//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sotapanna  (Read 74878 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Sotapanna
« Reply #90 on: 12 September 2008, 10:30:17 AM »
Quote
sepengetahuan saya... seven stages of purification ini disusun belakangan setelah Buddha parinibana oleh guru-guru meditasi,

Konon sih disarikan dari Tipitaka, jadi yang tersebar di Sutta anu atau itu dirangkum agar lebih mudah dibaca. Memang saya lihat juga banyak catatan kaki, dari Sutta anu atau itu.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Sotapanna
« Reply #91 on: 12 September 2008, 10:37:03 AM »
kita perluas deh, kalau menilik dari sutta itu kan utk bhikkhu yg sotapanna masih melanggar yg kecil, tapi apakah seorang sotapanna non bhikkhu itu bisa melanggar sila yah pancasila misalnya? ;D

sebelum itu juga ada yg punya rujukan Pancasila itu? aye dapetnya cuma Abhisanda Sutta yg ada 5 hadiah terbesar yg sama dengan pancasila buddhis
http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an08/an08.039.than.html

ada yg punya?

1) The sotāpanna has abandoned the first three of the lower fetters: personality view, doubt, misapprehension of precepts and vows. (Ratanasutta Sn. 233)

2) He is freed from the possibility of rebirth in the four lower realms. (Ratanasutta Sn. 234)

3) He is incapable of concealing any bodily, verbal or mental transgression. (Ratanasutta Sn. 235)

4) He has abandoned any lust, hate or delusion that would be strong enough to cause rebirth in the lower realms. (Abhabba Sutta AN. iii. 438)

5) He is incapable of nine actions: treating any san~khāra as permanent, treating any san~khāra as pleasurable, treating any dhamma as self, killing his mother, father or an arahant, causing bleeding in a Tathāgata with evil intent, splitting the San~gha, or going over to another teacher. (Bahudhātuka Sutta MN. 115)

6) He is incapable of living without reverence for the Buddha, the Dhamma, the Sangha, and the training. Nor can he embrace any of the 62 wrong views or take an eighth birth. (Paṭhama-abhabbaṭṭhāna Sutta AN. iii. 438-9)

7) He is incapable of seeking outside the Sangha for persons worthy of gifts. (Dutiya-abhabbaṭṭhāna Sutta AN. iii. 439)

8) He cannot fall into the six wrong views that pleasure and pain are self-wrought, or wrought by another, or wrought by both oneself and another, or arise by chance without any act by self, or arise by chance without any act by another, or arise by chance without any act by either self or another. "For the one attained to right view sees well both causes and dhammas that are causally arisen." (Catuttha-abhabbaṭṭhāna Sutta AN. iii. 440)

9) He is fixed unshakeably in the True Dhamma, is incapable of backsliding (to being a worlding), his future dukkha is finite, he has attained to knowledge not common to worldlings, cause and causally arisen dhammas are seen rightly by him.
(Ānisaṃsa Sutta AN. iii. 441)

10) He possesses unshakable confidence in the Three Jewels and the unbroken virtue that is pleasing to ariyans (numerous Suttas)

Bhante Dhammanando
...

The commentary to D 16 says:

pañca sīlāni hi ariyasāvakānaṃ kantāni honti, bhavantarepi avijahitabbato.

Which I understand as: "the five precepts are beloved by the ariya savaka, by their not being abandoned even in a later existence." or something like that.

...

The Buddha taught, eg at AN 4 7. pattakammavaggo 4. nirayasuttaṃ that breaking the first four precepts is what leads to the four niraya. Since one of the defining factors of every sotapanna is the inability to fall to the four niraya, it seems more than likely that the commentary is correct in saying that this is what is meant by "virtues that are dear to the Noble Ones", and that any person who can break the first four precepts is surely not free from the four niraya and should thus not be considered a sotapanna.

Bhante Yutthadhammo
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Sotapanna
« Reply #92 on: 12 September 2008, 10:46:04 AM »
Anumodana atas tanggapan teman2,
mungkin kita perlu mendefinisikan dulu apakah Dewa Sakka mencuri atau tidak,
jadi ceritanya begini teman2:

Brahmana Dona sewaktu mendistribusikan relik Buddha, secara diam2 menyembunyikan Relik gigi Sang Buddha dibalik Sorbannya, saat itu Dewa Sakka turun untuk mengambil Relik Gigi yang dianggap sebagai jatahnya. Dewa Sakka mencari2 tapi tidak menemukan karena disembunyikan oleh Brahmana Dona. kemudian Sakka mengetahui bahwa Relik yang dicari ada di balik sorban Brahmana Dona dan mengambilnya. jadi Sakka mencuri dari si pencuri. (Sumber: RAPB)

Nah, dalam hal ini, apakah Sakka melakukan pencurian atau tidak?

 _/\_

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Sotapanna
« Reply #93 on: 12 September 2008, 10:48:53 AM »
Dewa Sakka hanya mengambil apa yang menjadi jatahnya. tindakan itu bukan mencuri karena memang sudah disiapkan sebagai jatah/bagian
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Sotapanna
« Reply #94 on: 12 September 2008, 01:48:11 PM »


kembali pada topik diatas, mengenai link ke Bhikkhu Dhammavuddho yang dijadikan referensi rasanya saya kurang begitu sreg terhadap tulisan Bhikkhu dhammavuddho, karena menilai isi tulisan beliau, banyak pandangannya yang saya anggap teori pribadi, contohnya tulisan beliau bahwa hanya dengan mendengar Dhamma bisa mencapai kesucian, saya rasa yang lebih tepat adalah pada waktu mendengar dhamma, ia melatih Dhamma dan melaksanakan seven stages of purification) lalu selesai dalam waktu yang singkat.

Sukhi hotu....

Fabian




sepengetahuan saya... seven stages of purification ini disusun belakangan setelah Buddha parinibana oleh guru-guru meditasi,

apa betul demikian ? kalo salah tolong diralat ya...

apa di Tipitaka , dalam kotbahnya Buddha pernah menerangkan tentang seven stages of purification ?

saya hanya ingin mencari tau, bukan berdebat...

 _/\_



Saudara Andrew yang baik,

Mungkin saudara Andrew pernah membaca tulisan dari Bhikkhu yang bukan ahli Tipitaka yang menganggap bahwa itu hanya susunan belakangan. Memang jaman sekarang banyak bhikkhu-bhikkhu yang ingin dianggap kritis sehingga dia menganggap bahwa pengertian ini atau pengertian itu atau sesuatu yang tidak dia ketahui tak ada di Tipitaka, lalu dia menolak begitu saja. Pandangan bhikkhu-bhikkhu ini bagai merusak ajaran Sang Buddha dari dalam, karena mereka menolak begitu saja poin-poin Dhamma yang tidak mereka ketahui atau berada diluar jangkauan pengetahuan mereka.

seven stages of purification ada dalam Majjhima Nikaya 24, yaitu rathavinita sutta, yang merupakan poin diskusi antara YA.Sariputta dan YA.Punna Mantaniputta, saya kutip sedikit sutta tersebut,

"In the same way, my friend, purity in terms of virtue is simply for the sake of purity in terms of mind. Purity in terms of mind is simply for the sake of purity in terms of view. Purity in terms of view is simply for the sake of purity in terms of the overcoming of perplexity. Purity in terms of the overcoming of perplexity is simply for the sake of purity in terms of knowledge & vision of what is & is not the path. Purity in terms of knowledge & vision of what is & is not the path is simply for the sake of purity in terms of knowledge & vision of the way. Purity in terms of knowledge & vision of the way is simply for the sake of purity in terms of knowledge & vision. Purity in terms of knowledge & vision is simply for the sake of total Unbinding through lack of clinging. And it's for the sake of total Unbinding through lack of clinging that the holy life is lived under the Blessed One."


saya juga bukan orang yang ahli dalam Buddha Dhamma, tetapi saya tidak mendebat poin-poin dalam Tipitaka, karena saya menyadari banyak yang belum saya mengerti dalam Tipitaka.

Seperti pernyataan saudara Kainyn Kutho yang  meminta saya referensi mengenai khanika Samadhi , terus terang saya tidak tahu persis dimana (maaf saudara Kainyn...), setahu saya kata-kata itu ada dalam buku Abhidhamma (tetapi tidak tahu dimana) mungkin teman-teman yang belajar Abhidhamma bisa membantu (pengetahuan Abhidhamma saya sedikit).

Sedangkan mengenai Samatha dan Vipassana sudah diulas oleh rekan rekan yang lain dan ini jelas ada dalam sutta.

Salam dalam Dhamma,

sukhi hotu,

Fabian


Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Sotapanna
« Reply #95 on: 12 September 2008, 01:57:54 PM »
Bro fabian,

begitulah dilema Buddhisme yang terjadi sekarang,mengklaim diri lebih hebat dan mengenyahkan pandangan Tipitaka sebagai panduan...dan malah kita dicap melekat akan Tipitaka
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Sotapanna
« Reply #96 on: 12 September 2008, 02:00:26 PM »
Anumodana atas tanggapan teman2,
mungkin kita perlu mendefinisikan dulu apakah Dewa Sakka mencuri atau tidak,
jadi ceritanya begini teman2:

Brahmana Dona sewaktu mendistribusikan relik Buddha, secara diam2 menyembunyikan Relik gigi Sang Buddha dibalik Sorbannya, saat itu Dewa Sakka turun untuk mengambil Relik Gigi yang dianggap sebagai jatahnya. Dewa Sakka mencari2 tapi tidak menemukan karena disembunyikan oleh Brahmana Dona. kemudian Sakka mengetahui bahwa Relik yang dicari ada di balik sorban Brahmana Dona dan mengambilnya. jadi Sakka mencuri dari si pencuri. (Sumber: RAPB)

Nah, dalam hal ini, apakah Sakka melakukan pencurian atau tidak?

 _/\_


Saudara Indra, terus terang menurut saya berdasarkan definisi sila itu sendiri, sila kedua adalah mengambil barang yang tidak diberikan. berarti dewa Sakka melanggar sila kedua.

rasanya hal ini perlu dijernihkan sehingga kita tidak terjebak pada definisi mencuri.
Makan makanan yang disediakan oleh orang di rumah kita bisa melanggar sila kedua juga (walaupun tidak dianggap mencuri), bila mau sempurna mungkin harus Bhikkhu, yaitu mengambil apabila telah diberikan kepada mereka.

Oleh karena itu perbuatan Dewa Sakka sebenarnya kurang bersih, tetapi bukan pelanggaran besar yang akan menyebabkan ia terlahir di alam apaya. Ia secara sadar melanggar sila kedua walaupun ia memiliki iktikad baik terhadap relik tersebut.

salam dalam Dhamma,

sukhi hotu,

Fabian


Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Sotapanna
« Reply #97 on: 12 September 2008, 03:05:58 PM »
Bro fabian,

begitulah dilema Buddhisme yang terjadi sekarang,mengklaim diri lebih hebat dan mengenyahkan pandangan Tipitaka sebagai panduan...dan malah kita dicap melekat akan Tipitaka



Ya kalau umat Nasrani berpatokan kepada Alkitab (perjanjian lama dan baru)
Umat Islam berpatokan pada Al qur'an dan hadits
maka kita sebagai umat Buddha sepatutnya berpatokan kepada Tipitaka, bukan berpatokan kepada orang tertentu, apalagi bila orang itu berpatokan pada pandangan lain diluar Tipitaka.

sukhi hotu....


Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Sotapanna
« Reply #98 on: 12 September 2008, 03:11:52 PM »
 _/\_ bro Fabian,
tambah lagi fenomena kegilaan akan pencerahan dan Nibbana itu sendiri telah banyak membutakan beberapa orang yang ingin mengklaim dan memproklamasikan pencerahan itu sendiri sampe akhirnya berujung pada terciptanya kultus(cult).
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Sotapanna
« Reply #99 on: 12 September 2008, 03:32:11 PM »
Om Fabian, dalam hal ini saya berpegangan kepada 5 faktor pelanggaran sila kedua.

Quote
    * para-parigga-hitam — article(s) with a concerned owner.
    * para-parigga-hita-saññita — one knows there is a concerned owner.
    * theyya-cittam — the intention to steal.
    * upakkamo — the effort to steal.
    * tena haranam — the article(s) is (are) stolen through that effort.

Apabila Sakka mengetahui bahwa relik tersebut adalah milik Sakka sendiri, saya yakin dalam hal ini Beliau tidak bersalah. Selain itu dalam Jataka dan cerita lain seringkali disebutkan Sakka melakukan hal-hal yang "nyeleneh", seperti meminta kurban, hanya untuk kebaikan pihak lain.

_/\_
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Sotapanna
« Reply #100 on: 12 September 2008, 04:02:28 PM »
...
Seperti pernyataan saudara Kainyn Kutho yang  meminta saya referensi mengenai khanika Samadhi , terus terang saya tidak tahu persis dimana (maaf saudara Kainyn...), setahu saya kata-kata itu ada dalam buku Abhidhamma (tetapi tidak tahu dimana) mungkin teman-teman yang belajar Abhidhamma bisa membantu (pengetahuan Abhidhamma saya sedikit).


OK, nanti saya coba cari di Abhidhamma. Thanx untuk jawabannya!

Offline andrew

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 568
  • Reputasi: 22
Re: Sotapanna
« Reply #101 on: 12 September 2008, 07:45:09 PM »

seven stages of purification ada dalam Majjhima Nikaya 24, yaitu rathavinita sutta, yang merupakan poin diskusi antara YA.Sariputta dan YA.Punna Mantaniputta, saya kutip sedikit sutta tersebut,

"In the same way, my friend, purity in terms of virtue is simply for the sake of purity in terms of mind. Purity in terms of mind is simply for the sake of purity in terms of view. Purity in terms of view is simply for the sake of purity in terms of the overcoming of perplexity. Purity in terms of the overcoming of perplexity is simply for the sake of purity in terms of knowledge & vision of what is & is not the path. Purity in terms of knowledge & vision of what is & is not the path is simply for the sake of purity in terms of knowledge & vision of the way. Purity in terms of knowledge & vision of the way is simply for the sake of purity in terms of knowledge & vision. Purity in terms of knowledge & vision is simply for the sake of total Unbinding through lack of clinging. And it's for the sake of total Unbinding through lack of clinging that the holy life is lived under the Blessed One."



Salam dalam Dhamma,

sukhi hotu,

Fabian






terima kasih pak Fabian

saya tadi siang juga menemukan ini

 _/\_

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Sotapanna
« Reply #102 on: 12 September 2008, 08:20:48 PM »
Om Fabian, dalam hal ini saya berpegangan kepada 5 faktor pelanggaran sila kedua.

Quote
    * para-parigga-hitam — article(s) with a concerned owner.
    * para-parigga-hita-saññita — one knows there is a concerned owner.
    * theyya-cittam — the intention to steal.
    * upakkamo — the effort to steal.
    * tena haranam — the article(s) is (are) stolen through that effort.

Apabila Sakka mengetahui bahwa relik tersebut adalah milik Sakka sendiri, saya yakin dalam hal ini Beliau tidak bersalah. Selain itu dalam Jataka dan cerita lain seringkali disebutkan Sakka melakukan hal-hal yang "nyeleneh", seperti meminta kurban, hanya untuk kebaikan pihak lain.

_/\_



Saudara Karuna Murti yang baik,
saya rasa relik Sang Buddha milik semua mahluk yang memuliakan Beliau. Kalau Brahmana Dona menggelapkan relik lalu dianggap tidak baik, maka tentu dewa Sakka juga sama.

Dalam hal ini mungkin pertimbangan YA.Sakka (beliau Sotapanna lho...  ) relik-relik itu tak ada pemiliknya, dan menjadi perebutan para raja. Maka beliau juga merebut relik itu dari brahmana Dona. Lantas perbuatannya bagaimana? saya rasa beliau tetap masuk dalam kategori mengambil barang yang tidak diberikan, walaupun belum tentu masuk kategori pencurian. (jadi masuk perbuatan yang tidak bersih atau tidak murni)

(((Semoga kita semua berbahagia dan bebas dari penderitaan...)))


Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Sotapanna
« Reply #103 on: 12 September 2008, 08:30:37 PM »
Om Fabian, saya tidak tahu asli atau tidaknya dan sumber referensinya, tetapi tulisan Om Indra di atas :

Quote
Brahmana Dona sewaktu mendistribusikan relik Buddha, secara diam2 menyembunyikan Relik gigi Sang Buddha dibalik Sorbannya, saat itu Dewa Sakka turun untuk mengambil Relik Gigi yang dianggap sebagai jatahnya.

Dan menilik fakta bahwa Sakka adalah Ariya, saya pribadi tidak senang (dosa) dengan memikirkan beginilah tingkah laku Ariya. Makanya saya mencoba melihat bahwa ada maksud lain dari Sakka.
_/\_
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Sotapanna
« Reply #104 on: 12 September 2008, 08:46:01 PM »
Bro Fabian,
baiklah kita sepakat, bahwa Sakka telah melakukan pelanggaran "mengambil apa yg tidak diberikan", nah kita kembali lagi ke pokok pembahasan awal yaitu "apakah seorang Ariya masih bisa melakukan pelanggaran teb?".
mohon tanggapan

 _/\_

 

anything