... judul yg dpt bro kembangkan spt :

Apa arti dari Khong/Chan/Kosong dlm Buddhism Mahayana, dan bagaimana mendapatkan manfaatnya bagi orang awam.
« Last Edit: 06 December 2012, 06:55:50 AM by cumi polos »
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #47 on: 06 December 2012, 07:00:44 AM »
jadi anda 'mengetahui' bukan dari Tripitaka ( Pali, Sankrit )
boleh tahu dari mana ?

yang pasti manusia awam susah cukupnya
ndak tahu kalau anda memang sudah cukup atau cukup sudahlah

betul

sebab apa ?

emang tidak ada jaminan buku/kitab bisa memberikan pencerahan.

tapi dikitab ada tertulis sutta, bahwa Buddha Gotama meyakinkan kepada siswa2-inya, bila serius mempraktekkan Dhamma Vinaya bisa membebaskan penderitaan,
ternyata murid2 sang Buddha banyak yang berhasil, bagaimana pula itu !

Bila menurut Anda belajar dari sutta sudah cukup, maka cukuplah (saya tidak mau mengganggu keyakinan Anda).

Saya tahu dari pengalaman saya sendiri. Salam.

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #48 on: 06 December 2012, 07:15:04 AM »
terima kasih bro telah menjawab....

tetapi menjelaskan sesuatu, kita hrs perhatikan siapa pemirsa kita, dimana pengetahuan dan pengalamannya, seberapa besar kosa katanya, dst, dst....

Jelaskanlah dgn hal2 yg telah dia ketahui, jangan terlalu banyak memasukan kosa kata baru/banyak... sehingga pengajaran dan penyampaian tsb dpt efektif.

apakah bro udah nonton youtube yg sy posting, bagaimana tanggapan bro tentang penjelasan bhiku tsb ?

tolong coba ditulis ulang lagi bro....

Ijinkan saya memberi tanggapan:

1. Pemahaman pemirsa itu bervariasi, sesuai tingkat pembelajaran masing-masing.
2. Kosa kata yang dikuasai juga relatif, tergantung pergaulan, tingkat pendidikan, wawasan, dsb.
3. Segmen yang saya targetkan sudah jelas, saya tulis di postingan satu: Disarankan bagi yang mengikuti topik ini untuk menjalankan meditasi (sebagai penunjang). Jadi saya tidak mungkin membidik segmentasi terlalu luas, karena akan ada komentar: "Terlalu susah dipahami", "Bahasa terlalu ndeso (karena berusaha simpel)", "Kurang detil/terperinci", "Terlalu panjang/pendek", dsb.
4. Diskusi dhamma dapat berupa:
a. Jawaban langsung.
b. Diberi pertanyaan balik.
c. Tidak dijawab.

Itu saya, tapi setiap makhluk punya kecenderungan masing-masing. Silakan ajukan apa yang Anda butuhkan dari saya, jika saya bisa membantu pasti saya jawab. Terima kasih. Semoga berbahagia.  :)

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #49 on: 06 December 2012, 07:22:04 AM »
sptnya bro Sunya belum memiliki kemampuan utk menjelaskan/mengajar....

kalau sy boleh usul,... judul yg dpt bro kembangkan spt :

Apa arti dari Khong/Chan/Kosong dlm Buddhism Mahayana, dan bagaimana mendapatkan manfaatnya bagi orang awam.

Bisakah Anda menjelaskan rasa manis pada orang yang belum pernah mencicipi rasa manis?

Bahasa adalah sarana (alat/tool), tidak mungkin seseorang memahami sepenuhnya hanya dari bahasa. Saran saya tetap sama; jalani meditasi (samadhi), be a good person (praktekkan sila/moralitas), kembangkan kebijaksanaan (panna) lewat belajar/diskusi dan perenungan. Semoga membawa manfaat. Salam dharma. :)

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #50 on: 06 December 2012, 07:36:39 AM »
Ijinkan saya memberi tanggapan:

1. Pemahaman pemirsa itu bervariasi, sesuai tingkat pembelajaran masing-masing.
2. Kosa kata yang dikuasai juga relatif, tergantung pergaulan, tingkat pendidikan, wawasan, dsb.
3. Segmen yang saya targetkan sudah jelas, saya tulis di postingan satu: Disarankan bagi yang mengikuti topik ini untuk menjalankan meditasi (sebagai penunjang). Jadi saya tidak mungkin membidik segmentasi terlalu luas, karena akan ada komentar: "Terlalu susah dipahami", "Bahasa terlalu ndeso (karena berusaha simpel)", "Kurang detil/terperinci", "Terlalu panjang/pendek", dsb.
4. Diskusi dhamma dapat berupa:
a. Jawaban langsung.
b. Diberi pertanyaan balik.
c. Tidak dijawab.

Itu saya, tapi setiap makhluk punya kecenderungan masing-masing. Silakan ajukan apa yang Anda butuhkan dari saya, jika saya bisa membantu pasti saya jawab. Terima kasih. Semoga berbahagia.  :)

di youtube bhiku membahas juga "kosong"... bagaimana tanggapan bro tentang penjelasan dia ? nahhhh

kecenderungan sy adalah sedapat mungkin, singkat, jelas, padat dan mudah dimengerti.... tapi itulah yg SULIT DILAKUKAN...

utk soal manis, mudah aja... kumpulkan pemirsa... dan kita pesta TEBU aja...
sulit ? ohhh tidak !

Bila menurut Anda belajar dari sutta sudah cukup, maka cukuplah (saya tidak mau mengganggu keyakinan Anda).

Saya tahu dari pengalaman saya sendiri. Salam.
Tapi sewaktu diminta utk menceritakan pengalaman bro dlm meditasi gimana bisa mengerti tentang "kosong", bro menghindar ? jadi bolehkah share pengalaman bro disini tentang "kosong" ?
 ;D
« Last Edit: 06 December 2012, 07:44:15 AM by cumi polos »
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #51 on: 06 December 2012, 08:52:52 AM »
Sunyata
 
Yamaoka   Tesshu,   sebagai   seorang   pelajar   muda  Zen, mengunjungi satu per satu guru. Ia  mendatangi  Dokuon  dari Shokoku.
 
Dengan   maksud   menunjukkan   pencapaiannya,  ia  berkata, "Pikiran, Buddha, dan makhluk berindera, semuanya tidak ada. Sifat  sebenarnya dari semua fenomena ialah kehampaan. Tidak ada penyadaran, tiada khayalan,  tiada  orang  bijak,  tiada
orang   awam.   Tidak  ada  pemberian  dan  tidak  ada  yang diterima."
 
Dokuon, yang  secara  diam-diam  merokok,  tidak  mengatakan apa-apa.  Tiba-tiba,  ia  memukul  Yamaoka dengan pipa rokok bambunya. Ini membuat pemuda itu cukup marah.
 
"Jika  tidak  ada  apa-apa,"  jelas  Dokuon,  "Dari  manakah kemarahan ini bersumber?"
 
---------------------
Daging ZEN Tulang ZEN,Bunga Rampai Karya Tulis Pra-Zen dan Zen



Saya hanya mengutip cerita Zen sebagai contoh mengenai kosong dan bagaimana pandangan dari Bro Sunya atas pencapaian oleh dua orang diatas yakni Yamaoka   Tesshu dan Dokuon untuk menjelaskan mengenai kosong = isi dan isi = kosong.

 _/\_


Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #52 on: 07 December 2012, 03:51:44 AM »
di youtube bhiku membahas juga "kosong"... bagaimana tanggapan bro tentang penjelasan dia ? nahhhh

kecenderungan sy adalah sedapat mungkin, singkat, jelas, padat dan mudah dimengerti.... tapi itulah yg SULIT DILAKUKAN...

utk soal manis, mudah aja... kumpulkan pemirsa... dan kita pesta TEBU aja...
sulit ? ohhh tidak !
Tapi sewaktu diminta utk menceritakan pengalaman bro dlm meditasi gimana bisa mengerti tentang "kosong", bro menghindar ? jadi bolehkah share pengalaman bro disini tentang "kosong" ?
 ;D

Saya enggan mengomentari pencapaian seseorang.

Untuk pembanding (rekomendasi saya), mungkin bisa coba simak ini:


Para Bodhisattva perlu berkalpa-kalpa untuk mengumpulkan parami, demi merealisasi ke-Buddha-an (yang akhirnya mengerti apa konsep kekosongan/sunyata). Anda berharap hanya dengan membaca beberapa tulisan di forum, Anda akan paham konsep sunyata? :)

Jika untuk memahami (sunyata) semudah membawa Anda pesta tebu, sudah saya lakukan (dengan menunjukkan obyeknya kalau perlu, "Ini lho sunyata"). Bila logika Anda baik, coba simak kata-kata saya sebelumnya, "Bisakah Anda menjelaskan rasa manis pada orang yang belum pernah mencicipi rasa manis?"

Tapi saya coba memenuhi keinginan dan mungkin harapan Anda (mengerti konsep sunyata hanya dari membaca/intelektual).

Sunyata itu maknanya, semua yang Anda rasakan saat ini (diri Anda, lingkungan Anda, dan semua fenomena keberadaan tanpa kecuali), ditunjang/didukung oleh faktor lain (karma/perbuatan Anda sebelumnya). Jadi Anda (keberadaan Anda, keberadaaan "I" / "Aku") tidak relevan (disebut Anatta), dan keberadaan semua hal (tanpa kecuali) di dunia Anda juga tidak relevan dan delusif (bersifat "khayal/maya", karena diciptakan/didukung oleh karma Anda sendiri).

Contoh paling mudah (nyata): "Adakah guru yang paling galak bagi Anda?"

Nah, mari kita mulai bahasan ini (bila Anda bisa mengikuti).

Salam dharma.  _/\_

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #53 on: 07 December 2012, 04:20:50 AM »
Sunyata
 
Yamaoka   Tesshu,   sebagai   seorang   pelajar   muda  Zen, mengunjungi satu per satu guru. Ia  mendatangi  Dokuon  dari Shokoku.
 
Dengan   maksud   menunjukkan   pencapaiannya,  ia  berkata, "Pikiran, Buddha, dan makhluk berindera, semuanya tidak ada. Sifat  sebenarnya dari semua fenomena ialah kehampaan. Tidak ada penyadaran, tiada khayalan,  tiada  orang  bijak,  tiada
orang   awam.   Tidak  ada  pemberian  dan  tidak  ada  yang diterima."
 
Dokuon, yang  secara  diam-diam  merokok,  tidak  mengatakan apa-apa.  Tiba-tiba,  ia  memukul  Yamaoka dengan pipa rokok bambunya. Ini membuat pemuda itu cukup marah.
 
"Jika  tidak  ada  apa-apa,"  jelas  Dokuon,  "Dari  manakah kemarahan ini bersumber?"
 
---------------------
Daging ZEN Tulang ZEN,Bunga Rampai Karya Tulis Pra-Zen dan Zen



Saya hanya mengutip cerita Zen sebagai contoh mengenai kosong dan bagaimana pandangan dari Bro Sunya atas pencapaian oleh dua orang diatas yakni Yamaoka   Tesshu dan Dokuon untuk menjelaskan mengenai kosong = isi dan isi = kosong.

 _/\_

Cerita serupa (entah khayal atau nyata) pernah saya baca di komik Zen.

Zen sendiri memang konsepnya "Pencerahan Seketika" (dalam arti; menyampaikan sesuatu secara singkat, namun bermakna). Karena itu biasanya kisah seperti di atas tidak disertai penjelasan lanjutan (tentang makna kisah/ilustrasi) karena diharapkan substansi cerita didapat dari hasil merenungi sendiri.

Komentar saya terhadap peristiwa di atas:

Benar bahwa konsep Sunyata seperti yang disampaikan Yamaoka Tesshu.

Dan benar juga kenapa dia marah ketika dipukul dengan pipa rokok.

Kenapa dikatakan demikian, karena memang marahnya itu muncul karena aksi (dipukul pipa rokok), bukan muncul dengan sendiri (spontan dan independen).

Jadi, relevan dengan konsep yang dia sampaikan sebelumnya, bahwa segala sesuatu tiada. Tiada tapi ada karena manusia yang mempunyai persepsi. Demikian juga dengan marah (reaksi) dia, sebenarnya tiada namun Dokuon (dan manusia lain) yang mempersepsikan itu sebagai marah.

Ada subyek pasti ada obyek.
Tak ada yang mengamati, adakah alam semesta ini?

Pernah berpikir atau merenung, benarkah alam semesta ini tanpa batas (infinity)?
Dan (yang terpenting) kenapa alam semesta ini tanpa batas?

Itu, kaitannya dengan konsep subyektivitas (relativitas) dan konsep sunyata itu sendiri.

Baik, nanti dilanjutkan kalau tertarik.

Salam.  _/\_

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #54 on: 07 December 2012, 05:01:34 AM »
sambil menunggu cerita pengalaman peribadi bro Sunya dalam hal mencicipin sunyata (tebu),...

tentu banyak hal yg bisa diceritain spt menanam tebu,... akhir diperas dan terasa manis (sunyata)...

saya tunggu ya... ;D
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #55 on: 07 December 2012, 09:08:57 AM »

Jadi, relevan dengan konsep yang dia sampaikan sebelumnya, bahwa segala sesuatu tiada. Tiada tapi ada karena manusia yang mempunyai persepsi. Demikian juga dengan marah (reaksi) dia, sebenarnya tiada namun Dokuon (dan manusia lain) yang mempersepsikan itu sebagai marah.



Jika di lihat alur cerita, Yamaoka Tesshu membanggakan pencapaiannya dalam hal “sunyata”, kemudian mendapat cobaan dari Dokuon dengan pipa rokok, sehingga timbul kemarahan ( reaksi muncul ), kemudian Dokuon dengan sindiran  "Dari  manakah kemarahan ini bersumber?"

Apakah jawaban bro ingin menjelaskan marah = tidak marah hanya karena persepsi ?

Sehingga isi = kosong dan kosong = isi hanya karena persepsi ?

Benarkah demikian ?

 _/\_

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #56 on: 07 December 2012, 01:49:54 PM »
Cerita serupa (entah khayal atau nyata) pernah saya baca di komik Zen.

Zen sendiri memang konsepnya "Pencerahan Seketika" (dalam arti; menyampaikan sesuatu secara singkat, namun bermakna). Karena itu biasanya kisah seperti di atas tidak disertai penjelasan lanjutan (tentang makna kisah/ilustrasi) karena diharapkan substansi cerita didapat dari hasil merenungi sendiri.

Komentar saya terhadap peristiwa di atas:

Benar bahwa konsep Sunyata seperti yang disampaikan Yamaoka Tesshu.

Dan benar juga kenapa dia marah ketika dipukul dengan pipa rokok.

Kenapa dikatakan demikian, karena memang marahnya itu muncul karena aksi (dipukul pipa rokok), bukan muncul dengan sendiri (spontan dan independen).

Jadi, relevan dengan konsep yang dia sampaikan sebelumnya, bahwa segala sesuatu tiada. Tiada tapi ada karena manusia yang mempunyai persepsi. Demikian juga dengan marah (reaksi) dia, sebenarnya tiada namun Dokuon (dan manusia lain) yang mempersepsikan itu sebagai marah.

Ada subyek pasti ada obyek.
Tak ada yang mengamati, adakah alam semesta ini?

Pernah berpikir atau merenung, benarkah alam semesta ini tanpa batas (infinity)?
Dan (yang terpenting) kenapa alam semesta ini tanpa batas?

Itu, kaitannya dengan konsep subyektivitas (relativitas) dan konsep sunyata itu sendiri.

Baik, nanti dilanjutkan kalau tertarik.

Salam.  _/\_

Saya setuju dengan anda bahwa sang Murid benar. Yang jadi masalah adalah, si murid terikat dengan pandangannya, sehingga menjadi salah, yaitu terikat dan bahkan besar kepala sehingga ingin dipamerkan kepada gurunya. Pengetahuan tentang hal di atas tidak serta merta menjadikan orang menjadi suci, orang menjadi suci apabila dapat menjaga kesadarannya setiap saat. Pada saat si murid ingin pamer, tidak ada pengendalian di sana dan plaa...kkk. ;D
yaa... gitu deh

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #57 on: 07 December 2012, 07:50:55 PM »
Quote
Baik, nanti dilanjutkan kalau tertarik.
lebih tertarik lagi gimana bro menemukan sunyata... gimana perjalanan pengalaman tsb ?
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #58 on: 08 December 2012, 06:37:24 AM »
sambil menunggu cerita pengalaman peribadi bro Sunya dalam hal mencicipin sunyata (tebu),...

tentu banyak hal yg bisa diceritain spt menanam tebu,... akhir diperas dan terasa manis (sunyata)...

saya tunggu ya... ;D

Kita belajar lewat tanya jawab. Coba ini: "Adakah guru yang paling galak bagi Anda?"
Alternatif lain: "Siapa orang paling baik dalam kehidupan Anda?"

Lewat pertanyaan, dari sini kita kembangkan menuju kepada pemahaman sunyata/kosong, seperti yang Anda minta.

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #59 on: 08 December 2012, 06:47:22 AM »
Kita belajar lewat tanya jawab. Coba ini: "Adakah guru yang paling galak bagi Anda?"
Alternatif lain: "Siapa orang paling baik dalam kehidupan Anda?"

Lewat pertanyaan, dari sini kita kembangkan menuju kepada pemahaman sunyata/kosong, seperti yang Anda minta.

"Adakah guru yang paling galak bagi Anda?"
tidak ada masalah guru galak atau tidak, yg penting apakah dia memiliki kemampuan tentang bidang yg diajarkan dan seberapa baik penyampainannya. secara pribadi, galak/jorok/emosian/gila guru sama sekali tidak berpengaruh pada saya...

apalagi kalau guru punya jurus BELUT, ya kita harus tabah dan sabar utk menangkapnya...


"Siapa orang paling baik dalam kehidupan Anda?"
sptnya ortu, adakah jawaban lain ?


Kita belajar lewat tanya jawab.
sy bertanya. bagaimana pengalaman pribadi bro sunyata mencapai SUNYA ?
« Last Edit: 08 December 2012, 06:49:29 AM by cumi polos »
merryXmas n happyNewYYYY 2018