Menurut saya, aliran itu adalah aliran I kuan Tao bukan M i le Ta Tao ya..lantas menurut anda, apa perbedaan mi le ta tao dengan i kuan tao ?
Dan jiika anda merasa kasusnya sperti Devadatta, bilang aja aku tak bisa...
lantas menurut anda, apa perbedaan mi le ta tao dengan i kuan tao ?
lantas menurut anda, apa perbedaan mi le ta tao dengan i kuan tao ?setahu saya ya kalau aliran IKT itu ada siidang dharmanya ya??selama 3 hari..kalau MLTT kayaknya ga pernah denger sidang dharma 3 hari.
Jadi kepikiran,
kalau...
kalau suatu saat
kalau suatu saat suatu vihara ber-style, theravada terkena musibah dan ada uluran bantuan dari aliran matreya, Apa response dari kita ?
salam,
jadi kepikiran, kalau suatu saat semua vihara diseluruh dunia menjadi aliran maitreya.
bila hanya ada satu jenis pohon di dunia, maka nama-nama pohon tidak diperlukan dan tidak akan ada. Yang ada hanya pohonOOT
Menurut saya, aliran itu adalah aliran I kuan Tao bukan M i le Ta Tao ya..
Dan jiika anda merasa kasusnya sperti Devadatta, bilang aja aku tak bisa...
Kisah Murid Yang Tinggal Bersama Mahakassapa TheraBala Vagga, 61
Ketika Mahakassapa Thera bersemayam dekat Rajagaha, beliau tinggal bersama dua orang bhikkhu muda. Salah satu bhikkhu tersebut sangat hormat, patuh, dan taat kepada Mahakassapa Thera. Tetapi bhikkhu yang satu lagi tidak seperti itu. Ketika Mahakassapa Thera mencela kekurang-taatan melaksanakan tugas-tugas murid yang belakangan, murid tersebut sangat kecewa.
Pada suatu kesempatan, ia pergi ke salah satu rumah umat awam siswa Mahakassapa Thera, dan membohongi mereka bahwa Sang Thera sedang sakit. Ia mendapatkan beberapa makanan dari mereka untuk Mahakassapa Thera. Tetapi ia makan makanan tersebut di perjalanan. Ketika Sang Thera menasehati tentang kelakuannya itu, bhikkhu tersebut menjadi sangat marah.
Keesokan harinya ketika Mahakassapa Thera pergi keluar untuk berpindapatta, bhikkhu muda yang bodoh ini tidak ikut. Ia memecahkan tempat air dan kuali, serta membakar vihara.
Seorang bhikkhu dari Rajagaha menceriterakan peristiwa itu kepada Sang Buddha, Sang Buddha mengatakan lebih baik Mahakassapa Thera tinggal sendirian daripada tinggal bersama orang bodoh.
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 61 berikut:
Apabila dalam pengembaraan seseorang tak menemukan sahabat yang lebih baik atau sebanding dengan dirinya, maka hendaklah ia tetap melanjutkan pengembaraannya seorang diri. Janganlah bergaul dengan orang bodoh.
Bhikkhu dari Rajagaha tersebut mencapai tingkat kesucian sotapatti setelah khotbah Dhamma itu berakhir.
Pandangan netral :
kalo membantu itu boleh, di Tipitaka..kalo kita berdana kepada aliran/agama lain itu ok2 aja...kalo dalam sutta yg kamu baca itu, menurut gw yg gk boleh itu kalo kamu membantu mereka sebagai wakil dari agama Buddha, karena Bhikkhu khan pake jubah kuning, itu simbol agama Buddha..tapi kalo sebagai individu, it's ok...
Pandangan tidak netral:
jangan deh...mending pergi bantu vihara...ato panti2 lain...gk harus bantu mereka..
lagipula aliran mereka khan cuma nge-rusak Buddha Dhamma...
kalo masalah gk enak sama temen ato keluarga, sebenarnya tugas kamu sebagai Buddhist adalah menjelaskan Dhamma kepada mereka..pada saat yg tepat...
Sayangnya temanku tsb walaupun berbeda pandangan, tetapi memiliki sifat yg mulia, jadi tidak sepenuhnya orang yg "buruk".... :)
[at] others:
Makin ke bawah komennya makin OOT.... =_="
Ok, semuanya rata2 menyarankan utk tidak ikut berpartisipasi dlm kegiatan tsb, tapi bagaimana menolaknya? Apakah dengan mengatakan yg sebenarnya: "Ajaran kalian gak cocok bagiku, jadi aku gak mau bantu deh" dst?pake cara itu juga boleh kalo ga takut resikonya.. ;D
Ok, semuanya rata2 menyarankan utk tidak ikut berpartisipasi dlm kegiatan tsb, tapi bagaimana menolaknya? Apakah dengan mengatakan yg sebenarnya: "Ajaran kalian gak cocok bagiku, jadi aku gak mau bantu deh" dst?
Sayangnya temanku tsb walaupun berbeda pandangan, tetapi memiliki sifat yg mulia, jadi tidak sepenuhnya orang yg "buruk".... :)
pake cara itu juga boleh kalo ga takut resikonya.. ;D
tanyakan, tujuan utama ajaran maitreya itu apa??
kalau tujuannya berbeda dengan buddhisme "asli", yah dikasih pengertian pelan-pelan, meskipun sama-sama berlabel "buddhis", tetapi tujuan dari tiap-tiap aliran itu berbeda...
katakan anda lebih memilih jalan buddhisme theravada, karena anda anggap lebih cocok..
Ok, semuanya rata2 menyarankan utk tidak ikut berpartisipasi dlm kegiatan tsb, tapi bagaimana menolaknya? Apakah dengan mengatakan yg sebenarnya: "Ajaran kalian gak cocok bagiku, jadi aku gak mau bantu deh" dst?
[at] bawel:
Hmmm... Saya gak punya komunitas Buddhis sendiri, berkelana dr satu komunitas ke komunitas lain, jd lbh bebas dan tdk terikat. Pernah bantu kegiatan di vhr A trus vhr B, tetapi gak mau terlibat jauh dg mereka. Karena rasanya kalo berorganisasi sulit membagi waktu, apalagi udh kerja spt skrg. Maunya lbh konsen pd praktek Dhamma aja. Dan tentu saja membantu menyebarkan Dhamma di komunitas online spt DC & WDC.... :)
sedang berkelana kemana om? ;D
memangnya masih ada yang dicari? ;D
coba deh untuk berhenti berkelana, karena kalo kita masih terus mencari kita ngak bakalan bisa konsen pada praktek ;D.
yah paling tidak difokuskan pada inti yang kita anggap paling benar dari hasil pencarian kita sebelumnya ;D.
Tiada tujuan yang kau harap
Mata angin tak kau hiraukan
Ke barat kau melangkah
Ke timur juga kau tuju
Ke utara kau pergi
Ke selatan pun engkau berlari
Musafir, hidupmu bebas tiada ikatan.
Musafir, berkelana sepanjang waktu.
Musafir, apakah yang engkau cari?
Musafir, apakah arti hidupmu?
Tiada siang maupun malam
Kau pergi sekehendak hatimu
Musafir, hidupmu bebas tiada ikatan.
Musafir, berkelana sepanjang waktu.
Musafir, apakah yang engkau cari?
Musafir, apakah arti hidupmu?
Tetapi dlm Dhammapada Atthakatha ada kisah ttg bhikkhu yg bergaul dg para pengikut Devadatta & sering mengunjungi vihara mereka; walau sang bhikkhu tdk menganut ajaran mereka, Sang Buddha tetap menegurnya dg alasan org2 akan menganggap bhikkhu tsb pengikut Devadatta. Bgmn menurut teman2 se-Dhamma?
Hahahaha... Saya sendiri tdk tahu apa yg ingin dicari, mungkin seorg kalyanamitta.... ;D
Saya sendiri merasa spt pengelana dlm lagu Musafir:
:)
dhammapada no brp?
oh, oke deh ;D.
jadi sama seperti pikiran yang juga suka berkelana juga yah ;D.
Ok, semuanya rata2 menyarankan utk tidak ikut berpartisipasi dlm kegiatan tsb, tapi bagaimana menolaknya? Apakah dengan mengatakan yg sebenarnya: "Ajaran kalian gak cocok bagiku, jadi aku gak mau bantu deh" dst?