saya sudah biasa baca sutra, jadi kalau liat begini gak aneh
buat saya, karena saya gak tau bener apa gak, lebih aman buat saya dianggap bener
Jadi semua sutta dan sutra tidak akan saya hina. Kalaupun tidak setuju, atau saya anggap aneh, saya akan diam dan menyingkirkan pikiran itu, dan melupakan kitab itu, baca kitab lain.
tidak harus menganggap sesuatu itu benar hanya karena sesuatu itu ditulis dalam kitab suci atau dikatakan orang "menurut sang Buddha". Tetapi, tidak terburu-buru menganggap sesuatu itu benar tidak berarti menghina sesuatu itu.
Menganggap sesuatu itu benar, hanya karena sesuatu itu tertulis dalam sutta, juga bukan hal yang bijaksana. Karena benar atau salah memiliki standar yang jelas, di mana akal manusia sanggup untuk memahaminya. Ketika apapun yang muncul dari sutta "diimani" sebagai hal yang benar, tapi kemudian apapun yang muncul dari kitab agama lain diyakini sebagai salah, maka ketka itulah tampak sebuah penyakit fanatisme dan ketidak siembanagan mental. Sesuatu harus dipandang benar, karena akal memahaminya sebagai hal benar.
Kalau ada yg jelek2in tidak saya bela karena saya gak ngerti
Kalau ada yg muji2 saya diem aja, toh saya gak ngerti.
Dan diam saja, gak ikut2an jelek2in atau muji2.
mengerti atau tidak isi suatu sutta, perbuatan menjelek-jelekan itu bukanlah perbuatan terpuji, maka sebaiknya kita tidak membiarkan, apalagi mendukungnya.
Dan mengenai pengajaran personal, ya ternyata di Mahayana harus ada guru pembimbing, yg menjelaskan arti sutra2 tsb. Kalau dibaca sendiri orang biasa saja salah semua nangkepnya.
sudah seharusnya seperti itu. sebab, buku tidak dapat mengajar. ajaran sang Buddha harus diajarkan secara beranting dari orang ke orang, bukan dari buku ke buku. mereka yang mempelajari dhamma hanya dari buku-buku itu seperti pencuri pedang yang indah dan bagus. Pencuri ini tentu dapat memiliki pedang yang indah tersebut, tapi tak berguna karena tidak akan dapat mempergunakannya dengan benar.
Ketika seseorang membaca kitab kanon pali, maka yang masuk ke dalam otaknya adalah sekumpulan kata-kata. Tetapi, ketia ia belajar dari seorang arahata, ia menerima Dhamma.