markosprawira,
kalo untuk mencapai Nibbana, kaga perlu buddha dhamma, Buddha kaga bakalan ngajarin lah.........
Kalo dari sutta, dibilang memang awalnya semua ajaran itu perlu, tetapi ketika realisasi total (mencapai Arahatta), ajaran itu sendiri sudah tidak 'digenggam'.
Lalu seperti para Pacceka Buddha juga tidak/belum tentu mengerti rumusan Buddha Dhamma, tetapi mereka bisa merealisasikannya sendiri.
Tetapi sekali lagi itu adalah pada tahapan akhir (Arahatta) dan juga pada kualitas Pacceka Buddha yang sangat luar biasa, bukan pada orang awam seperti saya.
dear Kainyn,
coba anda baca secara holistik dari awal.....
1. pak hudoyo dengan jelas menyatakan bahwa
untuk mencapai nibbana, tidak diperlukan buddha dhamma
2. saya bilang : kalo untuk mencapai Nibbana, kaga perlu buddha dhamma, Buddha kaga bakalan ngajarin lah
jadi disini anda bisa melihat sendiri bahwa diskusi bukan masalah
setelah realisasi total/nibbana, buddha dhamma tidak dibutuhkan, namun pada
proses menuju nibbana, tidak membutuhkan buddha dhammaMengenai Pacceka Buddha :
1. Betul mereka mencapai ke-buddha-an pada waktu dhamma tidak ada. Namun apakah itu berarti, mereka tidak perlu buddha dhamma sama sekali??? saya rasa tidak. Secara label/harafiah memang tidak ada buddha dhamma, namun tentunya mereka menjalankan jalan mulia berunsur delapan juga, karena jelas hanya jalan itulah yang membimbing menuju Nibbana
2. Saat ini masih ada ajaran Buddha Gautama. Sangat berbahaya untuk menyebutkan "tidak perlu Buddha Dhamma untuk mencapai Nibbana" karena akan membuat ada yang berasumsi "Kalau begitu, kita ga perlu belajar Buddha Dhamma dong". Sudah jelas ini akan menuju ke arah percepatan penghancuran Buddha Dhamma
semoga bisa dimengerti yah.......