Bukan masalah cara makan bro, tetapi apakah seorang yang kondisi hidupnya membuat ia kelaparan (padahal ia melakukan kebajikan dan hatinya bersih), dapat mencapai pencerahan?
wow...anda pintar
dan baru menyadari bahwa ini pertanyaan yg pintar
Bodhisatta Siddhatta menjalani penyiksaan diri selama 6 tahun, menjadi kurus kering dan hanya tersisa tulang dibalut kulit. Kemudian beliau menyadari bahwa jalan penyiksaan diri adalah sia-sia. Kemudian beliau kembali memakan makanan dan memulihkan kondisi tubuhnya. Dan tak lama kemudian, mengubah cara berlatih dan mencapai penerangan sempurna
Ada juga kejadian di mana Sang Buddha akan membabarkan ajaran pada sekelompok orang. Dan ada satu orang yang memiliki potensi baik, tapi dia dalam keadaan kelaparan, dan Sang Buddha menyuruh orang yang kelaparan itu diberikan makanan terlebih dahulu. Setelah orang itu cukup makan, dan tenang pikirannya, barulah Sang Buddha membabarkan ajaran, dan orang itu dapat mengerti dengan baik inti ajarannya.
Ok, jawaban saya : kalau dalam keadaan tubuh kelaparan, bukan situasi yang ideal untuk mencapai pencerahaan.
=========================================
btw. ttg definisi kata "keinginan" dan "kebutuhan"
"kebutuhan untuk makan" = butuh makan untuk bertahan hidup
"keinginan untuk makan" = ingin makan yang enak2, tetap makan walaupun tubuh sudah mendapat gizi yang cukup untuk bertahan hidup
=========================================
Sis sejujurnya, di forum lain (FK), saya tidak pernah menggantung jawaban bagi orang yang bertanya, terlebih lagi jika orang itu tidak mengetahui banyak tentang ajaran agama saya. Saya akan coba memberi penjelasan yang lengkap.
Nah, bisakah sis menjelaskan penjabarannya?
nag, makanya saya bilang anda rajin
sejujurnya saya tidak serajin anda
tapi ok lah karena ditanya kedua kali.
the origin of dukkha is identified as the three unwholesome roots:
moha: ignorance
lobha: desire, attachment
doha: anger, aversion