Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Buddhisme Awal, Sekte dan Tradisi => Theravada => Topic started by: albert on 27 November 2009, 11:06:59 PM

Title: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: albert on 27 November 2009, 11:06:59 PM
Newbie in Budhism menanyakan arti dari sutta di MN bunyinya sbb : ,......Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas dan menyadari seluruh tubuh dia mengeluarkan nafas,.....
Apa yang dimaksud dengan menyadari seluruh tubuh ? Tolong pencerahan dari saudara2ku.
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Lex Chan on 27 November 2009, 11:27:32 PM
maksudnya: menarik dan mengeluarkan nafas dengan penuh perhatian pada sensasi yang terjadi pada seluruh tubuh. misalnya perut kembang - kempis, dan bagian tubuh bergerak pada saat itu..
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Indra on 27 November 2009, 11:32:53 PM
Tubuh di sini maksudnya adalah tubuh nafas: jadi menyadari seluruh nafas masuk/keluar, awal-pertengahan-akhir.
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Adhitthana on 27 November 2009, 11:46:21 PM
^
^
jadi maksudnya kata Tubuh disini bukan Badan jasmani ....

dilihat dari kalimat keseluruhannya sutta ini menujuk pada Meditasi Anapannasati ( keluar-masuk nafas)

Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: albert on 28 November 2009, 12:44:28 AM
Sudah ada 2 pendapat yang saya lihat.Apa ada lagi saudara2ku yang punya penjelasan lain ?
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Peacemind on 28 November 2009, 01:19:44 AM
Newbie in Budhism menanyakan arti dari sutta di MN bunyinya sbb : ,......Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas dan menyadari seluruh tubuh dia mengeluarkan nafas,.....
Apa yang dimaksud dengan menyadari seluruh tubuh ? Tolong pencerahan dari saudara2ku.


Dalam Ānāpānassati sutta, kalimat yang dimaksud adalah:

"Sabbakāyappaṭisaṃvedī  assasissāmī’ti  sikkhati;  ‘sabbakāyappaṭisaṃvedī passasissāmī’ti    sikkhati" - Ia melatih, 'Sambil mengalami seluruh tubuh, saya menarik nafas; Ia melatih, 'Sambil mengalami seluruh tubuh, saya menghembuskan nafas".

Dalam kitab2 komentar, seperti yang beberapa saudara di atas katakan, mengalami seluruh tubuh (Sabbakāyappaṭisaṃvedī) artinya adalah mengalami / menyadari seluruh nafas yakni awal, pertengahan dan akhir. Visuddhi menjelaskan demikian:

"Sabbakāyapaṭisaṃvedī assasissāmi…pe… passasissāmīti sikkhatīti sakalassa assāsakāyassa ādimajjhapariyosānaṃ viditaṃ karonto pākaṭaṃ karonto assasissāmīti sikkhati. Sakalassa passāsakāyassa ādimajjhapariyosānaṃ viditaṃ karonto pākaṭaṃ karonto passasissāmīti sikkhati".

Yang bisa diterjemahkan sebagai berikut:

"(Pernyataan) ia melatih, 'Sambil mengalami seluruh tubuh, saya menarik nafas....saya mengeluarkan nafas' mempunyai makna, 'ia melatih, 'Membuat seluruh tarikan nafas tampak jelas dan manifest di awal, pertengahan dan akhir, saya menarik nafas; 'Membuat seluruh hembusan nafas tampak jelas dan manifest di awal, pertengahan dan akhir, saya menghembuskan nafas".

Semoga bermanfaat. Be happy.
 
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 28 November 2009, 01:20:50 AM
‘sabbakāyapaṭisaṃvedī assasissāmī’ti sikkhati, ‘sabbakāyapaṭisaṃvedī passasissāmī’ti sikkhati

sabba = seluruh, semua
kāya = tubuh
paṭisaṃvedī = merasakan

assasissāmī = menarik nafas
passasissāmī = mengeluarkan nafas
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 28 November 2009, 01:21:40 AM
beuh, baru cari di kamus dan cscd, udah keduluan :P
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 28 November 2009, 01:25:38 AM
Tambahin ah, dari Ānāpāna Dīpanī

Third Stage: While exhaling he trains himself to perceive the entire out-
breath;   its beginning,  middle,  and end.  While  inhaling he  trains  himself   to
perceive the whole in-breath; its beginning, middle, and end.

In the third stage the meditator must try to perceive the entire out and in-
breath — the beginning, middle, and end.

In the third stage, when the perception of the long and short out and in-
breaths   has   been  mastered,   every   breath   occuring   in   the   body  must   be
perceived in its entirety, right from its starting point within the body, through
its middle, to the point where it ends within the body; the extremeties of the
breaths (start or end as the case may be) being at the tip of the nose and at the
navel.
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Sumedho on 28 November 2009, 06:59:58 AM
 [at] indra: dibuku MN yg bhikkhu bodhi diterjemahkannya kek apa sih?

interpretasi lain, bhikkhu thanissaro,

Quote
"[1] Breathing in long, he discerns, 'I am breathing in long'; or breathing out long, he discerns, 'I am breathing out long.' [2] Or breathing in short, he discerns, 'I am breathing in short'; or breathing out short, he discerns, 'I am breathing out short.' [3] He trains himself, 'I will breathe in sensitive to the entire body.'2 He trains himself, 'I will breathe out sensitive to the entire body.' [4] He trains himself, 'I will breathe in calming bodily fabrication.'3 He trains himself, 'I will breathe out calming bodily fabrication.'
sensitif pada seluruh tubuh. kekna

 [at] peacemind: samanera, kalau kita lihat satu paragraf itu gimana samanera versi palinya?
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Indra on 28 November 2009, 07:37:59 AM
MN? meneketehe ... gue belum menjamah MN
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Sumedho on 28 November 2009, 07:56:26 AM
kan bukunya ada dirumah engkau wahai batara indra yg english
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Indra on 28 November 2009, 07:59:44 AM
memang ada, demikian pula engkau wahai Tuhan, PDF
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 28 November 2009, 08:43:36 AM
Kalau seluruh Sutta Pitaka ada merk Girimangala dan Dhammacitta kayaknya bagus yak.
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Indra on 28 November 2009, 08:48:55 AM
^ padahal rencananya bukan Sutta Pitaka tok but whole Tipitaka, tapi apa boleh buat, dah keburu impoten

Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Peacemind on 28 November 2009, 08:50:57 AM
[at] indra: dibuku MN yg bhikkhu bodhi diterjemahkannya kek apa sih?

interpretasi lain, bhikkhu thanissaro,

Quote
"[1] Breathing in long, he discerns, 'I am breathing in long'; or breathing out long, he discerns, 'I am breathing out long.' [2] Or breathing in short, he discerns, 'I am breathing in short'; or breathing out short, he discerns, 'I am breathing out short.' [3] He trains himself, 'I will breathe in sensitive to the entire body.'2 He trains himself, 'I will breathe out sensitive to the entire body.' [4] He trains himself, 'I will breathe in calming bodily fabrication.'3 He trains himself, 'I will breathe out calming bodily fabrication.'
sensitif pada seluruh tubuh. kekna

 [at] peacemind: samanera, kalau kita lihat satu paragraf itu gimana samanera versi palinya?

‘‘Dīghaṃ vā assasanto ‘dīghaṃ assasāmī’ti pajānāti, dīghaṃ vā passasanto ‘dīghaṃ passasāmī’ti pajānāti; rassaṃ vā assasanto ‘rassaṃ assasāmī’ti pajānāti, rassaṃ vā passasanto ‘rassaṃ passasāmī’ti pajānāti; ‘sabbakāyapaṭisaṃvedī assasissāmī’ti sikkhati, ‘sabbakāyapaṭisaṃvedī passasissāmī’ti sikkhati; ‘passambhayaṃ kāyasaṅkhāraṃ assasissāmī’ti sikkhati, ‘passambhayaṃ kāyasaṅkhāraṃ passasissāmī’ti sikkhati.

Di paragraph ini, beliau menerjemahkan kalimat 'sabbakāyapaṭisaṃvedi assasissāmī'ti sikkhati' sebagai, 'He trains himself, 'I will breathe in sensitive to the entire body.' Di sini kata 'paṭīsaṃvedi' diterjemahkan sebagai 'sensitive'. Sementara itu, beberapa penerjemah lain menerjemahkan kata ini sebagai 'mengalami'. Mari kita lihat arti sesungguhnya kata ini.

Paṭisaṃvedi adalah kata sifat dari kata kerja 'paṭisaṃvedeti'. Paṭisaṃvedeti berasal dari dua awalan yakni paṭi dan saṃ dan kata vedeti. Awalan paṭi biasanya bermakna 'back'. Sebagai contoh, aneti berarti bring / membawa, sedangkan paṭīaneti adalh bring back. Awalan saṃ memberikan penekanan pada kata yang bersangkutan. Terkadang awalan tersebut berarti a completeness. Sebagai contoh sampājānati = saṃ + pājānati. Pājānati = to know, to discern / untuk mengetahui, sampājānati = mengetahui secara komplet. Sementara itu, vedeti sangat jelas berarti 'to feel, to experience, to enjoy / untuk merasakan, untuk mengalami, untuk menikmati. Karena kata vedi berhubungan dengan perasaan, oleh karenanya Bhikkhu Thanissaro menerjemahkan kata paṭisaṃvedī sebagai 'sensitive'. Sementara itu, penerjemah lain menerjemahkan kata ini sebagai 'experiencing', selain mengingat kata ini juga bisa berarti 'experience atau feel', juga dilihat dari kasus yang ada. Secara harfiah, kata ini juga bisa dilihat dari terjemahan dari salah satu kwalitas Dhamma 'paṇḍitavedaṇiyo'. Vedaniyo juga berasal dari akar kata yang sama seperti vedi / vedeti, yakni vid (to know, to feel, to experience). Kata vedaṇiyo = vid + aṇiyo berarti 'should be felt atau should be experienced'. Paṇḍitavedaṇiyo = should be felt / should be experienced by the wise. Secara kasus (case), kata paṭisaṃvedī tampak terlihat pada kalimat, 'So kāye kāyanupassī viharati - contemplating the body as the body, he dwells". Kasus pada kata 'paṭisaṃvedī' sama dengan anupassī yang berarti 'comtemplating / merenungkan'.

Terlepas dari terjemahan2 yang ada, jika kita melihat analisa dari kata paṭīsaṃvedī, terjemahan2 seperti sensitive, mengalami, atau merasakan, sebenarnya tidaklah cukup. Kita pun harus mengingat awalan paṭi dan saṃ yang memberikan arti tersendiri / penekanan arti pada kata ini. Paṭīsaṃvedī bukan sekedar mengalami / merasakan tetapi juga 'mengalami lebih dalam dan komplet'. Dan apabila kita mengingat awalan paṭi yang umumnya berarti 'back", di sini bisa disimpulkan bahwa pengalamaan ini menekankan pada pengalaman di dalam diri kita - experiencing 'back' within oneself ( in this case the entire breath). Namun demikian, disebabkan karena miskinnya koda kata Inggris dan Indonesia, sangat sulit untuk menerjemahkan kata ini secara sempurna..

After all, segalanya terserah anda. Jika anda mengerti kata yang dimaksud terlepas dari terjemahan yang ada, ini sudah cukup.

Be happy.
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Sumedho on 28 November 2009, 09:20:07 AM
 [at] indra: abis pindahan kompie, ilang satu setnya. nanti copy lagi yah.

 [at] peacemind: thanks samanera. saya cuma sedang ingin melihat dari berbagai penerjemah, thanissaro, bodhi dan samanera sih buat melihat dari berbagai sudut.
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: fabian c on 28 November 2009, 09:31:52 AM
Tubuh di sini maksudnya adalah tubuh nafas: jadi menyadari seluruh nafas masuk/keluar, awal-pertengahan-akhir.

Agreed...
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Peacemind on 28 November 2009, 09:48:33 AM

 [at] peacemind: thanks samanera. saya cuma sedang ingin melihat dari berbagai penerjemah, thanissaro, bodhi dan samanera sih buat melihat dari berbagai sudut.

I know... :D
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Jerry on 28 November 2009, 06:31:37 PM
IMO, poinnya tentang apa arti seluruh tubuh itu ada di sini:

[at] indra: dibuku MN yg bhikkhu bodhi diterjemahkannya kek apa sih?

interpretasi lain, bhikkhu thanissaro,

Quote
"[1] Breathing in long, he discerns, 'I am breathing in long'; or breathing out long, he discerns, 'I am breathing out long.' [2] Or breathing in short, he discerns, 'I am breathing in short'; or breathing out short, he discerns, 'I am breathing out short.' [3] He trains himself, 'I will breathe in sensitive to the entire body.'2 He trains himself, 'I will breathe out sensitive to the entire body.' [4] He trains himself, 'I will breathe in calming bodily fabrication.'3 He trains himself, 'I will breathe out calming bodily fabrication.'
sensitif pada seluruh tubuh. kekna

 [at] peacemind: samanera, kalau kita lihat satu paragraf itu gimana samanera versi palinya?

‘‘Dīghaṃ vā assasanto ‘dīghaṃ assasāmī’ti pajānāti, dīghaṃ vā passasanto ‘dīghaṃ passasāmī’ti pajānāti; rassaṃ vā assasanto ‘rassaṃ assasāmī’ti pajānāti, rassaṃ vā passasanto ‘rassaṃ passasāmī’ti pajānāti; sabbakāyapaṭisaṃvedī assasissāmī’ti sikkhati, ‘sabbakāyapaṭisaṃvedī passasissāmī’ti sikkhati; ‘passambhayaṃ kāyasaṅkhāraṃ assasissāmī’ti sikkhati, ‘passambhayaṃ kāyasaṅkhāraṃ passasissāmī’ti sikkhati.

Di paragraph ini, beliau menerjemahkan kalimat 'sabbakāyapaṭisaṃvedi assasissāmī'ti sikkhati' sebagai, 'He trains himself, 'I will breathe in sensitive to the entire body.' Di sini kata 'paṭīsaṃvedi' diterjemahkan sebagai 'sensitive'. Sementara itu, beberapa penerjemah lain menerjemahkan kata ini sebagai 'mengalami'. Mari kita lihat arti sesungguhnya kata ini.

Paṭisaṃvedi adalah kata sifat dari kata kerja 'paṭisaṃvedeti'. Paṭisaṃvedeti berasal dari dua awalan yakni paṭi dan saṃ dan kata vedeti. Awalan paṭi biasanya bermakna 'back'. Sebagai contoh, aneti berarti bring / membawa, sedangkan paṭīaneti adalh bring back. Awalan saṃ memberikan penekanan pada kata yang bersangkutan. Terkadang awalan tersebut berarti a completeness. Sebagai contoh sampājānati = saṃ + pājānati. Pājānati = to know, to discern / untuk mengetahui, sampājānati = mengetahui secara komplet. Sementara itu, vedeti sangat jelas berarti 'to feel, to experience, to enjoy / untuk merasakan, untuk mengalami, untuk menikmati. Karena kata vedi berhubungan dengan perasaan, oleh karenanya Bhikkhu Thanissaro menerjemahkan kata paṭisaṃvedī sebagai 'sensitive'. Sementara itu, penerjemah lain menerjemahkan kata ini sebagai 'experiencing', selain mengingat kata ini juga bisa berarti 'experience atau feel', juga dilihat dari kasus yang ada. Secara harfiah, kata ini juga bisa dilihat dari terjemahan dari salah satu kwalitas Dhamma 'paṇḍitavedaṇiyo'. Vedaniyo juga berasal dari akar kata yang sama seperti vedi / vedeti, yakni vid (to know, to feel, to experience). Kata vedaṇiyo = vid + aṇiyo berarti 'should be felt atau should be experienced'. Paṇḍitavedaṇiyo = should be felt / should be experienced by the wise. Secara kasus (case), kata paṭisaṃvedī tampak terlihat pada kalimat, 'So kāye kāyanupassī viharati - contemplating the body as the body, he dwells". Kasus pada kata 'paṭisaṃvedī' sama dengan anupassī yang berarti 'comtemplating / merenungkan'.

Terlepas dari terjemahan2 yang ada, jika kita melihat analisa dari kata paṭīsaṃvedī, terjemahan2 seperti sensitive, mengalami, atau merasakan, sebenarnya tidaklah cukup. Kita pun harus mengingat awalan paṭi dan saṃ yang memberikan arti tersendiri / penekanan arti pada kata ini. Paṭīsaṃvedī bukan sekedar mengalami / merasakan tetapi juga 'mengalami lebih dalam dan komplet'. Dan apabila kita mengingat awalan paṭi yang umumnya berarti 'back", di sini bisa disimpulkan bahwa pengalamaan ini menekankan pada pengalaman di dalam diri kita - experiencing 'back' within oneself ( in this case the entire breath). Namun demikian, disebabkan karena miskinnya koda kata Inggris dan Indonesia, sangat sulit untuk menerjemahkan kata ini secara sempurna..

After all, segalanya terserah anda. Jika anda mengerti kata yang dimaksud terlepas dari terjemahan yang ada, ini sudah cukup.

Be happy.

IMO, kalo kaya aja maka berarti maksud Sang Buddha adalah tubuh, apalagi sabbakaya berarti seluruh tubuh.. Kalo kayasankhara baru berarti nafas. Meminjam istilah dari Samanera biar kerenan dikit, bagian ini sudah nitatha (eksplisit) dan bukan neyyatha (implisit) jadi tidak perlu ditarik lagi artinya. Awas salah tarik jadi ....
Simple simple ajalah.. Jangan bikin susah.. :D

Mettacittena,
_/\_
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Sumedho on 28 November 2009, 07:18:34 PM
gile, kekna mesti "membalas kebencian dengan kebencian" nih biar bisa cepet canggih kek mbah jerry
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: fabian c on 28 November 2009, 07:46:04 PM
Urun pendapat ya? Menurut saya, konsentrasi yang kuat adalah konsentrasi yang konstan dan tak terputus. Untuk mencegah agar perhatian tak terputus (mencegah pikiran berkelana), maka kita mengikuti nafas dari awal hingga akhir kembali ke awal lagi tanpa terputus, bahkan bila mungkin tak terputus walau sepersejuta detik sekalipun, perhatian menetap selalu pada napas.

Bila kita harus juga memperhatikan tubuh lalu napas dan sebaliknya apakah perhatian itu akan terpusat?  Seingat saya pada waktu meditasi samatha saya dilarang untuk memperhatikan tubuh, bahkan pada waktu makanpun (sebaiknya) perhatian hanya ditujukan ke napas.

Dalam latihan vipassana bhavana (metode Mahasi) juga demikian, kita diinstruksikan untuk memperhatikan kembang-kempis perut "experiencing the whole process".

 _/\_
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: fabian c on 28 November 2009, 07:48:33 PM
gile, kekna mesti "membalas kebencian dengan kebencian" nih biar bisa cepet canggih kek mbah jerry

Makanya suhu nggak canggih-canggih... sebab nggak membalas kebencian dengan kebencian sih...   ;D
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Jerry on 28 November 2009, 07:50:13 PM
 [at] Suhu
:)) Ngga lah.. Cuma belajar utk lebih "jeli" aja koq. Dan guru saya utk itu Samanera. So the credit goes to him. ^:)^

Btw yg di atas itu bukan utk Samanera, tp utk penanya, TS-nya. Cuma kebetulan dr Samanera ada bahasa Palinya, jd sekalian tak quote aja gitu. ;D
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: albert on 28 November 2009, 11:30:24 PM
Terima kasih atas penjelasannya saudara2 ku se Dhamma, semoga semua mahluk berbahagia.
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Jerry on 29 November 2009, 12:10:35 AM
Anumodana utk sharingnya bert. Sering2 yah biar kita para mahluk DC yg kesepian ngga tambah bengong di malming gini.. Dah jomblo, ga ada bahasan rasanya gemana gitu.. hiks :(

Mettacittena,
_/\_
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Indra on 29 November 2009, 12:20:32 AM
Anumodana utk sharingnya bert. Sering2 yah biar kita para mahluk DC yg kesepian ngga tambah bengong di malming gini.. Dah jomblo, ga ada bahasan rasanya gemana gitu.. hiks :(

Mettacittena,
_/\_

maksud loe?
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Adhitthana on 29 November 2009, 12:30:04 AM
Anumodana utk sharingnya bert. Sering2 yah biar kita para mahluk DC yg kesepian ngga tambah bengong di malming gini.. Dah jomblo, ga ada bahasan rasanya gemana gitu.. hiks :(

Mettacittena,
_/\_

maksud loe?
Kita ber-tiga Jomblo  ^-^
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Peacemind on 29 November 2009, 09:54:15 AM
IMO, poinnya tentang apa arti seluruh tubuh itu ada di sini:

[at] indra: dibuku MN yg bhikkhu bodhi diterjemahkannya kek apa sih?

interpretasi lain, bhikkhu thanissaro,

Quote
"[1] Breathing in long, he discerns, 'I am breathing in long'; or breathing out long, he discerns, 'I am breathing out long.' [2] Or breathing in short, he discerns, 'I am breathing in short'; or breathing out short, he discerns, 'I am breathing out short.' [3] He trains himself, 'I will breathe in sensitive to the entire body.'2 He trains himself, 'I will breathe out sensitive to the entire body.' [4] He trains himself, 'I will breathe in calming bodily fabrication.'3 He trains himself, 'I will breathe out calming bodily fabrication.'
sensitif pada seluruh tubuh. kekna

 [at] peacemind: samanera, kalau kita lihat satu paragraf itu gimana samanera versi palinya?

‘‘Dīghaṃ vā assasanto ‘dīghaṃ assasāmī’ti pajānāti, dīghaṃ vā passasanto ‘dīghaṃ passasāmī’ti pajānāti; rassaṃ vā assasanto ‘rassaṃ assasāmī’ti pajānāti, rassaṃ vā passasanto ‘rassaṃ passasāmī’ti pajānāti; sabbakāyapaṭisaṃvedī assasissāmī’ti sikkhati, ‘sabbakāyapaṭisaṃvedī passasissāmī’ti sikkhati; ‘passambhayaṃ kāyasaṅkhāraṃ assasissāmī’ti sikkhati, ‘passambhayaṃ kāyasaṅkhāraṃ passasissāmī’ti sikkhati.

Di paragraph ini, beliau menerjemahkan kalimat 'sabbakāyapaṭisaṃvedi assasissāmī'ti sikkhati' sebagai, 'He trains himself, 'I will breathe in sensitive to the entire body.' Di sini kata 'paṭīsaṃvedi' diterjemahkan sebagai 'sensitive'. Sementara itu, beberapa penerjemah lain menerjemahkan kata ini sebagai 'mengalami'. Mari kita lihat arti sesungguhnya kata ini.

Paṭisaṃvedi adalah kata sifat dari kata kerja 'paṭisaṃvedeti'. Paṭisaṃvedeti berasal dari dua awalan yakni paṭi dan saṃ dan kata vedeti. Awalan paṭi biasanya bermakna 'back'. Sebagai contoh, aneti berarti bring / membawa, sedangkan paṭīaneti adalh bring back. Awalan saṃ memberikan penekanan pada kata yang bersangkutan. Terkadang awalan tersebut berarti a completeness. Sebagai contoh sampājānati = saṃ + pājānati. Pājānati = to know, to discern / untuk mengetahui, sampājānati = mengetahui secara komplet. Sementara itu, vedeti sangat jelas berarti 'to feel, to experience, to enjoy / untuk merasakan, untuk mengalami, untuk menikmati. Karena kata vedi berhubungan dengan perasaan, oleh karenanya Bhikkhu Thanissaro menerjemahkan kata paṭisaṃvedī sebagai 'sensitive'. Sementara itu, penerjemah lain menerjemahkan kata ini sebagai 'experiencing', selain mengingat kata ini juga bisa berarti 'experience atau feel', juga dilihat dari kasus yang ada. Secara harfiah, kata ini juga bisa dilihat dari terjemahan dari salah satu kwalitas Dhamma 'paṇḍitavedaṇiyo'. Vedaniyo juga berasal dari akar kata yang sama seperti vedi / vedeti, yakni vid (to know, to feel, to experience). Kata vedaṇiyo = vid + aṇiyo berarti 'should be felt atau should be experienced'. Paṇḍitavedaṇiyo = should be felt / should be experienced by the wise. Secara kasus (case), kata paṭisaṃvedī tampak terlihat pada kalimat, 'So kāye kāyanupassī viharati - contemplating the body as the body, he dwells". Kasus pada kata 'paṭisaṃvedī' sama dengan anupassī yang berarti 'comtemplating / merenungkan'.

Terlepas dari terjemahan2 yang ada, jika kita melihat analisa dari kata paṭīsaṃvedī, terjemahan2 seperti sensitive, mengalami, atau merasakan, sebenarnya tidaklah cukup. Kita pun harus mengingat awalan paṭi dan saṃ yang memberikan arti tersendiri / penekanan arti pada kata ini. Paṭīsaṃvedī bukan sekedar mengalami / merasakan tetapi juga 'mengalami lebih dalam dan komplet'. Dan apabila kita mengingat awalan paṭi yang umumnya berarti 'back", di sini bisa disimpulkan bahwa pengalamaan ini menekankan pada pengalaman di dalam diri kita - experiencing 'back' within oneself ( in this case the entire breath). Namun demikian, disebabkan karena miskinnya koda kata Inggris dan Indonesia, sangat sulit untuk menerjemahkan kata ini secara sempurna..

After all, segalanya terserah anda. Jika anda mengerti kata yang dimaksud terlepas dari terjemahan yang ada, ini sudah cukup.

Be happy.

IMO, kalo kaya aja maka berarti maksud Sang Buddha adalah tubuh, apalagi sabbakaya berarti seluruh tubuh.. Kalo kayasankhara baru berarti nafas. Meminjam istilah dari Samanera biar kerenan dikit, bagian ini sudah nitatha (eksplisit) dan bukan neyyatha (implisit) jadi tidak perlu ditarik lagi artinya. Awas salah tarik jadi ....
Simple simple ajalah.. Jangan bikin susah.. :D

Mettacittena,
_/\_

Yap, kata sabbakāya memang sudah secara eksplisit (nītatha= if you want to call it :D) merujuk pada 'seluruh jasmani ini'. Namun perlu diingat bahwa istilah kāya dalam Tipitaka bukan hanya merujuk pada 'jasmani' namun juga bisa diartikan sebagai koleksi, kumpulan atau grup. Sebagai contoh, kata mahājanakāya berarti a group of crowd people. Selain itu,meskipun kata kāya diterjemahkan sebagai 'tubuh / body', terkadang tubuh yang dimaksud bukan musti tubuh jasmani ini. Sebagai contoh, istilah vedanākāya yang ada dalam Dīghanikāya bisa diartikan sebagai the body of feeling. Oleh karena itu, kata sabbakāya dalam konteks ini juga bisa dimasukan ke dalam neyyatha (perlu dianalisa lagi). Dan sesuai dengan Patisambhida and buku2 Komentar, istilah ini mengacu kepada the entire body of breath.  Dalam  Patisambhida aṭṭhakatha, seperti apa yang saudara Jerry katakan, istilah kāyasaṇkhara juga berkaitan dengan nafas. Kitab ini menerangkan sebagai berikut:

"Sabbakāyapaṭisaṃvedīti sabbassa assāsapassāsakāyassa paṭisaṃvedī. Passambhayaṃ kāyasaṅkhāranti oḷārikaṃ assāsapassāsaṅkhātaṃ kāyasaṅkhāraṃ passambhento vūpasamento".

Meaning:

"Sabbakāyapaṭisaṃvedī means experiencing  whole body of breath in and out. Passambhayaṃ kāyasaṅkhāra means calming down and pacifying the bodily fabrication connected to the gross breath in and out."

Be happy..
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Jerry on 30 November 2009, 01:19:20 AM
_/\_ Sdr Peacemind,

IMO sih kalau di situ merujuk pada nafas, tentu Sang Buddha tambahkan embel2 sankhara, tidak perlu meralat lagi setelah di sana dikatakan sabbakaya lantas kemudian diralat dengan spesifikasi kayasankhara di kalimat berikutnya. Anggaplah Sang Buddha terlewat lalu di kalimat/tahap ke-4 kayanupassana tersebut meralat lebih spesifik dengan menyebut kayasankhara. Terlepas dr Sutta mana dulu yg terlebih dibabarkan di antara ke-3 Sutta ini...

Mari lihat.. Poin pertama, 4 tahapan pertama dalam 16 tahapan Anapanasati Sutta hampir sama dengan Satipatthana Sutta hanya berbeda dalam kompleksitasnya. Dalam Satipatthana dan Mahasatipatthana Sutta, bagian kayanupassana kalimat ke-3 tersebut tetap menggunakan sabbakaya dan kalimat berikutnya menggunakan kayasankharam.
Di sini, saya melihat Sang Buddha selalu konsisten dalam ke-3 Sutta tsb menggunakan term sabbakaya, lalu kayasankhara dan tidak mengesankan sabbakaya adalah terminologi yg salah sebut atau perlu ditarik artian implisitnya. Pertanyaannya, mengapa?

Berikutnya saya lihat pengalaman 'experiencing the whole body of breath in and out' itu sebenarnya secara implisit telah dialami dalam poin 1 dan 2 sebelumnya. (setidaknya bagi saya) Apakah saat mengamati nafas keluar-masuk panjang&pendek tsb seseorang tidak mengamati keseluruhan tubuh nafas (kayasankhara) dari awal hingga akhir?
Jika jawabannya tidak, maka berarti perlu bagi Sang Buddha menambahkan satu baris kalimat yg terkesan bertele-tele.
Jika jawabannya ya, maka berarti baris tersebut berarti bukan baris yg bertele-tele tanpa pengertian lebih yg sekedar ditambahkan melainkan memiliki pengertian lain. Jika benar demikian, apa pengertian lain tsb yg berbeda dgn penjelasan komentar selama ini?

Lalu membandingkan dng kalimat ke-4 dan melihat kembali keseluruhan bagian 1-4, dan melihat bahwa kalimat 1,2 dan 4 tidak perlu dicari artian implisitnya, maka alasan kenapa kalimat ke-3 harus dicari artian implisitnya kekurangan bukti kuat. Dan sangat mungkin bahwa ke-4 kalimat dalam kayanupassana tsb telah eksplisit dan tidak perlu menarik artian implisitnya.

Atau 'mungkin' ada kemungkinan lain, bahwa yg dimaksud sabbakaya di sini adalah keseluruhan tubuh dan termasuk fabrikasi tubuh, yaitu nafas. Jadi tubuh&nafas. Tetapi jika selain tubuh yg dimaksud memang nafas, maka kembali lagi sebenarnya implikasi nafas sudah ada dalam poin 1-2.


Mettacittena,
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Peacemind on 30 November 2009, 02:41:51 AM
_/\_ Sdr Peacemind,

IMO sih kalau di situ merujuk pada nafas, tentu Sang Buddha tambahkan embel2 sankhara, tidak perlu meralat lagi setelah di sana dikatakan sabbakaya lantas kemudian diralat dengan spesifikasi kayasankhara di kalimat berikutnya. Anggaplah Sang Buddha terlewat lalu di kalimat/tahap ke-4 kayanupassana tersebut meralat lebih spesifik dengan menyebut kayasankhara. Terlepas dr Sutta mana dulu yg terlebih dibabarkan di antara ke-3 Sutta ini...

Mari lihat.. Poin pertama, 4 tahapan pertama dalam 16 tahapan Anapanasati Sutta hampir sama dengan Satipatthana Sutta hanya berbeda dalam kompleksitasnya. Dalam Satipatthana dan Mahasatipatthana Sutta, bagian kayanupassana kalimat ke-3 tersebut tetap menggunakan sabbakaya dan kalimat berikutnya menggunakan kayasankharam.
Di sini, saya melihat Sang Buddha selalu konsisten dalam ke-3 Sutta tsb menggunakan term sabbakaya, lalu kayasankhara dan tidak mengesankan sabbakaya adalah terminologi yg salah sebut atau perlu ditarik artian implisitnya. Pertanyaannya, mengapa?

Berikutnya saya lihat pengalaman 'experiencing the whole body of breath in and out' itu sebenarnya secara implisit telah dialami dalam poin 1 dan 2 sebelumnya. (setidaknya bagi saya) Apakah saat mengamati nafas keluar-masuk panjang&pendek tsb seseorang tidak mengamati keseluruhan tubuh nafas (kayasankhara) dari awal hingga akhir?
Jika jawabannya tidak, maka berarti perlu bagi Sang Buddha menambahkan satu baris kalimat yg terkesan bertele-tele.
Jika jawabannya ya, maka berarti baris tersebut berarti bukan baris yg bertele-tele tanpa pengertian lebih yg sekedar ditambahkan melainkan memiliki pengertian lain. Jika benar demikian, apa pengertian lain tsb yg berbeda dgn penjelasan komentar selama ini?

Lalu membandingkan dng kalimat ke-4 dan melihat kembali keseluruhan bagian 1-4, dan melihat bahwa kalimat 1,2 dan 4 tidak perlu dicari artian implisitnya, maka alasan kenapa kalimat ke-3 harus dicari artian implisitnya kekurangan bukti kuat. Dan sangat mungkin bahwa ke-4 kalimat dalam kayanupassana tsb telah eksplisit dan tidak perlu menarik artian implisitnya.

Atau 'mungkin' ada kemungkinan lain, bahwa yg dimaksud sabbakaya di sini adalah keseluruhan tubuh dan termasuk fabrikasi tubuh, yaitu nafas. Jadi tubuh&nafas. Tetapi jika selain tubuh yg dimaksud memang nafas, maka kembali lagi sebenarnya implikasi nafas sudah ada dalam poin 1-2.


Mettacittena,



Jika kita menerima definisi Kitab Patisambhida dan kitab2 komentar, kata sabbakāya hanya merujuk pada the whole body of breath in and out. Saya yakin bahwa banyak orang yang setuju pada pendapat ini, apalagi jika mereka melatih samatha ala Visuddhimagga yang menekankan pada fokus terhadap satu obyek tertentu saja. Jika seseorang melatih samathabhavana dalam hal ini ānāpanassati sesuai dengan tradisi Visuddhimagga, ia tidak akan mengijinkan pikiran menyadari seluruh tubuh. Ia bahkan harus melupakan tubuhnya dan fokus terhadap konsep nafas saja. Pemberian makna sabbakāya sebagai menyadari seluruh tubuh (jasmani), dalam hal ini, adalah salah.

Namun demikian, kemungkinan kebenaran yang diungkapkan oleh saudara Jerry juga bukan tidak mungkin. Sabbakāya dalam hal ini bisa jadi adalah menyadari seluruh tubuh termasuk nafas. Sebenarnya definisi kalimat "Passambhayaṃ kāyasaṅkhāran" dalam Kitab komentar dari Patisambhida yakni 'oḷārikaṃ assāsapassāsaṅkhātaṃ kāyasaṅkhāraṃ passambhento vūpasamento' menunjukkan bahwa kāyasaṅkhāra bukan hanya nafas saja, namun semua fabrikasi tubuh yang muncul dikondisikan (saṅkhata) / berkaitan dengan keluar masuknya nafas kasar. Jika kāyasaṅkhara juga diartikan sebagai semua fabrikasi / aktifitas tubuh yang dikondisikan oleh nafas, kemungkinan istilah sabbakāya juga bisa merujuk pada keseluruhan tubuh (jasmani) termasuk nafas itu sendiri. Kemudian setelah terlatih untuk menyadari seluruh tubuh pada saat menarik nafas dan menghembuskan nafas, latihan swift ke tahap selanjutnya yakni menenangkan kāyasaṅkhara yang juga merupakan semua aktifitas tubuh yang dikondisikan oleh nafas. But, this is only personal interpretation...

Ada seorang guru meditasi yang mengatakan bahwa seseorang bisa bermeditasi dengan menggunakan obyek apapun selama obyek itu masih  berhubungan dengan nāma dan rūpa. Beliau mengatakan bahwa jika seseorang mau, ia pun bisa menggunakan jempol tangan sebagai obyek meditasi. Mengetahui sifat sejati jembol sebagai anicca, dukkha dan anatta, sudah cukup bagi seseorang untuk mengetahui sifat sejati seluruh dunia termasuk dirinya sendiri. Jika pendapat ini benar, maka entah seseorang fokus pada keseluruhan nafas saja atau keseluruhan tubuh termasuk nafas, semuanya akan mengarah kepada pencerahan selama melalui pengamatan terhadap obyek tersebut ia mampu melihat sifat alami dari obyek yang bersangkutan.

Be Happy.
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Sumedho on 30 November 2009, 07:43:16 AM
setuju dengan sdr peacemind, saya sih lebih cenderung pada whole body kalau kita menilai secara holistik *sok istilah canggih*, memang mengarah pada  whole body. lihat saja pada point2x lanjutannya didalam Anapanasati suttanya.
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Jerry on 30 November 2009, 08:07:41 PM
Poin2 lanjutannya gimana? Spesifik plis.. ;D
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: char101 on 30 November 2009, 08:15:20 PM
Poin2 lanjutannya gimana? Spesifik plis.. ;D

Setelah 4 bagian pertama, 4 bagian selanjutnya itu mirip-mirip dengan vedanupassana (walaupun aneh kalau piti dibilang vedana), 4 bagian setelah itu mirip cittanuppassana, 4 bagian terakhir mirip dhammanupassana. Analoginya 4 bagian pertama jadi kayanupassana, kaya = tubuh jasmani.

Menurut saya sih daripada spekulasi, coba aja meditasi anapanasati menyadari seluruh tubuh, bisa nggak ;D. Kalau kita lihat Sang Buddha sendiri, waktu pertama kali mempraktekkan anapanasati, masuk jhana pertama, jadi anapanasati yang dipraktekkan Sang Buddha itu samatha, bukan vipassana. Setelah mencapai jhana baru bisa vipassana dengan memperhatikan faktor-faktor jhana yang muncul dan lenyap, ini di 12 bagian selanjutnya.
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Jerry on 30 November 2009, 08:51:05 PM
kalo piti bukan masuk bagian vedana apa dong yah bro Char? apakah sanna? vinnana atau sankhara? karena unsur batin cuma ada 4 golongan. ;D
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: char101 on 30 November 2009, 09:08:40 PM
kalo piti bukan masuk bagian vedana apa dong yah bro Char? apakah sanna? vinnana atau sankhara? karena unsur batin cuma ada 4 golongan. ;D

Selain vedana dan sanna, sisa 50 cetasika lainnya termasuk piti masuk ke dalam sankhara-khandha.
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Jerry on 30 November 2009, 09:23:47 PM
apa itu sankhara? jelasin plis :)
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: char101 on 30 November 2009, 10:17:19 PM
apa itu sankhara?

Kalau kita melihat mobil, yang menangkap bentuk dan warna mobil itu sanna, yang mengetahui itu mobil adalah kesadaran (vinanna), setelah itu muncul (tidak dalam urutan tertentu) perasaan (suka/tidak suka/netral), dan bentuk-bentuk mental lain (perhatian, keinginan, kesombongan, ragu-ragu, rasa malas, dll.). Bentuk-bentuk mental terakhir ini yang tidak merasakan, tidak mencerap, tidak mengetahui, itu sankhara.
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Jerry on 01 December 2009, 12:23:18 AM
Perasaan saya kira bukan suka, tidak suka, dan netral. Tetapi menyenangkan, tidak menyenangkan dan bukan-menyenangkan pun bukan bukan-menyenangkan.

Apakah piti, sebuah kegiuran tidak memiliki efek menyenangkan atau tidak menyenangkan?
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: char101 on 02 December 2009, 12:19:35 AM
Perasaan saya kira bukan suka, tidak suka, dan netral. Tetapi menyenangkan, tidak menyenangkan dan bukan-menyenangkan pun bukan bukan-menyenangkan.

Iya, itu istilah yang lebih tepat ;D

Quote
Apakah piti, sebuah kegiuran tidak memiliki efek menyenangkan atau tidak menyenangkan?

Piti muncul dengan perasan menyenangkan, tapi perasan menyenangkan itu ya perasaan, vedana. Piti sendiri efeknya adalah perasan ringan dari tubuh dan pikiran (seperti cerita di visuddhi magga).
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: markosprawira on 02 December 2009, 09:24:05 AM
Perasaan saya kira bukan suka, tidak suka, dan netral. Tetapi menyenangkan, tidak menyenangkan dan bukan-menyenangkan pun bukan bukan-menyenangkan.

Apakah piti, sebuah kegiuran tidak memiliki efek menyenangkan atau tidak menyenangkan?

Total vedana ada 5, yg utamanya dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Secara fisik : sukha dan dukkha
2. Secara batin : domanassa/tidak menyenangkan, somanassa/menyenangkan dan netral/upekkha

semoga bermanfaat
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: markosprawira on 02 December 2009, 09:25:40 AM
apa itu sankhara?

Kalau kita melihat mobil, yang menangkap bentuk dan warna mobil itu sanna, yang mengetahui itu mobil adalah kesadaran (vinanna), setelah itu muncul (tidak dalam urutan tertentu) perasaan (suka/tidak suka/netral), dan bentuk-bentuk mental lain (perhatian, keinginan, kesombongan, ragu-ragu, rasa malas, dll.). Bentuk-bentuk mental terakhir ini yang tidak merasakan, tidak mencerap, tidak mengetahui, itu sankhara.

GRP untuk anda bro......
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Jerry on 08 December 2009, 08:19:10 PM
Maap sempat terlewatkan dan lupa.. Mumpung ingat:

"Bhikkhus, on whatever occasion, a Bhikkhu trains thus: 'I shall breathe in experiencing joy'; he trains thus: 'I shall breathe out experiencing joy'; He trains thus "I shall breathe in experiencing happiness'; He trains thus:  'I shall breathe out experiencing happiness'; He trains thus: '1 shall breathe in experiencing the mental formation'; he trains thus: 'I shall breathe out experiencing the mental formation'; He trains thus: 'I shall breathe in tranquilizing the mental formation'; He trains thus: 'I shall breathe out tranquilizing the mental formation' - On that occasion a Bhikkhu abides contemplating feelings as feelings, ardent, fully aware, and mindful, having put away covetousness and grief for the world. I say that this is a certain feeling among feelings, namely, giving close attention to the in-breathing and out-breathing. That is why on that occasion a Bhikkhu abides contemplating feelings as feelings, ardent, fully aware and mindful, having put away covetousness and grief for the world.

Berarti mengalami piti dikategorikan vedananupassana, perenungan thdp perasaan. Meski saya setuju, dalam konteks tertentu spt dalam pengategorian abhidhamma, piti dimasukkan sbg bagian sankhara. Tapi dalam konteks ini, setidaknya piti termasuk vedana. ;)

Mettacittena
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: fabian c on 08 December 2009, 10:22:58 PM
apa itu sankhara?

Kalau kita melihat mobil, yang menangkap bentuk dan warna mobil itu sanna, yang mengetahui itu mobil adalah kesadaran (vinanna), setelah itu muncul (tidak dalam urutan tertentu) perasaan (suka/tidak suka/netral), dan bentuk-bentuk mental lain (perhatian, keinginan, kesombongan, ragu-ragu, rasa malas, dll.). Bentuk-bentuk mental terakhir ini yang tidak merasakan, tidak mencerap, tidak mengetahui, itu sankhara.

GRP untuk anda bro......

Ya, bila diumpamakan pada komputer sankhara itu adalah clocknya... (impuls batin).
Hmmm....bro Markos, boleh ikutan ? :)

Oops...you can't repeat karma action without waiting for..... sorry...
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Peacemind on 10 December 2009, 01:00:23 AM
apa itu sankhara?

Kalau kita melihat mobil, yang menangkap bentuk dan warna mobil itu sanna, yang mengetahui itu mobil adalah kesadaran (vinanna), setelah itu muncul (tidak dalam urutan tertentu) perasaan (suka/tidak suka/netral), dan bentuk-bentuk mental lain (perhatian, keinginan, kesombongan, ragu-ragu, rasa malas, dll.). Bentuk-bentuk mental terakhir ini yang tidak merasakan, tidak mencerap, tidak mengetahui, itu sankhara.

GRP untuk anda bro......

Bukannya dalam proses pikiran, sebelum saññā muncul, vedana (perasaan) justru muncul terlebih dahulu? Dalam Madhupiṇḍikasutta, dikatakan, "cakkhuñca paṭicca rūpe uppajati cakkhuviññāna. Tiṇṇam sanghati phasso. Phassapaccaya vedānā. Yam vedeti taṃ sañjānati....." Meaning, "Terngantung pada mata dan bentuk2, muncullah kesadaran mata; dengan bergabungnya ketiganya muncullah kontak; dikondisikan oleh kontak muncullah perasaan; apa yang seseorang rasakan, itulah yang seseorang persepsikan..." Sañjānati adalh kata kerja dari saññā (persepsi). Sutta yang sama juga melanjutkan bahwa hanya ketika ada perasaan, persepsi akan muncul. Jadi sebelum persepsi warna dan bentuk muncul, sesungguhnya di sana sudah ada perasaan terlebih dahulu.

Namun tidak bisa dipungkiri jga bahwa persepsi juga bisa menimbulkan perasaan karena persepsi itu sendiri merupakan dhamma (obyek2 pikiran) yang juga berpotensi menimbulkan kesadaran pikiran, kontak dan perasaan.
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Sumedho on 10 December 2009, 06:36:17 AM
sependapat

Quote from: Madhupindika Sutta: The Ball of Honey" (MN 18), translated from the Pali by Thanissaro Bhikkhu. Access to Insight, June 7, 2009, http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/mn/mn.018.than.html.
...
"Dependent on eye & forms, eye-consciousness arises. The meeting of the three is contact. With contact as a requisite condition, there is feeling. What one feels, one perceives (labels in the mind). What one perceives, one thinks about. What one thinks about, one complicates. Based on what a person complicates, the perceptions & categories of complication assail him/her with regard to past, present, & future forms cognizable via the eye.
...
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Jerry on 11 December 2009, 01:14:33 AM
Akur juga. Tapi tampaknya tidak dalam urutan pasti krn apa yg dia rasakan, itulah yg dia persepsikan. Apa yg dia persepsikan itulah yang dia ketahui. 3 hal ini: vedana, sanna dan vinnana adalah bergabung, bukannya tidak bergabung. Dan tidaklah mungkin, setelah memisahkan mereka satu sama lain, lalu menggambarkan perbedaan di antara mereka.
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: fabian c on 11 December 2009, 07:29:35 PM
Quote
Quote
Sañjānati adalh kata kerja dari saññā (persepsi)

Tapi ada yang menerjemahkan Sañjānati sebagai pembentukan aku...  ;D
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: fabian c on 11 December 2009, 07:36:35 PM
apa itu sankhara?

Kalau kita melihat mobil, yang menangkap bentuk dan warna mobil itu sanna, yang mengetahui itu mobil adalah kesadaran (vinanna), setelah itu muncul (tidak dalam urutan tertentu) perasaan (suka/tidak suka/netral), dan bentuk-bentuk mental lain (perhatian, keinginan, kesombongan, ragu-ragu, rasa malas, dll.). Bentuk-bentuk mental terakhir ini yang tidak merasakan, tidak mencerap, tidak mengetahui, itu sankhara.

GRP untuk anda bro......

Bukannya dalam proses pikiran, sebelum saññā muncul, vedana (perasaan) justru muncul terlebih dahulu? Dalam Madhupiṇḍikasutta, dikatakan, "cakkhuñca paṭicca rūpe uppajati cakkhuviññāna. Tiṇṇam sanghati phasso. Phassapaccaya vedānā. Yam vedeti taṃ sañjānati....." Meaning, "Terngantung pada mata dan bentuk2, muncullah kesadaran mata; dengan bergabungnya ketiganya muncullah kontak; dikondisikan oleh kontak muncullah perasaan; apa yang seseorang rasakan, itulah yang seseorang persepsikan..." Sañjānati adalh kata kerja dari saññā (persepsi). Sutta yang sama juga melanjutkan bahwa hanya ketika ada perasaan, persepsi akan muncul. Jadi sebelum persepsi warna dan bentuk muncul, sesungguhnya di sana sudah ada perasaan terlebih dahulu.

Namun tidak bisa dipungkiri jga bahwa persepsi juga bisa menimbulkan perasaan karena persepsi itu sendiri merupakan dhamma (obyek2 pikiran) yang juga berpotensi menimbulkan kesadaran pikiran, kontak dan perasaan.

Ya saya setuju hal ini Samanera, kadang-kadang perasaan muncul lebih dahulu sebelum persepsi maupun kontak, umpamanya tanpa kita ketahui tahu-tahu kita merasa sakit perut.

Jadi hubungan yang diuraikan disini bukan mana lebih dahulu, tetapi merupakan hubungan sebab akibat.

 _/\_
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Sumedho on 11 December 2009, 07:38:27 PM
mbah fab, perasaan dulu baru kontak? kan katanya kontak itu syarat utk perasaan.
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 11 December 2009, 08:40:12 PM
Tiṇṇam sanghati phasso. Phassapaccaya vedānā.
Betul, kontak dulu.
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: char101 on 11 December 2009, 09:03:40 PM
Quote
Phassapaccaya vedānā. Yam vedeti taṃ sañjānati

Yang dirasakan itu juga yang dipersepsikan, jadi vedana dan sanna muncul bersama-sama ^^ berlandaskan pada kontak.
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Sumedho on 11 December 2009, 09:49:28 PM
Quote from: Madhupindika Sutta: The Ball of Honey" (MN 18), translated from the Pali by Thanissaro Bhikkhu. Access to Insight, June 7, 2009, http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/mn/mn.018.than.html.
...
"Dependent on eye & forms, eye-consciousness arises. The meeting of the three is contact. With contact as a requisite condition, there is feeling. What one feels, one perceives (labels in the mind). What one perceives, one thinks about. What one thinks about, one complicates. Based on what a person complicates, the perceptions & categories of complication assail him/her with regard to past, present, & future forms cognizable via the eye.
...

^
^
 kalo dari atas ini kekna tidak parallel
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 11 December 2009, 09:57:53 PM
heh, nama muncul bersama-sama?
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: char101 on 11 December 2009, 10:05:20 PM
heh, nama muncul bersama-sama?

Vedana dan sanna kan cetasika, cetasika muncul bersama-sama dengan citta. Vedana juga adalah cetasika yang muncul di semua citta.
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Sumedho on 12 December 2009, 05:20:02 AM
jadi bisa dikatakan bahwa menurut sutta tidak bersama2x dan menurut abhidhamma bersama2x? atau itu penjelasan dari commy?
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: fabian c on 12 December 2009, 07:43:24 AM
mbah fab, perasaan dulu baru kontak? kan katanya kontak itu syarat utk perasaan.

Bukan begitu maksudnya, Oom, boss, bro,
Jelas menurut Paticca samuppada, phasso paccaya vedana, cuma berdasarkan pengalaman kita sendiri kadang kadang ada hal-hal yang belum bisa kita jawab, saya melontarkan gagasan bahwa menurut Bhante Nyanaponika vedana muncul berdasarkan tiga faktor yaitu: organ tubuh, objek dan kesadaran.

http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/nyanaponika/wheel303.html#place (http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/nyanaponika/wheel303.html#place)

jadi idenya adalah tetap, yaitu phasso paccaya vedana  dalam hal ini yang sebenarnya kontak tidak harus enam landasan indera yang kita kenal (mata, telinga,..... pikiran) karena dalam tubuhpun juga ada objek jadi kontak terjadi sehingga muncul perasaaan.

 _/\_
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: char101 on 12 December 2009, 09:20:41 AM
jadi bisa dikatakan bahwa menurut sutta tidak bersama2x dan menurut abhidhamma bersama2x? atau itu penjelasan dari commy?

Persepsi saya sih suttanya tidak mengatakan urutan: yang ini, itu juga, seperti yang disinari, bersinar, kan terjadi bersamaan. Kalau saya bilang suttanya itu mengatakan kalau ada sanna juga muncul vedana (dan sebaliknya - coexistence), dua2nya baru disebabkan (paccaya) oleh kontak.

Kalau di abhidhamma ada yang namanya sabbacitta cetasika, cetasika yang muncul bersama semua citta, jadi cetasika2 ini selalu muncul setiap saat: phassa, vedana, sanna, cetana, ekaggata, jivita, manasikara
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: char101 on 12 December 2009, 09:26:29 AM
... saya melontarkan gagasan bahwa menurut Bhante Nyanaponika vedana muncul berdasarkan tiga faktor yaitu: organ tubuh, objek dan kesadaran.

Kayanya teksnya bilang sense-organ = organ indera, soalnya pikiran jg indera dan bukan tubuh ;D.

Quote
jadi idenya adalah tetap, yaitu phasso paccaya vedana  dalam hal ini yang sebenarnya kontak tidak harus enam landasan indera yang kita kenal (mata, telinga,..... pikiran) karena dalam tubuhpun juga ada objek jadi kontak terjadi sehingga muncul perasaaan.

Kalau perasan dalam tubuh itu masuk ke kaya-indriya. Menurut abhidhamma hanya objek kaya (sentuhan) yang bisa terasa sakit (sisanya 5 indera objeknya tidak terasa sakit, yang ada rasa netral dan rasa senang).
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Sumedho on 13 December 2009, 06:19:35 AM
mbah fab, perasaan dulu baru kontak? kan katanya kontak itu syarat utk perasaan.

Bukan begitu maksudnya, Oom, boss, bro,
Jelas menurut Paticca samuppada, phasso paccaya vedana, cuma berdasarkan pengalaman kita sendiri kadang kadang ada hal-hal yang belum bisa kita jawab, saya melontarkan gagasan bahwa menurut Bhante Nyanaponika vedana muncul berdasarkan tiga faktor yaitu: organ tubuh, objek dan kesadaran.

http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/nyanaponika/wheel303.html#place (http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/nyanaponika/wheel303.html#place)

jadi idenya adalah tetap, yaitu phasso paccaya vedana  dalam hal ini yang sebenarnya kontak tidak harus enam landasan indera yang kita kenal (mata, telinga,..... pikiran) karena dalam tubuhpun juga ada objek jadi kontak terjadi sehingga muncul perasaaan.

 _/\_

pada postingan sebelumnya kan mbah ada bilang, tanpa phasa bisa ada vedana mbah (vedana dulu baru phasa)
Quote
Ya saya setuju hal ini Samanera, kadang-kadang perasaan muncul lebih dahulu sebelum persepsi maupun kontak, umpamanya tanpa kita ketahui tahu-tahu kita merasa sakit perut.
jadi mana yg mau diralat? yg ini atau yg sebelumnya?
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Sumedho on 13 December 2009, 07:15:16 AM
jadi bisa dikatakan bahwa menurut sutta tidak bersama2x dan menurut abhidhamma bersama2x? atau itu penjelasan dari commy?

Persepsi saya sih suttanya tidak mengatakan urutan: yang ini, itu juga, seperti yang disinari, bersinar, kan terjadi bersamaan. Kalau saya bilang suttanya itu mengatakan kalau ada sanna juga muncul vedana (dan sebaliknya - coexistence), dua2nya baru disebabkan (paccaya) oleh kontak.

Kalau di abhidhamma ada yang namanya sabbacitta cetasika, cetasika yang muncul bersama semua citta, jadi cetasika2 ini selalu muncul setiap saat: phassa, vedana, sanna, cetana, ekaggata, jivita, manasikara
kalau dengan analogi demikian sih kena, sama seperti kita bilang dimana ada kelahiran ada dukkha.

tapi kalo yg aye tangkep sih
Quote
...
"Dependent on eye & forms, eye-consciousness arises. The meeting of the three is contact. With contact as a requisite condition, there is feeling. What one feels, one perceives (labels in the mind). What one perceives, one thinks about. What one thinks about, one complicates. Based on what a person complicates, the perceptions & categories of complication assail him/her with regard to past, present, & future forms cognizable via the eye.
...
bentuk2x, mata dan kesadaran mata   -> terjadi kontak -> lalu muncul perasaan -> apa yg dirasakan lalu di persepsikan -> apa yg dipersepsikan di pikirkan -> apa yg dipikirkan dikomplekan/dikembangkan -> apa yg dikembangkan itu "menyerang" tetang masa lalmpau, sekarang & masa depan yg dikenali lewat mata

Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Peacemind on 13 December 2009, 08:51:39 AM
Quote
Quote
Sañjānati adalh kata kerja dari saññā (persepsi)

Tapi ada yang menerjemahkan Sañjānati sebagai pembentukan aku...  ;D


Nggak tahu kenapa... :D

Sañjānati, pajānati, vijānati, abhijānati memiliki akar kata yang sama yakni 'ña' artinya 'to know / untuk mengetahui. Kata kerja sañjānati menjadi kata benda saññā, pajānati menjadi paññā, vijānati menjadi viññāna, abhijānati menjadi abhiññā.
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Peacemind on 13 December 2009, 09:32:42 AM
mbah fab, perasaan dulu baru kontak? kan katanya kontak itu syarat utk perasaan.

Bukan begitu maksudnya, Oom, boss, bro,
Jelas menurut Paticca samuppada, phasso paccaya vedana, cuma berdasarkan pengalaman kita sendiri kadang kadang ada hal-hal yang belum bisa kita jawab, saya melontarkan gagasan bahwa menurut Bhante Nyanaponika vedana muncul berdasarkan tiga faktor yaitu: organ tubuh, objek dan kesadaran.

http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/nyanaponika/wheel303.html#place (http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/nyanaponika/wheel303.html#place)

jadi idenya adalah tetap, yaitu phasso paccaya vedana  dalam hal ini yang sebenarnya kontak tidak harus enam landasan indera yang kita kenal (mata, telinga,..... pikiran) karena dalam tubuhpun juga ada objek jadi kontak terjadi sehingga muncul perasaaan.

 _/\_

pada postingan sebelumnya kan mbah ada bilang, tanpa phasa bisa ada vedana mbah (vedana dulu baru phasa)
Quote
Ya saya setuju hal ini Samanera, kadang-kadang perasaan muncul lebih dahulu sebelum persepsi maupun kontak, umpamanya tanpa kita ketahui tahu-tahu kita merasa sakit perut.
jadi mana yg mau diralat? yg ini atau yg sebelumnya?

Mungkin teman2 sekalian jangan melupakan statemen lain dalam Madhupiṇḍikasutta kaitannya dengan 'mana / pikiran' dan 'dhamma / obyek2 pikiran'. Dikakatan pula:

"Tergantung pada pikiran (mana) dan obyek pikiran (dhamma), di sana muncullah kesadaran pikiran (manoviññāna). Ketiganya memunculkan kontak (phassa). Dikondisikan oleh kontak, perasaan (vedana) muncul. Apapun yang seseorang rasakan, itulah yang ia persepsikan....."

Sesungguhnya kontak, perasaan, persepsi, dan juga pemikiran2 lain bisa menjadi obyek pikiran (mana) yang mana jika mereka telah menjadi obyek pikiran, tentu sangat berpotensi untuk menimbulkan kesadaran pikiran (manoviññāna), dan juga kontak, perasaan, persepsi yang baru. Jadi vedana akan menimbulkan phassa baru tentu setelh terlebih dahulu menjadi obyek pikiran yang memunculkan manoviññāna dan kemudian phassa.

Be happy.
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Sumedho on 13 December 2009, 10:16:31 AM
utk pikiran mungkin perlakuannya agak berbeda yah samanera karena tidak ada bentuk "fisik" dan indera fisiknya

kalau pada sebelumnya,

mata + objek bentuk + kesadaran mata -> kontak -> vedana ->.....

kalau utk pikiran

[pikiran + objek pikiran] -> menimbulkan -> kesadaran pikiran

pikiran + objek pikiran + kesadaran pikiran -> kontak -> vedana -> ...

begitu maksudnya samanera?
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Jerry on 13 December 2009, 10:31:38 AM
Quote
Quote
Sañjānati adalh kata kerja dari saññā (persepsi)

Tapi ada yang menerjemahkan Sañjānati sebagai pembentukan aku...  ;D


Nggak tahu kenapa... :D

Sañjānati, pajānati, vijānati, abhijānati memiliki akar kata yang sama yakni 'ña' artinya 'to know / untuk mengetahui. Kata kerja sañjānati menjadi kata benda saññā, pajānati menjadi paññā, vijānati menjadi viññāna, abhijānati menjadi abhiññā.

Waw!! Mencerahkan!! _/\_
Anumodana utk penjelasannya. Mungkin bagian ini harus dikutip dan dimasukkan ke thread 'Kursus Dasar Bahasa Pali' juga hehe.. :D

Dan bagaimana dengan fungsi "jā" yang disisipkan di tengah-tengah kata?
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Peacemind on 13 December 2009, 11:03:40 AM
Quote
Quote
Sañjānati adalh kata kerja dari saññā (persepsi)

Tapi ada yang menerjemahkan Sañjānati sebagai pembentukan aku...  ;D


Nggak tahu kenapa... :D

Sañjānati, pajānati, vijānati, abhijānati memiliki akar kata yang sama yakni 'ña' artinya 'to know / untuk mengetahui. Kata kerja sañjānati menjadi kata benda saññā, pajānati menjadi paññā, vijānati menjadi viññāna, abhijānati menjadi abhiññā.

Waw!! Mencerahkan!! _/\_
Anumodana utk penjelasannya. Mungkin bagian ini harus dikutip dan dimasukkan ke thread 'Kursus Dasar Bahasa Pali' juga hehe.. :D

Dan bagaimana dengan fungsi "jā" yang disisipkan di tengah-tengah kata?


Rhys David dalam Kamus bahasa Pali mengatakan bahwa kata jānāti yang memiliki akar kata sama dengan pajānati, abhijānati and so on, dalam bahasa Sansekerta memiliki akar kata 'jān atau jñā, sedangkan dalam bahasa Pāli adalh 'jān' atau ñā". Jadi kata 'jā' yang dimaksud oleh saudara Jerry lebih tepatnya disebut sebagai 'jān' yang sesungguhnya merupakan akar kata dari kata2 yang disebutkan di atas. Jān berarti 'to know'.

Pada kata kerja, akar kata 'jān' telah sering digunakan seperti dalam kata 'abhijānati, vijānati, sañjānati, parijānati, sampajānati, namun akar kata 'ñā' telah sering digunakan pada kata2 benda seperti yang disebutkan di atas abhiññā, viññāna, saññā, dan juga pariññā, sampaññā.
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Jerry on 13 December 2009, 11:39:14 AM
Anumodana. _/\_
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: ructor on 13 December 2009, 02:13:39 PM
Quote
Quote
Sañjānati adalh kata kerja dari saññā (persepsi)

Tapi ada yang menerjemahkan Sañjānati sebagai pembentukan aku...  ;D


Nggak tahu kenapa... :D

Sañjānati, pajānati, vijānati, abhijānati memiliki akar kata yang sama yakni 'ña' artinya 'to know / untuk mengetahui. Kata kerja sañjānati menjadi kata benda saññā, pajānati menjadi paññā, vijānati menjadi viññāna, abhijānati menjadi abhiññā.

weeehh hh.. kalo sanjanti entu pmbntkan akyu jd hrs brenttin pkran ja yach (http://www.laymark.com/i/m/m021.gif)
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Peacemind on 13 December 2009, 06:43:45 PM
utk pikiran mungkin perlakuannya agak berbeda yah samanera karena tidak ada bentuk "fisik" dan indera fisiknya

kalau pada sebelumnya,

mata + objek bentuk + kesadaran mata -> kontak -> vedana ->.....


pikiran + objek pikiran + kesadaran pikiran -> kontak -> vedana -> ...

begitu maksudnya samanera?

Yap, memang demikian. Mano (pikiran) + dhamma (obyek pikiran) = manoviññāna (kesadaran pikiran) ->phassa ->vedana ->sañña ->vitakka -> papañca.
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: fabian c on 13 December 2009, 10:05:14 PM
mbah fab, perasaan dulu baru kontak? kan katanya kontak itu syarat utk perasaan.

Bukan begitu maksudnya, Oom, boss, bro,
Jelas menurut Paticca samuppada, phasso paccaya vedana, cuma berdasarkan pengalaman kita sendiri kadang kadang ada hal-hal yang belum bisa kita jawab, saya melontarkan gagasan bahwa menurut Bhante Nyanaponika vedana muncul berdasarkan tiga faktor yaitu: organ tubuh, objek dan kesadaran.

http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/nyanaponika/wheel303.html#place (http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/nyanaponika/wheel303.html#place)

jadi idenya adalah tetap, yaitu phasso paccaya vedana  dalam hal ini yang sebenarnya kontak tidak harus enam landasan indera yang kita kenal (mata, telinga,..... pikiran) karena dalam tubuhpun juga ada objek jadi kontak terjadi sehingga muncul perasaaan.

 _/\_

pada postingan sebelumnya kan mbah ada bilang, tanpa phasa bisa ada vedana mbah (vedana dulu baru phasa)
Quote
Ya saya setuju hal ini Samanera, kadang-kadang perasaan muncul lebih dahulu sebelum persepsi maupun kontak, umpamanya tanpa kita ketahui tahu-tahu kita merasa sakit perut.
jadi mana yg mau diralat? yg ini atau yg sebelumnya?

Saya kira tak perlu ada yang di ralat boss, vedana kadang muncul tanpa kita ketahui apa kontak terhadap objeknya seperti misalnya kita tiba -tiba merasa sakit perut misalnya, perasaan dulu muncul, baru kemudian kita tahu sumbernya. Pada contoh ini saya mengalami perasaan dulu muncul kemudian terjadi kontak kita dengan tubuh yang sakit.

Atau pada contoh lain tahu-tahu kita merasa senang bermeditasi jalan, tanpa kita tahu kontak nya darimana. Ini adalah berdasarkan pengalaman.

Sedangkan menurut Tipitaka phasso paccaya vedana. Disini saya belum menemukan benang merah diantara keduanya.

 _/\_
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Sumedho on 14 December 2009, 06:56:34 AM
Quote
Saya kira tak perlu ada yang di ralat boss, vedana kadang muncul tanpa kita ketahui apa kontak terhadap objeknya seperti misalnya kita tiba -tiba merasa sakit perut misalnya, perasaan dulu muncul, baru kemudian kita tahu sumbernya. Pada contoh ini saya mengalami perasaan dulu muncul kemudian terjadi kontak kita dengan tubuh yang sakit.

ooww, kalo ini mah cuma masalah mapping aja. soal tiba2x sakit perut, baru kontak belakangan, ini sepertinya ada perbedaan dalam mengartikan kontak tersebut.

kontak tubuh adalah bertemunya antara tubuh-kesadaran tubuh-objek tubuh/sentuhan. dalam kasus sakit perut, tubuh sudah ada, kesadaran tubuh/syaraf perasa ada dan objeknya dalam kasus ini ada sesuatu yg menyebabkan sakit perut walaupun tidak diketahui. kontak itu kan tidak harus selalu disentuh tapi ada sesuatu yg menstimulasi syaraf perasa kita.
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: fabian c on 14 December 2009, 08:44:20 AM
Quote
Saya kira tak perlu ada yang di ralat boss, vedana kadang muncul tanpa kita ketahui apa kontak terhadap objeknya seperti misalnya kita tiba -tiba merasa sakit perut misalnya, perasaan dulu muncul, baru kemudian kita tahu sumbernya. Pada contoh ini saya mengalami perasaan dulu muncul kemudian terjadi kontak kita dengan tubuh yang sakit.

ooww, kalo ini mah cuma masalah mapping aja. soal tiba2x sakit perut, baru kontak belakangan, ini sepertinya ada perbedaan dalam mengartikan kontak tersebut.

kontak tubuh adalah bertemunya antara tubuh-kesadaran tubuh-objek tubuh/sentuhan. dalam kasus sakit perut, tubuh sudah ada, kesadaran tubuh/syaraf perasa ada dan objeknya dalam kasus ini ada sesuatu yg menyebabkan sakit perut walaupun tidak diketahui. kontak itu kan tidak harus selalu disentuh tapi ada sesuatu yg menstimulasi syaraf perasa kita.

Mungkin selama ini saya selalu menganggap bahwa indera perasa di kulit, sehingga organ tubuh dalam tak termasuk.
Sekarang saya menyadari ada kerancuan penerjemahan indriya yang saya ketahui selama ini. Jadi indriya perasa sebenarnya menyebar di seluruh tubuh, kecuali di rambut, kuku dlsb.

bahkan di mata, telinga, dsbnya juga ada indera perasa, walaupun mata adalah pintu penglihatan, telinga adalah pintu pendengaran dsbnya.

 _/\_
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: markosprawira on 14 December 2009, 09:55:25 AM
jadi bisa dikatakan bahwa menurut sutta tidak bersama2x dan menurut abhidhamma bersama2x? atau itu penjelasan dari commy?

Persepsi saya sih suttanya tidak mengatakan urutan: yang ini, itu juga, seperti yang disinari, bersinar, kan terjadi bersamaan. Kalau saya bilang suttanya itu mengatakan kalau ada sanna juga muncul vedana (dan sebaliknya - coexistence), dua2nya baru disebabkan (paccaya) oleh kontak.

Kalau di abhidhamma ada yang namanya sabbacitta cetasika, cetasika yang muncul bersama semua citta, jadi cetasika2 ini selalu muncul setiap saat: phassa, vedana, sanna, cetana, ekaggata, jivita, manasikara

lebih tepatnya sabbacitta sadharana cetasika.... cetasika yg ada dalam semua citta

... saya melontarkan gagasan bahwa menurut Bhante Nyanaponika vedana muncul berdasarkan tiga faktor yaitu: organ tubuh, objek dan kesadaran.

Kayanya teksnya bilang sense-organ = organ indera, soalnya pikiran jg indera dan bukan tubuh ;D.

Quote
jadi idenya adalah tetap, yaitu phasso paccaya vedana  dalam hal ini yang sebenarnya kontak tidak harus enam landasan indera yang kita kenal (mata, telinga,..... pikiran) karena dalam tubuhpun juga ada objek jadi kontak terjadi sehingga muncul perasaaan.

Kalau perasan dalam tubuh itu masuk ke kaya-indriya. Menurut abhidhamma hanya objek kaya (sentuhan) yang bisa terasa sakit (sisanya 5 indera objeknya tidak terasa sakit, yang ada rasa netral dan rasa senang).

vedana terjadi di fisik dan batin, yg semuanya terdiri dari 5 yaitu :
1. fisik : sukha dan dukkha
2. batin : domanassa, somanassa dan netral/upekkha

sakit di fisik, di batin "rasanya" tidak menyenangkan
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: Togejiro on 22 January 2010, 10:15:06 PM
Tubuh di sini maksudnya adalah tubuh nafas: jadi menyadari seluruh nafas masuk/keluar, awal-pertengahan-akhir.
saya setuju sm yg ini bro  _/\_
Title: Re: Dengan menyadari seluruh tubuh dia menarik nafas
Post by: atmadjaja on 12 February 2010, 12:37:50 AM
menurut padangan saya  , bahwa kita untuk berkonsentrasi pada keluar masuknya nafas  itu sangat sulit sekali kadang meditasi sebentar pikiran ini sudah terganggu oleh rasa gatal , atau kesemutan bahkan oleh pikiran , itu di karenakan kita tidak bisa menyadari bahwa tubuh ini indera kita ini selalu berhubungan dengan perubahan , bau , rasa , obyek yang kita lihat , perasaan . jadi harus disadari baru kita tidak terseret oleh rasa rasa yang kita alami tersebut . jadi apa yang kita alami pada saat kita bermeditasi itu harus dan cukup di sadari dan kembalikan perhatian kita pada keluar masuknya nafas kembali , tanpa terseret oleh perubahan , bau , rasa, ilusinasi ,perasaan kita . seperti halnya kita dari tempat yang dingin ke tempat yang panas , apabila kita tidak bisa memperhatikan dan menyadari perubahan ini , maka kita akan sewot terhadap perubahan yang ada , tetapi apabila kita penuh perhatian dan bisa menyadarinya maka kita akan terasa biasa saja , dengan perubahan tersebut.