//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Fengshui dan Ramalan dalam Agama Buddha  (Read 9735 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Fengshui dan Ramalan dalam Agama Buddha
« Reply #15 on: 22 October 2012, 03:11:43 PM »
Quote
Apa yang Sang Buddha ajarkan mengenai sihir dan ramalan?

Beliau menganggap praktik seperti ramalan, menggunakan jimat untuk perlindungan, mencari tempat baik untuk bangunan dan menentukan hari baik adalah takhayul tak berguna dan secara tegas melarang murid-Nya untuk mempraktikkan hal semacam itu. Beliau menyebut hal seperti ini sebagai "keterampilan rendah". Beliau berkata;

    ‘Sementara beberapa orang petapa hidup dengan makanan yang diberikan oleh pengikut yang berkeyakinan, berpenghidupan melalui keterampilan-keterampilan rendah, melalui cara-cara berpenghidupan yang salah seperti membaca garis tangan, meramalkan tanda-tanda, menafsirkan mimpi… apakah membawa nasib baik atau buruk… menentukan tempat baik untuk bangunan, petapa Gotama menghindari keterampilan rendah semacam itu, cara penghidupan salah seperti itu.’ D.I,9-12

Lalu mengapa orang-orang terkadang mempraktikkan hal tersebut dan memercayainya?

Karena keserakahan, takut, dan ketidaktahuan. Segera setelah orang-orang memahami ajaran Sang Buddha mereka menyadari bahwa hati yang murni dapat melindungi mereka jauh lebih baik daripada potongan kertas, logam, dan mantra-mantra dan mereka tidak lagi bergantung pada hal tersebut. Dalam ajaran Sang Buddha, adalah kejujuran, kebaikan hati, pengertian, kesabaran, pemaafan, kedermawanan, kesetiaan dan kualitas baik lainnya yang sesunguhnya melindungi anda dan memberi anda kemakmuran sesungguhnya.
Tetapi beberapa jimat memang ampuh, bukan?

Saya kenal seseorang yang berpenghidupan baik dengan menjual jimat-jimat. Ia meng-klaim bahwa jimatnya bisa memberi keberuntungan, kemakmuran, dan ia menjamin bahwa anda akan mampu memprediksikan angka lotere yang keluar. Tetapi jika apa yang dikatakannya benar, kenapa ia sendiri bukan seorang jutawan? Jika jimatnya memang benar-benar bekerja, lalu kenapa ia tidak memenangkan lotere minggu demi minggu? Satu-satunya keberuntungan yang dimilikinya adalah bahwa masih ada orang-orang yang cukup bodoh untuk membeli jimatnya.
Lalu, apakah ada hal seperti keberuntungan?

Kamus mendefenisikan keberuntungan sebagai "memercayai bahwa apapun yang terjadi, apakah baik atau buruk, pada manusia dalam setiap peristiwa adalah karena kebetulan, takdir, dan keberuntungan." Sang Buddha sepenuhnya menolak kepercayaan ini. Semua yang terjadi memiliki sebab atau sebab-sebab tertentu dan harus ada hubungan antara sebab dan akibatnya. Menjadi sakit, contohnya, memiliki sebab-sebab tertentu. Seseorang harus mengadakan kontak dengan bakteri dan tubuh seseorang harus cukup lemah untuk bakteri agar dapat berkembang disana. Ada hubungan pasti antara sebab (bakteri dan tubuh yang lemah) dan akibat (penyakit) karena kita tahu bahwa bakteri menyerang organisme dan menyebabkan penyakit. Tetapi tidak ada hubungan yang dapat ditemukan antara memakai potongan kertas dengan tulisan diatasnya dengan menjadi orang kaya atau lulus ujian. Buddhisme mengajarkan bahwa apapun yang terjadi, terjadi karena sebab atau sebab-sebab dan tidak bergantung pada keberuntungan, kebetulan, atau takdir. Orang-orang yang tertarik pada keberuntungan selalu mencoba untuk mendapatkan sesuatu – biasanya uang dan kekayaan yang lebih. Sang Buddha mengajarkan kita bahwa jauh lebih penting untuk mengembangkan hati dan pikiran kita sendiri. Beliau berkata;

    "menjadi amat terpelajar dan terampil, terlatih dengan baik dan menggunakan tutur kata yang baik; inilah berkah utama. Menyokong ayah dan ibu, menyayangi anak dan istri, berpenghidupan sederhana; inilah berkah utama. Bermurah hati, dengan menolong sanak saudara dan tanpa cela dalam perbuatannya itulah berkah utama. Menjauhi kejahatan dan menghindari minuman keras, tekun menjaga moralitas; inilah berkah utama. Memiliki rasa hormat, rasa malu, merasa puas dan berterima kasih dan mendengarkan Dhamma yang baik, inilah berkah utama." Sn.261-6
http://dhammacitta.org/dcpedia/Pertanyaan_Baik_Jawaban_Baik_%28Dhammika%29

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: Fengshui dan Ramalan dalam Agama Buddha
« Reply #16 on: 22 October 2012, 03:21:50 PM »
kelincinya lagi error....
tanya sendiri jawab sendiri
tapi jawabannya bagus sih

hidup kelinci ...  ;D

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Fengshui dan Ramalan dalam Agama Buddha
« Reply #17 on: 22 October 2012, 03:33:04 PM »
kelincinya lagi error....
tanya sendiri jawab sendiri
tapi jawabannya bagus sih

hidup kelinci ...  ;D

Hidup jg cc bluppy... hihihi.... :P