//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Hubungan Musik dengan Dhamma?  (Read 62522 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #180 on: 13 April 2011, 11:11:35 AM »
thanks atas informasinya sdr. Indra,
adakah literatur resmi yang mengacu ke atthasila wajib dilaksanakan oleh umat awam pada hari uposattha..
lumayan sebagai tambahan referensi, karena saya rasa banyak awam (include saya sendiri) yang beranggapan atthasila itu "hukumnya sunnah" (boleh dilakukan, boleh tidak alias tidak ada kewajiban)
Tidak wajib, tapi dianjurkan.

Sutta Nipata, Dhammikasutta:

[...]
Aku akan memberitahukan kewajiban dari perumahtangga, yang melakukannya akan membawa manfaat, karena -tidak mungkin seorang perumahtangga melakukan apa yang dilakukan bhikkhu sepenuhnya.
-Tidak membunuh ...
-Tidak mengambil apa yang tidak diberikan ...
-Menghindari kehidupan tidak suci sebagaimana orang bijaksana menghindari lubang dengan bara yang menyala, mereka yang tidak hidup suci, sedikitnya tidak pergi ke istri orang lain.
[...]
Menghindari pembunuhan, pencurian, berbohong, dan zat memabukkan;
Hidup suci, menjauhkan diri dari hubungan seksual
Tidak makan pada malam hari dan pada waktu yang tidak tepat
Tidak mengenakan bunga, wangi-wangian
Tidur di lantai atau menggunakan tikar

Delapan sila ini dilaksanakan pada hari bulan penuh, oleh Sang Bhagava untuk mengakhiri dukkha.
Pada hari ke empat belas, lima belas dan delapan ketika bulan mengembang, jalankanla delapan sila.
Pada pagi hari, dengan pikiran bersih dan bahagia, seorang bijak, setelah menjalankan uposatha, memberikan makanan dan minuman yang sesuai untuk sangha.
Ia harus menyokong ibu dan ayahnya sebagai kewajibannya dan melakukan perdagangan yang jujur.
Ini yang harus dilakukan dengan giat bagi seorang perumahtangga agar terlahir di antara deva yang disebut menyinari diri sendiri (sayampabhe).



Yang menarik, dalam sutta ini tidak disinggung mengenai musik, nyanyian, dan hiburan.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #181 on: 13 April 2011, 11:13:40 AM »
mungkin saya harus perjelas pertanyaan saya, yang hendak saya tanyakan, apakah dianggap suatu pelanggaran jika seseorang yang tuli men-compose, mendendang, menyanyikan ? karena indria pendengaran tidak berfungsi jadi tidak bisa menikmati..

konklusi pertanyaan : apakah karena perbuatan yang menyebabkan pelanggaran / karena adanya pemanjaan indriya yang menyebabkan pelanggaran ?

ini pelebaran dari topik, namun bisa menjadi diskusi cukup menarik, setelah membaca thread ini, mohon yang punya pendapat bisa mengutarakannya.
Kasus Beethoven itu seperti 'mengingat' dan menciptakan lagu di pikiran. Dia sendiri tidak bisa mendengarnya. Saya pikir ini tidak bisa disamakan dengan bernyanyi.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #182 on: 13 April 2011, 11:20:18 AM »
tolong dibaca karniya metta sutta nya, adakah dalam konteks metta di sana ada di jelaskan hubungan suami istri? hubungan ibu dan anak ada di jelaskan.
Hubungan ibu dan anak dijelaskan, tapi juga tidak dijelaskan hubungan kasih ibu-anak diekspresikan lewat lagu.

Yang ingin saya bahas adalah metta adalah metta, kesenangan indriah adalah kesenangan indriah. Bernyanyi BUKAN sebuah bentuk alami dari metta, sebab memang metta yang adalah kondisi pikiran, tidaklah memiliki bentuk alami. Metta memang diwujudkan dalam perbuatan secara subjektif.

Offline Harpuia

  • Teman
  • **
  • Posts: 97
  • Reputasi: 9
  • Harpy
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #183 on: 13 April 2011, 11:22:05 AM »
Terima kasih atas jawaban sdr. Kainyn,

Yang menarik, dalam sutta ini tidak disinggung mengenai musik, nyanyian, dan hiburan.

Mungkin sdr. Kainyn bisa share, mengapa pada prakteknya, ada larangan mengenai musik, nyanyian dan hiburan padahal tidak ada di sutta yang telah dipost,
apakah ada di sutta lain ? atau seiring dengan perkembangan Buddhisme, telah melebur dengan tradisi setempat sehingga muncul larangan ini ?
 

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #184 on: 13 April 2011, 11:40:11 AM »
Terima kasih atas jawaban sdr. Kainyn,

Yang menarik, dalam sutta ini tidak disinggung mengenai musik, nyanyian, dan hiburan.

Mungkin sdr. Kainyn bisa share, mengapa pada prakteknya, ada larangan mengenai musik, nyanyian dan hiburan padahal tidak ada di sutta yang telah dipost,
apakah ada di sutta lain ? atau seiring dengan perkembangan Buddhisme, telah melebur dengan tradisi setempat sehingga muncul larangan ini ?
 
Sebetulnya uposatha banyak disinggung dalam sutta, misalnya dalam Anguttara Nikaya, Atthaka, dalam bab uposathavaggo dibahas banyak tentang uposatha. Dalam sutta-sutta tersebut, menjauhkan diri dari musik, tarian dan hiburan termasuk dalam sila yang dijalankan. Saya juga kurang tahu mengapa tidak disebutkan dalam sutta nipata.

Offline ChandraOyuget

  • Teman
  • **
  • Posts: 85
  • Reputasi: 1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #185 on: 13 April 2011, 12:25:28 PM »
setelah membaca postingan om Kainyn .... hati ini rasanya lega... _/\_

Offline ChandraOyuget

  • Teman
  • **
  • Posts: 85
  • Reputasi: 1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #186 on: 13 April 2011, 12:39:02 PM »
 _/\_
setelah melalui proses perbincangan, saya jadi punya pendapat untuk dikoreksi sama tmen2...

untuk musik, sudah dilarang dalam Athasila dengan tujuan untuk memurnikan kembali indera kita , simplenya begitu toh ?....
dan bagi umat awam pun biasa Athasila dijalankan sebisanya di hari Uposatha saja....

ternayta sebgai umat awam, kt tdk dilarang untuk bermain musik.... karena bermain musik tidak melukai siapa2 toh....
hanya bermain alat musik dengan musik2 yang keras.... dengan musik2 yang mengerahkan emosi2 keras....
aliran Trashmetal dan Underground, menurut saya pribadi itu tidak baik bagi umat Buddhist
selain dapat mengikis kemampuan indera pendengaran kita....
dan juga jangan sampai kita terobsesi dengan kenikmatan bermain alat musik, sehingga muncul niat2 yang aneh2
dan diusahakan kita dapt mengimbanginya dengan meditasi....

kecuali kita adalah seorang Bikkhu, bukan Biku Gitar yah  8) _/\_

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #187 on: 13 April 2011, 12:47:08 PM »
sebenarnya ada pertanyaan? bagaimana dgn gatha2 dalam buku paritta jadi itu untuk umat awam saja? seperti jaya manggala gatha, maha jaya manggala gatha. 
« Last Edit: 13 April 2011, 12:58:48 PM by daimond »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #188 on: 13 April 2011, 01:02:28 PM »
_/\_
setelah melalui proses perbincangan, saya jadi punya pendapat untuk dikoreksi sama tmen2...

untuk musik, sudah dilarang dalam Athasila dengan tujuan untuk memurnikan kembali indera kita , simplenya begitu toh ?....
dan bagi umat awam pun biasa Athasila dijalankan sebisanya di hari Uposatha saja....

ternayta sebgai umat awam, kt tdk dilarang untuk bermain musik.... karena bermain musik tidak melukai siapa2 toh....
hanya bermain alat musik dengan musik2 yang keras.... dengan musik2 yang mengerahkan emosi2 keras....
aliran Trashmetal dan Underground, menurut saya pribadi itu tidak baik bagi umat Buddhist
selain dapat mengikis kemampuan indera pendengaran kita....
dan juga jangan sampai kita terobsesi dengan kenikmatan bermain alat musik, sehingga muncul niat2 yang aneh2
dan diusahakan kita dapt mengimbanginya dengan meditasi....

kecuali kita adalah seorang Bikkhu, bukan Biku Gitar yah  8) _/\_


IMO sila ditetapkan bukan untuk mencegah kita melukai makhluk lain, misalnya sila musavada, walaupun berbohong dilakukan untuk menolong orang lain, hal itu juga merupakan pelanggaran. bermain musik apakah musik pop, classic, atau metal menurut saya sama saja, itu sebabnya dalam sila, tidak disebutkan, menghindari musik jenis tertentu. nanti akan muncul lagi polemik "kalau lagu buddhis kan tidak apa2", padahal sebenarnya tidak ada yg disebut lagu buddhis. secara sederhana lagu buddhis adalah lagu yg mengeksploitasi umat buddhis untuk membeli albumnya.

sbg umat awam, kita memang tidak dilarang untuk bermain musik, tapi bermain musiklah dengan sadar, bahwa musik sesungguhnya dapat menimbulkan kemelekatan. tidak perlu mencari pembenaran, "ah saya kan bukan bhikkhu", dll.

Offline ChandraOyuget

  • Teman
  • **
  • Posts: 85
  • Reputasi: 1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #189 on: 13 April 2011, 01:04:34 PM »
IMO sila ditetapkan bukan untuk mencegah kita melukai makhluk lain, misalnya sila musavada, walaupun berbohong dilakukan untuk menolong orang lain, hal itu juga merupakan pelanggaran. bermain musik apakah musik pop, classic, atau metal menurut saya sama saja, itu sebabnya dalam sila, tidak disebutkan, menghindari musik jenis tertentu. nanti akan muncul lagi polemik "kalau lagu buddhis kan tidak apa2", padahal sebenarnya tidak ada yg disebut lagu buddhis. secara sederhana lagu buddhis adalah lagu yg mengeksploitasi umat buddhis untuk membeli albumnya.

sbg umat awam, kita memang tidak dilarang untuk bermain musik, tapi bermain musiklah dengan sadar, bahwa musik sesungguhnya dapat menimbulkan kemelekatan. tidak perlu mencari pembenaran, "ah saya kan bukan bhikkhu", dll.
_/\_ yup demikian lebih terkoreksi...

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #190 on: 13 April 2011, 01:41:08 PM »
_/\_
setelah melalui proses perbincangan, saya jadi punya pendapat untuk dikoreksi sama tmen2...

untuk musik, sudah dilarang dalam Athasila dengan tujuan untuk memurnikan kembali indera kita , simplenya begitu toh ?....
dan bagi umat awam pun biasa Athasila dijalankan sebisanya di hari Uposatha saja....

ternayta sebgai umat awam, kt tdk dilarang untuk bermain musik.... karena bermain musik tidak melukai siapa2 toh....
hanya bermain alat musik dengan musik2 yang keras.... dengan musik2 yang mengerahkan emosi2 keras....
aliran Trashmetal dan Underground, menurut saya pribadi itu tidak baik bagi umat Buddhist
selain dapat mengikis kemampuan indera pendengaran kita....
dan juga jangan sampai kita terobsesi dengan kenikmatan bermain alat musik, sehingga muncul niat2 yang aneh2
dan diusahakan kita dapt mengimbanginya dengan meditasi....

kecuali kita adalah seorang Bikkhu, bukan Biku Gitar yah  8) _/\_
Sudah dijawab bro Indra, intinya 5 sila itu idealnya selalu dilakukan. Atthasila sifatnya dilakukan boleh, tidak juga tidak masalah, tapi kalau tidak melakukan, kata Buddha seperti orang yang tidak menabung, menyia-nyiakan kesempatan.

Soal jenis lagu, semua itu hanyalah paduan dan susunan dari unsur suara. Antara mantra indah yang dilagukan ataupun death-metal tentang pembunuhan, secara hakiki tidak ada bedanya, semua adalah objek yang netral. Menjadi berbeda adalah bagaimana kita menanggapinya saja. Begitu pula syairnya, itu hanyalah bahasa, sebuah unit komunikasi. 

Seandainya ada beredar lagu yang berjudul: "Buddhist Tolol Otak Udang", maka menurut Ajaran Buddha, bukan lagu itu yang harus dimusnahkan/dihindari, bukan penciptanya diganjar hukuman karena menista agama, dll. Yang harus diperhatikan adalah pikiran kita sendiri yang bereaksi ketika mendengarkan lagu itu, bagaimana bathin kita goyah dan bergejolak karena kemelekatan. Apakah itu lagu baik/jahat? Untuk orang biasa, mungkin itu lagu haram. Tapi untuk orang yang sedang berlatih, mungkin akan melihatnya sebagai lagu 'Vipassana'.


Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #191 on: 19 April 2011, 09:02:41 PM »
keindahan musik dikatakan memanjakan indera dan menimbulkan kemelekatan.
kenapa mangala sutta disusun sebagai puisi yg indah, berstruktur 12 bait, tiap bait ada 4 kalimat, tiap kalimat terdiri dari 8-9 suku kata?
kenapa mangala sutta tidak disusun sebagai penjelasan datar seperti teks dunia dalam berita?
apakah keindahan puisi ini tidak memanjakan indera dan menimbulkan kemelekatan?
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Dhamma Sukkha

  • Sebelumnya: Citta Devi
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.607
  • Reputasi: 115
  • kilesaa... .... T__T""" :) _/\_
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #192 on: 19 April 2011, 10:26:15 PM »
keindahan musik dikatakan memanjakan indera dan menimbulkan kemelekatan.
kenapa mangala sutta disusun sebagai puisi yg indah, berstruktur 12 bait, tiap bait ada 4 kalimat, tiap kalimat terdiri dari 8-9 suku kata?
kenapa mangala sutta tidak disusun sebagai penjelasan datar seperti teks dunia dalam berita?
apakah keindahan puisi ini tidak memanjakan indera dan menimbulkan kemelekatan?

teks ini mana bisa memanjakan indera, biar bagaimanapun mangala sutta hanyalah sebuah kumpulan kata yg membentuk sebuah kalimat, mana bisa memanjakan indera.... \Y__Y/"""
mangala sutta itu ada dalam buku paritta...kenapa yg u tanya mangala sutta, bukan ratana sutta yg ada musiknya, yg pernah c susi post? kenapa bukan dhammacakkapavatthana sutta? :D :D :D
pdhl itu juga termsk inti ajaran Buddha, jauhilah kejahatan, perbanyaklah kebajikan, sucikan hati dan pikiran...

sabbapapasa akaranam kusalassa upasampada sacittapariyo etam buddham sasanam...
to mocun n suhu : W belum bisa bahasa pali, habis susah pelajarinya, tapi w dah tau toko yg menjual pati teks n sankrit itu ko rofin yg jual... uda yaa...

mangala sutta w sangat suka, krn itu ada mengajarkan byk kebajikan termasuk bakti kepada org tuaa... dll.... ttg kepedulian akan org lain, waktu yg tepat mendengarkan dhamma.... dlsbgnya mengunjungi para petapa/ustad/pemuka agama dkk.... hingga menembus 4 kebenaran ariya( kebenaran mulia ttg penderitaan, asal mula penderitaan, ttg akhir penderitaan, ttg jln menuju akhir penderitaan)....

metta cittena,
Citta _/\_
May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

Offline Dhamma Sukkha

  • Sebelumnya: Citta Devi
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.607
  • Reputasi: 115
  • kilesaa... .... T__T""" :) _/\_
May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

Offline Dhamma Sukkha

  • Sebelumnya: Citta Devi
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.607
  • Reputasi: 115
  • kilesaa... .... T__T""" :) _/\_
Re: Hubungan Musik dengan Dhamma?
« Reply #194 on: 19 April 2011, 10:48:08 PM »
MANGALA SUTTA (Sutta tentang Berkah Utama)


EVAMME SUTAM,
EKAM SAMAYAM BHAGAVA, SAVATTHIYAM VIHARATI, JETAVANE ANATHAPINDIKASSA ARAME. ATHA KHO ANATHARA DEVATA, ABHIKKANTAYA RATTIYA ABHIKKANTAVANNA KEVALAKAPPAM JETAVANAM OBHASETVA. YENA BHAGAVA TENUPASANKAMI, UPASANKAMITVA BHAGAVANTAM ABHIVADETVA EKAMANTAM ATTHASI, EKAMANTAM THITA KHO SA DEVATA BHAGAVANTAM GATHAYA AJJHABASI:

Demikianlah telah kudengar :
Pada suatu ketika Sang Bhagava menetap di dekat Savatthi, dihutan Jeta di Vihara Anathapindika. Maka datanglah dewa, ketika hari menjelang pagi, dengan cahaya yang cemerlang menerangi seluruh hutan Jeta menghampiri Sang Bhagava, menghormat Beliau lalu berdiri di satu sisi. Sambil berdiri disatu sisi, dewa itu berkata kepada Sang Bhagava dalam syair ini :

BAHU DEVA MANUSSA CA
MANGALANI ACINTAYUM
AKANKHAMANA SOTTHANAM
BRUHI MANGALAMUTTAMAM

ASEVANA CA BALANAM
PANDITANANCA SEVANA
PUJA CA PUJANIYANAM
ETAMMANGALAMUTTAMAM

PATIRUPADESAVASO CA
PUBBE CA KATAPUNNATA
ATTASAMMAPANIDHI CA
ETAMMANGALAMUTTAMAM

BAHUSACCAN CA SIPPAN CA
VINAYO CA SUSIKKHITO
SUBHASITA CA YA VACA
ETAMMANGALAMUTTAMAM

MATAPITU UPATTHANAM
PUTTADARASSA SANGAHO
ANAKULA CA KAMMANTA
ETAMMANGALAMUTTAMAM

DANANCA DHAMMACARIYA CA
NATAKANANCA SANGAHO
ANAVAJJANI KAMMANI
ETAMMANGALAMUTTAMAM

ARATI VIRATI PAPA
MAJJAPANA CA SANNAMO
APPAMADO CA DHAMMESU
ETAMMANGALAMUTTAMAM

GARAVO CA NIVATO CA
SANTUTTHI CA KATANNUTA
KALENA DHAMMASAVANAM
ETAMMANGALAMUTTAMAM

KHANTI CA SOVACASSATA
SAMANANANCA DASSANAM
KALENA DHAMMASAKACCHA
ETAMMANGALAMUTTAMAM

TAPO CA BRAHMACARIYANCA
ARIYASACCANA DASSANAM
NIBBANASACCHIKIRIYA CA
ETAMMANGALAMUTTAMAM

PHUTTHASSA LOKADHAMMEHI
CITTAM YASSA NA KAMPATI
ASOKAM VIRAJAM KHEMAM
ETAMMANGALAMUTTAMAM

ETADISANI KATVANA
SABBATTHAMAPARAJITA
SABBATTHA SOTTHIM GACCHANTITAN
TESAM MANGALAMUTTAMAM` TI.

�Banyak Dewa dan manusia
Berselisih paham tentang berkah
Yang diharapkan membawa keselamatan;
Terangkanlah, apa Berkah Utama itu ? �

�Tidak bergaul dengan orang yang tidak bijaksana
Bergaul dengan mereka yang bijaksana.
Menghormat mereka yang patut dihormat ,
Itulah Berkah Utama

Hidup di tempat yang sesuai
Berkat jasa-jasa dalam hidup yang lampau
Menuntun diri ke arah yang benar
Itulah Berkah Utama

Memiliki pengetahuan dan keterampilan
Terlatih baik dalam tata susila
Ramah tamah dalam ucapan
Itulah Berkah Utama

Membantu ayah dan ibu
Menyokong anak dan isteri
Bekerja bebas dari pertentangan
Itulah Berkah Utama

Berdana dan hidup sesuai dengan Dhamma
Menolong sanak keluarga
Bekerja tanpa cela
Itulah Berkah Utama

Menjauhi, tidak melakukan kejahatan
Menghindari minuman keras
Tekun melaksanakan Dhamma
Itulah Berkah Utama

Selalu menghormat dan rendah hati
Merasa puas dan berterima kasih
Mendengarkan Dhamma pada saat yang sesuai
Itulah Berkah Utama

Sabar, rendah hati bila diperingatkan
Mengunjungi para pertapa
Membahas Dhamma pada saat yang sesuai
Itulah Berkah Utama

Bersemangat dalam menjalankan hidup suci
Menembus Empat Kesunyataan Mulia
Serta mencapai Nibanna
Itulah Berkah Utama

Meski tergoda oleh hal-hal duniawi
Namun batin tak tergoyahkan,
Tiada susah, tanpa noda, penuh damai
Itulah Berkah Utama

Karena dengan mengusahakan hal-hal itu
Manusia tak terkalahkan di mana pun juga
Serta berjalan aman ke mana juga
Itulah Berkah Utama.
May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

 

anything