Benar pencapaian apapun hanya diri sendiri yang tahu bermanfaat atau tidak. Tetapi tidak semua orang berpikiran sama. Ada juga orang yang menimbang bahwa apakah pencapaiannya dpt bermanfaat bagi orang lain. Orang seperti ini disebut memiliki semangat altruis. Maka itu mengapa ada yang hanya ingin menjadi sravaka dan ada yang ingin lebih dari itu dan itu telah ditunjukkan oleh pertapa Sumedha ketika beliau lebih memilih mencapai Sammasambuddha dari pada Arahat dihadapan Buddha Dipankara.
Bermanfaat buat yang lain bukan berarti harus bisa mengubah orang lain secara langsung seperti yang bro pelintirkan bhw harus bisa membuat orang jadi arahat secara otomatis dengan melafal namanya terus. Tidak dapat membuat orang lain menjadi arahat scr otomatis, bukan berarti tidak bermanfaat, tetapi degn kekuatan kebijaksanaan dan kesabaran, seseorang akan dibimbing secara berangsur2, jika tdk pd kehidupan ini, masih ada kesmpatan di kehidupan akan datang, semua bergantung pd karma orang yang diajarkan dan tergantung pd kekuatan adhitana dari orang yang mngajarkan.
Pencapaian bahiya sdh saya jelaskan sebelumnya. Jadi tdk perlu sy ulang lagi.
hmm, tetapi sungguh aneh kenapa gotama tidak mau bertekad seperti sumeda?
kenapa dia mengajarkan muridnya jadi egois?
aspirasi nya :
Sumedha, yang sedang bertiarap, seketika muncul keinginan untuk menjadi Buddha, “Jika aku menghendaki, hari ini juga aku dapat menjadi Arahanta yang mana asava dipadamkan dan kotoran batin lenyap. Tapi, apa untungnya ? Seorang manusia luar biasa sepertiku merealisasi Buah Arahatta dan Nibbana sebagai murid yang tidak berguna dari Buddha Dipankara ? Aku akan berusaha sekuat mungkin untuk mencapai ke-Buddha-an.”
“Apa gunanya, secara egois keluar dari lingkaran kelahiran sendirian, padahal aku adalah seorang manusia luar biasa yang memiliki kebijaksanaan, keyakinan, dan usaha. Aku akan berusaha mencapai ke-Buddha-an dan membebaskan semua makhluk termasuk para dewa dari lingkaran kelahiran yang merupakan lautan penderitaan.”
“Setelah mencapai ke-Buddha-an sebagai hasi dari perbuatanku yang tiada bandingnya dengan bertiarap dan menjadi jembatan untuk Buddha Dipankara, aku akan menolong banyak makhluk keluar dari lingkaran kelahiran yang merupakan lautan penderitaan.”
“ Setelah menyeberangi sungai samsara dan meninggalkan tiga alam kehiduapn, aku akan menaiki rakit Dhamma Jalan Mulia Berfaktor Delapan dan pergi menyelamatkan semua makhluk termasuk dewa.” Demikianlah pikirannya bercita-cita untuk menjadi Buddha.
kalau di pikir2 lucu juga, seorang bertekad menjadi buda dan tidak mau jadi arahat yang egois, kemudian ingin jadi buda dan membuat semua mahluk jadi mahluk egois