Topik Buddhisme > Buddhisme dengan Agama, Kepercayaan, Tradisi dan Filsafat Lain

Pandangan Buddhist Terhadap Pandangan Nasrani pada Buddhisme

<< < (2/135) > >>

Rico Tsiau:
oops...

judulnya memang kelebihan "D"

 ;D ;D

hendrako:
Kalo ane pernah ditanya, bagaimana pandangan Buddhist terhadap Yesus.

B: Eh, kamu kan katanya sekarang belajar agama Buddha, gimana pandangan Buddhism terhadap Yesus?
A: Buddha lahir 500 tahun sebelum Yesus lahir, jadi tidak ada pembicaraan tentang Yesus.
B: Saya melihat di TV, Bhikku menjelek2kan dengan menyindir Yesus?
A: Wah, yang jelas Buddha tidak pernah menjelek2an Yesus, wong emang Yesus baru lahir 500 thn kemudian. Dan Buddha mengajarkan agar menjaga pikiran, ucapan dan perbuatan. Jadi apabila ada Bhikku yang menjelek2an Yesus itu bukan ajaran Buddha, tapi urusan Bhikku itu sendiri. Jangan lantas langsung dicap ajaran Buddha. Mendengar seorang Bhikku menjelekkan Yesus, lantas langsung mencap bahwa Buddhisme membenci Yesus.......jelas hal yang sembrono, harus diselidiki dulu.
Di lain pihak, saya justru mendapati Bhikku memuji Yesus di dalam tulisannya. Beliau melihat semangat seorang Bodhisatva pada Yesus, seseorang yang bertekad dan berkecenderungan ke arah kesucian, terutama ajarannya tentang kasih.
B: Tapi itulah yang saya saksikan di TV.....
A: Menjelekkan gimana sih?
B: Bilang kalau Yesus lahir di kandang... bau dan kotor sedangkan Pangeran Sidarta di taman, yang namanya taman berarti dirawat jadi bersih dan indah. Yesus matinya di kayu salib, sebelumnya di cacimaki, dicambuk, menderita berat sedangkan Buddha meninggal dengan dikelilingi murid2nya, umurnya panjang dan meninggal dengan tenang dan wajar.
A: Nah, itu mah bukan menjelek2an, tapi emang faktanya begitu kan? Pertama-tama anda harus mengerti tentang hukum karma dalam Buddhisme. Bahwa perbuatan baik menghasilkan akibat baik dan sebaliknya. Jadi dari segi hukum karma, nasib buruk yang menimpa Yesus memang adalah hasil dari perbuatan beliau sendiri, baik dari kehidupan sekarang maupun kehidupan2 yang sebelumnya. Sedangkan nasib baik pangeran Sidarta hingga menjadi Buddha dan meninggal adalah hasil dari perbuatan beliau sendiri juga. Jadi dari segi hukum karma, Pangeran sidarta emang lebih baik daripada Yesus.
B: ternyata umat Buddha emang membenci Yesus.. (seketika beliau pergi dgn muka berona merah)
A: Nah loh...........????

K.K.:

--- Quote from: Rico Tsiau on 24 October 2011, 10:56:47 AM ---mungkin lebih tepatnya bukan fitnah, menurut saya mungkin lebih ke salah pengertian yang berakibat salah penyampaian dan perlakuan juga salah memandang suatu paham.

banyak orang yang melihat kulit luar lalu mengatakan itu keseluruhan isi. orang seperti ini tidak mau repot2 untuk melihat lebih kedalam. menurutnya kulit luar sudah mewakili.
parahnya orang jenis ini justru berani beropini secara luas, bahkan mempublikasikannya.
parahnya lagi, jika sampai bersikap menolak bantahan atas opini atau publikasinya karena menganggap pemahamannya sudah benar dan final.

--- End quote ---
Ketika seseorang mengatakan sesuatu secara tidak benar karena tidak mengetahui, saya setuju itu adalah bodoh alias tidak tahu. Tapi kalau orang mengatakan sesuatu yang tidak benar secara sengaja, bertujuan untuk mendiskreditkan pihak tertentu, saya sebut sebaga fitnah.

Yang paling keji dari fitnah di atas adalah paragraf ini:

--- Quote ---Ketika ditanya bagaimana asal mula dunia, siapa/apa yang menciptakan alam semesta, dikatakan bahwa Budha tetap diam karena di dalam Budhisme tidak ada awal dan akhir. Sebaliknya yang ada hanyalah siklus lahir dan mati yang tidak berkesudahan. Orang bisa bertanya pribadi seperti apa yang menciptakan kita untuk hidup dan mengalami penderitaan serta kepahitan yang begitu luar biasa dan kemudian mati berulang-ulang? Hal itu bisa membuat orang merenung, apa artinya, mengapa peduli? Orang kr****n mengetahui bahwa Allah mengutus anak-Nya untuk mati bagi kita, sekali, supaya kita tidak perlu menderita secara kekal. Dia mengutus Anak-Nya supaya kita tahu bahwa kita tidak sendiri dan bahwa kita dikasihi. Kekr****nan mengetahui bahwa hidup itu bukan hanya penderitaan dan mati, “… dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa” (2Tim 1:10)
--- End quote ---

Dia sudah tahu bahwa Buddhisme mengajarkan 'nirvana/nibbana' yaitu lepasnya dari penderitaan (peragraf terakhir), namun di sini dia menggiring opini bahwa di Buddhisme kita hanya harus menerima kepahitan berulang-ulang, sedangkan kalau di ajarannya, ekspres-instant langsung bebas.

Rico Tsiau:

--- Quote from: Kainyn_Kutho on 24 October 2011, 11:33:04 AM ---Ketika seseorang mengatakan sesuatu secara tidak benar karena tidak mengetahui, saya setuju itu adalah bodoh alias tidak tahu. Tapi kalau orang mengatakan sesuatu yang tidak benar secara sengaja, bertujuan untuk mendiskreditkan pihak tertentu, saya sebut sebaga fitnah.

--- End quote ---

banar juga, ok saya setuju ini bisa dikategorikan fitnah.


--- Quote from: Kainyn_Kutho on 24 October 2011, 11:33:04 AM ---Yang paling keji dari fitnah di atas adalah paragraf ini:
Dia sudah tahu bahwa Buddhisme mengajarkan 'nirvana/nibbana' yaitu lepasnya dari penderitaan (peragraf terakhir), namun di sini dia menggiring opini bahwa di Buddhisme kita hanya harus menerima kepahitan berulang-ulang, sedangkan kalau di ajarannya, ekspres-instant langsung bebas.

--- End quote ---

memang saya cukup banyak membaca artikel2 lepas lainnya yang mengatakan hal serupa.
label tentang pesimisme ajaran buddha, hal ini tentu merujuk tentang kelahiran berulang2 yang tidak terhitung jumlahnya menurut buddisme, juga yang paling disorot adalah tentang dukkha. namun penulis mengenyampingkan jalan yang ditunjukkan sang buddha untuk lepas dari tumimbal lahir.

menurut saya melulu ajaran tentang ketidakpuasan adalah sangat pesimis, namun ketika juga diajarkan tentang jalan untuk melenyapkannya adalah sebuah penerang yang sama sekali bukan pesimis.

K.K.:

--- Quote from: Rico Tsiau on 24 October 2011, 11:42:47 AM ---banar juga, ok saya setuju ini bisa dikategorikan fitnah.

memang saya cukup banyak membaca artikel2 lepas lainnya yang mengatakan hal serupa.
label tentang pesimisme ajaran buddha, hal ini tentu merujuk tentang kelahiran berulang2 yang tidak terhitung jumlahnya menurut buddisme, juga yang paling disorot adalah tentang dukkha. namun penulis mengenyampingkan jalan yang ditunjukkan sang buddha untuk lepas dari tumimbal lahir.

menurut saya melulu ajaran tentang ketidakpuasan adalah sangat pesimis, namun ketika juga diajarkan tentang jalan untuk melenyapkannya adalah sebuah penerang yang sama sekali bukan pesimis.

--- End quote ---
Betul. Sama seperti kalau orang mengatakan Ajaran Kr1sten adalah dosa-turunan tapi tanpa jalan keselamatan, itu namanya fitnah. Demikian juga mengatakan Buddha mengajar hanya hidup adalah dukkha tanpa mengajarkan lenyapnya dukkha, adalah suatu fitnah.

Navigation

[0] Message Index

[#] Next page

[*] Previous page

Go to full version