//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Bhiksu profesional  (Read 26390 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Bhiksu profesional
« Reply #60 on: 13 November 2010, 10:49:44 PM »
Spoiler: ShowHide


SANG BUDDHA DAN

PETANI KASIBHARADVAJA





Suatu ketika, Sang Buddha berada di desa Ekanala, Magadha. Musim hujan telah tiba dan saat itu adalah saat menebar benih (padi). Pagi-pagi sekali di saat dedaunan masih basah oleh embun, Sang Buddha pergi ke sawah di mana Kasibharadvaja, seorang Brhamana yang petani, memiliki 500 bajak yang sedang dikerjakan. Ketika Sang Bhagava tiba, adalah saat Brahmana tersebut membagikan makanan kepada para pekerjanya. Sang Buddha menunggu di sanan untuk melakukan pindapata. Tetapi ketika Brahmana itu melihat Sang Buddha, ia mengejek dan berkata :



“Saya membajak dan menanam benih, dan setelah membajak dan menanam benih, saya makan. O Pertapa, Engkau juga harus membajak dan menanam, dan setelah membajak dan menanam, baru Engkau bisa makan”.



“O Brahmana, Tathagata juga membajak dan menanam. Dan setelah membajak dan menanam, Tathagata makan”, jawab Sang Buddha.



Dengan bingung Brahmana bertanya, “Engkau mengatakan bahwa Engkau membajak dan menanam, tapi saya tidak melihat Engkau membajak?”.



Sang Buddha menjawab :

“Tathagata menanam keyakinan sebagai benih-benihnya. Aturan disiplinKu adalah sebagai hujannya. KebijaksanaanKu adalah kuk dan bajaknya. KesederhanaanKu adalah kepala-bajaknya. PikiranKu adalah talinya, Kesadaran (sati)-Ku dalah mata bajak dan tongkatnya”.



“Tathagata terkendali di dalam perbuatan, ucapan dan makanan. Tathagata melakukan penyiangan dengan kebenaran. Kebahagiaan yang Tathagata dapatkan adalah kebebasan dari penderitaan. Dengan tekun Tathagata memikul kuk/gandar hingga mencapai Nibbana. Dengan demikian Tathagata telah melaksanakan pekerjaan membajak. Ini menghasilkan buah Keabadian. Dengan pembajakan seperti ini, seseorang terbebas dari semua penderitaan”.



Setelah penjelasan ini, Brahmana tersebut menyadari kesalahannya, dan berkata, “Sudilah Yang Mulia Gotama makan nasi-susu ini. Yang mulia Gotama adalah seorang petani karena panennya menghasilkan buah Tanpa-kematian!” Setelah berkata demikian, Brahmana mengisi satu mangkuk besar dengan nasi-susu dan mempersembahkannya kepada Sang Buddha. Sang Buddha menolak makanan tersebut dan mengatakan bahwa ia tidak dapat menerima makanan sebagai balasan/pembayaran dari pembabaran DhammaNya.



Brahmana berlutut di kaki Sang Buddha dan memohon agar ditahbiskan menjadi anggota Persaudaraan para Bhikku. Tak berapa lama setelah itu, Kasibharadvaja menjadi Arahat.
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Bhiksu profesional
« Reply #61 on: 14 November 2010, 07:32:10 AM »
anangana sutta :
32. “Demikian pula, Sahabat, ada orang-orang yang tidak berkeyakinan dan telah meninggalkan kehidupan rumah tangga untuk menjalani kehidupan tanpa rumah bukan karena keyakinan melainkan untuk mencari penghidupan, yang curang, pendusta, pengkhianat, angkuh, kosong, tidak berarti, berbicara kasar, berbicara dengan tidak terkendali, indria-indria yang tidak terkendali, makan yang lebih dari secukupnya, tidak mempertahankan kesadaran, mengabaikan pertapaan, tidak menghargai latihan, hidup mewah, lengah, pemimpin dalam kemunduran, melalaikan keterasingan, malas, membutuhkan kegigihan, tidak penuh perhatian, tanpa kebijaksanaan, bodoh dengan air liur menetes. Yang Mulia Sāriputta dengan khotbahnya tentang Dhamma menghaluskan cacat-cacat mereka seolah-oleh ia mengetahui pikiranku dengan pikirannya!

“Tetapi terdapat para anggota keluarga yang telah meninggalkan keduniawian karena keyakinan dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah, yang tidak curang, bukan pendusta, bukan pengkhianat, tidak angkuh, tidak kosong, bukan tidak berarti, tidak berbicara kasar, atau tidak berbicara dengan tidak terkendali; indria-indrianya terkendali, makan secukupnya, mempertahankan kesadaran, mengutamakan pertapaan, sangat menghargai latihan, tidak hidup mewah, waspada, tekun menghindari kemunduran, pemimpin dalam keterasingan, bersemangat, teguh, kokoh dalam perhatian, waspada sepenuhnya, terkonsentrasi, dengan pikiran terpusat, memiliki kebijaksanaan, tidak bodoh dengan air liur menetes. Orang-orang ini, setelah mendengarkan khotbah dari Yang Mulia Sāriputta tentang Dhamma, meminumnya dan memakannya, sebagaimana adanya, melalui kata dan pikiran. Sungguh baik bahwa ia telah membantu teman-temannya dalam kehidupan suci untuk keluar dari kondisi tidak bermanfaat dan mengokohkan mereka dalam kondisi yang bermanfaat.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline risaki

  • Teman
  • **
  • Posts: 58
  • Reputasi: 4
Re: Bhiksu profesional
« Reply #62 on: 14 November 2010, 11:08:02 PM »
Membaca banyak sekali pengalaman tidak baik seperti ini, lalu sekarang bagaimana PEMECAHAN MASALAHNYA apabila umat memerlukan pelayanan (suka/duka) ???   
Usulan : PARA MEMBER DC membentuk ataupun tidak membentuk suatu perkumpulan untuk membantu pelayan, atau merekomendasikan anggota Sangha mana yang masih bisa memberikan pelayanan yg baik.


Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Bhiksu profesional
« Reply #63 on: 14 November 2010, 11:34:36 PM »
baru tau kerjaan sangha itu pelayanan. setahu saya kerjaan sangha adalah melatih diri dalam kehidupan suci.

kalo aye sih simpel, temen2 dari vihara dateng baca paritta udah cukup.

edit: baru sadar ini trit mahayana. jadi mungkin gak relevan sama melatih diri dalam kehidupan suci
« Last Edit: 14 November 2010, 11:36:48 PM by Sunkmanitu Tanka Ob'waci »
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Bhiksu profesional
« Reply #64 on: 15 November 2010, 05:54:29 AM »
Membaca banyak sekali pengalaman tidak baik seperti ini, lalu sekarang bagaimana PEMECAHAN MASALAHNYA apabila umat memerlukan pelayanan (suka/duka) ???   
Usulan : PARA MEMBER DC membentuk ataupun tidak membentuk suatu perkumpulan untuk membantu pelayan, atau merekomendasikan anggota Sangha mana yang masih bisa memberikan pelayanan yg baik.

Pembentukan Sangha bukan utk pelayanan kepada umat.
Sangha dibentuk utk mewadahi para Bhikkhu supaya terorganisir.
Dan kewajiban Bhikkhu, disiplin Vinaya dan praktek latih diri, meditasi.
Bila praktek diri berhasil dan mencapai Pencerahan(Nibbana), barulah memberikan 'Dhamma' demi mamfaat dan kebahagiaan para Dewa dan Manusia.
Bhikkhu yang sudah mencapai Nibbana, berarti tugas nya sudah selesai di dunia ini, tentunya harus memberikan mamfaat kepada para Dewa dan Manusia utk berbuat jasa, karena Beliau yang mencapai Arahat tentunya adalah ladang subur utk menanam jasa (inilah yang benar)

persepsi salah selama ini jika tugas Sangha adalah melayani umat dan salah satunya membaca paritta di upacara kematian haruslah di hapus.
pembentukan Sangha oleh Buddha Gotama bukanlah tujuan demikian.

semoga mengerti
 _/\_

« Last Edit: 15 November 2010, 06:02:14 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline risaki

  • Teman
  • **
  • Posts: 58
  • Reputasi: 4
Re: Bhiksu profesional
« Reply #65 on: 15 November 2010, 07:23:25 AM »
Terimakasih tanggapan dari Bung Sukamantu (sorry, Sunkmanitu) dan itu cukup simple.

Bung Adi, kami mengetahui itu tapi kenyataan sekarang ini entah dimana saja, baik di negara Buddhis memanggil angota Sangha untuk suatu upacara rasanya tidak bisa terpisahkan deh ! Dan persepsi salah ini (seperti Bung Adi bilang) bagaimana solusinya ? 

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Bhiksu profesional
« Reply #66 on: 15 November 2010, 08:24:15 AM »

edit: baru sadar ini trit mahayana. jadi mungkin gak relevan sama melatih diri dalam kehidupan suci

maksud anda? apakah dalam mahayana tdiak diajarkan melatih diri dalam kehidupan suci?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Bhiksu profesional
« Reply #67 on: 15 November 2010, 08:42:26 AM »
baru tau kerjaan sangha itu pelayanan. setahu saya kerjaan sangha adalah melatih diri dalam kehidupan suci.

kalo aye sih simpel, temen2 dari vihara dateng baca paritta udah cukup.

edit: baru sadar ini trit mahayana. jadi mungkin gak relevan sama melatih diri dalam kehidupan suci

Pembentukan Sangha bukan utk pelayanan kepada umat.
Sangha dibentuk utk mewadahi para Bhikkhu supaya terorganisir.
Dan kewajiban Bhikkhu, disiplin Vinaya dan praktek latih diri, meditasi.
Bila praktek diri berhasil dan mencapai Pencerahan(Nibbana), barulah memberikan 'Dhamma' demi mamfaat dan kebahagiaan para Dewa dan Manusia.
Bhikkhu yang sudah mencapai Nibbana, berarti tugas nya sudah selesai di dunia ini, tentunya harus memberikan mamfaat kepada para Dewa dan Manusia utk berbuat jasa, karena Beliau yang mencapai Arahat tentunya adalah ladang subur utk menanam jasa (inilah yang benar)

persepsi salah selama ini jika tugas Sangha adalah melayani umat dan salah satunya membaca paritta di upacara kematian haruslah di hapus.
pembentukan Sangha oleh Buddha Gotama bukanlah tujuan demikian.

semoga mengerti
 _/\_

Walaupun melatih diri adalah sebagai yang utama, namun bukan berarti sangha tidak melayani/berbakti juga pada masyarakat. Sejak dulu banyak kisah bhikkhu, bahkan Buddha "melayani" umat dengan memberikan pengertian dhamma atau juga memberikan pengarahan ketika umat mendekati kematian, misalnya. Ingat kasus Angulimala yang membacakan paritta bagi orang yang kesulitan melahirkan?

Melatih diri dan melayani sesama bukanlah sesuatu yang bertentangan, kecuali jika disertai pandangan salah (misalnya: melayani sesama = profesi untuk cari duit). Pelayanan pada masyarakat yang ada sekarang sudah ada sejak dulu. Yang berbeda mungkin hanya di motivasi dan pandangan salah dari umat maupun sangha karena pengertian yang kurang dan kepatuhan pada vinaya makin bobrok, jadi umat Buddha bukan melepas malah melekat pada ritual, sedangkan sangha sendiri bukan mengikis, malah mengembangkan keserakahan. 

Offline Mokau Kaucu

  • Sebelumnya: dtgvajra
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.293
  • Reputasi: 81
Re: Bhiksu profesional
« Reply #68 on: 15 November 2010, 08:53:08 AM »
[at]  suhu, mohon informasi lebih lanjut, nama bhiksu maupun viharanya.


Kalau saya pernah mengalami yang sebaliknya saat ibu mertua saya pindah alam thn 2001, bhikkhu/bhiksu hanya minta dijemput dan diantar, tidak bicara sedikitpun masalah bayaran.  Sehingga kami sekeluarga sangat berterima kasih.

Artinya tidak semua bhikkhu/bhiksu komersialisasi jabatan.
~Life is suffering, why should we make it more?~

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Bhiksu profesional
« Reply #69 on: 15 November 2010, 08:58:58 AM »
Kalau saya pernah mengalami yang sebaliknya saat ibu mertua saya pindah alam thn 2001, bhikkhu/bhiksu hanya minta dijemput dan diantar, tidak bicara sedikitpun masalah bayaran.  Sehingga kami sekeluarga sangat berterima kasih.

Artinya tidak semua bhikkhu/bhiksu komersialisasi jabatan.
Turut berbahagia mendengar kabar tersebut. Saya memang yakin masih ada bhikkhu/bhiksu yang benar-benar mulia, walaupun mungkin jumlahnya sangat tidak sebanding dengan yang bejad.


Offline Mokau Kaucu

  • Sebelumnya: dtgvajra
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.293
  • Reputasi: 81
Re: Bhiksu profesional
« Reply #70 on: 15 November 2010, 09:13:29 AM »
Turut berbahagia mendengar kabar tersebut. Saya memang yakin masih ada bhikkhu/bhiksu yang benar-benar mulia, walaupun mungkin jumlahnya sangat tidak sebanding dengan yang bejad.



Kalau jumlah bhikkhu/bhiksu sdh banyak, prinsip statistik dengan sebaran bell-curve tetap berlaku.
Mungkin kira kira spt ini:
3% yg betul betul baik dan mulia,  3% yg betul betul rusak dan bejad,
12% yg bagus dan berjuang keras untuk maju dalam Dhamma.
12% yg "profesional" semuanya diukur dengan materi, jubah dan vinaya hanya jadi hiasan semata

70% sisanya berada di tengah tengah, kadang kadang bagus, kadang kadang rusak.

Sama seperti di perusahaan dengan jumlah karyawan yg besar >500 orang

3% adalah yg betul betul kerja keras memajukan perusahaan (dan karirnya sendiri tentunya)
3% adalah biang kerok yang bikin pusing atasan, (lucunya , kalau sdh "dibersihkan", nanti dalam waktu setahun 3% biang kerok ini akan ada lagi walau orangnya berganti)
12% adalah karyawan yang baik, berprestasi tetapi tidak cukup berprestasi untuk teru menerus dipromosikan
12% lagi adalah calon karyawan "rusak" yg sdh sering kena SP1 dan SP2.

70% adalah yg rata rata, prestasinya tergolong utk pas supaya tidak dipecat, dan gajinya pun mungkin dikasih pas spy tidak keluar.

Entah kalau karyawannya kontrak dari outsource, saya belum punya pengalaman menangani yg kontrak outsource, apakah jadi lebih baik prestasinya karena takut dipecat, atau sama saja.

Back to topic.

Makin banyak bhikkhu/bhiksu makin banyak juga yg "error", mau di"reformat" ngga bisa.  :'(  :'(  :'(
~Life is suffering, why should we make it more?~

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Bhiksu profesional
« Reply #71 on: 15 November 2010, 09:54:21 AM »
ramalan ekonomi; jadi pemimpin agama akan menjadi prospek yg mengiurkan ditahun2 mendatang..
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Bhiksu profesional
« Reply #72 on: 15 November 2010, 10:22:10 AM »
ramalan ekonomi; jadi pemimpin agama akan menjadi prospek yg mengiurkan ditahun2 mendatang..

kalau begitu, bro Jhonz jangan ketinggalan prospek yg mengiurkan tsb.....

bergegaslah...
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Bhiksu profesional
« Reply #73 on: 16 November 2010, 04:15:10 PM »
Terimakasih tanggapan dari Bung Sukamantu (sorry, Sunkmanitu) dan itu cukup simple.

Bung Adi, kami mengetahui itu tapi kenyataan sekarang ini entah dimana saja, baik di negara Buddhis memanggil angota Sangha untuk suatu upacara rasanya tidak bisa terpisahkan deh ! Dan persepsi salah ini (seperti Bung Adi bilang) bagaimana solusinya ? 

maaf, no solusi ! :))
 _/\_


Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Bhiksu profesional
« Reply #74 on: 16 November 2010, 04:17:35 PM »
Turut berbahagia mendengar kabar tersebut. Saya memang yakin masih ada bhikkhu/bhiksu yang benar-benar mulia, walaupun mungkin jumlahnya sangat tidak sebanding dengan yang bejad.

jangan ngomong bejad bro kainyn, tuh kasar !
tidak bermoral lebih halus =))
 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

 

anything