Jadi kalau boleh gw menyimpulkan, pemakaian antibiotik mengikuti 'trend' obat, berubah seiring dengan ditemukannya yang baru dan yang lama tidak dipakai lagi karena diasumsikan ada bakteri yang sudah kebal dengan antibiotik yang lama.
Antibiotik '80-an digantikan 90'an, 90'an digantikan 2000'an, 2000'an digantikan 2010'an. Begitu kira2 kalau diandaikan bahwa 'update' obatnya 10 tahun sekali ditemukan yang baru.
Mirip2 kayak di komputer itu upgrade O/S, dari Win98 ke XP, XP ke Vista, Vista ke Win7, Win7 ke Win8, dst.
Atau antivirus ver.1 ke ver.2, ver.2 ker ver.3, dst.
bisa dikatakan demikian, cuma ada perbedaan juga..
kadang kala antibiotik lama itu masih bisa digunakan juga (walau jarang ya)
contoh misal bakteri strain th 90 an resistensi terhadap antibiotik tetrasiklin.. terus karena dokter jarang resepin tetrasiklin lagi.. jadinya si bakteri melahirkan strain2 baru yang resistensinya terhadap antibiotik X misalnya, dan ada kejadian di mana bakteri ini kembali mempan ketika dicobain dengan tetrasiklin..
ini kadang yang cukup unik..
Dan update obat itu memang penting, soalnya bakteri itu juga "pinter", ibarat manusia lah.. udah tahu pisau bisa menusuk dan membunuh.. nah si bakteri ini juga tahu bahwa penicilin itu berbahaya dengan beta laktam.. makanya bakteri bisa belajar dari kejadian dulu dan "melahirkan" strain2(baca: anak2nya) yang udah dilengkapi dengan cara "membrantas" si penicilin ini..
makanya manusia dalam hal ini, bagian praktisi kimia medicinal terus mengembangkan obat2 baru yang mirip dengan obat leluhurnya.. misal penicilin bisa dirusak, makanya diciptakanlah turunan yang mirip penicilin tapi gak gampang rusak seperti amoxicilin dll..
begitulah kira2 ceritanya..