//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Kenapa begitu?  (Read 14883 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Pitu Kecil

  • Sebelumnya Lotharguard
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.344
  • Reputasi: 217
  • Gender: Male
Re: Kenapa begitu?
« Reply #30 on: 15 January 2008, 08:26:48 PM »
Quote
memang betul bro hengki, tapi di bulan 7 puncaknya saya di bulan 7 selalu usahakan setiap hari ke vihara membaca Ti Cang Cing. dan berusaha Vegetarian penuh selama 1 bulan.
di bulan itu pintu neraka dibuka dan Makhluk2 yang terlihat akan merasakan manfaatnya dari pembacaan paritta,meditasi dan berdana dan perlimpahan jasa kepada mereka.
ini bukannya kepercayaan/tradisi tiongkok yg bulan 7, pintu neraka dibuka ?

di buddhisme sih agak berbeda. mahluk di neraka yah tetap disana. mahluk peta/setan yah tetap berkeliaran diluar sana. mungkin disebelah kita  ^-^

Thanks bro atas infonya, tapi walaupun bergitu di bulan 7 kita banyak perbuat kebaikan untuk menolong sanak saudara yang menderita.  _/\_

ada yang bisa mengajarkan apa saja yang harus dilakukan pas di bulan 7 ??? biar di tahun ini saya lebih banyak berbuat untuk makhluk2 yang derita di alam neraka dan di alam lain ? _/\_
Smile Forever :)

Offline asbak

  • Teman
  • **
  • Posts: 83
  • Reputasi: 2
  • asbak & rokok
Re: Kenapa begitu?
« Reply #31 on: 12 February 2008, 03:50:22 AM »
sorry oot bangat nih , mau tanya
apakah pelimpahan jasa hanya bisa dilakukan di vihara ?atau bimbingan seorg bhkikku ?  ^:)^ ^:)^ ^:)^
Ashtray & Cigarrete differ Gun & Roses

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Kenapa begitu?
« Reply #32 on: 12 February 2008, 08:29:24 AM »
sorry oot bangat nih , mau tanya
apakah pelimpahan jasa hanya bisa dilakukan di vihara ?atau bimbingan seorg bhkikku ?  ^:)^ ^:)^ ^:)^
IMO ya pelimpahan jasa bisa dilakukan di mana saja sejauh kita ada niat yang baik untuk melimpahkan jasa pada leluhur.
Dengan adanya proses pelimpahan jasa tersebut, maka leluhur yang mengetahuinya akan merasa bahagia karena sanak familinya masih memperhatikan dirinya walau dirinya telah tiada. Karena merasa bahagia, secara tidak langsung sebenarnya leluhur telah melakukan perbuatan baik untuk dirinya sendiri melalui pikiran. Sehingga pada suatu saat, bisa saja ketika kumpulan karma baiknya cukup, dapat bertumimbal lahir ke alam yang lebih bahagia.
 
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Kenapa begitu?
« Reply #33 on: 12 February 2008, 09:28:33 AM »
Pelimpahan jasa itu seperti begini : Kamu menolong nenek-nenek menyebrang jalan, terus ada orang yang terharu, lalu ikut mengembangkan cinta kasih karena melihat kamu melakukan perbuatan baik.

Jadi tidak ada transfer karma, karma tetap masing-masing.
Kamu melakukan perbuatan baik -> karma kamu.
Orang mengembangkan cinta kasih -> karma orang tersebut.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline JackDaniel

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 824
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
Re: Kenapa begitu?
« Reply #34 on: 12 February 2008, 07:52:46 PM »
kalo ga salah bagi org cina bulan 7 ga bagus...tp bagi Buddhisme seh kebalikannya...
kalo baca paritta seh merinding ga pernah
tapi kalo pada Kebaktian Kebangkitan Rohani Waisak waktu menyanyikan lagu Parinibbana di Lyric:
"Sang Buddha berbaring,dengan agung dan mulia,memberikan nasehat untuk yg terakhir kalinya" dan "Para Bhikku bersujud memberikan penghormatan terakhir dewa pun turut bersujud tebarkan harum semerbak di hari Parinibbana"
langsung terharu dan air mata menetes...
bagi gua seh ikut tradisi ga ada salahnya
« Last Edit: 12 February 2008, 07:55:50 PM by JackDaniel »
"Karena pandangan yang salah orang bodoh menghina ajaran mulia, orang suci dan orang bijak. Ia akan menerima akibatnya yang buruk, seperti rumput kastha yang berbuah hanya untuk menghancurkan dirinya sendiri".

DHAMMAPADA, syair 164

 

anything