//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sotapanna  (Read 74892 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Sotapanna
« Reply #15 on: 12 November 2007, 08:34:54 PM »
Quote
A Sotapatti never violates the moral law. He is incapable of destroying life
menurut penuturan salah seorang muridnya, ajahn chah, seorang guru meditasi yg dianggap sudah mencapai pencerahan oleh banyak orang, suatu ketika menerima kabar dan melihat bahwa monasterynya banyak termite (rayap?).

apa yg dilakukan ajahn chah?

ternyata dia memanggil exterminator / pembasmi hama.

katanya, biar dia terima semua karmanya, yg penting latihan dan praktek muridnya tidak boleh terganggu...

 :-? :-? :-?

Actually I was trying to find the statement kalau seorang sotapanna tidka akan melanggar sila in Suttas. Tapi belum dapet.

From my point of view, seorang Sotapanna masih bisa melanggar 'oh-so-called-sila'. They don't need Sila. They don't have all must according to the books. Mereka sudah memiliki arahnya sendiri. Mereka hidup 'baik & benar' dengan sendirinya.

Quote
Virtue, as practiced by the stream-winner, is also a function of a deep trust in the principle of kamma, and of a sympathy for others that arises from that trust. Although stream-winners may still break the minor rules of training, the depth of insight that informs their virtue ensures that their adherence to the basic principles of morality is unshakable.
There is no place like 127.0.0.1

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Sotapanna
« Reply #16 on: 12 November 2007, 08:38:16 PM »
Sumedho:
Quote
The three specific chains or fetters (Pali: saṃyojana) of which the Sotapanna is free are:
   1. Sakkāya-diṭṭhi (Pali) - Belief in self
   2. Vicikicchā (Pali) - Skeptical doubt
   3. Sīlabbata-parāmāsa (Pali) - Attachment to rites and rituals

Dan selanjutnya:
Quote
The student walking in the Sotapatti path must destroy three sanyojanas (fetters):
    * The animistic superstition that inside the body there is a permanent soul or a ghost, who sees, hears, smells, tastes, etc.;
    * The superstition that without austerities and bodily mortifications heaven could not be got;
    * Doubt of a future life, or a future world and of the Karma doctrine with its corollary the law of causality.

Kalau ciri2 sotapanna adalah telah berhasil mengatasi ketiga hal diatas, yakni:
~ mengatasi keyakinan adanya diri
~ mengatasi keragu2an skeptis
~ mengatasi kepercayaan yg mengangggap ritual saja sudah cukup

Ketiga kepercayaan diatas adalah umum dalam masyarakat dunia, jika diibaratkan 'sungai', ketiga hal diatas adalah arus-nya.
Berhasil mengatasi kepercayaan umum diatas tsb, berarti sudah bisa mengatasi arus sungai (pemenang arus).

Hmmm.... jika itu barometernya, mungkin ada yah diantara kita yg sudah mengatasi ke 3 hal tsb (malah mungkin banyak ya)  >:)<
namun apakah sudah bisa dianggap sebagai seorang sotapanna? 
Sy nggak tau n belom berani menjawab-nya... :??
Kekna kata 'Sotapanna' ini kesannya tinggi n suci banget, sehingga kita menjadi agak risih.

Mungkin ada yg bisa membantu untuk menjawab?

Catatan:
Ada juga sy baca, ciri2 seorang Sotapanna adalah: berkeyakinan teguh pada Buddha, Dhamma dan Sangha dan berusaha untuk mengembangkan kebajikan yg sempurna.


::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Sotapanna
« Reply #17 on: 13 November 2007, 10:44:33 AM »
Sumedho:
Quote
The three specific chains or fetters (Pali: saṃyojana) of which the Sotapanna is free are:
   1. Sakkāya-diṭṭhi (Pali) - Belief in self
   2. Vicikicchā (Pali) - Skeptical doubt
   3. Sīlabbata-parāmāsa (Pali) - Attachment to rites and rituals

Dan selanjutnya:
Quote
The student walking in the Sotapatti path must destroy three sanyojanas (fetters):
    * The animistic superstition that inside the body there is a permanent soul or a ghost, who sees, hears, smells, tastes, etc.;
    * The superstition that without austerities and bodily mortifications heaven could not be got;
    * Doubt of a future life, or a future world and of the Karma doctrine with its corollary the law of causality.

Kalau ciri2 sotapanna adalah telah berhasil mengatasi ketiga hal diatas, yakni:
~ mengatasi keyakinan adanya diri
~ mengatasi keragu2an skeptis
~ mengatasi kepercayaan yg mengangggap ritual saja sudah cukup

Ketiga kepercayaan diatas adalah umum dalam masyarakat dunia, jika diibaratkan 'sungai', ketiga hal diatas adalah arus-nya.
Berhasil mengatasi kepercayaan umum diatas tsb, berarti sudah bisa mengatasi arus sungai (pemenang arus).

Hmmm.... jika itu barometernya, mungkin ada yah diantara kita yg sudah mengatasi ke 3 hal tsb (malah mungkin banyak ya)  >:)<
namun apakah sudah bisa dianggap sebagai seorang sotapanna? 
Sy nggak tau n belom berani menjawab-nya... :??
Kekna kata 'Sotapanna' ini kesannya tinggi n suci banget, sehingga kita menjadi agak risih.

Mungkin ada yg bisa membantu untuk menjawab?

Catatan:
Ada juga sy baca, ciri2 seorang Sotapanna adalah: berkeyakinan teguh pada Buddha, Dhamma dan Sangha dan berusaha untuk mengembangkan kebajikan yg sempurna.


::



Sotapana terasa tinggi dan suci mungkin karena di pikiran sudah terpatri dalam bentuk tingkatan-tingkatan (CMIIW) bagi yg sudah mengetahui dan merasakan sendiri bisa jadi dalam ungkapannya "ah biasa aja" ;D

Dikata sotapana suci banget yah baru 3 doank yg harus dipatahkan.. masih ada bebrapa lagi yg mesti dipatahkan.. salah satunya "nafsu keinginan" (tanha)
« Last Edit: 13 November 2007, 10:53:34 AM by Radi_muliawan »
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline asung

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: 3
  • Gender: Male
  • semoga anda berbahagia
Re: Sotapanna
« Reply #18 on: 26 February 2008, 10:15:25 AM »
bagi gw melatih diri akan objek2 tidak menolak objek dan tidak melekat pada objek dl,.

mis: takut ketinggian, takut gelap, semua itu objek2 yg dijauhi bathin

dan melekat pada harta benda.

tujuan gw melatih utk tidak berpikir kedua hal2 trsb.

bagi gw ga masalah gw ini tingkat apa, yg jelas gw menjalankan aj ajaran Buddha, so hasilnya apa gw terima ja.

yg penting just do it. oke.

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Sotapanna
« Reply #19 on: 26 February 2008, 12:13:47 PM »
Halo,
Salam buat Asung. Walau new comer tapi saya sejalan dengan pemikiran anda. Hanya saja sdr.Asung, hal seperti itu tidak bisa dilatih dengan berpikir. Hal itu merupakan hasil bukan jalan. Jalan yang terbaik menuju kesana adalah mengikuti prosedur normal yang ada. Saya tidak tahu level anda. Tapi kalau saya yg masih pemula ini, tentu masih ada benar-salah, ditolak-dimelekati, dsb, walaupun tidak merupakan kemutlakan dan tidak sesolid dulu lagi.

Just my 2 cents:

Seseorang tidak akan melanggar sila lagi bila memang sila dan bukan-sila itu sudah tidak ada.


"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline asung

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: 3
  • Gender: Male
  • semoga anda berbahagia
Re: Sotapanna
« Reply #20 on: 01 March 2008, 12:16:29 PM »
yup, gw prh baca Sutta Buddha pernah d ty kok ada murid Buddha ga py tujuan dan ttp berlatih, dan ada murid yg berlatih dan memiliki tujuan.

lalu Buddha menjawab, kedua2 nya kan sampai k tujuan bukan? krn mereka menggunakan jalan yg benar, ga masalah seseorg da tujuan ato tidak....

kl ga salah...

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Sotapanna
« Reply #21 on: 19 April 2008, 02:20:58 PM »
Sotapatti phala itu bisa dilihat telah menghancurkan 3 belenggu pertama dan punya 7 kekayaan: Saddha, Sila, Caga, Hiri, Ottappa, Sula, Panna. Dia sudah tidak mampu melakukan Akusala Garuka Kamma, dan sudah pasti tidak jatuh ke alam menyedihkan.
Tapi, 3 belenggu yang dihancurkan bukan berarti hanya 'tahu' atau 'percaya' saja, tapi memang memiliki pengertian benar (samma ditthi).

Menghancurkan Sakkāya-diṭṭhi adalah yang paling rumit. Jadi ga dibahas.

menghancurkan Vicikicchā adalah karena dia memang sudah membuktikan sendiri ajaran2 Buddha, sehingga mengetahui kebenarannya, bukan hanya keyakinan fanatik terhadap Buddha/Dhamma/Sangha.

Menghancurkan Sīlabbata-parāmāsa berarti dia mengetahui hal apakah yang membawa orang pada pembebasan, dan hal apakah yang tidak. Jika masih berpikir bahwa hanya 'merk' Buddha ataupun meditasi tertentu yang membawa orang pada pencapaian kesucian, itu pun sebenernya Sīlabbata-parāmāsa.

Jadi memang sebetulnya pencapaian Sotapatti tidak semudah yang dibayangkan.
Juga tidak perlu dilihat sebagai yang tidak mungkin dicapai. Yang penting terus berlatih aja.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Sotapanna
« Reply #22 on: 19 April 2008, 09:10:13 PM »
tapi tidak sesuci yg kita duga. bisa saja ada diantara kita, tetapi kita tidak menyadarinya.
There is no place like 127.0.0.1

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Sotapanna
« Reply #23 on: 19 April 2008, 09:29:47 PM »
tapi tidak sesuci yg kita duga. bisa saja ada diantara kita, tetapi kita tidak menyadarinya.

bisa saja ada yg menyadarinya juga ;)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Sotapanna
« Reply #24 on: 19 April 2008, 09:32:19 PM »
hayo hayo sapa tuh om tesla ?  ^-^
There is no place like 127.0.0.1

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Sotapanna
« Reply #25 on: 19 April 2008, 09:57:31 PM »
'bisa saja' ada yg menyadarinya, tapi bukan saya suhu... ^:)^

yg jelas...

bisa ga bisa...

semua itu...

bisa aja...

=))
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Sotapanna
« Reply #26 on: 21 April 2008, 03:09:01 PM »
Sumedho:
Quote
The three specific chains or fetters (Pali: saṃyojana) of which the Sotapanna is free are:
   1. Sakkāya-diṭṭhi (Pali) - Belief in self
   2. Vicikicchā (Pali) - Skeptical doubt
   3. Sīlabbata-parāmāsa (Pali) - Attachment to rites and rituals

Dan selanjutnya:
Quote
The student walking in the Sotapatti path must destroy three sanyojanas (fetters):
    * The animistic superstition that inside the body there is a permanent soul or a ghost, who sees, hears, smells, tastes, etc.;
    * The superstition that without austerities and bodily mortifications heaven could not be got;
    * Doubt of a future life, or a future world and of the Karma doctrine with its corollary the law of causality.

Kalau ciri2 sotapanna adalah telah berhasil mengatasi ketiga hal diatas, yakni:
~ mengatasi keyakinan adanya diri
~ mengatasi keragu2an skeptis
~ mengatasi kepercayaan yg mengangggap ritual saja sudah cukup

Ketiga kepercayaan diatas adalah umum dalam masyarakat dunia, jika diibaratkan 'sungai', ketiga hal diatas adalah arus-nya.
Berhasil mengatasi kepercayaan umum diatas tsb, berarti sudah bisa mengatasi arus sungai (pemenang arus).

Hmmm.... jika itu barometernya, mungkin ada yah diantara kita yg sudah mengatasi ke 3 hal tsb (malah mungkin banyak ya)  >:)<
namun apakah sudah bisa dianggap sebagai seorang sotapanna? 
Sy nggak tau n belom berani menjawab-nya... :??
Kekna kata 'Sotapanna' ini kesannya tinggi n suci banget, sehingga kita menjadi agak risih.

Mungkin ada yg bisa membantu untuk menjawab?

Catatan:
Ada juga sy baca, ciri2 seorang Sotapanna adalah: berkeyakinan teguh pada Buddha, Dhamma dan Sangha dan berusaha untuk mengembangkan kebajikan yg sempurna.
::

Berdasarkan Abhidhamma....

Mari kita lihat dari Lobha-mula-citta & Moha-mula-citta... ^:)^

Lobha-mula-citta adalah Kesadaran atau pikiran yang berakar pada Lobha.

Lobha-mula¬citta terdiri atas delapan jenis, yaitu :

1. Somanassa-sahagatam, ditthigatasampayuttam, asankharikam, yang berarti Satu kesadaran, disertai perasaan senang, bersekutu dengan pandangan keliru, muncul spontan tanpa ajakan
 
2. Somanassa-sahagatam, ditthigatasampayuttam, sasankharikam, yang artinya Satu kesadaran, disertai perasaan senang, bersekutu dengan pandangan keliru, muncul dengan ajakan

3. Somanassa-sahagatam, ditthigatavippavuttam, asankharikam, yang artinya Satu kesadaran, disertai perasaan senang, tidak bersekutu dengan pandangan keliru, muncul spontan tanpa ajakan

4. Somanassa-sahagatam, ditthigatavippayuttam, sasankharikam, yang artinya Satu kesadaran, disertai perasaan senang, tidak bersekutu dengan pandangan keliru, muncul dengan ajakan

5. Upekkhasabagatam, ditthigatasampayuttam, asankharikam, yang artinya Satu kesadaran, disertai perasaan netral, bersekutu dengan pandangan keliru, muncul spontan tanpa ajakan

6. Upekkhasahagatam, ditthigatasampayuttam, sasahkharikam, yang artinya Satu kesadaran, disertai perasaan netral, bersekutu dengan pandangan keliru, muncul dengan ajakan

7. Upekkhasahagatam, ditthigatavippayutam, asatikharikam, yang artinya Satu kesadaran, disertai perasaan netral, tidak bersekutu dengan pandangan keliru, muncul spontan tanpa ajakan

8. Upekkhasahagatam, ditthigatavippayuttam, sasafikharikam, yang artinya Satu kesadaran, disertai perasaan netral, tidak bersekutu dengan pandangan keliru, muncul dengan ajakan


Moha-mula-citta adalah Kesadaran atau pikiran yang berakar pada moha.

Moha-mula-citta terdiri dari dua jenis, yaitu :

1. Upekkhasahagatam vicikicchasampayuttam, yang berarti Satu kesadaran disertai perasaan netral, bersekutu dengan keraguan / skeptis

2. Upekkhasahagatam uddhaccasampayuttam, yang berarti Satu kesadaran disertai perasaan netral, bersekutu dengan kegelisahan

Jadi untuk Sotapanna berarti telah membasmi LOBHA jenis pertama, kedua, kelima dan keenam, serta MOHA jenis pertama.

 _/\_ :lotus:

~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Sotapanna
« Reply #27 on: 21 April 2008, 06:00:36 PM »
Untuk lobha-mula-citta-nya, mungkin begitu. Tetapi untuk moha-mula-citta, sepertinya belum tentu seperti itu.
Upekkhasahagatam vicikicchasampayuttam, dalam hal ini adalah semua keraguan secara universal. Dalam hal ini cetasika Vicikiccha masih dapat muncul dalam kesadaran akusala yang manapun yang tidak terkait dengan pandangan salah.

Selain itu juga, rasanya Sotapanna sudah menyingkirkan kusala kamavacara cittani nomor 3,4, 7 dan 8, sebab mereka bukan orang yang berbuat baik dengan pandangan salah juga.


Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Sotapanna
« Reply #28 on: 21 April 2008, 07:06:25 PM »
kalau seorang sotapanna rebirth, kan bisa saja melakukan akusala kamma dg citta di atas.

n mohon penjelasan, kenapa citta2 tsb tidak dapat muncul pada seorang sotapanna?
mulai dari yg pertama yah...
Quote
1. Somanassa-sahagatam, ditthigatasampayuttam, asankharikam, yang berarti Satu kesadaran, disertai perasaan senang, bersekutu dengan pandangan keliru, muncul spontan tanpa ajakan

terima kasih,
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Sotapanna
« Reply #29 on: 22 April 2008, 09:10:29 AM »
Seorang Sotapanna, walaupun mengalami tumimbal lahir di tempat yang tidak mengenal Dhamma, atau tidak ada merk2 Buddhisme pun tetap tidak dapat melakukan hal-ha yang berlandaskan kesadaran tersebut, sebab ia sudah tidak memiliki pandangan salah. Kapanpun dia melakukan hal perbuatan salah (dalam hal ini berlandaskan Lobha), dia menyadari bahwa itu bukanlah hal yang benar.
Begitu pula untuk kesadaran 2, 5 & 6. Jadi walaupun kesadaran akusala itu muncul dari dalam ataupun karena faktor dari luar, apakah kemudian perasaannya senang atau netral, dia tetap menyadari itu bukanlah hal yang dibenarkan.

Pencapaian Sotapatti magga/phala ini adalah memang sangat istimewa. Maka saya katakan tidak semudah yang dipikir orang secara umum bahwa kalo sudah jadi umat Buddha, belajar tentang belenggu itu, melakukan meditasi tertentu beberapa sesi, sudah jadi Sotapanna.
Bahkan dalam Sutta dikatakan seorang Sotapanna pasti meninggal dengan pikiran baik (tidak ada akusala asanna kamma), oleh karena itu tidak akan terlahir di alam rendah.






 

anything