Di ambil dari thread sebelah agar tidak berantakan.. Di sini harap pembahasannya hanya seputar masalah yang dibahas dan jawabannya, tanpa mengarah ke subjek pribadi tertentu.
Latar belakang peristiwa:
Adanya member Mahayanis yang menyatakan atau mengimplikasikan bahwa sila dan vinaya seorang anggota Sangha boleh dipilih kapan dan apa saja yang dijalankan berdasarkan kepentingan. Jadi sila & vinaya bukannya bersifat mengekang Sangha sepanjang waktu sejak penabhisan, melainkan pada waktu tertentu ada sila dan vinaya yang boleh tidak dijalankan demi menghindari pelanggaran.
Bahkan seorang umat awam pun pada hari uposatha wajib melaksanakan atthasila yg salah satunya berbunyi:
7. Nacca-gita-vadita-visukkadassana mala-gandha-vilepana-dharana-mandana-vibhusanathana veramani sikkhapadam samadiyami
saya bertekad untuk melatih diri menghindari menari, bernyanyi, mendengarkan musik, pergi melihat hiburan, memakai perhiasan, memakai parfum, dan memakai kosmetik)
jadi apakah Bhikkhu malah tidak menjalankan sila ini?
Menjalankan nya di waktu tertentu lar, u tanya saja sama orangnya, Dia emangnya terus -terusan megang gitar, cuman kalo waktu segang aja kale,.
Kalau memang waktunya dia harus jalan kan sila atau vinaya, setau g dijalanin kok, Dia main gitar juga liat situasi jg
Kemudian, member-member lain yang membaca bertanya pada yang bersangkutan dalam berbagai cara:
Jadi sila tidak membunuh yah menjalankannya di waktu tertentu aja yah. Ga mungkin juga orang terus-terusan pegang pisau bunuhin semua orang, cuma kalo lagi senggang aja.
Nice...
Begini saja, coba anda jelaskan di sini sekte Theravada mana yang vinayanya tidak ada mengatur tentang bermusik atau yang peraturannya hanya belaku di waktu tertentu saja.
kalau anda umat Buddha bro, seharusnya anda paham bahwa Vinaya bagi bhikkhu adalah mengikat dan untuk dilaksanakan sepanjang ia menjadi bhikkhu. jangan2 menurut anda sila tidak melakukan hubungan sex juga hanya dilaksanakan pada waktu2 tertentu, dan pada waktu lainnya boleh, begitu kah?
Tetapi karena yang ditanya bukan menjawab, malah dialihkan seperti di bawah ini:
Bahkan seorang umat awam pun pada hari uposatha wajib melaksanakan atthasila yg salah satunya berbunyi:
7. Nacca-gita-vadita-visukkadassana mala-gandha-vilepana-dharana-mandana-vibhusanathana veramani sikkhapadam samadiyami
saya bertekad untuk melatih diri menghindari menari, bernyanyi, mendengarkan musik, pergi melihat hiburan, memakai perhiasan, memakai parfum, dan memakai kosmetik)
jadi apakah Bhikkhu malah tidak menjalankan sila ini?
Menjalankan nya di waktu tertentu lar, u tanya saja sama orangnya, Dia emangnya terus -terusan megang gitar, cuman kalo waktu segang aja kale,.
Kalau memang waktunya dia harus jalan kan sila atau vinaya, setau g dijalanin kok, Dia main gitar juga liat situasi jg
Jadi sila tidak membunuh yah menjalankannya di waktu tertentu aja yah. Ga mungkin juga orang terus-terusan pegang pisau bunuhin semua orang, cuma kalo lagi senggang aja.
Nice...
MAin gitar relevasinya sama membunuh apa yah?
Emangnya merugikan orang lain ndak kan, lain dengan membunuh,
Gak nyambung relevansinya bro
Dan dalam jawaban lain, kembali dialihkan sbb:
Bahkan seorang umat awam pun pada hari uposatha wajib melaksanakan atthasila yg salah satunya berbunyi:
7. Nacca-gita-vadita-visukkadassana mala-gandha-vilepana-dharana-mandana-vibhusanathana veramani sikkhapadam samadiyami
saya bertekad untuk melatih diri menghindari menari, bernyanyi, mendengarkan musik, pergi melihat hiburan, memakai perhiasan, memakai parfum, dan memakai kosmetik)
jadi apakah Bhikkhu malah tidak menjalankan sila ini?
Menjalankan nya di waktu tertentu lar, u tanya saja sama orangnya, Dia emangnya terus -terusan megang gitar, cuman kalo waktu segang aja kale,.
Kalau memang waktunya dia harus jalan kan sila atau vinaya, setau g dijalanin kok, Dia main gitar juga liat situasi jg
kalau anda umat Buddha bro, seharusnya anda paham bahwa Vinaya bagi bhikkhu adalah mengikat dan untuk dilaksanakan sepanjang ia menjadi bhikkhu. jangan2 menurut anda sila tidak melakukan hubungan sex juga hanya dilaksanakan pada waktu2 tertentu, dan pada waktu lainnya boleh, begitu kah?
Relevansinya main gitar sama membunuh apa relevansinya
Emangnya main gitar memperkosa orang ?
Awa awa wae tidak relevan hubungannya atuh
Akhirnya kembali disinggung:
iya yang anehnya, masing2 vihara katanya vinayanya beda, semua bhante theravada tidak berbudaya, jadi kemana2
(Believe it or not)
Bukan Vinaya, tapi Hinaya.
Selain beda, juga berlaku "kadang-kadang".
iya yang anehnya, masing2 vihara katanya vinayanya beda, semua bhante theravada tidak berbudaya, jadi kemana2
(Believe it or not)
Bukan Vinaya, tapi Hinaya.
Selain beda, juga berlaku "kadang-kadang".
sudah berkali2 saya menanyakan kepada the All-knowing Cheerleader, tapi tidak pernah dijawab.
Karena Bro GM Kainyn menggunakan sebutan yg sama, maka saya bertanya kepada Saudara Bro GM Kainyn, apakah arti HINAYA itu?
Demi kerapian thread, maka saya membuka topik pertanyaan di sini. Yang secara kebetulan pertanyaan yang sama pernah terlintas beberapa waktu lalu ketika dalam sebuah perjalanan bersama seorang yang baru saja saya kenal.
* Upasaka mode on: "Ceritanya begini.." *
Sebelum mulai, saya ceritakan sedikit latar belakang kenalan baru saya ini agar tidak ada kecurigaan bahwa beliau seorang fanatiqin bin Theravadin. Konon karena beliau berasal dari tradisi yang terbuka, Tri Dharma yang menerima keberadaan 3 Buddha(?) maka beliau juga seorang pluralis-universalis yang mempelajari semua tradisi yang ada: Tridharma, Theravada, Mahayana hingga akhirnya beliau sampai pada Tantrayana. Jadi, playgroup, SD, SMP, SMU sudah tamatlah gampangnya.
Demikianlah telah kudengar..
Kenalan baru saya ini, dalam perjalanan pulang kemudian menceritakan bagaimana satu kali beliau mendapati kenyataan bahwa seorang bhikshu pergi menonton film layar lebar. Karena penasaran, beliau lalu mencoba mengonfirmasi pada bhikshu menanyakan alasan bhikshu pergi nonton. Bhikshu pun menjawab dengan sedikit galak & nyolot [menurut saya mungkin bercanda kali yah dengan umat yang udah beliau kenal]. Jawab bhikshu, "Eh.. Suka-suka gua lah.. Gua nonton apa urusan elu? Urus urusan lu sendiri." Kenalan saya pun agak terkejut mendengar bhikshu berujar demikian. Setelahnya beliau melanjutkan lagi, tak lama setelah itu kenalan saya ini mendapat penjelasan [di sini tidak diceritakan siapa yang memberi penjelasan] bahwa jika seorang bhikshu mau pergi nonton, maka sila berkenaan dengan tindakan nonton boleh tidak diambil, demi menghindari pelanggaran. Di lain hari sila tersebut bisa diambil lagi, jika tidak sedang menonton.
Saat mendengar saya berpikir mungkin sekali kenalan saya itu hanya salah paham dalam menafsirkan penjelasan dan tidak saya tanggapi lebih jauh. Tetapi karena sekarang saya mendapati lagi adanya pernyataan demikian, maka saya berkeinginan mempelajari Mahayana lebih jauh dengan melemparkan pertanyaan ini di board Mahayana.
Mohonlah kiranya member-member Mahayana berkenan untuk memberi penjelasan:
"Apakah benar demikian bahwa dalam Mahayana (termasuk Tantrayana dan mazhab-mazhab Mahayana yang lain), keseluruhan sila & vinaya anggota Sangha tidak bersifat mengekang total melainkan sewaktu-waktu ada poin tertentu yang dapat dilepas untuk menghindari pelanggaran?Anumodana atas penjelasannya..
Be happy,