//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: ternyata dalam sutra saddharma ada ancaman2 juga yak =))  (Read 24407 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: ternyata dalam sutra saddharma ada ancaman2 juga yak =))
« Reply #30 on: 14 January 2012, 04:55:19 PM »
itulah praktek dharma, dengan mindful selalu mengawasi dan cek batin sendiri.
buang kualitas kualitas yang buruk dalam pikiran.

apa yg bro lakukan melihat lubang sebesar bola basket ditengah jalan ?
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: ternyata dalam sutra saddharma ada ancaman2 juga yak =))
« Reply #31 on: 14 January 2012, 04:56:32 PM »
secara tersirat seperti itu sih, orang yang menghina biku yang belajar akibatnya seperti ini, dan keknya orang2 cacat yang terlahir sekarang sepertinya gara2 meremehkan sutra2 ini jangan2 =))

bukan objek (yang dihina dan diremehkan ) yang mengakibatkan orang terjerat dengan karma, tetapi karena ia memelihara dan berdiam dalam  pikiran pikiran yang menghina dan meremehkan yang mengakibatkan orang terjerat karma.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: ternyata dalam sutra saddharma ada ancaman2 juga yak =))
« Reply #32 on: 14 January 2012, 04:59:51 PM »
mencari tahu saya rasa adalah hal yg biasa jika orang ingin tahu, tapi menyebarkan hal yg buruk tentu adalah hal buruk  _/\_

mencari tahu / kebenaran adalah ajaran Buddha, bukan membuat lelucon atas hal tsbt

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: ternyata dalam sutra saddharma ada ancaman2 juga yak =))
« Reply #33 on: 14 January 2012, 05:52:48 PM »
Ya udah saya percaya guru saja

makanya banyak murid yang punya pandangan tidak benar, karena hanya percaya guru saja.  ^-^
« Last Edit: 14 January 2012, 05:54:33 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: ternyata dalam sutra saddharma ada ancaman2 juga yak =))
« Reply #34 on: 14 January 2012, 06:44:34 PM »
Kalau gak percaya guru mau percaya siapa
Baca sendiri salah
Pake akal sendiri salah (tuh liat yg lagi berantem di atas)
Tanya teman sama2 gak tau.
Tanya Bodhisattva gak ada yg menampakkan diri
Tanya Buddha, sudah gak ada.

Ya udah saya percaya guru saja
ada tool2 yang bs dipakai untuk memilah2, bukannya percaya saja.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: ternyata dalam sutra saddharma ada ancaman2 juga yak =))
« Reply #35 on: 15 January 2012, 06:13:43 AM »
ada tool2 yang bs dipakai untuk memilah2, bukannya percaya saja.

tool2 apa saja tolong rincikan, supaya pembaca lain bisa tercerahkan (istilah mazhab tetangga).  ;D
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: ternyata dalam sutra saddharma ada ancaman2 juga yak =))
« Reply #36 on: 16 January 2012, 09:13:12 AM »
tool2 apa saja tolong rincikan, supaya pembaca lain bisa tercerahkan (istilah mazhab tetangga).  ;D
‎8. NAVA1 SUTTA

Perahu
Bagaimana memilih guru yang baik dan terpelajar
1. Orang harus menghormat seseorang yang darinya dia belajar Dhamma, bagaikan para dewa menghormat Indra. Orang terpelajar yang dihormati itu, karena senang pada muridnya, akan membuat Dhamma menjadi jelas. (316)
2. Setelah memperhatikan dan mempertimbangkannya, orang bijak itu pun mempraktekkan Dhamma, dan dengan demikian menjadi terpelajar, cerdas dan terampil. Dan karena waspada, dia bergaul dengan guru seperti itu. (317)
3. Orang yang mengikuti guru yang tolol dan rendah, yang belum menyadari makna Dhamma, dan yang iri hati, akan mendekati kematian tanpa memahami Dhamma dan tidak terbebas dari keraguan. (318)
4. Bagaikan orang yang terjatuh ke sungai yang airnya meluap dan mengalir deras akan terseret oleh arus yang cepat itu, bagaimanakah orang seperti ini dapat membantu orang lain menyeberang? (319)
5. Terlebih lagi, orang yang belum memahami Dhamma, yang belum memperhatikan maknanya sebagaimana dijelaskan oleh yang berpengetahuan, karena dia sendiri belum memiliki pengetahuan — bagaimanakah dia dapat membuat orang lain paham? (320)
6. Bagaikan orang yang menaiki perahu kokoh yang dilengkapi dengan dayung dan kemudi, yang memiliki pengetahuan tentang cara mengemudikannya, yang terampil serta bijaksana, dengan perahu itu dia dapat membawa banyak orang menyeberang sungai. (321)
7. Terlebih lagi, orang yang telah memiliki pengetahuan dan mempunyai pikiran yang terlatih baik, yang terpelajar dan tidak goyah. Dengan jelas dia mengetahui bahwa dia dapat membantu orang-orang lain untuk mengerti, yaitu mereka yang penuh perhatian untuk mendengarkan dan telah siap untuk memahami. (322)
8. Karena itu, jelas orang harus bergaul dengan orang yang baik, yang bijaksana dan terpelajar. Dia harus mengetahui makna Dhamma dan mempraktekkan sesuai dengannya. Dan karena memperoleh pemahaman Dhamma, dia akan mencapai kebahagiaan.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: ternyata dalam sutra saddharma ada ancaman2 juga yak =))
« Reply #37 on: 16 January 2012, 12:08:53 PM »
Wah saya kok tidak sepakat ya kalau isi saddharmapudarika sutra itu dibaca sebagai ancaman ya. Ini penjelasan saya mengapa isi sutra tersebut sama sekali bukan ancaman:

 Apa yang disebut sebagai ancaman adalah pernyataan menyebutkan konsekuensi negatif, dari seseorang/sekelompok orang (X) kepada seseorang/sekelompok orang lain (Y), yang akan diberikan oleh X kepada Y apabila Y tidak mengikuti permintaan dari X.

1: Dalam hal ini, sutra ini ditujukan pada Sang Buddha (X) kepada Sariputra (Y). Sang Buddha hanya menyarankan agar sutra tersebut tidak dibabarkan kepada "orang-orang yang sombong, yang congkak, maupun kepada para yogi yang tak menguasai diri; para dungu yang selalu mendambakan nafsu-nafsu kesenangan; dalam kebutaannya mereka dapat menghina Dharma yang sudah dinyatakan." Katakanlah orang2 yang dimaksud tersebut adalah "Z". Kata2 tersebut dapat dikatakan sebagai ancaman, apabila X menujukan secara langsung kata2 itu di hadapan  Z.  Tapi pada nyatanya kata2 X pada sutra di atas ditujukan pada Y agar tidak menyampaikan isi sutra tersebut pada Z, dengan tujuan mencegah Z dari berbuat hal yang konsekuensinya disebutkan kemudian. Daripada dikatakan sebagai ancaman, kata2 tersebut adalah pencegahan.

Mungkin kalau Z yang mendengar kata2 tersebut, mungkin dalam dirinya dapat merasa teancam. Tapi mengancam dan merasa terancam adalah 2 hal yang berbeda :)

2: X hanya menyampaikan konsekuensi dari sebuah perbuatan. Perbuatan A akan menghasilkan konsekuensi A'. Tapi tidak mengatakan bahwa X yang akan melaksanakan ancaman tersebut. Sesuatu pernyataan disebut ancaman apabila secara eksplisit/implisit mengandaikan bahwa X sebagai si pengancam akan melaksanakan suatu hukuman atas Z (yang diancam) apabila perintahnya tidak dilaksanakan/tidak dipatuhi. Tapi dalam kata2 Buddha di atas sama sekalitidak ada penandaian secara eksplisit/implisit bahwa X dapat melaksanakan ancaman tersebut. Sebaliknya yang ditunjukkan oleh X adalah konsekuensi obyektif apabila suatu perilau dlakukan.

Oleh karena itu, kata2 tersebut sama sekali bukan ancaman layaknya dalam agama tetangga.  Kalau dalam agama tetangga, misalnya: X mengatakan bahwa kalau tidak patuh pada dirinya, maka X akan memasukkan Y ke dalam neraka ciptaan X. 1. Kata-kata itu ditujukan secara langsung pada yang akan menerima akibat hukuman; 2. Kata-kata itu secara jelas menunjukkan bahwa X lah yang akan menghukum (dan mempunyai kekuasaan untuk menghukum) apabila Y tidak patuh.

Inilah bedanya antara hukum karma/kamma dengan hukum tuhan. Kalau hukum karma/kamma merupakan kenyataan obyektif yang berlaku bukan karena kuasa siapapun, sedangkan hukum tuhan dalam agama sebelah mengandaikan adanya ang berkuasa penuh atas suatu hukum. Kuasa penuh itu yang dapat menjadikan suatu perintah dari sosok tertentu menjadi janji/ancaman apabila perintah itu dipatuhi/dilanggar. Dalam Buddhisme, baik dalam Mahayana ataupun Theravada, tidak ada perintah absolut mengenai perilaku tertentu yang harus dipatuhi/dijauhi. Yang ada hanya Sang Buddha menunjukkan suatu jalan yang kalau ditempuh maka hasilnya adalah..., dan memperlihatkan hal2 yang memdukung dan merintangi seseorang dalam menempuh jalan tersebut yang semuanya adalah hasil dari sebab-akibat objektif yang mana bukanlah Sang Buddha yang menentukan apakah sebab-akibat itu berlaku atau tidak.

 



 
« Last Edit: 16 January 2012, 12:11:27 PM by sobat-dharma »
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: ternyata dalam sutra saddharma ada ancaman2 juga yak =))
« Reply #38 on: 16 January 2012, 12:20:59 PM »
Wah saya kok tidak sepakat ya kalau isi saddharmapudarika sutra itu dibaca sebagai ancaman ya. Ini penjelasan saya mengapa isi sutra tersebut sama sekali bukan ancaman:

 Apa yang disebut sebagai ancaman adalah pernyataan menyebutkan konsekuensi negatif, dari seseorang/sekelompok orang (X) kepada seseorang/sekelompok orang lain (Y), yang akan diberikan oleh X kepada Y apabila Y tidak mengikuti permintaan dari X.

1: Dalam hal ini, sutra ini ditujukan pada Sang Buddha (X) kepada Sariputra (Y). Sang Buddha hanya menyarankan agar sutra tersebut tidak dibabarkan kepada "orang-orang yang sombong, yang congkak, maupun kepada para yogi yang tak menguasai diri; para dungu yang selalu mendambakan nafsu-nafsu kesenangan; dalam kebutaannya mereka dapat menghina Dharma yang sudah dinyatakan." Katakanlah orang2 yang dimaksud tersebut adalah "Z". Kata2 tersebut dapat dikatakan sebagai ancaman, apabila X menujukan secara langsung kata2 itu di hadapan  Z.  Tapi pada nyatanya kata2 X pada sutra di atas ditujukan pada Y agar tidak menyampaikan isi sutra tersebut pada Z, dengan tujuan mencegah Z dari berbuat hal yang konsekuensinya disebutkan kemudian. Daripada dikatakan sebagai ancaman, kata2 tersebut adalah pencegahan.

Mungkin kalau Z yang mendengar kata2 tersebut, mungkin dalam dirinya dapat merasa teancam. Tapi mengancam dan merasa terancam adalah 2 hal yang berbeda :)

2: X hanya menyampaikan konsekuensi dari sebuah perbuatan. Perbuatan A akan menghasilkan konsekuensi A'. Tapi tidak mengatakan bahwa X yang akan melaksanakan ancaman tersebut. Sesuatu pernyataan disebut ancaman apabila secara eksplisit/implisit mengandaikan bahwa X sebagai si pengancam akan melaksanakan suatu hukuman atas Z (yang diancam) apabila perintahnya tidak dilaksanakan/tidak dipatuhi. Tapi dalam kata2 Buddha di atas sama sekalitidak ada penandaian secara eksplisit/implisit bahwa X dapat melaksanakan ancaman tersebut. Sebaliknya yang ditunjukkan oleh X adalah konsekuensi obyektif apabila suatu perilau dlakukan.

Oleh karena itu, kata2 tersebut sama sekali bukan ancaman layaknya dalam agama tetangga.  Kalau dalam agama tetangga, misalnya: X mengatakan bahwa kalau tidak patuh pada dirinya, maka X akan memasukkan Y ke dalam neraka ciptaan X. 1. Kata-kata itu ditujukan secara langsung pada yang akan menerima akibat hukuman; 2. Kata-kata itu secara jelas menunjukkan bahwa X lah yang akan menghukum (dan mempunyai kekuasaan untuk menghukum) apabila Y tidak patuh.

Inilah bedanya antara hukum karma/kamma dengan hukum tuhan. Kalau hukum karma/kamma merupakan kenyataan obyektif yang berlaku bukan karena kuasa siapapun, sedangkan hukum tuhan dalam agama sebelah mengandaikan adanya ang berkuasa penuh atas suatu hukum. Kuasa penuh itu yang dapat menjadikan suatu perintah dari sosok tertentu menjadi janji/ancaman apabila perintah itu dipatuhi/dilanggar. Dalam Buddhisme, baik dalam Mahayana ataupun Theravada, tidak ada perintah absolut mengenai perilaku tertentu yang harus dipatuhi/dijauhi. Yang ada hanya Sang Buddha menunjukkan suatu jalan yang kalau ditempuh maka hasilnya adalah..., dan memperlihatkan hal2 yang memdukung dan merintangi seseorang dalam menempuh jalan tersebut yang semuanya adalah hasil dari sebab-akibat objektif yang mana bukanlah Sang Buddha yang menentukan apakah sebab-akibat itu berlaku atau tidak.

 



 
dalam hal ini adalah akibat dari misalnya menghina sutra yang benar2 bisa mengakibatkan hal2 diatas, kebenaran2nya masih belum bisa dibuktikan, sama seperti ajaran lain, jangan ada tuhan lain selain dirinya, apabila menyembah tuhan lain maka neraka akibatnya.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: ternyata dalam sutra saddharma ada ancaman2 juga yak =))
« Reply #39 on: 16 January 2012, 12:44:41 PM »
dalam hal ini adalah akibat dari misalnya menghina sutra yang benar2 bisa mengakibatkan hal2 diatas, kebenaran2nya masih belum bisa dibuktikan, sama seperti ajaran lain, jangan ada tuhan lain selain dirinya, apabila menyembah tuhan lain maka neraka akibatnya.

Semua akibat dari karma/kamma dalam sutta/sutra tidak dapat dibuktikan kebenarannya dengan obyektif. Tapi hukum itu dikatakan berjalan secara objektif tanpa campur tangan suatu makhluk tertentu. Jadi tidak ada ancaman.

Dalam keyakinan akan tuhan, ada yang berkuasa penuh menentukan segalanya, yang patuh akan diganjar dengan janji, sedangkan yang tidak diganjar dengan ancaman.

Kalau soal apakah "benar2" terjadi atau tidak, sifat demikian tidak bisa digunakan untuk menentukan apakah sebuah perilaku adalah ancaman atau tidak. Sebuah ancaman bisa saja benar2 terjadi, misalnya seseorang mengancam akan membunuh seorang gadis apabila tidak mau menikahinya, dan orang tersebut bisa melaksanakan ancamannya apabila yang bersangkutan tidak menggubris ancamannya ataupun tidak jadi melaksanakan ancamannya. Jadi sifat dari ancaman bukan ditentukan oleh apakah benar2 terjadi atau tidak, benar atau salahnya ancaman tersebut, tapi yang penting adalah si pengancam memaksa terancam untuk mematuhi perintahnya dengan mengandaikan bahwa dirinya dapat melaksanakan ancamannya. Sedangkan menyatakan konsekuensi dari perilaku tidak butuh membuat seseorang mengandaikan bahwa yang menyatakan konsekuensi itu dapat melaksanakan apa yang yang menjadi konsekuensi.




Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: ternyata dalam sutra saddharma ada ancaman2 juga yak =))
« Reply #40 on: 16 January 2012, 01:13:10 PM »
dalam hal ini adalah akibat dari misalnya menghina sutra yang benar2 bisa mengakibatkan hal2 diatas, kebenaran2nya masih belum bisa dibuktikan, sama seperti ajaran lain, jangan ada tuhan lain selain dirinya, apabila menyembah tuhan lain maka neraka akibatnya.


menghina dan menyembah adalah 2 perbuatan yang berbeda dan mengakibatkan akibat yang berbeda.

menghina dengan mendiskreditkan atau mengeluarkan kata kata ejekan atau dalam bentuk lainnya adalah suatu tindakan yang dapat menyakiti orang lain. dan sudah sewajarrnya dan  seseorang juga dididik oleh agama untuk mengendalikan diri untuk tidak melakukan perbuatan menghina.
.karena perubatan menghina adalah tindakan yang mengotori batin sendiri.

Tetapi sedangkan perbuatan menyembah  dalam kontek kalimat tsbt memaksa orang secara tidak langsung untuk menyembah tuhan yang dimaksud, jika tidak maka anda akan mendapatkan konsekuensinya. ada nuansa ego dan kekuasaan dalam kontek kalimat tersebut

semua orang berhak menyembah apapun selama orang tsbt tidak melakukan perbuatan yang merugikan orang lain.
adalah tindakan yang tidak bajik apabila seseorang menghina orang lain

jadi anda tidak bisa menyamakan perbuatan menghina dan menyembah dalam ke 2 konteks kalimat tsbt

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: ternyata dalam sutra saddharma ada ancaman2 juga yak =))
« Reply #41 on: 16 January 2012, 01:51:16 PM »
Semua akibat dari karma/kamma dalam sutta/sutra tidak dapat dibuktikan kebenarannya dengan obyektif. Tapi hukum itu dikatakan berjalan secara objektif tanpa campur tangan suatu makhluk tertentu. Jadi tidak ada ancaman.

Dalam keyakinan akan tuhan, ada yang berkuasa penuh menentukan segalanya, yang patuh akan diganjar dengan janji, sedangkan yang tidak diganjar dengan ancaman.

Kalau soal apakah "benar2" terjadi atau tidak, sifat demikian tidak bisa digunakan untuk menentukan apakah sebuah perilaku adalah ancaman atau tidak. Sebuah ancaman bisa saja benar2 terjadi, misalnya seseorang mengancam akan membunuh seorang gadis apabila tidak mau menikahinya, dan orang tersebut bisa melaksanakan ancamannya apabila yang bersangkutan tidak menggubris ancamannya ataupun tidak jadi melaksanakan ancamannya. Jadi sifat dari ancaman bukan ditentukan oleh apakah benar2 terjadi atau tidak, benar atau salahnya ancaman tersebut, tapi yang penting adalah si pengancam memaksa terancam untuk mematuhi perintahnya dengan mengandaikan bahwa dirinya dapat melaksanakan ancamannya. Sedangkan menyatakan konsekuensi dari perilaku tidak butuh membuat seseorang mengandaikan bahwa yang menyatakan konsekuensi itu dapat melaksanakan apa yang yang menjadi konsekuensi.





dalam hal ini misalnya suatu kepercayaan penyembah tuhan, ada umat lain menghina, mencela tuhan ini, apakah tidak akan ada hukuman?

kemudian kasus lain, ada ajaran, dihina oleh penyembah tuhan apakah hukumannya?


kedua hal itu bisa di buktikan darimana akibatnya?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: ternyata dalam sutra saddharma ada ancaman2 juga yak =))
« Reply #42 on: 16 January 2012, 01:52:56 PM »


menghina dan menyembah adalah 2 perbuatan yang berbeda dan mengakibatkan akibat yang berbeda.

menghina dengan mendiskreditkan atau mengeluarkan kata kata ejekan atau dalam bentuk lainnya adalah suatu tindakan yang dapat menyakiti orang lain. dan sudah sewajarrnya dan  seseorang juga dididik oleh agama untuk mengendalikan diri untuk tidak melakukan perbuatan menghina.
.karena perubatan menghina adalah tindakan yang mengotori batin sendiri.

Tetapi sedangkan perbuatan menyembah  dalam kontek kalimat tsbt memaksa orang secara tidak langsung untuk menyembah tuhan yang dimaksud, jika tidak maka anda akan mendapatkan konsekuensinya. ada nuansa ego dan kekuasaan dalam kontek kalimat tersebut

semua orang berhak menyembah apapun selama orang tsbt tidak melakukan perbuatan yang merugikan orang lain.
adalah tindakan yang tidak bajik apabila seseorang menghina orang lain

jadi anda tidak bisa menyamakan perbuatan menghina dan menyembah dalam ke 2 konteks kalimat tsbt
dalam hal ini, misalkan seseorang menghina, mencela perbuatan salah (berdasarkan versi masing2) apakah akibatnya?

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: ternyata dalam sutra saddharma ada ancaman2 juga yak =))
« Reply #43 on: 16 January 2012, 02:13:01 PM »
dalam hal ini, misalkan seseorang menghina, mencela perbuatan salah (berdasarkan versi masing2) apakah akibatnya?

saya dapat mengatakan kata menghina dan kata mencela adalah berbeda arti dan tidak sama dan anda pasti akan mencari celah untuk menjawab pernyataan saya karena kata menghina dan mencela adalah relatif, tergantung konteks dan ujung ujungnya akan menjadi debat kusir.
Jika hanya bermain kata kata dan tidak melihat konteks yang dibicarakan maka diskusi ini tidak akan berakhir karena arti kata dapat dibengkokkan dan ujung2nya yang menjadi perdebatan akhirnya adalah arti kata menurut versi anda dan menurut versi saya

seperti mencuri, seseorang pria mencuri hati seorang wanita
anda hanya berusaha membawa konteks keluar dari yang dibicarakan.

sedangkan dalam konteks seseorang yang melakukan perbuatan tsbt , semua dikembalikan pada niat seseorang dalam melakukan perbuatan.
Terhina atau tidaknya seseorang dilihat dari niat seseorang dalam melakukan suatu perbuatan dan tidak ditentukan dari suatu kata.

jadi akibatnya ditentukan dari niat dan pikiran seseorang dalam melakukan suatu perbuatan
« Last Edit: 16 January 2012, 02:25:40 PM by djoe »

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: ternyata dalam sutra saddharma ada ancaman2 juga yak =))
« Reply #44 on: 16 January 2012, 02:19:39 PM »
saya dapat mengatakan kata menghina dan kata mencela adalah berbeda arti dan tidak sama dan anda pasti akan mencari celah untuk menjawab pernyataan saya karena kata menghina dan mencela adalah relatif, tergantung konteks dan ujung ujungnya akan menjadi debat kusir.

sedangkan dalam konteks seseorang yang melakukan perbuatan tsbt , semua dikembalikan pada niat seseorang dalam melakukan perbuatan.
Terhina atau tidaknya seseorang dilihat dari niat seseorang dalam melakukan suatu perbuatan dan tidak ditentukan dari suatu kata.

jadi akibatnya ditentukan dari niat dan pikiran seseorang dalam melakukan suatu perbuatan


Quote
jadi akibatnya ditentukan dari niat dan pikiran seseorang dalam melakukan suatu perbuatan
apakah bro pikir baik2 sebelum posting statement ini ?..............

niat dan pikiran aja gak cukup bro.........coba pikir lagi !.....

mau tanya, utk di Indonesia, kenapa memuji kecantikan isteri orang lain itu rasanya tidak disarankan...

1. ehhh isteri kamu manis sekali lhoooo
2. ehhh isteri kamu padet panget...

dst dst

kenapa ?
merryXmas n happyNewYYYY 2018