Salam sejahtera semua teman-teman... _/\_
Thread ini dibuat karena saya melihat antusias dari rekan-rekan yang cukup besar pada Board Buddhisme untuk Pemula ini. Saya bermaksud untuk menjadikan thread ini sebagai forum tanya-jawab seputar Buddhisme, khususnya untuk rekan-rekan yang ingin menggali pemahaman lebih lanjut tentang Buddhisme. Topik pertanyaannya bebas, asal masih berada dalam jalur sudut pandang Ajaran Sang Buddha. Saya harap thread ini dapat memfasilitasi rekan-rekan yang masih pemula, dan juga sebagai media bacaan yang ringkas, menyenangkan dan mencerahkan.
Untuk menjaga kenyamanan di thread ini, ada beberapa ketentuan yang saya buat, yaitu :
1) Thread ini adalah dari, oleh dan untuk kita bersama. Oleh karena itu, semua rekan boleh memberikan pertanyaan atau menyampaikan jawabannya masing-masing.
2) Thread ini adalah kolom tanya-jawab seputar Buddisme untuk pemula. Oleh karena itu, semua rekan diharapkan untuk tetap menjaga format Q&A ini.
3) Postingan yang hanya berisikan pernyataan Out of Topic, akan saya tindak-lanjuti dengan tegas; dengan atau tanpa pemberitahuan sebelumnya.
4) Semua pertanyaan, jawaban maupun pernyataan harus disampaikan dengan bahasa yang sopan.
Semoga semua berbahagia.
coba baca ini dulu ;D
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=418.0
objek netral oiii :whistle:
numpang tanya tadi aku baru baca buku dari vihara tentang cara memperbaiki nasib yaitu dengan memperbanayk karma baik. nah di situ dikasi contoh kalo orang yang selama hidupnya jahat kalo mati bakal masuk neraka terus di siksa dan lahir lagi di kehidupan berikutnya dengan nasib yang jelek karena nanggung karma buruk.. nah yang aku mau tanyain emangnya ada neraka dalam ajran Buddha??? mohon petunjuknya soalnya aku masi dalam tahap belajar... _/\_ _/\_ _/\_
Nanyabyk yg mojokin agama Buddha...<= only your perseption... :)
Akhr2 ini wa bermasalah terus sama org Karesten.. Td sore, ada kk yg ngajak saya ke vihara tuh, dia ternyata temennya temen saya, emg udh direncanain mau ngajak saya ke viharanya :)) lg debat ma 1 org Karesten. Awalnya sh pengen ajak dia ke vihara juga, ternyata stlh ngmng2 panjang lebar eh br tau dia Karesten.
Ada bbrp pertanyaan yg masih menjangal nih.. Temen2 bantuin yah..
Dia nanyanya banyak, gw tulis yg seingetnya aja ya
T : Di dalam agama Buddha itu yg paling tinggi posisinya siapa sih? Saya bingung, banyak sekali Buddha di dalam agama Buddha.
J : Semua ajaran sama, menuju ke 1 titik yaitu Tuhan.
T : Kalo yg paling tinggi itu Tuhan, kenapa ga berdoa langsung ke Tuhannya saja?
Untuk apa persoalkan sapa yang paling tinggi?membanding2kan hanya akan menimbulkan kesombongan saja... :)
Lagian mengandalkan diri sendiri lebih baik... janganlah terlalu berharap kepada orang lain... :) :) Karena orang lain belum tentu dapat membantu diri kita... hanya diri sendirilah yang dapat menolong diri sendiri...
T : Inti semua ajaran kan sama. Cuma jalannya aja yg beda kan? Tapi masalahnya bisa sampe ga?
T : Pernah denger 10 ajaran ga? Lupa*
Yg saya inget salah satunya tuh ada yg blg gini "ga boleh sembah patung2" krg lebih gt
J : Kk yg ngajak saya itu da jelasin kalo itu cuma simbol doank bkn sembah berhala bla2..
T : Ok, saya ngerti. Sekarang kalo mis saya pecahin patung Buddhanya di depan kamu, kamu marah ga?
J : Ya pasti marah lah.
saya gak akan marah... :) :) :)
silahkan aja... ;D ;D ;D
guru pengganti guru agama w sementara juga pernah bilang seperti ini:
ketika dia sedang ceramah di suatu vihara, ia membelakangi patung Buddha,
lalu, ada salah seorang yang ikut kebaktian menegurnya, lalu ia pun menjelaskannya,
bahwa bukannya dirinya membelakangi patung tersebut tidaklah salah, karena hal tersebut hanyalah patung... kalaupun yang dibelakangnya itu adalah Sang Buddha sendiri, toh Sang Buddha sendiri tidak akan marah, karena dirinya bermaksud baik(membantu Sang Buddha membabarkan Dhamma), jadi Sang Buddha pun tidaklah akan marah ataupun yang lain...
Sang Buddha saja tidak akan marah kalau patungnya dihancurkan, napa kita harus marah? :D :D :D :D ;D ;D ;D
Kita sebaiknya tidak perlu marah kalau patung Buddha diapa2kan(ataupun kalau Sang Buddha dihina, kita tak perlu marah juga... ;D ;D ;D ;D ;D , ketika Sang Buddha difitnah aja Sang Buddha tidaklah marah ataupun apapun... :) :) :) , Sang Buddha bersikap bijaksana... :) :) :)
Jadi kitapun seharusnya mencontoh sikap Sang Tathagatha dalam menghadapi berbagai hal tersebut ;D ;D ;D ;D ;D )
tak perlu marah\<^0^>/ karena Buddha saja tidak marah(padahal itu patungNya sendiri lho... ^-^ ) napa juga kita harus marah?
Klo itu patung kitapun, kita tidak perlu marah... ;D ;D ;D , soalnya bukankah segala sesuatu itu sifatnya anicca? toh nanti suatu saat patung tersebut akan rusak juga... jadi janganlah melekat akannya... hanya akan menimbulkan penderitaan saja... ;D ;D ;D ;D
T : Knp marah? Itu kan cuma benda mati? Kalo kamu patahin salib depan saya, saya ga marah. Kalo kamu bakar alkitab depan saya, saya juga ga marah. Knp? Soalnya itu cuma benda mati. Yg hidup itu adalah firman kita bla2..
Kk saya yg ajak itu : ...............................................
Ada yg bisa bantu isiin ga? :'( :'( :'(
Jujur temen2 sekalian disini, kalo ada yg nanya gitu gmn? Kalo ada yg pecahin patung Budha di depan kalian gmn? Kalo gw sih pasti ga rela lah.. Tapi.. *censored* tuh agama Karesten. Punya kepercayaan sendiri ya sendiri lah, parah banget sih. Wa br tau ternyata pandangan agama Buddha di depan dia gitu tuh? Knp sih banyak yg mojokin agama Buddha......
T : Ok, saya ngerti. Sekarang kalo mis saya pecahin patung Budhanya di depan kamu, kamu marah ga?
J : Ya pasti marah lah.
T : Knp marah? Itu kan cuma benda mati? Kalo kamu patahin salib depan saya, saya ga marah. Kalo kamu bakar alkitab depan saya, saya juga ga marah. Knp? Soalnya itu cuma benda mati. Yg hidup itu adalah firman kita bla2..
Jujur temen2 sekalian disini, kalo ada yg nanya gitu gmn? Kalo ada yg pecahin patung Budha di depan kalian gmn? Kalo gw sih pasti ga rela lah.. Tapi.. *censored* tuh agama Karesten. Punya kepercayaan sendiri ya sendiri lah, parah banget sih. Wa br tau ternyata pandangan agama Budha di depan dia gitu tuh? Knp sih banyak yg mojokin agama Budha......
numpang tanya tadi aku baru baca buku dari vihara tentang cara memperbaiki nasib yaitu dengan memperbanayk karma baik. nah di situ dikasi contoh kalo orang yang selama hidupnya jahat kalo mati bakal masuk neraka terus di siksa dan lahir lagi di kehidupan berikutnya dengan nasib yang jelek karena nanggung karma buruk.. nah yang aku mau tanyain emangnya ada neraka dalam ajran Buddha??? mohon petunjuknya soalnya aku masi dalam tahap belajar... _/\_ _/\_ _/\_
Bagaimana yah cara menjelaskan Nibbana kepada anak2 sekolah minggu ?
Sebab Nibbana terasa sulit untuk dicerna
Tidak seperti Surga yang indah ataupun Neraka yang menyedihkan
Bagaimana memberi penjelasan agar anak2 tertarik ?
Gantian i mo tanya,
Bhikkhu2 itu kerjaannya ngapain aja ya?
thanks bgt bro upasaka atas penjelasaannya
mau tanya lagi dibuku yang say baca selain menjelaskan kalo merubah nasib dengan berbuat baik juga kita musti baca paritta katanya itu bisa bantu kita buat baik..pertanyaanya masa c baca paritta bisa bikin karma baik?
bukanya karma baik itu dilakukan dengan tndakan? kalo baca paritta bisa buat karma baik mah bearti kita gak perlu dunk bebuat baiK?? mohon petunjuknya _/\_ _/\_ _/\_ _/\_
ohh begitu yah... jadi kita musti tau arti dari paritta tesebut yah kalo gak ga ada artinya buat di baca???
Merasa puas, mudah dirawat, tiada sibuk, sederhana hidupnya, tenang inderanya, selalu waspada, tahu malu, tidak melekat pada keluarga.
ai mau tanya,kalo dalam kehidupan sekarang ini bagaimana cara mengaplikasian kata tidak melekat pada keluarga itu ya? :)
Mo tanya lagi....
1. Apakah Buddhisme itu suatu Agama?
2. Apakah dikenal Tuhan dalam Buddhisme?
3. Apakah itu Tiga Corak Umum?
lagi....... lagi...
Apakah itu Dukkha?
Saya juga mendapat bahagia, kenapa di dalam Corak Umum tidak terdapat Bahagia?
Apakah itu Empat Kesunyataan Mulia ?
Saya tertarik dengan kisah Sang Guru Buddha Gotama, dimana saya bisa mencari tahu kisah beliau?
Q : Bisa tula mohon nanya ttg yg d. kamma yg tidak berbuah karna tertimbun kamma yg lainnya (ahosi kamma) ? ini contohnya seperti apa ya ?
A : Ahosi Kamma adalah kamma (perbuatan) yang tidak memunculkan vipaka (akibat), karena tertimbun oleh kamma lain (Upaghataka Kamma). Setiap kamma cenderung akan menimbulkan vipaka, baik segera ataupun kelak. Vipaka akan muncul apabila semua syarat-syaratnya terpenuhi. Seperti benih yang ditanam, dapat tumbuh apabila syarat-syarat seperti tanah yang subur, air, temperatur, dll. menyokong pertumbuhannya. Bila tidak ada unsur-unsur pendukung; dan justru ada Upaghataka Kamma yang muncul, maka kamma itu tidak akan berbuah (menjadi Ahosi Kamma).
Sebagai contoh : Angulimala yang sudah banyak membunuh orang akan menerima vipaka buruknya, yaitu berupa kelahiran di alam rendah. Namun karena Angulimala menjalani kehidupan suci, banyak vipaka buruk yang menjadi ahosi. Salah satunya adalah Angulimala tidak terlahir di alam rendah, karena sudah merealisasi Nibbana.
Q : Bisa tula mohon nanya ttg yg d. kamma yg tidak berbuah karna tertimbun kamma yg lainnya (ahosi kamma) ? ini contohnya seperti apa ya ?
A : Ahosi Kamma adalah kamma (perbuatan) yang tidak memunculkan vipaka (akibat), karena tertimbun oleh kamma lain (Upaghataka Kamma). Setiap kamma cenderung akan menimbulkan vipaka, baik segera ataupun kelak. Vipaka akan muncul apabila semua syarat-syaratnya terpenuhi. Seperti benih yang ditanam, dapat tumbuh apabila syarat-syarat seperti tanah yang subur, air, temperatur, dll. menyokong pertumbuhannya. Bila tidak ada unsur-unsur pendukung; dan justru ada Upaghataka Kamma yang muncul, maka kamma itu tidak akan berbuah (menjadi Ahosi Kamma).
Sebagai contoh : Angulimala yang sudah banyak membunuh orang akan menerima vipaka buruknya, yaitu berupa kelahiran di alam rendah. Namun karena Angulimala menjalani kehidupan suci, banyak vipaka buruk yang menjadi ahosi. Salah satunya adalah Angulimala tidak terlahir di alam rendah, karena sudah merealisasi Nibbana.
Dapatkah vipaka yang baik menjadi ahosi pula ?
Ahosi apakah berlaku bagi umat awam ? Atau hanya berlaku bagi para orang suci saja ?
Upaghataka kamma itu contohnya seperti apa ?
lagi....... lagi...
Apakah itu Dukkha?
Saya juga mendapat bahagia, kenapa di dalam Corak Umum tidak terdapat Bahagia?
Apakah itu Empat Kesunyataan Mulia ?
Saya tertarik dengan kisah Sang Guru Buddha Gotama, dimana saya bisa mencari tahu kisah beliau?
Dalam menjalankan hidup sehari-hari, sebagai umat Buddhis yg bertekad melatih diri dalam Pancasila
kita sering berhadapan pada posisi yg dilematis (ciieee bhsnya keren yeeeh :P ;D)
artinya kita dihadapankan pada pilihan .... ya ato tidak
misalnya :
- Sejak ayee mengenal Buddhis, ayee gak lagi makan pecel lele, kepiting, kerang, ikan (yg masih hidup),
itu bisa dilaksanakan jika ayee makan sendiri. Bagaimana jika suatu saat ada teman yg Ultah ato yg ingin
traktur teman dan makan rame2 di Res sea Food?
DiRes Sea food rata2 pilihan makanan yg masih hidup bukan?? ....
- Apa syarat2 yg disebut sebahgai pencuri?? ...... contohnya sederhana, baru2 ini musim hujan kebetulan
kamar mandi dirumah suka mampet, jadi kalo mandi suka numpang di rumah sodara.
segala peralatan sudah lengkap tapi ada yg kelupaan odol, dikamar mandi sodara ada odol tapi karena belum
minta izin minta ....yaaah akhirnya gak jadi .... padahal kalo mintapun pasti dikasih
utk berlatih tidak mencuri .... ayee praktek seperti ini, apakah sikap ayee berlebihan?? ....
- Berlatih tidak meminum yg memabukan ...... di pesta perkawinan,perpisahan,ultah kita tidak bisa
menghindari dari minuman beralcohol. misalnya ada teman Ultah dan rayain Ultah di Dugem :hammer:
demi teman .... datang ... minum sedikit demi menghormati teman ( asal gak mabuk) ::)
Bagaimana sikap kita bila berhadapan seperti ini ?? .....
Thanks ...... _/\_
Mengkonsumsi alkohol kalau hanya untuk menghangatkan badan (biasa berlaku di dunia barat) yang mempunyai musim salju
Apakah itu termasuk pelanggaran sila kelima atau bukan ?
Ataukah hanya mencari2 pembenaran semata ?
Mo nanya..
lagee... ;D
Apa manfaat menjadi Bhikkhu ?
Mengkonsumsi alkohol kalau hanya untuk menghangatkan badan (biasa berlaku di dunia barat) yang mempunyai musim salju
Apakah itu termasuk pelanggaran sila kelima atau bukan ?
Ataukah hanya mencari2 pembenaran semata ?
ada rekan saya buddhis bule bilang, dia pernah terjebak di mobil dalam keadaan bersalju semalaman. tapi kagak butuh minuman beralkohol. secara nalar kita, apakah orang tidak bisa menghangatkan diri dengan cara lain?
Mengkonsumsi alkohol kalau hanya untuk menghangatkan badan (biasa berlaku di dunia barat) yang mempunyai musim salju
Apakah itu termasuk pelanggaran sila kelima atau bukan ?
Ataukah hanya mencari2 pembenaran semata ?
WEDANG JAHE ? ;D .... (bhs indo nya apa ya ini ?)
mengenai mencuri .. ada yg lebih halus lagi .. seperti .. men dl lagu or pelem dari internet .. or sharing2 an lagu or pelem ama temen (tentunya pelem or musik yg berhak cipta) ... tula sering nih :'(
terus memaki software2 bajakan ... kena jg nih ... pakai lah open saus :hammer: (open source)
[At] Markos
Makasih penjelasannya
Pengen tanya lagi tentang produk bajakan, kita sebagai konsumennya apakah juga terkena pelanggaran silakah ?
Dalam menjalankan hidup sehari-hari, sebagai umat Buddhis yg bertekad melatih diri dalam Pancasilacaranya gampangg ;D ;D ;D , di Resto seafood kan ada juga hidangan sayur2nya, pesan saja hidangan sayur2an saja\ ;D /klo ada yang taruh udang kecil2 gitu, klo mau menghindarinya, bilang saja sayur yang tumis bawang polos\ ;D /<=otomatis dah menghindari bukan? :D :D :D ,
kita sering berhadapan pada posisi yg dilematis (ciieee bhsnya keren yeeeh :P ;D)
artinya kita dihadapankan pada pilihan .... ya ato tidak
misalnya :
- Sejak ayee mengenal Buddhis, ayee gak lagi makan pecel lele, kepiting, kerang, ikan (yg masih hidup),
itu bisa dilaksanakan jika ayee makan sendiri. Bagaimana jika suatu saat ada teman yg Ultah ato yg ingin
traktir teman dan makan rame2 di Res sea Food?
DiRes Sea food rata2 pilihan makanan yg masih hidup bukan?? ....
- Apa syarat2 yg disebut sebagai pencuri?? ...... contohnya sederhana, baru2 ini musim hujan kebetulannggak, sama sekali gak berlebihan kok :yes: :yes: :yes:
kamar mandi dirumah suka mampet, jadi kalo mandi suka numpang di rumah sodara.
segala peralatan sudah lengkap tapi ada yg kelupaan odol, dikamar mandi sodara ada odol tapi karena belum
minta izin minta ....yaaah akhirnya gak jadi .... padahal kalo mintapun pasti dikasih
utk berlatih tidak mencuri .... ayee praktek seperti ini, apakah sikap ayee berlebihan?? ....
- Berlatih tidak meminum yg memabukan ...... di pesta perkawinan,perpisahan,ultah kita tidak bisasyarat2 seseorang dikatakan telah melanggar sila ke 5:
menghindari dari minuman beralcohol. misalnya ada teman Ultah dan rayain Ultah di Dugem :hammer:
demi teman .... datang ... minum sedikit demi menghormati teman ( asal gak mabuk) ::)
Bagaimana sikap kita bila berhadapan seperti ini ?? .....
Thanks ...... _/\_
Mengkonsumsi alkohol kalau hanya untuk menghangatkan badan (biasa berlaku di dunia barat) yang mempunyai musim saljubisa saja hanyalah alasan diri kita semata, toh di zaman sekarang ini, utk mengahangatkan badan dapat juga dilakukan berbagai cara lainnya. Lagian alkohol itu dapat merusak hati kita lhoo...
Apakah itu termasuk pelanggaran sila kelima atau bukan ?
Ataukah hanya mencari2 pembenaran semata ?
bisa bisa\ :yes: /\ :yes: /\ :yes: /Mengkonsumsi alkohol kalau hanya untuk menghangatkan badan (biasa berlaku di dunia barat) yang mempunyai musim salju
Apakah itu termasuk pelanggaran sila kelima atau bukan ?
Ataukah hanya mencari2 pembenaran semata ?
ada rekan saya buddhis bule bilang, dia pernah terjebak di mobil dalam keadaan bersalju semalaman. tapi kagak butuh minuman beralkohol. secara nalar kita, apakah orang tidak bisa menghangatkan diri dengan cara lain?
Mo nanya..mungkin seseorang ingin menjadi Bhikkhu karena bisa saja ia ingin mengabdi pada Buddha Dhamma,
lagee... ;D
Apa manfaat menjadi Bhikkhu ?
tulalit, tulalit, wedang jahe itu minum air jahe ya :D :D :D <=ada dijual dalam bentuk kemasannya lhoo :D :D :D (sales mode:ON :)) )Mengkonsumsi alkohol kalau hanya untuk menghangatkan badan (biasa berlaku di dunia barat) yang mempunyai musim salju
Apakah itu termasuk pelanggaran sila kelima atau bukan ?
Ataukah hanya mencari2 pembenaran semata ?
ada rekan saya buddhis bule bilang, dia pernah terjebak di mobil dalam keadaan bersalju semalaman. tapi kagak butuh minuman beralkohol. secara nalar kita, apakah orang tidak bisa menghangatkan diri dengan cara lain?
WEDANG JAHE ? ;D .... (bhs indo nya apa ya ini ?)
mengenai mencuri .. ada yg lebih halus lagi .. seperti .. men dl lagu or pelem dari internet .. or sharing2 an lagu or pelem ama temen (tentunya pelem or musik yg berhak cipta) ... tula sering nih :'(
terus memakai software2 bajakan ... kena jg nih ... pakai lah open saus :hammer: (open source)
ii,suk suk Citta ..... ;D
ii Citta yg masih muda (masih17 thn<= :no: khan :)))udah Hebat pengetahuan Dhammanya:jempol: <= masih dangkal kok cek virr, wnya juga masih dalam tahap mendalami kok\ ;D /
bisa jadi calon Upasaka ato markosprawira ;) ;D
cuma ada yg kurang ..... ::) keterangan/penjelasan jangan terlalu panjang dan banyak memakai icon
jadi pucing bacanya :hammer: ... lama2 baca mata bisa jereng :))
diringkasin aja , padat, yg penting intisarinya ...... :)
_/\_
dlm atthasila ada sila yg melarang untuk makan setelah lwt tengah hari.
apakah ini berarti makan hnya sekali atw boleh 2x asal tidak lwt dr tengah hari ?
kalo makan yg ringan2 aja spt buah atw sereal walau lwt tengah hari , boleh gak ?
thanks :)
dlm atthasila ada sila yg melarang untuk makan setelah lwt tengah hari.
apakah ini berarti makan hnya sekali atw boleh 2x asal tidak lwt dr tengah hari ?
kalo makan yg ringan2 aja spt buah atw sereal walau lwt tengah hari , boleh gak ?
thanks :)
Setelah lewat tengah hari, masih boleh untuk makan lagi.
Yang tidak diperbolehkan adalah memakan makanan berat seperti nasi, mentega, roti, dsb.
dlm atthasila ada sila yg melarang untuk makan setelah lwt tengah hari.
apakah ini berarti makan hnya sekali atw boleh 2x asal tidak lwt dr tengah hari ?
kalo makan yg ringan2 aja spt buah atw sereal walau lwt tengah hari , boleh gak ?
thanks :)
Setelah lewat tengah hari, masih boleh untuk makan lagi.
Yang tidak diperbolehkan adalah memakan makanan berat seperti nasi, mentega, roti, dsb.
Apakah anda ada spesifikasi antara makanan Berat dengan makanan ringan yang boleh dimakan setelah tengah hari?
dlm atthasila ada sila yg melarang untuk makan setelah lwt tengah hari.
apakah ini berarti makan hnya sekali atw boleh 2x asal tidak lwt dr tengah hari ?
kalo makan yg ringan2 aja spt buah atw sereal walau lwt tengah hari , boleh gak ?
thanks :)
Setelah lewat tengah hari, masih boleh untuk makan lagi.
Yang tidak diperbolehkan adalah memakan makanan berat seperti nasi, mentega, roti, dsb.
Apakah anda ada spesifikasi antara makanan Berat dengan makanan ringan yang boleh dimakan setelah tengah hari?
Makanan berat itu cenderung makanan yang kasar dan bersifat mengenyangkan.
Makanan yang boleh dimakan para bhikkhu setelah lewat tengah hari pun biasanya lebih sering berupa jus buah.
prinsipnya adalah tidak memanjakan indria kita dengan segala kenikmatan indria, silahkan ditafsirkan sendiri apa itu indria, dan apa itu kenikmatan indria ;D
In rivers, the water that you touch is the last of what has passed and
the first of that which comes; so with present time.
Leonardo da Vinci
Who sows virtue reaps honor.
Leonardo da Vinci
Leonardo da Vinci disebut sebagai manusia serba bisa : seniman, pencipta, dan kedokteran.
Banyak guru2 Buddhist yg menyarankan hidup pada masa kini..(sekarang),QuoteIn rivers, the water that you touch is the last of what has passed and
the first of that which comes; so with present time.
Leonardo da VinciQuoteWho sows virtue reaps honor.
Leonardo da Vinci
Apakah penjelasan Leonardo da Vinci memiliki kaitannya dgn pemikiran Buddhist?QuoteLeonardo da Vinci disebut sebagai manusia serba bisa : seniman, pencipta, dan kedokteran.
thanks sebelumnya.
Lanjut lagi ......... ;D
Sekarang kita terlahir mengenal Buddha Dhamma (umat Buddhis)
Apakah kelahiran kita selanjutnya tetap Buddhis ?
Bagaimana kelahiran kita selanjutnya agar tetap mengenal Buddha Dhamma?
Adakah diterangkan di-Sutta2 mengenai ini ?
_/\_
Lanjut lagi ......... ;D
Sekarang kita terlahir mengenal Buddha Dhamma (umat Buddhis)
Apakah kelahiran kita selanjutnya tetap Buddhis ?
Bagaimana kelahiran kita selanjutnya agar tetap mengenal Buddha Dhamma?
Adakah diterangkan di-Sutta2 mengenai ini ?
_/\_
Di kehidupan ini kita bisa mengenal Buddhadhamma. Itu karena kita hidup di zaman yang kondusif, zaman dimana Ajaran Sang Buddha masih ada dan mampu menjangkau sampai domisili Anda. Kesempatan seperti ini adalah sangat sulit untuk didapat.
Kita bisa berjodoh dengan Buddhadhamma jika kita memang mempunyai tekad (addhitana) untuk terus mendalami Buddhadhamma. Ada keselarasan hukum kamma yang menyebabkan kita mampu terlahir di tempat dan zaman dimana Buddhadhamma tumbuh.
Dengan memiliki tekad kuat dan terus berbuat kebajikan di dalam Dhamma serta terus mendalami Buddhadhamma, besar kemungkinan kelak di kehidupan kita selanjutnya untuk masih bisa mengenal Buddhadhamma.
_/\_
Lanjut lagi ......... ;Dpernah baca, tapi dah lupa ntah di mana.... ::) ::) ::)
Sekarang kita terlahir mengenal Buddha Dhamma (umat Buddhis)
Apakah kelahiran kita selanjutnya tetap Buddhis ?
Bagaimana kelahiran kita selanjutnya agar tetap mengenal Buddha Dhamma?
Adakah diterangkan di-Sutta2 mengenai ini ?
_/\_
Apa beda Dhamma Duta, Upacarika dan Pandita ?Lokkhi lokkhi
Apa beda Dhamma Duta, Upacarika dan Pandita ?
[at] Citta DeviOpaa, anumodana penjelasannya opaa.... ;D ;D ;D
Dosa artinya adalah "kebencian". Dalam arti kontekstualnya, kebencian identik dengan makna membenci. Namun lebih luas daripada itu, kata "dosa" ini turut mencakup segala bentuk penolakan batin terhadap objek. Dosa itu mencakup segala bentuk penolakan / ketidaksukaan terhadap objek. Contohnya : membenci musuh, marah ketika dikecewakan, bahkan termasuk pula ketidaksukaan pada makanan.
Avera artinya adalah "mendengki". Avera berarti aktivitas batin berupa membenci, mendengki dan mendendam terhadap objek. Contohnya : membenci nyamuk, mendengki tim sepakbola musuh, bahkan termasuk pula mendendam orang lain.
Sabbe satta avera hontu (http://www.imeem.com/people/GF5-hA/music/evJh-JOs/the-chant-of-metta/) _/\_
Sati hadir dalam perhatian penuh
dan saya ingin bertanya lagi...
menurut anda, sati bukanlah perbuatan melainkan sesuatu yang hadir dalam perhatian penuh.Quote from: upasakaSati hadir dalam perhatian penuh
jadi, sati bukan perhatian penuh itu sendiri?
jika sati bukan perhatian penuh, maka apakah perhatian penuh merupakan kamma?
...
Sati (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,8622.0.html) adalah perhatian yang murni. Sati bukanlah aktivitas perbuatan / kamma. Sati hadir dalam perhatian penuh pada perasaan, pencerapan, bentuk-bentuk pikiran dan kesadaran. Sati di sini adalah kondisi batin yang digenangi oleh perhatian murni, melihat realitas dan diliputi upekkha. Sati hanyalah "just watching, full of mind, and see the details of the nama's activities". Karena itu, mustahil sati menyokong perbuatan akusala.
...
Perhatian penuh ini biasanya sering kita lakukan
Sati hadir dalam perhatian penuh
Perhatian adalah property batin, bukan activity batin. Perhatian tidak merupakan kamma (perbuatan kehendak)
Yang membedakan 'perhatian penuh' (awam) dengan 'sati' adalah objeknya. Objek sati adalah perasaan, pencerapan, bentuk-bentuk pikiran dan kesadaran.
Sati hadir dalam perhatian penuh
[at] upasaka
mungkin anda telah mengerti kebenarannya, tapi mungkin anda belum menjelaskannya dengan jelas, atau saya belum dapat memahaminya. maka, saya ingin bertanya lagi?
apakah sati itu sesuatu yang dilakukan ataukah sesuatu yang hadir?
jika sati itu merupakan sesuatu yang dilakukan, maka bukankah itu berarti kamma?
bukankah setiap perilaku itu didahului oleh kamma?
saya bingung dengan pernyataan berikut :Quote from: upasakaPerhatian penuh ini biasanya sering kita lakukan
jika perhatian penuh adalah sesuatu yang dilakukan, maka seharusnya perhatian penuh itu berbeda dengan perhatian murni. sati hadir dalam pehatian penuh. artinya perhatian murni hadir dalam perhatian penuh.
dan apa yang membedakan antara perhatian penuh dengan perhatian murni?Quote from: upasakaSati hadir dalam perhatian penuh
Quote from: upasakaPerhatian adalah property batin, bukan activity batin. Perhatian tidak merupakan kamma (perbuatan kehendak)
jika perhatian bukan kamma, apakah ia bukan merupakan sesuatu yang dilakukan? jika perhatian merupakan sesuatu yang dilakukan, maka bukankah kamma yang mendorong seseorang melakukannya?
Quote from: upasakaYang membedakan 'perhatian penuh' (awam) dengan 'sati' adalah objeknya. Objek sati adalah perasaan, pencerapan, bentuk-bentuk pikiran dan kesadaran.
artinya, faktor-faktor dari perhatian penuh itu sama dengan sati. salah satu faktor yang menjadi pembeda adalah objeknya. kalau begitu berarti perhatian penuh terhadap objek perasaan hadir dalam perhatian penuh terhadap objek (umum). mengingat pernyataan berikut :
Quote from: upasakaSati hadir dalam perhatian penuh
sati = perhatian penuh terhadap objek perasaan, kesadaran, pencerapan dan bentuk-bentuk pikiran.
jadi, perhatian penuh terhadap objek-objek external tidak dapat disebut sati.
apa itu nibbana ... suatu tempatkah atw kondisikah ?
mohon pencerahannya ... _/\_
apa itu nibbana ... suatu tempatkah atw kondisikah ?
mohon pencerahannya ... _/\_
papasaka nanya donk :D
kan ditopik perkenalan sering tuch pada bilang mohon bimbingan dhammanya... gmn cara yang baik utk membimbingnya...
salam kenal,
mau nanya tentang nibbana, saya pernah baca, mencapai nibbana itu seperti api liln yang sudah padam, tak ada api, lilin dan sumbu lagi, berarti pemadaman total, apa itu tak ada apa apa lagi, jadi kita membina dalam kehidupan ini untuk mencapai pencerahan(nibbana) dalam arti hilang(tiada)kah?
mohon bimbingannya, trim's
salam kenal,nibbana memang bisa dibilang lenyap, kalau dalam bahasa sehari-hari disebut hilang. ^^
mau nanya tentang nibbana, saya pernah baca, mencapai nibbana itu seperti api liln yang sudah padam, tak ada api, lilin dan sumbu lagi, berarti pemadaman total, apa itu tak ada apa apa lagi, jadi kita membina dalam kehidupan ini untuk mencapai pencerahan(nibbana) dalam arti hilang(tiada)kah?
mohon bimbingannya, trim's
salam kenal,
mau nanya tentang nibbana, saya pernah baca, mencapai nibbana itu seperti api liln yang sudah padam, tak ada api, lilin dan sumbu lagi, berarti pemadaman total, apa itu tak ada apa apa lagi, jadi kita membina dalam kehidupan ini untuk mencapai pencerahan(nibbana) dalam arti hilang(tiada)kah?
mohon bimbingannya, trim's
Pak..mau nanya lagi..cuma pikiran saja yang bergerak disitu.
Sy sering mengalami diskusi batin/diskusi dalam hati...
Ilustrasinya,dikiri ada setan,di kanan ada malaikat..
Paling sering ketika mengalami kondisi tidak menyenangkan,
selalu rasanya ada setan yg membisikan untuk keluar dari kondisi itu dgn cara nekad/memberontak dan juga selalu ada malaikat juga yg mengingatkan untuk sabar+sati,jadinya diskusi dalam hati dhe.
Masalah sy juga sering dirasakan semua orang.
Di dekripsikan,disisi kanan peri/malaikat dgn jubah putih+sayap+tongkat sihir.disisi kiri,setan serba merah dgn tanduk+tombak
nah..di agama tetangga kan dekripsi itu ditelan mentah2,
*bagaimana pandangan buddhis?
*apa yang sedang terjadi?
*bagaimana cara agar tidak diskusi batin?
Thank
Pak..mau nanya lagi..
Sy sering mengalami diskusi batin/diskusi dalam hati...
Ilustrasinya,dikiri ada setan,di kanan ada malaikat..
Paling sering ketika mengalami kondisi tidak menyenangkan,
selalu rasanya ada setan yg membisikan untuk keluar dari kondisi itu dgn cara nekad/memberontak dan juga selalu ada malaikat juga yg mengingatkan untuk sabar+sati,jadinya diskusi dalam hati dhe.
Masalah sy juga sering dirasakan semua orang.
Di dekripsikan,disisi kanan peri/malaikat dgn jubah putih+sayap+tongkat sihir.disisi kiri,setan serba merah dgn tanduk+tombak
nah..di agama tetangga kan dekripsi itu ditelan mentah2,
*bagaimana pandangan buddhis?
*apa yang sedang terjadi?
*bagaimana cara agar tidak diskusi batin?
Thank
Pak..mau nanya lagi..
Sy sering mengalami diskusi batin/diskusi dalam hati...
Ilustrasinya,dikiri ada setan,di kanan ada malaikat..
Paling sering ketika mengalami kondisi tidak menyenangkan,
selalu rasanya ada setan yg membisikan untuk keluar dari kondisi itu dgn cara nekad/memberontak dan juga selalu ada malaikat juga yg mengingatkan untuk sabar+sati,jadinya diskusi dalam hati dhe.
Masalah sy juga sering dirasakan semua orang.
Di dekripsikan,disisi kanan peri/malaikat dgn jubah putih+sayap+tongkat sihir.disisi kiri,setan serba merah dgn tanduk+tombak
nah..di agama tetangga kan dekripsi itu ditelan mentah2,
*bagaimana pandangan buddhis?
*apa yang sedang terjadi?
*bagaimana cara agar tidak diskusi batin?
Thank
aye juga mau nanya, kenapa buddha disetiap gambaranya selalu tersenyum ;D
mo tanya....
banyak Vihara2 yg berada di belakang kelenteng......
sebenarnya.... Vihara2 tersebut... berdiri sendiri atau satu kepengurusan dengan kelenteng?
dan bagaimana membedakan vihara Theravada dan Mahayana?
Pak..mau nanya lagi..
Sy sering mengalami diskusi batin/diskusi dalam hati...
Ilustrasinya,dikiri ada setan,di kanan ada malaikat..
Paling sering ketika mengalami kondisi tidak menyenangkan,
selalu rasanya ada setan yg membisikan untuk keluar dari kondisi itu dgn cara nekad/memberontak dan juga selalu ada malaikat juga yg mengingatkan untuk sabar+sati,jadinya diskusi dalam hati dhe.
Masalah sy juga sering dirasakan semua orang.
Di dekripsikan,disisi kanan peri/malaikat dgn jubah putih+sayap+tongkat sihir.disisi kiri,setan serba merah dgn tanduk+tombak
nah..di agama tetangga kan dekripsi itu ditelan mentah2,
*bagaimana pandangan buddhis?
*apa yang sedang terjadi?
*bagaimana cara agar tidak diskusi batin?
Thank
[at] Mr.Jhonz
Itu terjadi karena Anda (dan juga semua orang) memiliki sifat baik dan buruk. Yang sedang terjadi adalah Anda bimbang memilih untuk menuruti kehendak yang buruk atau kehendak yang baik. Kenapa bimbang? Karena pandangan Anda masih penuh keraguan dan terorientasi pada keakuan. Jadi dalam pertimbangan itu, Anda memilah keputusan mana yang lebih menguntungkan "aku".
"Diskusi batin" itu sebenarnya wajar dan dapat bermanfaat positif. Namun tergantung dari cara Anda menerapkannya. Dengan meniadakan pandangan tentang keberadaan "aku", dengan menyelami sendiri kebenaran Dhamma, Anda tidak akan dicengkram oleh keraguan atau dilema lagi.
jadi Vihara2 itu gak ada perbedaan tertulis ya?
misall di plangnya tertulis "Vihara aliran Theravada"... gitu.....
anumodana pak.
Efek samping dari diskusi batinku adalah tidak konsenstrasi.
Manfaat dari diskusi batinku adalah sy dapat melihat bagaimana ego sy bekerja,
tapi ego ini kadang mengatakan "jangan terlalu baik,nanti di tindas melulu"
sehingga sy jadi bimbang dlm bersikap.
Alhasil ketika tengah menghadapi kondisi tidak menyenangkan,sy tetap menjalankan sila.tapi dengan TERPAKSA
apakah baik menjalankan sila dengan terpaksa??
mo nanya mo nanyaa....
klo baca Paritta, Apakah tangan kita wajib/diharuskan bersikap anjali ?
Anjali artinya memberi hormat, jadi klo kita baca Paritta gak bersikap Anjali, jadi persoalan atau tidak, opaa? kadang baca paritta gak bersikap anjali...^^""""
dah ngantukk nih....-_-"""
Metta Cittena,
Citta _/\_
opaa, thanks yoo\;D/\;D/\;D/mo nanya mo nanyaa....
klo baca Paritta, Apakah tangan kita wajib/diharuskan bersikap anjali ?
Anjali artinya memberi hormat, jadi klo kita baca Paritta gak bersikap Anjali, jadi persoalan atau tidak, opaa? kadang baca paritta gak bersikap anjali...^^""""
dah ngantukk nih....-_-"""
Metta Cittena,
Citta _/\_
[at] Citta Devi
Tidak ada keharusan untuk beranjali saat membaca paritta. Sikap anjali ini dapat dilakukan, dengan maksud sebagai sikap hormat pada Tiratana (Buddha, Dhamma dan Sangha), serta untuk meningkatkan saddha (keyakinan) dan kesungguhan kita saat membacakan paritta.
lebih baik mana cit..., sikap hati kamu atau posisi postur kamu yang sesungguhnya yang lebih bernilai? klo sikap posisi/postur sih kan... hanya karena untuk menunjukan kebutuhan tatacara sikap untuk penilaian yang dapat dilihat manusianya saja (tahap upacara saja).w pilih sikap hatii\;D/\;D/\;D/
tetapi klo (dari) hati kamu pasti membawa sikap kepada sungguh-sungguh penghormatan (pasti) yang sewajarnya terekspresikan keluar, bukan tahap upacara, tetapi kesatuan/penyatuan hubungan.
Nanya lg,
bagaimana caranya agar kelahiran mendatang terlahir sebagai buddhist lg??
Rada takutni terlahir ga bisa ngumpulin parami lg...
Papasaka minta rangkungam 10 parami dunk,
thank
Maaf mau tanya,bebek-chan punya kammanya sendirii...\;D/\;D/\;D/
Apakah seekor bebek mmiliki karma sbgai "pemilik karma"nya sendiri?
Sejak kapan bebek itu sebgai "pemilik" dari karmanya sndiri?
Apakah ia sebgai "pemilik" karma itu ada dngan sendirinya, muncul sndiri? Sbgai pemilik krma itu sudah memang dri sononya? Pemilik krma yg tak pernah terlahirkan, tak terciptakan, dan memang muncul sendiri pemilik krma ini??
Apakah alam 31 alam kehdupan itu ada sendirinya dari sejak dulu?? Brarti apakah 31 alam itu = tak terlahirkan, tak tercipta, dan ada dngan sendiri?
Semua makhluk sbgai 'pemilik karma' dan sbgai 'pemilik bhavanga citta'nya masing2 yg berjumlah sbanyak 'x' itu apakah muncul sendiri, tak terlahirkan, tak tercipta dan muncul sendiri ??i only bisa jawab, kita muncul karena adanya kehendak...
apa yg dimaksud dgn sotapanna , sakadagami & anagami ?pak sikuu, pak sikuu...
mohon penjelasannya , thanks :)
Nanya lg,sptnya opa sedang sibuk, i bantuin yaa ;D ;D ;D
bagaimana caranya agar kelahiran mendatang terlahir sebagai buddhist lg??
Rada takutni terlahir ga bisa ngumpulin parami lg...
Papasaka minta rangkungam 10 parami dunk,
thank
Nanya lg,lanjut lagi... ;D ;D ;D
bagaimana caranya agar kelahiran mendatang terlahir sebagai buddhist lg??
Rada takutni terlahir ga bisa ngumpulin parami lg...
Papasaka minta rangkungam 10 parami dunk,
thank
wa tahu cit baik/polos hatinya....i baik me coee? :-[ :-[ :-[ :P :P :P :P
apa yg dimaksud dgn sotapanna , sakadagami & anagami ?pak sikuu, pak sikuu...
mohon penjelasannya , thanks :)
i bantu jawab yaaa\;D/\;D/\;D/
opa lagi sibuk kali... ;D ;D ;D
sotapanna=org yg telah memasuki arus Nibbana, yg telah memusnahkan 3 belenggu pertama : kepercayaan ttg adanya roh yg kekal(sakkaya-ditthi), keragu2an(Vicikiccha), kepercayaan ttg upacara sembahyang dapat melenyapkan perbuatan2 buruk yg pernah dilakukan(silabataparamasa(sptnya cara penulisannya salah..^^")), dan org yg sudah mencapai sotapanna, ia hanya akan terlahir 7 kali lagi sebelum mencapai Nibbana...
sakadagami= seseorang yg telah memasuki arus Nibbana yg akan dilahirkan sekali lagi sebelum mencapai nibbana. Seorang sakadagami telah melenyapkan 3 belenggu pertama, dan melemahkan belenggu ke 4(terikat pada nafsu Indriya<kamaraga>) dan 5(kemarahan, kemauan jahat, kebencian<patigha>)
Anagami= seseorang yg telah memasuki arus Nibbana yg tdka kan dilahirkan ke dunia ini lagi, ia akan mencapai Nibbana di alam Brahma. Seorang sakadagami telah memusnahkan belenggu 1 hingga belenggu ke5. ;D ;D ;D
Metta Cittena,
Citta _/\_
Kemurahan hati, Pembicaraan yang baik, pelayanan, dan partisipasi.
nibanna biasa dipakai untuk istilah mereka yang telah mencapai pencerahan, tapi masih hidup.w tambahin yoo... ;D ;D ;D
parinibanna, biasa dipakai untuk menunjukkan bahwa yang tercerahkan telah mati.
anupadisesa nibanna = nibanna tanpa sisa, parinibanna, diumpamakan seperti api yang sudah tidak ada bahan bakarnya lagi
saupadisesa nibanna = nibanna masih ada sisa, arahat hidup
gak ada yg jawab wnya coba jawab yaa... ;D ;D ;DKemurahan hati, Pembicaraan yang baik, pelayanan, dan partisipasi.
pelayanan = maksudnya apa? (Jadi pelayan ?) :P
partisipasi = maksudnya apa, dlm hal apa? (pemilu? ) ;D
Maaf agak geblek dalam Dhamma.. Mohon bantuan dan kesabarannya.. ^:)^
Pelayanan itu kan seperti mereka yg ikut organisasi yayasan tzu chi atau lainnya, yg memberi pelynan ksehatan gratis, pengobatan gratis, kasih buku2 gratis,dsb.bro matahari juga dah jawab rupanya... :P :P :P
Partisipasi artinya mereka turut ikut campur kedalam bgian perbuatan baik, cntohnya memberi beras gratis, membangun fasilitas gratis,dsb.
Sejak kapan pemujaan pada rupang dilakukan?pemujaan pada rupang Buddha dilakukan sejak kapan wnya kurang tau bro... ;D ;D ;D
Mau tanya, semasa hidup sang Buddha, apakah yg dilakukan oleh para bhikkhu dalam kehidupan sehari2, apakah selain bermeditasi, mereka juga ada melakukan pemujaan pd rupang? atau melakukan pembacaan paritta?
tanya Donk ^:)^
walubi t apa?
Seseorang yg bukan lulusan Sarjana komputer tetapi
punya MINAT, dan autodidak malah bisa membuat program
serta ENJOY dgn hal tsb!...
Bagi orang2 yg belum pernah Mengenal Buddha Dharma,
MINAT tsb dapat diberikan,
sehingga dia juga akan menjadi seorang Buddhist yg selain sukses,
serta ENJOY dgn hal tsb.
(Atau lebih tepat, bagaimana Buddhism seharusnya pertama
kali diperkenalkan pada newbi sehingga mereka BERMINAT ?)
thanks sebelumnya
Mau tanya..kong
Apakah makhluk yg terlahir di alam dewa,mampu mengingat kelahirannya yg lampau..
Contoh,budi meninggal,dan terlahir di alam dewa,
apakah budi yg di alam dewa masih menginggat kehidupan lampaunya sebagai manusia??
Thank
hmmmm...kalo misalkan 1 org umat budis punya 2 aliran agama misal tao en buddhis thera...malah dh dibaptis segala.....aye coba jawab ;D
setelah koit, msk mana kah dia...mengikuti yg sistem budis thera atau tao?
Seseorang yg bukan lulusan Sarjana komputer tetapi
punya MINAT, dan autodidak malah bisa membuat program
serta ENJOY dgn hal tsb!...
Bagi orang2 yg belum pernah Mengenal Buddha Dharma,
MINAT tsb dapat diberikan,
sehingga dia juga akan menjadi seorang Buddhist yg selain sukses,
serta ENJOY dgn hal tsb.
(Atau lebih tepat, bagaimana Buddhism seharusnya pertama
kali diperkenalkan pada newbi sehingga mereka BERMINAT ?)
thanks sebelumnya
Buddhisme adalah ajaran yang tidak pernah bersifat memaksakan.
Buddhisme penuh dengan nilai demokratis dan menjunjung tinggi hak asasi semua makhluk.
Karena itu, keputusan untuk memeluk dan atau menjalankan Buddhisme adalah kebebasan berkehendak yang dimiliki oleh tiap orang. Maka sebab itu, sudah seharusnya setiap orang yang memeluk dan atau menjalankan Buddhisme didasari oleh pengertian benar; bahwa minatnya ada pada Buddhisme.
Minat seseorang pada Buddhisme dipengaruhi oleh kematangan batin, cara pandang yang sejalan dengan Buddhisme dan tentu saja adanya kesempatan untuk bertemu dengan Buddhadhamma. Namun menjadi tanggung jawab moral bagi kita selaku Umat Buddha, untuk turut menumbuhkan minat orang lain pada Buddhisme. Beberapa yang dapat kita lakukan adalah :
- Bersikap sesuai Dhamma, agar orang lain melihat keindahan Dhamma.
- Mengembangkan dan melestarikan Dhamma agar dapat menjangkau banyak orang (mis: DhammaCitta Press ;D).
- Menunjukkan indahnya Dhamma dalam banyak kesempatan (mis : seminar).
- dll.
Akong..
Mau nanya lg,
apakah bisa dikatakan praktek KESABARAN,jika mr.x selalu mengeluh+ngomel2 di dalam hati(pikiran),tapi tidak pernah diungkapkan melalui ucapan maupun tindakan,malah kadang tuturkatanya begitu lembut..
Thank
hmmmm...kalo misalkan 1 org umat budis punya 2 aliran agama misal tao en buddhis thera...malah dh dibaptis segala.....
setelah koit, msk mana kah dia...mengikuti yg sistem budis thera atau tao?
Namo Buddhaya,
Ikut tanya dg. kalau menurut teman2 judi dalam agama Buddha seperti apa sih?
apakah bermain saham, forex dsb termasuk judi dan dilarang dalam agama Buddha?
Thx
Betul selama kita masih sebagai putthujhana, kita tidak bisa lepas dari LDM secara total tapi akan lebih baik jika kita bisa mencari hal yg paling sedikit menambah LDM
btw, saya mau nanya juga boleh??
bendera buddhis sejak kapan yah mulai digunakan? Sejak jaman Sang Buddha (disabdakan oleh sang Buddha) atau...?
Thank you..
.
Ooo...
Jadi penggunaannya baru beberapa ratus tahun doang ya dimulai di sri lanka? Terus gimana ceritanya tuh sampai diterima menjadi bendera buddhis? Siapa yang ngusulin? Kalau ada infonya, share ya
hehehe nanya ngelunjak...thanks anyway.
Betul selama kita masih sebagai putthujhana, kita tidak bisa lepas dari LDM secara total tapi akan lebih baik jika kita bisa mencari hal yg paling sedikit menambah LDM
Putthujhana apa ya? maaf gak tau ;D ;D
Kalau boleh tau kenapa meninggalkan forex, saham? apa karena itu merupakan LDM?
Tapi kan katanya bagaimana batin kita menilai?kalau batin menilai tdk apa2 berarti kan gak ada masalah dg?
_/\_
wah, saya jadi teringat berita tentang sekeluarga yang meninggal akibat bangkrut main saham...
Betul selama kita masih sebagai putthujhana, kita tidak bisa lepas dari LDM secara total tapi akan lebih baik jika kita bisa mencari hal yg paling sedikit menambah LDM
Putthujhana apa ya? maaf gak tau ;D ;D
Kalau boleh tau kenapa meninggalkan forex, saham? apa karena itu merupakan LDM?
Tapi kan katanya bagaimana batin kita menilai?kalau batin menilai tdk apa2 berarti kan gak ada masalah dg?
_/\_
Putthujhana adalah orang biasa, yang belum mencapai tingkat kesucian, yang batinnya masih diliputi oleh Lobha, Dosa dan Moha
Kalau saya perjelas bro, coba lihat bagaimana kondisi batin anda wkt main itu deh..... kalo harga naik, ada debar2... makin tinggi, rasanya makin berdebar2..... mo dijual, sayang (krn mikir akan naik lagi), tapi ga dijual, takut turun.....
apalagi kalo maen forex, setiap saat harga naek turun... batin sangat cepat berfluktuasi antara dosa/benci kalo turun, dan lobha jika harga naek.....
Itu sharing pengalaman saya wkt maen saham dan forex..... ini akan sangat terasa jika anda sudah bisa memperhatikan gejolak batin anda
Nah batin kita yg putthujhana, yang masih diliputi LDM akan senang dengan kondisi lobha dan dosa, sesuatu yang wajar krn batinnya masih diliputi LDM
Sementara Guru Buddha mengajarkan utk mengikis LDM, agar kita bisa mencapai tujuan yaitu Nibbana
Nah kalo dilogika, gimana mo mencapai nibbana kalau kegiatan kita di forex atau saham yang justru memperbanyak Lobha dan Dosa? ;D
Tapi bukan berarti dilarang loh bro..... cuma memberitahu aja, pun masih banyak kegiatan lain yg lebih bermanfaat ketimbang saham atau forex kok
Bahkan salah satu pemain saham di luar negeri yg kaya raya (sori lupa namanya), tidak membolehkan anak2nya utk main saham krn itu bukan bisnis
Bisnis adl dimana anda beli dan anda jual dgn untung, tidak ada yg rugi
Tapi di saham/forex, jika anda jual untung, di sisi lain ada orang yg rugi (opportunity loss).
Atau jika anda beli rendah, berarti ada org yg jual hrg rendah.
Yang untung sebenarnya adalah broker (komisi), pemerintah (pajak), bukan di pemainnya itu sendiri
semoga bs bermanfaat
metta _/\_
dalam arti pasar modal lebih cepat perputaran ketimbang dagang
Kalau saya perjelas bro, coba lihat bagaimana kondisi batin anda wkt main itu deh..... kalo harga naik, ada debar2... makin tinggi, rasanya makin berdebar2..... mo dijual, sayang (krn mikir akan naik lagi), tapi ga dijual, takut turun.....
apalagi kalo maen forex, setiap saat harga naek turun... batin sangat cepat berfluktuasi antara dosa/benci kalo turun, dan lobha jika harga naek.....
Itu sharing pengalaman saya wkt maen saham dan forex..... ini akan sangat terasa jika anda sudah bisa memperhatikan gejolak batin anda
Nah batin kita yg putthujhana, yang masih diliputi LDM akan senang dengan kondisi lobha dan dosa, sesuatu yang wajar krn batinnya masih diliputi LDM
Sementara Guru Buddha mengajarkan utk mengikis LDM, agar kita bisa mencapai tujuan yaitu Nibbana
Nah kalo dilogika, gimana mo mencapai nibbana kalau kegiatan kita di forex atau saham yang justru memperbanyak Lobha dan Dosa?
apalagi kalo maen forex, setiap saat harga naek turun... batin sangat cepat berfluktuasi antara dosa/benci kalo turun, dan lobha jika harga naek.....
wah thx ya teman2 atas sharingnyamasalah jantung.....^^
sekarang sedikit mengerti hehe..
jadi menurut bro markosprawira forex dan saham dapat memupuk LDB karena kita bisa dapat untung sangat cepat bahkan dalam hitungan menit (terutama forex),jadi kita akan berusaha untuk untung terus. berbeda dengan dagang yang hanya sedikit berfluktasi.
benar begitu bro marcos? kalau salah mohon di koreksi hehe...
Salam Metta
Kalau saya sih main untuk jangka panjang...jadi batin tidak berfluktuasi setiap hari. Kalau perlu malah tak usah melihat harga penutupan...Tapi, setiap orang kan beda ya. Salut deh sama bro markus...
apalagi kalo maen forex, setiap saat harga naek turun... batin sangat cepat berfluktuasi antara dosa/benci kalo turun, dan lobha jika harga naek.....
sori br masuk,kalo2 uda ada yang jawab...tolong diulang lagi, dalam buddhis,definisi judi ada ga??
sori br masuk,kalo2 uda ada yang jawab...tolong diulang lagi, dalam buddhis,definisi judi ada ga??
sejauh yg saya tahu : ga ada......
Buddhism mengajarkan utk mengikis lobha, dosa dan moha, bro....
Betul selama kita masih sebagai putthujhana, kita tidak bisa lepas dari LDM secara total tapi akan lebih baik jika kita bisa mencari hal yg paling sedikit menambah LDM
Jadi bukan obyek/pekerjaan yg akusala, melainkan dari bagaimana batin menanggapinya.
Jika anda di forex, saham tapi spt kata tula utk jadi investor, penambahan lobha akan lebih sedikit dibanding bermain ODT (One Day Transaction)
tapi saya pribadi, udah meninggalkan forex, saham sejak tahun 1997.....
Buddhism mengajarkan utk mengikis lobha, dosa dan moha, bro....
Betul selama kita masih sebagai putthujhana, kita tidak bisa lepas dari LDM secara total tapi akan lebih baik jika kita bisa mencari hal yg paling sedikit menambah LDM
Jadi bukan obyek/pekerjaan yg akusala, melainkan dari bagaimana batin menanggapinya.
Jika anda di forex, saham tapi spt kata tula utk jadi investor, penambahan lobha akan lebih sedikit dibanding bermain ODT (One Day Transaction)
tapi saya pribadi, udah meninggalkan forex, saham sejak tahun 1997.....
wah begini ya cara berpikir yg bener ... berarti tula salah selama ini :-?, makaci om markos utk pembetulannya .... :x
grp tuk om deh :x
Buddhism mengajarkan utk mengikis lobha, dosa dan moha, bro....
Betul selama kita masih sebagai putthujhana, kita tidak bisa lepas dari LDM secara total tapi akan lebih baik jika kita bisa mencari hal yg paling sedikit menambah LDM
Jadi bukan obyek/pekerjaan yg akusala, melainkan dari bagaimana batin menanggapinya.
Jika anda di forex, saham tapi spt kata tula utk jadi investor, penambahan lobha akan lebih sedikit dibanding bermain ODT (One Day Transaction)
tapi saya pribadi, udah meninggalkan forex, saham sejak tahun 1997.....
wah begini ya cara berpikir yg bener ... berarti tula salah selama ini :-?, makaci om markos utk pembetulannya .... :x
grp tuk om deh :x
jika berkenan, tolong bro tula share bagaimana pemikiran selama ini
mungkin bs bermanfaat utk rekan2 DC lainnya
metta
Butuh bantuannya
req dunk,
samyyuta nikaya sutta ketika sang buddha mengambil segengam daun untuk membandingkan dengan banyak daun dihutan..
Versi lengkap ya..
Thank,nt dapat hadiah...
kamsia..kamsia..kamsiaButuh bantuannya
req dunk,
samyyuta nikaya sutta ketika sang buddha mengambil segengam daun untuk membandingkan dengan banyak daun dihutan..
Versi lengkap ya..
Thank,nt dapat hadiah...
http://dhammacitta.org/tipitaka/sn/sn56/sn56.031.than.html (http://dhammacitta.org/tipitaka/sn/sn56/sn56.031.than.html)
Namo budhayapanggilan Bhante itu dari theravada, kalo suhu dari mahayana
Lifa mau nanya dunk!
Bedanya Bhante ama suhu apaan ? ???
Namo budhaya
Lifa mau nanya dunk!
Bedanya Bhante ama suhu apaan ? ???
ga ada ya??brati buddhis ga bs dong menanggapi kasus judi..sori br masuk,kalo2 uda ada yang jawab...tolong diulang lagi, dalam buddhis,definisi judi ada ga??
sejauh yg saya tahu : ga ada......
suhu bukannya yg suka diatur2 itu yah ^-^
ga ada ya??brati buddhis ga bs dong menanggapi kasus judi..sori br masuk,kalo2 uda ada yang jawab...tolong diulang lagi, dalam buddhis,definisi judi ada ga??
sejauh yg saya tahu : ga ada......
Thanks ya jawabannya! :P
Lifa pikir suhu sama bhante beda tingkatan :-[
ga ada ya??brati buddhis ga bs dong menanggapi kasus judi..sori br masuk,kalo2 uda ada yang jawab...tolong diulang lagi, dalam buddhis,definisi judi ada ga??
sejauh yg saya tahu : ga ada......
_/\_
Salam sejahtera buat rekan-rekan semua
Saya adalah seorang pemula di agama Budha ,(KTP Doang) :) :) :)
Anak saya sering menanyakan bagaimana bumi,langit ,manusia dll yg ada didunia ini tercipta..????
Darimana kita tau kalau kita ini dapat ber-reinkarnasi....?
Mengapa di agama Budha tidak ada Tuhan...?
Mengapa di agama Budha tidak ada kata berdoa....?
Mengapa kita harus pergi ke klenteng (Cap Go/Ce IT) dan sembahyang kepada Dewa..?
Bagaimana cara memutuskan tali reinkarnasi selain menjadi Budha..?
Mengapa Budha juga dapat ber-reinkarnasi..?
Apa ada rekan -rekan yang bisa menjabarkannya secara detail........!!!!!!
karena sy sama sekali nga ngerti.....!!!!!!! :o :o :o
kalau bisa sich dalam bahasa yg sangat sederhana,biar gampang dimengerti...!!!!
TQ sebelumnya _/\_
_/\_
Salam sejahtera buat rekan-rekan semua
Saya adalah seorang pemula di agama Budha ,(KTP Doang) :) :) :)
Anak saya sering menanyakan bagaimana bumi,langit ,manusia dll yg ada didunia ini tercipta..????
Darimana kita tau kalau kita ini dapat ber-reinkarnasi....?
Mengapa di agama Budha tidak ada Tuhan...?
Mengapa di agama Budha tidak ada kata berdoa....?
Mengapa kita harus pergi ke klenteng (Cap Go/Ce IT) dan sembahyang kepada Dewa..?
Bagaimana cara memutuskan tali reinkarnasi selain menjadi Budha..?
Mengapa Budha juga dapat ber-reinkarnasi..?
Apa ada rekan -rekan yang bisa menjabarkannya secara detail........!!!!!!
karena sy sama sekali nga ngerti.....!!!!!!! :o :o :o
kalau bisa sich dalam bahasa yg sangat sederhana,biar gampang dimengerti...!!!!
TQ sebelumnya _/\_
_/\_
Salam sejahtera buat rekan-rekan semua
Saya adalah seorang pemula di agama Budha ,(KTP Doang) :) :) :)
Anak saya sering menanyakan bagaimana bumi,langit ,manusia dll yg ada didunia ini tercipta..????
Darimana kita tau kalau kita ini dapat ber-reinkarnasi....?
Mengapa di agama Budha tidak ada Tuhan...?
Mengapa di agama Budha tidak ada kata berdoa....?
Mengapa kita harus pergi ke klenteng (Cap Go/Ce IT) dan sembahyang kepada Dewa..?
Bagaimana cara memutuskan tali reinkarnasi selain menjadi Budha..?
Mengapa Budha juga dapat ber-reinkarnasi..?
Apa ada rekan -rekan yang bisa menjabarkannya secara detail........!!!!!!
karena sy sama sekali nga ngerti.....!!!!!!! :o :o :o
kalau bisa sich dalam bahasa yg sangat sederhana,biar gampang dimengerti...!!!!
TQ sebelumnya _/\_
Judi tuch awalnya nggak Dosa, tapi lama-kelamaan jadinya dosa.
Berawal dari iseng2 trus ketagihan yang menyebabkan Lobha.
Karena ketagihan jadi kepengen lagi sampe taruhannya abis,
udah nggak punya apa2 lagi jadinya ngambil barang milik orang lain tanpa izin (mencuri).
Jadi dari Judi tuch menyebabkan Lobha n melanggar pancasila budhist yang ke-2
1) Asal mula dari Alam Semesta dan makhluk-makhluk tidak bisa dijangkau oleh pikiran manusia biasa.
jawaban No.1 ini masih kurang penjelasannya tolong dijabarkan lagi soalnya kalau 1/2-1/2 jawabnya ank sy + penasaran...! karena disekolahnya ini skrg bnyk yg beragama kr****n dan dia selalu mengatakan kpd sy dan menanyakan kpd sy klu kita ini sebenarnya terbuat dari tanah/debu dan tercipta mahluk pertama Adam & Hawa (Itu sy tau krn basic sy jg dulu bersekolah dan pernah belajar agama tersebut) dan terus terang saja, saya jadi sangat kerepotan untuk menjawabnya..!
4) Karena Agama Buddha mengajarkan hukum sebab-akibat, sehingga semua yang sudah dan akan terjadi merupakan hasil dari perbuatan kita sendiri. Sehingga kita tidak perlu berdoa (meminta / memohon) pada pribadi yang lain.
Kalau ada yg sembahyang ke klenteng dan membaca paritta ke wihara jadi disebutnya apa...? dan bagaimana sy harus menjelaskannya kalau kita ke cetya u/bc paritta bukan untuk meminta/memohon...? (karena sy sendiri yg mengajarkan agar ank2 sy klu pergi ke klenteng/wihara/cetya itu untuk berdoa (agar supaya.......) berarti selama ini sy salah yach.............gimana donk.......!!!
at_ Upasaka
BTW ,TQ banget atas jawabannya, mudah-mudahan sy bisa menjabarkannya kepada ank sy dengan baik...!! tanpa kesulitan,tapi kalau blom ngerti tanya lagi yach...?? :) :)mumpung gratis ;D ;D
_/\_ _/\_ _/\_
ada ato nggak ada, wnya juga kurang tauu... :P :P :P soalnya masih tau dikit lhee.... ;D ;D ;Dga ada ya??brati buddhis ga bs dong menanggapi kasus judi..sori br masuk,kalo2 uda ada yang jawab...tolong diulang lagi, dalam buddhis,definisi judi ada ga??
sejauh yg saya tahu : ga ada......
_/\_Metta Cittena,
Salam sejahtera buat rekan-rekan semua
Saya adalah seorang pemula di agama Budha ,(KTP Doang) :) :) :)
Anak saya sering menanyakan bagaimana bumi,langit ,manusia dll yg ada didunia ini tercipta..????
klo terciptanya manusia ada dalam aggana sutta.... spt yg dah dijelasin bro phangphangg... ;D ;D ;D ,
Darimana kita tau kalau kita ini dapat ber-reinkarnasi....?
dalam Buddhis tidak mengenal reinkarnasi, tetapi yg ada tumimbal lahir (Punabhavo)....
bedanya itu, Reinkarnasi itu terlahir kembali dgn jasmani yg sama , sementara Punabhavo itu, kelahiran kembali dgn wajah atopun jasmani yg sudah berbeda...(hanya teori... :P :P :P dulu waktu klas 3 smp keluar ujian... :P )
kalau saya taunya dari pengetahuan yg didapat dari buku2 atopun pelajaran agama Buddha ;D ;D ;D , tetapi hal itu blum bisa saya buktiin... :P tapi suatu saat nanti pasti bisa w buktikan sendirii..\8)/\8)/\8)/
untuk membuktikan kebenaran Punabhavo itu, bisa dengan pencapain meditasi\;D/\;D/\;D/ ,
tapi klo secara logika, wnya logikain spt ini :
mengapa kita ada yg terlahir cantik atopun jelek? kaya atopun miskin? terlahir dgn penuh kebahagiaan atopun kesedihan? tinggi atopun pendek? di keluarga yg mulia atopun tidak, ada yg hidupnya penuh kegembiraan ada yg tidak, mengapa?
pasti sptnya ada kamma dari kehidupan lampau kita, sehingga kita bisa jadi spt saat ini... ;D ;D ;D (hanya teori... :P , blum wnya buktiin... :P :P :P )
Mengapa di agama Budha tidak ada Tuhan...?
dalam agama Buddha bukannya tidak mengakui Tuhan (klo tdk ada Tuhan, dah atheis namanya... ;D ;D ;D ), hanya saja konsep Buddhism ttg Tuhan itu berbeda...
Tuhan itu adalah sesuatu yang mutlak, jadi bukannya tidak mengakui adanya Tuhan... ;D ;D ;D
Mengapa di agama Budha tidak ada kata berdoa....?
sapa bilang gak adaa? \;D/\;D/\;D/ wnya ada berdoa kokk... doa sebelum makan, sesudah makan, sebelum tidur dan sesudah tidur.... cuman sekarang dah jarang berdoaa... :P :P :P dipikir2 bener jugaa... doa yg wnya buat itu kepanjangann... :)) :)) :)) :P , tapi ngomong2 sptnya bisa melatih kesabaran lhoo... :)) :)) :)) sabar ketika mo makan... :P :P :P dah lapar banget, musti sabar, sampe siap berdoa duluu... :P :P :P
(klo mau contoh doa wnya itu, ntar yoo... threadnya w kasihh... ;D ;D ;D )
wnya juga waktu itu ada berdoa, berdoa pada diri sendiri.... ;D ;D ;D :P :P :P
w berdoa kepada diri wnya sendiri, semoga LDMku(Lobha Dosa Moha) mengikis... semoga LDMku tdk bertambah banyak... :) semoga dalam diriku hadir sifat Brahma Vihara (Metta Karuna Mudita Upekkha)
Mengapa kita harus pergi ke klenteng (Cap Go/Ce IT) dan sembahyang kepada Dewa..?
haruskah itu?
menurut wnya sih gak haruss.... ;D ;D ;D
mungkin itu pengaruh tradisi sepertinya yaa... ;D ;D ;D
tapi, walaupun hanya tradisi, kita juga boleh menghormati para dewa atas jasa2 baik yg telah mereka perbuat... (saling menghormati \;D/\;D/\;D/ )
Bagaimana cara memutuskan tali Punabhava selain menjadi Buddha..?
cara memutuskan lingkaran kehidupan dengan cara mengikis LDM yang ada dalam diri kita... melenyapkan tanha(nafsu keinginan) (karena asal mula dari penderitaan ini karena adanya tanha dan avijja(kegelapan batin), akhir dari Dukkha artinya tercapainya Nibbana disebut juga tanhakayya(padamnya nafsu keinginan), Nibbana itu keadaan yang mana Lobha(keserakahan), Dosa(kebencian), Moha(kebodohan) sudah dipadamkan/dilenyapkan atau dengan kata lain suatu keadaan yg sudah terbebas dari LDM,]
mematahkan kesepuluh belenggu...,
bagaimana caranya? Sang Buddha sudah mengajarkannya dalam 4 kesunyataan mulia, dalam jalan menuju lenyapnya Dukkha (Dukkha Nirodha Gaminipatipada Ariyasacca), yaitu jalan berunsur delapan(ariya atthangika magga) atau disebut juga jalan tengah : 1.pandangan benar , 2.pikiran benar, 3.ucapan benar, 4. perbuatan benar, 5. mata pencaharian benar, 6.daya upaya benar, 7. perhatian benar, 8. konsentrasi benar
Yang ini mo dijabarin gak yaa? :-? :-? :-?
ya udaa, ntar klo mo dijabarin, ntar bilangi yoo \;D/\;D/\;D/
Nah, sekarang pertanyaannya Nibbana itu ada ato nggak?
klo mo tau Nibbana itu ada ato nggak, kita coba mencoba mencapainyaa... \;D/\;D/\;D/ :P :P :P
walau gak prof jawabannya, tapi gak ada salahnya kann? \:D/\:D/\:D/ toh, gak ada ruginyaa...\:D/\:D/\:D/
Mengapa Buddha juga dapat ber-reinkarnasi..?
Buddha sudah memotong lingkaran kehidupan itu, oleh karenanya Sang Buddha tdk akan dilahirkan kembali, karena Beliau telah mencapai Nibbana itu...\;D/\;D/\;D/
Apa ada rekan -rekan yang bisa menjabarkannya secara detail........!!!!!!
karena sy sama sekali nga ngerti.....!!!!!!! :o :o :o
kalau bisa sich dalam bahasa yg sangat sederhana,biar gampang dimengerti...!!!!
moga bahasa wnya mudah dimengerti yoo...\;D/\;D/\;D/
TQ sebelumnya _/\_
Thnks citta, jadi pohon bodhi juga diberi sujudan?samaa2...\;D/\;D/\;D/
"Mengapa mama beragama buddha ?"cliaa, anaknyaa umur brapa mangnyaa? :D :D :D
At_JW Jinaraga
Makanye aye nanya...!!!!
karena sy baru masuk agama Budha disuruh ortu saat mo menikah...!
dan basic sy dr agama.K. (Sama sekali tdk mengerti dgn agama Budha) :o :o
(ORTU jg orang Zadul yg bsnya srh sy sembahyang ke klenteng aza...!)
(ORTU melarang dgn segala macam alasan -spt pny ank pere satu2nya gitu loch ntar dia tkt nda diurusin klu saat dia meningggal dsb.....!!)
makanya aye hny tau dasar ajaran agama Buddha dari buku doang..!
and klu disuruh bc paritta jg msh blom hafal.....cemua!!! ;D ;D
(jng di :)) :)) oc...)
Jika anak sis lia bertanya demikian, apa yg akan sis jawab ? Tongue
yach ...................jwbnya seperti yg dijelasin diatas oleh (Upasaka) :-[ :-[
mudah-mudahan nga ada kesulitan...!!!
Akong nanya dunk,pertanyaan chicken ni.w jawabin, w jawabin yammm....\;D/\;D/\;D/
Istilah dibaptis dalam buddhis di sebut apa?
Apa makna dari pembaptisan itu?
Kalo upasampada apaan ya?
Thank
Lebih jelas lg dunk citt,pengertian dhiksa apa?pengertian visudhi apa?yaa... ;D ;D
Akong mau nanya lagi..
Apah raja yama=raja neraka=giam lu oong??
Bukannya buddhisme tidak mengenal penggadilan di akhirat?cmiiw
Soalnya di dhammapada
"pada saat akhir kehidupan telah mendekat,sebentar lagi menghadap raja kematian(YAMA),tiada tempat untuk beristirahat di perjalanan,anda tampaknya tidak memiliki bekal apapun".dhammapada XVIII.237
"janganlah tidur dengan istri orang lain,karena kenimaktan yang diperoleh hanya sekejap akibat diliputi oleh ketakutan.setelah mengalami nasib sial dan kelak akan terlahir dialam neraka,rajapun akan menjatuhkan hukuman yang berat sekali".dhammapada XXII.310
_/\_klo dlm biologi, tumbuhan termasuk makhluk hidup dikarenakan ia punya ciri2 yg dpt dikatakan makhluk hidup, salah satunya dapat bergerak
Nanya donk!!!!
Kalo di agama Budha tumbuhan termasuk mahluk hidup bukan?
Khan kalo dalam bidang biologi tumbuhan itu termasuk dalam mahluk hidup.
saya boleh tanya tidak?? ;D
_/\_ = Namaste tuh artinya apa ya??? dan digunakan pada saat apa??? :)
saya boleh tanya tidak?? ;D
_/\_ = Namaste tuh artinya apa ya??? dan digunakan pada saat apa??? :)
artinya bakal tidak jauh dari icon/smily tsb..
sekalian :
amitofo
om mane pakme hum
dst?
_/\_ = hormat pada Anda. :)
_/\_
Allow,
Mau tanya kalau judi itu melanggar sila buddhis ga?
Kalau melangar sila keberapa?
Thx
_/\_
Utk suta2 yg telah diterjemahkan dlm bahasa Indonesia,
siapakah yg bertanggung jawab atas kebenaran penterjemahan tsb? --> penterjemah, penerbit beserta tim editor, klo mereka ga mau bertanggung jawab ya jangan dipublikasikan donkk.. :P
siapakah yg boleh dan berkapasitas utk menterjemahkannya? --> siapa saja yg merasa mampu untuk menterjemahkan isi suta tersebut secara apa adanya tanpa menimbulkan pandangan salah bagi si pembaca, biasanya klo ada kesalahan akan ada koreksi dari penerbit kepada pembeli buku tersebut.
dan setelah diterjemahkan apakah itu milik bersama atau milik
org yg menterjemahkan? --> maksudnya sutta tersebut milik siapa or hak penerbitan serta pertanggung jawaban milik siapa? klo sutta milik siapa ya sy rasa bukan milik siapa2... hak penerbitan dan tanggung jawab sutta setelah diterjemahkan adalah milik penerbit dan penterjemah yg menterjemahkan donk...
adakah perbedaan penterjemah dan penafsiran (agama lain)? menterjemahkan berarti tidak mengubah isi, hanya diterjemahkan agar pembaca dpt membaca dengan bahasa yg ia mengerti dan tidak ada maksud utk mempengaruhi pembaca dengan pendapat2 pribadi mengenai isi terjemahan, tp klo tafsiran ya berdasarkan persepsi atau pendapat pribadi yg dpt mempengaruhi pembaca..
it's just opinion... :D
trims sebelumnya!
_/\_
Allow,
Mau tanya kalau judi itu melanggar sila buddhis ga?
Kalau melangar sila keberapa?
Thx
_/\_
Judi itu mungkin ga melanggar sila...
Tp pesan sang Buddha itu hiduplah sesuai Dhamma DAN Vinaya.
Vinaya itu aturan kemoralan (sila).
Tidak melanggar sila tp tidak hidup sesuai dgn Dhamma itu juga kurang bagus bro.
Krn judi itu menurut sy sih ga sesuai dgn dhamma, hanya dengan usaha kecil berharap/ bermimpi utk mendapatkan hal besar.
Jadi saran sy, kata DAN nya jangan dihilangkan.
_/\_
_/\_klo dlm biologi, tumbuhan termasuk makhluk hidup dikarenakan ia punya ciri2 yg dpt dikatakan makhluk hidup, salah satunya dapat bergerak
Nanya donk!!!!
Kalo di agama Budha tumbuhan termasuk mahluk hidup bukan?
Khan kalo dalam bidang biologi tumbuhan itu termasuk dalam mahluk hidup.
klo tumbuhan itu sptnya benda hidupp... ;D ;D ;D
di sini ada dijelaskan dalam2 =>>http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,5629.0.html (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,5629.0.html)
_/\_
Allow,
Mau tanya kalau judi itu melanggar sila buddhis ga?
Kalau melangar sila keberapa?
Thx
_/\_
Judi itu mungkin ga melanggar sila...
Tp pesan sang Buddha itu hiduplah sesuai Dhamma DAN Vinaya.
Vinaya itu aturan kemoralan (sila).
Tidak melanggar sila tp tidak hidup sesuai dgn Dhamma itu juga kurang bagus bro.
Krn judi itu menurut sy sih ga sesuai dgn dhamma, hanya dengan usaha kecil berharap/ bermimpi utk mendapatkan hal besar.
Jadi saran sy, kata DAN nya jangan dihilangkan.
_/\_
Kalau saya boleh perjelas : tidak melanggar sila tapi tidak selaras dengan Buddha Dhamma
Buddha Dhamma menunjukkan jalan utk mencapai nibbana dengan mengikis Lobha, Dosa dan Moha
Dan Judi tidak sesuai dengan mengikis Lobha, malahan justru memperbanyak
KAlau saya boleh saran, hendaknya kita jgn semata melihat apa yg diatur dan apa yg tidak diatur krn itu hanya akan membuat kita mencari2 celah atau peluang utk menghindar
Tapi hendaknya kita bisa mulai jujur dengan mulai mempraktekkan apa yg ada, yg diajarkan dalam Buddha Dhamma
semoga bermanfaat
metta
bro san :
siapa saja yg merasa mampu untuk menterjemahkan isi suta tersebut secara apa adanya tanpa menimbulkan pandangan salah bagi si pembaca, biasanya klo ada kesalahan akan ada koreksi dari penerbit kepada pembeli buku tersebut.
"Orang Bijaksana tidak akan menceritakan keburukan orang lain sekalipun beliau ditanya, orang bijak akan senantiasa menceritakan kebaikan orang lain walaupun dia tidak ditanya"
caranya adalah....Quote"Orang Bijaksana tidak akan menceritakan keburukan orang lain sekalipun beliau ditanya, orang bijak akan senantiasa menceritakan kebaikan orang lain walaupun dia tidak ditanya"
bagaimana kalau kesalahan orang2 pada sebuah perusahaan,
bagaimana kalau kebiasaan jelek org2 pd perusahaan....
apakah tinggal diam? bagaimana cara mengutarakannya?
Quote"Orang Bijaksana tidak akan menceritakan keburukan orang lain sekalipun beliau ditanya, orang bijak akan senantiasa menceritakan kebaikan orang lain walaupun dia tidak ditanya"
bagaimana kalau kesalahan orang2 pada sebuah perusahaan,
bagaimana kalau kebiasaan jelek org2 pd perusahaan....
apakah tinggal diam? bagaimana cara mengutarakannya?
1. Hui Neng mendapat kepastian pencerahan sepenuhnya dari Master Hong Ren, ketika pada tengah malam mendapat ulasan dan penjelasan Sutra Intan (Diamond Sutra) selengkapnya.
2. Kecepatan pencerahan (nibbana) dari Hui Neng, sebenarnya masih kalah dari Arahat Bahiya, yang mencapai kesucian Arahat, ketika BUDDHA selesai memberikan khotbah kepada BAHIYA sebagaimana yang disebutkan di dalam BAHIYA SUTTA. Sehingga BUDDHA memberikan gelar ETTAGATTA sebagai YANG TERBAIK (ETTAGATTA) di DALAM KECEPATAN PENCAPAIAN KESUCIAN ARAHAT.
soalnya paraminya lom cukup bro.......
sama ky anak TK, lom jalanin SD, SMP, SMA tapi mau ngerti aljabar........
soalnya paraminya lom cukup bro.......
sama ky anak TK, lom jalanin SD, SMP, SMA tapi mau ngerti aljabar........
maksudnya pendidikan di sekolah (s1, s2, s3)
lulusan psikolog sekalianpun tidak membantu dalam hal pencerahan ?
_/\_ Alo wa mo nanya kalo minuman fregmentasi buah anggur dan lainnya (PHUTOCIU) itu termasuk alkohol gak ya kan ada ditulis 0% alkohol mohon jawabannya
salah satunya parami, tetapi yang jelas adalah batin n pikiran belum siap menerima, klo bahasa gw sich pikiran belum empuk menerima, klo pikiran empuk atau sedikit empuk sangat mudah menyerap ajaran Sang Buddha
salah satunya parami, tetapi yang jelas adalah batin n pikiran belum siap menerima, klo bahasa gw sich pikiran belum empuk menerima, klo pikiran empuk atau sedikit empuk sangat mudah menyerap ajaran Sang Buddha
parami itu adalah proses pengempukan itu bro......
makanya itu kenapa parami disebut dengan penyempurnaan/perfection dimana kalo kita lihat, isinya adalah pelatihan agar batin kita selalu dalam kondisi sobhana
cetena untuk mabuk sih gak ada cuman kadang pas ikut pesta kan ada minum2 dkt dari semua jenis yg ada wa pilih yg 0% thanxs buat informasinya ngomong2 wa "sis" bukan bro ;D_/\_ Alo wa mo nanya kalo minuman fregmentasi buah anggur dan lainnya (PHUTOCIU) itu termasuk alkohol gak ya kan ada ditulis 0% alkohol mohon jawabannya
Itu fermentasi kali bro?
minum apapun juga, kembali pada niat diri anda sendiri....... objek itu sifatnya netral, misal minum alkohol 40% utk menghangatkan badan
Tapi bisa juga minum alkohol 0% tapi dgn niat mabuk2an. Nah biar ga mabuk jadi mengakali dgn minum yg 0%
makanya Guru Buddha bilang bhw "Kehendak/cetana itulah yg kusebut kamma"... bukan objeknya
Jika patokan seorang yg amat pinter "otaknya" yg hanya dapat segera mencapai pencerahansoalnya paraminya lom cukup bro.......
sama ky anak TK, lom jalanin SD, SMP, SMA tapi mau ngerti aljabar........
maksudnya pendidikan di sekolah (s1, s2, s3)
lulusan psikolog sekalianpun tidak membantu dalam hal pencerahan ?
Jika patokan seorang yg amat pinter "otaknya" yg hanya dapat segera mencapai pencerahansoalnya paraminya lom cukup bro.......
sama ky anak TK, lom jalanin SD, SMP, SMA tapi mau ngerti aljabar........
maksudnya pendidikan di sekolah (s1, s2, s3)
lulusan psikolog sekalianpun tidak membantu dalam hal pencerahan ?
maka pencerahan hanya bisa dicapai oleh orang2 jenius saja ......
Ingat kisah seorang Bhikkhu yg tidak bisa menghapal 4 bait syair??
walau sudah berbulan-bulan menghapal, tetap saja Bhikkhu itu tidak mampu ....
Tetapi Bhikkhu itu bisa mencapai tingkat Arahat, karena Beliau bisa memahami Anicca, hanya dengan sebuah kain bersih yg digosok-gosok .......
Jika patokan seorang yg amat pinter "otaknya" yg hanya dapat segera mencapai pencerahan
maka pencerahan hanya bisa dicapai oleh orang2 jenius saja ......
Ingat kisah seorang Bhikkhu yg tidak bisa menghapal 4 bait syair??
walau sudah berbulan-bulan menghapal, tetap saja Bhikkhu itu tidak mampu ....
Tetapi Bhikkhu itu bisa mencapai tingkat Arahat, karena Beliau bisa memahami Anicca, hanya dengan sebuah kain bersih yg digosok-gosok .......
ada yang bisa bantu gak naskah tentang ini bisa dibaca dimana ya wa tertarik soalnya berarti orang yang memiliki ingatan yang kurang tajam juga bisa mencapai pencerahan sadhu 3x
anumodana to bro/sis Kainyn_Kutho _/\_ada yang bisa bantu gak naskah tentang ini bisa dibaca dimana ya wa tertarik soalnya berarti orang yang memiliki ingatan yang kurang tajam juga bisa mencapai pencerahan sadhu 3x
Dhammapada Atthakatha, Appamada Vagga, Syair 25.
anumodana to bro/sis Kainyn_Kutho _/\_ada yang bisa bantu gak naskah tentang ini bisa dibaca dimana ya wa tertarik soalnya berarti orang yang memiliki ingatan yang kurang tajam juga bisa mencapai pencerahan sadhu 3x
Dhammapada Atthakatha, Appamada Vagga, Syair 25.
_/\_ mo nanya nih di sutta sutta banyak kita temui kewajiban kita sebagai anak kepada orang tua tapi wa belum pernah baca kewajiban kita kepada saudara secara mendetail kalo gak salah di mangala sutta ada disinggung sedikit :
berdana,melakukan kebajikan,
menyokong sanak saudara,
dan tidak melakukan pekerjaan tercela,
itulah berkah utama
ada yang bisa membantu , anumodana sebelumnya
Dan ada lima cara bagi teman dan rekan, yang dilayani demikian sebagai arah utara, dapat membalas: dengan menjaganya saat ia lengah, dengan menjaga hartanya saat ia lengah, dengan menjadi pelindung baginya saat ia ketakutan, dengan tidak meninggalkannya saat ia berada dalam masalah hal ini telah saya lakukan sampai sekarang dan saya melihat kesulitan2 yang dilakukannya semakin lama semakin besar dan hampir menghancurkan saya setiap ada masalah saya membantu menyelesaikannya dan sekarang saya berpikir apakah kesalahan saya juga yang menyebabkan ia tidak bisa mandiri dengan berpikiran jika ada masalah saudaraku akan membantuku melepaskan/menyelesaikannya soory jadi kyk konsultasi nih _/\_
Dalam Digha Nikaya, Sigalovada Sutta, dijelaskan ada 6 golongan dan bagaimana kita bersikap pada mereka. Enam golongan itu adalah orang tua, guru (pendidikan), suami/istri, guru spiritual, teman/kerabat, bawahan. Saya rasa saudara bisa digolongkan pada teman/kerabat. Ini isinya:
‘Ada lima cara bagi seseorang untuk melayani teman dan rekan mereka sebagai arah utara: dengan pemberian, dengan kata-kata yang baik, dengan menjaga kesejahteraan mereka, dengan memperlakukan mereka seperti diri sendiri, dengan menepati janjinya.
Dan ada lima cara bagi teman dan rekan, yang dilayani demikian sebagai arah utara, dapat membalas: dengan menjaganya saat ia lengah, dengan menjaga hartanya saat ia lengah, dengan menjadi pelindung baginya saat ia ketakutan, dengan tidak meninggalkannya saat ia berada dalam masalah, dan dengan menunjukkan perhatian terhadap anak-anaknya.
Dengan demikian, arah utara telah dicakup, memberikan kedamaian dan bebas dari ketakutan di arah itu.’
hal ini telah saya lakukan sampai sekarang dan saya melihat kesulitan2 yang dilakukannya semakin lama semakin besar dan hampir menghancurkan saya setiap ada masalah saya membantu menyelesaikannya dan sekarang saya berpikir apakah kesalahan saya juga yang menyebabkan ia tidak bisa mandiri dengan berpikiran jika ada masalah saudaraku akan membantuku melepaskan/menyelesaikannya soory jadi kyk konsultasi nih _/\_
thanx berat buat Kainyn_Khuto akan wa coba :lotus: ini buat anda _/\_:)
Kembali lagi Buddhisme bukan soal boleh/tidak, tetapi melihat manfaat dari satu perbuatan.
Apakah manfaatnya mengatakan hal kegantengan kepada seseorang yang menjalani hidup suci untuk meninggalkan konsep duniawi, termasuk kegantengan? Jika seseorang merasa ada manfaatnya, silahkan lakukan. Jika tidak, sebaiknya jangan.
Dan sebetulnya yang seharusnya dikagumi dari seorang bhikkhu adalah sila yang dijalaninya, bukan fisiknya.
bro Kainyn_Kutho,
terlalu gw sering sih mendengarkan statement tsb oleh umat...
Om mau minta pendapatnya..ada yg bisa membantu? ;D
Tadi melintas di pikiranku kalimat ini..
"jangan jadi umat buddha,tapi jadilah siswa sang buddha"
gimana om?menyesatkan ga?
Untuk menarik perhatian umat awam(buddhis ktp),gmn kalo diganti..
"jangan jadi umat buddha,tapi jadilah siswa tahtagata.." ;D
bro Kainyn_Kutho,
terlalu gw sering sih mendengarkan statement tsb oleh umat...
Lalu kenapa?
bro Kainyn_Kutho,
terlalu gw sering sih mendengarkan statement tsb oleh umat...
Lalu kenapa?
kalau terlalu sering di bicarakan,
assumsi saya banyak yg setuju menggunakan pujian tsb
(Bante itu ganteng lho.....
ya terutama umat wanita lah yg senang memuji dgn begitu..)
kalau saya sih lebih cocok dgn wajah yg cerah begitu...atau bahagia...
apakah tepat/dan boleh umat wanita
mengagumin Biksu/Bante,
trus mengatakan :
"Bante kamu genteng lho"
Banyakkah hal2 pujian yg mungkin diberikan orang umum OK,
tapi tidak pas utk Biksu/Bante/Bikuni ?
trims sebelumnya.
mao menambahkan saja ..... ;Dapakah tepat/dan boleh umat wanita
mengagumin Biksu/Bante,
trus mengatakan :
"Bante kamu genteng lho"
Banyakkah hal2 pujian yg mungkin diberikan orang umum OK,
tapi tidak pas utk Biksu/Bante/Bikuni ?
trims sebelumnya.
Menimbang kita umat awam tidak pernah tahu kondisi batin seorang bhante, apakah batinnya masih tergoyahkan atau tidak, maka tidaklah tepat bagi kita untuk sengaja melakukan hal-hal yang menggoncangkan batin mereka yang sedang berlatih kemoralan.
Jika kita menghormati mereka yang sedang berlatih, jagalah sikap kita agar tidak mengganggu latihan mereka. Dan kurangilah tuntutan kita yang tidak-tidak terhadap mereka yang akhirnya mengganggu kualitas maupun kuantitas latihan mereka.
mao menambahkan saja ..... ;Dapakah tepat/dan boleh umat wanita
mengagumin Biksu/Bante,
trus mengatakan :
"Bante kamu genteng lho"
Banyakkah hal2 pujian yg mungkin diberikan orang umum OK,
tapi tidak pas utk Biksu/Bante/Bikuni ?
trims sebelumnya.
Menimbang kita umat awam tidak pernah tahu kondisi batin seorang bhante, apakah batinnya masih tergoyahkan atau tidak, maka tidaklah tepat bagi kita untuk sengaja melakukan hal-hal yang menggoncangkan batin mereka yang sedang berlatih kemoralan.
Jika kita menghormati mereka yang sedang berlatih, jagalah sikap kita agar tidak mengganggu latihan mereka. Dan kurangilah tuntutan kita yang tidak-tidak terhadap mereka yang akhirnya mengganggu kualitas maupun kuantitas latihan mereka.
Jika suatu saat ... bro sacheng ingin berdana makanan dan langsung bertemu dengan Bhante
anda juga tidak bole mengatakan ..... Bhante " ini saya bawakan makanan yg paling enak, silakan dinikmati
makanan apapun yg dihidangkan ...... kita tidak layak mengatakan ini enak ato tidak enak ......
karna seorang Bhante selalu melatih diri untuk tidak serakah (lobha) termasuk pada makanan .....
kalau terlalu sering di bicarakan,
assumsi saya banyak yg setuju menggunakan pujian tsb
(Bante itu ganteng lho.....
ya terutama umat wanita lah yg senang memuji dgn begitu..)
kalau saya sih lebih cocok dgn wajah yg cerah begitu...atau bahagia...
Om mau minta pendapatnya..
Tadi melintas di pikiranku kalimat ini..
"jangan jadi umat buddha,tapi jadilah siswa sang buddha"
gimana om?menyesatkan ga?
Untuk menarik perhatian umat awam(buddhis ktp),gmn kalo diganti..
"jangan jadi umat buddha,tapi jadilah siswa tahtagata.." ;D
Maklum deh, umat memang kurang tau (termasuk saya deh),
biasanya mereka bilang mau masakin makanan kesukaan bante....
Jadi berdana makanan spt : permen2, coklat (spt silverQ) dan
manisan2 sejenisnya juga kurang tepat ?
niatnya mau ditujukan untuk buddhis ktp dan orang yg menganggap umat buddha penyembah berhala..Om mau minta pendapatnya..
Tadi melintas di pikiranku kalimat ini..
"jangan jadi umat buddha,tapi jadilah siswa sang buddha"
gimana om?menyesatkan ga?
Untuk menarik perhatian umat awam(buddhis ktp),gmn kalo diganti..
"jangan jadi umat buddha,tapi jadilah siswa tahtagata.." ;D
Mau ditujukan untuk siapa, bro? buddhist KTP, non buddhist, buddhist yg mau belajar, buddhist yg udah pengalaman, atau siapa?
krn utk setiap kalangan yg berbeda, kita juga hendaknya bisa menyesuaikan sehingga bisa diterima dengan baik
niatnya mau ditujukan untuk buddhis ktp dan orang yg menganggap umat buddha penyembah berhala..Om mau minta pendapatnya..
Tadi melintas di pikiranku kalimat ini..
"jangan jadi umat buddha,tapi jadilah siswa sang buddha"
gimana om?menyesatkan ga?
Untuk menarik perhatian umat awam(buddhis ktp),gmn kalo diganti..
"jangan jadi umat buddha,tapi jadilah siswa tahtagata.." ;D
Mau ditujukan untuk siapa, bro? buddhist KTP, non buddhist, buddhist yg mau belajar, buddhist yg udah pengalaman, atau siapa?
krn utk setiap kalangan yg berbeda, kita juga hendaknya bisa menyesuaikan sehingga bisa diterima dengan baik
Soalnya kalo sy lihat kondisi umat buddha ktp semakin memprihatinkan..masa mengatakan agama buddha berasal dari china..dan menganggap buddha sebagai dewa..
Dan parahnya!menyampaikannya kepada umat kr****n
Jika patokan seorang yg amat pinter "otaknya" yg hanya dapat segera mencapai pencerahansoalnya paraminya lom cukup bro.......
sama ky anak TK, lom jalanin SD, SMP, SMA tapi mau ngerti aljabar........
maksudnya pendidikan di sekolah (s1, s2, s3)
lulusan psikolog sekalianpun tidak membantu dalam hal pencerahan ?
maka pencerahan hanya bisa dicapai oleh orang2 jenius saja ......
Ingat kisah seorang Bhikkhu yg tidak bisa menghapal 4 bait syair??
walau sudah berbulan-bulan menghapal, tetap saja Bhikkhu itu tidak mampu ....
Tetapi Bhikkhu itu bisa mencapai tingkat Arahat, karena Beliau bisa memahami Anicca, hanya dengan sebuah kain bersih yg digosok-gosok .......
ya kenapa ya Bhante Culapanthaka yg sulit menghafal syair 4 baris kalimat
bisa mencapai pencerahan..
Jadi tekat apa yg dibutuhkan utk mencapai pencerahan ya?
Menurut cerita akhirnya Bhante Culapanthaka yg hanya sanggup
menghafal 4 bair syair mencapai pencerahan......
Nah apakah Bhante Culpanthaka juga boleh berkata :
bukan saja yg ini :
1. jmb 8 dan 4 km tidak perlu
begitu juga yg ini :
2. bahiya sutta yg sering dibicarakan oleh Master MMD
juga tidak perlu.
1. Bagaimana kebenaran dari statement tsb diatas ?
2. Bagaimana perasaan umat awam Buddhist yg
mendengarkan statement spt ini ?
thanks sebelumnya.
kalau pada agama lain ada DOA dan komunikasi dgn yg diatas,
dalam versi Buddhism, bagaimana aktivitas tsb dilakukan ?
Bagaimana perbuatan baik yg diinginkan tsb,
diingatkan (didoakan), serta beriklar (berkomunikasi yg diatas)
utk mencapai hasil yg baik ?
Tak tau nanya di sini tepat atau nggak ya, gini loh. Kalau atthasila kan sebaiknya cewek tidak bersentuhan dengan cowok. Oke, make sense banget. Tapi gimana kalau hubungannya anak-ortu. Apakah tidak boleh bersentuhan juga?
Apa om upasaka yang bijak bisa bahas? Xiexie
Tak tau nanya di sini tepat atau nggak ya, gini loh. Kalau atthasila kan sebaiknya cewek tidak bersentuhan dengan cowok. Oke, make sense banget. Tapi gimana kalau hubungannya anak-ortu. Apakah tidak boleh bersentuhan juga?
Apa om upasaka yang bijak bisa bahas? Xiexie
Ah dewa sakka ngetes ya :))
abrahmacariya veramani sikkhapadam samadiyami
mau tanya dalam agama Budha ada mengenal TUHAN ga ya?
bro Upasaka,
Dalam kisah itu, Bhikkhu Culapanthaka mengikuti intruksi Sang Buddha untuk menggosok kain bersih berulang kali sambil mengucapkan kata "rajoharanam". Kata rajoharanam (artinya = kotor) itu diucapkan dengan maksud agar Bhikkhu Culapanthaka memiliki gambaran yang akan terjadi pada kain bersih itu bila berulang kali digosokan. Karena Bhikkhu Culapanthaka pada saat itu adalah orang yang kurang memiliki kualitas intelektual yang baik, maka fenomena di mana kain itu berubah menjadi kotor pun terlihat begitu 'menakjubkan' bagi beliau. Sang Buddha rupanya sangat memahami metode yang tepat untuk membimbing Bhikkhu Culapanthaka ini. Alhasil dari pengalaman melihat karekteristik anicca ini, Bhikkhu Culapanthaka seolah mendapat satu tamparan keras akan realita dunia.
Tak tau nanya di sini tepat atau nggak ya, gini loh. Kalau atthasila kan sebaiknya cewek tidak bersentuhan dengan cowok. Oke, make sense banget. Tapi gimana kalau hubungannya anak-ortu. Apakah tidak boleh bersentuhan juga?
Apa om upasaka yang bijak bisa bahas? Xiexie
mau tanya dalam agama Budha ada mengenal TUHAN ga ya?
dalam buddhism tidak ada tuhan yang personal...tetapi mengenal adanya Ketuhanan..
mau tanya dalam agama Budha ada mengenal TUHAN ga ya?
dalam buddhism tidak ada tuhan yang personal...tetapi mengenal adanya Ketuhanan..
Ke Tuhanan itu luas loh..........
tidak semua Ke-Tuhan-an ada di Buddhisme deh :-?
Quotebro Upasaka,
Dalam kisah itu, Bhikkhu Culapanthaka mengikuti intruksi Sang Buddha untuk menggosok kain bersih berulang kali sambil mengucapkan kata "rajoharanam". Kata rajoharanam (artinya = kotor) itu diucapkan dengan maksud agar Bhikkhu Culapanthaka memiliki gambaran yang akan terjadi pada kain bersih itu bila berulang kali digosokan. Karena Bhikkhu Culapanthaka pada saat itu adalah orang yang kurang memiliki kualitas intelektual yang baik, maka fenomena di mana kain itu berubah menjadi kotor pun terlihat begitu 'menakjubkan' bagi beliau. Sang Buddha rupanya sangat memahami metode yang tepat untuk membimbing Bhikkhu Culapanthaka ini. Alhasil dari pengalaman melihat karekteristik anicca ini, Bhikkhu Culapanthaka seolah mendapat satu tamparan keras akan realita dunia.
Saya yakin di forum ini rata2 kita memiliki intelektual yg lebih baik dari Bhikku Culapanthaka, dan
juga mengerti kain bersih digosokan terus menerus akan menjadi kotor.
1. Apakah anicca sesuatu yg sangat mudah dimengerti ?
2. Bagaimana bisa tau kalau seseorang sudah mengerti anicca ? (adakah sejenis test kelulusan ?)
3. seberapa sulit/mudah mendidik/mengajarkan pada umat Buddhist tentang pengertian dhukka, anicca, anatta ?
trims sebelumnya.
terima kasih to:doggie and hatred tapi bisa jelaskan lebih detil ga ya, mash belum paham betul. kalau kita berdoa atau "minta sesuatu" kita ke sang Guru Agung Kita atau Ke TUHAN.Hello kitty ;D ;D ;D
Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Agama Buddha
Oleh : Corneles Wowor, M.A.
Ketahuilah para Bhikkhu bahwa ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Duhai para Bhikkhu, apabila Tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para Bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.
Ungkapan di atas adalah pernyataan dari Sang Buddha yang terdapat dalam Sutta Pitaka, Udana VIII : 3, yang merupakan konsep Ketuhanan Yang Maha esa dalam agama Buddha. Ketuhanan Yang Mahaesa dalam bahasa Pali adalah "Atthi Ajatang Abhutang Akatang Asamkhatang" yang artinya "Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak". Dalam hal ini, Ketuhanan Yang Mahaesa adalah suatu yang tanpa aku (anatta), yang tidak dapat dipersonifikasikan dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apa pun. Tetapi dengan adanya Yang Mutlak, yang tidak berkondisi (asamkhata) maka manusia yang berkondisi (samkhata) dapat mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara bermeditasi.
Dengan membaca konsep Ketuhanan Yang Mahaesa ini, kita dapat melihat bahwa konsep Ketuhanan dalam agama Buddha adalah berlainan dengan konsep Ketuhanan yang diyakini oleh agama-agama lain. Perbedaan konsep tentang Ketuhanan ini perlu ditekankan di sini, sebab masih banyak umat Buddha yang mencampur-adukkan konsep Ketuhanan menurut agama Buddha dengan konsep Ketuhanan menurut agama-agama lain. Sehingga banyak umat Buddha yang menganggap bahwa konsep Ketuhanan dalam agama Buddha adalah sama dengan konsep Ketuhanan dalam agama-agama lain. Hal inilah yang menjadi dasar penulisan ini.
Bila kita mempelajari ajaran agama Buddha seperti yang terdapat dalam kitab suci Tripitaka, maka bukan hanya konsep Ketuhanan yang berbeda dengan konsep Ketuhanan dalam agama lain, tetapi banyak konsep lain yang tidak sama pula. Konsep-konsep agama Buddha yang berlainan dengan konsep-konsep dari agama lain antara lain adalah konsep-konsep tentang : Alam Semesta, Kejadian Bumi dan Manusia, Kehidupan Manusia di Alam Semesta, Kiamat dan Keselamatan atau Kebebasan.
mau tanya dalam agama Budha ada mengenal TUHAN ga ya?
dalam buddhism tidak ada tuhan yang personal...tetapi mengenal adanya Ketuhanan..
Ke Tuhanan itu luas loh..........
tidak semua Ke-Tuhan-an ada di Buddhisme deh :-?
mungkin bro hatred bisa jelasin ke kita2 nih? ^^
terima kasih to:doggie and hatred tapi bisa jelaskan lebih detil ga ya, mash belum paham betul. kalau kita berdoa atau "minta sesuatu" kita ke sang Guru Agung Kita atau Ke TUHAN.
Quotebro Upasaka,
Dalam kisah itu, Bhikkhu Culapanthaka mengikuti intruksi Sang Buddha untuk menggosok kain bersih berulang kali sambil mengucapkan kata "rajoharanam". Kata rajoharanam (artinya = kotor) itu diucapkan dengan maksud agar Bhikkhu Culapanthaka memiliki gambaran yang akan terjadi pada kain bersih itu bila berulang kali digosokan. Karena Bhikkhu Culapanthaka pada saat itu adalah orang yang kurang memiliki kualitas intelektual yang baik, maka fenomena di mana kain itu berubah menjadi kotor pun terlihat begitu 'menakjubkan' bagi beliau. Sang Buddha rupanya sangat memahami metode yang tepat untuk membimbing Bhikkhu Culapanthaka ini. Alhasil dari pengalaman melihat karekteristik anicca ini, Bhikkhu Culapanthaka seolah mendapat satu tamparan keras akan realita dunia.
Saya yakin di forum ini rata2 kita memiliki intelektual yg lebih baik dari Bhikku Culapanthaka, dan
juga mengerti kain bersih digosokan terus menerus akan menjadi kotor.
1. Apakah anicca sesuatu yg sangat mudah dimengerti ?
2. Bagaimana bisa tau kalau seseorang sudah mengerti anicca ? (adakah sejenis test kelulusan ?)
3. seberapa sulit/mudah mendidik/mengajarkan pada umat Buddhist tentang pengertian dhukka, anicca, anatta ?
trims sebelumnya.
1) Anicca sangat mudah dimengerti secara intelektual. Tapi bukan perkara mudah untuk kita selami. Memahami bahwa kain bisa kotor tidak menjamin bahwa kita sudah mengenal karekteristik anicca. Kita perlu mengkajinya secara meditatif, untuk melihat dan menyelami sendiri kebenaran anicca; bahwa semua fenomena batin dan pikiran itu adalah anicca.
2) Orang yang sudah mengerti benar anicca adalah orang yang sudah menyelami kebenaran anicca. Anicca-dukkha-anatta saling berkaitan. Karenanya, orang yang sudah menyelami Kebenaran sebenarnya adalah orang yang sudah menyelami kebenaran anicca-dukkha-anatta sekaligus. Kita bisa tahu apakah seseorang sudah menyelami anicca dari tindak-tanduknya sebagai orang yang sudah tercerahkan.
3) Memberikan pendidikan akan konsep anicca-dukkha-anatta secara intelektual sebenarnya tidak terlalu sulit. Karena karekteristik ini bisa langsung dilihat dari contoh-contoh sederhana. Namun tingkat kesulitan dalam memberi pengajaran ini pun bergantung pada tingkat intelektual dari orang yang diajarkan. Dan juga anicca-dukkha-anatta jangan hanya direntangkan sampai titik pendidikan semata. Kita sebaiknya berusaha untuk melangkah sampai pada penyelaman akan tiga karekteristik ini.
tHanks bro Upasaka atas pejelasan yg detail dan menyeluruh...
penyelaman, menyelam maksudnya mempraktekan dan melihat sendiri
dalam meditasi begitu ? atau gimana ya ?
mohon bimbingannya
thanks tas jawaban rekan sedhamma, juga ciita devi. tapi masih ad sedikiiiit lagi ganjalannya, sebagai manusia kadang kita dihadapkan pada suatu keadaan katakanlah kita ingin mengadu, menyampaikan keinginan(not materi) dan tentu juga berbuat kebajikan dan kebaikan jalan terus. kadang klo liat satu keluarga naik motor trus sianakduduk dibagian depan dalam keadan tidur, maka muncullah doa " ya TUHAN lindungilah anak itu somoga tidak terjadi hal2 yang tak diinginkan atau ada lubang besar dijalan maka muncul doa atau permintaan " ya TUHAN semoga tidak ada pengendara motor yang jatuh karna lubang ini. terkabul ga ya doa ini? Namo Buddhaya.
thanks tas jawaban rekan sedhamma, juga ciita devi. tapi masih ad sedikiiiit lagi ganjalannya, sebagai manusia kadang kita dihadapkan pada suatu keadaan katakanlah kita ingin mengadu, menyampaikan keinginan(not materi) dan tentu juga berbuat kebajikan dan kebaikan jalan terus. kadang klo liat satu keluarga naik motor trus sianakduduk dibagian depan dalam keadan tidur, maka muncullah doa " ya TUHAN lindungilah anak itu somoga tidak terjadi hal2 yang tak diinginkan atau ada lubang besar dijalan maka muncul doa atau permintaan " ya TUHAN semoga tidak ada pengendara motor yang jatuh karna lubang ini. terkabul ga ya doa ini? Namo Buddhaya.
Apakah setiap anggota Sangha adalah Bhikkhu?
dan apakah kalau Setiap Bhikkhu itu pasti anggota Sangha?
Apakah setiap anggota Sangha adalah Bhikkhu?
dan apakah kalau Setiap Bhikkhu itu pasti anggota Sangha?
Tidak semua anggota Sangha adalah bhikkhu. Anggota Sangha juga terdiri dari bhikkhuni* atau bhiksuni.
Tidak semua bhikkhu merupakan anggota Sangha. Karena ada bhikkhu yang menjalani hidupnya di hutan (tidak masuk komunitas bhikkhu).
*Di Aliran Theravada, Sangha Bhikkhuni sudah tidak lagi eksis.
di Indonesia apakah semua anggota Sangha baik Theravada maupun Mahayana memiliki organisasi yang mengatur para anggota Sangha jadi bila ada yang melenceng dari vinaya bisa di tegur dan diarahkan ke jalan yang benarApakah setiap anggota Sangha adalah Bhikkhu?
dan apakah kalau Setiap Bhikkhu itu pasti anggota Sangha?
Tidak semua anggota Sangha adalah bhikkhu. Anggota Sangha juga terdiri dari bhikkhuni* atau bhiksuni.
Tidak semua bhikkhu merupakan anggota Sangha. Karena ada bhikkhu yang menjalani hidupnya di hutan (tidak masuk komunitas bhikkhu).
*Di Aliran Theravada, Sangha Bhikkhuni sudah tidak lagi eksis.
Seorang bhikkhu, yang artinya telah menerima penahbisan yang sah, sudah pasti anggota Sangha, meskipun tidak wajib tergabung dalam organisasi kebhikkhuan spt STI, SMI , etc.
hmm... apakah bhikkhu yg tidak masuk organisasi tertentu itu masih terkontrol baik oleh dewan sangha?
dewan utama sangha ada gak ya ???
atau struktur sangha itu seperti apa ya :-?
di Indonesia apakah semua anggota Sangha baik Theravada maupun Mahayana memiliki organisasi yang mengatur para anggota Sangha jadi bila ada yang melenceng dari vinaya bisa di tegur dan diarahkan ke jalan yang benar
saya mengetahui ada beberapa anggota Sangha yang melenceng dari vinaya biasanya kebanyakan mengenai uang (memberi patokan harga jika diminta bantuan oleh umat)
di Medan sudah beberapa kali saya bertemu dengan oknum yang memakai jubah Mahayana meminta minta dana kepada umat biasanya di perkampungan Tionghoa dan dimall juga pernah saya temui ngakunya suhu dari Cina
bisakah kita mengadukannya ke suatu lembaga agar oknum tersebut dibawa/tangkap untuk mempertanggung jawabkan perbuatanya karena ini juga merugikan Buddha Dhamma
*Di Aliran Theravada, Sangha Bhikkhuni sudah tidak lagi eksis.
bagaimana dengan Aya Santini dan rekan2nya _/\_
Mau tanya,
manakah jawaban yg lebih tepat,
jika umat ditanya 'apa tujuan umat buddha?'
A.merealisasikan nibbana
B.memusnahkan kotoran batin(kebodohan,keserakahan,dan kebencian)
menurut pandangan sy, jawaban A terlalu 'diatas awan' karena nibbana sendiri masih bersifat teori <= *salah ga di bilang 'teori'? Cmiiw
sedangkan jawaban B terkesan lebih 'membumi',jadi sy pribadi lebih nyaman memilih jawaban B.
*mohon maap jika salah memilih kata2,maklum bos aye capek berat ;D
Salam takkk gendoonnggg
Mau tanya,Hola bro Johnz,
manakah jawaban yg lebih tepat,
jika umat ditanya 'apa tujuan umat buddha?'
A.merealisasikan nibbana
B.memusnahkan kotoran batin(kebodohan,keserakahan,dan kebencian)
menurut pandangan sy, jawaban A terlalu 'diatas awan' karena nibbana sendiri masih bersifat teori <= *salah ga di bilang 'teori'? Cmiiw
sedangkan jawaban B terkesan lebih 'membumi',jadi sy pribadi lebih nyaman memilih jawaban B.
*mohon maap jika salah memilih kata2,maklum bos aye capek berat ;D
Salam takkk gendoonnggg
Hola bro Johnz,
bisa juga jawab KAIZEN (continuous improvement)
setiap hari, setiap saat memperbaiki utk menjadi lebih baik
tetap tujuannya bisa A dan B.
pertanyaannya bukanlah apakah akan mencapai,
tetapi apakah TELAH BERUSAHA MAKSIMAL utk mencapainya.
karna kemampuan tiap orang adalah beda!
kira2 begitulah.
Koreksi:
Sebelumnya Ayya bukan Atthasilani melainkan Anagarini. Dan Ayya Santini sudah menerima upasampada sebaga bhikkhuni tahun 2000. ngutipin dikit yah dari tulisan orang..
Sebelumnya Ayya Santini seorang Anagarini. Prosesnya diupasampada menjadi anagarini di Bali, 29 September 1990 oleh Bhikkhu Girirakhito. Anagarini adalah orang yang menjalankan Upasaka Atthasila, ditambah 75 sekkhiya (bagian dari vinaya yang dijalankan bhikkhu/bhikkhuni).
....
Peristiwa berlangsung pada pertengahan April 2000. “Kami diupasampada pada 15 April di Fo Guang San, Taiwan dalam suatu upacara upasampada bhikkhuni internasional yang diikuti oleh peserta dari 19 negara. Kebetulan tahun ini pas lagi ada programnya, “ kata Ayya Santini. Upacara penahbisannya sendiri berlangsung tiga kali. Yang pertama oleh para Bhiksuni Mahayana. “Pada pukul 11.00 siang upasampada dilakukan oleh para bhikkhu Theravada dan bhiksu Mahayana. Sedangkan yang terakhir oleh para bhikkhu Theravada saja,” tutur Ayya Santini yang diupasampada bersama ketiga rekannya dari Indonesia, Ayya Silavati, Ayya Dhammakumari, dan Ayya Dhirasirini.
“Kenapa saya mesti pakai cara tiga kali? Supaya afdol. Mau kemana saja tetap sah. Itu bukan karena garis sejarah bhikkhuni sudah putus,” ujar Ayya Santini. Seperti kita ketahui, bhikkhuni tradisi Theravada telah lama hilang sehingga garisnya dianggap sudah putus.
Menurutnya, dalam Cullavaga Sutta 10, Buddha bersabda, “Para bhikkhu diizinkan untuk mengupasampada menjadi bhikkhu dan wanita menjadi bhikkhuni.” Sutta berikutya turun lagi, kemudian setelah Sangha Bhikkhuni ini layak untuk mengupasampada bhikkhuni, seseorang yang hendak menjadi bhikkhuni harus melalui Sangha Bhikkhuni baru melalui Sangha Bhikkhu. Harus dua. Ia menambahkan, sutta yang pertama nggak pernah dihapus, berarti sutta itu berlaku.
......
Mau tanya,
manakah jawaban yg lebih tepat,
jika umat ditanya 'apa tujuan umat buddha?'
A.merealisasikan nibbana
B.memusnahkan kotoran batin(kebodohan,keserakahan,dan kebencian)
menurut pandangan sy, jawaban A terlalu 'diatas awan' karena nibbana sendiri masih bersifat teori <= *salah ga di bilang 'teori'? Cmiiw
sedangkan jawaban B terkesan lebih 'membumi',jadi sy pribadi lebih nyaman memilih jawaban B.
*mohon maap jika salah memilih kata2,maklum bos aye capek berat ;D
Salam takkk gendoonnggg
_/\_ mo nanya nih ketika kita Visudhi Tri Sarana/Pancasila kita kan diberi nama Buddhis adakah maksudnya/artinya nama buddhis itu
setau wa nama yang diberikan kepada kita itu bisa untuk memotivasi kita contohnya nama metta agar kita lebih memupuk perasaan cinta kasih dll
tapi kalo namanya lucu gimana soalnya wa baru dapat nama baru nih nama buddhis baru wa itu Tantidhara Taruni tertulis artinya gadis pembawa tradisi
wa tau sebenarnya nama buddhis itu mungkin hanya nama yang penting itu praktek kita sebagai siswa Sang Buddha lah yang terpenting kita lakukan tapi ini hanya rasa penasaran aja TQ
Mau tanya,
manakah jawaban yg lebih tepat,
jika umat ditanya 'apa tujuan umat buddha?'
A.merealisasikan nibbana
B.memusnahkan kotoran batin(kebodohan,keserakahan,dan kebencian)
menurut pandangan sy, jawaban A terlalu 'diatas awan' karena nibbana sendiri masih bersifat teori <= *salah ga di bilang 'teori'? Cmiiw
sedangkan jawaban B terkesan lebih 'membumi',jadi sy pribadi lebih nyaman memilih jawaban B.
*mohon maap jika salah memilih kata2,maklum bos aye capek berat ;D
Salam takkk gendoonnggg
dlm Buddhism, kan diajarkan ehipasiko (teliti sebelum membeli),
nah selain Buddhist, agama2 lainnya (5 agama di Indonesia), juga
memiliki kitabnya masing2. dalam kitabpun terdpt ucapan dari "pendiri" agama tsb.
yg biasanya menjanjikan, mengatakan bahwa ajaran/sistemnya lah yg paling benar, dan satu2nya jalan utk mencapai hasil.
Bila bertolak dari ehipasiko,
Bagaimana seorang pemula melihat/meneliti ajaran2 dlm kitab Buddhist?
Apakah sebaiknya dalam posisi netral (bukan dimulai dari iman maupun percaya dulu?)
Kalau menurut Buddha, pencapaian pencerahan, kira2 ada berapa cara ya ? Adakah cara2 lain yg mungkin lebih inovatif yg belum ditemukan ?
trims sebelumnya.
dlm Buddhism, kan diajarkan ehipasiko (teliti sebelum membeli),
nah selain Buddhist, agama2 lainnya (5 agama di Indonesia), juga
memiliki kitabnya masing2. dalam kitabpun terdpt ucapan dari "pendiri" agama tsb.
yg biasanya menjanjikan, mengatakan bahwa ajaran/sistemnya lah yg paling benar, dan satu2nya jalan utk mencapai hasil.
Bila bertolak dari ehipasiko,
Bagaimana seorang pemula melihat/meneliti ajaran2 dlm kitab Buddhist?
Apakah sebaiknya dalam posisi netral (bukan dimulai dari iman maupun percaya dulu?)
Kalau menurut Buddha, pencapaian pencerahan, kira2 ada berapa cara ya ? Adakah cara2 lain yg mungkin lebih inovatif yg belum ditemukan ?
trims sebelumnya.
yang komentarnya oleh YM. Mahasi Sayadaw?
^
^ mana aja,kalo bisa produk dlm negeri.. ;D
Om minta Url(link) anattalahkanasutta
thank sebelumnya ;D
utk Suttanya disinihoo, iya anattalakkhanasutta yoo... ;D ;D ;D thanks yoo hann.... \;D/\;D/\;D/
Anattalakkhana Sutta -> http://dhammacitta.org/tipitaka/sn/sn22/sn22.059.than.html (http://dhammacitta.org/tipitaka/sn/sn22/sn22.059.than.html)
dlm Buddhism, kan diajarkan ehipasiko (teliti sebelum membeli),
nah selain Buddhist, agama2 lainnya (5 agama di Indonesia), juga
memiliki kitabnya masing2. dalam kitabpun terdpt ucapan dari "pendiri" agama tsb.
yg biasanya menjanjikan, mengatakan bahwa ajaran/sistemnya lah yg paling benar, dan satu2nya jalan utk mencapai hasil.
Bila bertolak dari ehipasiko,
Bagaimana seorang pemula melihat/meneliti ajaran2 dlm kitab Buddhist?
Apakah sebaiknya dalam posisi netral (bukan dimulai dari iman maupun percaya dulu?)
Kalau menurut Buddha, pencapaian pencerahan, kira2 ada berapa cara ya ? Adakah cara2 lain yg mungkin lebih inovatif yg belum ditemukan ?
trims sebelumnya.
sangat jelas sekali yg dimaksud oleh bro upasaka
kalau saya boleh tambahkan, bro... sesungguhnya dalam dhammanussati, hendaknya jgn dilihat ehipassiko-nya aja, tapi juga sifat2 dhamma yg lainnya yaitu :
- telah sempurna dibabarkan : ga perlu tambahan dari luar, ga perlu revisi apapun, buddha dhamma sudah cukup utk membimbing kita menuju kesucian
- nyata dalam kehidupan : bisa diimplementasikan dalam hidup keseharian kita. JAdi kalau ada ajaran yg ga bisa dipake dalam hidup keseharian, berarti jelas dong artinya?
- tak lapuk oleh waktu : ga kaya di paham laen yg pake revisi, tafsir2an yg berubah2 terus
- mengundang untuk dibuktikan : mempersilahkan untuk dibuktikan
- menuntun ke dalam batin : bisa memberitahu mengenai bagaimana kondisi sesungguhnya batin kita
- dapat diselami oleh para bijaksana dalam batin masing2 : ini berarti dhamma yg diajarkan oleh buddha, selaras dengan apa yg didapat oleh para bijaksana
cambuk dg rotan 6 kali, dan denda 5.000 ringgit (rp 13jt) bagi yg minum beberapa gelas bir (bukan vodka atau wisky lho).
apa hukuman bagi orang Buddhist kalau mabuk ?
Quoteapa hukuman bagi orang Buddhist kalau mabuk ?
kehilangan kesadaran sementara...
kalo contoh kasarnya seperti hewan bisa bicara dan kita nanya ke babi, "bi, gpp tuh loe makan tai? kan jorok?"Quoteapa hukuman bagi orang Buddhist kalau mabuk ?
kehilangan kesadaran sementara...
Saya pernah kumpul orang2 dari Taiwan, dan malam minggu mereka sering
mengkabiskan 1 krat (peti) bir. Dan kalau ditanya mereka apakah mabuk?
jawaban mereka selalu... ahhh seperti minum air aja. Mana mungkin minum
bir bisa mabuk!.......
jadi masalah mabuk juga tergantung orangnya!
Kalau selama bir tidak mempengaruhin kesadaran seseorang,
apakah merupakan kegiatan yg boleh dilakukan ?
opaa, opaa, long time no see ;D ;D ;D
mo nanyaa mo nanyaa..... ;D ;D ;D
segala sesuatu itu kan, sulit dipertahankan kan? lalu bagaimana dgn metta/ sifat 4 brahma vihara? apakah juga sulit dipertahankan?
klo menurut wnya, krn metta itu cinta kasih yg tak bersyarat/universal, maka keadaannya dapat dipertahankan, tapi sptnya tdk juga yaa.... :-? :-? :-?
soalnya klo gak salah segala sesuatu yg bersyarat maupun tak bersyarat adalah tdk kekal, tdk dpt dipertahankan<<= ngomong2 di sutta mana yaw ini yaa? ^^?""
sudah itu ajaa... \;D/\;D/
thanks yoo yg dah mo jwb... ;D/
metta cittena,
Citta _/\_
Apakah Buddha pernah menghukum orang lain ?
Bagaimanakah hukuman yg layak/adil/sepantasnya?
Bagaimanakah contoh2 hukuman tsb?
soalnya baru2 ini ada berita tentang :Quotecambuk dg rotan 6 kali, dan denda 5.000 ringgit (rp 13jt) bagi yg minum beberapa gelas bir (bukan vodka atau wisky lho).
apa hukuman bagi orang Buddhist kalau mabuk ?
Quoteapa hukuman bagi orang Buddhist kalau mabuk ?
kehilangan kesadaran sementara...
Saya pernah kumpul orang2 dari Taiwan, dan malam minggu mereka sering
mengkabiskan 1 krat (peti) bir. Dan kalau ditanya mereka apakah mabuk?
jawaban mereka selalu... ahhh seperti minum air aja. Mana mungkin minum
bir bisa mabuk!.......
jadi masalah mabuk juga tergantung orangnya!
Kalau selama bir tidak mempengaruhin kesadaran seseorang,
apakah merupakan kegiatan yg boleh dilakukan ?
hoo, berarti tergantung juga pada kita2nya yaa.... :yes:opaa, opaa, long time no see ;D ;D ;D
mo nanyaa mo nanyaa..... ;D ;D ;D
segala sesuatu itu kan, sulit dipertahankan kan? lalu bagaimana dgn metta/ sifat 4 brahma vihara? apakah juga sulit dipertahankan?
klo menurut wnya, krn metta itu cinta kasih yg tak bersyarat/universal, maka keadaannya dapat dipertahankan, tapi sptnya tdk juga yaa.... :-? :-? :-?
soalnya klo gak salah segala sesuatu yg bersyarat maupun tak bersyarat adalah tdk kekal, tdk dpt dipertahankan<<= ngomong2 di sutta mana yaw ini yaa? ^^?""
sudah itu ajaa... \;D/\;D/
thanks yoo yg dah mo jwb... ;D/
metta cittena,
Citta _/\_
Halo juga, Citta. Welcome back. :)
Pertama... segala sesuatu itu tidak semuanya sulit dipertahankan. Ada beberapa hal yang mudah dipertahankan, tapi juga ada beberapa hal yang memang sulit dipertahankan. Tidak peduli gampang atau sulit, yang jelas segala sesuatu memang tidak akan bertahan selamanya. Karena segala sesuatu yang bersyarat itu pastilah tidak kekal.
Metta adalah cinta-kasih universal, yaitu cinta kasih yang tanpa pamrih kepada segala sesuatu. Metta merupakan salah satu kriteria dari Brahmavihara (sifat-sifat batin yang luhur). Maka... metta akan tetap bertahan selama batin itu ada.
Nah, kembali lagi pada soal masalah relatif. Bagi orang yang belum mencapai kesucian tertinggi, metta masih belum bisa dipertahankan dalam jangka waktu yang lama. Misalnya saja seseorang bisa saja penuh metta pada suatu momen, tapi di suatu waktu dia marah-marah ketika mendapat masalah. Ini menunjukkan bahwa orang tersebut gagal mempertahankan metta pada setiap momen. Sedangkan bagi orang yang sudah mencapai kesucian tertinggi, metta selalu meliputi kondisi batinnya. Orang itu mampu mempertahankan metta pada setiap momen, bahkan pada momen memasuki kematiannya (Parinibbana).iya juga nihh.... wnya waktu itu pikiran wnya lagi penuh metta, jadinya penuh semangat sekali, pikiran penuh metta sungguh senang lhoo...\;D/\;D/\;D/ jadi bisa bikin diri lbh kuatt...\;D/\;D/\;D/ , kepikiran, metta yg wnya miliki bisa dipertahankan ato nggak, pas waktu dhamma class lagi dibahas ttg 4 kesunyataan mulia, kedenger Bhante bilang segala sesuatunya sulit dipertahankan, jadinya kepikiran....
Ketika ia meninggal dunia dengan kewaspadaan dan tanpa nafsu-kemelekatan; setelah jasmani dan batin terurai, ia tidak akan lagi mengalami proses penerusan kehidupan. Ia sudah terbebas dari lingkaran kehidupan kembali. Metta tidak lenyap, namun metta juga bukan abadi. Metta adalah salah satu kondisi batin yang murni; yang bertahan di dalam batin yang tidak lagi ditutupi kilesa (kekotoran batin).mungkin dlm mempertahankan metta juga memang perlu kewaspadaan yaa...\:yes:/\:yes:/\:yes:/
Apakah Buddha pernah menghukum orang lain ?
Bagaimanakah hukuman yg layak/adil/sepantasnya?
Bagaimanakah contoh2 hukuman tsb?
soalnya baru2 ini ada berita tentang :Quotecambuk dg rotan 6 kali, dan denda 5.000 ringgit (rp 13jt) bagi yg minum beberapa gelas bir (bukan vodka atau wisky lho).
apa hukuman bagi orang Buddhist kalau mabuk ?Quoteapa hukuman bagi orang Buddhist kalau mabuk ?
kehilangan kesadaran sementara...
Saya pernah kumpul orang2 dari Taiwan, dan malam minggu mereka sering
mengkabiskan 1 krat (peti) bir. Dan kalau ditanya mereka apakah mabuk?
jawaban mereka selalu... ahhh seperti minum air aja. Mana mungkin minum
bir bisa mabuk!.......
jadi masalah mabuk juga tergantung orangnya!
Kalau selama bir tidak mempengaruhin kesadaran seseorang,
apakah merupakan kegiatan yg boleh dilakukan ?
Ya, Sang Buddha pernah memberi hukuman kepada murid-Nya. Salah satu hukuman yang terkenal adalah hukuman kepada Bhikkhu Channa. Bhikkhu Channa dahulunya adalah teman main sekaligus kusir dari Pangeran Siddhattha Gotama. Channa berkontribusi besar dalam usaha Pangeran Siddhattha meninggalkan istana untuk pergi betapa. Setelah Pangeran Siddhattha mencapai Pencerahan dan menjadi Sang Buddha, Beliau banyak menahbiskan orang-orang untuk memasuki persamuhan bhikkhu. Salah satunya adalah Channa. Bhikkhu Channa berpikir bahwa ia turut berjasa, karena berkat beliaulah maka Pangeran Siddhattha bisa menjadi Sang Buddha dan mengajarkan Dhamma untuk kebahagiaan banyak makhluk. Karena itulah Bhikkhu Channa menjadi congkak dan sulit dinasihati. Melihat hal itu, sebelum Sang Buddha memasuki Parinibbana, Beliau memberi hukuman kepada Bhikkhu Channa. Bhikkhu Channa dipersilakan untuk berkata apapun kepada semua bhikkhu, namun semua bhikkhu yang lain dilarang untuk berbicara maupun berkomunikasi dalam bentuk apapun dengan Bhikkhu Channa. Hal ini membuat Bhikkhu Channa menyadari kesombongannya karena selama ini beliau telah sering menyepelekan perkataan bhikkhu lain. Sehingga ketika Sang Buddha sudah Parinibbana (mangkat), tidak ada seorang pun yang mau diajak berkomunikasi dan bertukar pikiran. Menyadari hal itu, Bhikkhu Channa pun giat berlatih seorang diri hingga akhirnya beliau mampu mencapai tingkat kesucian Arahat.
Hukuman yang layak adalah hukuman yang tidak bertentangan dengan moralitas, dan dapat mendorong orang yang dihukum itu untuk menyadari kesalahannya. Sebuah hukuman dibuat untuk menyadarkan kesalahan, bukannya sebagai pembalasan dendam maupun pelunasan hutang.
Orang mabuk akan memberi dua dampak:
- mengganggu kesehatan dan keselamatan diri sendiri
- mengganggu kenyamanan dan keselamatan orang lain
Dalam Ajaran Sang Buddha, tidak ada hukuman untuk seorang perumah-tangga yang mabuk. Tapi ada hukuman yang dijatuhkan untuk seorang bhikkhu yang mabuk. Hukuman yang dijatuhkan akan diputuskan sesuai dengan vinaya setelah sebelumnya kasus tersebut dianalisa dengan jelas. Namun bukan berarti seorang perumah-tangga bisa mabuk-mabukan seenaknya. Seorang perumah-tangga seharusnya melihat bahwa mabuk lebih banyak membawa penderitaan daripada kebahagiaan berhalusinasi. Dengan pengertian benar akan hal ini, ia seharusnya mencegah dirinya untuk mabuk-mabukan, sebelum ia mengganggu kehidupan orang lain yang bisa mengakibatkannya dihukum sesuai dengan peraturan dan norma setempat.
bro/sist,
Gimana caranya supaya bisa peroleh kitab suci tripitaka yg complete + ada translate dalam bahasa indo?
Thanks
Kalo dalam Bahasa Inggris, ...... Gimana?bro/sist,
Gimana caranya supaya bisa peroleh kitab suci tripitaka yg complete + ada translate dalam bahasa indo?
Thanks
Sampai saat ini, semua isi Tipitaka dan Tripitaka belum sepenuhnya diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Semoga saja kelak seluruh isi Tipitaka dan Tripitaka bisa diterjemahkan ke semua bahasa di dunia.
:)
thanks atas info nya gan...di mana juga yaa... :-? :-? :-?
ada yg tau gak ya...ada buku tuk petunjuk gimana cara meditasi yg benar...
mohon pencerahan-nya dimana tuk dapatkan...
thanks atas info nya gan...Coba baca disini http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,12663.new.html#new
ada yg tau gak ya...ada buku tuk petunjuk gimana cara meditasi yg benar...
mohon pencerahan-nya dimana tuk dapatkan...
ini ada pertanyaan titipan dari teman, klo gak salah kan cewek gak bisa mencapai tinggkat kesucian Arahat....Ah, kata siapa wanita tidak bisa mencapai tingkat kesucian Arahat??
pertanyaannya kok cewek gak bisa jadi Arahat, kok hanya cowok yang bisa ?
_/\_
thank suhuini ada pertanyaan titipan dari teman, klo gak salah kan cewek gak bisa mencapai tinggkat kesucian Arahat....Ah, kata siapa wanita tidak bisa mencapai tingkat kesucian Arahat??
pertanyaannya kok cewek gak bisa jadi Arahat, kok hanya cowok yang bisa ?
_/\_
Contohnya Ratu Khema dan Kisa Gotami keduanya mencapai Arahat.
Jadi pertanyaan "kok cewek gak bisa jadi Arahat, kok hanya cowok yang bisa ?', tidak berlaku lagi
oyaa lupa.... ternyata itu didapat setelah membaca 32 ciri Agung. salah satu syaratnya harus laki2. kemarin habis kasih link keteman yg tertarik belajar Buddha Dhamma.Dapat anda baca di http://www.samaggi-phala.or.id/naskahdamma_lst.php?kat_id=237&endlev=Y&hmid=207
32 ciri Agung kan gak berlaku untuk Arahat
Kisa Gotamithank suhuini ada pertanyaan titipan dari teman, klo gak salah kan cewek gak bisa mencapai tinggkat kesucian Arahat....Ah, kata siapa wanita tidak bisa mencapai tingkat kesucian Arahat??
pertanyaannya kok cewek gak bisa jadi Arahat, kok hanya cowok yang bisa ?
_/\_
Contohnya Ratu Khema dan Kisa Gotami keduanya mencapai Arahat.
Jadi pertanyaan "kok cewek gak bisa jadi Arahat, kok hanya cowok yang bisa ?', tidak berlaku lagi
pernah baca si.... cuman udh lupa.... mungkin dapat dr sumber yang salah kali.
oyaa minta linknya donk suhu mengenai Ratu Khema dan Kisa Gotami
grp u/suhu
[at] Bro johan3000
Saya akan menambahkan sedikit dari penjelasan Ci Lily...
Mana (kesombongan) adalah salah satu belenggu yang masih akan eksis dalam batin kita, selama kita belum bisa mencapai tingkat Arahat. Mana ini adalah usaha untuk membanding-bandingkan antara subjek dengan objek.
Misalnya, bila kita membandingkan tentang status ekonomi kita dengan orang lain yang status ekonominya lebih baik, maka kita akan bersedih atau iri terhadapnya. Misalnya juga, bila kita membandingkan bentuk fisik kita dengan bentuk fisik orang lain yang kurang baik, kita cenderung akan sombong. Misalnya juga bila kita membandingkan perilaku Si A yang lebih sopan daripada perilaku Si B terhadap kita.
Usaha membanding-bandingkan ini menunjukkan masih adanya keakuan / egoisme dalam diri kita. Sehingga semua bentuk mana itu adalah membawa penderitaan.
Usaha membanding-bandingkan ini menunjukkan masih adanya keakuan
[at] Bro johan3000
Saya akan menambahkan sedikit dari penjelasan Ci Lily...
Mana (kesombongan) adalah salah satu belenggu yang masih akan eksis dalam batin kita, selama kita belum bisa mencapai tingkat Arahat. Mana ini adalah usaha untuk membanding-bandingkan antara subjek dengan objek.
Misalnya, bila kita membandingkan tentang status ekonomi kita dengan orang lain yang status ekonominya lebih baik, maka kita akan bersedih atau iri terhadapnya. Misalnya juga, bila kita membandingkan bentuk fisik kita dengan bentuk fisik orang lain yang kurang baik, kita cenderung akan sombong. Misalnya juga bila kita membandingkan perilaku Si A yang lebih sopan daripada perilaku Si B terhadap kita.
Usaha membanding-bandingkan ini menunjukkan masih adanya keakuan / egoisme dalam diri kita. Sehingga semua bentuk mana itu adalah membawa penderitaan.
Thanks sis Lily & bro Upasaka,QuoteUsaha membanding-bandingkan ini menunjukkan masih adanya keakuan
Kalau kita membandingkan rumah org lain yg lebih bagus, terasa rumah kita jelek.
tetapi kalau dibandingkan yg lebih jelek, rumah kita terasa bagus.
Bukankah kesalahan juga terdapat pada CARA MEMBANDINGKANnya ?
Pernahkah cerita/suta2 yg menceritakan masalah MEMBANDINGKAN milik2 seseorang dgn yg lain?
Keakuan yg menyebabkan penderitaan? Bukankah cara membandingkannya yg tidak FAIR menimbulkan penderitaan?
mohon masukannya _/\_ :x
Out of the entire country, states or cities, Santa Fe has the highest minimum wage at $9.92 as of January 1, 2009
Thanks bro Upasaka dan bro Markosprawira
untuk jawaban yg mantep2, dan perlu waktu utk direnungin dulu....
UMR Santa Fe, California, USA sejak january 1, 2009 adalah US$9.92
itu adalah bayaran minimum PER SATU JAM
(baca : satu jam hampir diabayar 100ribu)QuoteOut of the entire country, states or cities, Santa Fe has the highest minimum wage at $9.92 as of January 1, 2009
Kadang kala kita bukan saja membandingkan dgn AKUnya, tetapi juga pada tempat maupun negara. Spt contoh diatas, wuuuihhh kota, negara tsb membayar jauh lebih banyak. Kanapa saya lahir di sini ? hahahahahah
bro upasaka sangat hebat. seandainya bisa menjawab beberapa pertanyaanku, pastilah aku akan sangat ingin berguru padanya.Beliau adalah seorang pemikir yg terkemuka, luas, tinggi, dalam, dan lebar. Serta kesibukan yg amat padat. Belum tentu punya waktu utk menerima murid.
Belum tentu punya waktu utk menerima murid.
Jadi seperti apakah pertanyaan itu ?
Apakah orang yg kita cintain (bisa isteri, pacar, saudara, ataupun anak) kalau udah meninggal, kita sering menangisin, mengingatin secara sedih, ataupun menyalakan DUPA setiap hari? Apakah perbuatan tsb benar menurut Buddhism?
bro upasaka sangat hebat. seandainya bisa menjawab beberapa pertanyaanku, pastilah aku akan sangat ingin berguru padanya.
[at] johanQuoteBelum tentu punya waktu utk menerima murid.
itu artinya belum tentu pula dia tidak punya waktu untuk menerima murid. hanya bro upasaka saja yang lebih tahu.QuoteJadi seperti apakah pertanyaan itu ?
aku tidak akan menanyakan sesuatu kepada yang bukan ahlinya, untuk menghindari salah faham.
aku akan mencari jawaban itu, tanpa aku menanyakannya. aku berharap, secara sengaja atau kebetulan aku temukan jawaban itu siapapun yang mengemukakannya.
Permisi.. mo nebenk pertanyaan donk.. >.<
Dari sudut pandang Buddhis, bagaimana kita mengatasi kepahitan saat orang yang kita sayangi meninggal? dan bila kita berharap suatu hari ia dilahirkan kembali sebagai manusia lagi, bagaimana cara kita membantunya?
Sebelumnya makasih untuk jawabannya :-[ :-[
Quote from: johan3000Apakah orang yg kita cintain (bisa isteri, pacar, saudara, ataupun anak) kalau udah meninggal, kita sering menangisin, mengingatin secara sedih, ataupun menyalakan DUPA setiap hari? Apakah perbuatan tsb benar menurut Buddhism?
doktrin budhism yang menganggap menangis merupakan perbuatan tercela merupakan doktrin yang salah dan bukan ajaran sidharta. kau tidak akan menemukan di dalam sutta-sutta mana saja dalam mazhab theravada, dimana yang budha menyatakan bahwa menangis adalah perbuatan tercela.
Thanks bro Upasaka dan bro Markosprawira
untuk jawaban yg mantep2, dan perlu waktu utk direnungin dulu....
UMR Santa Fe, California, USA sejak january 1, 2009 adalah US$9.92
itu adalah bayaran minimum PER SATU JAM
(baca : satu jam hampir diabayar 100ribu)QuoteOut of the entire country, states or cities, Santa Fe has the highest minimum wage at $9.92 as of January 1, 2009
Kadang kala kita bukan saja membandingkan dgn AKUnya, tetapi juga pada tempat maupun negara. Spt contoh diatas, wuuuihhh kota, negara tsb membayar jauh lebih banyak. Kanapa saya lahir di sini ? hahahahahah
QuoteApakah orang yg kita cintain (bisa isteri, pacar, saudara, ataupun anak) kalau udah meninggal, kita sering menangisin, mengingatin secara sedih, ataupun menyalakan DUPA setiap hari? Apakah perbuatan tsb benar menurut Buddhism?
doktrin budhism yang menganggap menangis merupakan perbuatan tercela merupakan doktrin yang salah dan bukan ajaran sidharta. kau tidak akan menemukan di dalam sutta-sutta mana saja dalam mazhab theravada, dimana yang budha menyatakan bahwa menangis adalah perbuatan tercela.
Perpisahan dengan orang yang kita sayangi adalah hal menyakitkan, selama kita masih melekat pada dunia ini. Bila Anda belum bisa mencapai Pencerahan, maka mulailah dengan meminimalisasi kesedihan dalam pikiran Anda. Caranya adalah dengan menyadari bahwa setiap ada pertemuan, maka selalu akan ada perpisahan. Cepat atau lambat pasti akan terjadi. Karena itu, pola pikir seperti ini harus sudah ditanam dalam-dalam ketika kita bertemu dengan orang yang kita sayangi.
Ketika kita bertemu dengan orang yang disayangi, sadarilah bahwa "kini aku senang bertemu dengannya, tapi aku harus siap menerima kenyataan bahwa kelak aku akan berpisah dengannya".
Banyak orang yang menangis ketika ditinggalkan orang disayanginya. Seharusnya kita menangis dari awal sejak kita bertemu dengannya. Karena kelak kita pasti akan berpisah dengannya.
Tanamkan kesadaran ini. Dan biarkan kedewasaan dan kebijaksanaan tumbuh dalam batin Anda.
Semoga Anda bisa menyadari bahwa segala fenomena adalah timbul-tenggelam, muncul-lenyap, hadir-musnah, dan semuanya ini hanyalah sebuah proses.
_/\_
Perpisahan dengan orang yang kita sayangi adalah hal menyakitkan, selama kita masih melekat pada dunia ini. Bila Anda belum bisa mencapai Pencerahan, maka mulailah dengan meminimalisasi kesedihan dalam pikiran Anda. Caranya adalah dengan menyadari bahwa setiap ada pertemuan, maka selalu akan ada perpisahan. Cepat atau lambat pasti akan terjadi. Karena itu, pola pikir seperti ini harus sudah ditanam dalam-dalam ketika kita bertemu dengan orang yang kita sayangi.
Ketika kita bertemu dengan orang yang disayangi, sadarilah bahwa "kini aku senang bertemu dengannya, tapi aku harus siap menerima kenyataan bahwa kelak aku akan berpisah dengannya".
Banyak orang yang menangis ketika ditinggalkan orang disayanginya. Seharusnya kita menangis dari awal sejak kita bertemu dengannya. Karena kelak kita pasti akan berpisah dengannya.
Tanamkan kesadaran ini. Dan biarkan kedewasaan dan kebijaksanaan tumbuh dalam batin Anda.
Semoga Anda bisa menyadari bahwa segala fenomena adalah timbul-tenggelam, muncul-lenyap, hadir-musnah, dan semuanya ini hanyalah sebuah proses.
_/\_
Perpisahan dengan orang yang kita sayangi adalah hal menyakitkan, selama kita masih melekat pada dunia ini. Bila Anda belum bisa mencapai Pencerahan, maka mulailah dengan meminimalisasi kesedihan dalam pikiran Anda. Caranya adalah dengan menyadari bahwa setiap ada pertemuan, maka selalu akan ada perpisahan. Cepat atau lambat pasti akan terjadi. Karena itu, pola pikir seperti ini harus sudah ditanam dalam-dalam ketika kita bertemu dengan orang yang kita sayangi.
Ketika kita bertemu dengan orang yang disayangi, sadarilah bahwa "kini aku senang bertemu dengannya, tapi aku harus siap menerima kenyataan bahwa kelak aku akan berpisah dengannya".
Banyak orang yang menangis ketika ditinggalkan orang disayanginya. Seharusnya kita menangis dari awal sejak kita bertemu dengannya. Karena kelak kita pasti akan berpisah dengannya.
Tanamkan kesadaran ini. Dan biarkan kedewasaan dan kebijaksanaan tumbuh dalam batin Anda.
Semoga Anda bisa menyadari bahwa segala fenomena adalah timbul-tenggelam, muncul-lenyap, hadir-musnah, dan semuanya ini hanyalah sebuah proses.
_/\_
sulit dilakukannnnnnn :'( :'( :'( :'(
kadang bisa dilakukan.. kadang tidak bisa dilakukan... hehehhee
sulit dilakukannnnnnn :'( :'( :'( :'(kadang bisa dilakukan.. kadang tidak bisa dilakukan... hehehhee
Makanya kita semua saling belajar di sini. Salah satu tujuannya adalah sebagai sarana untuk mendapatkan pengetahuan guna melatih diri. :)
sulit dilakukannnnnnn :'( :'( :'( :'(kadang bisa dilakukan.. kadang tidak bisa dilakukan... hehehhee
Makanya kita semua saling belajar di sini. Salah satu tujuannya adalah sebagai sarana untuk mendapatkan pengetahuan guna melatih diri. :)
Dulunya JW sering menasehati teman2 laennya..tp ketika sendiri yg mengalami hal itu... baru menyadari ternyata diri ini hny jago teori :'(
Kalau menangis pas ngulek bawang merah atau putih, atau buat bumbu pakai cabe dan lada....bagaimana? kusala atau akusala? Kan juga keluar air mata ;D
Ketika seseorang melakukan perbuatan baik, misalnya berdana makanan kepada bhikkhu lalu melakukan perbuatan itu dengan suka cita hingga piti muncul dan karena kebahagiaan akan perbuatan baik itu dia meneteskan air mata. apakah itu kusala atau akusala?
Ketika seorang berlatih meditasi dan dia melihat Dhamma dan muncul pengertian dan melihatnya dengan kebahagiaan, dan mengamati kebahagiaan internal itu dengan kesadaran yg utuh dan tiba2 saja meneteskan airmata dan itu pun ia sadari, apakah itu kusala atau akusala?
Dan dari ketiga contoh diatas dapatkah dikategorikan menangis yg ditandai keluar airmata?
_/\_
sulit dilakukannnnnnn :'( :'( :'( :'(kadang bisa dilakukan.. kadang tidak bisa dilakukan... hehehhee
Makanya kita semua saling belajar di sini. Salah satu tujuannya adalah sebagai sarana untuk mendapatkan pengetahuan guna melatih diri. :)
Dulunya JW sering menasehati teman2 laennya..tp ketika sendiri yg mengalami hal itu... baru menyadari ternyata diri ini hny jago teori :'(
Yup,, saya mengerti dengan jawaban sdr upasaka, pinginnya sih bisa mempraktekan apa yang sdr upasaka bilang, tapi bagaimana kalau hal itu akan memunculkan pemikiran baru seperti misalnya kegelisahan dalam hati, ada kalanya inseden2 kecil akan mengingatkan kita pada orang yang telah tiada, lalu bagaimana cara mengatasi kegelisahan yang muncul akibat rasa takut itu??
Seperti kt sdr JW, sulit dilakukan ketika kita mengalaminya sendiri. Ada kalanya kita hanyut dalam teori dan konsep dan menghabiskan banyak waktu berintelek-ria tentang pengetahuan dan dharma lalu bagaimanakah caranya kita menerapkan teori itu dalam hidup ini??
duhh. . . dah kya curhat aja ;D. . . gpp deh, sekalian aja lah. . . :))
Yup,, saya mengerti dengan jawaban sdr upasaka, pinginnya sih bisa mempraktekan apa yang sdr upasaka bilang, tapi bagaimana kalau hal itu akan memunculkan pemikiran baru seperti misalnya kegelisahan dalam hati, ada kalanya inseden2 kecil akan mengingatkan kita pada orang yang telah tiada, lalu bagaimana cara mengatasi kegelisahan yang muncul akibat rasa takut itu??
Seperti kt sdr JW, sulit dilakukan ketika kita mengalaminya sendiri. Ada kalanya kita hanyut dalam teori dan konsep dan menghabiskan banyak waktu berintelek-ria tentang pengetahuan dan dharma lalu bagaimanakah caranya kita menerapkan teori itu dalam hidup ini??
duhh. . . dah kya curhat aja ;D. . . gpp deh, sekalian aja lah. . . :))
Mohon maaf sebelumnya
saya sudah melihat tred
Diskusi soal Tuhan seperti yang tercatat dalam Pitaka,
tp karena sy takut salah tempat bertanya dan terjadi perdebatan maka sy coba post disini saja.
===========
Saya bergaul di lingkungan sahabat sahabat yang mayoritas muslim....98% muslim.
Minta pendapat dari saudara Upasaka,
Jika ada sahabat sahabat muslim saya bertanya siapakah/adakah Tuhan di Agama Buddha,
Jawaban apa yang bisa sy berikan ke mereka tanpa memicu perdebatan yang panjang, bisa menghormati/meghargai keyakinan yang sahabat sahabat muslim saya anut.
Kalau menangis pas ngulek bawang merah atau putih, atau buat bumbu pakai cabe dan lada....bagaimana? kusala atau akusala? Kan juga keluar air mata ;D
Ketika seseorang melakukan perbuatan baik, misalnya berdana makanan kepada bhikkhu lalu melakukan perbuatan itu dengan suka cita hingga piti muncul dan karena kebahagiaan akan perbuatan baik itu dia meneteskan air mata. apakah itu kusala atau akusala?
Ketika seorang berlatih meditasi dan dia melihat Dhamma dan muncul pengertian dan melihatnya dengan kebahagiaan, dan mengamati kebahagiaan internal itu dengan kesadaran yg utuh dan tiba2 saja meneteskan airmata dan itu pun ia sadari, apakah itu kusala atau akusala?
Dan dari ketiga contoh diatas dapatkah dikategorikan menangis yg ditandai keluar airmata?
_/\_
- Kalau air mata mengucur pada saat mengiris bawang itu karena sifat biologis. Lebih tepatnya adalah akusala vipaka.---> bukankah sifat biologis sifatnya alami, mengapa bisa disebut akusala vipaka? Bagaimana dengan, buang air besar, berkeringat, apakah juga termasuk akusala vipaka?
-
:)
Kalau menangis pas ngulek bawang merah atau putih, atau buat bumbu pakai cabe dan lada....bagaimana? kusala atau akusala? Kan juga keluar air mata ;D
Ketika seseorang melakukan perbuatan baik, misalnya berdana makanan kepada bhikkhu lalu melakukan perbuatan itu dengan suka cita hingga piti muncul dan karena kebahagiaan akan perbuatan baik itu dia meneteskan air mata. apakah itu kusala atau akusala?
Ketika seorang berlatih meditasi dan dia melihat Dhamma dan muncul pengertian dan melihatnya dengan kebahagiaan, dan mengamati kebahagiaan internal itu dengan kesadaran yg utuh dan tiba2 saja meneteskan airmata dan itu pun ia sadari, apakah itu kusala atau akusala?
Dan dari ketiga contoh diatas dapatkah dikategorikan menangis yg ditandai keluar airmata?
_/\_
- Kalau air mata mengucur pada saat mengiris bawang itu karena sifat biologis. Lebih tepatnya adalah akusala vipaka.
- Setahu saya, dalam keadaan piti tidak mungkin muncul perasaan terharu apalagi sampai berlinang air mata karena bahagia. Tapi jika memang seseorang amat bahagia sampai berlinang air mata, maka itu merupakan salah satu wujud kemelekatan; yakni melekat pada kebahagiaan.
- Kalau seseorang sudah mencapai titik konsentrasi yang kuat, bahkan turut menyadari air mata mengalir keluar, menurut saya ini baik. Karena ia mampu menyadari gejolak batin dan gejolak jasmani (sifat biologis).
Tapi sekali lagi menurut saya, jika seseorang meneteskan air mata, hanya ada dua jenis faktor penyebabnya, yaitu:
1) Terhanyut oleh perasaan (karena kemelekatan); melekat pada kebahagiaan maupun pada kesedihan.
Misalnya => menangis terharu maupun menangis karena sedih atau takut.
2) Sifat biologis (karena faktor luar maupun karena faktor dalam).
Misalnya => kelilipan atau masuknya zat yang dapat membuat mata pedih, maupun karena mengantuk dan terjadinya pembasahan bola mata oleh kelenjar air mata.
:)
Kalau menangis pas ngulek bawang merah atau putih, atau buat bumbu pakai cabe dan lada....bagaimana? kusala atau akusala? Kan juga keluar air mata ;D
Ketika seseorang melakukan perbuatan baik, misalnya berdana makanan kepada bhikkhu lalu melakukan perbuatan itu dengan suka cita hingga piti muncul dan karena kebahagiaan akan perbuatan baik itu dia meneteskan air mata. apakah itu kusala atau akusala?
Ketika seorang berlatih meditasi dan dia melihat Dhamma dan muncul pengertian dan melihatnya dengan kebahagiaan, dan mengamati kebahagiaan internal itu dengan kesadaran yg utuh dan tiba2 saja meneteskan airmata dan itu pun ia sadari, apakah itu kusala atau akusala?
Dan dari ketiga contoh diatas dapatkah dikategorikan menangis yg ditandai keluar airmata?
_/\_
- Kalau air mata mengucur pada saat mengiris bawang itu karena sifat biologis. Lebih tepatnya adalah akusala vipaka.---> bukankah sifat biologis sifatnya alami, mengapa bisa disebut akusala vipaka? Bagaimana dengan, buang air besar, berkeringat, apakah juga termasuk akusala vipaka?
-
:)
Mohon maaf sebelumnya
saya sudah melihat tred
Diskusi soal Tuhan seperti yang tercatat dalam Pitaka,
tp karena sy takut salah tempat bertanya dan terjadi perdebatan maka sy coba post disini saja.
===========
Saya bergaul di lingkungan sahabat sahabat yang mayoritas muslim....98% muslim.
Minta pendapat dari saudara Upasaka,
Jika ada sahabat sahabat muslim saya bertanya siapakah/adakah Tuhan di Agama Buddha,
Jawaban apa yang bisa sy berikan ke mereka tanpa memicu perdebatan yang panjang, bisa menghormati/meghargai keyakinan yang sahabat sahabat muslim saya anut.
- Kalau air mata mengucur pada saat mengiris bawang itu karena sifat biologis. Lebih tepatnya adalah akusala vipaka.---> bukankah sifat biologis sifatnya alami, mengapa bisa disebut akusala vipaka? Bagaimana dengan, buang air besar, berkeringat, apakah juga termasuk akusala vipaka?
-
:)
Kalau menangis pas ngulek bawang merah atau putih, atau buat bumbu pakai cabe dan lada....bagaimana? kusala atau akusala? Kan juga keluar air mata ;D
Ketika seseorang melakukan perbuatan baik, misalnya berdana makanan kepada bhikkhu lalu melakukan perbuatan itu dengan suka cita hingga piti muncul dan karena kebahagiaan akan perbuatan baik itu dia meneteskan air mata. apakah itu kusala atau akusala?
Ketika seorang berlatih meditasi dan dia melihat Dhamma dan muncul pengertian dan melihatnya dengan kebahagiaan, dan mengamati kebahagiaan internal itu dengan kesadaran yg utuh dan tiba2 saja meneteskan airmata dan itu pun ia sadari, apakah itu kusala atau akusala?
Dan dari ketiga contoh diatas dapatkah dikategorikan menangis yg ditandai keluar airmata?
_/\_
- Kalau air mata mengucur pada saat mengiris bawang itu karena sifat biologis. Lebih tepatnya adalah akusala vipaka.---> bukankah sifat biologis sifatnya alami, mengapa bisa disebut akusala vipaka? Bagaimana dengan, buang air besar, berkeringat, apakah juga termasuk akusala vipaka?
-
:)
dear bond,
kalau saya boleh bilang, sesungguhnya saat ngupas bawang, memang sifat biologis dari tubuh utk menangis
namun akusala vipaka sesungguhnya mengacu pada situasi/kondisi yg ada saat itu, dimana kondisi itu tidak menyenangkan.
Karena kita masih putthujhana, respons kita biasanya adalah menangis, yg di batinnya disertai dengan akusala juga krn merasa sakit (dosa) terhadap mata yg teriritasi, jengkel kenapa kita harus mengupas bawang (dosa), dsbnya
demikian juga sesungguhnya dengan kondisi tubuh lainnya.
semoga bermanfaat
Quote from: Bond- Kalau air mata mengucur pada saat mengiris bawang itu karena sifat biologis. Lebih tepatnya adalah akusala vipaka.---> bukankah sifat biologis sifatnya alami, mengapa bisa disebut akusala vipaka? Bagaimana dengan, buang air besar, berkeringat, apakah juga termasuk akusala vipaka?
-
:)
Sama seperti darah yang mengalir dari luka. Sama seperti keringat yang bercucuran setelah berolah-raga. Air mata yang menetes pada seseorang saat mengiris bawang adalah reaksi biologis, yang menunjukkan kalau hal ini diebabkan oleh perbuatan.
Kejadian di hidup ini terlalu kompleks untuk dikategorikan sebagai kusala vipaka ataupun akusala vipaka. Namun apapun kejadiannya; berdarah, mata berair, berkeringat, itu semua adalah dukkha.
Quote from: Bond- Kalau air mata mengucur pada saat mengiris bawang itu karena sifat biologis. Lebih tepatnya adalah akusala vipaka.---> bukankah sifat biologis sifatnya alami, mengapa bisa disebut akusala vipaka? Bagaimana dengan, buang air besar, berkeringat, apakah juga termasuk akusala vipaka?
-
:)
Sama seperti darah yang mengalir dari luka. Sama seperti keringat yang bercucuran setelah berolah-raga. Air mata yang menetes pada seseorang saat mengiris bawang adalah reaksi biologis, yang menunjukkan kalau hal ini diebabkan oleh perbuatan.
Kejadian di hidup ini terlalu kompleks untuk dikategorikan sebagai kusala vipaka ataupun akusala vipaka. Namun apapun kejadiannya; berdarah, mata berair, berkeringat, itu semua adalah dukkha.
Jika demikian apakah arahat masih berkeringat? jika ya maka dia belum menaklukan dukkha..
Kembali pada pertanyaan saya kepada bro markos diatas...mungkin bro bisa juga membantu untuk menjawabnya...sehingga nanti kita bisa melihat jawaban dari berbagai sudut pandang.
Xie-xie _/\_
Quote from: Bond- Kalau air mata mengucur pada saat mengiris bawang itu karena sifat biologis. Lebih tepatnya adalah akusala vipaka.---> bukankah sifat biologis sifatnya alami, mengapa bisa disebut akusala vipaka? Bagaimana dengan, buang air besar, berkeringat, apakah juga termasuk akusala vipaka?
-
:)
Sama seperti darah yang mengalir dari luka. Sama seperti keringat yang bercucuran setelah berolah-raga. Air mata yang menetes pada seseorang saat mengiris bawang adalah reaksi biologis, yang menunjukkan kalau hal ini diebabkan oleh perbuatan.
Kejadian di hidup ini terlalu kompleks untuk dikategorikan sebagai kusala vipaka ataupun akusala vipaka. Namun apapun kejadiannya; berdarah, mata berair, berkeringat, itu semua adalah dukkha.
Jika demikian apakah arahat masih berkeringat? jika ya maka dia belum menaklukan dukkha..
Kembali pada pertanyaan saya kepada bro markos diatas...mungkin bro bisa juga membantu untuk menjawabnya...sehingga nanti kita bisa melihat jawaban dari berbagai sudut pandang.
Xie-xie _/\_
Perpisahan sudah terjadi, pertemuan juga sudah terjadi. Kelak bila ada kesempatan untuk bertemu lagi, maka gunakanlah kesempatan itu. Tapi kalau memang sudah tidak ada kesempatan lagi, maka lepaskanlah hal itu.
.......
Hendaknya ini dijadikan pengalaman bahwa karena semua perbuatan kalian dahulu, sehingga mengkondisikan dia untuk meninggalkan kalian. :)
.......
Sampai kapan kalian ingin berbaring di tanah? Sampai kapan kalian ingin memanggil teman-teman kalian untuk melihat bahwa kalian sedang tersungkur di atas tanah?
.......
Maka si A bertekad: 'untuk membuktikan kalau aku memang menyayangi si B, aku harus lebih tegar dan lebih kuat dalam menjalani hidup ini'."
.....
1) Tunjukkanlah bahwa kalian lebih kuat dari sebelumnya, agar dia benar-benar tahu kalau kalian memang orang yang baik.
2) Tunjukkanlah bahwa kalian lebih kuat dari sebelumnya, agar dia menyadari kesalahannya karena telah meninggalkan kalian.
Perpisahan sudah terjadi, pertemuan juga sudah terjadi. Kelak bila ada kesempatan untuk bertemu lagi, maka gunakanlah kesempatan itu. Tapi kalau memang sudah tidak ada kesempatan lagi, maka lepaskanlah hal itu.
.......
Hendaknya ini dijadikan pengalaman bahwa karena semua perbuatan kalian dahulu, sehingga mengkondisikan dia untuk meninggalkan kalian. :)
.......
Sampai kapan kalian ingin berbaring di tanah? Sampai kapan kalian ingin memanggil teman-teman kalian untuk melihat bahwa kalian sedang tersungkur di atas tanah?
.......
Maka si A bertekad: 'untuk membuktikan kalau aku memang menyayangi si B, aku harus lebih tegar dan lebih kuat dalam menjalani hidup ini'."
.....
1) Tunjukkanlah bahwa kalian lebih kuat dari sebelumnya, agar dia benar-benar tahu kalau kalian memang orang yang baik.
2) Tunjukkanlah bahwa kalian lebih kuat dari sebelumnya, agar dia menyadari kesalahannya karena telah meninggalkan kalian.
I like this quote :jempol:
it's time to STAND UP
Yesterday is the last day & last night I cried because of him..
There's no tears will fall down upon my face because of him..
wakakakak.. mantep nih bahasa nya..
makanya kemarin malam Elin uda merencanakan utk ganti signature profile menjadi :JUST NEW REBORN . . .
Anda harus pandai melihat situasi dan karakter dari lawan bicara Anda. Ada beberapa tips untuk Anda:
1) Jelaskan secara panjang lebar tentang konsep Tuhan dan ketuhanan dalam Buddhisme. Tidak masalah kalau dia mempertentangkan atau menyetujuinya. Yang perlu ditekankan adalah Anda sudah menguraikan pandangan Buddhisme tentang hal ini; berdasarkan apa yang Anda ketahui.
2) Jawab secara singkat: "ya" atau "tidak". Ini jawaban yang dapat Anda kemukakan ketika ada orang lain yang ingin bertanya apakah Buddhisme mengakui adanya Tuhan ataupun konsep ketuhanan. Jawaban ya atau tidak ini fleksibel. Anda bisa memakainya untuk kasus-kasus tertentu. Tujuannya untuk mencegah konflik pendapat atau meminimalisasi prasangka buruk di awal terhadap Buddhisme.
3) Anda bisa balik bertanya kepadanya tentang keyakinan orang itu akan Tuhan dan konsep ketuhanan. Ajukan pertanyaan yang sederhana namun bisa menggerakkan pikirannya untuk kembali mengevaluasi pandangan keyakinannya. Setelah itu, Anda bisa melanjutkan dengan menguraikan pandangan Buddhisme, setelah berangkat dari pemahaman-pemahaman hal yang Anda tanyakan tadi.
4) Anda tidak perlu menjawab ataupun menguraikan konsep ketuhanan dalam Buddhisme. Anda bisa mengatakan kalau Anda tidak ingin membahas masalah ini. Biarlah semua orang hidup dalam hak untuk memeluk agama dan keyakinannya masing-masing.
kukira ada nick saya yg baru :)
Saya ingin bertanya, bagaimanakah sikap anjali dan namaskara yg benar
http://dhammacitta.org/tipitaka/sn/sn45/sn45.008.than.html
"Dan apakah, para bhikkhu, pandangan benar? Pengetahuan tentang Dukkha, pengetahuan tentang asal mula Dukkha, pengetahuan tentang berhentinya Dukkha, pengetahuan tentang cara berlatih yang membawa pada berhentinya dukkha: Inilah, para bhikkhu, yang dikatakan pandangan benar.
"Dan apakah tekad benar? Bertekad untuk melepas, untuk bebas dari keinginan buruk, untuk tidak melukai: Inilah yang disebut tekad yang benar.
Quote from: SN 45.8: Magga-vibhanga Suttahttp://dhammacitta.org/tipitaka/sn/sn45/sn45.008.than.html
"Dan apakah, para bhikkhu, pandangan benar? Pengetahuan tentang Dukkha, pengetahuan tentang asal mula Dukkha, pengetahuan tentang berhentinya Dukkha, pengetahuan tentang cara berlatih yang membawa pada berhentinya dukkha: Inilah, para bhikkhu, yang dikatakan pandangan benar.
"Dan apakah tekad benar? Bertekad untuk melepas, untuk bebas dari keinginan buruk, untuk tidak melukai: Inilah yang disebut tekad yang benar.
dalam terjemahan ini, samma sankappa itu diterjemahkan menjadi tekad, bukan pikiran. Yah seprtinya lebih cocok demikian.
nah.... gimana?
mksdnya memperhatikan dhamma? dhammanupassana pada pembagian Satipatthana? atau yg lain? coba definisikan dulu pengertian Anda.
Dalam perhatian benar...mksdnya memperhatikan dhamma? dhammanupassana pada pembagian Satipatthana? atau yg lain? coba definisikan dulu pengertian Anda.
maksudku, memperhatikan gerak-gerik tubuh itu termasuk kepada kategori apa?
untuk pemula mana yang kudu dilakuin samantha atau vipassana
mohon bantuannya _/\_
opung,mau tanya!
di parinibbana sutta dikatakan setelah sang bhagavã mangkat jenazahnya dikremasi..
Tapi,bagaimana bisa meninggalkan relik,berupa; rambut,gigi,tulang punggung,bahkan relik alis mata..
Yg aye tahu orang(jenazah) jika dikremasikan hanya meningalkan sisa berupa abu..
Mohon dijelaskan yoo!
Kamsia ;D
Lalu bagaiamana bisa mengetahui bahwa itu relik dari gigi,relik dari tulang punggung,relik dari rambut,dsb..setahu aye relik yg selama ini dipamerkan berupa kristal2 beraneka bentuk..
Mohon dijelaskan yoo
kamsia ;D
Mengkonsumsi alkohol kalau hanya untuk menghangatkan badan (biasa berlaku di dunia barat) yang mempunyai musim salju
Apakah itu termasuk pelanggaran sila kelima atau bukan ?
Ataukah hanya mencari2 pembenaran semata ?
ada rekan saya buddhis bule bilang, dia pernah terjebak di mobil dalam keadaan bersalju semalaman. tapi kagak butuh minuman beralkohol. secara nalar kita, apakah orang tidak bisa menghangatkan diri dengan cara lain?
mod yunior coba jawab dulu bhw secara ilmiah aja, umur bumi kalo ga salah udah berkisar sekitar 5 milyar tahun (matahari sekitar 7 milyar tahun).... jadi secara sains aja udah amat sangat lamaPertanyaan n0 1 lom dijawab ::)
pertanyaan no 2 udah dijawab ama jerry....
mod yunior coba jawab dulu bhw secara ilmiah aja, umur bumi kalo ga salah udah berkisar sekitar 5 milyar tahun (matahari sekitar 7 milyar tahun).... jadi secara sains aja udah amat sangat lamaPertanyaan n0 1 lom dijawab ::)
pertanyaan no 2 udah dijawab ama jerry....
Apa Bumi yg kita tempatin sekarang masih utuh (belum Kiamat)
Dari SammsamBuddha ke I ( sapa yaaah namanya ???) sampe nanti kedatangan Maitreya
Gitooo lohhh ..... _/\_ ;D
Mau numpang nanya juga yah.waduh kemarin juga kepikiran ini, tapi lupa di post, thx bro...
Jika seseorang mencapai tingkat sotapanna, maka paling banyak terlahir 7 kali lagi
Misal, seseorang pada kehidupan ini, rajin berlatih sehingga mencapai tingkat sotapanna, kemudian dia meninggal. Terus bertumibal lahir lagi menjadi seorang manusia.
Pertanyaannya : Apakah pada kehidupan ini dia mengetahui bahwa pada kehidupannya yg lampau dia telah mencapai sotapanna?
Apakah ada yg pernah mengetahui atau membaca sesuatu yg berhubungan dengan kasus seperti ini?
Thanks
Mau numpang nanya juga yah.Mungkin ...... tidak tau, jika orang yg telah mencapai Sotapanna tidak memiliki Jhana
Jika seseorang mencapai tingkat sotapanna, maka paling banyak terlahir 7 kali lagi
Misal, seseorang pada kehidupan ini, rajin berlatih sehingga mencapai tingkat sotapanna, kemudian dia meninggal. Terus bertumibal lahir lagi menjadi seorang manusia.
Pertanyaannya : Apakah pada kehidupan ini dia mengetahui bahwa pada kehidupannya yg lampau dia telah mencapai sotapanna?
Apakah ada yg pernah mengetahui atau membaca sesuatu yg berhubungan dengan kasus seperti ini?
Thanks
Anumodana _/\_
aline terakhir masih bingung ;D
Dan setelah era Sammasambuddha Gotama lenyap, Planet Bumi akan mengalami kiamat. Kemudian peradaban kehidupan yang baru akan terbentuk kembali. Setelah di suatu masa yang tepat, akan ada seseorang yang terlahir dan kelak akan menjadi Sammsambuddha. Beliau akan dikenal dengan nama Sammasambuddha Metteya, dan menjadi Sammasambuddha ke-5 dan yang terakhir di Planet Bumi ini.
kesimpulan Bumi ini akan kiamat (hancur lebur) di Era ini?? (Buddha Gotama)
kemudian terbentuk bumi yg "baru" di bumi baru ini kelak Bodhisatva Metteya lahir dan menjadi SammsamBuddha ...... ::)
Mungkin agak rancu ??? ...... bumi kiamat yg dimaksud bukan hancur lebur??
ato sekrang yg terjadi sudah merupakan kiamat yg ke 63?? tapi bumi ini tidak hancur lebur
baru Kiamat yg ke 64 akan hancur lebur .......
Benar gak begitu?? ........
Mau numpang nanya juga yah.
Jika seseorang mencapai tingkat sotapanna, maka paling banyak terlahir 7 kali lagi
Misal, seseorang pada kehidupan ini, rajin berlatih sehingga mencapai tingkat sotapanna, kemudian dia meninggal. Terus bertumibal lahir lagi menjadi seorang manusia.
Pertanyaannya : Apakah pada kehidupan ini dia mengetahui bahwa pada kehidupannya yg lampau dia telah mencapai sotapanna?
Apakah ada yg pernah mengetahui atau membaca sesuatu yg berhubungan dengan kasus seperti ini?
Thanks
Mau numpang nanya juga yah.
Jika seseorang mencapai tingkat sotapanna, maka paling banyak terlahir 7 kali lagi
Misal, seseorang pada kehidupan ini, rajin berlatih sehingga mencapai tingkat sotapanna, kemudian dia meninggal. Terus bertumibal lahir lagi menjadi seorang manusia.
Pertanyaannya : Apakah pada kehidupan ini dia mengetahui bahwa pada kehidupannya yg lampau dia telah mencapai sotapanna?
Apakah ada yg pernah mengetahui atau membaca sesuatu yg berhubungan dengan kasus seperti ini?
Thanks
Menurut pendapat saya...
Pencapaian tingkat Sotapanna tidak berbanding lurus dengan kemampuan mengingat kehidupan lampau. Seorang Sotapanna yang terlahir kembali menjadi manusia, belum tentu dapat mengingat kehidupan lampaunya.
[at] mrks, tlg jlazin y apa hasil ngumpulin parami slma mliaran mahakappa?tolong kasih tau gw juga .......
Jdi sy jg bs katakan, mgkin saja mas markosprawira atau peacemind atau anda atau aku, bisa sja sdah ngumpulin parami dri kehdupan2 dulunya.mungkin...
Mgkin saja bsa gitu, betul?
Toh sang bodhisatta sndiri dalam perjalanan ngumpulin parami jg pernah tuh trlahir sbgai hewan brulang2 kali, btol??betul, tp hewan dgn banyak ++ nya, bentuk tubuh yang bagus, kekuatan dll
[at] mrks, tlg jlazin y apa hasil ngumpulin parami slma mliaran mahakappa?
Pemikiran sy bgini, Sng Buddha sndiri mengumpulkan 4 asamkheya seratus ribu kappa, sblum jdi sang Buddha toh kelahiran2 sblumnya masih tetap sbgai manusia,spti perumah tangga, pangeran,dsb, tapi sy blm tahu kapan pastinya yg trtulis dlm sutta, moga ada yg jelazin,tq.
Simpelny bgini mgkin waktu itu Sng Bodhisatta sdah ngumpulin parami sdah selama 4 asamkheyya seratus ribu kappa ( mahakppa mahakappa yg jumlahnya tak trhitung) , ya bleh dibilang miliaran mk). Jdi anggaplah ia sdh ngumpulin 4 asamkheyya 80.000 mahakappa, tak mgkin ia tidak pernah trlahir sbgai manusia slama itu, bukan??
Jdi sy jg bs katakan, mgkin saja mas markosprawira atau peacemind atau anda atau aku, bisa sja sdah ngumpulin parami dri kehdupan2 dulunya.
Mgkin saja bsa gitu, betul?
Toh sang bodhisatta sndiri dalam perjalanan ngumpulin parami jg pernah tuh trlahir sbgai hewan brulang2 kali, btol??
Jdi apa yg saya simpulkan dri pemikiran saya benar atau tidak scra logika, betul??
opaa, i want to ask questionn ;D ;D ;DAnumodana _/\_
aline terakhir masih bingung ;D
Dan setelah era Sammasambuddha Gotama lenyap, Planet Bumi akan mengalami kiamat. Kemudian peradaban kehidupan yang baru akan terbentuk kembali. Setelah di suatu masa yang tepat, akan ada seseorang yang terlahir dan kelak akan menjadi Sammsambuddha. Beliau akan dikenal dengan nama Sammasambuddha Metteya, dan menjadi Sammasambuddha ke-5 dan yang terakhir di Planet Bumi ini.
kesimpulan Bumi ini akan kiamat (hancur lebur) di Era ini?? (Buddha Gotama)
kemudian terbentuk bumi yg "baru" di bumi baru ini kelak Bodhisatva Metteya lahir dan menjadi SammsamBuddha ...... ::)
Mungkin agak rancu ??? ...... bumi kiamat yg dimaksud bukan hancur lebur??
ato sekrang yg terjadi sudah merupakan kiamat yg ke 63?? tapi bumi ini tidak hancur lebur
baru Kiamat yg ke 64 akan hancur lebur .......
Benar gak begitu?? ........
Maaf. Setelah meninjau ulang referensi saya, ada beberapa hal yang perlu saya ralat…
1 Maha Kappa adalah waktu satu masa dunia. 1 Maha Kappa terdiri dari 4 Asankheyya Kappa. Artinya, dalam satu masa dunia terdapat 4 Asankheyya Kappa. 4 Asankheyya Kappa ini masing-masing berlangsung selama 20 Antara Kappa. Dalam periode selama 4 Asankheyya Kappa ini, ada 4 proses besar yang berlangsung di setiap Asankheyya Kappa, yaitu:
- Masa pembentukan dunia
- Masa pengembangan dunia
- Masa penghancuran dunia
- Masa kekosongan dunia
Kehidupan di Planet Bumi yang kita tempati ini sudah berkali-kali mengalami kepunahan. Beragam jenis peradaban kehidupan pernah terbentuk dan musnah kembali seiring berjalannya waktu. Dalam perjalanan yang panjang ini, sudah ada 4 Sammasambuddha yang muncul. Saat ini kita hidup di masa Sammasambuddha Gotama. Meskipun Beliau sudah mangkat sejak 2,5 millenium yang lalu, namun Ajaran-Nya masih tetap eksis sampai saat ini.
Kelak di masa yang akan datang, era Sammasambuddha Gotama ini akan lenyap; yang ditandai dengan lenyapnya pencapaian tingkat kesucian, lenyapnya Ajaran, lenyapnya pelaksanaan Dhamma, lenyapnya simbol eksternal Buddhisme, dan lenyapnya relik. Tingkat moralitas umat manusia akan merosot jauh sehingga kehidupan tidak lagi nyaman. Perlahan tapi pasti, usia rata-rata manusia akan semakin menurun hingga ke titik rata-rata usia 10 tahun. Pada masa ini, sebagian manusia akan pergi berkelompok dan mengasingkan diri dari kebisingan dunia. Mereka akan hidup dengan mengembangkan moralitas dan kebijaksanaan. Mereka menata kembali peradaban kehidupan manusia, sehingga keturunan-keturunan mereka kelak memiliki usia yang lebih panjang. Mereka terus mengembangkan kehidupan yang baik ini hingga usia rata-rata manusia saat itu tidak terhitung (panjang sekali).
Kemudian moralitas dan kebijaksanaan umat manusia pun kembali meluntur, sehingga usia rata-rata manusia saat itu terus menurun. Di satu masa saat usia rata-rata manusia adalah 84.000 tahun, lahirlah seorang bayi yang memiliki 32 Mahapurisa Lakkhana. Kelak Beliau akan menjadi Sammasambuddha Metteya, yakni Sammasambuddha ke-5 sekaligus yang terakhir di Planet Bumi ini. Sammasambuddha Metteya akan membabarkan Dhamma selama ribuan tahun dan kemudian memasuki Mahaparinibbana dan meninggalkan warisan-Nya, yaitu Dhamma dan Vinaya. Perlahan tapi pasti, usia manusia pun kembali menurun seiring dengan merosotnya tingkat moralitas dan kebijaksanaan. Dalam waktu yang sangat panjang kemudian, era Sammasambuddha Metteya ini juga akan lenyap; yang juga ditandai dengan lenyapnya pencapaian tingkat kesucian, lenyapnya Ajaran, lenyapnya pelaksanaan Dhamma, lenyapnya simbol eksternal Buddhisme, dan lenyapnya relik. Usia rata-rata manusia akan jatuh kembali di rata-rata usia 10 tahun.
Di masa itulah Planet Bumi akan menghadapi kiamat yang sesungguhnya. Dalam Satta Suriya Sutta, Sang Buddha menjelaskan bahwa pada masa itu akan ada masanya ketika tidak ada hujan yang turun. Karena tidak ada hujan yang turun, maka kekeringan dan tumbuhan-tumbuhan akan mati. Karena kekeringan dan tumbuhan-tumbuhan mati, maka perlahan hewan-hewan dan manusia juga mati. Lalu di suatu masa muncullah matahari kedua di sistem Tata Surya, sehingga membuat Planet Bumi makin panas. Perlahan dan secara bertahap, muncullah matahari-matahari selanjutnya sehingga ada 7 buah matahari yang nampak dari Planet Bumi. Pada momen ini, Planet Bumi pada akhirnya akan habis terbakar karena panas yang luar biasa. Tidak hanya Planet Bumi yang lenyap, Tata Surya di mana Planet Bumi beredar dan seisi Galaksi Bimasakti juga mengalami kehancuran.
Dari uraian Sang Buddha di Satta Suriya Sutta, kita bisa menyimpulkan bahwa kiamat yang kelak terjadi pada Planet Bumi adalah kiamat karena api. Waktu yang berlangsung sejak punahnya kehidupan di Planet Bumi, munculnya 6 buah matahari secara berurutan, meleburnya Planet Bumi, dan hancurnya keseluruhan Galaksi Bimasakti; ini berlangsung selama 1 Asankheyya Kappa. Periode Asankheyya Kappa ini disebut dengan masa penghancuran dunia. Setelah dunia mengalami kehancuran, muncullah masa kekosongan dunia. Masa kekosongan ini berlangsung selama 1 Asankheyya Kappa juga. Setelah melewati masa kekosongan dunia, maka tibalah masa pembentukan dunia. Masa pembentukan ini juga berlangsung selama 1 Asankheyya Kappa. Setelah masa pembentukan dunia sudah sempurna, maka berlanjutlah ke masa pengembangan dunia. Masa pengembangan dunia ini juga berlangsung selama 1 Asankheyya Kappa. Setelah masa pengembangan dunia berakhir, maka muncullah masa penghancuran dunia… dan seterusnya.
Dalam serangkaian masa penghancuran dunia ini, ada 3 jenis kehancuran yang terjadi secara bergiliran. Ada 64 kali kehancuran dunia dalam satu siklus, yaitu: “1 sampai 7 oleh api, 8 oleh air, 9 hingga 15 oleh api, 16 oleh air, 17 hingga 23 oleh api, dan seterusnya... 56 oleh air, 57 hingga 63 oleh api, dan 64 oleh angin”.
Jadi kiamat yang sudah berulang-kali terjadi di Planet Bumi adalah punahnya kehidupan di Planet Bumi. Namun karena Planet Bumi masih kondusif, maka kehidupan masih bisa berlangsung di planet ini. Kehidupan di Planet Bumi ini akan mengalami perjalanan selama 20 Antara Kappa. Artinya, akan ada 20 kali proses naik-turunnya usia manusia; dari usia rata-rata manusia 10 tahun, beranjak ke usia yang tak terhitung (panjang sekali), dan kemudian kembali merosot ke usia 10 tahun. Jika ada 5 Sammasambuddha yang muncul di Planet Bumi ini, maka berarti secara garis besar akan muncul seorang Sammasambuddha di Planet Bumi ini di setiap 4 Antara Kappa.
Semoga bisa membuat lebih jelas.
ketika dunia ini hancur, apa alam2 yg lainnya juga ikut hancur? ato hanya alam manusia aja yg hancurr?
bukannya alam jhana itu hanya bisa dicapai dengan latihan meditasii (ato ada juga cara lain mencapai jhana selain meditasi yg w blum ketahui)? jadi, klo org2 pada akan lahir di jhana ke 4, berarti kita2 gak usah susah2 berusaha meditasi hingga capai jhana ke 4 dong? kan toh nantinya akan lahir di jhana ke 4 juga kann?\;D/\;D/\;D/ketika dunia ini hancur, apa alam2 yg lainnya juga ikut hancur? ato hanya alam manusia aja yg hancurr?
Cuma bumi aja karena kalau gak salah katanya sebelum bumi hancur kebanyakan orang akan lahir di alam jhana ke-empat.
hmm...yg aku ingat, ketika semuanya hancur, semuanya akan kembali ke mahluk cahaya
[at] mod. Upasaka,
begini, mengapa pd slh st kelahiran dalam perjalanannya ngumpulin parami, diantaranya ada yg sbgai seorang brahmana yg menghina
seorang Buddha kassapa???
Bhkan juga diantara perjalanan ngumpulin paraminya, ia pernah trlahr sbgai pemuda yg tergila2 ama seorang putri, shngga sampai melakukan ritual pengorbanan ratusan binatang???
Apakah sng bodhisatta pd stiap kelhirannya bisa ingat bhwa dia sedang ngumpulin parami???Tq.
bukannya alam jhana itu hanya bisa dicapai dengan latihan meditasii (ato ada juga cara lain mencapai jhana selain meditasi yg w blum ketahui)? jadi, klo org2 pada akan lahir di jhana ke 4, berarti kita2 gak usah susah2 berusaha meditasi hingga capai jhana ke 4 dong? kan toh nantinya akan lahir di jhana ke 4 juga kann?\;D/\;D/\;D/ketika dunia ini hancur, apa alam2 yg lainnya juga ikut hancur? ato hanya alam manusia aja yg hancurr?
Cuma bumi aja karena kalau gak salah katanya sebelum bumi hancur kebanyakan orang akan lahir di alam jhana ke-empat.hmm...yg aku ingat, ketika semuanya hancur, semuanya akan kembali ke mahluk cahaya
kok bisa tauu? taunya darimana bro berduaa? ;D ;D ;D
thanks atas jwbnnyaa bro berduaa \;D/\;D/\;D/
Mettacittena,
Citta _/\_
Alam akanittha (cahaya tanpa batas?) itu salah satu alam brahma jhana ke-4. Memang benar yang dituliskan Citta, kalau lahir kembali di alam brahma, tentunya harus mencapai jhana ke-4 dalam meditasi. Jhana itu bukan unik ajaran Buddha, jadi tanpa ajaran Buddha dikenal orang tetap bisa mencapai jhana. Mungkin karena tahu bumi sudah mau hancur, orang-orangnya jadi tidak melekat pada materialise dan mengembangkan mental mereka.
seingat saya, bukan hanya bumi saja.
alam dewa-dewa juga akan hancur, sampai alam brahma tertentu juga hancur.
[at] mod. Upasaka,
begini, mengapa pd slh st kelahiran dalam perjalanannya ngumpulin parami, diantaranya ada yg sbgai seorang brahmana yg menghina
seorang Buddha kassapa???
Bhkan juga diantara perjalanan ngumpulin paraminya, ia pernah trlahr sbgai pemuda yg tergila2 ama seorang putri, shngga sampai melakukan ritual pengorbanan ratusan binatang???
Apakah sng bodhisatta pd stiap kelhirannya bisa ingat bhwa dia sedang ngumpulin parami???Tq.
ttg menghina buddha kassapa aku belum tau..
iya... itu salah satu perjalanannya, karena dia tidak mengingat/ selalu ingat bahwa dia sedang mengumpulkan parami
konon sih kappa yang gak ada Sammasambuddhanya memang kappa yang paling suram, makhluk-makhluknya moralitasnya lebih rendah daripada kappa yang Sammasambuddhanya 1,2,3,4, atau 5.
Bodhisatta lebih sering terlahir di alam binatang, melakukan perbuatan yang tidak layak di kappa ini.
[at] G.Mod.Gachapin, cntoh prbuatan tidak lyak tuh apa?
[at] ronat, oke lah, kita tnggu sj pnjlzn mod upasaka.
Bodhisatta konon pernah melanggar semua sila kecuali musavada...
Oh, ada suttanya gak sdr.Gachapin???
baca aja di jataka
http://www.sacred-texts.com/bud/j1/index.htm (http://www.sacred-texts.com/bud/j1/index.htm)
Owh english yo? Pyah jg ya dikit2 ngertinya,heheehee.
seingat saya, bukan hanya bumi saja.
alam dewa-dewa juga akan hancur, sampai alam brahma tertentu juga hancur.
Alam akanittha (cahaya tanpa batas?) itu salah satu alam brahma jhana ke-4. Memang benar yang dituliskan Citta, kalau lahir kembali di alam brahma, tentunya harus mencapai jhana ke-4 dalam meditasi. Jhana itu bukan unik ajaran Buddha, jadi tanpa ajaran Buddha dikenal orang tetap bisa mencapai jhana. Mungkin karena tahu bumi sudah mau hancur, orang-orangnya jadi tidak melekat pada materialise dan mengembangkan mental mereka.
seingat saya, bukan hanya bumi saja.
alam dewa-dewa juga akan hancur, sampai alam brahma tertentu juga hancur.
bukannya alam jhana itu hanya bisa dicapai dengan latihan meditasii (ato ada juga cara lain mencapai jhana selain meditasi yg w blum ketahui)? jadi, klo org2 pada akan lahir di jhana ke 4, berarti kita2 gak usah susah2 berusaha meditasi hingga capai jhana ke 4 dong? kan toh nantinya akan lahir di jhana ke 4 juga kann?\;D/\;D/\;D/ketika dunia ini hancur, apa alam2 yg lainnya juga ikut hancur? ato hanya alam manusia aja yg hancurr?
Cuma bumi aja karena kalau gak salah katanya sebelum bumi hancur kebanyakan orang akan lahir di alam jhana ke-empat.hmm...yg aku ingat, ketika semuanya hancur, semuanya akan kembali ke mahluk cahaya
kok bisa tauu? taunya darimana bro berduaa? ;D ;D ;D
thanks atas jwbnnyaa bro berduaa \;D/\;D/\;D/
Mettacittena,
Citta _/\_Alam akanittha (cahaya tanpa batas?) itu salah satu alam brahma jhana ke-4. Memang benar yang dituliskan Citta, kalau lahir kembali di alam brahma, tentunya harus mencapai jhana ke-4 dalam meditasi. Jhana itu bukan unik ajaran Buddha, jadi tanpa ajaran Buddha dikenal orang tetap bisa mencapai jhana. Mungkin karena tahu bumi sudah mau hancur, orang-orangnya jadi tidak melekat pada materialise dan mengembangkan mental mereka.seingat saya, bukan hanya bumi saja.
alam dewa-dewa juga akan hancur, sampai alam brahma tertentu juga hancur.
Sejauh yang saya pahami...
Kiamat yang akan terjadi pada Planet Bumi berlangsung secara bertahap. Sesuai rujukan di Satta Suriya Sutta, Sang Buddha menyatakan bahwa kiamat yang akan terjadi kelak disebabkan oleh munculnya 6 matahari lain secara satu per satu.
Kiamat yang akan terjadi kelak, setelah menghancurkan alam kehidupan manusia dan hewan, juga akan menghancurkan alam kehidupan dewa. Alam Dewa Catumaharajika kelak akan ikut terbakar, demikian pula Alam Dewa Tavatimsa, Yama, Tusita, Nimmanaran, dan Paranimmitavasavattu. Api juga akan membakar habis Alam Brahma Jhana Pertama dan Jhana Kedua; namun tidak sampai membakar Alam Abhassara.
Sebagian besar orang yang meninggal ketika gejala kiamat ini berlangsung, akan terlahir di Alam Abhassara. Mereka bisa terlahir di sana karena mereka sudah mengembangkan meditasi sampai pada tingkat jhana kedua. Di saat kondisi Planet Bumi yang menjelang kiamat, banyak orang yang menerapkan disiplin moralitas dan pengembangan konsentrasi (samadhi). Sebagian dari mereka yang meninggal juga terlahir di Alam Dewa. Setelah terlahir di Alam Dewa, mereka kemudian melanjutkan pengembangan konsentrasi hingga mencapai tingkatan-tingkatan jhana.
Ketika kiamat, banyak kamma dari makhluk-makhluk yang menjadi ahosi (tidak berbuah) ataupun tertunda. Oleh karena itu, sangat mungkin bagi banyak makhluk dari alam menderita yang dapat terlahir di alam kehidupan yang lebih baik. Dan pada akhirnya tibalah masa 'demam meditasi'* yang melanda bagi sebagian besar manusia dan dewa; akibat dari tuntutan alam.
*Demam meditasi -> adalah istilah yang saya pakai untuk menggambarkan suatu keadaan di mana meditasi menjadi prioritas hidup; karena banyak orang yang ingin mencapai tingkat jhana dan ketenangan spiritual dalam menghadapi kiamat. Demam meditasi ini ibarat Demam Piala Dunia, yang mewabah di seluruh penjuru dunia.
hoo gitu tohh ;D ;D ;D ;Dseingat saya, bukan hanya bumi saja.
alam dewa-dewa juga akan hancur, sampai alam brahma tertentu juga hancur.
sampe alam rupa brahma..... arupa brahma-nya lolos....
Dlm Mahayana, surga tusita luar hancur, tapi surga Tusita dalam tidak terkena dampak.Ini harus dikonfirmasi oleh setidaknya Bro Gandalf atau Chingik atau Sobat-dharma. ;D
maksudnya untuk cluster mewah aman karena konstruksi istananya lebih kokohDlm Mahayana, surga tusita luar hancur, tapi surga Tusita dalam tidak terkena dampak.Ini harus dikonfirmasi oleh setidaknya Bro Gandalf atau Chingik atau Sobat-dharma. ;D
jelas saja alam arupa tidak hancur, pernahkah anda lihat sebuah "cahaya" bisa di panaskan oleh api, air , angin?
mungkin seperti itulah alam Arupa mirip cahaya yang tanpa bentuk tetapi ada.
tp dalam fisika... Black hole bisa menghisap cahaya... dan cahaya tersebut lenyap... dan kalo dia makin besar, benda pembuat cahaya juga bisa di hisap
masa cahaya bisa di hisap?....baru tahu gw...
lagian black hole yg mana dulu, dalam buddhis tidak ada kiamat black hole...
lagian teori black hole belum ada kepastian resminya, sama halnya teori big bang....semua masih perkiraan
setau ku black hole yg di maksud ini yg di tegah2 bima sakti...
pernah dgn teory gravitasi? dan hubungannya dgn massa benda
nah, klo ga salah ingat...
makin besar massa suatu planet makin besar pula gaya gravitasinya
masalahnya timbul.. sebesar apa planet yg bisa mempunyai gravitasi maximum
terus apa yg effectnya jika gravitasi mencapai titik maksimum
yup, dalam buddhis ga ada kiamat black hole, makanya..aku bilang.. dalam fisika, lagian bukan ttg kiamat koq, ttg cahaya ...
klo di kasih perupamaan cahaya mana yg bisa di panaskan dgn api, air angin.. kurasa kurang cocok
soalnya :
cahaya api bisa dipanaskan dgn api
cahaya matahari..juga panas.. karena matahari
cahaya lampu juga panas.. karena listrik...
masa cahaya bisa di hisap?....baru tahu gw...krn cahaya adl partikel, dan partikel terkena dampak gravitasi. ya, cahaya bisa dihisap black hole :)
lagian black hole yg mana dulu, dalam buddhis tidak ada kiamat black hole...
lagian teori black hole belum ada kepastian resminya, sama halnya teori big bang....semua masih perkiraan
masa sih, cahaya terkena dampak gravitasi, memang cahaya punya massa?masa cahaya bisa di hisap?....baru tahu gw...krn cahaya adl partikel, dan partikel terkena dampak gravitasi. ya, cahaya bisa dihisap black hole :)
lagian black hole yg mana dulu, dalam buddhis tidak ada kiamat black hole...
lagian teori black hole belum ada kepastian resminya, sama halnya teori big bang....semua masih perkiraan
jadi andai saya pegang senter lampu, terus nyorot ke BH, bisa cahaya lampu nya di sedot?Karena ini berbicara tentang gravitasi dari Black Hole yg sangat2 kuat. Jangan memakai nalar gravitasi Bumi yg ada skrg sbg acuan. ;D
sy bodoh fisika, tapi belom pernah melihat fenomena cahaya di isap...lantas kenapa cahaya matahari tidak boleh di sedot?masa sih, cahaya terkena dampak gravitasi, memang cahaya punya massa?masa cahaya bisa di hisap?....baru tahu gw...krn cahaya adl partikel, dan partikel terkena dampak gravitasi. ya, cahaya bisa dihisap black hole :)
lagian black hole yg mana dulu, dalam buddhis tidak ada kiamat black hole...
lagian teori black hole belum ada kepastian resminya, sama halnya teori big bang....semua masih perkiraan
Sebagian besar orang yang meninggal ketika gejala kiamat ini berlangsung, akan terlahir di Alam Abhassara. Mereka bisa terlahir di sana karena mereka sudah mengembangkan meditasi sampai pada tingkat jhana kedua. Di saat kondisi Planet Bumi yang menjelang kiamat, banyak orang yang menerapkan disiplin moralitas dan pengembangan konsentrasi (samadhi). Sebagian dari mereka yang meninggal juga terlahir di Alam Dewa. Setelah terlahir di Alam Dewa, mereka kemudian melanjutkan pengembangan konsentrasi hingga mencapai tingkatan-tingkatan jhana.
Ketika kiamat, banyak kamma dari makhluk-makhluk yang menjadi ahosi (tidak berbuah) ataupun tertunda. Oleh karena itu, sangat mungkin bagi banyak makhluk dari alam menderita yang dapat terlahir di alam kehidupan yang lebih baik. Dan pada akhirnya tibalah masa 'demam meditasi'* yang melanda bagi sebagian besar manusia dan dewa; akibat dari tuntutan alam.
oh begitu jadi lahir dialam abassara seperti tempat sementara sambil menunggu alam2 terbentuk kembali...
kalo yang karmanya ahosi bagaimana? tetep menetap di alam abassara?
oh begitu jadi lahir dialam abassara seperti tempat sementara sambil menunggu alam2 terbentuk kembali...
kalo yang karmanya ahosi bagaimana? tetep menetap di alam abassara?
Untuk bisa terlahir di Alam Abhassara, seseorang harus sudah mencapai tingkat jhana kedua dalam meditasi. Makhluk-makhluk dari alam menderita yang meninggal, akan beranjak terlahir ke alam-alam yang lebih baik. Ketika mereka terlahir di alam yang baik, mereka bisa mengembangkan jhana dalam meditasi. Dalam latihan pengembangan ini, mereka bisa mengembangkan tingkat jhana, sehingga kelak mereka bisa terlahir kembali di Alam Abhassara atau alam brahma yang lebih tinggi lainnya. Tidak ada yang secara gratis bisa terlahir di Alam Abhassara.
Butuh perjuangan keras untuk bisa terlahir kembali di Alam Abhassara, apalagi untuk merealisasi Nibbana.
tingkat kesucian sotapanna itu bisa di peroleh di alam selain manusiamakanya aye tanya...
[at] upasaka
bro upassaka, ini mengenai kehancuran alam..
[at] chubby
untuk karma yg Ahosi, sepengetahuan saya... itu karena betul2 tidak terdapat landasan untuk karma bekerja sama sekali
untuk karma akibat perbuatan jahat yg katagori kecil mungkin lebih mudah terjadi, tp tidak berarti seluruh karma buruk bisa Ahosi, agar semuanya Ahosi, caranya merelealisasi Nibanna, setelah Parinibanna, tidak ada lagi karma yg bisa bekerja, dan ada kemungkinan hal ini terjadi, yaitu :
mengenai posisinya di alam Abassara, jika dia merupakan sopattana yg kelahiran ke 7 nya di Abassara, jika dia merupakan Anagami atau Sakadagami yg kelahiran terakhirnya di Abassara, maka selesai masa hidupnya di abassara, dia akan meraih Nibanna...
yah, begitu menurutku, btw, keknya gak ada mahluk yg berdiam selamanya di 1 alam, semua alam ada masa waktunya
thanks untuk koreksi nya :P, jd PASTI ahosinya saat dia mencapai Parinibanna :)[at] upasaka
bro upassaka, ini mengenai kehancuran alam..
[at] chubby
untuk karma yg Ahosi, sepengetahuan saya... itu karena betul2 tidak terdapat landasan untuk karma bekerja sama sekali
untuk karma akibat perbuatan jahat yg katagori kecil mungkin lebih mudah terjadi, tp tidak berarti seluruh karma buruk bisa Ahosi, agar semuanya Ahosi, caranya merelealisasi Nibanna, setelah Parinibanna, tidak ada lagi karma yg bisa bekerja, dan ada kemungkinan hal ini terjadi, yaitu :
mengenai posisinya di alam Abassara, jika dia merupakan sopattana yg kelahiran ke 7 nya di Abassara, jika dia merupakan Anagami atau Sakadagami yg kelahiran terakhirnya di Abassara, maka selesai masa hidupnya di abassara, dia akan meraih Nibanna...
yah, begitu menurutku, btw, keknya gak ada mahluk yg berdiam selamanya di 1 alam, semua alam ada masa waktunya
saat mencapai kesucian, ga semua kamma lampau PASTI ahosi, bro.... bisa dilihat pada kasus buddha gautama aja yg masih difitnah, ujung kakinya luka, dsbnya
hehehe, iya :)
emang sengaja di bikin pernyataan seperti itu ..
karena yg baru aku tahu, ttg hal tsb , yaitu hasil pembabaran Dhamma di surga Tavatimsa, dimana Para Dewa dan Bramana, mencapai tingkat sotapanna.
berarti tidak harus di alam manusia :)
untuk hal2 lain belum aku ketahui, jd sementara pernyataan ku, masih begitu
thanks untuk koreksi nya :P, jd PASTI ahosinya saat dia mencapai Parinibanna :)[at] upasaka
bro upassaka, ini mengenai kehancuran alam..
[at] chubby
untuk karma yg Ahosi, sepengetahuan saya... itu karena betul2 tidak terdapat landasan untuk karma bekerja sama sekali
untuk karma akibat perbuatan jahat yg katagori kecil mungkin lebih mudah terjadi, tp tidak berarti seluruh karma buruk bisa Ahosi, agar semuanya Ahosi, caranya merelealisasi Nibanna, setelah Parinibanna, tidak ada lagi karma yg bisa bekerja, dan ada kemungkinan hal ini terjadi, yaitu :
mengenai posisinya di alam Abassara, jika dia merupakan sopattana yg kelahiran ke 7 nya di Abassara, jika dia merupakan Anagami atau Sakadagami yg kelahiran terakhirnya di Abassara, maka selesai masa hidupnya di abassara, dia akan meraih Nibanna...
yah, begitu menurutku, btw, keknya gak ada mahluk yg berdiam selamanya di 1 alam, semua alam ada masa waktunya
saat mencapai kesucian, ga semua kamma lampau PASTI ahosi, bro.... bisa dilihat pada kasus buddha gautama aja yg masih difitnah, ujung kakinya luka, dsbnya
mau tanya neh..
bisakah pernikahan ala buddhism dilakukan untuk pasangan yang cowoknya belum tisarana dan ceweknya katholik..
mohon input donk..
apa2 aja yang perlu dipersiapkan ?
mau tanya neh..Bisa ajee..setau saya, di vihara siantar, tidak meminta bukti visudhi dari calon pengantin..
bisakah pernikahan ala buddhism dilakukan untuk pasangan yang cowoknya belum tisarana dan ceweknya katholik..
mohon input donk..
apa2 aja yang perlu dipersiapkan ?
Mw tny nih..Pandangan bnr tu ap y??
[at] upasaka
bro upassaka, ini mengenai kehancuran alam..
[at] chubby
untuk karma yg Ahosi, sepengetahuan saya... itu karena betul2 tidak terdapat landasan untuk karma bekerja sama sekali
untuk karma akibat perbuatan jahat yg katagori kecil mungkin lebih mudah terjadi, tp tidak berarti seluruh karma buruk bisa Ahosi, agar semuanya Ahosi, caranya merelealisasi Nibanna, setelah Parinibanna, tidak ada lagi karma yg bisa bekerja, dan ada kemungkinan hal ini terjadi, yaitu :
mengenai posisinya di alam Abassara, jika dia merupakan sopattana yg kelahiran ke 7 nya di Abassara, jika dia merupakan Anagami atau Sakadagami yg kelahiran terakhirnya di Abassara, maka selesai masa hidupnya di abassara, dia akan meraih Nibanna...
yah, begitu menurutku, btw, keknya gak ada mahluk yg berdiam selamanya di 1 alam, semua alam ada masa waktunya
saat mencapai kesucian, ga semua kamma lampau PASTI ahosi, bro.... bisa dilihat pada kasus buddha gautama aja yg masih difitnah, ujung kakinya luka, dsbnya
W g nGerti Dukkha tu ap..waduh..jgn make tulisan alay dunk
TlG jLasIn..
Klo mnrUt aGaMa buDDha G mnGeNaL Tuhan,jd mNuSiA trciPtA Dr mNa??
Apakah Pàrami ?
Jawaban pertanyaan ini adalah: kebajikan-kebajikan mulia seperti dàna, sila, dan lain-lain, tidak melibatkan kemelekatan, kesombongan maupun pandangan salah, namun dibangun dengan dasar welas asih yang mulia dan kebijaksanaan yang terampil dalam mengumpulkan jasa, inilah yang disebut Pàrami.
Penjelasan lebih lanjut: Sewaktu memberi dàna, jika dinodai oleh kemelekatan, dengan berpikir “ini adalah danaku”; jika dinodai oleh kesombongan, dengan berpikir “dàna ini adalah milikku”; jika dinodai oleh pandangan salah, “dàna ini adalah aku,” dàna semacam ini disebut telah dinodai oleh kemelekatan, kesombongan, dan pandangan salah. Hanya dàna yang tidak dinodai oleh kemelekatan, kesombongan, dan pandangan salah yang dapat disebut Kesempurnaan. (penjelasan yang sama berlaku untuk sila)
Lebih jauh lagi, untuk dapat disebut Pàrami, tindakan kebajikan seperti dàna, sãla, dan lain-lain, tidak hanya harus bebas dari kemelekatan, kesombongan, dan pandangan salah, akan tetapi juga harus dibangun atas dasar welas asih yang mulia (Mahàkarunà) dan kebijaksanaan yang terampil dalam mengumpulkan kebajikan ).
mengutip buku Riwayat Agung Para BuddhaQuoteApakah Pàrami ?
Jawaban pertanyaan ini adalah: kebajikan-kebajikan mulia seperti dàna, sila, dan lain-lain, tidak melibatkan kemelekatan, kesombongan maupun pandangan salah, namun dibangun dengan dasar welas asih yang mulia dan kebijaksanaan yang terampil dalam mengumpulkan jasa, inilah yang disebut Pàrami.
Penjelasan lebih lanjut: Sewaktu memberi dàna, jika dinodai oleh kemelekatan, dengan berpikir “ini adalah danaku”; jika dinodai oleh kesombongan, dengan berpikir “dàna ini adalah milikku”; jika dinodai oleh pandangan salah, “dàna ini adalah aku,” dàna semacam ini disebut telah dinodai oleh kemelekatan, kesombongan, dan pandangan salah. Hanya dàna yang tidak dinodai oleh kemelekatan, kesombongan, dan pandangan salah yang dapat disebut Kesempurnaan. (penjelasan yang sama berlaku untuk sila)
Lebih jauh lagi, untuk dapat disebut Pàrami, tindakan kebajikan seperti dàna, sãla, dan lain-lain, tidak hanya harus bebas dari kemelekatan, kesombongan, dan pandangan salah, akan tetapi juga harus dibangun atas dasar welas asih yang mulia (Mahàkarunà) dan kebijaksanaan yang terampil dalam mengumpulkan kebajikan ).
saya ingin mengetahui cara-cara meditasi untuk pemula.adakah yang bisa bantu memberi tahu.tapi jangan rumit-rumit kali menerangkannya.
benarkah melalui meditasi kita bisa lihat kehidupan yang lalu?
benarkah melalui meditasi kita bisa lihat kehidupan yang lalu?
pkai hypnosys bs jg lhat ms lampau.Mngkn maksd bro Dhanuttono diri sendri tdk bs lihat kehdpn masa lampau.. Klo hypnosys kan lewat perantara bukn diri sendri.. Nah klo hypnosys bnr ato tdk bs liht masa lampau?
saya ingin mengetahui cara-cara meditasi untuk pemula.adakah yang bisa bantu memberi tahu.tapi jangan rumit-rumit kali menerangkannya.
link nya kurang jelas buat saya
benarkah melalui meditasi kita bisa lihat kehidupan yang lalu?
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,11573.0.html (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,11573.0.html)
rajin2 baca thread2 DC yaaah...
pkai hypnosys bs jg lhat ms lampau.
coba broW tanya si tukangnya,kenapa tak bs lhat neraka dan surga?pkai hypnosys bs jg lhat ms lampau.
tapi dari semua testimoni hasil hypnosys, kok saya belum pernah baca kisah pengalaman di alam neraka atau alam deva/brahma ya? apakah hypnosys hanya terbatas di alam manusia? menurut gue sih hypnosys masih tidak bisa dijadikan rujukan pasti dalam hal kehidupan lampau
tanya;apakah pada saat mendekati ajal kondisi batin sedang panik(cth;mati akibat terpanggang bara api di rumah yg kebakaran) apakah dgn kondisi batin panik, setelah meninggal akan terlahir di alam rendah? thank
tanya;apakah pada saat mendekati ajal kondisi batin sedang panik(cth;mati akibat terpanggang bara api di rumah yg kebakaran) apakah dgn kondisi batin panik, setelah meninggal akan terlahir di alam rendah? thank
tanya;apakah pada saat mendekati ajal kondisi batin sedang panik(cth;mati akibat terpanggang bara api di rumah yg kebakaran) apakah dgn kondisi batin panik, setelah meninggal akan terlahir di alam rendah? thank
bro Johnz, pertanyaan seharusnya spt...
1. cara terbaik menghadapin jalan buntu di rumah yg kebakaran secara Buddhist ?
tanya;apakah pada saat mendekati ajal kondisi batin sedang panik(cth;mati akibat terpanggang bara api di rumah yg kebakaran) apakah dgn kondisi batin panik, setelah meninggal akan terlahir di alam rendah? thank
Dalam pandangan Buddhisme, gejolak emosi negatif (seperti marah, benci, panik, takut, dsb.) yang muncul dalam pikiran seseorang sesaat sebelum dia meninggal dunia; sangat riskan membuatnya untuk terlahir kembali di alam-alam menderita.
Hukum kamma adalah hukum yang sangat berkontribusi dalam siklus kelahiran kembali. Jika seseorang pernah menimbun garuka kamma, maka setelah kematiannya ia akan terlahir kembali di alam berikutnya karena dorongan kamma ini. Namun jika dia tidak menimbun garuka kamma, maka pikiran (gejolak batin) sesaat sebelum meninggal ini yang akan lebih dominan mempengaruhi kelahiran kembali orang tersebut. Gerakan pikiran dan gejolak batin serta perbuatan-perbuatan terakhir di masa hidupnya ini disebut dengan asanna kamma. Jika tidak ada asanna kamma, maka yang lebih dominan adalah acinna kamma, yaitu perbuatan-perbuatan dan kebiasaan yang pernah dilakukan orang tersebut semasa hidupnya. Dan bila acinna kamma tidak dominan, maka yang akan bersifat lebih dominan adalah kattata kamma, yaitu perbuatan-perbuatan dan kebiasaan yang pernah dilakukan orang tersebut di kehidupan-kehidupan sebelumnya.
Kondisi batin yang panik menjelang kematian adalah termasuk dalam asanna kamma. Dan seseorang yang meninggal dunia dalam kondisi seperti itu sangat riskan untuk terlahir ke alam menderita. Dalam bahasa sehari-hari, orang-orang menyebut kematian seperti itu dengan istilah "mati penasaran". Kita tidak bisa memastikan bahwa semua orang yang mati dalam keadaan panik pasti akan terlahir di alam menderita. Sebab semuanya juga bergantung pada kamma yang pernah dilakukan.
:)
garuka kamma artinya adalah kamma yang berat, yaitu kamma yang buahnya sangat besar.
garuka kamma ada 2 macam, akusala dan kusala, atau buruk dan baik.
akusala kamma ada 5, membunuh ayah, ibu, arahat, melukai Sang Buddha, memecah belah sangha. akubatnya terlahir di neraka avici, neraka yang paling menderita.
kusala kamma adalah mencapai 4 rupa jhana dan 4 arupa jhana. akibatnya adalah terlahir di alam brahma.
Ok,pertanyaan sy ganti, ;Dtanya;apakah pada saat mendekati ajal kondisi batin sedang panik(cth;mati akibat terpanggang bara api di rumah yg kebakaran) apakah dgn kondisi batin panik, setelah meninggal akan terlahir di alam rendah? thank
bro Johnz, pertanyaan seharusnya spt...
1. cara terbaik menghadapin jalan buntu di rumah yg kebakaran secara Buddhist ?
Ok,pertanyaan sy ganti, ;Dtanya;apakah pada saat mendekati ajal kondisi batin sedang panik(cth;mati akibat terpanggang bara api di rumah yg kebakaran) apakah dgn kondisi batin panik, setelah meninggal akan terlahir di alam rendah? thank
bro Johnz, pertanyaan seharusnya spt...
1. cara terbaik menghadapin jalan buntu di rumah yg kebakaran secara Buddhist ?
Katakanlah si A terjebak di rumah yg di lalap si jago merah,ketika mau keluar dr rumah ternyata pintu rumahnya terkunci dgn gembok,
apakah yg patut di lakukan si A;
A. berusaha keluar dari rumah,dgn segala cara,*tentunya andrenalin akan berpacu kencang(baca;panik)
B. Pasrah,mencoba untuk menerima keadaan
Thank ;D
pkai hypnosys bs jg lhat ms lampau.
tapi dari semua testimoni hasil hypnosys, kok saya belum pernah baca kisah pengalaman di alam neraka atau alam deva/brahma ya? apakah hypnosys hanya terbatas di alam manusia? menurut gue sih hypnosys masih tidak bisa dijadikan rujukan pasti dalam hal kehidupan lampau
Ok,pertanyaan sy ganti, ;Dtanya;apakah pada saat mendekati ajal kondisi batin sedang panik(cth;mati akibat terpanggang bara api di rumah yg kebakaran) apakah dgn kondisi batin panik, setelah meninggal akan terlahir di alam rendah? thank
bro Johnz, pertanyaan seharusnya spt...
1. cara terbaik menghadapin jalan buntu di rumah yg kebakaran secara Buddhist ?
Katakanlah si A terjebak di rumah yg di lalap si jago merah,ketika mau keluar dr rumah ternyata pintu rumahnya terkunci dgn gembok,
apakah yg patut di lakukan si A;
A. berusaha keluar dari rumah,dgn segala cara,*tentunya andrenalin akan berpacu kencang(baca;panik)
B. Pasrah,mencoba untuk menerima keadaan
Thank ;D
Kalau setelah melakukan option A maka orang tersebut bisa keluar, maka keputusan itu baik. Tapi kalau tidak bisa keluar, maka coba cari jalan lain; misalnya berusaha keluar lewat jendela atau minta tolong. Kalau memang tidak bisa keluar, tidak ada yang bisa dilakukan selain menerima keadaan itu. Karena kematian sudah dekat, maka persiapkanlah diri untuk mengalami kematian dengan tenang.
Bagaimana bisa tenang dalam keadaan seperti itu? Mungkin sulit untuk menghadapi kematian dengan tenang, tapi setidaknya adalah lebih baik daripada meronta-ronta dan membuang-buang energi sehingga akhirnya pun mati penasaran.
Namo Buddhaya
karena ini topic Q&A
ane jg mau tanya dikit2 ya gan.. hehe
tp pertama2 ni maap dulu kalo pertanyaan terkesan konyol/lucu.. maklum pngetahuan ane masi blom ad apa2ntya jadi tolong minta bantuan guru2 dsini ya ^:)^
1. bagaimanakah pandangan umat Buddha mengenai kematian ? Apakah seseorang yang telah meninggal harus didoakan terus menerus ATAU dibiarkan dengan anggapan itu adalah efek dari kamma mereka?
2. saya belum ikut trisarana (tiap taun tertunda mulu gara2 ada halangan, mulai dari ujian ampe ada retret sekola), apakah itu suatu kewajiban untuk ikut trisarana & apakah ada batas umurnya ?
3. kalo vegetarian itu wajib ga ya ? apakah sabda Sang Buddha mengenai hal ini ? ane ga ngerti soalnya tripitaka itu saking banyaknya dan ane ga perna sekolah agama Buddha ni.. Ampe skrng SMP - SMA sekolah di sekolah agama tetangga yg super fanatik..
pertama2 ini dolo ya.. mohon maaf kalo ada kesalahan pengucapan.. ane cmn pngen bertanya & i mean no offence tq !! ^-^
Dari pada berdebat...
bilang aja kalau berani...
minggu ini bersama-sama ke gereja..
minggu berikutnya ke wihara (dan seterusnya)..
supaya sama2 bisa memahamin lebih mendalam..
Mau tanya neh..
1. Karma kan dari niat pikiran, ucapan, perbuatan, MISALnya anak umur 2 tahun bermain dengan pisau dan menusuk ibunya yg sedang tidur terus mati ibuny, apakah ada karma buruk? Kan anak itu tidak ada niat.
2. Misalnya juga orang gila lempar orang lain dengan batu, apakah ada karma buruk? Kan juga tidak ada niat, karena sudah gila..
3. Misalnya saya sebagai pimpiman sebuah perusahaan, saya ada 1 orang pengurus dan 1 orang supir mobil truk, tiba2 suatu hari supir mobil truk menabrak orang di jalan dan mati karena remnya bermasalah karena setiap pergi tidak selalu di cek, adakah yg melakukan karma buruk? Apakah saya pimpinan perusahaan karena tidak memerintahkan pengurus buat cek mobik truk tiap saat sebelum pergi, kalau tiap saat di cek pasti tidak ada kecelakaan itu? Atau supirnya yg menabrak?
Thanx..
[At] Glomod Indra
Saya masi bingung jawabannya, mohon jawabannya lagi. Hehehehe.
1. Berarti anak umur 2 tahun tersebut melakukan karma buruk?
2. Berarti orang gila itu tidak melakukan karma buruk?
3. Berarti saya sebagai pimpinan perusahaan tidak ada karma buruk atas kejadian anak buah saya yg menyebabkan kematiaan orang lain?
Thanx.
Mau tanya lagi neh. Hehehe1. iya.
1. Jika saya membuka restoran seafood apakah melakukan karma buruk?
2. Koki saya pemotong ikan, ayam, kepiting dan lain2 pasti melakukan karma buruk, apakah saya mendapat karma buruk karena koki tersebut membunuh karena saya?
Thanx.
Mau tanya neh..
1. Karma kan dari niat pikiran, ucapan, perbuatan, MISALnya anak umur 2 tahun bermain dengan pisau dan menusuk ibunya yg sedang tidur terus mati ibuny, apakah ada karma buruk? Kan anak itu tidak ada niat.
2. Misalnya juga orang gila lempar orang lain dengan batu, apakah ada karma buruk? Kan juga tidak ada niat, karena sudah gila..
3. Misalnya saya sebagai pimpiman sebuah perusahaan, saya ada 1 orang pengurus dan 1 orang supir mobil truk, tiba2 suatu hari supir mobil truk menabrak orang di jalan dan mati karena remnya bermasalah karena setiap pergi tidak selalu di cek, adakah yg melakukan karma buruk? Apakah saya pimpinan perusahaan karena tidak memerintahkan pengurus buat cek mobik truk tiap saat sebelum pergi, kalau tiap saat di cek pasti tidak ada kecelakaan itu? Atau supirnya yg menabrak?
Thanx..
Namo Buddhaya1. doakan lha.
karena ini topic Q&A
ane jg mau tanya dikit2 ya gan.. hehe
tp pertama2 ni maap dulu kalo pertanyaan terkesan konyol/lucu.. maklum pngetahuan ane masi blom ad apa2ntya jadi tolong minta bantuan guru2 dsini ya ^:)^
1. bagaimanakah pandangan umat Buddha mengenai kematian ? Apakah seseorang yang telah meninggal harus didoakan terus menerus ATAU dibiarkan dengan anggapan itu adalah efek dari kamma mereka?
2. saya belum ikut trisarana (tiap taun tertunda mulu gara2 ada halangan, mulai dari ujian ampe ada retret sekola), apakah itu suatu kewajiban untuk ikut trisarana & apakah ada batas umurnya ?
3. kalo vegetarian itu wajib ga ya ? apakah sabda Sang Buddha mengenai hal ini ? ane ga ngerti soalnya tripitaka itu saking banyaknya dan ane ga perna sekolah agama Buddha ni.. Ampe skrng SMP - SMA sekolah di sekolah agama tetangga yg super fanatik..
pertama2 ini dolo ya.. mohon maaf kalo ada kesalahan pengucapan.. ane cmn pngen bertanya & i mean no offence tq !! ^-^
_/\_ mau nanya nih1. jadi Anda pelit gitu bagi karma baik Anda?
1. mengenai pelimpahan jasa
dalam Brahma Vihara Pharana (betul gak tulisannya?) pada bagian Upekkha ada dijelaskan tentang kamma kita , tetapi dalam pelimpahan jasa , jasa2 perbuatan baik itu kita limpahkan / salurkan kepada makhluk2 lain
dalam pikiran saya ini bertentangan jadi mohon penjelasannya para senior
2. dana
ini kejadian nyata sseorang melarikan uang dana pelita yang dikumpulkannya (dia ini anggota vihara jadi kita percaya padanya mungkin keadaan yang memaksanya melakukan demikian)
yang ingin saya tanyakan jika kita menitipkan dana kita kepada orang tersebut yang kemudian dilarikan apa yg harus kita perbuat apakah kita harus berdana ulang ataukah kita berprinsip bahwa kita sudah berdana dengan tekad yg baik dan apa yg terjadi dengan uang itu jangan kita pikirkan lagi
terima kasih :)
Mau tanya neh..
2. Misalnya juga orang gila lempar orang lain dengan batu, apakah ada karma buruk? Kan juga tidak ada niat, karena sudah gila..
Thanx..
2. kalau orang gila saya percaya tidak ada niat.
Mau tanya lagi neh. Hehehe
1. Jika saya membuka restoran seafood apakah melakukan karma buruk?
2. Koki saya pemotong ikan, ayam, kepiting dan lain2 pasti melakukan karma buruk, apakah saya mendapat karma buruk karena koki tersebut membunuh karena saya?
Thanx.
_/\_ mau nanya nih
1. mengenai pelimpahan jasa
dalam Brahma Vihara Pharana (betul gak tulisannya?) pada bagian Upekkha ada dijelaskan tentang kamma kita , tetapi dalam pelimpahan jasa , jasa2 perbuatan baik itu kita limpahkan / salurkan kepada makhluk2 lain
dalam pikiran saya ini bertentangan jadi mohon penjelasannya para senior
2. dana
ini kejadian nyata sseorang melarikan uang dana pelita yang dikumpulkannya (dia ini anggota vihara jadi kita percaya padanya mungkin keadaan yang memaksanya melakukan demikian)
yang ingin saya tanyakan jika kita menitipkan dana kita kepada orang tersebut yang kemudian dilarikan apa yg harus kita perbuat apakah kita harus berdana ulang ataukah kita berprinsip bahwa kita sudah berdana dengan tekad yg baik dan apa yg terjadi dengan uang itu jangan kita pikirkan lagi
terima kasih :)
1. prinsip pelimpahan jasa adalah menanamkan pikiran baik bagi makhluk-makhluk lain.
misalnya kita berbuat baik, maka orang lain turut berpikiran baik juga. dalam kasus tertentu ada makhluk-makhluk di alam peta tertentu yang bila kita mempersembahkan dana, maka mereka turut berpikiran baik dan karena perbuatan mereka sendiri (pikiran) maka mereka bisa menerima buah yang baik juga. jadi kita tetap menerima buah yang baik, makhluk-makhluk tersebut juga menerima buah yang baik akibat pikiran mereka sendiri.
2. prinsipnya dana adalah berbuat baik, dan belajar untuk melepas atau mengurangi kemelekatan. tentu saja yang penting adalah niat ketika kita berdana. pikiran yang timbul setelah kita berdana juga akan mempengaruhi dana tersebut. misalnya kita berdana dengan niat yang baik, kemudian setelah tahu dana yang kita berikan rusak karena bencana, maka timbul penyesalan (pikiran buruk), maka tentu saja buahnya berkurang. lebih lengkap tentang dana bisa dibaca di sini:
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,15307.0.html (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,15307.0.html)
Tanya dunk om,
Ada beberapa pedagang yg tidak menetapkan harga dagangnya secara multak,*lihat costumer dulu..kalo costumernya tampilannya berduit di jual sekian,kalo costumernya tampang melarat di jual harga sekian..
Nah,contoh pedagang begini termasuk mata pencarian salah ga om?
Thank ;D
kalo di jual murah ke yang tidak berduit tidak salah.Masa si? ;D
yang salah kalo liat tampang berduit jual rada mahalan ( mau untung gede an) itu salah karena terlalu serakah.
yang bener tidak lihat tampang berduit tidak berduit tetap sama harganya.( termasuk uphekka tidak terguncang karena kaya atau miskin)
Tidak lah. Itu namanya subsidi silang. Misal wa jual celana wanita. Yang beli wanita kaya saya jual 10.000 kalo yang miskin 8000 harga jual sebenarnya 9000. Yang penting masih cuan
Tidak lah. Itu namanya subsidi silang. Misal wa jual celana wanita. Yang beli wanita kaya saya jual 10.000 kalo yang miskin 8000 harga jual sebenarnya 9000. Yang penting masih cuan
wakaka tidak bakal jalan tuh, kalo yang beli kaya cuma satu orang sehari sedang yang beli murah 50 orang sehari bagaimana?
Tanya dunk om,
Ada beberapa pedagang yg tidak menetapkan harga dagangnya secara multak,*lihat costumer dulu..kalo costumernya tampilannya berduit di jual sekian,kalo costumernya tampang melarat di jual harga sekian..
Nah,contoh pedagang begini termasuk mata pencarian salah ga om?
Thank ;D
bagaimana pandangan buddhism mengenai "berhutang budi kepada orang lain"??
Begini,sy kadang merasa takut berhutang budi kepada orang lain..*takut ga sanggup balasnya..
Apa sebaiknya menghindari berhutang budi kepada orang lain?
*cukup jelas pertanyaannya om?
Thank
maap ni guru2 sekalian tp saya pny pertanyaan yang mungkin sangat simpel
1. Apakah bener Buddha bisa "Memberkati" kita? bukankah Buddha yang sudah ada di paranibbana? lalu bagaimana memberkatinya ? --"
saya sering ngebaca kalimat Buddha memberkati, dan kok mirip ya kek kata2 mutiara tetangga kita.. hehe
btw.. maap banget kalo REPOST, saya cari cari tapi belum ketemu di topic ini.. :'(
wadu berarti ntar ada yg baru ya
GKBU
Good Kamma Bless U :P
...wadu berarti ntar ada yg baru ya
GKBU
Good Kamma Bless U :P
Sebenarnya dalam pengertiannya tidak juga baru, karena Sang Buddha juga menasihatkan seperti:kamma adalah pelindung kita, kemudian jadikan diri sendiri pulau, dsb
Saya mau tanya dalam ajaran Buddha..
1. Jika kita nae motor tiba2 di tengah jalan ada polisi razia, trus kita sudah lewat, nah yg lawan arah kita yg nae motor tidak tahu ada razia, apakah yg harus di lakukan? Apakah cuek saja jadi kalo orang tersebut tidak melanggar ya tidak di razia dan melanggar ya di razia(ini menolong polisi walaupun kadang polisi bisa di sogok duit)? Bilangin pengendara motor ada razia jadi kalo merasa melanggar ya jadi putar arah(menolong pengendara kalo ada yg melenggar)?
2. Saya punya teman, papanya bilang saya kalo anaknya bandel suruh kasih tahu papanya diam2 jadi anaknya tidak tahu saya yg kasih tahu, apakah yg harus saya lakukan? Cuek saja kalo anaknya bandel? Ato kasih tahu diam2 sama papanya kalo anaknya bandel?
Thanx sebelumnya..
jadi kalau ada rekan yg nulis GBU, tinggal bilang thx, tengkiu, terima kasih, atau kalau buddhis : anumodana..... tidaklah perlu kita membuat pesan lain, yg dimirip2kan dengan GBU :PYang di tanya di awal adalah BBU (Buddha Bless U) bukan GBU
...wadu berarti ntar ada yg baru ya
GKBU
Good Kamma Bless U :P
Sebenarnya dalam pengertiannya tidak juga baru, karena Sang Buddha juga menasihatkan seperti:kamma adalah pelindung kita, kemudian jadikan diri sendiri pulau, dsb
tau gak..
kesannya seperti org yg berusaha mempersonifikasi kamma...
Saya mau tanya dalam ajaran Buddha..
1. Jika kita nae motor tiba2 di tengah jalan ada polisi razia, trus kita sudah lewat, nah yg lawan arah kita yg nae motor tidak tahu ada razia, apakah yg harus di lakukan? Apakah cuek saja jadi kalo orang tersebut tidak melanggar ya tidak di razia dan melanggar ya di razia(ini menolong polisi walaupun kadang polisi bisa di sogok duit)? Bilangin pengendara motor ada razia jadi kalo merasa melanggar ya jadi putar arah(menolong pengendara kalo ada yg melenggar)?
yah klo udah memahami kamma..malah pernyataan kamma bless u , menjadi salah......wadu berarti ntar ada yg baru ya
GKBU
Good Kamma Bless U :P
Sebenarnya dalam pengertiannya tidak juga baru, karena Sang Buddha juga menasihatkan seperti:kamma adalah pelindung kita, kemudian jadikan diri sendiri pulau, dsb
tau gak..
kesannya seperti org yg berusaha mempersonifikasi kamma...
Di satu sisi, saya rasa tidak jika kita sudah memahami pengertian apa itu Kamma.
Di sisi lain, jika ditelusuri pengertian kamma adalah perbuatan kita, dan perbuatan kita tentunya berasal dari kita, maka diri kita sendirilah pelindung kita. Bukankah diri kita ini adalah person? ;D Jadi kita hanya mempersonifikasi diri kita sendiri 8)
_/\_
Sesi pabajja samanera, setahun cuman ada sekali yach?
_/\_
Mau tanyak :)
apa makna tulisan di bawah ini;
"Jangan menjadi bodhisatta,jangan menjadi Arahat,jangan menjadi apapun juga. Bila anda seorang bodhisatta, Anda akan menderita; bila Anda seorang arahat, Anda akan menderita; bila Anda menjadi apapun juga,Anda akan menderita."Ajahn chah
Lalu,apakah termasuk kekotoran batin jika ingin jadi arahat?
Thank sebelumnya
Mau tanyak :)
apa makna tulisan di bawah ini;
"Jangan menjadi bodhisatta,jangan menjadi Arahat,jangan menjadi apapun juga. Bila anda seorang bodhisatta, Anda akan menderita; bila Anda seorang arahat, Anda akan menderita; bila Anda menjadi apapun juga,Anda akan menderita."Ajahn chah
Lalu,apakah termasuk kekotoran batin jika ingin jadi arahat?
Thank sebelumnya
Dalam konteks ini, Ajahn Chah bermaksud untuk menjelaskan bahwa "keinginan" (tanha), bahkan termasuk berhasrat untuk menjadi Bodhisatta ataupun Arahanta adalah tidak bermanfaat; dan akan membawa pada ketidak-puasan. Lepaskanlah semua "keinginan", maka justru Anda bisa menjadi Bodhisatta dan Arahanta.
Apakah seseorang bisa diktakan bhikkhu jika menjalankan vinaya(mencukur rambut,berjubah) tapi tidak di umpasampada??
Thank
Apakah seseorang bisa diktakan bhikkhu jika menjalankan vinaya(mencukur rambut,berjubah) tapi tidak di umpasampada??apakah bisa mencapai magga dan phala????
Thank
tidak bisa, itu disebut sebagai umat awam yg bertingkah sebagai bhikkhu
Mau tanya neh..keknya GA dhe..
Apakah seseorang yg sudah jadi Bhikkhu terus tidak sanggup dalam kehidupan Bhikkhu terus jadi umat biasa, apakah ada karma buruknya?
Thanx sebelumnya..
Mau tanya neh..
Apakah seseorang yg sudah jadi Bhikkhu terus tidak sanggup dalam kehidupan Bhikkhu terus jadi umat biasa, apakah ada karma buruknya?
Thanx sebelumnya..
apakah bisa mencapai magga dan phala????Apakah seseorang bisa diktakan bhikkhu jika menjalankan vinaya(mencukur rambut,berjubah) tapi tidak di umpasampada??
Thank
tidak bisa, itu disebut sebagai umat awam yg bertingkah sebagai bhikkhu
Mau tanya lagi neh..
Apakah kalau kita membunuh dengan tidak ada niat akan menimbulkan karma buruk???
Misalnya kita naek motor, tidak sengaja injak semut mati..
Thanx sebelumnya..
Apakah bisa di katakan;apakah bisa mencapai magga dan phala????Apakah seseorang bisa diktakan bhikkhu jika menjalankan vinaya(mencukur rambut,berjubah) tapi tidak di umpasampada??
Thank
tidak bisa, itu disebut sebagai umat awam yg bertingkah sebagai bhikkhu
magga dan phala tidak ada hubungannya dengan kepala gundul
Apakah bisa di katakan;apakah bisa mencapai magga dan phala????Apakah seseorang bisa diktakan bhikkhu jika menjalankan vinaya(mencukur rambut,berjubah) tapi tidak di umpasampada??
Thank
tidak bisa, itu disebut sebagai umat awam yg bertingkah sebagai bhikkhu
magga dan phala tidak ada hubungannya dengan kepala gundul
Upasampada adalah 'tradisi' pada zaman sang buddha?
Thank sebelumnya
Salam sejahtera semua teman-teman... _/\_
Thread ini dibuat karena saya melihat antusias dari rekan-rekan yang cukup besar pada Board Buddhisme untuk Pemula ini. Saya bermaksud untuk menjadikan thread ini sebagai forum tanya-jawab seputar Buddhisme, khususnya untuk rekan-rekan yang ingin menggali pemahaman lebih lanjut tentang Buddhisme. Topik pertanyaannya bebas, asal masih berada dalam jalur sudut pandang Ajaran Sang Buddha. Saya harap thread ini dapat memfasilitasi rekan-rekan yang masih pemula, dan juga sebagai media bacaan yang ringkas, menyenangkan dan mencerahkan.
Untuk menjaga kenyamanan di thread ini, ada beberapa ketentuan yang saya buat, yaitu :
1) Thread ini adalah dari, oleh dan untuk kita bersama. Oleh karena itu, semua rekan boleh memberikan pertanyaan atau menyampaikan jawabannya masing-masing.
2) Thread ini adalah kolom tanya-jawab seputar Buddisme untuk pemula. Oleh karena itu, semua rekan diharapkan untuk tetap menjaga format Q&A ini.
3) Postingan yang hanya berisikan pernyataan Out of Topic, akan saya tindak-lanjuti dengan tegas; dengan atau tanpa pemberitahuan sebelumnya.
4) Semua pertanyaan, jawaban maupun pernyataan harus disampaikan dengan bahasa yang sopan.
Semoga semua berbahagia.
dalam ajaran sang ada yang disebut lima landasan pembebasan. salah satunya adalah "mengulang". pertanyaan saya, apa yang dimaksud "mengulang" dan bagaiman praktiknya?
ada kehendak = ada niat = disengaja
tidak ada kehendak = tidak ada niat = tidak sengaja
teman2..ada yg bisa bantu saya jawab pertanyaan ini..
dibuddhisme kan katanya anatta(tiada inti/aku),jadi sebenarnya siapa yg melewati dunia ini?siapa yg berbuat kebajikan?siapa yg mencapai pencerahan?kalo tiada aku lalu siapa pelakunya n siapa yg mendapat karma baiknya?
mohon dibantu jawabannya..thanx frenz
teman2..ada yg bisa bantu saya jawab pertanyaan ini..kasih contoh sederhana saja...
dibuddhisme kan katanya anatta(tiada inti/aku),jadi sebenarnya siapa yg melewati dunia ini?siapa yg berbuat kebajikan?siapa yg mencapai pencerahan?kalo tiada aku lalu siapa pelakunya n siapa yg mendapat karma baiknya?
mohon dibantu jawabannya..thanx frenz
teman2..ada yg bisa bantu saya jawab pertanyaan ini..ikutan nimbrung...
dibuddhisme kan katanya anatta(tiada inti/aku),jadi sebenarnya siapa yg melewati dunia ini?siapa yg berbuat kebajikan?siapa yg mencapai pencerahan?kalo tiada aku lalu siapa pelakunya n siapa yg mendapat karma baiknya?
mohon dibantu jawabannya..thanx frenz
1. Bagaimana Caranya Meyakinkan Teman-Temanku Bahwa Membicarakan/Mendiskusikan Hal Mengenai Hantu Dan Sejenisnya Dalam Keadaan Remang2 adalah hal yg sebenarnya tidak patut dilakukan..?
Bro Upasaka, saya ingin mengajukan pertanyaan :
1. Kenapa Sang BUddha Mengajarkan kita 5 sila? dan jalan tengah? apa manfaatnya?
2. Hidup ini penuh dengan godaan, kekotoran, kesusahan, jalan apakah yang harus diambil?
3. Apa manfaat dari menjalankan Sila?
sementara ini dulu :) _/\_ :lotus:
Halo KK Atau CC sekalian..
Mohon Maap Ya Kalo Pertanyaan Saya Kurang Pantas..
Sebagai Seorang Pemula
Saya Ingin Bertanya ...
1. Bagaimana Caranya Meyakinkan Teman-Temanku Bahwa Membicarakan/Mendiskusikan Hal Mengenai Hantu Dan Sejenisnya Dalam Keadaan Remang2 adalah hal yg sebenarnya tidak patut dilakukan..?
2. Salah Satu Teman Saya Memiliki Six Sense Untuk Melihat Ke Makhluk dari Alam Lain, Teman Saya pernah Memberi Tahu Bahwa Itu Diturunkan dari garis keturunan(seperti ahli waris) , dari Sudut Pandang Buddhisme, Apakah bisa terjadi hal Seperti Itu?
3. "Berbuat Baik Dibarengi Dengan Kebijaksanaan"... Hal Yg Sering di dengar, ditulis dan diucapkan ..
tetapi sulit diterapkan... Dalam Hal Berorganisasi Sebagai Seorang Ketua,Saya Pernah Gagal ...
Mohon Diberi Pencerahan mengenai "Berbuat Baik Dibarengi Dengan Kebijaksanaan"?
Terima kasih Kepada KK dan CC yg bersedia Menjawab..
^^
Hup All Beings Will Be Well And Happy
Namaste
_/\_
teman2..ada yg bisa bantu saya jawab pertanyaan ini..
dibuddhisme kan katanya anatta(tiada inti/aku),jadi sebenarnya siapa yg melewati dunia ini?siapa yg berbuat kebajikan?siapa yg mencapai pencerahan?kalo tiada aku lalu siapa pelakunya n siapa yg mendapat karma baiknya?
mohon dibantu jawabannya..thanx frenz
Mau tanya,
Menurut Ajahn Chah pikiran dan hati/perasaan itu ibarat minyak dan air."... pikiran dan perasaan kita akan berada pada satu sisi dan hati akan berada di sisi yang lain. Sama seperti minyak dan air - keduanya bisa berada di dalam satu botol, tetapi dalam keadaan terpisah" *sumber sebatang pohon di tengah hutan
Bisa di jelaskan lebih rinci?,
Apa buddhsim mengenal istilah perasaan?apa bahasa palinya?
Lalu, Ajahn chah sering mengatakan jangan melekat pada perasaan,mohon di jelasakan lebih rinci..
Thank sebelumnya
Halo KK Atau CC sekalian..
Mohon Maap Ya Kalo Pertanyaan Saya Kurang Pantas..
Sebagai Seorang Pemula
Saya Ingin Bertanya ...
1. Bagaimana Caranya Meyakinkan Teman-Temanku Bahwa Membicarakan/Mendiskusikan Hal Mengenai Hantu Dan Sejenisnya Dalam Keadaan Remang2 adalah hal yg sebenarnya tidak patut dilakukan..?
2. Salah Satu Teman Saya Memiliki Six Sense Untuk Melihat Ke Makhluk dari Alam Lain, Teman Saya pernah Memberi Tahu Bahwa Itu Diturunkan dari garis keturunan(seperti ahli waris) , dari Sudut Pandang Buddhisme, Apakah bisa terjadi hal Seperti Itu?
3. "Berbuat Baik Dibarengi Dengan Kebijaksanaan"... Hal Yg Sering di dengar, ditulis dan diucapkan ..
tetapi sulit diterapkan... Dalam Hal Berorganisasi Sebagai Seorang Ketua,Saya Pernah Gagal ...
Mohon Diberi Pencerahan mengenai "Berbuat Baik Dibarengi Dengan Kebijaksanaan"?
Terima kasih Kepada KK dan CC yg bersedia Menjawab..
^^
Hup All Beings Will Be Well And Happy
Namaste
_/\_
gw cuma pgn tanya...kita itu asalnya darimana sih? maksudnya, klo ga yg ciptain, apa kita ada dgn sendirinya?
[at] kk upasaka:
mengenai Jawaban mengapa alasan hal itu tidak patut dilakukan..(pertanyaan pertama)
Penjelasan begini kk
Saya memimpin sebuah organisasi komunitas kegiatan seni...
Pada Hari Sabtu kemarin.. tidak Biasanya..
pada saat istirahat setelah jadwal latihan sekitar jam 7-8 malam..
tiba2 lampu dimatikan dan hanya menyisakan sedikit lampu kecil dan keadaan ampir gelap seutuhnya..
dan sebagian anak didik berkumpul dalam keadaan gelap dan sepakat membicarakan hal2 mengenai hantu..
semacam tantangan agar terasa lebih seru atau menegangkan..
saya merasa apabila ini berlanjut akan berdampak efek yg tidak positif..
setelah itu saya menasehati mereka dan berusaha meyakinkan mereka ..
hal seperti itu tidak ada habisnya untuk dibicarakan atau dibahas..
namun saya merasa masih blum menggunakan kata yang tepat..
dengan alasan itu saya menanyakan pada kk dan cc sekalian..
itu lah alasan saya mengapa saya merasa hal itu tidak patut dilakukan..
^^
Sekali lagi Mohon Maap kalo ada kata2 kurang berkenan
Terima kasih
Namaste
_/\_
gw cuma pgn tanya...kita itu asalnya darimana sih? maksudnya, klo ga yg ciptain, apa kita ada dgn sendirinya?
Buddhisme tidak menjelaskan seputar asal mula kehidupan. Sebab bila ada asal mula kehidupan, maka pasti ada asal mula yang mengakibatkan adanya kehidupan. Dengan demikian ada pula asal mula yang mengakibatkan adanya asal mula yang mengakibatkan adanya kehidupan, dan seterusnya...
Dalam hal ini, Buddhisme memilih untuk tidak berkomentar lebih jauh daripada menciptakan spekulasi yang panjang dan mudah dibantah.
Tidak terbayangkan, para bhikkhu, lingkaran kehidupan (samsara) ini, tidak dapat ditemukan awal mula dari makhluk pertama, yang dihalangi oleh ketidaktahuan dan diliputi oleh nafsu keinginan, berkelana ke sana ke mari dalam lingkaran kelahiran kembali ini.(Samyutta Nikaya, XV:5)
Yang saya tanyakan dari awal adalah: "Apa alasan Anda bahwa hal itu bisa memberi dampak efek yang tidak positif?" :)
Kalau Anda tidak ingin mereka membicarakan hal itu, usulkan saja: "Lebih baik kita membahas topik yang lain." Tapi Anda harus sudah siap mental, bahwa terkadang usul Anda bisa ditolak.
maap kk..
lalu apakah saya membiarkan akankah memberi efek positif??
:)
bukan bermaksud argumen..
saya cuman bertanya..
_/\_
Rekan-rekan sedharma, mohon bantuannya.
Ketika saya melakukan meditasi anapanasati, meskipun belum terpusat tapi sedikit banyak sudah dapat mengendalikan pikiran yang mengembara. Tapi yang jadi masalahnya adalah setelah selesai meditasi, saya merasa semua nafsu seperti birahi, benci, kesal, sebel, gelisah dll bergejolak tak menentu. Apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya? Mohon penjelasannya.
Trims
Mo nanya dong, dalam ajaran sang Buddha kan ada yang namanya anatta yaitu tidak mengenal yang namanya aku sejati. Kalo misalnya ada orang yang meninggal trus dia jadi arwah penasaran ato gentayangan, itu namanya roh ato bukan ? atukah itu bentuk baru tumimbal lahirnya ?arwah itu juga merupakan sebuah bentuk dari tumimbal lahir....
Mohon penjelasannya...^^
Mo nanya lagi...
Sutra Hati itu ada ga dalam mazhab Theravada ? Dengar2 banyak yang bilang kalo sutra hati itu sutra yang sangat bagus isinya, boleh dikasih ringkasan ga tentang sutra hati itu intinya tentang apa ? _/\_
Mo nanya dong, dalam ajaran sang Buddha kan ada yang namanya anatta yaitu tidak mengenal yang namanya aku sejati. Kalo misalnya ada orang yang meninggal trus dia jadi arwah penasaran ato gentayangan, itu namanya roh ato bukan ? atukah itu bentuk baru tumimbal lahirnya ?
Mohon penjelasannya...^^
Mo nanya lagi...Sutra Hati tidak tertulis di Tipitaka (Aliran Theravada). Ada banyak pembahasan mengenai Sutra Hati di Forum ini. Anda bisa membaca beberapa pembahasannya di Board Studi Sutta/Sutra (http://dhammacitta.org/forum/index.php/board,25.0.html).
Sutra Hati itu ada ga dalam mazhab Theravada ? Dengar2 banyak yang bilang kalo sutra hati itu sutra yang sangat bagus isinya, boleh dikasih ringkasan ga tentang sutra hati itu intinya tentang apa ? _/\_
y, menurut Dhamma-Nya,Patisandhi (tambahan: patisandhi vinnana) yang hendak Anda maksudkan artinya adalah "kesadaran penerus"; dan artinya bukan tumimbal-lahir. Dalam kosakata Bahasa Pali, tumimbal lahir disebut dengan istilah "punnabhava".
Patisandhi (Pali) / Punarbhava (Sangsekerta) berati, tumimbal-lahir yaitu, kelahiran-kembali atau lebih sederhana adalah suatu bentuk proses penerusan.
Kalo Sang Hyang Adi Buddha itu apa ? _/\_Tuhan Yang Maha Esa ;D ;D ;D
Tuhan yang Maha Esa itu merujuk pada Nibbana atau sebuah sosok ?Sang Hyang Adi Buddha yang diusungkan oleh Buddhayana ini merujuk pada konsep ketuhanan sebagai personal dan sekaligus impersonal. Sang Hyang Adi Buddha ini merujuk pada benih kebudhaan yang ada di setiap makhluk, dan juga merujuk pada Tiga Tubuh Dharma yang dipopulerkan oleh Agama Buddha Aliran Mahayana.
Kalau arwah gentayangan itu adalah bentuk tumimbal lahir, bagaimana dengan konteks orang yang kerasukan, sebuah wujud tumimbal lahir bersatu dengan wujud tumimbal lahir lain ?
Buddha Dipankara itu termasuk dalam salah satu dari 28 SammaSamBuddha yang pernah dilahirkan di dunia kita ini ga ? _/\_
Tuhan yang Maha Esa itu merujuk pada Nibbana atau sebuah sosok ?Sang Hyang Adi Buddha yang diusungkan oleh Buddhayana ini merujuk pada konsep ketuhanan sebagai personal dan sekaligus impersonal. Sang Hyang Adi Buddha ini merujuk pada benih kebudhaan yang ada di setiap makhluk, dan juga merujuk pada Tiga Tubuh Dharma yang dipopulerkan oleh Agama Buddha Aliran Mahayana.
Kalau arwah gentayangan itu adalah bentuk tumimbal lahir, bagaimana dengan konteks orang yang kerasukan, sebuah wujud tumimbal lahir bersatu dengan wujud tumimbal lahir lain ?
Buddha Dipankara itu termasuk dalam salah satu dari 28 SammaSamBuddha yang pernah dilahirkan di dunia kita ini ga ? _/\_
Belum ada penjelasan detil dari Tipitaka mengenai kondisi seseorang yang kesurupan. Kalau saya berkomentar bahwa kesurupan bukanlah "roh" (hantu) yang masuk dan menguasai tubuh seseorang. Namun entah bagaimana caranya "roh" (hantu) itu mempengaruhi pikiran seseorang yang lemah, sehingga pikiran orang tersebut berhasil diberi sugesti dan diarahkan sedemikian rupa sehingga yang tampak adalah kesurupan.
Buddha Dipankara termasuk dalam formasi Sammasambuddha yang pernah muncul sebelum Buddha Gotama. Tetapi Buddha Dipankara bukan muncul di Planet Bumi kita ini.
Belum ada penjelasan detil dari Tipitaka mengenai kondisi seseorang yang kesurupan. Kalau saya berkomentar bahwa kesurupan bukanlah "roh" (hantu) yang masuk dan menguasai tubuh seseorang. Namun entah bagaimana caranya "roh" (hantu) itu mempengaruhi pikiran seseorang yang lemah, sehingga pikiran orang tersebut berhasil diberi sugesti dan diarahkan sedemikian rupa sehingga yang tampak adalah kesurupan.
Bumi kita sampai sekarang hanya pernah dihuni 4 Buddha, dan akan datang adalah Buddha Metteya (hanya 5 Buddha) sesudah ini akan hancur dan terbentuk lagi bumi dst ............... tanpa ada akhir .........
Buddha Dipankara ada 'dibumi' jauh sebelum planet bumi ini terbentuk (artinya bumi ini sudah berproses berkali) dari mulai hancur terbentuk bumi, hancur terbentuk bumi, hancur terbentuk bumi dst ...............)
Lanjut nanya lagi yah... :D
Beda meditasi Vipassana ama Samantha apa ?
Arahat itu sudah tidak menanam karma lagi, itu maksudnya bagaimana ? Kalo mereka melakukan interaksi kan pasti mau tidak mau bisa saja menanam karma lagi.. apakah mereka bisa mengetahui batasan-batasan sikap yang merupakan penanaman karma dan yang bukan ?
Apakah orang awam yang telah menjadi Arahat, harus ditahbiskan sebagai bhikku ? Apa akibatnya jika tidak ditahbiskan ?
masa sih arahat melakukan sesuatu tidak pakai kehendak?Lanjut nanya lagi yah... :D
Beda meditasi Vipassana ama Samantha apa ?
Arahat itu sudah tidak menanam karma lagi, itu maksudnya bagaimana ? Kalo mereka melakukan interaksi kan pasti mau tidak mau bisa saja menanam karma lagi.. apakah mereka bisa mengetahui batasan-batasan sikap yang merupakan penanaman karma dan yang bukan ?
Apakah orang awam yang telah menjadi Arahat, harus ditahbiskan sebagai bhikku ? Apa akibatnya jika tidak ditahbiskan ?
Kalo disederhanakan, samantha = meditasi ketenangan, vipasanna = meditasi pandangan terang
Untuk pertanyaan kedua, sang buddha mengatakan kehendak (cetana) itulah yg menimbulkan karma.
Para arahat dalam melakukan sesuatu tidak mempunyai kehendak lagi.
Yg ketiga, kalo tidak ditabhiskan, biasanya meninggal dunia
Kalo disederhanakan, samantha = meditasi ketenangan, vipasanna = meditasi pandangan terangmasa sih arahat melakukan sesuatu tidak pakai kehendak?
Untuk pertanyaan kedua, sang buddha mengatakan kehendak (cetana) itulah yg menimbulkan karma.
Para arahat dalam melakukan sesuatu tidak mempunyai kehendak lagi.
Yg ketiga, kalo tidak ditabhiskan, biasanya meninggal dunia
mau makan, mau adakan upacara ga pakai kehendak, reflex aja gitu?
_/\_
mau nanya lagi
orang yang bunuh diri akibat apa yang terjadi padanya ?
dari yang telah saya dengar ada 2 versi akibatnya :
1. akan bunuh diri lagi sebanyak 7 kali kelahiran jika terlahir sebagai manusia
tidak ada dijelaskan apakah bunuh diri yg ke 2 kalinya ini membawa akibat yang sama lagi
2. dalam 500 tahun jika terlahir kembali menjadi manusia akan cenderung bunuh diri lagi
di sini dijelaskan jika ia bunuh diri lagi maka akan berulang lagi hal yang diatas
adakah sutta yang menjelaskan tentang akibat dari bunuh diri ?
_/\_ terima kasih sebelumnya
temen2, ad yg tw g??
kenapa org yg ud meninggal 2 hari masih bisa nangis??..
::)
wah terima kasih udah di jawab, wa kira karena pertanyaannya aneh jadi gak dijawab ;D_/\_
mau nanya lagi
orang yang bunuh diri akibat apa yang terjadi padanya ?
dari yang telah saya dengar ada 2 versi akibatnya :
1. akan bunuh diri lagi sebanyak 7 kali kelahiran jika terlahir sebagai manusia
tidak ada dijelaskan apakah bunuh diri yg ke 2 kalinya ini membawa akibat yang sama lagi
2. dalam 500 tahun jika terlahir kembali menjadi manusia akan cenderung bunuh diri lagi
di sini dijelaskan jika ia bunuh diri lagi maka akan berulang lagi hal yang diatas
adakah sutta yang menjelaskan tentang akibat dari bunuh diri ?
_/\_ terima kasih sebelumnya
orang melakukan bunuh diri atas dasar dosa mula citta, dan jika orang meninggal dengan kondisi dosa mula citta, maka yg bersangkutan akan lahir di alam niraya
temen2, ad yg tw g??
kenapa org yg ud meninggal 2 hari masih bisa nangis??..
::)
tau dari mana nangis, sis?
kalo yg saya tahu selama ini, adalah berdasar dari org yg bisa "melihat" padahal bisa saja itu mahluk lain dengan wujud yg mirip dengan almarhum
tau dari mana nangis, sis?
kalo yg saya tahu selama ini, adalah berdasar dari org yg bisa "melihat" padahal bisa saja itu mahluk lain dengan wujud yg mirip dengan almarhum
sy tw na dr dd sy..Terkadang, cairan di dalam mayat bisa keluar dari lubang-lubang di tubuh. Mungkin cairan di dalam, mungkin juga karena formalin yang berlebihan...
wktu plg dr balai sosial, dia crita..
katanya, wktu anakny nangis, mayatny nangis jg.. hidungnya keluar darah,..
ap dia bs dnger anakny nangis trus sedih y??
tau dari mana nangis, sis?
kalo yg saya tahu selama ini, adalah berdasar dari org yg bisa "melihat" padahal bisa saja itu mahluk lain dengan wujud yg mirip dengan almarhum
sy tw na dr dd sy..
wktu plg dr balai sosial, dia crita..
katanya, wktu anakny nangis, mayatny nangis jg.. hidungnya keluar darah,..
ap dia bs dnger anakny nangis trus sedih y??
Harus cepat2 di kompress tuch ... biar darahnya gak keluar lagi :hammer:tau dari mana nangis, sis?
kalo yg saya tahu selama ini, adalah berdasar dari org yg bisa "melihat" padahal bisa saja itu mahluk lain dengan wujud yg mirip dengan almarhum
sy tw na dr dd sy..
wktu plg dr balai sosial, dia crita..
katanya, wktu anakny nangis, mayatny nangis jg.. hidungnya keluar darah,..
ap dia bs dnger anakny nangis trus sedih y??
tanda2 menangis adalah keluar air mata dari mata,
kalau keluar darah dari hidung namanya MIMISAN
Mo nanya dong, kalo petani kebun gt misalnya panen umbi2an, itu termasuk pembunuhan bukan ? kan harus dicabut ampe ke akar2nya...
_/\_
Tumbuhan makhluk hidup kan ? (Menurut IPA), syarat2 terjadinya pembunuhan apa ? Mohon penjelasannya...
_/\_
Mo nanya dong, kalo petani kebun gt misalnya panen umbi2an, itu termasuk pembunuhan bukan ? kan harus dicabut ampe ke akar2nya...
_/\_
Jadi..Yap, tumbuhan tidak punya nama, khususnya bentuk2 pikiran tidak dimiliki oleh tumbuh-tumbuhan.
Penjagal -> Pencaharian salah karena yang dijadikan objek adalah makhluk yang punya nama dan rupa
Petani -> Tidak salah karena tumbuhan punya rupa , namun tidak punya nama
^
Bener ga ?
_/\_
Tolong tanya, apa benar habis Asalha nanti bhikkhu-bhikkhu (and bhikkhuni-bhikkhuni) Theravada bakal masuk kandang, tidak akan mengajar di luar lagi? Kalau mengajar di dalam vihara mereka sendiri boleh tidak?Setelah Asadha ... Kathina
Selama masa vassa itu (bener vassa ya?), mereka ngapain saja?
Dan bpk-bpk ibu-ibu di sini, selama masa itu, bagaimana bila ingin dengarin dhamma talk dari bhante langsung?
Satu lagi, sorry, kalau bhikkhu boleh dipanggil bhante, kalau bhikkhuni Theravada dipanggil apa?
Belum pernah ketemu bhikkhuni Theravada sih.
slmat siang, mau tanya nihhhhSelamat sore,
Terinspirasi dari posting gw tentang produk2 bergambar Buddha.
Tanggapan mengenai sejauh mana makanan, cookies dan permen yg dijual bergambar
art line Buddha Gautama (bukan Buddha yg lain lho). apakah itu baik atau tidak ?
contoh : cookies bulat bergambar wajah Buddha Gautama.
thanks sebelumnya.
Tanya;
Apakah seseorang yg ketika menjelang ajal(nafas terakhir) pikirannya diliputi keragu-raguan terhadap 'keyakinannya',apakah setelah meninggal akan terlahir di alam rendah(seperti halnya ketika pikiran di kuasai rasa benci)
Thank sebelumnya _/\_
Ok,pertanyaannya di rubah..
Tanya;
Apakah seseorang yg ketika menjelang
ajal(nafas terakhir) pikirannya diliputi
keragu-raguanterhadap,apakah setelah
'keyakinannya'
meninggal akan terlahir di alam rendah
(seperti halnya ketika pikiran di kuasai
rasa benci)
Thank sebelumnya _/\_
Ambil contoh,ketika menjelang ajal,si A menjadi ragu;"apakah pola hidup yg berdasarkan dhamma bakal mendapat manfaat setelah kematian atau sebaliknya"
om"..sewaktu Siddhara gotama blm mencapai pencerahan salah satu guru nya adalah "alara kalama" dan "uddaka ramaputta" itu saja yg sy ketahui.
numpang nanya donk..
guru dari Pangeran Sidharta siapa yah? tq.. ;D ;D ;D _/\_ _/\_ _/\_
kl tidak salah dulu ada yg sempat mengetes, jadi kalau alkohol di panaskan maka akan menguap, sebagian. jadi masih tetap ada alkoholnya walaupun kecil, cmiiw.
kekna ini jadi daerah abu2. ada yg melihat dari sudut, mau makan seberapa banyak baru mabuk? tapi ini bisa juga jadi llubang pembenaran, bikin masakan yg isinya alkohol semua lalu makan yg banyak2 supaya mendekati mabuk mungkin?
yah kembali ke niatnya :) duren kematengan jg ada alkoholnya dikit loh
Kalo masakan Cina kan banyak pakai arak sedikit, paling 1 sendok makan per wajan gede. Dan sebenarnya araknya itu langsung menguap begitu tersentuh wajan panas, tinggal rasa manisnya aja yang meresap.
Kan tidak mungkin bikin mabuk, boleh ga ini?
"Furthermore, abandoning the use of intoxicants, the disciple of the noble ones abstains from taking intoxicants. In doing so, he gives freedom from danger, freedom from animosity, freedom from oppression to limitless numbers of beings. In giving freedom from danger, freedom from animosity, freedom from oppression to limitless numbers of beings, he gains a share in limitless freedom from danger, freedom from animosity, and freedom from oppression. This is the fifth gift, the fifth great gift — original, long-standing, traditional, ancient, unadulterated, unadulterated from the beginning — that is not open to suspicion, will never be open to suspicion, and is unfaulted by knowledgeable contemplatives & priests. And this is the eighth reward of merit, reward of skillfulness, nourishment of happiness, celestial, resulting in happiness, leading to heaven, leading to what is desirable, pleasurable, & appealing; to welfare & to happiness."Kalo masakan Cina kan banyak pakai arak sedikit, paling 1 sendok makan per wajan gede. Dan sebenarnya araknya itu langsung menguap begitu tersentuh wajan panas, tinggal rasa manisnya aja yang meresap.
Kan tidak mungkin bikin mabuk, boleh ga ini?
kalo menurut gw boleh aja ..asal tujuannya ga bikin hilang kesadaran..
"Furthermore, abandoning the use of intoxicants, the disciple of the noble ones abstains from taking intoxicants. In doing so, he gives freedom from danger, freedom from animosity, freedom from oppression to limitless numbers of beings. In giving freedom from danger, freedom from animosity, freedom from oppression to limitless numbers of beings, he gains a share in limitless freedom from danger, freedom from animosity, and freedom from oppression. This is the fifth gift, the fifth great gift — original, long-standing, traditional, ancient, unadulterated, unadulterated from the beginning — that is not open to suspicion, will never be open to suspicion, and is unfaulted by knowledgeable contemplatives & priests. And this is the eighth reward of merit, reward of skillfulness, nourishment of happiness, celestial, resulting in happiness, leading to heaven, leading to what is desirable, pleasurable, & appealing; to welfare & to happiness."
Ini pertanyaan agak selfish ya, tapi tolong jangan dimarahi dulu...
Kan katanya kita ini kayak gelombang radio, habis mati gelombangnya cari sel telur yang udah dibuahi untuk terlahir lagi. Gelombang radionya membawa kepribadian, kesukaan, kecenderungan kita dari kehidupan sebelumnya. Ntar apa jadinya kita di kehidupan yang baru, adalah hasil perpaduan gelombang radio asal plus kondisi kita dibesarkan (pengajaran ortu, ada kesempatan belajar agama atau tidak). Jadi nasihatnya, dalam kehidupan ini kita harus rajin membina diri. Kalau sebelumnya pemarah, kehidupan ini aslinya terlahir cenderung pemarah juga tapi karena rajin membina diri jadi tidak gampang marah lagi. Intinya, kalau ingin terlahir dalam keadaan yang lebih baik + kepribadian lebih baik di kehidupan sekarang, rajin-rajinlah membina diri saat ini.
(NB: Itu perumpamaan gelombang radio diatas dari bukunya Bhante S. Dhammika, Good Questions Good Answers. Kalau saya salah mengerti, tolong dikasih tahu.)
Pertanyaannya:
Kalau nurut konsep anatta, si Terasi di kehidupan mendatang sudah bukan Terasi lagi. Sudah tak ada ingatan atas kehidupan si Terasi saat ini.
Kalau sudah bukan Terasi lagi, kan sudah jadi "orang lain"?
Jadi, ngapain juga si Terasi repot-repot membina diri sekarang, toh nggak akan ingat? Kalau nanti terlahir lebih enak, yang menikmati juga sudah "orang lain" kan?
^:)^
Katanya upekkha itu: 1) a neutral feeling in the absence of pleasure and pain, and 2) an attitude of even-mindedness in the face of every sort of experience, regardless of whether pleasure and pain are present or not.Yang aku tahu meditasi bisa membantu mencapai upekkha, khususnya meditasi vipassana. Karena dalam vipassana kita hanya mengamati sensasi yang timbul dalam tubuh kita akibat kontak dengan berbagai objek. Sensasi hanya diamati sebagai sensasi saja, kita tidak bereaksi terhadap sensasi yang timbul akibat kontak tersebut. Meskipun kita tahu kalau ada sensasi menyenangkan/tidak menyenangkan di tubuh kita, kita tidak bereaksi. Karena suatu saat sensasi menyenangkan/tidak menyenangkan itu pasti akan lenyap dari tubuh kita.
Apa meditasi bisa membantu untuk mencapai upekkha?
Trus kalo udah bisa upekkha, apa benar kita jadi gak goncang oleh kesedihan, kemarahan dll (yang ini bagus), tapi juga jadi gak bisa senang banget walaupun misalnya menang lotre (yang ini ragu-ragu dah, kan orang hidup pengen senang, yang jelas saya masih pengen senang) ?
Mohon penjelasannya, terima kasih.. :)
om"..
numpang nanya donk..
guru dari Pangeran Sidharta siapa yah? tq.. ;D ;D ;D _/\_ _/\_ _/\_
tth anatta, tidak usah menunggu setelah mati dan lahir lagi trus km jadi orang lain, saat kamu baca ini aja, kamu sudah beda dengan saat km nyalain komputer barusan sebelum ke forum DC.
kalo km lahir di alam dewa, besar kemungkinan km bisa inget kehidupan lampau, pokoknya kelahiran tanpa lewat telur atau kandungan. Itupun kalau mati muda masih bisa.
Salah satu abhinna adalah mengingat kehidupan lampau.
Ajhan Brahm bilang dengan mencapai jhana2, banyak peserta retretnya yang bisa mengingat kehidupan lampau, bukan khayalan, mereka bener2 bisa merasa mereka hidup di masa lampau dengan detil.
pertanyaanmu bagus
Katanya upekkha itu: 1) a neutral feeling in the absence of pleasure and pain, and 2) an attitude of even-mindedness in the face of every sort of experience, regardless of whether pleasure and pain are present or not.Yang aku tahu meditasi bisa membantu mencapai upekkha, khususnya meditasi vipassana. Karena dalam vipassana kita hanya mengamati sensasi yang timbul dalam tubuh kita akibat kontak dengan berbagai objek. Sensasi hanya diamati sebagai sensasi saja, kita tidak bereaksi terhadap sensasi yang timbul akibat kontak tersebut. Meskipun kita tahu kalau ada sensasi menyenangkan/tidak menyenangkan di tubuh kita, kita tidak bereaksi. Karena suatu saat sensasi menyenangkan/tidak menyenangkan itu pasti akan lenyap dari tubuh kita.
Apa meditasi bisa membantu untuk mencapai upekkha?
Trus kalo udah bisa upekkha, apa benar kita jadi gak goncang oleh kesedihan, kemarahan dll (yang ini bagus), tapi juga jadi gak bisa senang banget walaupun misalnya menang lotre (yang ini ragu-ragu dah, kan orang hidup pengen senang, yang jelas saya masih pengen senang) ?
Mohon penjelasannya, terima kasih.. :)
Jadi saat kita mengalami peristiwa paling membahagiakan , kita tetap seimbang dan tidak melekat. Karena saat2 bahagia itupun pasti akan berubah dan hilang.
tth anatta, tidak usah menunggu setelah mati dan lahir lagi trus km jadi orang lain, saat kamu baca ini aja, kamu sudah beda dengan saat km nyalain komputer barusan sebelum ke forum DC.
kalo km lahir di alam dewa, besar kemungkinan km bisa inget kehidupan lampau, pokoknya kelahiran tanpa lewat telur atau kandungan. Itupun kalau mati muda masih bisa.
Salah satu abhinna adalah mengingat kehidupan lampau.
Ajhan Brahm bilang dengan mencapai jhana2, banyak peserta retretnya yang bisa mengingat kehidupan lampau, bukan khayalan, mereka bener2 bisa merasa mereka hidup di masa lampau dengan detil.
pertanyaanmu bagus
Terima kasih Bro Ray, saya pernah juga tanya ini di forum lain (abis di sini belum dijawab :(), tapi penjelasan Bro di atas bikin saya lumayan mengerti (pemula sih)... jadi ini berkaitan dengan konsep anatta ya, belum belajar sampai ke tingkat anatta sih haha...
Jadi membina diri berarti membentuk mental habit yang lebih baik, dan mental habit yang baik akan berbuah entah kehidupan ini ataupun kehidupan berikutnya. Konsep rebirth dan alam kehidupan lainnya perlu dimengerti/diyakini, pelan-pelan saya akan sampai ke situ juga. Tapi yang jelas benar sekali bahwa dalam kehidupan ini "Terasi saat ini" perlu membina diri supaya "Terasi di tahun depan" bisa jadi orang yang lebih baik karena mempunyai mental habit lebih baik. Apakah pengertian saya ini benar? Kalau tidak tolong dikasih tahu.
Saya lagi baca autobiografi Bhante Y Rahula. Masa muda dia penuh obat terlarang dan kehidupan bebas mengumbar nafsu, tapi begitu dia bersentuhan dengan Dhamma, mendadak lengket kayak super glue, dan dia bisa dengan gamblang merefleksi konsep dukkha dengan perjalanan hidupnya sendiri. Mungkin fenomena aneh ini adalah buah dari mental habit dia di kehidupan lalu ya, mungkin dia adalah teratai yang sudah agak mentas dari air makanya gampang buat dia untuk mengerti.
Baca soal Titanic itu bikin merinding, kata orang soal "roh" penasaran menitis lagi karena ada misi tertentu. Pengertian "roh" jelas tidak benar menurut Buddhism ya, tapi mungkin benar dia lahir kembali dengan ingatan akan kehidupan sebelumnya karena dia penasaran banget dan ingin memberitahu dunia mengapa Titanic tenggelam.
Terus ada temen lagi yg bilang klo hidup ini penderitaan.
Jadi waktu itu pernah merenung dan mikir2, klo hidup ini penderitaan, buat apa berkeluarga? Toh happynya cuma sebentar aj (palingan 60 tahun) abis itu kita sedih ninggalin keluarga ato mungkin malah kita di tinggalin duluan. Apakah pikiran seperti ini benar atau salah?
Vihara dan KlenthengKo, sorry nih. website www.bhagavanta.com ga bisa di buka. Websitenya error... Thx b4.
(http://4.bp.blogspot.com/_Ld0_EurdZ_s/TFGLGuG-YGI/AAAAAAAAAY8/FLXU7jkZGHU/s400/sdsrewl3.jpg)
Dua hal ini sering dicampuradukkan. Vihara itu Bahasa Indonesia sementara Klentheng adalah Bahasa Jawa, demikian sangkaan saya dulu. Namun ternyata faktanya tidak sesederhana itu. Singkatnya, Vihara adalah rumah ibadah umat Buddha sementara klentheng adalah rumah ibadah umat Tridharma.
Tridharma adalah gabungan Buddha, Kong Hu Chu, dan Taoisme. Pada zaman orde baru, dua agama terakhir tadi tidak diakui pemerintah meskipun jumlah pengikutnya cukup signifikan. Akibatnya, mereka meleburkan tempat ibadahnya bersama vihara Buddha.
Ketiganya menamai diri mereka dengan sebutan Tridharma (tiga ajaran). Klentheng masih tetap eksis meskipun agama Kong Hu Chu kini sudah diakui pemerintah. Tempat ibadah khusus umat Kong Hu Chu disebut dengan istilah Lithang. Jadi jangan lupa kalau melihat tempat ibadah yang serba merah meriah, besar kemungkinan itu milik umat Tridharma.
Star yg bagus .... baca2 dulu n kalo bisa ikut kursus ag Buddha yg di selenggarakan di vihara
www.Bhagavanta.com
Vihara dan KlenthengKo, sorry nih. website www.bhagavanta.com ga bisa di buka. Websitenya error... Thx b4.
(http://4.bp.blogspot.com/_Ld0_EurdZ_s/TFGLGuG-YGI/AAAAAAAAAY8/FLXU7jkZGHU/s400/sdsrewl3.jpg)
Dua hal ini sering dicampuradukkan. Vihara itu Bahasa Indonesia sementara Klentheng adalah Bahasa Jawa, demikian sangkaan saya dulu. Namun ternyata faktanya tidak sesederhana itu. Singkatnya, Vihara adalah rumah ibadah umat Buddha sementara klentheng adalah rumah ibadah umat Tridharma.
Tridharma adalah gabungan Buddha, Kong Hu Chu, dan Taoisme. Pada zaman orde baru, dua agama terakhir tadi tidak diakui pemerintah meskipun jumlah pengikutnya cukup signifikan. Akibatnya, mereka meleburkan tempat ibadahnya bersama vihara Buddha.
Ketiganya menamai diri mereka dengan sebutan Tridharma (tiga ajaran). Klentheng masih tetap eksis meskipun agama Kong Hu Chu kini sudah diakui pemerintah. Tempat ibadah khusus umat Kong Hu Chu disebut dengan istilah Lithang. Jadi jangan lupa kalau melihat tempat ibadah yang serba merah meriah, besar kemungkinan itu milik umat Tridharma.
Star yg bagus .... baca2 dulu n kalo bisa ikut kursus ag Buddha yg di selenggarakan di vihara
www.Bhagavanta.com
Hmmm... Mo tanya nih (karena masih dangkal pengetahuan nya dan baru sebentar belajar). Beberapa bulan yang lalu saya ada baca di buku (lupa judulnya), dan di sana ada di tulis kalau mo mencapai pencerahan harus lepas dari kemelekatan. Kemelekatan yg dimaksud seperti emosi dsb kah? Klo berkeluarga termasuk bentuk kemelekatan ga?
Terus ada temen lagi yg bilang klo hidup ini penderitaan.
Jadi waktu itu pernah merenung dan mikir2, klo hidup ini penderitaan, buat apa berkeluarga? Toh happynya cuma sebentar aj (palingan 60 tahun) abis itu kita sedih ninggalin keluarga ato mungkin malah kita di tinggalin duluan. Apakah pikiran seperti ini benar atau salah?
sorry kalo kata2nya agak buruk (ternyata tuangin pikiran dalam bentuk tulisan susahnya minta ampun). Terima kasih sebelumnya atas jawaban2 yang akan di berikan _/\_
Terima kasih atas jawabannya.Hmmm... Mo tanya nih (karena masih dangkal pengetahuan nya dan baru sebentar belajar). Beberapa bulan yang lalu saya ada baca di buku (lupa judulnya), dan di sana ada di tulis kalau mo mencapai pencerahan harus lepas dari kemelekatan. Kemelekatan yg dimaksud seperti emosi dsb kah? Klo berkeluarga termasuk bentuk kemelekatan ga?
Terus ada temen lagi yg bilang klo hidup ini penderitaan.
Jadi waktu itu pernah merenung dan mikir2, klo hidup ini penderitaan, buat apa berkeluarga? Toh happynya cuma sebentar aj (palingan 60 tahun) abis itu kita sedih ninggalin keluarga ato mungkin malah kita di tinggalin duluan. Apakah pikiran seperti ini benar atau salah?
sorry kalo kata2nya agak buruk (ternyata tuangin pikiran dalam bentuk tulisan susahnya minta ampun). Terima kasih sebelumnya atas jawaban2 yang akan di berikan _/\_
3 jenis kemelekatan yg harus dihilangkan jika ingin mencapai pembebasan :
1. Kemelekatan terhadap nafsu rendah duniawi
2. Kemelekatan terhadap perwujudan atau keinginan untuk menjadi (misalnya keinginan menjadi kaya, terkenal, bahagia)
3. Kemelekatan untuk TIDAK menjadi (misalnya tidak ingin miskin, tidak ingin menderita dll)
Mau tanya lagi nih, bedanya sutta, sutra, parrita, mantra itu apa yah? Trus, Theravada, Mahayana ama Tantrayana bedanya di mana? Apa Theravada itu bahasa India, Mahayana China, Tantrayana Tibet? Dari segi ajaran, ada perbedaan ga diantara ke tiga aliran tsb? Terima kasih atas jawabannya sebelumnya.
Menurut kabar, bhikku Sayadaw U. Kowida umurnya sampe 1026 ya ? (1994)
_/\_
Mau tanya soal meditasi, tapi di bagian sana gak ada thread untuk pemula nanya-nanya, jadi malu buka thread baru.
Saya dengar anapanasati bisa gabung sama metta bhavana ya? Malah ada yang bilang bagus karena yang satu fokus ke dalam, yang satu ke luar, jadi seimbang. Masalah saya, lama-lama metta bhavana-nya jadi lebih enak daripada ngeliatin napas. Ikutin napas susah sekali, tapi begitu pindah ke metta, beberapa kali terasa begitu damainya, sampai tidak ingin berhenti. Dan setelah itu di manapun saya berada, di kendaraan umum, di antrian, di jalanan, gampang sekali untuk balik ke present moment, sambil terus metta.
Ini normal gak, apa ada yang merasa begitu juga?
Apakah berbahaya?
Mau tanya soal meditasi, tapi di bagian sana gak ada thread untuk pemula nanya-nanya, jadi malu buka thread baru.Tujuan kita bermeditasi untuk melatih pikiran dengan memusatkan pada suatu objek. Pada saat anda berpikir untuk mengubah objek nafas menjadi metta atau metta menjadi nafas, sebenarnya pada saat itu konsentrasi pikiran anda sudah terpecah. Apalagi kalau anda bolak-balik berpindah objek, sama saja konsentrasi anda sudah terpecah berulang kali. Jadi lebih baik menggunakan hanya satu objek saja.
Saya dengar anapanasati bisa gabung sama metta bhavana ya? Malah ada yang bilang bagus karena yang satu fokus ke dalam, yang satu ke luar, jadi seimbang. Masalah saya, lama-lama metta bhavana-nya jadi lebih enak daripada ngeliatin napas. Ikutin napas susah sekali, tapi begitu pindah ke metta, beberapa kali terasa begitu damainya, sampai tidak ingin berhenti. Dan setelah itu di manapun saya berada, di kendaraan umum, di antrian, di jalanan, gampang sekali untuk balik ke present moment, sambil terus metta.
Ini normal gak, apa ada yang merasa begitu juga?
Apakah berbahaya?
jika merasa lebih nyaman dengan metta bhavana, lanjutkan aja metta bhavana.
Mau tanya soal meditasi, tapi di bagian sana gak ada thread untuk pemula nanya-nanya, jadi malu buka thread baru.
Saya dengar anapanasati bisa gabung sama metta bhavana ya? Malah ada yang bilang bagus karena yang satu fokus ke dalam, yang satu ke luar, jadi seimbang. Masalah saya, lama-lama metta bhavana-nya jadi lebih enak daripada ngeliatin napas. Ikutin napas susah sekali, tapi begitu pindah ke metta, beberapa kali terasa begitu damainya, sampai tidak ingin berhenti. Dan setelah itu di manapun saya berada, di kendaraan umum, di antrian, di jalanan, gampang sekali untuk balik ke present moment, sambil terus metta.
Ini normal gak, apa ada yang merasa begitu juga?
Apakah berbahaya?
jika merasa lebih nyaman dengan metta bhavana, lanjutkan aja metta bhavana.
Makasih banyak, saya akan tetap berusaha pernapasan juga, tapi tidak akan kuatir lagi mengapa kok mettanya terasa lebih nyaman daripada pernapasan. Lega bahwa tidak salah.
idem nih ...Mau tanya soal meditasi, tapi di bagian sana gak ada thread untuk pemula nanya-nanya, jadi malu buka thread baru.
Saya dengar anapanasati bisa gabung sama metta bhavana ya? Malah ada yang bilang bagus karena yang satu fokus ke dalam, yang satu ke luar, jadi seimbang. Masalah saya, lama-lama metta bhavana-nya jadi lebih enak daripada ngeliatin napas. Ikutin napas susah sekali, tapi begitu pindah ke metta, beberapa kali terasa begitu damainya, sampai tidak ingin berhenti. Dan setelah itu di manapun saya berada, di kendaraan umum, di antrian, di jalanan, gampang sekali untuk balik ke present moment, sambil terus metta.
Ini normal gak, apa ada yang merasa begitu juga?
Apakah berbahaya?
Tanya lagi .. :)
Di ceritanya Ven Culla-Panthaka, katanya kakak dia Ven Maha-Panthaka jadi Bhikkhu duluan, tapi kemudian kedua-duanya jadi arahat setelah sang Buddha kasih Culla pengajaran khusus. Tapi kenapa kemudian kedua kakak-beradik ini masih bisa satu sama lain mengeluarkan trik-trik. Yang kakak berusaha menghalangi adiknya ikut ke perjamuan makan, sedangkan si adik main sembunyi-sembunyian dengan membuat ilusi 1000 bhikkhu tiruan (kok kayak Sun Go Kong).
Apakah arahat-arahat masih bisa berbuat seperti itu?
Kisah-kisah Jataka itu posisinya gimana kalo nurut Theravada? Kenapa dimasukkan di Tipitaka? Bisa dianggap serius gak?
Kisah Culapanthaka
DHAMMAPADA II : 25
Bendahara Kerajaan di Rajagaha mempunyai dua orang cucu laki-laki bernama Mahapanthaka dan Culapanthaka. Mahapanthaka, yang tertua, selalu menemani kakeknya mendengarkan khotbah Dhamma. Kemudian Mahapanthaka bergabung menjadi murid Sang Buddha.
Culapanthaka mengikuti jejak kakaknya menjadi bhikkhu pula. Tetapi, karena pada kehidupannya yang lampau pada masa keberadaan Buddha Kassapa, Culapanthaka telah menggoda seorang bhikkhu yang sangat bodoh, maka dia dilahirkan sebagai orang dungu pada kehidupannya saat ini. Dia tidak mampu mengingat meskipun hanya satu syair dalam empat bulan. Mahapanthaka sangat kecewa dengan adiknya dan mengatakan bahwa adiknya tidak berguna.
Suatu waktu, Jivaka datang ke vihara mengundang Sang Buddha dan para bhikkhu yang ada, untuk berkunjung makan siang di rumahnya. Mahapanthaka, yang diberi tugas untuk memberitahu para bhikkhu tentang undangan makan siang tersebut, mencoret Culapanthaka dari daftar undangan. Ketika Culapanthaka mengetahui hal itu dia merasa sangat kecewa dan memutuskan untuk kembali hidup sebagai seorang perumah tangga.
Mengetahui keinginan tersebut, Sang Buddha membawanya dan menyuruhnya duduk di depan Gandhakuti. Kemudian Beliau memberikan selembar kain bersih kepada Culapanthaka dan menyuruhnya untuk duduk menghadap ke timur dan menggosok-gosok kain itu. Pada waktu bersamaan dia harus mengulang kata "Rajoharanam", yang berarti "kotor". Sang Buddha kemudian pergi ke tempat kediaman Jivaka, menemani para bhikkhu.
Culapanthaka mulai menggosok selembar kain tersebut, sambil mengucapkan "Rajoharanam", Berulang kali kain itu digosok dan berulang kali pula kata-kata rajoharanam meluncur dari mulutnya.
Berulang dan berulang kali.
Karena terus-menerus digosok, kain tersebut menjadi kotor. Melihat perubahan yang terjadi pada kain tersebut, Culapanthaka tercenung. Ia segera menyadari ketidak-kekalan segala sesuatu yang berkondisi.
Dari rumah Jivaka, Sang Buddha dengan kekuatan supranatural-Nya mengetahui kemajuan Culapanthaka. Beliau dengan kekuatan supranatural-Nya menemui Culapanthaka, sehingga seolah-olah Beliau tampak duduk di depan Culapanthaka, dan berkata:
"Tidak hanya selembar kain yang dikotori oleh debu; dalam diri seseorang ada debu hawa nafsu (raga), debu keinginan jahat (dosa), dan debu ketidak-tahuan (moha), seperti ketidak-tahuan akan empat kesunyataan mulia. Hanya dengan menghapuskan hal-hal tersebut seseorang dapat mencapai tujuannya dan mencapai arahat".
Culapanthaka mendengarkan pesan tersebut dan meneruskan bermeditasi. Dalam waktu yang singkat mata batinnya terbuka dan ia mencapai tingkat kesucian arahat, bersamaan dengan memiliki "Pandangan Terang Analitis". Maka Culapanthaka tidak lagi menjadi orang dungu.
Di rumah Jivaka, para umat akan menuang air sebagai tanda telah melakukan perbuatan dana; tetapi Sang Buddha menutup mangkoknya dengan tangan dan berkata bahwa masih ada bhikkhu yang ada di vihara. Semuanya mengatakan bahwa tidak ada bhikkhu yang tertinggal. Sang Buddha menjawab bahwa masih ada satu orang bhikkhu yang tertinggal dan memerintahkan untuk menjemput Culapanthaka di vihara.
Ketika pembawa pesan dari rumah Jivaka tiba di vihara, dia menemukan tidak hanya satu orang, tetapi ada seribu orang bhikkhu yang serupa. Mereka semua diciptakan oleh Culapanthaka, yang sekarang telah memiliki kekuatan supranatural. Utusan tersebut kagum dan dia pulang kembali dan melaporkan hal ini kepada Jivaka.
Utusan itu kembali diutus ke vihara untuk kedua kalinya dan diperintahkan untuk mengatakan bahwa Sang Buddha mengundang bhikkhu yang bernama Culapanthaka. Tetapi ketika dia menyampaikan pesan tersebut, seribu suara menjawab, "Saya adalah Culapanthaka". Dengan bingung, dia kembali ke rumah Jivaka untuk kedua kalinya.
Untuk ketiga kalinya dia disuruh kembali ke vihara. Kali ini, dia diperintahkan untuk menarik bhikkhu yang dilihatnya pertama kali mengatakan bahwa dia adalah Culapanthaka. Dengan cepat dia memegangnya dan semua bhikkhu yang lain menghilang, dan Culapanthaka menemani utusan tersebut ke rumah Jivaka.
Setelah makan siang, seperti yang diperintahkan oleh Sang Buddha, Culapanthaka menyampaikan khotbah Dhamma, khotbah tentang keyakinan dan keberanian, mengaum bagaikan raungan seekor singa muda. Ketika masalah Culapanthaka dibicarakan di antara para bhikkhu. Sang Buddha berkata bahwa seseorang yang rajin dan tetap pada perjuangannya akan mencapai tingkat kesucian arahat.
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 25 berikut ini:
Dengan usaha yang tekun, semangat, disiplin dan pengendalian diri,
hendaklah orang bijaksana membuat pulau bagi dirinya sendiri
yang tidak dapat ditenggelamkan oleh banjir.
http://www.w****a.com/forum/kumpulan-sutra-vinaya-buddhist/3324-kisah-kisah-dhammapada-bab-ii-appamada-vagga-21-22-23-24-25-a.html#post35369 (http://www.w****a.com/forum/kumpulan-sutra-vinaya-buddhist/3324-kisah-kisah-dhammapada-bab-ii-appamada-vagga-21-22-23-24-25-a.html#post35369)
At that time Jivaka, the Komarabhacca (the foster child of a prince), taking with him plenty of flowers and scents went to his mango-grove, offered them to the Master. Having listened to the preachings, he left the seat, paid obeisance to the Master and approaching Mahapanthaka enquired, "Sir, how many monks are living with the Teacher?"
"Monks numbering about five hundred".
"Sir, to-morrow may you please take your food at my house with five hundred monks headed by the Buddha."
Said the Elder, "Lay-devotee, a certain Culapanthaka is dull and unprogressive in the Dhamma, except him I accept your invitation for the rest."
Culapanthaka heard this and thought "The Elder in accepting the invitation for so many monks has left me out. Surely he must have been disappointed with me. Then, what good is there for me (to stay on) in this Order? I should (better) revert to a household life and live giving charity and doing other meritorious deeds."
At this moment Culapanthaka thinking, "My brother said that there were no monks at the monastery, I will show him that there are." He created a thousand monks and filled the entire mango-grove with them, some tending to the robes, some dyeing and others being engaged in their studies, thus differing in pursuits. That man, seeing many monks in the monastery, turned back and reported to Jivaka. saying "Master, the entire mango-grove is full of monks."
"The Thera Culapanthaka having created a thousand monks like himself, sat in the beautiful mango-grove awaiting intimation of the time (for meal)."
Thereupon the Master said to the person "Go to the monastery and say that the Teacher summons the monk by name Culapanthaka."
When he went and said that, voices saying "I am Culapanthaka, I am Culapanthaka" came out of thousand mouths.
The man went back and reported "Lord, all of them said that they were Culapanthakas."
"Then please go and catch hold of the monk who first says that he is Culapanthaka and the rest will disappear." He did as he was told. And at that very moment the rest of the monks disappeared.
Makasih.. wah kok lain sama buku baru saya :(
Trus soal ini gimana:
Kisah-kisah Jataka itu posisinya gimana kalo nurut Theravada? Bisa dianggap serius gak?
_/\_ All,,dhamma mana ada teka teki
Me mau nanya 5 Pertanyaan aja..
1. Apa bedanya menumbuhkan keyakinan terhadap Triratna, Arahat, Deva, Bodisatva, dan Tripitaka?
(Tolong jelaskan mendetail) :)
2. Apa bedanya Tiap2 tingkat Kesucian? bukankah kalau cuma mencapai Sotapanna sudah dijamin masuk nibanna?
kalo gitu apa ada gunanya jadi arahat?
3. Bagaimana cara belajar yang tepat bagi seorang buddhist? Manfaat yang didapat daripada cara biasa gimana?
4. Tokoh-tokoh Buddhist Dunia yang lumayan terkenal siapa aja? (Tolong kasih contoh kisah kenapa dia jadi Buddhist)
5. Bagaimana pandangan Buddhist terhadap Tekad? apa beda tekad dengan janji/sumpah?
Thx lho buat yang uda bantuin memecahkan teka-teki Dhamma ini..
_/\_ :)
_/\_ All,,
Me mau nanya 5 Pertanyaan aja..
1. Apa bedanya menumbuhkan keyakinan terhadap Triratna, Arahat, Deva, Bodisatva, dan Tripitaka?
(Tolong jelaskan mendetail) :)
2. Apa bedanya Tiap2 tingkat Kesucian? bukankah kalau cuma mencapai Sotapanna sudah dijamin masuk nibanna?
kalo gitu apa ada gunanya jadi arahat?
3. Bagaimana cara belajar yang tepat bagi seorang buddhist? Manfaat yang didapat daripada cara biasa gimana?
4. Tokoh-tokoh Buddhist Dunia yang lumayan terkenal siapa aja? (Tolong kasih contoh kisah kenapa dia jadi Buddhist)
5. Bagaimana pandangan Buddhist terhadap Tekad? apa beda tekad dengan janji/sumpah?
Thx lho buat yang uda bantuin memecahkan teka-teki Dhamma ini..
_/\_ :)
1. Apa bedanya Buddha dengan Arahat, sama-sama sudah tercerahkan?
2. Katanya ada 4 macam Buddha, dan Arahat termasuk salah satu diantara 4 itu.
Apakah itu Mahayana saja atau Theravada juga berpendapat demikian?
3. Apa bedanya kriya-nya Arahat dengan kamma vipaka netral kita-kita yang belum tercerahkan?
4. Apa benar Arahat tidak bisa meninggal secara fisik kalau tidak semua kammanya terlunasi?
Kalau begitu calon-calon Arahat sudah muncul sejak lahir dong, tinggal dia bisa meneruskan usahanya ke arah pencerahan atau tidak.
[Manussa] Literally, those who have an uplifted or developed mind (mano ussannam etasam). The Samskrit equivalent of manussa is manushya which means the sons of Manu. They are so called because they became civilized after Manu the seer.
Menurut buku The Buddha and His Teaching oleh Bhante Narada Mahathera:Quote[Manussa] Literally, those who have an uplifted or developed mind (mano ussannam etasam). The Samskrit equivalent of manussa is manushya which means the sons of Manu. They are so called because they became civilized after Manu the seer.
Jadi manusia itu artinya "mereka yang memiliki pikiran yang maju atau berkembang". Disebut demikian karena manusia dapat mengembangkan pikirannya untuk memajukan dirinya (membuat perabadan); dalam pengertian spiritual, manusia dapat mengembangkan pikirannya untuk mencapai Kebuddhaan (karena hanya di alam manusia dan terlahir sebagai manusia, para Bodhisatta dapat berjuang dalam kehidupan terakhirnya menjadi Buddha yang maha sempurna).
2. Katanya ada 4 macam Buddha, dan Arahat termasuk salah satu diantara 4 itu.
Apakah itu Mahayana saja atau Theravada juga berpendapat demikian?
Menurut komentar (misalnya dalam Appatividita Sutta (http://dhammaweb.net/Tipitaka/read.php?id=193)), terdapat 4 jenis Buddha:
1. Sabbannuta Buddha (Buddha yang Mengetahui Segalanya), yaitu seorang yang telah mencapai Pencerahan (Kemahatahuan/Sabbannu-nana) dengan upaya sendiri. Dengan kata lain, jenis Buddha ini sama dengan Samma Sambuddha.
2. Pacceka Buddha, yaitu seseorang yang mencapai Pencerahan dengan upaya sendiri, tetapi tidak dapat mengajarkan Dhamma kepada orang lain.
3. Catusacca Buddha (Buddha yang memahami Empat Kebenaran Mulia), yaitu seseorang yang mencapai Pencerahan dengan merealisasikan Empat Kebenaran Mulia melalui belajar dari orang lain. Buddha jenis ini sama dengan Savaka Buddha atau Arahat.
4. Suta Buddha, yaitu seseorang yang belum tercerahkan, hanya memahami Empat Kebenaran Mulia secara intelektual.
Jenis no. 1-3 merupakan para Buddha yang sebenarnya (sudah tercerahkan), sedangkan no. 4 adalah orang-orang biasa yang memahami Dhamma secara intelektual saja.
Penggolongan ini berasal dari komentar Pali, saya gak tahu apakah dalam Mahayana juga dikenal penggolongan ini.
thanks. kalo dewa dan brahma pikirannya juga berkembang ga? kalo iya berarti mereka termasuk manusia juga? karena manusia kan julukan untuk makhluk yang berpikir
Saya memiliki info yang berbeda mengenai hal ini khususnya no.3, info dari Kamus Umum Buddha Dharma, karya Panjika yang mengutip dari Vijja Dhamma halaman 34:
Suta Buddha = Orang yang telah mencapai Penerangan Sempurna setelah mendengar Dharma langsung dari Sang Buddha
Tambahan dari A History of Pali Literature, Bimala Churn Law, PhD, http://www.scribd.com/doc/28831900/Pali-Literature
Mungkin ada yang bisa dan mau menjelaskan mana yang benar.
Thanks
The Commentaries, however (e.g., SA.i.20; AA.i.65) make mention of four classes of Buddha:
* Sabaññu-Buddhā
* Pacceka Buddhā
* Catusacca Buddhā
* Suta Buddhā
All arahants (khīnāsavā) are called Catusacca Buddhā and all learned men Bahussuta Buddhā. A Pacceka Buddha practises the ten perfections (pāramitā) for two asankheyyas and one hundred thousand kappas, a Sabbañu Buddha practises it for one hundred thousand kappas and four or eight or sixteen asankheyyas, as the case may be (see below).
Sumber: http://www.palikanon.com/english/pali_names/b/buddha.htm (http://www.palikanon.com/english/pali_names/b/buddha.htm)
Sariputra's Nirvana
When Buddha announced that He would be entering Parinirvana after three months, everyone was very sad, Sariputra could not bear to see Buddha enter into the final Nirvana and he thought: "In the past, the chief disciples of all Buddhas entered Nirvana before their masters did. As a chief disciple of the Buddha, I should also enter Nirvana before Buddha."So he asked the Buddha's permission to enter Nirvana first. After some explanation, he finally got the Buddha's consent and they prepared to return to his hometown to enter Nirvana.
Before Sariputra left, Buddha gathered all disciples to say farewell to him. Sariputra said to Buddha: "Lord Buddha! For the past forty years, I have been guided by your compassionate teachings, therefore I am able to understand the Truth and to attain enlightenment. No word can describe my happiness and gratitude. I am glad that I have been able to learn the Buddha Dharma which leads me to attain liberation from all sufferings and enter Nirvana. Before I leave, Buddha, please accept my reverence." Sariputra prostrated himself in front of the Buddha. The atmosphere then was filled with solemnity and silence.
Buddha said: "Sariputra! I predict one day you will become a Buddha by the name of Pamaprabha. You will come to this world again to save all living beings and achieve the highest state of Buddhahood."
After that everyone sent Sariputra off. Many of the monks were so sad that they could not help shedding tears.
Sariputra said to those who were sending him off, "The appearance of the Buddha in this world is as rare as the blooming of Udumbara tree which happens once in thousands and millions of years. Our human body is hard to come by. So is the Buddha Dharma. But in this present life, we not only become monks but also personally listen to Buddha's teachings, which is very rare indeed. I hope all of you practise Dharma diligently so to achieve Nirvana."
Knowing that this was Sariputra's last discourse, everyone was very sad and asked, "Venerable sir, you are the chief disciple of the Buddha and elder of all the monks. The propagation and development of the Buddha Dharma in future still needs you. Why would you want to enter Nirvana so soon?"
Sariputra replied, "Don't be sad. Has the Buddha not always told us this is an impermanent world? Death is a fact of life. I hope you can continue on in your Dharma practice, until you are free from all sufferings. I also hope you strive to spread the Dharma and work for the well being of the people. In future, as long as beings wished to be free of suffering and attain the final happiness of Nirvana, they will come forward to prolong the wisdom-life of the Buddhas."
Everybody was very touched by what Sariputra had said. After bidding farewell, Sariputra, together with Kunti (his devoted disciple), began his journey home. Seeing him off, the monks shed tears of sorrow as they knew they would never be able to see Sariputra again.
Disquieting thoughts surged in Sariputra's mind when he was on his way home. But he felt that brightness was just before him.
When Sariputra reached his home, his mother was so glad that tears started to roll down her face, simply because her son had not been home for a long time. However, his mother and family were very shocked to learn that Sariputra had returned home for the purpose of entering Nirvana. So Sariputra said, "Don't worry. This is different from the normal death. I accept and practise the teachings of my master, Buddha and have already attained liberation. As a matter of fact, nobody in this world can escape death. I an indeed fortunate to be able to enter the state of Nirvana with a clear mind. You ought to be happy for me."
The news that Sariputra had returned to enter Nirvana quickly spread through the village. Though it was in the middle of the night, villagers who had taken refuge in the Buddha before, and even King Ajatasatru from Rajagrha and his ministers, had gathered at Sariputra's house, all wishing to pay their respect to the Venerable and listen to his last teachings. They waited quietly outside Sariputra's room until the next morning when Kunti informed them that Sariputra wanted to see them. They then happily gathered in Sariputra's room.
Sariputra said to the crowd, "For the past forty years, I have been following the teachings of my master, Lord Buddha, and have either preached at various places or learned the Dharma under the Buddha's guidance. I feel very much indebted to my great teacher, Lord Buddha. Though I feel ashamed for not being able to fully comprehend. His profound teachings, I do understand Buddha's compassion towards all living beings. I practise His teachings diligently and have also attained enlightenment. I hope you can understand that it is a rare opportunity to meet the Buddha. Therefore, you should learn and practise His teachings accordingly. Sariputra went into deep meditation and then entered the bliss of Nirvana.
After Sariputra had entered Nirvana for seven days, Kunti cremated his body and brought his relics to the Buddha.
Then Buddha took the relics of Sariputra from Kunti and said to all monks, "Bhikkhus! This is Sariputra whose wisdom is profound and great. He realised the Truth and practised Dharma accordingly. He also strived to propagate the Dharma for the sake of the people. He had already attained liberation from all sufferings. Just look, Bhikkhus! These are the relics of the Buddha's son!"
With great respect, all the monks prostrated themselves before the relics of Sariputra.
^
Cerita di atas itu versi Mahayana ya ?
dalam buddhisme memang benar ya selalu ada kesempatan untuk memperbaiki diri dari kesalahan?iya
thanks
Untuk mencapai jhana, harus menjaga sila. Dalam hal ini, kenapa Devadatta mampu mencapai jhana, padahal dia banyak melanggar sila ?untuk mencapai Jhanna yg di perlukan adalah melatih konsentrasi... bukan melatih sila
_/\_
Untuk mencapai jhana, harus menjaga sila. Dalam hal ini, kenapa Devadatta mampu mencapai jhana, padahal dia banyak melanggar sila ?untuk mencapai Jhanna yg di perlukan adalah melatih konsentrasi... bukan melatih sila
_/\_
jd.. jgn heran klo ada yg mempunyai "kekuatan batin" tp tidak bermoral...
Untuk mencapai jhana, harus menjaga sila. Dalam hal ini, kenapa Devadatta mampu mencapai jhana, padahal dia banyak melanggar sila ?untuk mencapai Jhanna yg di perlukan adalah melatih konsentrasi... bukan melatih sila
_/\_
jd.. jgn heran klo ada yg mempunyai "kekuatan batin" tp tidak bermoral...
Ow, bukannya yang tidak menjaga sila itu akan susah melakukan absorpsi ?
Untuk mencapai jhana, harus menjaga sila. Dalam hal ini, kenapa Devadatta mampu mencapai jhana, padahal dia banyak melanggar sila ?
_/\_
Untuk mencapai jhana, harus menjaga sila. Dalam hal ini, kenapa Devadatta mampu mencapai jhana, padahal dia banyak melanggar sila ?
_/\_
Tanya;Kamma (momentum).
Jika bukan roh,lalu siapa yg bertumibal lahir/terlahir kembali? Citta kah?
Thank sebelumnya :)
Tanya;
Jika bukan roh,lalu siapa yg bertumibal lahir/terlahir kembali? Citta kah?
Thank sebelumnya :)
kalau yg gak ada patung buddha. boleh gak pakai robot voltus aye yg masih ada dikamar ?
hmm...lebih baek beli patung yang kecil aja yang penting bentuk Buddha.. (meskipun Buddha tidak pernah nyuruh bikin patung, setidaknya kalau bentuknya Buddha maka kita bisa ingat kehebatan Beliau, kalau robot voltus sih bisa saja kalau dipaksain, tetapi kan lebih cocok saat kita merenungi kehebatan robot voltus.)kalau mau puja Buddha ya patung Buddha, pas mau puja robot voltus jangan pakai yang laen selain voltus
Apa artinya,pertanyaan ini tidak bisa dijawab dengan penjelasan duniawi?Tanya;
Jika bukan roh,lalu siapa yg bertumibal lahir/terlahir kembali? Citta kah?
Thank sebelumnya :)
Bro Jhonz yang baik, menurut Abhidhamma kalau tidak salah dikatakan bahwa, setiap detik pancakhandha kita mati, hidup kembali, mati lagi, hidup lagi dstnya lebih dari jutaan kali...
_/\_
Apa artinya,pertanyaan ini tidak bisa dijawab dengan penjelasan duniawi?Tanya;
Jika bukan roh,lalu siapa yg bertumibal lahir/terlahir kembali? Citta kah?
Thank sebelumnya :)
Bro Jhonz yang baik, menurut Abhidhamma kalau tidak salah dikatakan bahwa, setiap detik pancakhandha kita mati, hidup kembali, mati lagi, hidup lagi dstnya lebih dari jutaan kali...
_/\_
Pertanyaann ini masuk klasifikasi saddha/iman/belief?
Di zaman sang Buddha, ada pake kebaktian ga ?
saya mau tanya ttg milinda panha bab 1 jiwa bagian ini:
"Naik kereta, Yang Mulia." (jawaban Raja Milinda)
"Kalau begitu, tolong jelaskan apakah kereta itu?
Apakah porosnya? Apakah rodanya, atau sasisnya, atau kendalinya, atau kuknya, yang disebut kereta?
Ataukah gabungan dari itu semua, ataukah sesuatu di luar semua itu?"
"Bukan semuanya itu, Yang Mulia."
pertanyaan saya, mengapa tidak dijawab gabungan dari itu semua?
saya mau tanya ttg milinda panha bab 1 jiwa bagian ini:
"Naik kereta, Yang Mulia." (jawaban Raja Milinda)
"Kalau begitu, tolong jelaskan apakah kereta itu?
Apakah porosnya? Apakah rodanya, atau sasisnya, atau kendalinya, atau kuknya, yang disebut kereta?
Ataukah gabungan dari itu semua, ataukah sesuatu di luar semua itu?"
"Bukan semuanya itu, Yang Mulia."
pertanyaan saya, mengapa tidak dijawab gabungan dari itu semua?
Untuk menunjukkan bahwa kereta itu juga tanpa inti, hanya gabungan dari berbagai komponen kereta. Sama halnya dengan manusia, merupakan gabungan dari berbagai unsur.
saya mau tanya ttg milinda panha bab 1 jiwa bagian ini:
"Naik kereta, Yang Mulia." (jawaban Raja Milinda)
"Kalau begitu, tolong jelaskan apakah kereta itu?
Apakah porosnya? Apakah rodanya, atau sasisnya, atau kendalinya, atau kuknya, yang disebut kereta?
Ataukah gabungan dari itu semua, ataukah sesuatu di luar semua itu?"
"Bukan semuanya itu, Yang Mulia."
pertanyaan saya, mengapa tidak dijawab gabungan dari itu semua?
Untuk menunjukkan bahwa kereta itu juga tanpa inti, hanya gabungan dari berbagai komponen kereta. Sama halnya dengan manusia, merupakan gabungan dari berbagai unsur.
yoi mestinya kan dijawab gabungan dari itu semua.. tapi kok malah dijawab bukan semua itu? padahal opsi jawaban "gabungan dari itu semua" kan ada..
hmm... ga tau... yg jd "pemasuk arus" siapa saja aku ga tau...
pemasuk arus itu sotapanna... masalahnya..aku ga tau siap saja yg bener2 sudah jd sotapanna(pemasuk arus)... mungkin klo ada daftar nama2 org yg sudah sotapanna..kita bisa cari tau..ada gak di antara mereka yg ambil jalur bhodisatta
saya mau tanya ttg milinda panha bab 1 jiwa bagian ini:
"Naik kereta, Yang Mulia." (jawaban Raja Milinda)
"Kalau begitu, tolong jelaskan apakah kereta itu?
Apakah porosnya? Apakah rodanya, atau sasisnya, atau kendalinya, atau kuknya, yang disebut kereta?
Ataukah gabungan dari itu semua, ataukah sesuatu di luar semua itu?"
"Bukan semuanya itu, Yang Mulia."
pertanyaan saya, mengapa tidak dijawab gabungan dari itu semua?
Untuk menunjukkan bahwa kereta itu juga tanpa inti, hanya gabungan dari berbagai komponen kereta. Sama halnya dengan manusia, merupakan gabungan dari berbagai unsur.
yoi mestinya kan dijawab gabungan dari itu semua.. tapi kok malah dijawab bukan semua itu? padahal opsi jawaban "gabungan dari itu semua" kan ada..
Ada ga yang sudah jadi pemasuk arus, setelah itu ambil jalan Bodhisatta ? :-?
sore n slm sejahtera...
pengen tau,, pernah dengar klo buddha itu ada 3 masa..buddha masa lalu, masa kini dan masa mendatang..nah, koq bisa dibagi² gitu ya? :-?sang beliau siddharta gautama termasuk buddha yg dalam masa mana?
sore n slm sejahtera...
pengen tau,, pernah dengar klo buddha itu ada 3 masa..buddha masa lalu, masa kini dan masa mendatang..nah, koq bisa dibagi² gitu ya? :-?sang beliau siddharta gautama termasuk buddha yg dalam masa mana?
Itu hanya pernyataan sepihak dari Aliran Maitreya. Dalam Agama Buddha, tidak ada 3 masa Buddha seperti itu.
Maaf, sdr. Upasaka, dalam pelajaran agama Buddha di bangku sekolah dulu, dalam pembahasan tentang Keyakinan terhadap Tiratana (Buddha, Dhamma, Sangha) dijelaskan bahwa Buddha yang diyakini umat Buddha bukan hanya Buddha Gotama yang merupakan Buddha masa sekarang (Paccupanna-Buddha), tetapi juga para Buddha yang muncul di masa lampau (Atita-Buddha) dan para Buddha yang muncul di masa yang akan datang (Anagata-Buddha). Jadi memang keyakinan umum umat Buddha bukan hanya dalam aliran tertentu saja.
halo semua, saya baru dan sangat baru malah. saya tertarik ingin mengenal buddhisme lebih jauh. pertanyaan saya sederhana:
darimana sebaiknya saya memulai untuk mempelajari buddhisme?
terima kasih _/\_
halo semua, saya baru dan sangat baru malah. saya tertarik ingin mengenal buddhisme lebih jauh. pertanyaan saya sederhana:
darimana sebaiknya saya memulai untuk mempelajari buddhisme?
terima kasih _/\_
mulai dari sini (http://dhammacitta.org/forum/index.php?board=10.0)
halo semua, saya baru dan sangat baru malah. saya tertarik ingin mengenal buddhisme lebih jauh. pertanyaan saya sederhana:
darimana sebaiknya saya memulai untuk mempelajari buddhisme?
terima kasih _/\_
mulai dari sini (http://dhammacitta.org/forum/index.php?board=10.0)
saya tahu....terima kasih jawabannya. untuk itu saya masuk ke bagian pemula ini dulu. tapi setelah baca2 saya juga bingung mau memulai dari mana di bagian pemula ini, terlalu banyak informasi yang saya sendiri tidak tahu mana awalannya.
salam
halo semua, saya baru dan sangat baru malah. saya tertarik ingin mengenal buddhisme lebih jauh. pertanyaan saya sederhana:
darimana sebaiknya saya memulai untuk mempelajari buddhisme?
terima kasih _/\_
mulai dari sini (http://dhammacitta.org/forum/index.php?board=10.0)
saya tahu....terima kasih jawabannya. untuk itu saya masuk ke bagian pemula ini dulu. tapi setelah baca2 saya juga bingung mau memulai dari mana di bagian pemula ini, terlalu banyak informasi yang saya sendiri tidak tahu mana awalannya.
salam
dari 4 kebenaran mulia saja dulu (dukkha,sebabnya,akhir dukkha dan jalan untuk mengakhiri)...dan tilakhana/ 3 corak dunia...(anicca,anatta,dukkha)..
kalau ada yang ingin ditanyakan lagi, langsung tanya aja disini.
halo semua, saya baru dan sangat baru malah. saya tertarik ingin mengenal buddhisme lebih jauh. pertanyaan saya sederhana:
darimana sebaiknya saya memulai untuk mempelajari buddhisme?
terima kasih _/\_
mulai dari sini (http://dhammacitta.org/forum/index.php?board=10.0)
saya tahu....terima kasih jawabannya. untuk itu saya masuk ke bagian pemula ini dulu. tapi setelah baca2 saya juga bingung mau memulai dari mana di bagian pemula ini, terlalu banyak informasi yang saya sendiri tidak tahu mana awalannya.
salam
dari 4 kebenaran mulia saja dulu (dukkha,sebabnya,akhir dukkha dan jalan untuk mengakhiri)...dan tilakhana/ 3 corak dunia...(anicca,anatta,dukkha)..
kalau ada yang ingin ditanyakan lagi, langsung tanya aja disini.
terima kasih
mengenai 9 boddhisatva...apakah semuanya berasal dari manusia? trims..
Uttamo Metteyyo Ramo Pasenadi Kosalo ca
Abhibhu Dighasoni ca Candani ca Subo Todeyyabrahmano
Nalagiri Palaleyyo bodhisatta anukkamena
Sambodhim labhanti anagate.
(Buddha Gotama predicted as follows: )
In the future (ten) Bodhisattas will attain full awakening
in the following order: the most honourable (Ariya) Metteyya,
(King) Rama, (King) Pasenadi of Kosala, (the Deva) Abhibhu,
(the Asura Deva) Dighasoni, (the Brahman) Candani, (the young
man) Subha, the Brahman Todeyya, (the elephant) Nalagiri,
and (the elephant) Palaleya.
(Buddha Gotama meramalkan sebagai berikut: )
Pada masa yang akan datang (sepuluh orang) Bodhisatta akan mencapai pencerahan sempurna dalam urutan berikut: Yang Mulia (Ariya) Metteya, (Raja) Rama, (Raja) Pasenadi Kosala, (Dewa) Abhibhu, (Dewa Asura) Dighasoni, (Brahmana) Candani, (pemuda) Subha, Brahmana Todeyya, (gajah) Nalagiri, dan (gajah) Palaleya.
Sumber: http://www.buddhanet.net/budsas/ebud/metteya/arimet01.htm (http://www.buddhanet.net/budsas/ebud/metteya/arimet01.htm)
Raja Pasenadi Kosala itu Ajatassatu kan ?
Raja Pasenadi Kosala itu Ajatassatu kan ?
Raja Pasenadi adalah pamannya Ajatasattu, ayahnya Ajatasattu, Raja Bimbisara, masih bersaudara dengan Raja Pasenadi.
bukan lah.. dia membunuh ayahnya sendiri...salah satu yg tampaknya tak mungkin dilakukan boddhisatta, n alam kelahiran berikutnya kemungkinan gede avici..salah satu alam yg ga mungkin boddhisatta terlahir di sana
Bila terlahir kembali sebagai binatang, ia tidak pernah lahir sebagai binatang yang lebih kecil dari burung puyuh atau lebih besar dari gajah. Ia tidak pernah dilahirkan sebagai peta (setan) atau di alam neraka Avici. Ia tidak pernah lahir sebagai Mara (dewa hawa nafsu), lahir di alam asannasata (tanpa kesadaran), di alam suddhavasa (kediaman murni), di alam arupa (tanpa wujud), ataupun di cakkavala (tata surya) lain.
QuoteBila terlahir kembali sebagai binatang, ia tidak pernah lahir sebagai binatang yang lebih kecil dari burung puyuh atau lebih besar dari gajah. Ia tidak pernah dilahirkan sebagai peta (setan) atau di alam neraka Avici. Ia tidak pernah lahir sebagai Mara (dewa hawa nafsu), lahir di alam asannasata (tanpa kesadaran), di alam suddhavasa (kediaman murni), di alam arupa (tanpa wujud), ataupun di cakkavala (tata surya) lain.
^
Mara itu aspek dari dalam diri sendiri kan ? Tapi diatas kenapa dibilang bahwa seseorang bisa terlahir sebagai mara ???
wait ada yang aneh dr 10 bodhisatta yang disebutkan..
setau saya gajah nalagiri udah sotapanna bukan?
QuoteBila terlahir kembali sebagai binatang, ia tidak pernah lahir sebagai binatang yang lebih kecil dari burung puyuh atau lebih besar dari gajah. Ia tidak pernah dilahirkan sebagai peta (setan) atau di alam neraka Avici. Ia tidak pernah lahir sebagai Mara (dewa hawa nafsu), lahir di alam asannasata (tanpa kesadaran), di alam suddhavasa (kediaman murni), di alam arupa (tanpa wujud), ataupun di cakkavala (tata surya) lain.
^
Mara itu aspek dari dalam diri sendiri kan ? Tapi diatas kenapa dibilang bahwa seseorang bisa terlahir sebagai mara ???
mara itu dewa...tinggalnya setingkat lebih atas dr surga 33 dewa kalo ga salah (lupa namanya)
yang dibawa itu rambutnya bodhisatta Sidharta..bukan orangnya..
wait ada yang aneh dr 10 bodhisatta yang disebutkan..
setau saya gajah nalagiri udah sotapanna bukan?
binatang tidak bisa mencapai kesucian, Sang Buddha berkata, "Kalau bukan gajah, Nalagiri tentu sudah mencapai kesucian sotapatti."
QuoteBila terlahir kembali sebagai binatang, ia tidak pernah lahir sebagai binatang yang lebih kecil dari burung puyuh atau lebih besar dari gajah. Ia tidak pernah dilahirkan sebagai peta (setan) atau di alam neraka Avici. Ia tidak pernah lahir sebagai Mara (dewa hawa nafsu), lahir di alam asannasata (tanpa kesadaran), di alam suddhavasa (kediaman murni), di alam arupa (tanpa wujud), ataupun di cakkavala (tata surya) lain.
^
Mara itu aspek dari dalam diri sendiri kan ? Tapi diatas kenapa dibilang bahwa seseorang bisa terlahir sebagai mara ???
mara itu dewa...tinggalnya setingkat lebih atas dr surga 33 dewa kalo ga salah (lupa namanya)
yang dibawa itu rambutnya bodhisatta Sidharta..bukan orangnya..
Mara itu keknya ga smuanya dewa, dia murni aspek psikologis juga. Apa untungnya mara gangguin Bodhisatta saat bermeditasi di bawah pohon Bodhi ?
QuoteBila terlahir kembali sebagai binatang, ia tidak pernah lahir sebagai binatang yang lebih kecil dari burung puyuh atau lebih besar dari gajah. Ia tidak pernah dilahirkan sebagai peta (setan) atau di alam neraka Avici. Ia tidak pernah lahir sebagai Mara (dewa hawa nafsu), lahir di alam asannasata (tanpa kesadaran), di alam suddhavasa (kediaman murni), di alam arupa (tanpa wujud), ataupun di cakkavala (tata surya) lain.
^
Mara itu aspek dari dalam diri sendiri kan ? Tapi diatas kenapa dibilang bahwa seseorang bisa terlahir sebagai mara ???
mara itu dewa...tinggalnya setingkat lebih atas dr surga 33 dewa kalo ga salah (lupa namanya)
yang dibawa itu rambutnya bodhisatta Sidharta..bukan orangnya..
Mara itu keknya ga smuanya dewa, dia murni aspek psikologis juga. Apa untungnya mara gangguin Bodhisatta saat bermeditasi di bawah pohon Bodhi ?
mara itu pengen semua makhluk berada dalam samsara..dia pengen semua makhluk berada dalam kekuasaan dia..itu juga saya baca dimana gt...lupa..intinya dia gak mau Buddha membabarkan Dhamma dengan motivasi tersebut..
QuoteBila terlahir kembali sebagai binatang, ia tidak pernah lahir sebagai binatang yang lebih kecil dari burung puyuh atau lebih besar dari gajah. Ia tidak pernah dilahirkan sebagai peta (setan) atau di alam neraka Avici. Ia tidak pernah lahir sebagai Mara (dewa hawa nafsu), lahir di alam asannasata (tanpa kesadaran), di alam suddhavasa (kediaman murni), di alam arupa (tanpa wujud), ataupun di cakkavala (tata surya) lain.
^
Mara itu aspek dari dalam diri sendiri kan ? Tapi diatas kenapa dibilang bahwa seseorang bisa terlahir sebagai mara ???
mara itu dewa...tinggalnya setingkat lebih atas dr surga 33 dewa kalo ga salah (lupa namanya)
yang dibawa itu rambutnya bodhisatta Sidharta..bukan orangnya..
Mara itu keknya ga smuanya dewa, dia murni aspek psikologis juga. Apa untungnya mara gangguin Bodhisatta saat bermeditasi di bawah pohon Bodhi ?
mara itu pengen semua makhluk berada dalam samsara..dia pengen semua makhluk berada dalam kekuasaan dia..itu juga saya baca dimana gt...lupa..intinya dia gak mau Buddha membabarkan Dhamma dengan motivasi tersebut..
Memangnya dunia manusia adalah kekuasaan mara ? Apa motivasi dia ingin semua makhluk berada dalam samsara ???
QuoteBila terlahir kembali sebagai binatang, ia tidak pernah lahir sebagai binatang yang lebih kecil dari burung puyuh atau lebih besar dari gajah. Ia tidak pernah dilahirkan sebagai peta (setan) atau di alam neraka Avici. Ia tidak pernah lahir sebagai Mara (dewa hawa nafsu), lahir di alam asannasata (tanpa kesadaran), di alam suddhavasa (kediaman murni), di alam arupa (tanpa wujud), ataupun di cakkavala (tata surya) lain.
^
Mara itu aspek dari dalam diri sendiri kan ? Tapi diatas kenapa dibilang bahwa seseorang bisa terlahir sebagai mara ???
mara itu dewa...tinggalnya setingkat lebih atas dr surga 33 dewa kalo ga salah (lupa namanya)
yang dibawa itu rambutnya bodhisatta Sidharta..bukan orangnya..
Mara itu keknya ga smuanya dewa, dia murni aspek psikologis juga. Apa untungnya mara gangguin Bodhisatta saat bermeditasi di bawah pohon Bodhi ?
mara itu pengen semua makhluk berada dalam samsara..dia pengen semua makhluk berada dalam kekuasaan dia..itu juga saya baca dimana gt...lupa..intinya dia gak mau Buddha membabarkan Dhamma dengan motivasi tersebut..
Memangnya dunia manusia adalah kekuasaan mara ? Apa motivasi dia ingin semua makhluk berada dalam samsara ???
kalo menurut yang saya baca, dia ingin menjadi makhluk yang paling berkuasa..ya semacam begitulah..nah, makanya bodhisatta diganggu2 terus pas di bawah pohon bodhi spy gagal mencapai pencerahan..
QuoteBila terlahir kembali sebagai binatang, ia tidak pernah lahir sebagai binatang yang lebih kecil dari burung puyuh atau lebih besar dari gajah. Ia tidak pernah dilahirkan sebagai peta (setan) atau di alam neraka Avici. Ia tidak pernah lahir sebagai Mara (dewa hawa nafsu), lahir di alam asannasata (tanpa kesadaran), di alam suddhavasa (kediaman murni), di alam arupa (tanpa wujud), ataupun di cakkavala (tata surya) lain.
^
Mara itu aspek dari dalam diri sendiri kan ? Tapi diatas kenapa dibilang bahwa seseorang bisa terlahir sebagai mara ???
mara itu dewa...tinggalnya setingkat lebih atas dr surga 33 dewa kalo ga salah (lupa namanya)
yang dibawa itu rambutnya bodhisatta Sidharta..bukan orangnya..
Mara itu keknya ga smuanya dewa, dia murni aspek psikologis juga. Apa untungnya mara gangguin Bodhisatta saat bermeditasi di bawah pohon Bodhi ?
mara itu pengen semua makhluk berada dalam samsara..dia pengen semua makhluk berada dalam kekuasaan dia..itu juga saya baca dimana gt...lupa..intinya dia gak mau Buddha membabarkan Dhamma dengan motivasi tersebut..
Memangnya dunia manusia adalah kekuasaan mara ? Apa motivasi dia ingin semua makhluk berada dalam samsara ???
kalo menurut yang saya baca, dia ingin menjadi makhluk yang paling berkuasa..ya semacam begitulah..nah, makanya bodhisatta diganggu2 terus pas di bawah pohon bodhi spy gagal mencapai pencerahan..
makhluk yang paling berkuasa ??? terdengar seperti film banget
QuoteBila terlahir kembali sebagai binatang, ia tidak pernah lahir sebagai binatang yang lebih kecil dari burung puyuh atau lebih besar dari gajah. Ia tidak pernah dilahirkan sebagai peta (setan) atau di alam neraka Avici. Ia tidak pernah lahir sebagai Mara (dewa hawa nafsu), lahir di alam asannasata (tanpa kesadaran), di alam suddhavasa (kediaman murni), di alam arupa (tanpa wujud), ataupun di cakkavala (tata surya) lain.
^
Mara itu aspek dari dalam diri sendiri kan ? Tapi diatas kenapa dibilang bahwa seseorang bisa terlahir sebagai mara ???
mara itu dewa...tinggalnya setingkat lebih atas dr surga 33 dewa kalo ga salah (lupa namanya)
yang dibawa itu rambutnya bodhisatta Sidharta..bukan orangnya..
Mara itu keknya ga smuanya dewa, dia murni aspek psikologis juga. Apa untungnya mara gangguin Bodhisatta saat bermeditasi di bawah pohon Bodhi ?
mara itu pengen semua makhluk berada dalam samsara..dia pengen semua makhluk berada dalam kekuasaan dia..itu juga saya baca dimana gt...lupa..intinya dia gak mau Buddha membabarkan Dhamma dengan motivasi tersebut..
Memangnya dunia manusia adalah kekuasaan mara ? Apa motivasi dia ingin semua makhluk berada dalam samsara ???
kalo menurut yang saya baca, dia ingin menjadi makhluk yang paling berkuasa..ya semacam begitulah..nah, makanya bodhisatta diganggu2 terus pas di bawah pohon bodhi spy gagal mencapai pencerahan..
makhluk yang paling berkuasa ??? terdengar seperti film banget
yoi..toh dia memang dewa tingkat tertinggi kan? sampe2 pas waktu dia mau menganggu bodhisatta, sakka dan lainnya menyingkir..
Di Dhammapada Atthakattha, dikisahkan bahwa Gajah Nalagiri yang mabuk berhasil ditenangkan oleh Sang Buddha. Tubuh Gajah Nalagiri gemetar ketika berhasil ditenangkan oleh Sang Buddha, dan saat itu pula Gajah Nalagiri mencapai tingkat Sotapanna.
Mahasi Sayadaw juga menambahkan bahwa sejak saat itu, Gajah Nalagiri menjalani hidup sesuai Pancasila Buddhis. Dahulu Gajah Nalagiri adalah seekor gajah algojo yang sering ditugaskan untuk menginjak orang sampai mati. Sejak saat itu, Gajah Nalagiri tidak lagi membunuh orang; dan demikian juga ia menghindari pelanggaran moralitas lainnya.
Kontradiksi di Sutta (Dhammapada Atthakattha) dengan Abhidhamma ini sebenarnya pernah dibahas oleh Bro Sumedho dan Bro Eka Wirajhana di Milis Samaggi Phala.
QuoteBila terlahir kembali sebagai binatang, ia tidak pernah lahir sebagai binatang yang lebih kecil dari burung puyuh atau lebih besar dari gajah. Ia tidak pernah dilahirkan sebagai peta (setan) atau di alam neraka Avici. Ia tidak pernah lahir sebagai Mara (dewa hawa nafsu), lahir di alam asannasata (tanpa kesadaran), di alam suddhavasa (kediaman murni), di alam arupa (tanpa wujud), ataupun di cakkavala (tata surya) lain.
^
Mara itu aspek dari dalam diri sendiri kan ? Tapi diatas kenapa dibilang bahwa seseorang bisa terlahir sebagai mara ???
mara itu dewa...tinggalnya setingkat lebih atas dr surga 33 dewa kalo ga salah (lupa namanya)
yang dibawa itu rambutnya bodhisatta Sidharta..bukan orangnya..
Mara itu keknya ga smuanya dewa, dia murni aspek psikologis juga. Apa untungnya mara gangguin Bodhisatta saat bermeditasi di bawah pohon Bodhi ?
mara itu pengen semua makhluk berada dalam samsara..dia pengen semua makhluk berada dalam kekuasaan dia..itu juga saya baca dimana gt...lupa..intinya dia gak mau Buddha membabarkan Dhamma dengan motivasi tersebut..
Memangnya dunia manusia adalah kekuasaan mara ? Apa motivasi dia ingin semua makhluk berada dalam samsara ???
kalo menurut yang saya baca, dia ingin menjadi makhluk yang paling berkuasa..ya semacam begitulah..nah, makanya bodhisatta diganggu2 terus pas di bawah pohon bodhi spy gagal mencapai pencerahan..
makhluk yang paling berkuasa ??? terdengar seperti film banget
yoi..toh dia memang dewa tingkat tertinggi kan? sampe2 pas waktu dia mau menganggu bodhisatta, sakka dan lainnya menyingkir..
Dia berarti tau dong ttg dhamma sebelum Bodhisatta jadi Buddha ? DIa bisa ngatur alam lain dgn cara apa ?
QuoteDi Dhammapada Atthakattha, dikisahkan bahwa Gajah Nalagiri yang mabuk berhasil ditenangkan oleh Sang Buddha. Tubuh Gajah Nalagiri gemetar ketika berhasil ditenangkan oleh Sang Buddha, dan saat itu pula Gajah Nalagiri mencapai tingkat Sotapanna.
Mahasi Sayadaw juga menambahkan bahwa sejak saat itu, Gajah Nalagiri menjalani hidup sesuai Pancasila Buddhis. Dahulu Gajah Nalagiri adalah seekor gajah algojo yang sering ditugaskan untuk menginjak orang sampai mati. Sejak saat itu, Gajah Nalagiri tidak lagi membunuh orang; dan demikian juga ia menghindari pelanggaran moralitas lainnya.
Kontradiksi di Sutta (Dhammapada Atthakattha) dengan Abhidhamma ini sebenarnya pernah dibahas oleh Bro Sumedho dan Bro Eka Wirajhana di Milis Samaggi Phala.
coba baca di thread ini
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=14677.45
saya baca jg dr sana...dan setelah gw googling dengan keyword : nalagiri sotapanna..
banyak result yang muncul..apakah ini kontradiksi..?
di mana sebenarnya yang dapat mencapai tingkat kesucian adalah tihetuka puggala..selain itu jg, katanya sotapanna max 7 kali kehidupan..mang bisa jd bodhisatta?
Nālāgiri
An elephant of the royal stalls at Rājagaha. Devadatta, after several vain attempts to kill the Buddha, obtained Ajātasattu's consent to use Nālagiri as a means of encompassing the Buddha's death. The elephant, he said, knows nothing of the Buddha's virtues and will have no hesitation in destroying him. Nālagiri was a fierce animal, and in order to increase his fierceness, Devadatta instructed his keeper to give him twice his usual amount of toddy. Proclamation was made, by the beating of drums, that the streets of the city should be cleared as Nālāgiri would be let loose upon them. When the Buddha was informed of this and warned against going into the city for alms, he ignored the warning, and went into Rājagaha with the monks of the eighteen monasteries of the city. At the sight of Nālāgiri all the people fled in terror. Ananda, seeing the elephant advancing towards the Buddha, went, in spite of the Buddha's orders to the contrary, and stood in front of the Buddha, who had to make use of his supernatural power to remove him from his place. Just then, a woman, carrying a child, saw the elephant coming and fled, in her terror dropping the child at the Buddha's feet. As the elephant was about to attack the child, the Buddha spoke to him, suffusing him with all the love at his command, and, stretching out his right hand, he stroked the animal's forehead. Thrilling with joy at the touch, Nālāgiri sank on his knees before the Buddha, and the Buddha taught him the Dhamma.
It is said that had the elephant not been a wild beast he would have become a sotāpanna.[Jika sang gajah bukan binatang, ia akan menjadi seorang Sotapanna] Marvelling at the sight, the assembled populace threw all their ornaments on the elephant's body, covering it entirely, and henceforth the elephant was known as Dhanapāla (Dhanapālaka). The Buddha returned to Veluvana, and that day, at eventide, preached the Cullahamsa Jātaka in praise of Ananda's loyalty to himself (Vin.ii.194f.: J.v.333ff.; Avedānas i. 177).
It is said (Mil. 349) that nine hundred million living beings, who saw the miracle, realized the Truth.
The Bodhisatta, in a past life, was once riding an elephant when he saw a Pacceka Buddha. Intoxicated by his own glory, he made the elephant charge the Pacceka Buddha. It was as a result of this action that the Buddha, in this birth, was charged by Nālāgiri (UdA.265; Ap.i.300). cp. Donamukha.
http://www.palikanon.com/english/pali_names/n/naalaagiri.htm (http://www.palikanon.com/english/pali_names/n/naalaagiri.htm)
11. Now at that time there was at Rajagaha an elephant named Nalagiri, fierce, and a manslayer. And Devadatta went into Rajagaha, and to the elephant stables, and said to the elephant-keepers: 'I, my friends, am a relative of the raja's, and am able to advance a man occupying a low position to a high position, and to order increase of rations or of pay. Therefore, my friends, when the Samana Gotama shall have arrived at this carriage-road, then loose the elephant Nalagiri, and let him go down the road.'
'Even so, Sir,' said those elephant-keepers in assent to Devadatta.
And when the Blessed One early in the morning had dressed himself, he entered Rajagaha duly bowled and robed, and with a number of Bhikkhus, for alms; and he entered upon that road. On seeing him the elephant-keepers loosed Nalagiri, and let it go down the road. And the elephant saw the Blessed One coming from the distance; and as soon as it saw him, it rushed towards the Blessed One with uplifted trunk, and with its tail and ears erect.
When those Bhikkhus saw the elephant Nalagiri coming in the distance, they said to the Blessed One: 'This elephant, Lord, Nalagiri, is fierce, and a manslayer, and it has got into this road. Let the Blessed One, Lord, turn back: let the Happy One turn back.'
'Come on, O Bhikkhus. Be not alarmed. There is, O Bhikkhus, no possibility [etc., as in last section, down to the end].'
[And a second and a third time the Bhikkhus made the same appeal, and received the same reply.]
12. Then at that time the people climbed up on to the upper storeys of the houses, and on to the balconies, and on to the roofs. And those of them who were unbelievers and without faith or insight, said, 'Truly the countenance of the great Samana is beautiful; but the elephant will do him a hurt.' But those who were believers, full of
devotion, able, and gifted with insight, said, '?Twill be long e?er the elephant can fight a fight with the elephant (of men)!'
And the Blessed One caused the sense of his love to pervade the elephant Nalagiri; and the elephant, touched by the sense of his love, put down his trunk, and went up to the place where the Blessed One was, and stood still before him. And the Blessed One, stroking the elephant's forehead with his right hand, addressed him in these stanzas:
'Touch not, O elephant, the elephant of men; for sad, O elephant, is such attack,
For no bliss is there, O elephant, when he is passed from hence, for him who strikes the elephant of men.
Be not then mad, and neither be thou careless, for the careless enter not into a state of bliss,
Rather do thou thyself so act, that to a state of bliss thou mayest go.'
And Nalagiri the elephant took up with his trunk the dust from off the feet of the Blessed One, and sprinkled it over its head, and retired, bowing backwards the while it gazed upon the Blessed One.
And Nalagiri the elephant returned to the elephant stables, and stood in its appointed place, and
became once more the tame Nalagiri. And at that time the people sung these verses:
'They can be tamed by sticks, and goads, and whips,
But the great Sage has tamed this elephant without a weapon or a stick.'
http://www.sacred-texts.com/bud/sbe20/sbe20076.htm (http://www.sacred-texts.com/bud/sbe20/sbe20076.htm)
Apakah dana kepada sangha, karma baiknya lebih besar dibandingkan kepada seorang Sammasambuddha ?
2. Kemudian Mahāpajāpatī Gotamī membawa sepasang jubah baru dan mendatangi Sang Bhagavā,. Setelah bersujud kepada Beliau, ia duduk di satu sisi dan berkata kepada Sang Bhagavā: “Yang Mulia, sepasang jubah baru ini telah dipintal oleh saya, ditenun oleh saya, khusus untuk Sang Bhaagvā. Yang Mulia, sudilah Sang Bhagavā menerima ini demi belas kasihan.”
Ketika hal ini dikatakan, Sang Bhagavā berkata kepadanya: “Persembahkanlah kepada Sangha, Gotami. Jika engkau mempersembahkannya kepada Sangha, maka baik Aku maupun Sangha telah dihormati.”
Untuk ke dua kali dan ke tiga kalinya ia berkata kepada Sang Bhagavā: “Yang Mulia, … menerima ini demi belas kasihan.”
Untuk ke dua kali dan ke tiga kalinya Sang Bhagavā berkata kepadanya: “Persembahkanlah kepada Sangha, Gotami. Jika engkau mempersembahkannya kepada Sangha, maka baik Aku maupun Sangha telah dihormati.”
mengenai 9 boddhisatva...apakah semuanya berasal dari manusia? trims..
Maksudnya 10 bodhisatta yang disebutkan dalam Anagatavamsa akan menjadi Buddha yang akan datang (ditambah Metteya) ya?
Berikut ini kutipan bagian pendahuluan Anagatavamsa:QuoteUttamo Metteyyo Ramo Pasenadi Kosalo ca
Abhibhu Dighasoni ca Candani ca Subo Todeyyabrahmano
Nalagiri Palaleyyo bodhisatta anukkamena
Sambodhim labhanti anagate.
(Buddha Gotama predicted as follows: )
In the future (ten) Bodhisattas will attain full awakening
in the following order: the most honourable (Ariya) Metteyya,
(King) Rama, (King) Pasenadi of Kosala, (the Deva) Abhibhu,
(the Asura Deva) Dighasoni, (the Brahman) Candani, (the young
man) Subha, the Brahman Todeyya, (the elephant) Nalagiri,
and (the elephant) Palaleya.
(Buddha Gotama meramalkan sebagai berikut: )
Pada masa yang akan datang (sepuluh orang) Bodhisatta akan mencapai pencerahan sempurna dalam urutan berikut: Yang Mulia (Ariya) Metteya, (Raja) Rama, (Raja) Pasenadi Kosala, (Dewa) Abhibhu, (Dewa Asura) Dighasoni, (Brahmana) Candani, (pemuda) Subha, Brahmana Todeyya, (gajah) Nalagiri, dan (gajah) Palaleya.
Sumber: http://www.buddhanet.net/budsas/ebud/metteya/arimet01.htm (http://www.buddhanet.net/budsas/ebud/metteya/arimet01.htm)
Nama-nama di atas adalah nama-nama makhluk (manusia dan non-manusia) yang hidup pada masa Sang Buddha, misalnya Raja Pasenadi Kosala adalah raja kerajaan Kosala pada masa Buddha Gotama, gajah Nalagiri adalah gajah yang dibuat mabuk oleh Devadatta untuk membunuh Sang Buddha (tetapi gagal), gajah Palaleya adalah gajah yang melayani Sang Buddha pada saat menjalankan masa vassa di hutan dekat Kosambi ketika terjadi perselisihan antara para bhikkhu.
Tentu saja mereka adalah para calon Buddha (Bodhisatta) yang bisa terlahir di alam mana pun selama masa pengembaraan mereka di samsara (kecuali beberapa kelahiran rendah yang tidak mungkin dialami oleh Bodhisatta). Namun pada kelahiran mereka yang terakhir, mereka akan terlahir kembali di alam manusia untuk mencapai pencerahan sempurna sebagai Samma Sambuddha.
Semuanya bakal jadi Buddha, sesuai dengan urutannya... _/\_
Semuanya bakal jadi Buddha, sesuai dengan urutannya... _/\_
kalo begitu...masa sekarang buddha ada brp bnyk?
Seorang Sammasambuddha hanya akan terlahir jika ajaran Buddha yang sebelumnya telah dilupakan oleh umat manusia.
Seorang Sammasambuddha hanya akan terlahir jika ajaran Buddha yang sebelumnya telah dilupakan oleh umat manusia.
Saat ini memang tak ada Sammasambuddha karena ajaran Buddha Gautama masih ada, tapi adakah Pacceka Buddha?
Seorang Sammasambuddha hanya akan terlahir jika ajaran Buddha yang sebelumnya telah dilupakan oleh umat manusia.
Saat ini memang tak ada Sammasambuddha karena ajaran Buddha Gautama masih ada, tapi adakah Pacceka Buddha?
Seorang Sammasambuddha hanya akan terlahir jika ajaran Buddha yang sebelumnya telah dilupakan oleh umat manusia.
Saat ini memang tak ada Sammasambuddha karena ajaran Buddha Gautama masih ada, tapi adakah Pacceka Buddha?
Ajaran Buddha Gotama masih belum lenyap sekarang ini. tentu saja yang dinamakan pacceka buddha tidak ada skrg ini..Dinamakan pacceka buddha karena jenis buddha ini juga merealisasikan nibbanna dengan usaha sendiri tetapi tidak memiliki kapasitas untuk mengajarkan apa yang beliau temukan..Pacceka buddha muncul pada era lenyapnya dhamma, dimana makhluk tidak lagi mengenal dhamma (biasanya disebut era kekosongan)
cmiiw
pancceka buddha..seseorg yg mencapai penerangan sempurna dgn kemampuannya sendiriSeorang Sammasambuddha hanya akan terlahir jika ajaran Buddha yang sebelumnya telah dilupakan oleh umat manusia.
Saat ini memang tak ada Sammasambuddha karena ajaran Buddha Gautama masih ada, tapi adakah Pacceka Buddha?
Ajaran Buddha Gotama masih belum lenyap sekarang ini. tentu saja yang dinamakan pacceka buddha tidak ada skrg ini..Dinamakan pacceka buddha karena jenis buddha ini juga merealisasikan nibbanna dengan usaha sendiri tetapi tidak memiliki kapasitas untuk mengajarkan apa yang beliau temukan..Pacceka buddha muncul pada era lenyapnya dhamma, dimana makhluk tidak lagi mengenal dhamma (biasanya disebut era kekosongan)
cmiiw
yg dinamakan pacceka buddha itu yg gimana ya?
^itu namanya savaka Buddha... klo belajar dari ajaran Buddha yg masih ada
seseorang yg mencapai penerangan sempurna dengan belajar dari sutta2 dan kitab suci yang ada
^
yg belajar sendiri bukannya paceka buddha?
^
seseorang yg mencapai penerangan sempurna dengan belajar dari sutta2 dan kitab suci yang ada
Seorang Sammasambuddha hanya akan terlahir jika ajaran Buddha yang sebelumnya telah dilupakan oleh umat manusia.
Saat ini memang tak ada Sammasambuddha karena ajaran Buddha Gautama masih ada, tapi adakah Pacceka Buddha?
Ajaran Buddha Gotama masih belum lenyap sekarang ini. tentu saja yang dinamakan pacceka buddha tidak ada skrg ini..Dinamakan pacceka buddha karena jenis buddha ini juga merealisasikan nibbanna dengan usaha sendiri tetapi tidak memiliki kapasitas untuk mengajarkan apa yang beliau temukan..Pacceka buddha muncul pada era lenyapnya dhamma, dimana makhluk tidak lagi mengenal dhamma (biasanya disebut era kekosongan)
cmiiw
yg dinamakan pacceka buddha itu yg gimana ya?
^ya belajar sendiri..bukan seperti di kasih buku pelajaran n belajar....
yg belajar sendiri bukannya paceka buddha?
tq all...btw²...dewa chikung (dlu ada filmnya, emak gw suka nontonnya) ^-^..termasuk buddha yg mn ya? :-?
tq all...btw²...dewa chikung (dlu ada filmnya, emak gw suka nontonnya) ^-^..termasuk buddha yg mn ya? :-?Buddha Chikung??
tq all...btw²...dewa chikung (dlu ada filmnya, emak gw suka nontonnya) ^-^..termasuk buddha yg mn ya? :-?Buddha Chikung??
(http://www.absolutechinatours.com/UploadFiles/ImageBase/upload_200714145013(1).jpg)
cerita film yg ngaco abiiis .....
diceritakan dengan jelas ..... Biksu berpenampilan jorok, pakaian compang- camping bahkan dakinya-pun bisa di jadikan obat ..... Biksu bole pergi di rumah Bordir, minum arak disertai makan daging (paha ayam) dengan rakus
ini jelas ...... mengambarkan kehidupan Biksu yg di lecehkan oleh pembuat film
Papa gw jg suka nonton film ini dan ketika gw masih kecil .... liat film ini senang dan lucu (masih ada tuch vcd di rumah)
tapi sekarang gw mengerti ..... cerita kehidupan Biksu Chi kung sebagai bentuk pelecehan terhadap figur Biksu sesengguhnya ......
Gw tau yg membuat film ini adalah Show Bross sering disingkat SB
produser SB ...... non Buddhis
tq all...btw²...dewa chikung (dlu ada filmnya, emak gw suka nontonnya) ^-^..termasuk buddha yg mn ya? :-?Buddha Chikung??
(http://www.absolutechinatours.com/UploadFiles/ImageBase/upload_200714145013(1).jpg)
cerita film yg ngaco abiiis .....
diceritakan dengan jelas ..... Biksu berpenampilan jorok, pakaian compang- camping bahkan dakinya-pun bisa di jadikan obat ..... Biksu bole pergi di rumah Bordir, minum arak disertai makan daging (paha ayam) dengan rakus
ini jelas ...... mengambarkan kehidupan Biksu yg di lecehkan oleh pembuat film
Papa gw jg suka nonton film ini dan ketika gw masih kecil .... liat film ini senang dan lucu (masih ada tuch vcd di rumah)
tapi sekarang gw mengerti ..... cerita kehidupan Biksu Chi kung sebagai bentuk pelecehan terhadap figur Biksu sesengguhnya ......
Gw tau yg membuat film ini adalah Show Bross sering disingkat SB
produser SB ...... non Buddhis
Wew, pelecehan [at] [at]
bagi yg melaksanakan 5 sila..imbalannya bisa hidup di alam bahagia?bener ya begitu?
Dittinca anupagamma
Silava dassanena sampanno
Kamesu vineyya gedham
Nahi jatu gabbhaseyyam punaretiti
Ia yang mengembangkan metta,tak berpandangan salah,
TEGUH DALAM SILA dan berpengetahuan sempurna,
dan melenyapkan kesenangan nafsu indria;
Tak akan lahir dalam rahim lagi.
Imani pancasikkhapadani.
Silena sugatim yanti.
Silena bhogasampada.
Silena nibbutim yanti.
Tasma silam visodhaye.
Ini adalah lima pelatihan sila
dengan merawat sila,tercapai alam bahagia.
Dengan merawat sila,diperoleh kekayaan (lahir dan batin)
Dengan merawat sila,tercapai padamnya kilesa.
Oleh karena itu,rawatlah sila dengan sempurna
Kita sebagai manusia mempunyai dua unsur: jasmani dan batin yang disebut kăya dan citta.
Kăya atau jasmani selalu diganggu oleh penyakit (roga) sedangkan citta atau batin selalu diganggu oleh kekotoran batin (kilesa).
Kalau jasmani sakit kita mencari penyembuhnya. Ada upaya kerokan, minum obat atau ke dokter ~ diperiksa, diberi resep obat, ditebus untuk menyembuhkan.
Kekotoran batin ini seperti halnya penyakit pada kăya juga harus diobati. Kekotoran batin merupakan penyakit pada citta disebabkan oleh avijjă atau ketidak tahuan. Ketidak tahuan ini dapat “disembuhkan” bilamana kita mengenal jenis-jenis kilesa tersebut.
Menurut penggolongannya, kilesa terdiri dari 3 jenis:
1. LOBHA atau disebut juga răga, yaitu kilesa yang membuat pikiran selalu merasa lapar, serakah serta tidak pernah puas dengan apa yang telah dimiliki
2. DOSA yaitu kilesa yang membuat pikiran selalu jengkel, penuh emosi dan penuh dengan kebencian
3. MOHA yaitu kilesa yang membuat pikiran selalu merasa frustrasi dan memiliki kegelapan batin
Kekotoran batin ini merupakan penyakit umum yang selalu menghinggapi masyarakat. Ibarat pohon yang tumbuh dan berkembang karena mendapatkan air dan pupuk, demikian juga halnya citta atau batin manusia akan tumbuh dan berkembang bila melaksanakan dhamma dalam kehidupan sehari-hari.
Bilamana manusia melaksanakan sila, antara lain dengan tidak membunuh, mencuri, berdusta, melakukan perbuatan melanggar kesusilaan dan mimum minuman keras, berjudi, menodong, merampok atau perbuatan tidak bermanfaat lainnya, maka hal itu merupakan penyembuh “kilesa” yang dimaksud.Orang melakukan perbuatan tidak bermanfaat, atau disebut juga “akusala kamma” hendaknya mempunyai adhitthana atau tekad untuk menghentikan perbuatan tidak bermanfaat yang dimaksud.(lawan kata “akusala kamma” adalah “kusala kamma” = perbuatan bermanfaat)
Apabila seorang telah melakukan kesalahan, kesalahan tersebut tetap membekas walaupun pada waktunya dia tidak melakukan kesalahan yang sama. Demikian juga, ada yang telah menjalani hukuman karena melakukan kesalahan, dia akan melakukan kesalahan yang sama bila telah seleai menjalani hukumannya. Hal ini yang tidak boleh terjadi bila kita mau menjadi baik. Menjadi baik berarti meningkatkan kualitas hidup kita.
Untuk tidak mengulangi kesalahan, maka akar dari kesalahan tersebut yang harus dilenyapkan. Itulah sebabnya kita wajib melenyapkan 3 kilesa yaitu lobha (keserakahan), dosa (kebencian) dan moha (kegelapan batin) yang ada pada batin kita masing-masing.
Jagalah batin yang bersih, perilaku yang bermanfaat dan pikiran yang terkonsentrasi
Source : Ringkasan Dhammadesana Vihara Candra Kinnara ~ Semarang
Credit : Rocahjono [at] wordpress
AKUSALA KAMMAPATTHA 10 (10 SALURAN TUK BERBUAT TAK BERMANFAAT)
1. Panatipata (Membunuh)
2. Adinnadana (Mencuri)
3. Kamesumicchacara (Berbuat Asusila)
4. Musavada (Berdusta)
5. Micchaditthi (Pandangan Salah)
6. Pisunavaca (Bicara Fitnah)
7. Pharusavaca (Kata kasar)
8. Byapada (Itikat Jahat)
9. Samphappalapa (Gosip)
10. Abhijjha (Hasrat Rendah, ketamakan)
LOKA DHAMMA 8 (8 KONDISI DUNIA)
1. Alabha (Rugi)
2. Ayasa (Tidak Masyur)
3. Ninda (cela)
4. Dukkha (Penderitaan)
5. Labha (Untung)
6. Yasa (Kemasyuran)
7. Pasamsa (Pujian)
8. Sukha (kebahagiaan)
MACCHARIYA 5 (5 JENIS KEKIKIRAN)
1. Dhammamacchariya (Kekikiran terhadap kebenaran/pengetahuan/ajaran/Dhamma)
2. Vannamacchariya (Kekikiran terhadap kemasyuran/keterkenalan)
3. Labhamacchariya (Kekikiran terhadap keuntungan/rejeki)
4. Kulamacchariya (Kekikiran terhadap keluarga)
5. Avasamacchariya (Kekikiran terhadap tempat tinggal)
NIVARANA 6/7 (RINTANGAN BATIN)
1. Kukkucca (Kekhawatiran)
2. Vicikiccha (Keragu-raguan)
3. Kamaraga (Hawa nafsu, nafsu indera)
4. Byapada (Itikat Jahat)
5. Thina-Middha (Malas-Lamban)
6. Uddhaca (Kegelisahan)
7. Avijja (Kegelapan batin )
SANYOJANA 10 (10 BELENGGU)
1. Ditthi (Pandangan)
2. Vicikiccha (Keragu-raguan)
3. Silabataparamasa (Kepercayaan bahwa dengan upacara saja bisa mencapai kesucian)
4. Kamaraga (Hawa Nafsu, Nafsu Indera)
5. Patigha (Kebencian, kemarahan)
6. Ruparaga (Nafsu untuk bertubuh dengan materi/nafsu untuk lahir di alam bermateri)
7. Aruparaga (Nafsu untuk menjadi bertubuh tanpa materi/nafsu untuk lahir di alam tanpa materi)
8. Mana (kesombongan)
9. Uddhacca (Kegelisahan)
10. Avijja (Kegelapan batin)
KILESA 10 (10 KEKOTORAN BATIN)
1. Ditthi (pandangan)
2. Vicikiccha (Keragu-raguan)
3. Dosa (Kebencian)
4. Ahirika (tidak malu akan kejahatan)
5. Anottappa (tidak takut akibat perbuatan jahat)
6. Thina (Kemalasan)
7. Uddhacca (Kegelisahan)
8. Mana (kesombongan)
9. Moha (kebodohan batin, kegelapan batin)
10. Lobha (Keserakahan)
MICCHATTA DHAMMA 10 (10 KEKELIRUAN)
1. Miccha-ditthi (Pengertian keliru)
2. Miccha-Vaca (Ucapan salah)
3. Miccha-Kammanta (Perbuatan jasmani salah)
4. Miccha-Avijja (Penghidupan salah)
5. Miccha-Sankhappa (Pikiran salah)
6. Miccha-Vayama (Daya upaya salah)
7. Miccha-Sati (Perhatian salah)
8. Miccha-Samadhi (Konsentrasi salah)
9. Miccha-Nana (Pengetahuan salah)
10. Miccha-Vimutti (Pembebasan salah)
VIPALLASA DHAMMA 12 (12 KESEMUAN)
1. Nicca-Sanna (Persepsi/pencerapan tentang segalanya kekal)
2. Nicca-Citta (Pemikiran tentang segalanya kekal)
3. NicchaDitthi (Pandangan/paham tentang segalanya kekal)
4. Atthasanna (Persepsi/pencerapan tentang sesuatu mengandung inti kekal/atta)
5. Attacitta (Pemikiran tentang sesuatu mengandung inti kekal/atta)
6. Atthaditthi (Pandangan/paham tentang sesuatu mengandung inti kekal/atta)
7. Sukhaditthi (Pandangan bahwa segala sesuatu itu menggembirakan)
8. Subhaditth (Pandangan bahwa segala sesuatu itu indah) i
9. Subhasanna (Persepsi/pencerapan bahwa segala sesuatu itu indah)
10. Subhacitta (Pemikiran bahwa segala sesuatu itu indah)
11. Sukhasanna (Persepsi/pecerapan bahwa segala sesuatu itu menggembirakan)
12. Sukhacitta (Pemikiran bahwa segala sesuatu itu menggembirakan)
AKUSALA DHAMMA 12 (12 DHAMMA TAK BERMANFAAT)
1. Ditthigatasampayutta 4 (4 jenis Citta yg bersekutu dengan pandangan keliru)
2. Ditthigatavippayutta 4 (4 jenis Citta yang tidak bersekutu dengan pandangan keliru)
3. Dosamulacitta 2 (2 jenis Citta yang dipimpin oleh kebencian)
4. Vicikiccha-sampayutta 1 (1 jenis Citta yang dipimpin oleh keraguan-raguan)
5. Uddhaccasampayutta 1 (1 jenis Citta yang dipimpin oleh kegelisahan)
orang india udah biasa dengan klasifikasi dari jaman dulu.
kalau sekarang sih yang terkenal adalah navakovada, ditulis dari thailand.
[at] TS/ bro upasakamulai pikun :P ..... makanya belajar meditasi
terima kasih atas jawabannya, tampaknya memang tidak ada penjelasan otentik dari Tipitaka untuk pertanyaan2 ini, tapi saya cukup "senang" dengan jawaban dari bro upasaka,sedikit banyak bisa jadi bahan pemikiran untuk saya :) wah mau tanya apalagi ya....kalo lg offline kayanya bnyk pertanyaan tp kalo uda online malah lupa semua :'(
ttg Mara... di Buddha... yah sebenarnya ada bermacam2 mara di buddhist... tergangung penamaannya yg dewa itu, di sebut devaputta mara,
Dlm istilah Buddhis, alam atau dunia (loka) ada 3 jenis:
1. Sankhara loka (dunia bentukan),yaitu segala hal yg terbentuk dr makanan apakah makanan fisik ataupun makanan batin. Dunia atau alam ini mrpk dunia internal (pancakkhanda) semua makhluk yg bergantung pd sebab akibat yg saling bergantungan. Lebih jelasnya bs dilihat pd thread "Mencari Akhir Dunia" dlm ruang Theravada > Sutta Vinaya.
2. Satta loka (dunia makhluk hidup),yang berhubungan dg jenis kelahiran para makhluk sesuai dg kamma nya masing2. Dlm pengertian ini,dunia atau alam manusia berbeda dg alam binatang krn jenis kelahirannya berbeda (satu terlahir sbg manusia,yg lain sbg binatang)
3. Okasa loka (dunia ruang),yaitu dunia atau alam tempat kehidupan para makhluk. Dg kata lain,dunia ruang ini mrpk dimensi ruang atau tempat bg dunia makhluk hidup. Dlm pengertian ini,alam manusia dan binatang adalah sama,krn keduanya mendiami tempat hidup yg sama.
[at] bro seniya
Makasih ya atas jawabannya :)
Jadi jika dikatakan "naga adalah makhluk asura yang tinggal di alam Catumaharajika" seperti jawaban Bhante Uttamo menurut bro itu mksdnya gimana??bukankah jika suatu makhluk terlahir di alam Catumaharajika ia terlahir sebagai deva dan ia berbagi tempat hidup yang sama dengan manusia(di bumi)?
ayeee mau tanya nih...semoga pertanyaannya tidak kedengaran bodohyup. termasuk..
apa ettavata itu termasuk pelimpahan jasa?
_/\_
Istilah 'Pelimpahan Jasa' sendiri menurut sy kurang pas. Istilah 'Pelimpahan Jasa' kontradiksi/bertentangan dengan 'Baik/Buruk, kamma tsb, kita sendiri yg mewarisi'.
Jasa Baik yg sudah kita kumpulkan, sdh jelas tidak bisa kita limpahkan -yg artinya kita transfer- ke makhluk lain.
Kemungkinan proses pelimpahan jasa ini adalah:
Ketika melakukan paritta pelimpahan jasa, makhluk2 lain tsb mengetahui bahwa kita melimpahkan/mengatasnamakan perbuatan baik kita selama ini untuk, mereka... mereka ter-aspirasi dan merasa bahagia, yg kemudian mengkondisikan kamma baik dipikiran mereka.
Proses ini hanyalah dugaan saja, krn kita tidak tau tepatnya bagaimana Jasa baik kita berguna buat mereka, namun yg pasti, dalam melakukan Pelimpahan Jasa baik, kita telah melakukan perbuatan yg bermanfaat pada diri sendiri, yakni: mengenang kembali perbuatan2 baik kita, dan mau 'membagikannya' kepada makhluk lain.
::
"Dalam semua kemungkinan, Bodhisattvacaryavatara adalah sumber dari gatha Pali ini (Ettavata)." (Rangama Chandawimala Thero)
"Syair ini populer di antara Buddhis Sinhalese dalam ritual dan upacara mereka sampai sekarang. Sedikit yang tahu bahwa syair ini diambil dari Bodhisattvacaryavatara." (D. Amarasiri Weeraratne)
Kalau nggak salah ingat nih....Vihara Abhayagiri di Srilanka adalah vihara Theravada yang menjadi pusat pengajaran Mahayana dan Vajrayana. Jadi cukup masuk akal dan wajar saja jika Theravada sedikit banyak terpengaruh oleh Mahayana dan Vajrayana dalam hal melantunkan paritta atau gatha.
Sedangkan di Thailand sendiri tidak menggunakan paritta Ettavata ketika melakukan pembacaan Pelimpahan jasa, tapi menggunakan : paritta "Yathā vārivahā pūrā ..."
Tambahin lagi pertanyaannya : ;Daku pernah denger dari suhu Xian Bing atau Sami Neng Xiu katanya karmanya akan balik lagi ke kita sendiri ???
dikatakan maksud dari pelimpahan jasa adalah membuat makhluk lain merasa bahagia ketika mereka mengetahui/melihat kita berbuat baik "atas nama" mereka,lalu sering juga ada istilah pelimpahan jasa untuk leluhur kita,nah pertanyaannya,apakah leluhur kita yg telah lahir sebagai makhluk baru itu dapat mengingat kita sebagai keluarga mereka di masa lalu?bukankah makhluk yg telah meninggal akan lahir kembali sebagai makhluk bukan sama dan bukan juga makhluk yg berbeda,lalu siapakah "leluhur" ini???
Tambahin lagi pertanyaannya : ;D
dikatakan maksud dari pelimpahan jasa adalah membuat makhluk lain merasa bahagia ketika mereka mengetahui/melihat kita berbuat baik "atas nama" mereka,lalu sering juga ada istilah pelimpahan jasa untuk leluhur kita,nah pertanyaannya,apakah leluhur kita yg telah lahir sebagai makhluk baru itu dapat mengingat kita sebagai keluarga mereka di masa lalu?bukankah makhluk yg telah meninggal akan lahir kembali sebagai makhluk bukan sama dan bukan juga makhluk yg berbeda,lalu siapakah "leluhur" ini???
Tambahin lagi pertanyaannya : ;D
dikatakan maksud dari pelimpahan jasa adalah membuat makhluk lain merasa bahagia ketika mereka mengetahui/melihat kita berbuat baik "atas nama" mereka,lalu sering juga ada istilah pelimpahan jasa untuk leluhur kita,nah pertanyaannya,apakah leluhur kita yg telah lahir sebagai makhluk baru itu dapat mengingat kita sebagai keluarga mereka di masa lalu?bukankah makhluk yg telah meninggal akan lahir kembali sebagai makhluk bukan sama dan bukan juga makhluk yg berbeda,lalu siapakah "leluhur" ini???
Istilah "pelimpahan jasa untuk leluhur" ini saya masih bingung jika dipadukan dengan konsep "anatta" karena ini spesifik,ada identitas/diri yg dituju,padahal seperti kita tahu makhluk2 yg lahir kembali adalah bukan berbeda dan bukan juga sama(cmiiw) kecuali jika dikatakan "pelimpahan jasa terhadap makhluk2" nah ini bisa saya cerna,karena sifatnya "random" semua makhluk dapat menikmati
mohon pencerahannya _/\_
Kalau terlahir kembali di alam deva dari alam peta mereka akan mengingat kehidupan mereka sebelumnya.
Kelahiran kembali itu seperti kita melempar koin A ke koin B. Koin A berhenti dan koin B bergerak. Jasmani dan mentalnya berbeda tapi ada energi yang berpindah, dalam kelahiran kembali energi itu adalah kamma (bukan jiwa).
Menurut ku :
Klo di misalkan kita bekerja adalah kamma, dan upah adalah buah kamma nya
Maka pelimpahan jasa (pattidana) itu adalah seperti kita memberikan uang kepada org miskin
Tidak semua mahluk dpt mengingat kehidupan lampaunya.. Manusia pun tidak semuanya mengingati kehidupan lampaunya
Tp.. Pada mahluk di alam peta, kelahirannya ada yg berupa kelahiran spontan, yaitu saat dia jd mahluk misalkan manusia.. Dan mati, dia terlahir spontan.. Di alam peta, makanya dia masih ingat siapa dia sebelumnya....
Yg dimaksudkan leluhur, itu kakek, nenek, ibu , ayah.., buyut.. Dll.. Di kehidupan skrg org kehidupan lampau
Yg di maksudkan bukan sama , bukan juga beda... Itu secara fisik.. Dia bukan org yg sama, secara prilaku dia juga belum tentu berlaku sama, pikirannya juga blm tentu sama saat mengahdapi suatu problem.. Dll, tp tidak berbeda.. Dalam artian.. Perbuatannya masa lampau, pasti tetap akan berbuah ke dia.. Bukan ke org lain.
Jika berbicara mengenai "pelimpahan jasa", kita tidak bisa menyampingkan elemen "mistis" di dalamnya. Komentar-komentar belakangan ini cenderung menjelaskan bahwa pelimpahan jasa adalah membuat makhluk lain merasa berbahagia setelah mengetahui kita melakukan perbuatan baik atas nama mereka. Namun kenyataannya di dalam Sutta tidaklah seperti itu.
Kisah pelimpahan jasa pertama kali yang tercatat dalam Sutta menceritakan Raja Bimbisara yang mempersembahkan makanan dan jubah kepada Sang Buddha dan Sangha. Raja Bimbisara memberikan persembahan ini dengan mengarahkan pikiran agar para leluhurnya (yang terlahir sebagai makhluk peta) dapat berbahagia. Pada saat "pelimpahan jasa" ini, para leluhur Raja Bimbisara menikmati suguhan makanan yang lezat di alamnya, muncul kolam yang menyegarkan tubuh mereka, dan seketika itu pula mereka terlahir kembali menjadi makhluk deva. Jika pelimpahan jasa hanya sebatas "melimpahkan pikiran baik", tentu Raja Bimbisara tidak perlu mempersembahkan makanan dan jubah untuk Sangha. Jauh lebih efisien jika Raja Bimbisara menuangkan air ke dalam mangkuk dengan merenungkan "semoga para leluhurku berbahagia", bukan? *lihat contoh gambar di bawah ini*
Kenyataannya, pelimpahan jasa tidak sesederhana itu. Pelimpahan jasa bukanlah sekadar menuang pemikiran baik kita. Juga bukan berupa ilmu mentransfer buah kamma baik kita. Lebih lanjut di Sutta, tercatat bahwa Sang Buddha menjelaskan: "...namun bila persembahan didanakan kepada Sangha atas nama mereka, hal ini bermanfaat untuk waktu yang lama, dan mereka langsung memetiknya." Ini artinya pelimpahan jasa adalah sebuah perbuatan baik dari kita kepada orang lain, yang jika dengan mengarahkan pikiran kita kepada makhluk peta (leluhur) yang menderita, maka jasa atau kebaikan yang kita lakukan ini akan menjadi rangkap dua. Got it?
Sang Buddha juga pernah menjelaskan bahwa tidak mungkin kita tidak mempunyai leluhur yang berada di alam peta. Karena alasan apakah? Karena dalam pandangan Buddhisme, kita dikatakan sudah mengalami hidup-mati berulang kali sejak dahulu kala. Oleh karena itu, kita sebenarnya mempunyai banyak sanak-saudara dari kehidupan lampau. Bahkan Sang Buddha menjelaskan hal ini dengan sedikit "hiperbolis": "tidak ada makhluk yang tidak pernah menjadi saudara kita". Oleh karena itu, setiap pelimpahan jasa yang ditujukan kepada para leluhur kita, maka jasa ini akan ditujukan kepada semua makhluk peta yang pernah menjadi saudara / leluhur kita.
...For there [in their realm] there's
no farming,
no herding of cattle,
no commerce,
no trading with money.
They live on what is given here,
hungry shades
whose time here is done.
...
agga savaka = 2 murid utama. masa berlatihnya 1 asankheyya kappa dan 100.000 kapa. yang satu kebijaksanaannya no 2 setelah sang buddha, yang kedua kesaktiannya kedua setelah sang buddha.
maha savaka = murid-murid yang pencapaian khusus seperti abhinna dan patisambhida. masa berlatihnya 100.000 kappa. biasanya yang disebut yang terunggul dalam ... (misalnya terunggul dalam penerimaan dana, yang terunggul dalam beratih di hutan)
Masa berlatih itu akhirnya kan pada saat mereka menjadi arahat. Kalo awal masa berlatih itu sejak kapan ?
sejak berikrar...spt bhante sariputta dan mogallana di hadapan buddha terdahulu..
untuk mahasavaka juga demikian..kalo ga salah di hdapan buddha terdahulu..misalnya: kondanna, yang mencapai arahat hanya dengan beberapa patah kata doang (lupa namanya), dkk
Oh, jadi mereka berikrar untuk jadi Arahat Savaka ? Kenapa tidak pada saat itu saja mereka berusaha untuk merealisasikan Nibbana ?
buddha siddharta gautama, buddha yang ke berapa ya?
O ya mau nanya juga, buat para sesepuh DC.....
Dalam kisah kelahiran Bodhisatta kita mengetahui bahwa ibu yang melahirkan Bodhisatta pasti akan meninggal tujuh hari kemudian. Ini merupakan ketetapan hukum Dhamma Niyama (Dhammata, menurut Mahapadana Sutta). Demikian juga, para Bodhisatta akan "turun" (terlahir kembali) dari surga Tusita ke alam manusia jika usia ibu yang akan mengandungnya tidak lebih dari tujuh hari (ini adalah salah satu penyelidikan yang dilakukan Bodhisatta sebelum turun ke dunia).
Pertanyaannya, mengapa harus berusia tujuh hari? Adakah penjelasannya dalam komentar Tipitaka? Thx
Waktu Sang Buddha baru menjadi Buddha, dia kan mikir-mikir mau ngajari orang lain atau tidak. Lalu Brahma Sahampati datang mohon dia mengajarkan Dhamma pada makhluk-makhluk lain.Brahmà Sahampati Memohon Pengajaran Dhamma
1. Kenapa Sang Buddha yang compassionate masih perlu diminta-minta untuk menyebarkan Dhamma?
2. Kalau misalnya Brahma Sahampati gagal membujuk, lalu Buddha Gotama tidak mengajarkan Dhamma, apakah itu berarti Buddha Gotama tetap sammasambuddha tapi Paceka Buddha doang - atau gimana nih?
Jika dihitung dari masa kalpa sekarang, Buddha Gotama adalah Buddha ke-4 dari 5 Buddha yang muncul di masa kalpa saat ini. Jika dihitung dari para Buddha yang menyatakan kemunculan Buddha Gotama sejak 4 asankheyya dan 100 ribu kalpa yang lampau, Buddha Gotama adalah Buddha ke-25 dari rangkaian para Buddha yang dimulai dari Buddha Dipankara (yang pertama kali menyatakan bahwa Bodhisatta Sumedha akan menjadi Buddha Gotama pada masa yang akan datang).
jika dihitung dari pertama x munculnya buddha?
Bro...numpang nanya..masih awam... _/\_
klo dalam ajaran agama budha tuh sebenernya ada Tuhan tidak sih?
apakah kita menyembah Budha?
Tentang Tuhan sudah cukup sering dibahas, coba disearching dulu. Bahkan saking seringnya dibahas, akan terlihat banyak sudut pandang yang berbeda. Ada yang bilang tidak ada, ada yang bilang ada (dalam pengertian tertentu tentang Tuhan). Jadi, kalau ada yang tanya tentang Tuhan, coba tanyakan dulu pengertian Tuhan menurut dia. Setelah tau definisi Tuhan menurut dia, baru bisa kita jawab, apakah Tuhan versi dia, ada atau tidak ada dalam agama Buddha.
Apakah kita menyembah Buddha? Apa itu “menyembah”? IMO, jangan pake kata “kita”. Sekalipun kita sama-sama beragama Buddha, tapi perlakuan kita terhadap BuddhaDhamma bisa jauh berbeda, entah menyembah, percaya buta, ikut-ikutan, memuji, menguji, acuh tak acuh, dst. Jadi pertanyaan ini dijawab secara personal saja.
helow setahu saya memang benar tidak menutup bahwa ada alam manusia lain di alam semesta ini....
tetapi yg saya tahu 1 Buddha mewakili 10rb tatasurya...jadi dalam 10rb tatasurya tersebut tidak ada Sammasambuddha.
semua berhak menjadi Buddha....bahkan di alam manusia tetangga tersebut.
dan mengapa Buddha Gotama terlahir di bumi kita?
itu disebabkan karena ikatan kamma/karma kita.....entahlah di kehidupan beberapa yg tak terhitung, mungkin saja anda pernah bersosialisasi dengan beliau entah dalam bentuk apa.
Tetapi di mana ini menyisakan tempat untuk Sakyamuni yang malang? Tanah Buddha Beliau tidak murni, oleh sebabnya Sakyamuni dan aktivitas pemurnian-Nya sebagai seorang Bodhisattva jelas sekali tidak efektif. Mengutip dari pernyataan Sariputra dalam Vimalakirtinirdesa Sutra:
“Jika Tanah Buddha murni hanya karena tingkat pikiran dari para Bodhisattva yang murni, maka ketika Buddha Sakyamuni menjalankan karir Bodhisattva, pikiran-Nya pasti tidak murni. Kalau tidak, bagaimana mungkin Tanah Buddha ini sangat tidak murni?”
Lebih jauh lagi, Sakyamuni sekarang sudah wafat, sementara masih banyak makhluk di sini di dunia ini yang harus diselamatkan. Oleh sebab itu, mahakaruna Beliau pasti tidak sempurna.
Terdapat sejumlah cara di mana seseorang dapat menjawab pertanyaan ini. Pertama, seseorang dapat dengan mudah mengatakan bahwa semua Buddha kenyataannya identik. Sakyamuni telah muncul untuk menolong para makhluk pada waktu dan tempat tertentu. Walaupun Beliau telah wafat, masih ada banyak Buddha lainnya, dan juga Tanah Murni di luar sana. Para Buddha ini sedang melanjutkan menolong para makhluk di dunia Saha ini. Seseorang dapat menggabungkan jawaban ini dengan konsep tubuh Buddha [Trikaya], Sakyamuni merupakan Tubuh Perubahan [Nirmalakaya], sebuah perwujudan dari Buddha lain, yang berdiam di Tanah Buddha yang murni, masih aktif dalam semua cara demi kepentingan semua makhluk di dunia ini. Dengan kata lain, Tanah Buddha yang tidak murni bukan Tanah Buddha yang utama, tetapi merupakan upaya kausalya seorang Buddha yang tentunya, sebagai seorang Buddha, sesungguhnya memiliki Tanah Buddha yang murni. Kemungkinan Buddha di luar dunia ini tak lain adalah Sakyamuni sendiri (seperti dalam Sutra Teratai).
Strategi lain adalah melihat Tanah Buddha sebagai jangkauan aktivitas seorang Buddha, tetapi tidak mesti dimurnikan melalui aktivitas-Nya yang sebelumnya. Karena Beliau berbelas kasih, seorang Buddha membuat Tanah Buddha-Nya sebagai tempat yang paling sesuai untuk para makhluk tertentu yang akan ditolong. Strategi ini dipakai dalam Karunapundarika Sutra, sebuah sutra yang bertujuan memulihkan Sakyamuni kembali ke keunggulan dalam menghadapi kultus Tanah Murni yang dipusatkan pada Amitayus dan Aksobhya. Para Buddha lainnya mengajar para makhluk yang dapat sampai di Tanah Buddha mereka. Namun yang teragung di antara para Bodhisattva, Bodhisattva yang sejati, berikrar untuk muncul sebagai seorang Buddha di dunia yang tidak murni, Tanah Buddha yang bernoda, semata-mata karena mahakaruna-Nya (Yamada 1968: I, 78). Kenyataan bahwa Sakyamuni muncul di dunia Saha, tempat yang tidak menguntungkan, menunjukkan mahakaruna Beliau yang luar biasa.
Namun pemecahan atas dilema Sariputra [di atas] yang paling umum dan paling penting dalam Buddhisme di Asia Timur diberikan oleh Vimalakirtinirdesa itu sendiri. Tanah Buddha yang tidak murni ini sesungguhnya Tanah Murni. Ia hanya kelihatannya tidak murni karena pikiran para makhluk yang berdiam di dalamnya. Jika terdapat gunung di dunia ini, dan semuanya rata di Tanah Murni, itu karena terdapat gunung dalam pikiran. Sakyamuni bukan Buddha yang tidak sempurna. Bagi Beliau semuanya adalah murni. Ketidakmurnian yang kita lihat adalah hasil kesadaran yang tidak murni, dan juga belas kasih Buddha dalam membuat sebuah dunia yang di dalamnya para makhluk yang tidak murni dapat berkembang (Thurman 1976: 18–19; cf. Rowell 1937: 142 ff.). Dengan demikian jalan sejati untuk mencapai Tanah Murni adalah dengan memurnikan pikiran kita. Dengan kata lain, kita telah berada dalam Tanah Murni jika kita mengetahuinya. Apa pun dunianya, jika ia dihuni oleh orang-orang dengan pikiran murni yang tercerahkan maka itulah Tanah Murni. Ini sangat mirip dengan konsep sifat Kebuddhaan/Tathagatagarbha bahwa kita sudah menjadi Buddha yang telah mencapai pencerahan sempurna jika kita menyadari kenyataannya, dan ini bukan hanya langkah [mencapai pencerahan] singkat dari gagasan Chan (Zen) bahwa Tanah Murni sesungguhnya hanya pikiran yang tenang, jernih, cerah, dan murni. Oleh sebab itu, Tanah Murni sesungguhnya bukan ‘kediaman surgawi’ namun di-demitologi-kan sebagai pencerahan itu sendiri.
Sumber: http://www.wi ha ra.com/forum/mahayana/6589-tanah-buddha-buddhaksetra.html
pelontaran menurut gw kayak gini...
A:"ahh..gw ga mau bunuh ayam itu..kalo mau, u aja yang bunuh.."
B: (langsung gorok leher ayam)
keknya contoh yang ini masuk di "perintah atau suruhan"
berdiri diam
A: (lagi gorok leher ayam)...
B: (mengamati..masa bodoh akhh)
ada terpikir juga mungkin seperti itu
pelontaran -> lempar
diambil dr kata dasarnya gitu guru medho
pelontaran ~> lontar = lempar
berdiam diri -> misalnya membiarkan mati, atau nunggu abis pasang jebakan
mungkin juga ??
cmiiw
tergantung kiss nya gimana dulu..
hehehe..
kalo ciuman ke pipi ato jidat ya ndak lah..
tapi kalo mulut ke mulut ya termasuk asusila..
Perbuatan asusila tuh gmana ya?
Kalo kiss trmasuk ga?
berarti kalo begini (http://2.bp.blogspot.com/_620knFolqqs/TFb9tvUbuxI/AAAAAAAAAAM/CpWFuTdhdlQ/S220/one.jpg) ngakpapa yah nona hema? ;D
hm... comel... eh... jadi eh.. :-[ ngak jadi deh :-[ :-[
mengenai kecup mengecupan semuanya tergantung budaya setempat sih ada yang mencium tangan, ada yang menggesekkan hidung, ada yang cipika cipiki, ada yang mencium kaki, ada juga yang di bibir dsb, asal dilakukan bukan dilandasi dengan nafsu dan bukan salah orang ;D.
ini mengenai sila ketiga.
Jadi kiss ke mulut trmasuk asusila?heheAjaran Guru Agung kita tidak memberi label ..... ini bole, itu tidak bole ato ini haram itu halal .... TIDAK ADA [-X
Ajaran Guru Agung kita tidak memberi label ..... ini bole, itu tidak bole ato ini haram itu halal .... TIDAK ADA [-X
tetapi Ajaran Buddha memberi petunjuk .... bila kau lakukan ini dan itu, akan berakibat itu dan ini
Jika dikatakan kiss termasuk asusila ato tidak .... Gak tau ;D
hanya mungkin .... bila kecenderungan sering punya keinginan itu (kiss) maka bisa mempertebal Keserakahan (lobha) terhadarp kenikmatan indera .....
bro Adhit, nikmat lho !!!!Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU (bermamfaat mengurangi keSERAKAHan[/i]), Ini Bukan AKU (bermamfaat mengurangi keSOMBONGan), Ini Bukan DIRIKU (Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH) ^-^
sering menikmati jadi ketagihan
=)) =))
_/\_
Kiss jdi serakah?Bukankah ketagihan bikin orang jd serakah?
Bukannya ketangihan?(◦'⌣'◦)
Atau sama ya tuh?
Kiss jdi serakah?
Bukannya ketangihan?(◦'⌣'◦)
Atau sama ya tuh?
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU (bermamfaat mengurangi keSERAKAHan[/i]), Ini Bukan AKU (bermamfaat mengurangi keSOMBONGan), Ini Bukan DIRIKU (Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH) ^-^
_/\_ ;D
wahh ketagihan minum ludah orang lain ?
pasti banyak bakterinya ya.....
adakah manfaat spt ikan2 mendengarkan audio sutta spt (tapeico) ?Kurasa ada manfaatnya... Tp ga perlu taruh speaker di dlm air..
(maksudnya dibuatkan speaker dalam air begitu... sehingga ikan2
tsb 24 jam mendengarkan sutta tsb ?)
trims sebelumnya...
Jadi kiss ke mulut trmasuk asusila?hehe
1. kenapa diludahin orang lain kita marah
2. kenapa orang (pacar) meludahin di piring/gelas kita merasa jorok utk meminumnya
3. ludahnya sama (pacar), sewaktu FKiss tidak terasa "JOROK" ?
4. kenapa ludah jenis ini menjadi favorite ?
bagaimana bro menjelasinnya ? padahal ludahnya sama! :))
[at] stephen chow:Cuma ingin tahu tentang hukum karma saja.. Mohon bagi yg tahu pernah baca di sutta ato dimana bisa di post di sini.. Thx sebelumnya..
IMHO, tidak perlu menyelidiki karma. Nanti jadinya hanya tebak2an saja.
Cuma ingin tahu tentang hukum karma saja.. Mohon bagi yg tahu pernah baca di sutta ato dimana bisa di post di sini.. Thx sebelumnya..
Apakah ada kejadian seperti ini:
jika kita dalm kehidupan kali ini ada karma buruk meninggal dalam kecelakaan tapi kita sering melakukan kebajikan terus waktu kecelakaan tidak meninggal tapi malah patah kaki karena kita banyak melakukan karma baik dalam kehidupan sekarang..
Apakah artinya ini?
Apakah karma buruk kita terkikis dari mati dalam kecelakaan tapi tidak mati malah patah kaki karena kita telah banyak melakukan kebajikan?
Atau hanya menimbulkan karma baik saja karena kebajikan kita berbuah saat kehidupan ini tapi karma buruk kita meninggal dalam kecelakaan cuma tertunda karena kebajikan kita dalam kehidupan ini, pada kehidupan selanjut2nya baru akan terjadi?
Thx sebelumnya..
tanya; apakah di buddhism terdapat dogma?
Apakah Bodhisatta Sidhatta pernah membunuh makhluk hidup karena welas asih ? Pernah dengar kalo upaya kausalya dapat dilakukan dengan cara membunuh :-?
Apakah Bodhisatta Sidhatta pernah membunuh makhluk hidup karena welas asih ? Pernah dengar kalo upaya kausalya dapat dilakukan dengan cara membunuh :-?
kalo gak salah dulu pernah dibahas di thread pertanyaan kritis mahayana, tentang insiden di kapal, persis spt pertanyaan anda
Kalo di canon pali ada ga ?
Dalam TiPitaka adakah sutta sutta yang menjelaskan mengapa Sang Buddha menerapkan peraturan2 untuk para bhikkhu,
maksudnya apa yang melatarbelakangi munculnya peraturan seperti itu ?
cth. seorang bhikkhu tidak akan mengajarkan Dhamma kpd org yg mengenakan tutup kepala dikepalanya (jika bukan krn sakit) atau membawa tongkat dan lain sebagainya
apakah sebabnya ?
kalau ada dimana ya bisa di baca ?
untuk yang tau atau mengerti tolong sharing ya ^:)^ ^:)^
terima kasih _/\_
Kita mengucapkan 'Namo' tiga kali, untuk memantapkan sati (perhatian/kewaspadaan) kita pada apa yang sedang kita lakukan atau untuk menghormati, pertama: Buddha yang lalu (Dipankara), kedua: Buddha yang akan datang (Ariya Metteyya) dan yang terakhir: Buddha yang sekarang (Gotama). Bila Anda mengatakan:
"Namo tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa".
lakukanlah dengan kebijaksanaan dan bakti karena hanya dengan begitu kata-kata Anda ada maknanya.
Source : Link (http://www.webbuddhist.com/index.php?option=com_content&view=article&id=356%3Anamo-tassa-bhagavato-arahato-sammasambuddhassa&catid=54%3Abuddhist-tingkat-lanjut&Itemid=131&lang=in)
^
Bener ga itu maknanya ? Kok yang lampau cuma Buddha Dipankara doang ?
spertinya ada yang rancu di artikel web itu..ada bebrapa yang tdk sesuai pemahaman saya
bukannya tradisi 'tiga kali' itu diwariskan dr jaman sang buddha ya?
seperti halnya: sadhu sadhu sadhu, tisarana, dll
senior , bisakah kita bertemu dengan Buddha ? ::)
maap klo dah pernah di tanyakan ~
senior , bisakah kita bertemu dengan Buddha ? ::)
maap klo dah pernah di tanyakan ~
senior , bisakah kita bertemu dengan Buddha ? ::)
maap klo dah pernah di tanyakan ~
senior , bisakah kita bertemu dengan Buddha ? ::)
maap klo dah pernah di tanyakan ~
“Sejak lama, Yang Mulia, aku berkeinginan untuk mengunjungi Sang Bhagavà, namun aku tidak cukup sehat untuk melakukannya.”
“Cukup, Vakkali! Mengapa engkau ingin mengunjungi tubuh menjijikkan ini? Seseorang yang melihat Dhamma, melihat Aku; seseorang yang melihat Aku, melihat Dhamma. Karena dalam melihat Dhamma, Vakkali, maka ia melihat Aku; dan dalam melihat Aku, maka ia melihat Dhamma.
capai nibbana dulu baru bisa ketemu.
jawaban nya sangat mudah tapi mencapai nya susah yahh!
_/\_
ada yang saya bingung
katanya:
pacceka buddha tidak memiliki kemampuan untuk mengajar makhluk lain untuk mencapai magga-phala karena tidak dapat menjabarkan esensi yang ditemukan..
tetapi di sisi lain arahat yang notabene meraih pembebasan dengan bantaun seorang sammasambuddha dapat mengajar makhluk lain untuk mencapai magga-phala..
bukankah seorang pacceka buddha mungkin saja memiliki kemampuan untuk "mengingat masa lampau"? sehingga beliau bisa mengingat ajaran2 sang buddah masa lampau sehingga bisa mencocokan kembali apa yang ditemukan beliau dan dapat mengajarkan makhluk lain dnegan kemampuannya itu?
Kalo uda capai magga-phala, ngapain dicocokin lagi ?
jadi begini sdr. rooney
jadi penaglaman dia dicocokan dengan ajaran buddha lampau melalui kemampuan mengingatnya..sehingga beliau tau cara menjabarkan pengalamannya sehingga dapat mengajarkan kepada makhluk lain..
misal: dia dul;u pernah baca tipitaka...pasti dijabarin dong di sana teknik2nya..nah, dia ingat2 lagi trus mengajar sesuai dengan kemampuan mengingatnya (tentunya dicocokan dnegn pengalamannya) sheingga dapat menjelaskan secara akurat..
berdasarkan link di bawah:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=18825.0
pad hal 34.. sub bab III.5 paragraf 2..
"From this passage it is clear that even if a Paccekabuddha intends to teach, he is thought to be
incapable of revealing the essence of teaching what he thinks is unteachable."
untuk tempat tinggal pacceka buddha di hal 27..
"Mount Gandhamādana, with its Nandamūlaka-slope situated in the northern Himalayas is
mentioned as the favourite place of residence for Paccekabuddhas."
kalau begitu menurut bro indar, pacceka buddha memiliki kemampuan mengajar ya?
Memangnya dengan menyamakan apa yang telah didapat dengan ajaran Buddha sebelumnya , maka dia bisa mengadopsi cara mengajar ? Saya rasa cara mengajar adalah suatu kualitas yang unik. Tidak dapat dengan mudahnya diitru walau bisa diingat...
saya asumsikan "indar" itu adalah saya.
berdasarkan kisah jataka yg saya sebutkan, maka jawaban saya adalah YES.
hal lain lagi yg menyebabkan dikatakan tidak mengajar, adalah karena pada umumnya pencapaian paccekabuddha terjadi begitu saja misalnya ketika melihat sekuntum bunga, mendadak tercerahkan, jadi mereka menjadi kesulitan untuk menjelaskan lagi bagaimana proses pencapaian itu. mereka tidak menguasai berbagai keterampilan dalam hal istilah2 teknis misalnya samatha, vipassana, dll.
justru itu bro indra..
bisa saja mereka bisa mengingat masa lampau mereka ttg ajaran2 buddha yang mereka pelajarin kan?
cara mengajar adalah satu hal..
yang saya maksud di sini..dikatakan pacceka buddha tidak dapat mendeskripsikan apa yang ditemukannya..jadi susah untuk mengajar..nah, bisa saj dong dia dia mengingat2 lagi spy bisa tahu menjabarkan dengan tepat?
kalo berhubungan dengan kualitas cara mengajar
tipitka sendiri apakah bisa mengajar? setelah buddha parinibbana kok masih ada ariya puggala? ya karena ajaran sammasambuddha masih ada...bisa saja beliau mengingat2 lagi ajaran2 buddha lampau..kemudian meneruskannya sehingga makhluk lain mengerti..
mengingat masa lampau tidak wajib dimiliki oleh para paccekabuddha, dan mengingat masa lampau juga ada limitnya seberapa lampau jauhnya. jika dalam rentang yg bisa mereka ingat itu mereka ternyata tidak pernah bertemu dengan Sammasambuddha, apa yg bisa diingat sehubungan dengan ajaran? seandainya mereka pernah bertemu dan bisa ingat, yg mereka ingat adalah bagaimana mereka gagal mencapai pencerahan pada masa Buddha itu, jadi ingatan itu sama sekali tidak membantu, bukan?
saya sudah mebak apa yang akan bro indra sampaikan..bentar2 saya cari dulu rentang waktu mengingat masa lamapu yang dimiliiki pacceka buddha..
karena mereka gagal pada masa buddha lampau makanya jadi pacceka buddha skrang, tetapi setidaknya kan masih mengingat...seperti bro indra kalo tidak bisa mencapai kehidupan masa skrg, suatu saat bisa jadi pacceka buddha..kan bisa ingat ajaran2 di tipitaka .. ;D
Tipitaka kan benda mati, kalo diinterpretasikan secara benar maka tentu bisa membawa seseorang memasuki magga phala. Tapi tetap saja ada perbedaan di antara para arahat dalam kapasitas pengajaran. Jadi dalam hal ini, saya rasa seroang pacekka Buddha agak sulit untuk mendeskripsikan apa yang ditemukannya kepada tiap orang, kemungkinan dia banyak bertemu dengan orang-orang yang memang agak lambat menyerap Dhamma
saya sudah mebak apa yang akan bro indra sampaikan..bentar2 saya cari dulu rentang waktu mengingat masa lamapu yang dimiliiki pacceka buddha..
karena mereka gagal pada masa buddha lampau makanya jadi pacceka buddha skrang, tetapi setidaknya kan masih mengingat...seperti bro indra kalo tidak bisa mencapai kehidupan masa skrg, suatu saat bisa jadi pacceka buddha..kan bisa ingat ajaran2 di tipitaka .. ;D
saya harus mengoreksi sedikit, bahwa bukan karena gagal pada masa buddha lampau yg menyebabkan seseorang menjadi paccekabuddha di masa depan.
kalau saya akhirnya menjadi paccekabuddha beberapa trilyun assankheyya kappa di masa depan, sepertinya memory pada kehidupan masa kini berada di luar rentang daya ingat saya. seandainya pun saya bisa ingat, apalah gunanya ingatan atas teks2 itu kalau saya tidak bertemu dengan orang yg mau mempelajarinya?
berarti ini kan kemabli ke tujuannya lagi ya? bagaimaan bisa tau orang mau mempelajari atau tdk kalo tidak mengajar? ;D
Apakah hal-hal di bawah ini pasti dibutuhkan untuk menjadi seorang Buddha ?
Aspirasi mental di depan 125 Buddha hidup (7 asankheya kappa)
Aspirasi verbal di depan 387 Buddha hidup (9 asankheya kappa)
Aspirasi fisik di depan seorang Buddha hidup (dapat ramalan kepastian pencerahan)
Aspirasi fisik di depan 23 Buddha hidup (4 asankheya dan 100.000 kappa) Cerita jatakan 545 kelahiran
^
Berdasarkan jalan yang ditempuh Bodhisattva Sidhatta. Kalo ga salah ada 3 macam kan Bodhisatta, yang kuat kebijaksanaan, keyakinan, dan semangat ?
Apa pengertian aspirasi mental, verbal, dan fisik ?
setahu saya dari komentar Buddhavamsa.
Itu minimal, karena Buddha Metteyya jauh lebih lama lagi. Secara total dari aspirasi mental sekitar 64 asankheyya kappa.
Yang aspirasi verbal itu mengucapkan di depan Sammasambuddha, tapi belon disetujuin.
Yang aspirasi fisik itu mengucapkan, disetujuin. Udah jadi Bodhisatta.
Yang aspirasi verbal itu mengucapkan di depan Sammasambuddha, tapi belon disetujuin.
Yang aspirasi fisik itu mengucapkan, disetujuin. Udah jadi Bodhisatta.
setahu saya dari komentar Buddhavamsa.
Itu minimal, karena Buddha Metteyya jauh lebih lama lagi. Secara total dari aspirasi mental sekitar 64 asankheyya kappa.
64 asankheyya kappa?? :o
6 asankheyya kappa kaleeeeee ..... Buddha Gotama 4 asankheyya kappa ;D
ingat antara parami Buddha Gotama dengan Bodhisatva Metteyya jadi ..... 64 ?? :))
4 oleh Bodhisatta Gotama adalah aspirasi fisik, sedangkan Bodhisatta Metteya harus menjalani 16 assankheyya kappa. Metteya telah lebih dulu memulai karirnya sbg Bodhisatta daripada Gotama.
Apakah hal-hal di bawah ini pasti dibutuhkan untuk menjadi seorang Buddha ?
Aspirasi mental di depan 125 Buddha hidup (7 asankheya kappa)
Aspirasi verbal di depan 387 Buddha hidup (9 asankheya kappa)
Aspirasi fisik di depan seorang Buddha hidup (dapat ramalan kepastian pencerahan)
Aspirasi fisik di depan 23 Buddha hidup (4 asankheya dan 100.000 kappa) Cerita Jataka 545 kelahiran
^
Link1 (http://i1176.photobucket.com/albums/x336/miau_chang/pratimoksayana.jpg) Link2 (http://i1176.photobucket.com/albums/x336/miau_chang/bodhisattvayana1.jpg)
Berdasarkan jalan yang ditempuh Bodhisattva Sidhatta. Kalo ga salah ada 3 macam kan Bodhisatta, yang kuat kebijaksanaan, keyakinan, dan semangat ?
Apa pengertian aspirasi mental, verbal, dan fisik ?
4 oleh Bodhisatta Gotama adalah aspirasi fisik, sedangkan Bodhisatta Metteya harus menjalani 16 assankheyya kappa. Metteya telah lebih dulu memulai karirnya sbg Bodhisatta daripada Gotama.
64 -> makhluk biasa -> berniat mental (kalo bahasa kerennya bodhicitta)
16 -> beraditthana -> resmi bodhisatta
Abhidhamma Materialism itu maksudnya apa ?
Sepertinya menjadi masalah di zaman ancient Buddhism ya ?
Apakah heart sutra itu refute nya ?
mkasudnya?
Kalo gw tau ngapain nanya zzzzzzz
abhidhamma materialism itu sumbernya dr mn? jaman ancient buddhism? heart sutra refutenya?
kenapa Sang Buddha rambutnya masi ada walaupun sdh meninggalkan keduniawian?(http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/hs251.snc4/39875_150283118315186_100000004961322_501513_5128961_n.jpg)
ini berbeda dengan para bhikkhu yang harus dicukur habis rambut-nya.
mohon pencerahannya
(http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/hs251.snc4/39875_150283118315186_100000004961322_501513_5128961_n.jpg)
MENYEBERANGI SUNGAI ANOMA DAN MENCUKUR RAMBUT
Setelah mencapai tepi Sungai Anomà, Bodhisatta mulia mengistirahatkan kuda-Nya di tepi sungai dan bertanya kepada Channa, “Apa nama sungai ini?” Ketika dijawab oleh Channa bahwa sungai tersebut adalah Sungai Anomà, Bodhisatta menganggap itu adalah pertanda baik, dan berkata, “Pertapaan-Ku tidak akan gagal, bahkan sebaliknya akan memiliki kualitas yang baik,” (karena anomà artinya ‘bukan sesuatu yang rendah’). Kemudian menepuk Kanthaka dengan tumit-Nya untuk memberikan aba-aba kepadanya untuk menyeberangi sungai, dan Kanthaka melompat ke sisi seberang sungai yang lebarnya delapan usabha dan berdiri di sana.
Setelah turun dari punggung kuda, dan berdiri di atas pasir di tepi sungai, Bodhisatta menyuruh Channa, “Channa sahabat-Ku, bawalah kuda Kanthaka bersama dengan semua perhiasan-Ku pulang. Aku akan menjadi petapa.” Ketika Channa mengatakan bahwa ia juga ingin melakukan hal yang sama, Bodhisatta melarangnya sampai tiga kali dengan mengatakan, “Engkau tidak boleh menjadi petapa. Channa sahabat-Ku, pulanglah ke kota.” Dan Ia menyerahkan Kanthaka dan semua perhiasan-Nya kepada Channa.
Setelah itu, dengan mempertimbangkan, “Rambut-Ku ini tidak cocok untuk seorang petapa; Aku akan memotongnya dengan pedang-Ku.” Bodhisatta, dengan pedang di tangan kanan-Nya memotong rambut-Nya dan mencengkeramnya bersama mahkota-Nya dengan tangan kiri-Nya. Rambut-Nya yang tersisa sepanjang dua jari mengeriting ke arah kanan dan menempel di kulit kepala-Nya. Sisa rambut itu tetap sepanjang dua jari hingga akhir hidup-Nya meskipun tidak pernah dipotong lagi. Janggut dan cambang-Nya juga tetap ada seumur hidup-Nya dengan panjang yang cukup untuk terlihat indah seperti rambut-Nya. Bodhisatta tidak perlu mencukur-Nya lagi.
coba baca di rapb.
lagian vinaya para bhikkhu rambutnya boleh sepanjang 2 ruas jari koq. tapi emang umat biasanya gak enak ngeliatnya kalo bhikkhu ada rambutnya dikit.
Diantara sekian banyak model jubah dan warna jubah,
model atau warna apa yang mendekati jaman Sang Buddha ?
Kalau gak salah ada di vinaya atau komentar yang menyebutkan tumbuhan tertentu. Dan warnanya safron.
Ada tanemannya. Kalo gak salah, aye pernah post gambarnya dalam waktu kurang dari 1 taon.
pada saat kita bermeditasi, ada beberapa postur kaki:
full lotus (telapak kaki menghadap keatas)
, half lotus (hanya satu telapak kaki yang menghadap ketas dan yang satunya berada dibawah (ditindih)
, burmese style (tanpa tumpang tindih)
dan gaya silang "X" (telapak kaki menghadap kedalam / tidak terlihat).
diantara postur kaki tersebut, mana yang menjadi favorit Sang Buddha atau siswa2Nya?
sewaktu berjalan orang bisa memulai dengan kaki kanan dulu juga bisa dengan kaki kiri dulu, kaki manakah yg digunakan oleh Sang Buddha ketika mulai berjalan?
banyak pertanyaan menarik tapi sedikit yg bermanfaat
Namo Buddhaya..
Kk-kk skalian mohon petunjuknya, sya mendapatkan sebuah tugas untuk mencari ada itu definisi agama menurut ajaran Theravada.. Nah setelah mencari-cari di berbagai media, dari buku-buku, blog sampai google pun, sepertinya tidak ada yang bisa saya temukan mengenai definisi agama menurut ajaran Theravada..
Jadi, sya mau minta bantuannya nh, kira2 menurut kk-kk skalian yang pastinya lebih mengerti dari saya, sebenarnya bagaimana ajaran Theravada mendefinisikan agama? Dan kira2 mengapa di dunia ini ada agama yaa?
Namo Buddhaya..persisnya theravada tidak mengenal istilah agama, namun yg senada mungkin adalah "buddha sasana" atau "buddha dhamma"
Kk-kk skalian mohon petunjuknya, sya mendapatkan sebuah tugas untuk mencari ada itu definisi agama menurut ajaran Theravada.. Nah setelah mencari-cari di berbagai media, dari buku-buku, blog sampai google pun, sepertinya tidak ada yang bisa saya temukan mengenai definisi agama menurut ajaran Theravada..
Jadi, sya mau minta bantuannya nh, kira2 menurut kk-kk skalian yang pastinya lebih mengerti dari saya, sebenarnya bagaimana ajaran Theravada mendefinisikan agama? Dan kira2 mengapa di dunia ini ada agama yaa?
dulu guru agama saya pernah menjelaskan definisi agama (gak tau itu Theravada atau bukan)Makasih yaa kk junxiong..
beliau menjelaskan bahwa agama terdiri dari dua kata yakni a-gama
nah dalam bahasa Pali "a" itu artinya tidak, sedangkan "gama" itu kekhawatiran.
jadi diartikan "tanpa kekhawatiran"
menurut KBBI
aga·ma n ajaran, sistem yg mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kpd Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yg berhubungan dng pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya: -- Islam; -- kr****n; -- Buddha;
-- samawi agama yg bersumberkan wahyu Tuhan, spt agama Islam dan kr****n;
ber·a·ga·ma v 1 menganut (memeluk) agama: saya ~ Islam dan dia ~ kr****n; 2 beribadat; taat kpd agama; baik hidupnya (menurut agama): ia datang dr keluarga yg ~; 3 cak sangat memuja-muja; gemar sekali pd; mementingkan: mereka ~ pd harta benda;
ke·ber·a·ga·ma·an n perihal beragama;
meng·a·ga·ma·kan v menjadikan sbg penganut atau pemeluk suatu agama;
ke·a·ga·ma·an n yg berhubungan dng agama
-------------------------------------
jika agama adalah spt definisi di atas, artinya Theravada tidak pernah membahas mengenai Agama. jika digali lebih jauh lagi, akan dapat disimpulkan dari sudut pandang Theravada bahwa Agama adalah suatu pandangan/ajaran yang keliru, minimal keliru dalam beberapa hal.
hmm.. apa ya? kayaknya ajaran Theravada itu sendiri bukan agama deh..
apakah mungkin suatu yang bukan agama bisa mendefinisikan agama? ???
maaf kalau komentar ini tidak membantu menjawab pertanyaan.. :)
Makasih kk Indra, jadi Theravada menganggap ada hal yang keliru dalam agama, kira2 bisa diberi contoh ga yaa apa yg keliru? Maap kalo ngerepotin..^^
persisnya theravada tidak mengenal istilah agama, namun yg senada mungkin adalah "buddha sasana" atau "buddha dhamma"Makasih kk morpheus.. kalau boleh tau lebih jauh lagi, kira2 "buddha sasana" itu doktrin yang seperti apa yaa?
bagi penganut theravada, buddha sasana di sini adalah sistematika doktrin yg berbasis pada output dari konsili ketiga serta chronicle2 srilanka dipavamsa dan mahavamsa.
wah.. ini mau jawaban yang sesungguhnya atau sekedar mengerjakan tugas sekolah?sbenernya sh ga buat kejer nilai juga.. Soalnya sya jga umat buddhis, tpi krang ngerti.. jdi pas dapet tugas ini, yaa lumayan jga skalian cari2 pengetahuan baru gitu.. hehehe..^^
kalau mau jawaban yang sesungguhnya, ya Theravada bukanlah agama. Jadi, tidak ada definisinya. ;D
tapi kalau ingin sekedar mengerjakan tugas untuk dapat nilai, ya silakan mengarang indah.. hehehe.. ^-^
Makasih kk morpheus.. kalau boleh tau lebih jauh lagi, kira2 "buddha sasana" itu doktrin yang seperti apa yaa?gampangnya sebut aja agama buddha theravada. walaupun tidak ada istilah agama, namun yg diajarkan dalam theravada juga adalah sebuah sistematika doktrin dan sistematika kepercayaan.
persisnya theravada tidak mengenal istilah agama, namun yg senada mungkin adalah "buddha sasana" atau "buddha dhamma"
bagi penganut theravada, buddha sasana di sini adalah sistematika doktrin yg berbasis pada output dari konsili ketiga serta chronicle2 srilanka dipavamsa dan mahavamsa.
Namo Buddhaya..
Kk-kk skalian mohon petunjuknya, sya mendapatkan sebuah tugas untuk mencari ada itu definisi agama menurut ajaran Theravada.. Nah setelah mencari-cari di berbagai media, dari buku-buku, blog sampai google pun, sepertinya tidak ada yang bisa saya temukan mengenai definisi agama menurut ajaran Theravada..
Jadi, sya mau minta bantuannya nh, kira2 menurut kk-kk skalian yang pastinya lebih mengerti dari saya, sebenarnya bagaimana ajaran Theravada mendefinisikan agama? Dan kira2 mengapa di dunia ini ada agama yaa?
maap boleh tahu satrio kelas brp? atau kuliah? atau...?Sbenernya sh uda kuliah, tpi maklum dari kecil kurang diajarin agama buddha, jadinya ga tau apa-apa dh.. hehee..^^
kalau dulu teman perempuan saya kesurupan saya tampar.
Suhu suhu disini mau tanya ya?
Kalau ada kasus orang kesurupan,
yang kesurupan ada yang dibawa ke pendeta Taoisme (Laoya),
ada yang dibawa ke pak Haji,
ada yang dibawa ke pendeta gereja,
Yang mau saya tanyakan apakah ada yang pernah melihat seorang Bhikkhu menyembuhkan kesurupan?
Hanya penasaran soalnya sering melihat umat Buddhis sering membawa kasus kesurupan ke Laoya.
Saya pernah membaca di salah satu buku Ajahn Brahm, katanya beliau pernah dan sering menangani kasus2 kesurupan, namun katanya, dari sekian banyak kasus kesurupan yang beliau tangani, hanya 1 kasus yg benar2 terjadi kesurupan, dan yang lainnya hanya efek psikologi saja... Jadi, sepertinya yang benar2 kesurupan itu sangat jarang terjadi bahkan hampir tidak pernah, dan sebagian besar hanya gangguan psikologi saja.. Thanks..Yang saya bingung kalo hanya psikologi, waktu ke laoya malah ada yang sembuh setelah didoain atau ritual apa gitu..
Yang saya bingung kalo hanya psikologi, waktu ke laoya malah ada yang sembuh setelah didoain atau ritual apa gitu..
Sebenarnya gak mau percaya sih.. mohon pencerahannya....
MENYEBERANGI SUNGAI ANOMA DAN MENCUKUR RAMBUT
Setelah mencapai tepi Sungai Anomà, Bodhisatta mulia mengistirahatkan kuda-Nya di tepi sungai dan bertanya kepada Channa, “Apa nama sungai ini?” Ketika dijawab oleh Channa bahwa sungai tersebut adalah Sungai Anomà, Bodhisatta menganggap itu adalah pertanda baik, dan berkata, “Pertapaan-Ku tidak akan gagal, bahkan sebaliknya akan memiliki kualitas yang baik,” (karena anomà artinya ‘bukan sesuatu yang rendah’). Kemudian menepuk Kanthaka dengan tumit-Nya untuk memberikan aba-aba kepadanya untuk menyeberangi sungai, dan Kanthaka melompat ke sisi seberang sungai yang lebarnya delapan usabha dan berdiri di sana.
Setelah turun dari punggung kuda, dan berdiri di atas pasir di tepi sungai, Bodhisatta menyuruh Channa, “Channa sahabat-Ku, bawalah kuda Kanthaka bersama dengan semua perhiasan-Ku pulang. Aku akan menjadi petapa.” Ketika Channa mengatakan bahwa ia juga ingin melakukan hal yang sama, Bodhisatta melarangnya sampai tiga kali dengan mengatakan, “Engkau tidak boleh menjadi petapa. Channa sahabat-Ku, pulanglah ke kota.” Dan Ia menyerahkan Kanthaka dan semua perhiasan-Nya kepada Channa.
Setelah itu, dengan mempertimbangkan, “Rambut-Ku ini tidak cocok untuk seorang petapa; Aku akan memotongnya dengan pedang-Ku.” Bodhisatta, dengan pedang di tangan kanan-Nya memotong rambut-Nya dan mencengkeramnya bersama mahkota-Nya dengan tangan kiri-Nya. Rambut-Nya yang tersisa sepanjang dua jari mengeriting ke arah kanan dan menempel di kulit kepala-Nya. Sisa rambut itu tetap sepanjang dua jari hingga akhir hidup-Nya meskipun tidak pernah dipotong lagi. Janggut dan cambang-Nya juga tetap ada seumur hidup-Nya dengan panjang yang cukup untuk terlihat indah seperti rambut-Nya. Bodhisatta tidak perlu mencukur-Nya lagi.
Sebenarnya Sang Buddha juga botak/gundul seperti pada bhikkhu lainnya karena dalam Majjhima Nikaya dikatakan bahwa saat meninggalkan istana, Pangeran Siddhattha memotong janggut dan rambutnya:
Kemudian, sewaktu Aku masih muda, seorang pemuda berambut hitam memiliki berkah kemudaan, dalam tahap kehidupan utama, walaupun ibu dan ayahku menginginkan sebaliknya dan menangis dengan wajah basah oleh air mata, Aku mencukur rambur dan janggutKu, mengenakan jubah kuning, dan pergi meninggalkan kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah. (Ariyapariyesana Sutta)
Kemudian dalam Nikaya yang sama (Subha Sutta) dikisahkan bahwa brahmana Sangarava menghina Sang Buddha sebagai "pertapa gundul" setelah mendengar seorang wanita brahmana yang berkeyakinan dalam Buddha, Dhamma, Sangha memuji Sang Bhagava:
Pada saat itu seorang brahmana perempuan bernama Dhānañjāni sedang menetap di Caṇḍalakappa, memiliki keyakinan penuh pada Sang Buddha, Dhamma, dan Sangha. Suatu ketika ia tersandung, dan [ketika mengembalikan keseimbangannya] menyerukan tiga kali: “Hormat kepada Sang Bhagavā, yang sempurna dan tercerahkan sempurna! Hormat kepada Sang Bhagavā, yang sempurna dan tercerahkan sempurna! Hormat kepada Sang Bhagavā, yang sempurna [210] dan tercerahkan sempurna!”
Pada saat itu seorang murid brahmana bernama Sangārava sedang menetap di Caṇḍalakappa. Ia adalah seorang yang menguasai Tiga Veda dengan kosa-kata, liturgi, fonologi, dan etimologi, dan sejarah-sejarah sebagai yang ke lima; mahir dalam ilmu bahasa dan tata bahasa, ia mahir dalam filosofi alam dan dalam tanda-tanda manusia luar biasa. Setelah mendengar brahmana perempuan Dhānañjāni mengucapkan kata-kata itu, ia berkata kepadanya: “Brahmana perempuan Dhānañjāni harus dipermalukan dan direndahkan, karena ketika ada para brahmana di sekitar sini ia justru memuji petapa gundul itu.”
Dalam Samannaphala Sutta dikatakan bahwa Raja Ajatasattu tidak dapat mengenali Sang Buddha di antara para bhikkhu di hutan mangga milik tabib Jivaka sebelum sang tabib menunjukkan di mana Sang Buddha berada. Walaupun tidak dikatakan alasannya kenapa sang raja tidak dapat mengenali Sang Buddha, tetapi dapat dipastikan salah satunya karena Beliau juga berpenampilan layaknya para bhikkhu lainnya (gundul dan berjubah kuning).
Demikian juga dalam Mahapadana Sutta dikisahkan bahwa setelah melihat pertapa yang gundul, Bodhisatta Vipassi meninggalkan keduniawian dengan mencukur rambut dan janggutnya.
Hanya dalam komentar Pali seperti Nidanakatha (pendahuluan komentar Jataka) mengatakan bahwa setelah Pertapa Gotama memotong rambut dan janggut dengan menyisakan sedikit rambutnya (2 inchi), rambut tersebut tidak tumbuh lagi sepanjang hidup Beliau:QuoteQuote
Then he thought, These locks of mine are not suited for a mendicant. Now it is right for any one else to cut the hair of a future Buddha, so I will cut them off myself with sword.' Then, taking his sword in his right hand, and holding the plaited tresses, together with the diadem on them, with his left, he cut them off. So his heir was thus reduced to two inches in length, and curling from the right, it lay close to his head. It remained that length as long as he lived, and the beard the same. There was no need at all to shave either hair or beard any more.
Kemungkinan gambaran Sang Buddha memiliki rambut berasal dari tradisi yang muncul kemudian, seperti yang terdapat dalam salah satu ciri manusia agung (Mahapurisa lakkhana) bahwa rambutnya menggulung ke arah kanan, yang juga terdapat dalam Lakkhana Sutta dari Digha Nikaya. Menurut Ramaprasad Chanda dalam artikelnya "The hair and the Usnisa on the head of the Buddha and the jinars":QuoteSo by the time when the sculptors of Mathura began to carve images of Gautama Buddha there were two rival traditions relating to hair on the Buddha's head: an older one now preserved in the Pali Nikayas represented Gautama as mundaka or shaven-headed monk; and another tradition preserved in the Mahavastu, the Lalitavistava and the Nidanakatha represented him as having cut his hair with his sword leaving part of it intact on the head. The shaven-headedd images of the Buddha found at Mathura, Mankuar and Sarnath represent the older tradition, and the images of the Buddha with hair on the head arranged in ringlets represent the other and more popular tradition, because it is found both in Sanskrit and Pali texts.Lihat juga pendapat bhikkhu S. Dhammika yang senada dengan hal ini dalam tulisan di blog beliau: http://sdhammika.blogspot.com/2009/07/buddhas-hail.html (http://sdhammika.blogspot.com/2009/07/buddhas-hail.html)
Sumber: http://ccbs.ntu.edu.tw/FULLTEXT/JR-ENG/cha2.htm
namo buddhaya,.
_/\_
sya ingin bertanya dalam agam buddha t'dpt tradisi mahayana dan theravada.
bagaimana cra kita dapat menentukan umat tersebut mahayana atau thervada.
dan apa perbedaan antar mahayana dan thervada,.,
mohon bimbimngan na ^:)^
_/\_
kl umat, ya harus lsg tanya ke yg bersangkutan, karena kl berasumsi tidak baik juga hehe6..
tapi kl ciri2 anggota sangha tersebut adalah mahayana atau theravada seperti nya sangat jelas, dr jubah bhikkhu dan biksu kan sangat berbeda.
contoh perbedaan na sprti ap y kk.,
jjr na d sktr sy kbnykan hnya agama buddha ktp aj,.,
Tp ajaran na tdk bgtu d knl,,
sya dr dl smpi skrg msh bgg sy in mahayana atau theravada,.,
dan mahayana it sprti ap?
theravad it sprti ap?
mohon bimbingan dan pencerahaannya,.,
_/\_
Mahayana=kendaraan besar
Theravada=ajaran sesepuh
Mahayana=kendaraan besar??mksd na?cb bc2 thread mahayana n theravada aj jadi bs tahu bedanya apa hehe...
Theravada=ajaran sesepuh??ajaran yg srpti ap?
mohon bimbingan dan pencerahaannya,.,
_/\_
Mahayana=kendaraan besar??mksd na?Yang telah kudengar adalah mereka yang bertekad untuk menjadi bodhisatva sehingga bisa menyelamatkan banyak makhluk.
Theravada=ajaran sesepuh??ajaran yg srpti ap?
Halo semua, Namo Buddhaya..
Ada yg tau bahasa pali-nya "Semoga Dhamma awet di bumi/semua alam" gag?
buat pasang pm di jejaring sosial, secara dah dekat waisak :P
cb bc2 thread mahayana n theravada aj jadi bs tahu bedanya apa hehe...
Yang telah kudengar adalah mereka yang bertekad untuk menjadi bodhisatva sehingga bisa menyelamatkan banyak makhluk.
Dan yang kulihat definisi dari tulisan rekan di dhammacitta kendaraan besar yang dimaksud adalah tronton(truk besar).
Ajaran yang telah diturunkan dari Sang Buddha dan murid-muridnya yang terwujud dalam Tipitaka sehingga sangat mendekati keaslian ajaran.
Dan yang kudengar dari agama Buddha mahayana di golongkan hinayana(kendaraan kecil) yang diartikan kendaraan kecil sehingga memunculkan pendapat oleh rekan di dhammacita kendaraan kecil yang dimaksud adalah ojek.
Jadi terserah kk wichen untuk memilih apakah ingin naik tronton atau naik ojek. Selamat menempuh perjalanan sis.
Damai sejahtera selalu
sebenarnya terjemahan hina itu bukan kecil, melainkan rendah, atau memiliki konotasi negatif lainnya.
kata yang tepat untuk kecil tanpa konotasi adalah cula.
kata hina di khotbahh pertama sang buddha merujuk dua pandangan salah, yang mementingkan kesenangan, dan yang mementingkan penyiksaan diri.
jadi wajar saja banyak yang beranggapan penggolongan mahayana - hinayana adalah tambahan belakangan, bukan dari sang buddha sendiri.
ow,.,
klu bgtu umat theravada lbh bnyk dr mahayana donk.
:)
ow,.,
klu bgtu umat theravada lbh bnyk dr mahayana donk.
:)
tergantung negaranya. kalau di thailand, srilanka mungkin lebih banyak theravada. kalau di china mungkin lebih banyak mahayana.
sebenarnya terjemahan hina itu bukan kecil, melainkan rendah, atau memiliki konotasi negatif lainnya.
kata yang tepat untuk kecil tanpa konotasi adalah cula.
kata hina di khotbahh pertama sang buddha merujuk dua pandangan salah, yang mementingkan kesenangan, dan yang mementingkan penyiksaan diri.
jadi wajar saja banyak yang beranggapan penggolongan mahayana - hinayana adalah tambahan belakangan, bukan dari sang buddha sendiri.
Kebaktian Mahayana dan Theravada bedanya apa aja ya?
Apakah Mantra Tiada Tara berefek jika hny dilafalkan dalam ht? Penjelasannya?
Itu mantra apa? tujuannya untuk apa?kalau bagi saya , mantra atau pun parita dan sutta mempunyai tujuan untuk memberikan pandangan, ketenangan bathin, melatih diri, mengontrol diri. tapi apa yang saya katakan belum tentu benar, barangkali member lain bisa memberikan jawaban yang lebih berkenan terhadap anda _/\_
Beda bahasa dan tata cara. Kebanyakan Mahayana menggunakan bahasa Mandarin, atau Tibet (Vajrayana). Ada juga bahasa lain seperti Jepang, cuma belum pernah lihat kalau yang ini.
Sementara tata caranya biasanya lebih meriah, sering kali melibatkan alat musik seperti genta, simbal atau lonceng.
Permisi Sis/Bro, sy tny sst nih :) :
Apakah Mantra Tiada Tara berefek jika hny dilafalkan dalam ht? Penjelasannya?
Mantra Prajnaparamita ("gate gate paragate parasamgate bodhi svaha"), tujuan utamannya sedang sy cr th lbh dlm......
mungkin Anda bs memberi masukan.......
_/\_ SSBS
kalau bagi saya , mantra atau pun parita dan sutta mempunyai tujuan untuk memberikan pandangan, ketenangan bathin, melatih diri, mengontrol diri. tapi apa yang saya katakan belum tentu benar, barangkali member lain bisa memberikan jawaban yang lebih berkenan terhadap anda _/\_
tanya ya...apakah suasana vhr mempengaruhi kalian umat buddha utk berkunjung?
tanya ya...apakah suasana vhr mempengaruhi kalian umat buddha utk berkunjung?
tanya ya...apakah suasana vhr mempengaruhi kalian umat buddha utk berkunjung?
Iyalah
Bayangin aja kalau Vihara ada di sebelah pabrik yang penuh debu dan sangat ribut.
Jangankan kebaktian, mau datang aja malas.
Suasana apa nih yang dimaksud?
Tentu sj suasana lingkungan di sekitar Vihara
Bayangin aja kalo di sebelah Vihara ada bengkel mobil
pade buyar tuh kalo lg meditate
Salam sejahtera semua teman-teman... _/\_
Thread ini dibuat karena saya melihat antusias dari rekan-rekan yang cukup besar pada Board Buddhisme untuk Pemula ini. Saya bermaksud untuk menjadikan thread ini sebagai forum tanya-jawab seputar Buddhisme, khususnya untuk rekan-rekan yang ingin menggali pemahaman lebih lanjut tentang Buddhisme. Topik pertanyaannya bebas, asal masih berada dalam jalur sudut pandang Ajaran Sang Buddha. Saya harap thread ini dapat memfasilitasi rekan-rekan yang masih pemula, dan juga sebagai media bacaan yang ringkas, menyenangkan dan mencerahkan.
Untuk menjaga kenyamanan di thread ini, ada beberapa ketentuan yang saya buat, yaitu :
1) Thread ini adalah dari, oleh dan untuk kita bersama. Oleh karena itu, semua rekan boleh memberikan pertanyaan atau menyampaikan jawabannya masing-masing.
2) Thread ini adalah kolom tanya-jawab seputar Buddisme untuk pemula. Oleh karena itu, semua rekan diharapkan untuk tetap menjaga format Q&A ini.
3) Postingan yang hanya berisikan pernyataan Out of Topic, akan saya tindak-lanjuti dengan tegas; dengan atau tanpa pemberitahuan sebelumnya.
4) Semua pertanyaan, jawaban maupun pernyataan harus disampaikan dengan bahasa yang sopan.
Semoga semua berbahagia.
aku coba yaaa
1. jual-beli bahan bangunan
2. jual-beli komputer/HP/ pulsa..dll
3. konsultan
4. president/ anggota dpr/mpr
5.kontraktor
6. tukang becak, sopir angkot, tukang ojek
7. maskapai penerbangan, transportasi, kapal, ekspedisi
8. petani, tukang kebun, tukang sayur
9. dokter
10. jual beli hasil bumi
kalo:boleh tuh semua....
[at] it programmer, teknisi com?
[at] model, artis, penyayi?
[at] terapis fisik (ahli pijat, akupuntur, sinsei, dll)?
[at] tukang jahit, kain, tekstil?
[at] pengrajin mebel, pengrajin kesenian kayu?
bgmn?
btw, kokoh nm lengkapnnya ronald frank ya?
^:)^
boleh tuh semua....
bukan..itu bukan nama lengkap ku
:)) itong pikir kokoh ronald frank, kalo mis kokoh rf, itong bs belajar cr2 pdktnya (itong prnh googling www.pencinta-wanita.com).... bused dah....
slm :)
.... bused dah....
kayaknya kalo aktris/aktor pemain film kurang cocok deh...coba seacrh sudah pernah bahas panjang lebar di thread sebelumnya....
8 PERSAMAAN THERAVADA DAN MAHAYANA (MENURUT KONGRES SANGHA BUDDHIS SEDUNIA DI SRI LANGKA, DESEMBER 1966)
1. BUDDHA GOTAMA SEBAGAI GURU SUCI JUNJUNGAN YANG MEMBABARKAN DHAMMA
2. BERLINDUNG KEPADA TIRATANA (BUDDHA, DHAMMA DAN SANGHA)
3. SAMA-SAMA MENGAKUI BAHWA JALAN KEHIDUPAN INI TIDAK MENGIKUTI KEHENDAK DEWA, KARENA JIKA MENGIKUTI KEHENDAK DEWA, MAKA PERBUATAN BAIK DAN BURUK TIDAK ADA ARTINYA LAGI
4. MENGAKUI AJARAN EMPAT KEBENARAN MULIA
5. MENGAKUI AJARAN PATICCA SAMUPPADA
6. MENGAKUI AJARAN TILAKKHANA
7. MENGAKUI TERDAPAT 3 JALAN MEREALISASI KESEMPURNAAN SESUAI KEMAMPUAN
INDIVIDU, YAITU:
* SEBAGAI SAVAKA BUDDHA
* SEBAGAI PACCEKA BUDDHA
* SEBAGAI SAMMASAM BUDDHA
8. MENGAKUI 37 FAKTOR YANG DAPAT MEMBAWA KE KEBAHAGIAAN KEKAL
(BODHIPAKKHIYA DHAMMA):
* SATIPATTHANA 4
* SAMMAPPADHANA 4
* IDDHIPADA 4
* INDRIYA 5
* BALA 5
* BOJJHANGA 7
* ARIYA MAGGA 8
Nah kriteria apakah itu agama Buddha atau tidak, tergantung dari 8 kriteria diatas.
Jika satu saja tidak terpenuhi, misal aliran itu ada penghapusan dosa, berarti aliran itu sebenarnya bukan buddhism
selamat pagi saudara-saudara ku..
saya ingin bertanya mengenai sutra buddha, tepatnya The Dharani Sutra of the Buddha on Longevity the Extinction of offence and the Protection of young Children
di sutra tersebut ada dikatakan bahwa dosa dapat dihapus jika melakukan perbuatan baik..
yang mau saya tanyakan apakah ada aliran ajaran Buddha yang mendukung penghapusan dosa?
saya sempat mengepost sutra ini di suatu forum dan salah satu member mengatakan bahwa sutra ini ngawur dan mengatakan bahwa ini bukanlah ajaran aliran Buddha dengan alasan sebagai berikut
member lain yang mempelajari aliran Theravada mengatakan bahwa memang di dalam ajaran Theravada tidak terdapat penghapusan dosa tapi tidak mengetahui dengan baik ajaran aliran Buddha lainnya.
bagi teman-teman yang ingin mengetahui isi sutra ini dapat membacanya di therad ini
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=466.0 (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=466.0)
mungkin ada teman-teman di sini yang bisa membantu memberi penjelasan untuk menjawab keraguan saya ini.
terima kasih buat teman-teman yang sudah mau membantu,
maaf kalo saya salah tempat dalam bertanya
_/\_
Ada lagi, Mansjuhri, setelah Saya moksa, di dunia 5 kejahatan, jika ada yang setelah meninggal, dalam 7 hari atau 49 hari, sanak saudaranya yang masih hidup, sanak saudaranya yang masih hidup dapat melakukan kabajikan untuknya. Maka almarhumah akan menerima seperttujuh dari pahala tersebut.”
Sebaliknya, dalam 49 hari, jika ada orang dalam kehidupan sekarang dapat berhenti melakukan perbuatan duniawi dan mau menulis, memberi persembahan berupa dupa, bunga, kepada Sutra ini dan memberikan penghormatan kepada Sang Buddha. Juga menyediakan makanan vegetarian sebanyak 7 kali sebagai persembahan kepada Sangha. Maka kebaikan yang terkumpul akan sebanyak pasir di sungai gangga.”
Dengan melakukan hal ini, orang tersebut dikehidupan sekarang bisa berumut panjang. Ia tidak akan jatuh menderita di 3 alam sengsara. Jika ia telah meninggal dunia , keturunanya akan menggunakan warisan kekayaanya untuk berdana kepada orang miskin dan memberi persembahan kepada Buddha-Buddha di sepuluh penjuru. Jika mereka dapat melakukan kebajikan ini, maka pahala kebajikan akan diterima seluruhnya oleh almarhumah.”
_/\_kakao bukan senior mau coba sharing
para senior..... mau tanya...
1. kenapa ada penggolongan akusala kamma, kenapa ada garuka kamma?
mengapa membunuh orang tua merupakan kamma buruk yg sangat besar, demikian juga membunuh arahat?
apa bedanya, kan sama2 makhluk hidup... dan utk arahat hanya berbeda dari sisi konsep pemikiran dlm memandang kehidupan?
2. apakah dlm ajaran sang buddha menguak adanya makhluk sederajat dengan alam manusia (dimana kebahagiaan dan kesedihan seimbang) tapi bukan sebagai manusia di bumi..? karena sejauh yg aku pernah baca, sekalipun sang buddha bisa melihat kehidupan2 lampaunya, tetap saja yg terkuak adalah beliau sebagai manusia, atw mungkin kisah yg menceritakan arahat yg dlm kehidupan lampaunya sebagai kelelawar.... tetap saja itu menceritakan kehidupan di bumi.
terima kasih sebelumnya....
kakao bukan senior mau coba sharingbro, bukannya aku berpikir yg aneh2, dan bermaksud kurang ajar... tp coba kalo sudut pandang kita netral..
1.adanya akusala kamma karena adanya kusala kamma, ada buruk ada baik, ada hitam, ada putih ,ada yang jelek dan yang ganteng, kecil , gede itu diatur oleh hukum sebab musabab yang saling ketergantungan. garuka kamma karma berat yang intinya kl kita lakukan kita bisa masuk neraka avicci, orang tua adalah buddha hidup, arahat juga sama makhluk hidup, cuma jasa2 yang mereka berikan pada kita begitu besar, contoh orang tua, mama kamu mengandung 9 bulan(coba km bawa batu ukuran 5-10 kilo ikat diperut kamu bawa selama 9 bulan)bayangkan penderitaan mama kamu, trus mama km yang dulu cantik,..perutnya membesar dan berubah tdk cantik lagi karena melahirkan kamu, ayah kamu, mencari nafkah untuk biaya sekolah kamu, melindungi kamu dari bahaya, bertanggung jawab atas perbuatan kamu, lalu ibu kamu memberikan kamu makan tiap hari dan selalu memberi yang terbaik buat kamu, orang tua rela kelaparan demi anaknya makan sesuatu.jasa ortu kamu blm bisa dibalas maka jika dibunuh km masih berhutang sama mereka dan nggak akan bisa kamu tebus, ya pastilah neraka tempatmu, demikian jg arahat, menjadi seorang arahat itu sangat sulit dan melewati beberapa kelahiran, jika km membunuh arahat km menyetop sseorang arahat berbuat kebajikan untuk org lain dg kata lain km memutus karma baik beliau, ya pastilah neraka tempatnya untuk yang membunuh arahat.
2.kehidupan lampau buddha gotama sebelum menjadi buddha memang banyak menjadi manusia, hewan namun km bayangkan jk dulu petapa sumedho tdk memiliki tekad tuk menjadi buddha ketika Buddha Padumuttara akan melewati lumpur, pertapa sumedho menjembataninya dg tubuhnya dan bertekad akan menjadi samma sambuddha, bayangkan jika saat itu petapa sumedho lahir dialam dewa, pasti akan lama mencapai pencerahannya, dialam dewa semua tersedia, dan tekad beliau kala itu akan menjadi sammasambuddha dialam manusia dan memberikan ajaran pada manusia seperti Buddha Padumuttara.karena dialam manusia ini sebenarnya alam netral, kita bisa mencapai nibbana, bahkan bisa neraka terdalam sekalipun, waktu itu jg ada seorang batara(mungkin batara Indra) yang menjaga pertapa Sumedho dan membantu tekad nya. jd logikanya semua bisa terjadi saat dialam manusia aja. ;D;D
thanks 4 sharingnya bro kakao... tp aku kurang puaaasss... ;D maksudku begini:bro, bukannya aku berpikir yg aneh2, dan bermaksud kurang ajar... tp coba kalo sudut pandang kita netral..iy aq jg berpikiran mungkin itulah kenapa surga ada tingkatan, neraka ada kelas tingkatan pula, karena perbuatan dan karma setiap orang tidak lah sama.tungu master2 aja lah kakao jg numpang nyimak aj ;D ;D
orang tua makhluk yg berkehendak dan bertumimbal lahir, karena mereka, sekarang ada kita. lepas dari itu, ttg jasa2 mereka membesarkan kita... bukankah bisa juga dpandang bahwa itu adalah konsekuensi dari keputusan yg mereka ambil atas perbuatan mereka, sehingga aku ada sekarang ini... bisa dbilang kamma phalla juga.
jika dpandang dari aku sebagai seorang anak, bukankah itu merupakan buah kamma ku mendapatkan keluarga yg penuh perhatian dan merawat aku sejak kecil... kan pikiran kita yg menjadi pelindung kita sendiri...
arahat, ya.. mereka memang orang suci... lepas dari kesulitan2 yg mereka jalani utk menjadi seorang arahat, bukankah mereka juga saat itu merupakan mahkluk hidup? aku pernah membaca di forum ini juga, ada yg berpendapat bahwa mahkluk suci dengan mahkluk hidup lainnya, sama dalam fisik, atau wujud jasmani, hanya saja berbeda dari sisi memandang kehidupan.
nah dari pemikiran ku yg seperti itu kemudian timbul, kenapa kok akusala kamma dibedakan dari membunuh makhluk biasa dengan orang tua atau arahat? kan sama2 tindakan membunuh, cuma objek sasarannya saja yg berbeda... nah kemudian apa yg membedakan objek sasaran itu? itu yg aku pertanyakan...
;D
iya bro... aku setuju... tp tidak sesuai dengan yg aku pertanyakan...
tp, tetep terima kasih buat sharing nya bro kakao...
nah dari pemikiran ku yg seperti itu kemudian timbul, kenapa kok akusala kamma dibedakan dari membunuh makhluk biasa dengan orang tua atau arahat? kan sama2 tindakan membunuh, cuma objek sasarannya saja yg berbeda... nah kemudian apa yg membedakan objek sasaran itu? itu yg aku pertanyakan...
;D
iya bro... aku setuju... tp tidak sesuai dengan yg aku pertanyakan...
tp, tetep terima kasih buat sharing nya bro kakao...
Arahat Sammasambuddha, Savaka, dan orang tua merupakan makhluk-makhluk yang punya jasa besar. Jika berdana berdana ataupun melakukan perbuatan baik kepada mereka akan menghasilkan karma baik yang besar. Begitu pula sebaliknya, jika melakukan perbuatan yang buruk kepada salah satu dari mereka maka akan mendapatkan karma buruk yang besar pula.Kalo misalnya orangtuanya membenci anaknya, suka menyiksa ato bahkan membuangnya apakah tetap memiliki jasa yg besar?
Arahat Sammasambuddha, Savaka, dan orang tua merupakan makhluk-makhluk yang punya jasa besar. Jika berdana berdana ataupun melakukan perbuatan baik kepada mereka akan menghasilkan karma baik yang besar. Begitu pula sebaliknya, jika melakukan perbuatan yang buruk kepada salah satu dari mereka maka akan mendapatkan karma buruk yang besar pula.thanks bro rooney...
thanks bro rooney...
tapi itu tidak menjawab pertanyaannya... apa yg membedakan orang tua, makhluk2 suci, dengan makhluk2 biasa(diluar kategori itu)..?
thanks b4... _/\_
Kalo misalnya orangtuanya membenci anaknya, suka menyiksa ato bahkan membuangnya apakah tetap memiliki jasa yg besar?
Kalo misalnya orangtuanya membenci anaknya, suka menyiksa ato bahkan membuangnya apakah tetap memiliki jasa yg besar?sebenernya banyak juga sih orangtua kayak gitu, nah agar nggak bikin karma buruk ma org tua, apapun tindakan orang tua adalah masa lalu,..tinggalkan aja, buat sekarang hal2 yang lebih baik, kita harus jd contoh anak2 yang nggak membenci ortu kita walaupun diperlakukan tdk baik ;D
_/\_Ini pertanyaan yang juga terpikirkan oleh saya. Dan sampai hari ini juga saya belum dapat jawaban yang pasti. Karena cara kerja hukum kamma termasuk salah satu hal diluar kemampuan pikiran kita. Jadi kita hanya bisa mengira-ngira.
para senior..... mau tanya...
1. kenapa ada penggolongan akusala kamma, kenapa ada garuka kamma?
mengapa membunuh orang tua merupakan kamma buruk yg sangat besar, demikian juga membunuh arahat?
apa bedanya, kan sama2 makhluk hidup... dan utk arahat hanya berbeda dari sisi konsep pemikiran dlm memandang kehidupan?
2. apakah dlm ajaran sang buddha menguak adanya makhluk sederajat dengan alam manusia (dimana kebahagiaan dan kesedihan seimbang) tapi bukan sebagai manusia di bumi..? karena sejauh yg aku pernah baca, sekalipun sang buddha bisa melihat kehidupan2 lampaunya, tetap saja yg terkuak adalah beliau sebagai manusia, atw mungkin kisah yg menceritakan arahat yg dlm kehidupan lampaunya sebagai kelelawar.... tetap saja itu menceritakan kehidupan di bumi.
terima kasih sebelumnya....
Apakah karma ditentukan oleh objek ato oleh niat ato dua2nya?Hasil karma dipengaruhi oleh objek/niat atau keduanya maksud sis?
Hasil karma dipengaruhi oleh objek/niat atau keduanya maksud sis?Kalo objeknya berarti karma membunuh nyamuk dengan membunuh ayam sptnya beda krn nyamuk termsuk mahluk merugikan ato makin berjasa suatu mahluk yg kita bunuh makin berat dosanya hehe....
Jika hasil karma menurut saya memang kedua-nya dilihat.
......maksud pernyataan sis sriyeklina, buah kamma tergantung dari niat yg mendasari kamma tersebut. benarkah demikian? jika iya, aku setuju... jika pemahamanku salah... tolong dperjelas... :)
Saya pribadi melihat cara kerja hukum kamma seperti orang yang melakukan tarik tambang. Hasil kamma yang kita inginkan/wujudkan adalah lawan tarik tambang. Dan lawan tarik tambang itu bekerja dengan menyesuaikan/mengimbangi dengan tenaga/kemampuan yang kita keluarkan.
Jika kita mengeluarkan tenaga besar maka lawan juga menyediakan kapasitas sebesar itu sehingga tali-nya bisa tegang. Tali tegang ini kita anggap kamma yang terjadi.
.....ttg jasa org tua, aku bisa menerima dan memahami...
Jadi tanpa orang tua maka keberadaan kita juga tidak mungkin terjadi.
Mengenai arahat, saya pikir mungkin karena seorang arahat memberikan jasa besar karena bisa memberikan jalan kebebasan pada kita. Arahat seperti lahan yang sangat subur. Yang jika ditanami bibit akan menghasilkan panen terbaik yang bisa kita miliki. Dan jika kita menghancurkan sebuah lahan yang subur, bukan hanya kita yang tidak bisa menanam tapi juga orang lain. Bukan hanya kita yang kelaparan tapi juga orang lain.
Dan satu lagi karena arahat sudah mencapai kebebasan jadi dia lepas dari sistem hukum kamma. Jadi tidak seperti tarik tambang lagi. Sistem-nya berubah menjadi dinding elastis yang bekerja seperti per. Sesuatu yang netral dan hanya menunggu tindakan kita. Jika kamu melemparkan bola ke dinding tersebut, maka dinding tersebut akan memantulkan kembali bola tersebut dengan kekuatan yang jauh lebih besar.
...ya sis... maksudku, apakah sang buddha pernah menceritakan ttg kehidupan sebelumnya pernah menjadi makhluk yg setara dengan manusia tapi bukan di bumi....?
Sang Buddha bukan hanya menjadi manusia, juga pernah menjadi dewa pohon, jadi binatang. Dan juga pernah menderita di neraka. Karena sudah begitu lama tumimbal lahir yang terjadi. Yang tidak mungkin diceritakan satu per satu oleh sang buddha.
Kalo objeknya berarti karma membunuh nyamuk dengan membunuh ayam sptnya beda krn nyamuk termsuk mahluk merugikan ato makin berjasa suatu mahluk yg kita bunuh makin berat dosanya hehe....Seharusnya contoh seperti ini sis, bagaimana jika kita menusuk sebuah patung buddha dengan menusuk buddha sewaktu dia masih hidup? Apakah hasil-nya akan sama?
thanks sis buat penjelasannya... tp aku debat sedikit ya...belum tentu dibumi yang sama bro,..mungkin saja dibumi2 yang lain,..soalnya kalau melihat usia yang sampai berkalpa2,.itu sama dengan berjuta2 tahun lamanya,..mungkin saja bumi meledak atau hacur tp kehidupan manusia tetap ada,.soalnya masih ada bumi2 yang lainnya dialam semesta ini.kalau kita org bumi pergi keplanet mereka mungkin namanya orang luar angkasa, demikian jg kita dicap oleh penghuni bumi lainnya ;D
maksud pernyataan sis sriyeklina, buah kamma tergantung dari niat yg mendasari kamma tersebut. benarkah demikian? jika iya, aku setuju... jika pemahamanku salah... tolong dperjelas... :)
ttg jasa org tua, aku bisa menerima dan memahami...
tp penjelasan ttg arahat, tetap tidak masuk dlm pemahamanku. karena jika alasannya demikian, kenapa membunuh guru agama (guru pelajaran agama), guru meditasi, atau pun penunjuk jalan lainnya tidak termasuk garuka kamma?
kan sama2 bisa menyampaikan jalan pembebasan, bedanya seorang arahat telah mencapai pencerahan, sedangkan seorang guru awam blm.
penjelasan sis sriyeklina ttg bola dan dinding, bukankah itu konsep hukum kamma umum? smua makhluk dan kondisi adalah dinding dan melempar bola adalah kamma yg kita lakukan.
ya sis... maksudku, apakah sang buddha pernah menceritakan ttg kehidupan sebelumnya pernah menjadi makhluk yg setara dengan manusia tapi bukan di bumi....?
karena kalo dewa pohon, binatang... analogi kita umat awam akan menangkap itu sebagai kehidupan di bumi. jika memang ada alam manusia selain di bumi, brarti sang buddha telah membuktikan bahwa ada alam kehidupan manusia (dimana kondisi bahagia dan menderita seimbang) di semesta lain, selain bumi.
_/\_
belum tentu dibumi yang sama bro,..mungkin saja dibumi2 yang lain,..soalnya kalau melihat usia yang sampai berkalpa2,.itu sama dengan berjuta2 tahun lamanya,..mungkin saja bumi meledak atau hacur tp kehidupan manusia tetap ada,.soalnya masih ada bumi2 yang lainnya dialam semesta ini.kalau kita org bumi pergi keplanet mereka mungkin namanya orang luar angkasa, demikian jg kita dicap oleh penghuni bumi lainnya ;Diya... bener juga bro kakao...
Seharusnya contoh seperti ini sis, bagaimana jika kita menusuk sebuah patung buddha dengan menusuk buddha sewaktu dia masih hidup? Apakah hasil-nya akan sama?wew disinilah kebijaksanaan harus digunakan, jika kita dihadapkan dg ular derik didepan kita, dg sebatang tongkat kayu, apa kita menyerahkan hidup kita agar di patok ular itu? atau membunuh ular itu ?
wew disinilah kebijaksanaan harus digunakan, jika kita dihadapkan dg ular derik didepan kita, dg sebatang tongkat kayu, apa kita menyerahkan hidup kita agar di patok ular itu? atau membunuh ular itu ?
orang bijak :"bunuh ularnya dg tongkat kalau tdk mau diusir"
orang agamais:"biarkan karma kita menentukan dipatok atau nggak itu karma yang menentukan"
demikian jg nyamuk dg ayam kita membunuh nyamuk karena dia bisa menyebabkan penyakit, kita membunuh ayam karena memenuhi kebutuhan hidup(pedagang ayam) org bijaksana selalu memandang jika memang sdh tak ada cara lain terpaksa bunuh nyamuk, untuk pedagang ayam, mulai dari sekarang carilah mata pencaharian yang tampa pembunuhan, jangan menggantungkan diri dg pembunuhan ayam terus2an dan memupuk kekayaan dari hasilnya, ada kemauan pasti ada jalan.
kebijaksanaan lah yang harus berperan ;D
thanks sis buat penjelasannya... tp aku debat sedikit ya...Saya ingin tahu definis kamma bagi bro. Supaya saya tidak salah sambung.
maksud pernyataan sis sriyeklina, buah kamma tergantung dari niat yg mendasari kamma tersebut. benarkah demikian? jika iya, aku setuju... jika pemahamanku salah... tolong dperjelas... :)
ttg jasa org tua, aku bisa menerima dan memahami...Bro sudah melihat perbedaan-nya. Bagi saya memang itu yang membedakan kenapa seorang yang suci memberikan efek lebih besar dari pada orang biasa.
tp penjelasan ttg arahat, tetap tidak masuk dlm pemahamanku. karena jika alasannya demikian, kenapa membunuh guru agama (guru pelajaran agama), guru meditasi, atau pun penunjuk jalan lainnya tidak termasuk garuka kamma?
kan sama2 bisa menyampaikan jalan pembebasan, bedanya seorang arahat telah mencapai pencerahan, sedangkan seorang guru awam blm.
penjelasan sis sriyeklina ttg bola dan dinding, bukankah itu konsep hukum kamma umum? smua makhluk dan kondisi adalah dinding dan melempar bola adalah kamma yg kita lakukan.Bagi saya tidak bro, kenapa hukum kamma terhadap arahat yang saya lihat seperti dinding sedangkan yang lain saya lihat seperti tarik tambang?
ya sis... maksudku, apakah sang buddha pernah menceritakan ttg kehidupan sebelumnya pernah menjadi makhluk yg setara dengan manusia tapi bukan di bumi....?Bro masih jauh berpikir kemungkinan di bumi lain. Sedangkan saya setelah membaca sutta, saya malah berpikir kenapa Sang Buddha ini tidak pernah lahir di amerika,afrika atau daerah lain? Umum-nya daerah itu-itu saja cuma pada waktu yang beda dan dengan nama daerah yang beda.
karena kalo dewa pohon, binatang... analogi kita umat awam akan menangkap itu sebagai kehidupan di bumi. jika memang ada alam manusia selain di bumi, brarti sang buddha telah membuktikan bahwa ada alam kehidupan manusia (dimana kondisi bahagia dan menderita seimbang) di semesta lain, selain bumi.
_/\_
klo perumpamaan ..ttg np membunuh arahat kamma buruknya lebih gede.. bahkan termasuk garuka kamma...Beda, tergantung hakim.... ;D
perumpamaannya..
jika anda membunuh penjahat..hukuman apa yg diberikan??
sama gak klo anda mebunuh sorg tukang bakso??
sama gak dgn membunuh seorg perwira kepolisian??
jika semuanya di adili.. dgn motif sama..yaitu benci... alat nya juga sama... kira2..hukumannya sama ato beda?
wew disinilah kebijaksanaan harus digunakan, jika kita dihadapkan dg ular derik didepan kita, dg sebatang tongkat kayu, apa kita menyerahkan hidup kita agar di patok ular itu? atau membunuh ular itu ?
orang bijak :"bunuh ularnya dg tongkat kalau tdk mau diusir"
orang agamais:"biarkan karma kita menentukan dipatok atau nggak itu karma yang menentukan"
demikian jg nyamuk dg ayam kita membunuh nyamuk karena dia bisa menyebabkan penyakit, kita membunuh ayam karena memenuhi kebutuhan hidup(pedagang ayam) org bijaksana selalu memandang jika memang sdh tak ada cara lain terpaksa bunuh nyamuk, untuk pedagang ayam, mulai dari sekarang carilah mata pencaharian yang tampa pembunuhan, jangan menggantungkan diri dg pembunuhan ayam terus2an dan memupuk kekayaan dari hasilnya, ada kemauan pasti ada jalan.
kebijaksanaan lah yang harus berperan ;D
Beda, tergantung hakim.... ;Dkammanya beda...
Kalo misalnya kita membunuh dgn tidak sengaja apakah karmanya sama? misalnya gak sengaja menabrak orang...
Saya ingin tahu definis kamma bagi bro. Supaya saya tidak salah sambung.
...apakah maksudnya 'tarik menarik'?
Bagi saya tidak bro, kenapa hukum kamma terhadap arahat yang saya lihat seperti dinding sedangkan yang lain saya lihat seperti tarik tambang?
Apapun yang dilakukan arahat tidak memberikan hasil kamma lagi seperti yang terjadi pada manusia biasa. Sedangkan orang biasa tetap akan terjadi tarik menarik sehingga menghasilkan tumimbal lahir.
....ya benar, aku pikiranku jg akan berkembang sampai ke situ. :)
Bro masih jauh berpikir kemungkinan di bumi lain. Sedangkan saya setelah membaca sutta, saya malah berpikir kenapa Sang Buddha ini tidak pernah lahir di amerika,afrika atau daerah lain? Umum-nya daerah itu-itu saja cuma pada waktu yang beda dan dengan nama daerah yang beda.
Terjadilah tebak-tebakkan pada pikiran kita. Apakah perkataan Sang Buddha itu benar? Apakah Sang Buddha benar-benar tahu? Kalau memang dia tahu apa salah-nya menceritakan sedikit yang berbeda jaman-nya. Kenapa Sang Buddha tidak mengatakan pernah hidup dijaman modern yang ada internet-nya? Jika memang bumi ini hancur dan terbentuk lagi seperti Sang Buddha ceritakan. Jika memang tumimbal lahir itu ada. Bukankah begitu bro?
Bro, coba baca sutta ini : http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_29:_Pasadika_Suttaya sis, aku dapat poin nya... penjelasan yg sama juga aku dapatkan waktu aku mencecar pertanyaan asal mula kehidupan...
......
Karena pikiran kita sangat liar. Contoh saja sekarang ini, kita sibuk spekulasi tentang hal-hal yang tidak dikatakan oleh Sang Buddha. Karena rasa ingin tahu kita yang besar. Andaikan kita sudah tahu-pun tetap akan keluar spekulasi dengan hal lain lagi. Demikianlah menurut saya kenapa di dalam sutta tidak ditemukan hal-hal yang seperti itu.
kammanya beda...Apakah ada karmanya juga? Kan tidak sengaja (tidak berniat)
Apakah ada karmanya juga? Kan tidak sengaja (tidak berniat)bukan karma yang nabrak tapi karma buruk buat yang ketabrak :)) tapi tetap ada hukum negara dan sipenabrak harus bertanggung jawab ;D
klo perumpamaan ..ttg np membunuh arahat kamma buruknya lebih gede.. bahkan termasuk garuka kamma...
perumpamaannya..
jika anda membunuh penjahat..hukuman apa yg diberikan??
sama gak klo anda mebunuh sorg tukang bakso??
sama gak dgn membunuh seorg perwira kepolisian??
jika semuanya di adili.. dgn motif sama..yaitu benci... alat nya juga sama... kira2..hukumannya sama ato beda?
Beda, tergantung hakim.... ;Dsetuju sama sis miaka....
Kalo misalnya kita membunuh dgn tidak sengaja apakah karmanya sama? misalnya gak sengaja menabrak orang...
Apakah ada karmanya juga? Kan tidak sengaja (tidak berniat)
niatnya memang tidak membunuh, tapi cuma niat mendorong tapi akibatnya terjatuh tertancap besi dan mati ;D.
nah awalnya kan dari niat juga kan? ;D
menurutku, kamma adalah perbuatan. perbuatan bisa dilakukan dengan fisik tangan, kaki, mulut.
sebenarnya, aku sendiri ga yakin apa yg sesuai utk pengertian kamma. apakah hanya sebatas aktivitas fisik, ataukah aktivitas fisik dan niat/pikiran?
apakah maksudnya 'tarik menarik'?Bro, apa saja yang bro tahu tentang arahat?? Coba ceritakan dulu.
bisakah dimisalkan seperti ini: A memukul B. kemudian perbuatan A itu langsung berbuah, misalnya terpeleset kulit pisang saat jalan. saat itu berarti A menanam kamma buruk, dan B menuai buah kamma buruk masa lampau. di saat yg lain, A menuai kamma buruk saat memukul B dengan terpeleset kulit pisang.
itu jika A dan B sama2 orang awam, sis sriyeklina katakan sebagai 'tarik menarik'....
tp jika B adalah seorang arahat, bagaimana maksudnya 'dinding'? bukankah itu berarti B yg seorang arahat sedang menerima buah kamma masa lampau?
ya benar, aku pikiranku jg akan berkembang sampai ke situ. :)Coba bro jelaskan apa arti penderitaan dari sisi ajaran tetangga dan arti penderitaan yang bro ketahui dari sisi buddhisme?
ya sis, aku dapat poin nya... penjelasan yg sama juga aku dapatkan waktu aku mencecar pertanyaan asal mula kehidupan...
tapi kemudian, apakah yg menjadi beda ajaran sang buddha dengan ajaran tetangga (maaf memperbandingkan)... ?
bukankah itu berarti sesuatu yg dogmatis... sang buddha tidak akan menjawab hal-hal yg menimbulkan pertanyaan bagi umat awam, selain pertanyaan yg mendukung ajaran beliau...
pandangan saya keliru ya sis?
Misalnya kita buka pintu, ternyata ada cicak kejepit....gmn?
menurutku, kamma adalah perbuatan. perbuatan bisa dilakukan dengan fisik tangan, kaki, mulut.
sebenarnya, aku sendiri ga yakin apa yg sesuai utk pengertian kamma. apakah hanya sebatas aktivitas fisik, ataukah aktivitas fisik dan niat/pikiran?
apakah maksudnya 'tarik menarik'?
bisakah dimisalkan seperti ini: A memukul B. kemudian perbuatan A itu langsung berbuah, misalnya terpeleset kulit pisang saat jalan. saat itu berarti A menanam kamma buruk, dan B menuai buah kamma buruk masa lampau. di saat yg lain, A menuai kamma buruk saat memukul B dengan terpeleset kulit pisang.
itu jika A dan B sama2 orang awam, sis sriyeklina katakan sebagai 'tarik menarik'....
tp jika B adalah seorang arahat, bagaimana maksudnya 'dinding'? bukankah itu berarti B yg seorang arahat sedang menerima buah kamma masa lampau?
ya benar, aku pikiranku jg akan berkembang sampai ke situ. :)
ya sis, aku dapat poin nya... penjelasan yg sama juga aku dapatkan waktu aku mencecar pertanyaan asal mula kehidupan...
tapi kemudian, apakah yg menjadi beda ajaran sang buddha dengan ajaran tetangga (maaf memperbandingkan)... ?
bukankah itu berarti sesuatu yg dogmatis... sang buddha tidak akan menjawab hal-hal yg menimbulkan pertanyaan bagi umat awam, selain pertanyaan yg mendukung ajaran beliau...
pandangan saya keliru ya sis?
setuju sama sis miaka....
itu kan tergantung subyektifitas dari hakim yg mengadili... bisa menilai secara objektif atau tidak.
kalo perumpamaannya gitu kan pengaruhnya ada di tingkat politik....
lah kalo secara dhamma kan, smua memiliki derajat yg sama.... bener gak ya?
1. kenapa ada penggolongan akusala kamma, kenapa ada garuka kamma?Penggolongan akusala dan kusala adalah berdasarkan 'akar' yang menyertai niat tersebut.
mengapa membunuh orang tua merupakan kamma buruk yg sangat besar, demikian juga membunuh arahat?
apa bedanya, kan sama2 makhluk hidup... dan utk arahat hanya berbeda dari sisi konsep pemikiran dlm memandang kehidupan?
2. apakah dlm ajaran sang buddha menguak adanya makhluk sederajat dengan alam manusia (dimana kebahagiaan dan kesedihan seimbang) tapi bukan sebagai manusia di bumi..? karena sejauh yg aku pernah baca, sekalipun sang buddha bisa melihat kehidupan2 lampaunya, tetap saja yg terkuak adalah beliau sebagai manusia, atw mungkin kisah yg menceritakan arahat yg dlm kehidupan lampaunya sebagai kelelawar.... tetap saja itu menceritakan kehidupan di bumi.Seorang bodhisatta setelah bertekad mencapai Samma Sambuddha dan menerima ramalan pasti, maka ia tidak akan terlahir di 'tata surya' lainnya. Maka memang yang diceritakan adalah alam manusia di 'sini', walau tidak dijelaskan juga secara detailnya. Walaupun sekitar bumi-bumi juga, tapi kita bisa lihat bahwa alam manusia ini sangat luas variasinya. Misalnya pada jaman Buddha Kassapa saja, umur rata-rata manusia adalah 20.000 tahun dan tingginya (kalau tidak salah) sekitar 20-an meter. Kalau baca di Agannasutta, bahkan sebelum manusia 'evolusi' jadi padat, ketika bermula kappa pengembangan, manusia berwujud cahaya seperti di alam Abhassara.
Yang ini nanti saya copaskan tentang hukum kamma.thanks b4 sis buat bantuannya... sangat berarti bagiku...
Bro, apa saja yang bro tahu tentang arahat?? Coba ceritakan dulu.
"tapi kemudian, apakah yg menjadi beda ajaran sang buddha dengan ajaran tetangga (maaf memperbandingkan)... ?yg aku maksudkan d sini, bukan ttg ajarannya, tapi "dogmatis"nya...
bukankah itu berarti sesuatu yg dogmatis... sang buddha tidak akan menjawab hal-hal yg menimbulkan pertanyaan bagi umat awam, selain pertanyaan yg mendukung ajaran beliau...
pandangan saya keliru ya sis?"
Coba bro jelaskan apa arti penderitaan dari sisi ajaran tetangga dan arti penderitaan yang bro ketahui dari sisi buddhisme?
Perbedaan perbuatan pada seseorang, walaupun sama-sama makhluk hidup, adalah karena kemuliaannya berbeda. Perumpamaan sederhana, kalau anda sebagai rakyat biasa meludahi sesama rakyat, akibatnya 'biasa' saja. Tapi kalau anda rakyat biasa lalu meludah anak presiden/raja, maka akibatnya akan 'luar biasa'. Apapun yang kita lakukan pada orang mulia, hasilnya akan besar, apakah perbuatan baik maupun buruk. Ukuran mulia adalah sejauh mana orang tersebut telah meninggalkan keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathin. Bagi Arahat yang sudah sepenuhnya bebas dari 3 hal tersebut, tentu perbuatan terhadap mereka (yang baik maupun jahat) akan maksimal hasilnya.jika demikian berarti dhamma tidak berlaku sama rata ya? td memang sudah ada di tanggapan bro ronald, tp aku ingin tau pendapat dari bro kainyn.
Seorang bodhisatta setelah bertekad mencapai Samma Sambuddha dan menerima ramalan pasti, maka ia tidak akan terlahir di 'tata surya' lainnya. Maka memang yang diceritakan adalah alam manusia di 'sini', walau tidak dijelaskan juga secara detailnya. Walaupun sekitar bumi-bumi juga, tapi kita bisa lihat bahwa alam manusia ini sangat luas variasinya. Misalnya pada jaman Buddha Kassapa saja, umur rata-rata manusia adalah 20.000 tahun dan tingginya (kalau tidak salah) sekitar 20-an meter. Kalau baca di Agannasutta, bahkan sebelum manusia 'evolusi' jadi padat, ketika bermula kappa pengembangan, manusia berwujud cahaya seperti di alam Abhassara.baru tau ttg yg 1 ini...
Beberapa hari yang lalu Sunakkhatta mengunjungi-Ku, memberi hormat kepada-Ku, duduk di satu sisi, dan berkata: “Bhaggava, aku meninggalkan Sang Bhagavāitu versi panjangnya...
1.5. ‘“Bhagavā, Engkau tidak mengajarkan asal-usul segala sesuatu.” “Dan apakah Aku pernah berkata kepadamu: ‘Tunduklah di bawah peraturan-Ku, Sunakkhatta, dan Aku akan mengajarkan asal-usul segala sesuatu?’” “Tidak, Bhagavā
Atau apakah engkau pernah berkata kepada-Ku: ‘Bhagavā, aku akan tunduk di bawah peraturan-Mu jika Engkau mengajarkan asal-usul segala sesuatu? “Tidak, Bhagavā "
“Maka, sepertinya, Sunakkhatta, Aku tidak pernah menjanjikan demikian, dan engkau tidak menuntut syarat demikian. Oleh karena itu, engkau orang bodoh, siapakah yang engkau dan apakah yang engkau tinggalkan?”
ttg arahat, ga banyak yg aku tau... awal aku gabung DC pun bingung apa itu arahat, dan ternyata arahat adalah seorang yg telah mencapai penerangan sempurna, jawaban itu yg aku dapat dari forum ini...Yang mencapai penerangan sempurna disebut sammasambuddha, selain sammasambuddha ada juga pacceka buddha dan savaka buddha.
yg jg sebenarnya masih ragu2 mengenai definisinya... kenapa kok ada 2 istilah utk org yg telah mencapai nibbana.. ada arahat dan buddha...?
yg aku maksudkan d sini, bukan ttg ajarannya, tapi "dogmatis"nya...Jika bro bisa menjelaskan penderitaan yang saya tanya, disitu bisa kelihatan beda-nya antara dogmatis atau tidak-nya.
di ajaran tetangga kan mempertanyakan apa yg tertulis dlm kitab, kl aku tdk salah, itu merupakan sesuatu yg tabu.
nah, jika benar penafsirannya bahwa sang buddha tidak mau menjelaskan ttg sesuatu di luar hal yg mendukung ajaran pencapaian nibbana, bukankah itu sama dengan sebuah dogma...
maksudnya... umat awam yg tidak mengerti ttg suatu hal dlm ajaran akan mencari tau jawaban atas ketidaktahuannya pada sosok yg dijadikan sebagai guru... kl tidak bertanya pada gurunya, atau jika gurunya dtanya tidak memberi jawaban... harus mencari tau kemana umat awam tersebut...?
......terima kasih bnyk bro ronald....
saat di tanya bagaimanakah mahluk pertama muncul di 31 alam kehidupan...ini pertanyaan menjebak...
(klo bagaimana alam mahluk pertama muncul di alam semesta kan udah di jelaskan...
awal bumi juga udah...)
......
Yang mencapai penerangan sempurna disebut sammasambuddha, selain sammasambuddha ada juga pacceka buddha dan savaka buddha.terima kasih sis buat penjelasan & bantuannya...
Pertanyaan bro berikut-nya, kenapa bisa banyak jenis buddha? ;D
Dan ada 4 tingkat kesucian yang dibagi berdasarkan lenyap-nya noda (lepas-nya belenggu):
Sotapanna (pemasuk arus) , sakadagami (yang kembali sekali lagi), Anagami (yang tidak kembali), Arahat (yang layak/terbebaskan)
Jadi seorang arahat sudah tidak punya kemelekatan. Sehingga perbuatan seorang arahat tidak menimbulkan kamma seperti manusia biasa.
....
kalo ada 3 jenis buddha, kmrn sudah ada yg pernah menyinggung di forum ini...
seingatku kalo sammasambuddha, buddha yg mencapai nibbana dengan usaha sendiri dan dapat mengajarkannya kepada orang lain.
pacceka buddha, buddha yg mencapai nibbana setelah dbimbing langsung oleh sang buddha.
savaka buddha, buddha yg mencapai nibbana dengan usaha sendiri, namun tidak dapat mengajarkannya kepada orang lain.
kl salah, mohon koreksinya... :)
apa yg membedakan buddha dengan arahat? aku blm bisa menangkap perbedaannya. knapa kok ada sebutan buddha dan arahat.
‘Akan tiba waktunya, para bhikkhu, cepat atau lambat setelah rentang waktu yang panjang, ketika dunia ini menyusut. Pada saat penyusutan, makhluk-makhluk sebagian besar terlahir di alam Brahmā Ābhassara.[38] Dan di sana mereka berdiam, dengan ciptaan-pikiran,[39] dengan kegembiraan sebagai makanan,[40] bercahaya, melayang di angkasa, agung – dan mereka hidup demikian selama waktu yang sangat lama.’
2.3. ‘Tetapi akan tiba saatnya, cepat atau lambat setelah rentang waktu yang panjang, ketika dunia ini mulai mengembang. Dalam dunia yang mengembang ini, sebuah istana Brahmā[41] muncul. Dan kemudian satu makhluk, karena habisnya masa kehidupannya atau jasa baiknya,[42] jatuh dari alam Ābhassara dan muncul kembali dalam istana Brahmā yang kosong. Dan di sana ia berdiam, dengan ciptaan-pikiran, dengan kegembiraan sebagai makanan, bercahaya, melayang di angkasa, agung – dan mereka hidup demikian selama waktu yang sangat lama.’
2.4. ‘Kemudian dalam diri makhluk ini yang telah menyendiri sekian lama, muncullah kegelisahan, ketidakpuasan, dan kekhawatiran, ia berpikir: “Oh, seandainya beberapa makhluk lain dapat datang ke sini!” dan makhluk-makhluk lain, [18] karena habisnya masa kehidupan mereka atau jasa-jasa baik mereka, jatuh dari alam Ābhassara dan muncul kembali di dalam istana Brahmā sebagai teman-teman bagi makhluk ini. Dan di sana ia berdiam, dengan ciptaan-pikiran, ... dan mereka hidup demikian selama waktu yang sangat lama.’
2.5. ‘Dan kemudian, para bhikkhu, makhluk yang pertama muncul di sana berpikir: “Aku adalah Brahmā, Mahā-Brahmā, sang penakluk, yang tidak tertaklukkan, maha melihat, mahasakti, yang termulia, pembuat dan pencipta, penguasa, pengambil keputusan dan pemberi perintah, Ayah dari semua yang telah ada dan yang akan ada. Makhluk-makhluk ini diciptakan olehku. Mengapa demikian? Karena akulah yang pertama memiliki pikiran: ‘Oh, seandainya beberapa makhluk lain dapat datang ke sini!’ itu adalah keinginanku, dan kemudian makhluk-makhluk ini muncul!” Tetapi makhluk-makhluk lain yang muncul belakangan berpikir: “Ini, Teman-teman, adalah Brahmā, Mahā-Brahmā, sang penakluk, yang tidak tertaklukkan, maha melihat, mahasakti, yang termulia, pembuat dan pencipta, penguasa, pengambil keputusan dan pemberi perintah, Ayah dari semua yang telah ada dan yang akan ada. Mengapa demikian? Kita telah melihat bahwa dia adalah yang pertama di sini, dan bahwa kita muncul setelah dia.”’
terima kasih bnyk bro ronald....
aku baru tau kalo ada penjelasan jg ttg kemunculan alam makhluk pertama... bisa minta referensinya bro... sekedar menambah pengetahuan saja, kalau awal mula bumi, aku sudah pernah membaca di forum ini...
terima kasih sis buat penjelasan & bantuannya...
kalo ada 3 jenis buddha, kmrn sudah ada yg pernah menyinggung di forum ini...
seingatku kalo sammasambuddha, buddha yg mencapai nibbana dengan usaha sendiri dan dapat mengajarkannya kepada orang lain.
pacceka buddha, buddha yg mencapai nibbana setelah dbimbing langsung oleh sang buddha.
savaka buddha, buddha yg mencapai nibbana dengan usaha sendiri, namun tidak dapat mengajarkannya kepada orang lain.
kl salah, mohon koreksinya... :)
apa yg membedakan buddha dengan arahat? aku blm bisa menangkap perbedaannya. knapa kok ada sebutan buddha dan arahat.
_/\_
ada bedanya..Buddha dgn Arahat tp hanya beda arti, yg tidak beda.. seorg arahat..pastilah seorg Buddha, dan sorg Buddha pastilah seorg Arahat.... knp di bedain hanya buat ga salah pengertian aja, soalnya dewasa ini kata Buddha kebanyakan Merujuk kepada SammasamBuddha, sedangkan kata arahat merujuk ke Savaka Buddha (mungkin klo tulis SammasamBuddha kepanjangan..jd di singkat Buddha saja)Kalo Pacceka Buddha termasuk arahat juga kan?
[at]candra
Ini copas yang saya janjikan:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20598.0
Yang disebut Akusala Garuka Kamma (Perbuatan jahat yang berat) adalah Niyatamicchaditthi-Kamma (Perbuatan pandangan salah yang pasti) dan Pancanantariya-Kamma (Lima perbuatan durhaka...)
Asanna Kamma adalah kusala kamma (perbuatan baik) dan akusala kamma (perbuatan buruk/jahat) yang dilakukan seseorang sebelum saat ajalnya, yang dapat dilakukan dengan lahir dan bathin. Dengan batin misalnya; memikirkan, merasakan, mengingat-ingat semua perbuatan baik atau buruk yang telah dilakukan, atau memikirkan kebaikan atau kejahatan terhadap makhluk lain.3. dari pengertian asanna kamma, aku menangkap bahwa ada anjuran utk mengingat perbuatan baik yg telah dilakukan, saat menjelang ajal.... di sini aku jd mempertanyakan, bagaimana dengan ketulusan perbuatan saat melakukannya? apakah itu tidak mempengaruhi buah kamma yg akan dterima, jika saat berbuat baik, yg ada di pikiran ku hanyalah agar aku bisa menerima kebahagiaan di masa yg akan datang... ? kan kebaikan ku jd tidak tulus lagi...
ada bedanya..Buddha dgn Arahat tp hanya beda arti, yg tidak beda.. seorg arahat..pastilah seorg Buddha, dan sorg Buddha pastilah seorg Arahat.... knp di bedain hanya buat ga salah pengertian aja, soalnya dewasa ini kata Buddha kebanyakan Merujuk kepada SammasamBuddha, sedangkan kata arahat merujuk ke Savaka Buddha (mungkin klo tulis SammasamBuddha kepanjangan..jd di singkat Buddha saja)bro ronald... jika demikian...
2. apa pengertian perbuatan pandangan salah yg pasti? dan mengapa itu digolongkan ke dlm garuka kamma? padahal jika aku menerima apa adanya ttg pengertian pandangan salah = pandangan keliru... tentunya umat awam, bnyk yg melakukannya...
Kalo Pacceka Buddha termasuk arahat juga kan?iya
bro ronald... jika demikian...
sejak sang buddha parinibbana, tentunya sudah bnyk bhikkhu yg tercerahkan dan menjadi seorang arahat...
apakah tidak ada satu pun dari mereka yg dapat mengajarkan kepada yg lain? dengan kata lain, mengapa dari sekian banyak arahat, tidak ada satu pun yg mendapat predikat buddha seperti sang buddha gotama?
malah ada buddha yg akan datang, sekian kalpa yg akan datang. apakah predikat buddha hanya diberikan pada orang pertama yg berhasil mencapai nibbana pada suatu masa?
‘Di antara mereka yang memiliki umur kehidupan delapan puluh ribu tahun, anak-anak perempuan menikah dalam usia lima ratus tahun. Dan orang-orang pada masa itu hanya mengetahui tiga jenis penyakit: keserakahan, lapar, dan usia tua.[18] Dan pada masa itu, Benua Jambudīpa akan kuat dan makmur, dan jarak antar desa dan kota hanya sejauh jarak terbang ayam antara satu sama lainnya.[19] Jambudīpa ini seperti Avīci,[20] ramai oleh manusia bagaikan hutan belantara yang dipenuhi tanaman merambat dan semak belukar. Pada masa itu, Vārāṇasi[21] sekarang adalah kota kerajaan yang bernama Ketumatī, kuat dan makmur, ramai oleh orang-orang dan memiliki persediaan yang sangat mencukupi. Di Jambudīpa akan terdapat delapan puluh empat ribu kota dengan Ketumatī sebagai ibu kota kerajaan.’
24. ‘Dan pada masa itu, ketika manusia memiliki umur kehidupan delapan puluh ribu tahun, akan muncul di ibu kota Ketumatī seorang raja bernama Sankha, seorang raja pemutar-roda, raja yang jujur dan adil, penakluk empat penjuru (seperti paragraf 2).’
25. ‘Dan pada masa itu, ketika manusia memiliki umur kehidupan delapan puluh ribu tahun, [76] akan muncul di dunia ini Sang Tathāgata, seorang Arahant, Buddha yang mencapai Penerangan Sempurna bernama Metteyya,[22] memiliki kebijaksanaan dan perilaku sempurna, Yang Sempurna menempuh Sang Jalan, Pengenal seluruh alam, Penjinak manusia yang dapat dijinakkan yang tiada bandingnya, guru para dewa dan manusia, Tercerahkan dan Terberkahi, seperti halnya Aku sekarang ini. Beliau akan mengetahui segalanya dengan pengetahuan-super yang Beliau miliki, dan menyatakan, di semesta ini dengan para dewa dan māra dan Brahmā, para petapa dan Brahmana, dan generasi ini dengan para raja dan umat manusia, seperti yang Kulakukan sekarang. Beliau akan mengajarkan Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir, dalam makna dan katanya, dan membabarkan, seperti yang Kulakukan sekarang, kehidupan suci dalam kesempurnaannya dan kemurniannya. Ia akan diiringi oleh ribuan bhikkhu, seperti halnya Aku diiringi ratusan bhikkhu.’
yg aku maksudkan d sini, bukan ttg ajarannya, tapi "dogmatis"nya...Bedanya dogma dengan penolakan jawaban Buddha adalah di sisi 'dogma' itu termasuk dalam ajaran agamanya, sementara hal di luar pencapaian kesucian TIDAK berhubungan dengan Ajaran Buddha. Pendek kata: anda harus percaya dogma untuk belajar agama dogmatis, tapi anda tidak perlu percaya sesuatu yang tidak dipercaya untuk belajar Ajaran Buddha.
di ajaran tetangga kan mempertanyakan apa yg tertulis dlm kitab, kl aku tdk salah, itu merupakan sesuatu yg tabu.
nah, jika benar penafsirannya bahwa sang buddha tidak mau menjelaskan ttg sesuatu di luar hal yg mendukung ajaran pencapaian nibbana, bukankah itu sama dengan sebuah dogma...
maksudnya... umat awam yg tidak mengerti ttg suatu hal dlm ajaran akan mencari tau jawaban atas ketidaktahuannya pada sosok yg dijadikan sebagai guru... kl tidak bertanya pada gurunya, atau jika gurunya dtanya tidak memberi jawaban... harus mencari tau kemana umat awam tersebut...?Jika seorang murid bertanya tentang ajaran guru dan tidak dijawab, maka guru itu bukan guru yang baik. Tapi jika seorang murid bertanya tentang yang bukan ajaran gurunya dan tidak dijawab, maka itu adalah wajar. Bayangkan saja jika seorang 'biku' datang kepada Buddha dan bertanya, "Guru, kunci A Major 7 di gitar gimana yah?" Bukankah wajar kalau Buddha tidak menjawab karena memang bukan itu yang diajarkan kepada muridnya?
bro kainyn thanks jg buat masukan2nya... tp ada sedikit pertanyaan yg berkembang dari penjelasan di bawah.jika demikian berarti dhamma tidak berlaku sama rata ya? td memang sudah ada di tanggapan bro ronald, tp aku ingin tau pendapat dari bro kainyn.Sepertinya bukan 'tidak berlaku sama rata', tapi memang di samping objek penderita, hasilnya juga tergantung pada subjektifitas si pelaku. Contoh gampangnya A mau dibunuh B. B adalah orang tua dari C dan sangat sayang pada C. A bunuh B karena bela diri dan C bunuh B karena benci tidak diberi uang jajan, sudah tentu kondisi niat dan pikirannya waktu membunuh si B (objek yang sama) adalah berbeda, maka hasilnya juga berbeda.
bro... apakah berlaku juga jika kita berbuat baik (dgn tujuan tertentu) pada seorang arahat pasti akan membuahkan kebahagiaan yg sangat besar? dlm hal ini aku kaitkan dengan pekerjaan... dimana seorang karyawan (umat awam) yg menjilat (selalu menunjukkan perbuatan baik) di depan bos (arahat) agar dia mendapat peningkatan gaji (kebahagiaan)..Kembali lagi, ini spekulasi yah. Tapi kalau menurut saya perbuatan baik tidak selalu bisa diarahkan pada hasil tertentu. Misalnya saya berbuat baik mengajarkan matematika lalu mengharap berbuah dapat istri, maka sepertinya kurang mungkin, walaupun mungkin perbuatan baik tersebut bisa saja menunjang kamma baik lain yang akhirnya berbuah pada dapatnya istri tersebut.
baru tau ttg yg 1 ini...Seorang bodhisatta mengalami 'perjalanan' sangat panjang sebelum dia bisa disebut 'bodhisatta'. Setelah tekadnya bulat dan punya potensi yang cukup, maka jika ia berkesempatan bertemu dengan seorang Buddha, ia bisa menerima ramalan pasti, seperti Bodhisatta Gotama (pada kelahirannya sebagai Petapa Sumedha) menerima ramalan pasti pada saat pertemuan dengan Buddha Dipankara.
bro, siapa/apa yg meramalkan seorang bodhisatta? apakah bodhisatta bisa memilih dimana dia akan dilahirkan?
jika demikian, mengapa dulu pangeran sidharta larut dalam kemegahan istana, padahal saat dia lahir,dia berkata bahwa ini adalah kelahiranku yg terakhir... dengan kata lain, dia sejak dilahirkan di alam manusia sadar bahwa dia memiliki tekad utk mencapai nibbana....? mengapa kesadaran utk mjadi seorang pertapa baru muncul di usia 27 tahun... tidak sejak kecil?
1. sebenarnya apa pengertian moha(kebodohan batin)? kalau lobha dan dosa, bisa dmengerti.2 pertanyaan ini saya gabungkan. Saya coba terangkan berdasarkan yang saya pelajari sampai hari ini. Moha itu bisa dibilang kebodohan/ketidak-tahuan pada faktor batin. Akibat dari moha maka bisa terjadi pandangan salah. Akibat pandangan salah terlahir di alam derita atau neraka.
2. apa pengertian perbuatan pandangan salah yg pasti? dan mengapa itu digolongkan ke dlm garuka kamma? padahal jika aku menerima apa adanya ttg pengertian pandangan salah = pandangan keliru... tentunya umat awam, bnyk yg melakukannya...
3. dari pengertian asanna kamma, aku menangkap bahwa ada anjuran utk mengingat perbuatan baik yg telah dilakukan, saat menjelang ajal.... di sini aku jd mempertanyakan, bagaimana dengan ketulusan perbuatan saat melakukannya? apakah itu tidak mempengaruhi buah kamma yg akan dterima, jika saat berbuat baik, yg ada di pikiran ku hanyalah agar aku bisa menerima kebahagiaan di masa yg akan datang... ? kan kebaikan ku jd tidak tulus lagi...
Salam sejahtera semua teman-teman... _/\_
Thread ini dibuat karena saya melihat antusias dari rekan-rekan yang cukup besar pada Board Buddhisme untuk Pemula ini. Saya bermaksud untuk menjadikan thread ini sebagai forum tanya-jawab seputar Buddhisme, khususnya untuk rekan-rekan yang ingin menggali pemahaman lebih lanjut tentang Buddhisme. Topik pertanyaannya bebas, asal masih berada dalam jalur sudut pandang Ajaran Sang Buddha. Saya harap thread ini dapat memfasilitasi rekan-rekan yang masih pemula, dan juga sebagai media bacaan yang ringkas, menyenangkan dan mencerahkan.
Untuk menjaga kenyamanan di thread ini, ada beberapa ketentuan yang saya buat, yaitu :
1) Thread ini adalah dari, oleh dan untuk kita bersama. Oleh karena itu, semua rekan boleh memberikan pertanyaan atau menyampaikan jawabannya masing-masing.
2) Thread ini adalah kolom tanya-jawab seputar Buddisme untuk pemula. Oleh karena itu, semua rekan diharapkan untuk tetap menjaga format Q&A ini.
3) Postingan yang hanya berisikan pernyataan Out of Topic, akan saya tindak-lanjuti dengan tegas; dengan atau tanpa pemberitahuan sebelumnya.
4) Semua pertanyaan, jawaban maupun pernyataan harus disampaikan dengan bahasa yang sopan.
Semoga semua berbahagia.
paman upa, alien termasuk dalam alam kehidupan mana ya?
salamot :D
Namo buddhaya,Karma itu tergantung niatnya. Menurut saya, kalau kita tidak menolong karena memang tidak peduli, berarti hanya melewatkan kesempatan. Jika karena memang kita 'menikmati' kematian makhluk tersebut, berarti kita menanam karma buruk. Jika memang kita berusaha tapi tidak mampu dan meninggalkannya, maka berarti sudah menanam karma baik, walaupun 'tidak lengkap'.
Ini...karma burukkah?
Misalnya si A yg berprofesi sbg seorg nelayan ylagi otw pulang ke bibir pantai.
Tapi pas d tengah laut, dia liat si B lagi tenggelam.
Sialnya nasib si B, si A malah meninggalkannya n gak mau nolong sama sekali karna satu dan lain hal.
Intinya, menurut Anda sekalian,
Ketika kita mempunyai kesempatan untuk menolong makhluk lain, namun kita memilih untuk tidak menolongnya.
Yang kita lakukan itu karma burukkah?
Atau kita hanya melewatkan kesempatan untuk berbuat karma baik dengan menolong makhluk tersebut.
_/\_
Jika memakai kacamata Buddhisme, alien itu tidak bisa disebut sebagai binatang, bukan pula ashura, juga bukan deva, apalagi brahma. Makhluk niraya lebih gak masuk akal lagi, masa makhluk niraya bisa jalan-jalan pakai UFO?! LOL. Jadi dalam kacamata Buddhisme, alien itu tidak termasuk dalam 31 Alam Kehidupan. ;D
Kalau dalam pandangan saya, alien adalah makhluk hidup di planet lain. Mungkin saja alien adalah "makhluk manusia" di planet lain. Sama seperti manusia, namun dengan fisik yang berbeda karena hidup di planet berbeda. Daripada pusing mencari-cari spekulasi dari alam kehidupan mana, saya lebih suka melihat bahwa semua makhluk adalah makhluk. Tidak ada alam ini dan alam itu. ;D
zeo nanya lg ya om upa :D
cara khusus utk mencegah kesemutan kaki pd saat duduk bersila?
Anugurihiitusomi om upa :D
Kesemutan itu reaksi alamiah dari aliran darah di pembuluh darah kita yang terhimpit saat dalam posisi "menekuk" cukup lama. Tidak ada cara untuk mencegah kesemutan, kecuali kalau kamu tidak punya darah yang mengalir di pembuluh darah. ;D
=))
biasannya gejala tersebut muncul pd saat liam keng, ada rs gengsi kalo misnya terlalu ketok kesemutan wkt posisi berdiri.
jd biasannya bnyk umat yg purapura kuat padahal kesemutan =))
It's OK. Kalau begitu, demi gengsimu; saya mendukung supaya kamu tetap bertahan untuk liamkeng dalam kondisi seperti itu. Jia you, Bro! ;D
Jika memakai kacamata Buddhisme, alien itu tidak bisa disebut sebagai binatang, bukan pula ashura, juga bukan deva, apalagi brahma. Makhluk niraya lebih gak masuk akal lagi, masa makhluk niraya bisa jalan-jalan pakai UFO?! LOL. Jadi dalam kacamata Buddhisme, alien itu tidak termasuk dalam 31 Alam Kehidupan. ;Dalien tuh termasuk dewa om,..kan adanya diatas... :)) dia bisa bikin pesawat terbang canggih :))
Kalau dalam pandangan saya, alien adalah makhluk hidup di planet lain. Mungkin saja alien adalah "makhluk manusia" di planet lain. Sama seperti manusia, namun dengan fisik yang berbeda karena hidup di planet berbeda. Daripada pusing mencari-cari spekulasi dari alam kehidupan mana, saya lebih suka melihat bahwa semua makhluk adalah makhluk. Tidak ada alam ini dan alam itu. ;D
alien tuh termasuk dewa om,..kan adanya diatas... :)) dia bisa bikin pesawat terbang canggih :))
Mohon sertakan referensi Sutta bahwa deva ada di atas (kutub utara atau kutub selatan??) dan bisa membuat pesawat terbang yang canggih!
Mohon juga sertakan referensi Sutta bahwa deva itu bentuknya cebol, kulit seperti kulit amfibi, kepala besar, tangan dan kaki kecil kurus, mata hitam besar, dan yang jelas kalah cakep dibanding Sule.
yang ada bro kakao lagi sariawan kali ???
jadi waktu cuap2 asal2an :-?
[at] bro upasaka : bagaimana bertanya dan menjawab pertanyaan yang baik dalam buddhisme _/\_Nunggu sama2 yang ko. Gpp kan? ;D
[at] bro upasaka : bagaimana bertanya dan menjawab pertanyaan yang baik dalam buddhisme _/\_
Tanya:
apakah ada hukum lain selain hukum kamma yang berlaku di dunia ini? Terima kasih _/\_
Nunggu sama2 yang ko. Gpp kan? ;D
[at] bro upasaka : bagaimana bertanya dan menjawab pertanyaan yang baik dalam buddhisme _/\_
Tanya;
Mohon jelaskan sedikit mengenai 'bentuk-bentuk kehendak' dalam paticasamupada..
Dalam bahasa indonesia,kehendak=keinginan
Apa bentuk2 kehendak=bentuk2 keinginan?
Thank
Tanya:
apakah ada hukum lain selain hukum kamma yang berlaku di dunia ini? Terima kasih _/\_
Nunggu sama2 yang ko. Gpp kan? ;D
Tanya;Setahu saya, sankhara dalam Paticcasamuppada adalah kehendak dalam artian niat/kamma. Kalau keinginan (tanha), sepertinya lebih ke arah tujuan mencapai/mempertahankan suatu perasaan yang menyenangkan atau mengakhiri/menghindari suatu perasaan tidak menyenangkan.
Mohon jelaskan sedikit mengenai 'bentuk-bentuk kehendak' dalam paticasamupada..
Dalam bahasa indonesia,kehendak=keinginan
Apa bentuk2 kehendak=bentuk2 keinginan?
Thank
....Akusala Garuka Kamma (Perbuatan jahat yang berat) adalah Niyatamicchaditthi-Kammadan dari uraian para senior... :-? bisakah aku mengambil kesimpulan bahwa:
(Perbuatan pandangan salah yang pasti) dan Pancanantariya-Kamma.....
[at] Kk ronald
"Pandangan" nya salah ketik mulu HE³³E³;){^⌣^}HE³³E³;)³E³:D
Tp :jempol:
[at] Kk ronaldwakakaka...gitu deh :P thx
"Pandangan" nya salah ketik mulu HE³³E³;){^⌣^}HE³³E³;)³E³:D
Tp :jempol:
Saya kurang paham soal sankhara dan Paticcasamuppada. Mungkin teman-teman yang lain bisa memberikan penjelasan lebih baik. Saya cantumkan sumber bacaan yang pernah saya tulis di sini saja. => Sumber (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=6525.msg159484#msg159484)
_/\_ Namo Buddhaya..
saya sedang mencari referensi dari tulisan Sigalovada Sutta yang lengkap, semoga ada yang berkenan memberikannya.. ;D
kalau boleh yang versi indonesia.. ;D
Terima kasih sebelumnya.. :)
ini bukan ya cc http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=257.0 (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=257.0)_/\_ makasih om wang..
_/\_ makasih om wang..sama2 cc hema, semoga bermanfaat :) _/\_
apa artinya titisan ? apakah buddha, arahat dapat melakukan penitisan ? kelompok mana yg dpt melakukan penitisan ?jika mengacu pada term titisan menurut umat awam
thx
salam kenal ya.... :)1. http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=4997.msg83189#msg83189 (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=4997.msg83189#msg83189)
Saya belakangan ini membaca beberapa artikel dan buku mengenai Budha namun saya kurang mengerti. Saya ingin bertanya beberapa hal. Mohon maaf kalau sebelumnya sudah pernah dibahas, jujur saya agak malas untuk memeriksa halaman-halaman forum ini 1 demi 1 ;D
1. Apakah agama Budha mempercayai bahwa dosa bisa dibayar/dilunasi dengan perbuatan baik? Apakah semacam debet-kredit dalam akuntansi gitu?
2. Agama budha mengajarkan tentang ketiadaan diri. Saya sangat kesulitan memahami konsep ini. Bisa tolong dijelaskan?
Terima kasih :)
salam kenal ya.... :)
Saya belakangan ini membaca beberapa artikel dan buku mengenai Budha namun saya kurang mengerti. Saya ingin bertanya beberapa hal. Mohon maaf kalau sebelumnya sudah pernah dibahas, jujur saya agak malas untuk memeriksa halaman-halaman forum ini 1 demi 1 ;D
1. Apakah agama Budha mempercayai bahwa dosa bisa dibayar/dilunasi dengan perbuatan baik? Apakah semacam debet-kredit dalam akuntansi gitu?
2. Agama budha mengajarkan tentang ketiadaan diri. Saya sangat kesulitan memahami konsep ini. Bisa tolong dijelaskan?
Terima kasih :)
Maaf.... saya sudah buka link untuk pertanyaan saya yang no.1, tapi kok sepertinya di sana tidak ada kaitannya dengan apa yang saya tanyakan?santaii ajee...
Saya lihat di sana sepertinya cuma dibahas tentang hukum sebab-akibat....
Atau saya yang terlewat membacanya?
mohon maap sbelumnya bila pertanyaan ini sudah dibahas sbelumnya..kakao mo coba jawab
pertanyaan saya:
apa dalam agama Budha, sang Buhda sendiri pernah menjelaskan asal muasal mkhluk hidup.??
mohon penjelasannya..
thx.. :)
saya ingin bertanya lagi
Jadi perbuatan jahat tidak bisa dibayar oleh perbuatan baik? Kalau begitu, jika misalnya saja. Misalnya saya adalah orang yang sangat banyak berbuat jahat sepanjang hidup. Namun saya juga sangat banyak berbuat baik dan amal sepanjang hidup. Lalu kemudian saya mati.
Di kehidupan mendatang, saya akan di rebirth jadi apa? Manusia? Binatang?
dugaan saya anda akan terlahir jadi kecoak ;D
saya ingin bertanya lagi
Jadi perbuatan jahat tidak bisa dibayar oleh perbuatan baik? Kalau begitu, jika misalnya saja. Misalnya saya adalah orang yang sangat banyak berbuat jahat sepanjang hidup. Namun saya juga sangat banyak berbuat baik dan amal sepanjang hidup. Lalu kemudian saya mati.
Di kehidupan mendatang, saya akan di rebirth jadi apa? Manusia? Binatang?
saya ingin bertanya lagi
Jadi perbuatan jahat tidak bisa dibayar oleh perbuatan baik? Kalau begitu, jika misalnya saja. Misalnya saya adalah orang yang sangat banyak berbuat jahat sepanjang hidup. Namun saya juga sangat banyak berbuat baik dan amal sepanjang hidup. Lalu kemudian saya mati.
Di kehidupan mendatang, saya akan di rebirth jadi apa? Manusia? Binatang?
saya ingin bertanya lagiperbuatan jahat dengan baik itu hal yang berbeda, dan hasilnya bisa berbeda juga, kadang berbuat baik terlihat hasilnya tidak baik, kadang berbuat jahat terlihat baik hasilnya, bisa juga kebalikannya.
Jadi perbuatan jahat tidak bisa dibayar oleh perbuatan baik? Kalau begitu, jika misalnya saja. Misalnya saya adalah orang yang sangat banyak berbuat jahat sepanjang hidup. Namun saya juga sangat banyak berbuat baik dan amal sepanjang hidup. Lalu kemudian saya mati.
Di kehidupan mendatang, saya akan di rebirth jadi apa? Manusia? Binatang?
Salam sejahtera semua teman-teman... _/\_
Thread ini dibuat karena saya melihat antusias dari rekan-rekan yang cukup besar pada Board Buddhisme untuk Pemula ini. Saya bermaksud untuk menjadikan thread ini sebagai forum tanya-jawab seputar Buddhisme, khususnya untuk rekan-rekan yang ingin menggali pemahaman lebih lanjut tentang Buddhisme. Topik pertanyaannya bebas, asal masih berada dalam jalur sudut pandang Ajaran Sang Buddha. Saya harap thread ini dapat memfasilitasi rekan-rekan yang masih pemula, dan juga sebagai media bacaan yang ringkas, menyenangkan dan mencerahkan.
Untuk menjaga kenyamanan di thread ini, ada beberapa ketentuan yang saya buat, yaitu :
1) Thread ini adalah dari, oleh dan untuk kita bersama. Oleh karena itu, semua rekan boleh memberikan pertanyaan atau menyampaikan jawabannya masing-masing.
2) Thread ini adalah kolom tanya-jawab seputar Buddisme untuk pemula. Oleh karena itu, semua rekan diharapkan untuk tetap menjaga format Q&A ini.
3) Postingan yang hanya berisikan pernyataan Out of Topic, akan saya tindak-lanjuti dengan tegas; dengan atau tanpa pemberitahuan sebelumnya.
4) Semua pertanyaan, jawaban maupun pernyataan harus disampaikan dengan bahasa yang sopan.
Semoga semua berbahagia.
gimana carannya agar seseorang memiliki kemampuan dibbacakkhu?
terima kasih atas perhatiannya :D
Tanya;tips fangshen yg tepat apa ya?
Namo Buddhaya _/\_
Saya ingin bertanya tentang Sutta yang dapat dibaca saat bangun tidur, makan, dan ketika ingin tidur.
Anumodana :)
Namo Buddhaya _/\_
Saya ingin bertanya tentang Sutta yang dapat dibaca saat bangun tidur, makan, dan ketika ingin tidur.
Anumodana :)
saya ingin bertanya lagi
Jadi perbuatan jahat tidak bisa dibayar oleh perbuatan baik? Kalau begitu, jika misalnya saja. Misalnya saya adalah orang yang sangat banyak berbuat jahat sepanjang hidup. Namun saya juga sangat banyak berbuat baik dan amal sepanjang hidup. Lalu kemudian saya mati.
Di kehidupan mendatang, saya akan di rebirth jadi apa? Manusia? Binatang?
Namo Buddhaya _/\_
Saya ingin bertanya tentang Sutta yang dapat dibaca saat bangun tidur, makan, dan ketika ingin tidur.
Anumodana :)
^^Logikanya kek gimana?
IMO : peta atau neraka :'(
Permisi dan Selamat pagi semuanya
sy baru bergabung di forum ini.
Sebenarnya sy dari dl sdh beragama Budha tp ga pernah pergi kebaktian ^:)^ ^:)^
Nah sekarang sy pengen ikut kebaktian
So minggu kemaren sy pg kebaktian & ternyata pas kebaktian tuh ada banyak metode yang sy ga tau :'( :'(
salah satu nya anjali dan namaskara :o :o
sepertinya sy liat stiap orang mempunyai sikap anjali dan namaskara yang berbeda.
Bole ga sesepuh dan senior disini ngasih contoh ( kalo bisa video ) tentang sikap anjali dan namaskara yang baik dan benar
trims.
_/\_
Kalo anjali itu untuk pria lebih bagus kalu tumit ditekuk, kalo wanita diluruskan. Posisi telapak tangan saling menempel kiri dan kanan serta jari-jari dirapatkan. Posisikan di bagian dada.kegunaannya apa? kalau 5 titik tidak menyentuh tanah semua gimana? kalau menyentuh tanah semua gimana? ada pengaruh tidak?
Untuk namaskara, dari sikap anjali terus kedua tangan yang menempel diangkat ke depan wajah agak turun dikit, badan dibungkukkan ke bawah perlahan, lalu pertama kedua telapak tangan menyentuh tanah dilanjutkan dahi yang menyentuh tanah, terakhir baru siku. Jadi ada 5 titik yang menyentuh tanah (dahi, 2 telapak tangan, 2 siku). Posisi telapak tangan jika dilihat dari atas rapat dengan samping kepala dan posisi siku rapat dengan bagian samping lutut.
Logikanya kek gimana?
Contoh kasus,si A kecelakaan tertimpa bangunan,ketika menjelang ajal,si A sadar dirinya sedang di tolong seorang anak kecil,ketika si A sedang diliputi perasaan terharu,si A lalu matee..
Permisi dan Selamat pagi semuanya
sy baru bergabung di forum ini.
Sebenarnya sy dari dl sdh beragama Budha tp ga pernah pergi kebaktian ^:)^ ^:)^
Nah sekarang sy pengen ikut kebaktian
So minggu kemaren sy pg kebaktian & ternyata pas kebaktian tuh ada banyak metode yang sy ga tau :'( :'(
salah satu nya anjali dan namaskara :o :o
sepertinya sy liat stiap orang mempunyai sikap anjali dan namaskara yang berbeda.
Bole ga sesepuh dan senior disini ngasih contoh ( kalo bisa video ) tentang sikap anjali dan namaskara yang baik dan benar
trims.
_/\_
kegunaannya apa? kalau 5 titik tidak menyentuh tanah semua gimana? kalau menyentuh tanah semua gimana? ada pengaruh tidak?
kegunaannya apa? kalau 5 titik tidak menyentuh tanah semua gimana? kalau menyentuh tanah semua gimana? ada pengaruh tidak?kalo 5 titik tidak menyentuh tanah itu namanya Ngambang dan gak mungkin ;D
kegunaannya apa? kalau 5 titik tidak menyentuh tanah semua gimana? kalau menyentuh tanah semua gimana? ada pengaruh tidak?
ikuti aja orang di depanmu
kalau salah pertamanya jg ga apa2, kalau ada yg ketawain omelin aja: "bukannya bantu ngajarin malah ketawa!"
Lagian salah jg Buddha gak akan marah kok
btw, frendygo ini yg main erep bukan ya?
saat ini sebenarnya tidak ada lagi orang yg bernamaskara dengan menyentuh tanah, kalau ada mohon dilaporkan ke sini, biar kita atur penggalangan dana untuk renovasi vihara
saat ini sebenarnya tidak ada lagi orang yg bernamaskara dengan menyentuh tanah, kalau ada mohon dilaporkan ke sini, biar kita atur penggalangan dana untuk renovasi viharalah kalau san pu yi pai khan nyentuh tanah loh =))
Saat bernamaskara, apa yg sebaiknya kita pikirkan?dulu waktu SD, saya pernah diberi tau sama guru agama saya, katanya saat namaskara, dalam hati kita mesti merenungkan demikian:
Logikanya kek gimana?belum ada jawaban?
Contoh kasus,si A kecelakaan tertimpa bangunan,ketika menjelang ajal,si A sadar dirinya sedang di tolong seorang anak kecil,ketika si A sedang diliputi perasaan terharu,si A lalu matee..
lah kalau san pu yi pai khan nyentuh tanah loh =))
Saat bernamaskara, apa yg sebaiknya kita pikirkan?
di mana? di mana?kalau kek acara waisakan di borobudur gitu pada namaskara gak?
Salam sejahtera semua teman-teman... _/\_
Thread ini dibuat karena saya melihat antusias dari rekan-rekan yang cukup besar pada Board Buddhisme untuk Pemula ini. Saya bermaksud untuk menjadikan thread ini sebagai forum tanya-jawab seputar Buddhisme, khususnya untuk rekan-rekan yang ingin menggali pemahaman lebih lanjut tentang Buddhisme. Topik pertanyaannya bebas, asal masih berada dalam jalur sudut pandang Ajaran Sang Buddha. Saya harap thread ini dapat memfasilitasi rekan-rekan yang masih pemula, dan juga sebagai media bacaan yang ringkas, menyenangkan dan mencerahkan.
Untuk menjaga kenyamanan di thread ini, ada beberapa ketentuan yang saya buat, yaitu :
1) Thread ini adalah dari, oleh dan untuk kita bersama. Oleh karena itu, semua rekan boleh memberikan pertanyaan atau menyampaikan jawabannya masing-masing.
2) Thread ini adalah kolom tanya-jawab seputar Buddisme untuk pemula. Oleh karena itu, semua rekan diharapkan untuk tetap menjaga format Q&A ini.
3) Postingan yang hanya berisikan pernyataan Out of Topic, akan saya tindak-lanjuti dengan tegas; dengan atau tanpa pemberitahuan sebelumnya.
4) Semua pertanyaan, jawaban maupun pernyataan harus disampaikan dengan bahasa yang sopan.
Semoga semua berbahagia.
kalau kek acara waisakan di borobudur gitu pada namaskara gak?
satu ketip = addhamasikam, saya lupa dari mana, cuma ingat bahasa pali nya
pengalaman anda bagaimana?kaga tau juga sih, tapi kalau san bu yi bai di vihara kelenteng ngelilingin kelenteng yang notabene masih aspal dan tanah. karena outdoor.
kaga tau juga sih, tapi kalau san bu yi bai di vihara kelenteng ngelilingin kelenteng yang notabene masih aspal dan tanah. karena outdoor.
kelenteng bukan viharasecara di kelenteng itu ada vihara mahayana, dan merayakan waisak.
Apa tujuan Jin Mabok bernamaskara? pertanyaan Jin tsb, CMIIW, menunjukkan kalau Jin tidak tau tujuan bernamaskara..
Ya, saya juga sering begitu. Seringkali saya bernamaskara hanya karena sudah kebiasaan, yang diawali oleh tradisi atau "ikut-ikutan". Sesampai di vihara, pada umumnya orang bersujud, yah... saya juga deh.. ;D Saat membaca Namaskara Gatha, seharusnya bersujud, okelah... ;D
Seperti quote Hemayanti, saya setuju bahwa tujuan namaskara bisa berarti menghormati Tiratana. Saya juga pernah dengar ada yang bilang tentang "mengurangi keangkuhan". Selain itu ada ceramah juga yang mengatakan bahwa ketika kita bernamaskara, artinya kita mengagumi kualitas seorang Buddha, jadi tanamkanlah dalam hati agar suatu saat nanti kita bisa memiliki kualitas yang sama.
Tapi ada juga yang lebih sederhana, yaitu ketika sedang bernamaskara atau aktivitas jasmani lainnya, kita sambil melakukan perenungan pada jasmani, memperhatikan tubuh yang membungkuk, atau sensasi lainnya. Perhatian ini adalah salah satu dari empat landasan perhatian murni.
Intinya ya, terserah Jin Mabok. Kecenderungannya Jin yang mana, Jin senang yang mana di saat itu (di saat lain mungkin berbeda lagi).
_/\_
Selamat Siang..
Sy mo bertanya..kira" ada yg punya video cara namaskara Budha Mahayana yang tepat ga?
Sy uda cari di youtube dan google tp ga ada..smua berupa tulisan dan agak membingungkan :o
Jadi kalo bisa ada yang punya foto/video langkah" namaskara dan anjali yang tepat mohon di share ato diPM ke ane juga bole
Thanks ^:)^
at all: nanya dong
asal mula dr lobha, dosa, dan moha? drmn munculnya?
at all: nanya dong
asal mula dr lobha, dosa, dan moha? drmn munculnya?
at all: nanya dongDari batin? :-?
asal mula dr lobha, dosa, dan moha? drmn munculnya?
begitu pula asal mula Nibbana ! dari mana munculnya ?
Mental yang terkondisi ;D
Dari batin? :-?
duh semuanya tidak menjawab keingintahuan saya..
Harus diselidiki untuk dapat memahaminya... :D
coba search Paticcasamuppada
sudah..dan saya tidak melihat asal mula dr lobha, dosa, dan moha ini serta darimana munculnya?
lobha bersinonim dengan tanha, dosa adalah lawan dari lobha
moha bersinonim dengan avijja
kalo itu saya tau ...cmn tidak ada penjelasan pada paticcasamupada..
”Dan apakah sebab-musabab yang bergantungan itu? Dari ketidaktahuan (avijja) sebagai kondisi penyebab maka muncullah bentuk-bentuk perbuatan/kamma (sankhara). Dari bentuk-bentuk perbuatan/kamma (sankhara) sebagai kondisi penyebab maka muncullah kesadaran (vinnana). Dari kesadaran (vinnana) sebagai kondisi penyebab maka muncullah batin dan jasmani (nama-rupa). Dari batin dan jasmani (nama-rupa) sebagai konsisi penyebab maka muncullah enam indera (salayatana). Dari enam indera (salayatana) sebagai kondisi penyebab maka muncullah kesan-kesan (phassa). Dari kesan-kesan (phassa) sebagai kondisi penyebab maka muncullah perasaan (vedana). Dari perasaan (vedana) sebagai konsisi penyebab maka muncullah keinginan/kehausan (tanha). Dari keinginan/kehausan (tanha) sebagai kondisi penyebab maka muncullah kemelekatan (upadana). Dari kemelekatan (upadana) sebagai kondisi penyebab maka muncullah proses kelahiran kembali (bhava). Dari proses kelahiran kembali (bhava) sebagai kondisi penyebab maka muncullah kelahiran kembali (jati). Dari kelahiran kembali (jati) sebagai kondisi penyebab maka muncullah kelapukan dan kematian, duka cita, sakit, kesusahan dan keputus-asaan (jaramaranang). Demikianlah penyebab dari seluruh kesusahan dan penderitaan.”
(Paticca-samuppada-vibhanga Sutta; Samyutta Nikaya 12.2 {S 2.1})
lah untuk jawaban atas pertanyaan asal-mula... telusurin aja mata rantai paticcasamuppada itu kan?
penderitaan menimbulkan LDM?Kayanya urutannya Moha/Avijja menimbulkan LD sehingga menimbulkan penderitaan?
penderitaan menimbulkan LDM?Avijja menyebabkan bentukan (sankhara). Dari Sankhara, timbul bathin-jasmani, 6 landasan indriah, kontak, perasaan. Keinginan akan perasaan tersebut kemudian memunculkan kemelekatan yang adalah keserakahan (pada perasaan menyenangkan) dan kebencian (pada perasaan tidak menyenangkan). Kalau tidak salah, begitu.
Avijja menyebabkan bentukan (sankhara). Dari Sankhara, timbul bathin-jasmani, 6 landasan indriah, kontak, perasaan. Keinginan akan perasaan tersebut kemudian memunculkan kemelekatan yang adalah keserakahan (pada perasaan menyenangkan) dan kebencian (pada perasaan tidak menyenangkan). Kalau tidak salah, begitu.
coba membantu untuk menjawab sebisa-nya :
LDM muncul karena kebiasaan, pengaruh lingkungan (baik itu yang eksternal maupun yang internal) dan pendidikan.
tp menurut kami asal muasalnya yang paling kuat dari lingkungan yang membiasakan diri unt LDM.
kalo dari penjelasan bro kaiyn, jadi sumber avijja itu apa? drmn munculnya?Paticca-samuppada tidak menjelaskan 'asal mula' dari segala sesuatu, namun menjelaskan bahwa Avijja sebagai akar dari perputaran dalam samsara. Dengan tidak adanya Avijja, maka berhenti pula akibat berikutnya, yang berarti berakhirnya penderitaan, tua, sakit, mati.
akar kejahatan itu kan sebenarnya LDM + irsia atau iri hati, tapi kenapa yang terkenal cuma LDM yah? kemana si irsianya? ;DIri hati = benci lihat orang lain senang.
kalo dari penjelasan bro kaiyn, jadi sumber avijja itu apa? drmn munculnya?
65. "Dan apakah kebodohan, apakah asal-mula kebodohan, apakah lenyapnya kebodohan, apakah jalan menuju lenyapnya kebodohan? Tidak mengetahui penderitaan, tidak mengetahui asal-mula penderitaan, tidak mengetahui lenyapnya penderitaan, tidak mengetahui jalan menuju lenyapnya penderitaan – ini disebut kebodohan. Dengan munculnya noda-noda maka muncul pula kebodohan. Dengan lenyapnya noda-noda maka lenyap pula bentukan kebodohan. Jalan menuju lenyapnya kebodohan adalah Jalan Mulia Berunsur Delapan ini; yaitu, pandangan benar … konsentrasi benar."
Sumber: http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=17327.msg278140#msg278140 (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=17327.msg278140#msg278140)
70. "Dan apakah noda-noda, apakah asal-mula noda-noda, apakah lenyapnya noda-noda, apakah jalan menuju lenyapnya noda-noda? Ada tiga noda ini: noda keinginan indria, noda penjelmaan, dan noda kebodohan. Dengan munculnya kebodohan maka muncul pula noda-noda. Dengan lenyapnya kebodohan maka lenyap pula noda-noda. Jalan menuju lenyapnya noda-noda adalah Jalan Mulia Berunsur Delapan ini; yaitu, pandangan benar, kehendak benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar."
"Tidak ada asal mula pertama ketidaktahuan yang dapat diketahui, para bhikkhu, sebelumnya tidak ada ketidaktahuan, setelahnya muncullah ketidaktahuan. Tetapi dapat diketahui bahwa ketidaktahuan memiliki kondisi yang mendukung."
Sumber: http://www.metta.lk/tipitaka/2Sutta-Pitaka/4Anguttara-Nikaya/Anguttara6/10-dasakanipata/007-yamakavaggo-e.html (http://www.metta.lk/tipitaka/2Sutta-Pitaka/4Anguttara-Nikaya/Anguttara6/10-dasakanipata/007-yamakavaggo-e.html)
(Terjemahan alternatif diambil dari Visuddhimagga: Path of Puritification terjemahan Bhikkhu Nanamoli)
Namo Buddhaya
all mau tanya...
Tuhan adalah Tuhan Yang Maha Esa, artinya Tuhan hanya ada satu. Jelaskan mengapa Tuhan mempunyai sebutan yang berbeda?
Mohon tolong dijawab sesuai pertanyaan diatas,karena tugas sekolah... :(
Thx..
Namo Buddhayabukannya KeTuhanan Yang Maha esa. ;D
all mau tanya...
Tuhan adalah Tuhan Yang Maha Esa, artinya Tuhan hanya ada satu. Jelaskan mengapa Tuhan mempunyai sebutan yang berbeda?
Mohon tolong dijawab sesuai pertanyaan diatas,karena tugas sekolah... :(
Thx..
Dalam Buddhist, tidak ada yang namanya Tuhan yang Maha Esa...iyh tugas agama buddha.., bisakah anda menjelaskan lebih detail..soalnya tidak mungkin aku menjawab begitu..terima kasih
Ini tugas pelajaran agama Buddha ?
Namo Buddhayaseingat saya dulu juga pernah dapat ini waktu masih SMA, cuma waktu itu kalimatnya agak sedikit berbeda, sesuai dengan sila pertama dalam pancasila negara Ketuhanan Yang Maha Esa. Dulu itu penjelasannya begini, yang dimaksud disini adalah "Ketuhanan", bukan Tuhan itu sendiri, tetapi sifat2 yang digambarkan sebagai sosok Tuhan, yaitu maha pengasih, maha penyanyang, meha pencipta, dan sebagainya.
all mau tanya...
Tuhan adalah Tuhan Yang Maha Esa, artinya Tuhan hanya ada satu. Jelaskan mengapa Tuhan mempunyai sebutan yang berbeda?
Mohon tolong dijawab sesuai pertanyaan diatas,karena tugas sekolah... :(
Thx..
seingat saya dulu juga pernah dapat ini waktu masih SMA, cuma waktu itu kalimatnya agak sedikit berbeda, sesuai dengan sila pertama dalam pancasila negara Ketuhanan Yang Maha Esa. Dulu itu penjelasannya begini, yang dimaksud disini adalah "Ketuhanan", bukan Tuhan itu sendiri, tetapi sifat2 yang digambarkan sebagai sosok Tuhan, yaitu maha pengasih, maha penyanyang, meha pencipta, dan sebagainya.
Itulah yang dimaksud dalam sila pertama, walaupun Tuhan muncul dengan sebutan yang berbeda, tetapi sifat2 Ketuhanan itu tetap sama dalam setiap penggambaran akan sosok Tuhan.
Kecuali dalam Agama Buddha, konsep Ketuhan dalam agama Buddha disebutkan dalam kitab sutta pitaka, udana VIII :3 isinya ;
"Ketahuilah para Bhikkhu, bahwa ada sesuatu yang tidak dilahirkan , yang tidak menjelma, yang tidak tercipta, yang mutlak. Duhai para bhikku, apabila ada yang tidak dilahirkan, yang tidak menjelma, yang tidak tercipta, yang mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan dan pemunculan dari sebab yang lalu. tetapi para bhikkhu, karena ada yang tidak dilahirkan, yang tidak menjelma , yang tidak tercipta, yang mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu."
jika ingin melibatkan Agama Buddha dalam kalimat "Ketuhanan Yang Maha Esa", sifat2 Tuhan yang dimaksud bisa diganti dengan sesuatu yang tidak dilahirkan , yang tidak menjelma, yang tidak tercipta, yang mutlak. Maka jadilah Ketuhan Yang Maha Esa. ;D
karena dalam agama lain juga pasti menyetujui bahwa sifat Tuhan itu seperti yang disebutkan dalam Kitab Udana, yaitu kalimat yang dibold di atas.
Makasih infony.... :)sama2..
maaf semuanya mau tny lg...ini pendapat pribadi yah,, ;D
Jelaskan Konsep keselamtan dalam agama Buddha..
terima kasih
terima kasih lg..ya..masih pertanyaan sekolah nih?
pngn tny lagi nih... XD
1. Menurut pendapat kalian apa maksud dari kalimat "Jalan ke Nirwana terletak di ddlm pikiran masing2?
2. Mengapa agama buddha sering diasumsikan sebagai agama tanpa Tuhan?
Mohon penjelsannya...terima kasih..sadhu2... :)
masih pertanyaan sekolah nih?iyh..msh dr skul..hehe..
dan lagi ini adalah pendapat pribadi yah ;D
1. karena untuk mencapai kondisi batin yang disebut Nibbana atau Nirwana adalah dengan mengendalikan pikiran, dengan mengikis habis lobha, dosa, dan moha dengan jalan melaksanakan sila, samadhi dan panna. seperti itulah semua bermula dari pikiran, pikiran adalah pelopor, pikiran adalah pembentuk, pikiran adalah pemimpin.
2. karena konsep Ketuhan yang lazim dikenal adalah sosok adikuasa yang maha pencipta, maha pengasih, maha penyayang, dan yang mengatur segalanya, semua yang terjadi adalah bersumber dariNya. Sedangkan agama buddha tidak menyetujui konsep Tuhan yang seperti itu, tidak ada sosok adikuasa yang mengatur dan menciptakan segalanya. Mungkin karena perbedaan konsep Ketuhanan itulah sehingga agama buddha sering diasumsikan sebagai agama tanpa Tuhan, Tuhan dalam artian yang seperti disebutkan diatas.
iyh..msh dr skul..hehe..lah memang di buku sekolah g ada jawabannya ya?
tq..yh
kalo gt..
1. Jelaskan Apa arti dari Tapabrata?
2.Jelaskan apa kunci penyebab rasa sakit dan kekecewaan dlm hidup?
makasih yh..udh mw bantu...^^b
kk senior saya mau tanya forum untuk meditasi di mana ya? :) maaf masi baru kk
maaf semuanya mau tny lg...
Jelaskan Konsep keselamtan dalam agama Buddha..
terima kasih
Sis Hemayanti..1. pertanyaan ini tentang akibat2 pelanggaran sila ya?
1. Jika sudah ada ketentuan seperti itu, bagaimana dengan timbunan buah kamma baik yg blm berbuah sampai pada masa kehidupan dimana seseorang melakukan kamma buruk yg ekstrim, apakah akan hilang? Jika tidak hilang dan mungkin bisa mempengaruhi buah kamma buruk dari kehidupan paling akhir, bagaimana ketentuan suatu kondisi yg diterima akibat melakukan suatu kamma buruk itu bisa ada?
2. Sejauh yg aku ketahui, asusila menurut pandangan umum, termasuk di dalamnya adalah aktivitas pemenuhan nafsu diri sendiri tanpa perlu ada pasangan (CMIIW :) ) Bagaimana dengan pengertian asusila tersebut?
Jika tidak hilang dan mungkin bisa mempengaruhi buah kamma buruk dari kehidupan paling akhir, bagaimana ketentuan suatu kondisi yg diterima akibat melakukan suatu kamma buruk itu bisa ada?seperti yang saya contohkan sebelumnya, misalnya seseorang yang gemar melakukan tindakan asusila, dan karena perbuatannya itu akan mengakibatkan ia terlahir menjadi waria, namun timbunan kamma baik yang pernah ia lakukan mungkin punya kekuatan yang cukup berpengaruh juga sehingga dia terlahir bukan sebagai waria, tapi sebagai wanita.
kalau menghilangkan semua kamma lain sepertinya tidak, mengingat kisah devadata yang melakukan akusala garuka kamma, menyebabkan ia terlahir di neraka avici, tapi saya pernah dengar/baca (kalau g salah ya), nanti pada waktu yang tidak tau kapan (saya lupa), devatada ini akan menjadi seorang paceka buddha. kesimpulan saya, kamma baik yang pernah ia lakukan tetap tidak hilang walaupun ia terlahir di neraka avici.devadatta akan terlahir kembali sebagai seorang pacceka buddha yang menjembatani ajaran buddha gotama dan buddha metteya di masa depan...
Saya mau tanya, apa sih arahat itu?:hammer:
Dan juga apa itu relik arahat?
Thanks
:hammer:
ga pernah belajar agama buddha ya??
arahat disebut juga savaka-buddha(savaka=murid)
arahat itu adalah seorang yang telah mencapai nibbana(pencerahan), sama seperti sang buddha, akan tetapi pencapaiannya adalah dikarenakan diajari oleh seorang buddha, berbeda dengan seorang buddha yang mencapai nibbana tanpa bantuan orang lain....
tetapi pada intinya sama saja, semuanya telah memasuki gerbang nibbana dan tidak akan terlahirkan lagi dimanapun..
relik arahat adalah, sisa-sisa dari pembakaran jasad seorang arahat, kadang relik arahat bisa berwarna-warni, seperti batu mulia...
devadatta akan terlahir kembali sebagai seorang pacceka buddha yang menjembatani ajaran buddha gotama dan buddha metteya di masa depan...
jadi bisa disimpulkan bahwa devadatta akan terlahir menjadi seorang pacceka buddha ketika ajaran buddha gotama sekarang tidak eksis lagi...
ketika devadatta hampir tenggelam ke dalam neraka avici, ia berucap "aku berlindung kepada buddha" dengan sepenuh hati.
itulah sebabnya mengapa devadatta akan menjadi seorang pacceka buddha di kehidupan selanjutnya, jadi bukan karena kamma baik dari perbuatan semasa hidupnya...
CMIIW
adakah cerita (suta) tentang bagaimana murid2 Buddha menyikapin muridnya yg meninggal ?
(spt bagaimana murid2 menyikapin sewaktu mogalana meninggal dunia?
apakah banyak yg nangis atau bersedih ? banyakah murid2 yg meninggal sebelum Buddha Gautama?
apakah kebanyakan mereka juga merasa kehilangan atau sedih ?)
jika kamma buruk ekstrem yang om candra maksud itu adalah garuka kamma, setahu saya, ....
bro sacheng sudah baca buku RAPB jilid 3 ?
diyakini pertanyaan bisa terjawab, dibuku ini banyak cerita tentang murid Sang Tathagata,
boleh dibaca !
RAPB itu singkatan dari Riwayat Agung Para Buddha...
bro adi lim, RAPB tu buku apa ya?
apakah memang ada ketentuan bagaimana seharusnya menyikapi org yg sudah meninggal?
selama ini aku blm pernah tau bagaimana menurut pandangan Buddhist.... kl secara awam kan kl ada yg meninggal jgn ditangisi, katanya bikin yg sudah meninggal itu menderita...
_/\_
bro adi lim, RAPB tu buku apa ya?sudah dijawab bro will
apakah memang ada ketentuan bagaimana seharusnya menyikapi org yg sudah meninggal?orang mati, hanya tinggal sisa tubuh/jasad yg akan membengkak, hancur, membusuk, dan tidak berharga.
selama ini aku blm pernah tau bagaimana menurut pandangan Buddhist.... kl secara awam kan kl ada yg meninggal jgn ditangisi, katanya bikin yg sudah meninggal itu menderita...
_/\_
...
Bro Wie, mungkin yang anda maksud adalah orang hidupnya sakit/nyawa keadaan kritis.
Menurut cerita pengalaman yang pernah terjadi,
Andai ada umat awam/orang biasa sakit dan yang nyawa keadaan sakit kritis, diharapkan sanak saudaranya terdekat jangan menangisi dengan teriakan dan histeris, karena akan mempergaruhi kondisi batin yang sakit kritis itu.
Orang yang belum mati (masih kritis) kesadaran nya masih ada dan peka terhadap kondisi disekitarnya.
Apabila ada tangisan tentunya bisa menyebabkan kesedihan juga pada batin yang sakit itu, sehingga yang sakit jadi nya melekat pada saudara2 dekatnya.
dan menurut Abhidhamma, kondisi batin pada orang menjelang ajal biasanya bergejolak antara pikiran baik dan buruk saling berlomba utk eksis. Dan kebetulan ada teriakan dan histeris dari sanak saudara tentunya akan sangat mempengaruhi batin si sakit, sehingga terjadi kemelekatan pada sanak sauadara tsb, dan bila keadaan ini terjadi, yang sakit itu bisa meninggal terlahir menjadi mahluk peta(hantu), atau meninggal dengan pikiran terakhir penuh kebencian akan terlahir jadi mahluk penghuni neraka.
Boleh baca buku 'Kamma Pencipta Sesungguhnya' hal 152 tentang Wanita Penyedia Poci Air,
karya Dr. Tien M, Myanmar.
kalau dalam tradisi mahayana(maaf kalo salah) kesadaran bagi orang yang tidak terlalu baik ataupun orang yang tidak terlalu jahat, alaya-vijnananya(kesadaran) akan berdiam "tanpa alam" selama maksimal 49 hari, hingga ia dilahirkan kembali menjadi makhluk...
tapi kalau orangnya sangat baik, atau sangat jahat misalnya, maka ia akan dilahirkan secara spontan langsung di alam lain...
kalau dalam tradisi theravada, memang kesadaran langsung terurai ketika tubuh ini mati
jadi tidak ada yang salah dengan pandangan anda...
tergantung mau dari tradisi mana anda memandangnya...
jadi di mahayana ada `alam terminal`untuk persinggahan atau tanpa alam. ;Diyah om..
=))iya cc...
makanya dd wil cepat ke terminal, biar busnya bisa jalan. :P
Istilahnya antarabhava,yaitu keadaan yg dialami org yg telah meninggal seb terlahir kembali d alam yg sesuai. Ini adlh proses kesadaran setelah kesadaran terakhir pd kehidupan ini (cuti citta),tetapi seb kesadaran pertama pd kehidupan mendtg (patisandhi vinnana). Menurut Abhidhamma Theravada,proses kesadaran cuti citta langsung dilanjutkan dg patisandhi vinnana tanpa jeda,tetapi menurut Abhidharma Mahayana,ad proses peralihannya selama beberapa waktu (tidak selalu 49 hariJadi BENAR mana? ^:)^
lamanya)
Jadi BENAR mana? ^:)^tanya kenapa??
tanya kenapa??
ehipassiko donk!!
sebelum nya saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Sis Hemayanti dan CandraWie
atas pencerahannya.. thx _/\_
saya mau tanya lagi nih...
1 - kebijaksanaan itu artinya apa?
- kebijaksanaan muncul dari mana?
- dan apa contohnya ? (maaf pertanyaan saya terlalu bertele-tele)
2.kenapa ya menjalankan sila itu dengan baik bisa katakan sulit untuk menjalankannya secara kontinyu / berkelanjutan? padahal kita telah mengetahui penjelasan umum tentang sila misalnya akibatnya, cara menjalankannya yang telah diuraikan oleh sis hemayanti bisa dikatakan sudah jelas.. tapi kenapa masih aja suka melanggar dengan menggunakan asas manfaat atau baik disengaja ataupun tidak disengaja.. jujur saja, saya merasa frustasi menjadi agama buddha karena untuk menjalankan ajaran dasarnya aja bisa dikatakan kurang mampu.. :(
_/\_
aku coba jawab ya.. kl salah, tolong dikoreksi...
1. kebijaksanaan tu kesadaran memahami segala sesuatu sebagaimana wajarnya.
muncul dari pikiran yg terlatih.
contoh: membunuh itu kamma buruk, termasuk membunuh nyamuk. tp apakah nyamuk yg membawa penyakit harus dbiarkan berkembangbiak? kalo dibasmi kan brarti membunuh makhluk lain? di situ lah diperlukan kebijaksanaan dlm bertindak.
2. menjalankan sila dengan baik itu sulit krn diri kita sebagai umat awam, masih dipenuhi dengan lobha(keserakahan), dosa(kebencian), dan moha(kebodohan batin). ditambah lagi, sifat alami manusia akan menikmati sesuatu yg menyenangkan, dan melekat pada hal itu, yg akan diikuti keserahakan utk mendapatkan yg lebih dan lebih. kebencian timbul saat menghadapi suatu kondisi yg tidak sesuai dengan keinginan (tanha).
Krn umumnya hal2 yg tidak baik itu menyenangkan ;D
3. frustasi? ga perlu menghafalkan aturan2nya, cukup dipahami dan dipraktekkan. di saat ingat kl yg kita lakukan itu tdk sesuai, coba utk mengubahnya. membina pikiran butuh proses, bukan cuma sekedar melafalkan sebaris kata2 atau doa. jadi harus dijalani, bukan cuma perenungan.
Selamat berlatih... ;D
kebijaksanaan duniawi
caranya ? mati dulu ! ^-^mau mau mau???
2.kenapa ya menjalankan sila itu dengan baik bisa katakan sulit untuk menjalankannya secara kontinyu / berkelanjutan? padahal kita telah mengetahui penjelasan umum tentang sila misalnya akibatnya, cara menjalankannya yang telah diuraikan oleh sis hemayanti bisa dikatakan sudah jelas.. tapi kenapa masih aja suka melanggar dengan menggunakan asas manfaat atau baik disengaja ataupun tidak disengaja.. jujur saja, saya merasa frustasi menjadi agama buddha karena untuk menjalankan ajaran dasarnya aja bisa dikatakan kurang mampu.. :(kalau tidak bisa dijalankan secara kontinu, setidaknya bisa dijalankan beberapa hari sekali, misalnya pada hari uposatha, dengan begitu akan lebih mudah...
kalau tidak bisa dijalankan secara kontinu, setidaknya bisa dijalankan beberapa hari sekali, misalnya pada hari uposatha, dengan begitu akan lebih mudah...sepertinya yang dimaksud oleh om herdi ini pancasila deh, jadi masa dilaksanakan pada hari2 tertentu saja de? :)
kalau sudah terbiasa dengan seminggu sekali, coba lagi jalankan 3 hari sekali, dst dst...
untuk apa frustasi tidak bisa menjalankan ajaran buddhis??
ane aja hingga akhir2 ini, jarang sekali menjalankan pancasila, tapi kaga stress tuh(ajaran sesat)...
untuk menjalankan sila, dibutuhkan saddha dan panna(pandangan benar) terlebih dahulu...
seperti yang saya baca dari buku ven. ajahn chah:
"pada teorinya, memang sila berada di urutan pertama, tapi setelah saya(ajahn chah) teliti, sebenarnya pandangan benar harus datang terlebih dahulu, agar dapat menunjang sila. dan dari praktik sila, bhavana akan berkembang.."
sebelum nya saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Sis Hemayanti dan CandraWiedalam Jalan Mulia Berunsur Delapan:
atas pencerahannya.. thx _/\_
saya mau tanya lagi nih...
1 - kebijaksanaan itu artinya apa?
- kebijaksanaan muncul dari mana?
- dan apa contohnya ? (maaf pertanyaan saya terlalu bertele-tele)
2.kenapa ya menjalankan sila itu dengan baik bisa katakan sulit untuk menjalankannya secara kontinyu / berkelanjutan? padahal kita telah mengetahui penjelasan umum tentang sila misalnya akibatnya, cara menjalankannya yang telah diuraikan oleh sis hemayanti bisa dikatakan sudah jelas.. tapi kenapa masih aja suka melanggar dengan menggunakan asas manfaat atau baik disengaja ataupun tidak disengaja.. jujur saja, saya merasa frustasi menjadi agama buddha karena untuk menjalankan ajaran dasarnya aja bisa dikatakan kurang mampu.. :(
Bro n Sis semua mohon pencerahannya...saat yang tepat untuk membalas, kebetulan semalam dapat pelajaran tentang mimpi. ;D
3. Secara biologis, salah satu bagian tubuh dari manusia yg tidak pernah beristirahat adalah otak. Saat kita tertidur pun, mimpi dianggap sebagai aktivitas otak. Bagaimana ttg mimpi dlm pandangan Buddhist? Dan kemanakah kesadaran kita saat kita tertidur?
Jika sudah pernah dibahas, minta tolong ditunjukkan link bahasannya ya.. aku mencari di forum ini dengan kata kunci 'mimpi', aku blm mendapatkan artikel yg membahas ttg apa sebenarnya yg terjadi saat kita tertidur dan bermimpi.
Terima kasih sebelumnya.... _/\_
B. Lokuttara Sammaditthi (yang bersifat mengatasi duniawi)mau tanya donk cc...
yaitu Catusacca Sammaditthi (pandangan benar atas empat kebenaran mulia)
1. pengetahuan atas kebenaran mulia tentang dukkha
2. pengetahuan atas kebenaran mulia tentang sebab dukkha
3. pengetahuan atas kebenaran mulia tentang terhentinya dukkha
4. pengetahuan atas kebenaran mulia tentang jalan menuju terhentinya dukkha
pandangan benar ini muncul dalam batin para suciwan (ariya puggala). merupakan salah satu faktor dari Jalan Mulia, yaitu sebagai kebijaksanaan (panna), sebagai indera kebijaksanaan (pannindriya), sebagai kekuatan kebijaksanaan (pannabala), sebagai penelaahan Dhamma yang merupakan penceraha (dhammavicayasambojjhanga).
B. Lokuttara Sammaditthi (yang bersifat mengatasi duniawi)kalau saya g salah, ariya puggala ini mencakup 4 tingkat kesucian itu. :)
yaitu Catusacca Sammaditthi (pandangan benar atas empat kebenaran mulia)
1. pengetahuan atas kebenaran mulia tentang dukkha
2. pengetahuan atas kebenaran mulia tentang sebab dukkha
3. pengetahuan atas kebenaran mulia tentang terhentinya dukkha
4. pengetahuan atas kebenaran mulia tentang jalan menuju terhentinya dukkha
pandangan benar ini muncul dalam batin para suciwan (ariya puggala). merupakan salah satu faktor dari Jalan Mulia, yaitu sebagai kebijaksanaan (panna), sebagai indera kebijaksanaan (pannindriya), sebagai kekuatan kebijaksanaan (pannabala), sebagai penelaahan Dhamma yang merupakan penceraha (dhammavicayasambojjhanga).
_/\_
aku coba jawab ya.. kl salah, tolong dikoreksi...
1. kebijaksanaan tu kesadaran memahami segala sesuatu sebagaimana wajarnya.
muncul dari pikiran yg terlatih.
contoh: membunuh itu kamma buruk, termasuk membunuh nyamuk. tp apakah nyamuk yg membawa penyakit harus dbiarkan berkembangbiak? kalo dibasmi kan brarti membunuh makhluk lain? di situ lah diperlukan kebijaksanaan dlm bertindak.
2. menjalankan sila dengan baik itu sulit krn diri kita sebagai umat awam, masih dipenuhi dengan lobha(keserakahan), dosa(kebencian), dan moha(kebodohan batin). ditambah lagi, sifat alami manusia akan menikmati sesuatu yg menyenangkan, dan melekat pada hal itu, yg akan diikuti keserahakan utk mendapatkan yg lebih dan lebih. kebencian timbul saat menghadapi suatu kondisi yg tidak sesuai dengan keinginan (tanha).
Krn umumnya hal2 yg tidak baik itu menyenangkan ;D
3. frustasi? ga perlu menghafalkan aturan2nya, cukup dipahami dan dipraktekkan. di saat ingat kl yg kita lakukan itu tdk sesuai, coba utk mengubahnya. membina pikiran butuh proses, bukan cuma sekedar melafalkan sebaris kata2 atau doa. jadi harus dijalani, bukan cuma perenungan.
Selamat berlatih... ;D
dalam Jalan Mulia Berunsur Delapan:
1. pandangan benar (samma ditthi)
2. pikiran benar (samma sankappa)
3. ucapan benar (samma vaca)
4. perbuatan benar (samma kammanta)
5. matapencaharian benar (samma ajiva)
6. daya upaya benar (samma vayama)
7. perhatian benar (samma sati)
8. konsentrasi benar (samma samadhi)
poin 1 dan 2, yaitu pandangan benar dan pikiran benar itu termasuk kelompok panna.
3, 4, dan 5 adalah kelompok sila
6, 7 dan 8 adalah kelompok samadhi
Pandangan benar
1. pandangan benar tentang 4 kebenaran mulia (masing2 terdiri dari 3 tahap)
2. menurut kitab Uparipannasa
a. Kammassakata Sammaditthi : pandangan benar tentang hukum perbuatan (kamma niyama).
b. Vipassana Sammaditthi : pandangan benar yang timbul setelah penyadaran jeli terhadap nama (batin) dan rupa (jasmani) yang terkena Tilakkhana
c. Magga Sammaditthi : pengetahuan benar dalam perenungan terhadap objek-objek indera dan batin sebagaimana adanya (yaitu dicengkeram oleh anicca, dukkha, anatta)
d. Phala Sammaditthi : pendangan benar yang menyertai empat tingkat 'buah' yang merupakan hasil dari empat tingkat 'jalan'
e. Paccavekkhana Sammaditthi : pandangan benar berupa swarenungan yang terjadi dengan sendirinya setelah pencapaian 'jalan' dan 'buah'.
Pikiran benar
pikiran benar ialah pikiran yang menghindari kejahatan dan pikiran yang cenderung pada kebajikan, yaitu :
1. pikiran yang bebas dari akusalamula 3 (lobha, dosa, dan moha)
2. pikiran yang berisi metta (cinta kasih)
3. pikiran yang berisi karuna (belas kasih)
untuk pertanyaan kedua, ini mungkin sama dengan ketika anak2 bertanya tentang mengapa ya menulis itu susah?
padahal udah tau ini huruf A, B, C, dst, udah dicontohkan pula, udah dipegang tangannya, tapi kenapa ya masih sulit, masih bengkok2 tulisannya, masih g jelas, dan sebagainyalah.
ini butuh latihan, sama seperti menjalankan sila, latihan, sila itu sendiri sering disebut / diterjemahkan sebagai latihan kemoralan, 5 sila, 5 latihan kemoralan.
tidak ada sesuatu yang instan, semua butuh usaha om herdi, butuh latihan yang kontinu. dan yang paling penting ya butuh usaha. :)
bukan hanya sila saya pikir, semua hal apapun yang baru dan masih asing bagi kita, pasti butuh usaha, butuh latihan untuk membuatnya menjadi mudah, untuk menjadi seorang ahli yang mahir, pasti butuh latihan dan butuh usaha.
coba om ingat waktu masih kecil, apakah langsung bisa berjalan?
tentu tidak kan, awalnya belajar merangkak dulu, kemudian, berdiri, setelah itu selangkah demi selangkah, jatuh, ya bangun lagi, jatuh lagi, bangun lagi.
nah sekarang inilah hasilnya, bisa berjalan dengan baik, bahkan kalo harus tutup mata pun tetap bisa berjalan. karna sudah mahir, sudah terbiasa, begitu juga menulis sudah mahir, tutup mata pun bisa, sudah terlatih. :)
jangankan sila, mencuri pun butuh latihan om, kalo g terlatih ya bisa2 ketangkep. :P
tidak ada yang perlu disesali, apalagi sampai merasa frustasi, semua itu adalah hal yang wajar kok om. :)
selama masih mau melatih, masih mau berusaha ya pasti bisa, frustasi itu termasuk salah satu faktor batin (cetasika) yang buruk, makanya jangan dipelihara om. ;D
inilah uniknya, istimewanya agama buddha, kita disuruh membuktikan sendiri, menjalankan sendiri, kita harus bisa berdiri diatas kaki kita sendiri.
sama seperti anak2 yang belajar berjalan, dia harus mandiri, g boleh bergantung sama orang lain, sama orang tuanya.
nah ibaratnya seorang anak yang berpikir, untuk apa saya belajar berjalan? toh selalu ada mama, selalu ada papa yang menggendong saya, dia menggantungkan dirinya pada orang lain yang dianggap berkuasa, diangkap bisa menolong, bisa membantu, nah begitulah jadinya, dia g mau belajar berjalan, jadinya lumpuh, g bisa apa2. hidupnya tergantung pada orang lain. kasihan..
tapi kalo orang tua yang sayang sama anaknya, orang tua yang bijak, yah anaknya diajar, dikasi pengertian, hingga akhirnya tau kalo dia harus belajar, berlatih berjalan, karna dia g boleh terus2an bergantung sama orangtuanya. nah itu panna, pengertian yang benar. itulah agama buddha, Sang Buddha menunjukkan ini lho jalannya, nah kamu jalani sendiri, praktekkan sendiri, Sang Buddha sudah praktek, muridnya juga sudah banyak yang berhasil, nah sekarang giliran kita, kalo mau ya silahkan, udah ditunjukkan, ini lho. kalo kita menutup mata, g mau tau, masa bodoh, cari gampang, g terima sendiri. :)
makanya kalo sekarang kita pikir2 lagi, pasti tidak ada satu orangpun yang pernah menyesal walaupun dulu mereka pernah berkali2 jatuh ketika belajar berjalan, sebab hasilnya ada, diterima sekarang.
sama ketika belajar menyetir, lalu tabrak sana sini, sampai mobilnya g berbentuk :))
akhirnya menjadi bisa, mahir, nah apakah menyesal?
menyesal kalo kakinya patah atau masuk rumah sakit. ;D
tapi jika tidak ya tidak akan menyesal, hasilnya ada, jadi bisa mandiri, g bergantung sama pak supir.
makanya kalo menyetir mesti hati2, tau aturannya, mana gas, mana rem, tau rambu2 jalan, jangan asal tancap, kemudian mesti hati2.
nah begitu juga sama kalo melaksanakan sila, harus tau aturannya, dan mesti hati2, mesti sati. :)
cukup dulu deh om...
oh iya nanti ada tambahan untuk pandangan benar, saya ketik dulu yah, ;D
saat yang tepat untuk membalas, kebetulan semalam dapat pelajaran tentang mimpi. ;D
penjelasan tentang kamma sih, tapi sedikit membahas mimpi.
ada 4 sebab yang menimbulkan mimpi:
1. pubba nimitta, ditimbulkan oleh perbuatan sehari-hari
2. citta avarana, kesadaran yang melekat pada hal-hal yang berkesan
3. deva sapharana, dewa yang memberikan mimpi
4. dhatu, unsur dalam tubuh ada yang tidak bekerja normal
6 macam makhluk yang dapat bermimpi :
- duggati ahetuk puggala (tidak termasuk mahkluk neraka)
- sugati ahetuka puggala
- dvihetuka puggala & tihetuka puggala
- sotapanna dan sakadagami
penjelasan:
- makhluk neraka tersiksa setiap saat, tidak ada waktu untuk bermimpi
- rupa brahma, arupa brahma, anagami, dan arahat tidak bermimpi karena telah terbebas dari kamaraga (nafsu indera)
- makhluk yang dapat bermimpi hanya mahkluk yang masih mempunyai kamaraga (nafsu indera) dan kamachanda (kesenangan dan kepuasan dalam nafsu)
Bro n Sis semua mohon pencerahannya...Apakah yg bisa membantu menjelaskan pertanyaanku yg blm terjawab (seandainya ada jawabannya ;D)?
2. Berkaitan dengan itu, jd timbul pertanyaan dlm diriku. Saat ini, aku selalu berusaha menjaga sila. Jika entah dalam bbrp kehidupan yg akan datang, kesadaranku saat itu diberi kondisi yg menyenangkan, umumnya dlm kondisi seperti itu rasa sombong dan lingkungan sekitar pasti mempengaruhi karakter kesadaranku pd saat itu.
Apakah ada yg bisa dilakukan pada kehidupan kali ini agar dlm kehidupan2 yg akan datang, kesadaranku selalu bisa menjaga sikap dan perilaku, dan berada dlm lingkungan yg mengenal Dhamma?
Terima kasih sebelumnya.... _/\_
terima kasih sis Hema...sepertinya bukan lenyap om, tapi kesadaran menurun / melemah.
tapi kemudian, bagaimana atau apa yg terjadi dengan kesadaran kita saat bermimpi? apakah kesadaran itu lenyap dari tubuh?
dan bagaimana dengan kesadaran org yg mengalami kesurupan?
Bro n Sis semua mohon pencerahannya...hmm.. makanya jangan sampai menjadi sombong om. ;D
2. Berkaitan dengan itu, jd timbul pertanyaan dlm diriku. Saat ini, aku selalu berusaha menjaga sila. Jika entah dalam bbrp kehidupan yg akan datang, kesadaranku saat itu diberi kondisi yg menyenangkan, umumnya dlm kondisi seperti itu rasa sombong dan lingkungan sekitar pasti mempengaruhi karakter kesadaranku pd saat itu.
Apakah ada yg bisa dilakukan pada kehidupan kali ini agar dlm kehidupan2 yg akan datang, kesadaranku selalu bisa menjaga sikap dan perilaku, dan berada dlm lingkungan yg mengenal Dhamma?
Terima kasih sebelumnya.... _/\_
mau tanya donk cc...
kalau pandangan benar jenis ini sudah dimiliki seseorang, apakah ia telah menjadi arahat, atau bisa saja masih sotapana, sakadagami, dan anagami??
tapi kemudian, bagaimana atau apa yg terjadi dengan kesadaran kita saat bermimpi? apakah kesadaran itu lenyap dari tubuh?karena memang pikirannya lemah atau memang sengaja dilemahkan,
dan bagaimana dengan kesadaran org yg mengalami kesurupan?
jawaban Sis Hemayanti udah bagus tuh.
Apakah yg bisa membantu menjelaskan pertanyaanku yg blm terjawab (seandainya ada jawabannya ;D)?
sepertinya bukan lenyap om, tapi kesadaran menurun / melemah.
sama seperti orang yang lagi mabuk, kesadarannya g hilang tapi melemah, sehingga kadang lupa apa yang terjadi atau apa yang ia lakukan sewaktu sedang mabuk.
kerasukan, sepertinya ini juga karna kesadarannya yang melemah, atau karena kurangnya perhatian (sati), sehingga mudah terpengaruhi (atau orang2 sering menyebutnya kerasukan).
terima kasih sis Hema dan bro Adi buat masukannya...
mengacu dari penjelasannya sis Hema, apakah kesadaran itu identik dengan ingatan? karena yg bisa lupa adalah ingatan, bukan kesadaran...
atau pemahamanku salah ya?
kalo kesadaran identik dengan ingatan, bagaimana org yg punya penyakit dimana dia hanya bisa mengingat sampai suatu waktu tertentu... setelah bangun tidur, ingatannya akan kembali ke saat terakhir yg terekam dalam ingatannya, bukan malam sebelum dia tertidur.
_/\_
terima kasih sis Hema dan bro Adi buat masukannya...
mengacu dari penjelasannya sis Hema, apakah kesadaran itu identik dengan ingatan? karena yg bisa lupa adalah ingatan, bukan kesadaran...
atau pemahamanku salah ya?
kalo kesadaran identik dengan ingatan, bagaimana org yg punya penyakit dimana dia hanya bisa mengingat sampai suatu waktu tertentu... setelah bangun tidur, ingatannya akan kembali ke saat terakhir yg terekam dalam ingatannya, bukan malam sebelum dia tertidur.
_/\_
bagus sis hema. :jempol:
menurut kebenaran mutlak bahwa manusia itu terdiri dari nama(batin)+ rupa (pancakhanda) ?
basicnya, nama (kelompok batin) terdiri dari,
-deleted-
identik apakah maksudnya sama? mirip? begitu yah?
......
citta (kesadaran) dan cetasika (faktor batin) ini adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, citta itu selalu diikuti oleh cetasika, ibaratnya ada sebatang pohon, ketika ada matahari (dilambangkan sebagai citta), maka pasti akan ada bayangan pohon (cetasika), dan ketika mataharinya hilang, maka bayangan pohon itupun akan ikut hilang.
bagus sis hema. :jempol:thanks buat sarannya bro Adi Lim... aku coba pelajari Abhidhamma...
...
kalau mau belajar mengenai nama batin+rupa bisa search di Abhidhamma, disana di kupas/bahas lebih detail.
Dan memang perlu waktu utk memahaminya, bahkan berulang2 membacanya.
nah, disini yang saya heran...bro Will_i_am... mengacu dari penjelasan sis Hema, kesadaran(citta) itu tidak lepas dari cetasika, berarti bukan kesadaran aja yg berpindah dlm arus kehidupan...
sewaktu kita meninggal, kan yang 'berpindah' itu hanya kesadaran seseorang saja...
lalu, kenapa dari kesadaran itu bisa muncul ingatan-ingatan akan pengetahuan masa lampau kita??
bro Will_i_am... mengacu dari penjelasan sis Hema, kesadaran(citta) itu tidak lepas dari cetasika, berarti bukan kesadaran aja yg berpindah dlm arus kehidupan...ya, tapi mengacu pada tipitaka, hanya kesadaran yang berpindah ketika seseorang mati...
Terima kasih sis Hema dan Bro Adi buat pencerahannya..hmmm.. kalo contoh komputer itu, mungkin ya... kesadaran itu adalah hardisknya, bukan monitornya yang mati, monitor itu hanya seperti jasmani. dan hardisk itu adalah batinnya.
iya, yg aku maksudkan identik itu, bisa dianggap sama antara kesadaran dan ingatan....
pertanyaan yg spontan muncul dari penjelasan sis Hema, saat citta itu ada/muncul, disana pasti ada cetasika. saat citta itu lenyap, lenyap pula cetasika.
saat citta itu muncul sebagai manusia, apakah cetasika itu muncul dlm kondisi yg baru?
ibarat komputer, apakah lenyap itu berarti komputer di-shutdown? ataukah seperti komputer yg di-format?
saat komputer di-shutdown, komputer (citta) mati, tp harddisk (salah satu komponen cetasika) masih menyimpan data2, dan saat komputer dinyalakan lagi, harddisk masih bisa dibaca dan menampilkan program2 seperti sebelum komputer di-shutdown.
saat komputer di-format, komputer mati, dan untuk mengoperasikannya, harddisk diberi sistem operasi yg baru dan memory komputer hilang sama sekali.
thanks buat sarannya bro Adi Lim... aku coba pelajari Abhidhamma...boleh donlod di internet, keyword buddha abhidhamma...
_/\_
hmmm.. kalo contoh komputer itu, mungkin ya... kesadaran itu adalah hardisknya, bukan monitornya yang mati, monitor itu hanya seperti jasmani. dan hardisk itu adalah batinnya.
atau seperti baterai handphone, jadi baterai itu adalah nyawanya, energinya ada disana. nah kalo misalnya batereinya dipindahkan ke handphone yang lain, dan karena baterai itu bisa buat handphonenya nyala, mungkin seperti itulah kesadaran yang berlanjut setelah kematian, jasmaninya mati, tapi kesadarannya yang berlanjut, menerus ke jasmani yang lain.
...
ya, tapi mengacu pada tipitaka, hanya kesadaran yang berpindah ketika seseorang mati...
saya rasa cetasika itu tidak ikut berpindah dari satu kehidupan ke kehidupan lain, tapi cetasika tercipta dari citta di tubuh yang baru..
CMIIW
boleh donlod di internet, keyword buddha abhidhamma...;D waduuuhh...
tapi bahasa inggris.. :P :P
Jd bingung... ;Dbukannya hilang...
kalo kesadaran = nyawa = supply kehidupan, brarti harusnya org ga mungkin hilang kesadaran dong selama dia masih hidup. bukankah saat tidur, kesadaran terhadap tubuh itu melemah/hilang?
bukannya hilang...
kesadaran pada saat kita tidur berubah menjadi kesadaran pasif atau yang disebut juga bhavanga
kalau saat kita tidak tidur, kesadaran yang muncul kesadaran aktif(lupa nama :P)
kalau engga mau yang bahasa inggris, buka aja, studi abhidhamma dari bhante kheminda, pake bahasa indo(audio, bukan buku)
di ceramah dhamma dot kom...
satu kali ceramah kira2 satu jam..
total ada 10 hari,..
kemarin baru download sampe hari ke-5..
sepertinya melemah bukan berarti hilang. :)kalau dalam komputer, istilahnya seperti otak yang dalam keadaan stand by...
Mau tnya, apa saja Adhi sila (Sila tertinggi)?baru dgr sila itu....
baru dgr sila itu....sumbernya dari ini:
hehehe..gitu pada sibuk fb an..btw adhi silanya aku ga tau...tunggu DC terbitkan anguttara nikaya aja yakan ada yang versi lain??
Mau tnya, apa saja Adhi sila (Sila tertinggi)?yang ini saya sudah coba tanya sama pak guru saya, dan katanya ini kalo bagi umat awam sama seperti atthasila, sila yang lebih tinggi.
;D waduuuhh...udah saya coba terjemahkan... ;D
kl potongan2 artikel abhidhamma yg udah pake bahasa indonesia itu, penerjemahannya tepat ga ya? soalnya effortnya gede bgt kalo berusaha memahami dari bahasa inggris... bahasa inggrisku pas2an... 8)
yang ini saya sudah coba tanya sama pak guru saya, dan katanya ini kalo bagi umat awam sama seperti atthasila, sila yang lebih tinggi.
kalau pengertian lainnya adalah pelaksanaan sila dengan tujuan yang lebih tinggi, yaitu pencapaian nibbana.
tika nipata, anguttara nikaya
39. Latihan Berunsur Tiga
Pada suatu ketika Sang Buddha berdiam di Vesali di Hutan Besar di Balai dengan Atap Meruncing.
Saat itu seorang bhikkhu dari suku Vajjian menghampiri Beliau... dan berkata kepada Beliau demikian:
"Bhante, saya tidak dapat menghafal lebih dari seratus lima puluh peraturan yang harus diucapkan ulang setiap dua minggu."
"Kalau demikian, bhikkhu, ada tiga jenis latihan ini:
latihan dalam moralitas yang lebih tinggi, latihan dalam pikiran yang lebih tinggi, dan latihan dalam kebijaksanaan yang lebih tinggi.
"Dan apakah latihan dalam moralitas yang lebih tinggi itu?
Di sini, seorang bhikkhu memiliki keluhuran, terkendali oleh pengendalian Patimokkha, sempurna di dalam perilaku dan usaha, melihat bahaya di dalam kesalahan yang terkecil sekalipun.
Setelah menjalankan peraturan-peraturan latihan, dia berlatih di dalamnya.
Inilah yang disebut latihan dalam moralitas yang lebih tinggi.
"Dan apakah latihan dalam pikiran yang lebih tinggi itu?
Di sini, terpisah dari kesenangan-kesenangan indera, terpisah dari keadaan-keadaan yang tidak bermanfaat, seorang bhikkhu masuk dan berdiam di jhana pertama, yang dibarengi oleh buah-pikir dan pemeriksaan.
Dia memiliki kegembiraan dan kebahagiaan yang terlahir dari kesendirian.
Dengan meredanya buah-pikir dan pemeriksaan, dia masuk dan berdiam di jhana kedua, yang memiliki keyakinan internal dan kemanunggalan pikiran, tanpa buah-pikir dan pemeriksaan.
Dia memiliki kegembiraan dan kebahagiaan yang terlahir dari konsentrasi.
Dengan memudarnya kegembiraan, dia berdiam dengan tenang-seimbang.
Dengan kewaspadaan dan pemahaman yang jernih, dia mengalami kebahagiaan dengan tubuh.
Dia berdiam di jhana ketiga, yang dinyatakan demikian oleh mereka yang agung:
'Dia tenang seimbang, waspada, orang yang berdiam dengan bahagia.'
Dengan lenyapnya rasa senang dan rasa sakit, dan dengan lenyapnya suka cita dan kesedihan sebelumnya, dia masuk dan berdiam di jhana keempat, yang tidak menyakitkan namun juga tidak menyenangkan, dan mencakup kemurnian kewaspadaan lewat ketenang-seimbangan.
Inilah latihan dalam pikiran yang lebih tinggi itu.
"Dan apakah latihan dalam kebijaksanaan yang lebih tinggi itu?
Di sini, seorang bhikkhu memahami segala sesuatu sebagaimana adanya:
Ini adalah penderitaan.
Ini adalah asal mula penderitaan.
Ini adalah berhentinya penderitaan.
Ini adalah jalan menuju berhentinya penderitaan.'
Inilah kebijaksanaan yang lebih tinggi itu.
"Bhikkhu, apakah engkau mampu berlatih dalam tiga latihan ini?"
"Ya, Bhante."
"Kalau demikian, bhikkhu, berlatihlah dalam tiga latihan ini:
moralitas yang lebih tinggi, pikiran yang lebih tinggi, dan kebijaksanaan yang lebih tinggi.
Jika engkau berlatih demikian, engkau akan meninggalkan nafsu, kebencian dan kebodohan batin.
Dengan lenyapnya hal-hal itu, engkau tidak akan melakukan apapun yang tidak bermanfaat atau menjadi sumber kejahatan apapun."
Sesudah itu bhikkhu tersebut mempraktekkan latihan dalam moralitas yang tebih tinggi, latihan dalam pikiran yang lebih tinggi, dan latihan dalam kebijaksanaan yang lebih tinggi.
Karena dia berlatih demikian, dia pun meninggalkan nafsu, kebencian dan kebodohan batin.
Dengan lenyapnya hal-hal itu, dia tidak lagi melakukan apapun yang tidak bermanfaat atau menjadi sumber kejahatan apapun.
DC, saya mau tanya nih.saya coba jawab yah. :)
bagaimana cara umat buddha berdoa?
apakah menggunakan dupa/yosua :|
Hallo, kawan.. Nama saya Audrey, tapi saya bukan cewe mlainkan cwo asli..hehe
Sebelumnya saya adalah agama k*tholik, namun belakangan saya merasa sudah tidak cocok dngan agama itu yg mngharuskan percaya dngan Y*sus. pertanyaan saya, kalau di Buddha siapakah yang harus kita sembah ??.. saya baca2, kalau di buddha, kita memuji bukan menyembah, apakah benar ?..
terimaksih kawan, tolong dibalas ya.. ;)
Hallo, kawan.. Nama saya Audrey, tapi saya bukan cewe mlainkan cwo asli..heheiya bener apa kata om seniya. :)
Sebelumnya saya adalah agama k*tholik, namun belakangan saya merasa sudah tidak cocok dngan agama itu yg mngharuskan percaya dngan Y*sus. pertanyaan saya, kalau di Buddha siapakah yang harus kita sembah ??.. saya baca2, kalau di buddha, kita memuji bukan menyembah, apakah benar ?..
terimaksih kawan, tolong dibalas ya.. ;)
bila punya waktu luang, bisa aja digunakan utk ngucapkan parita/mantra.:hamemr: :hammer: :hammer:
memang ini gak usah dihafal, tapi kalau udah mengulanginnya 1.000 X
otomatis dpt diucapkan kembali dgn sempurna tanpa usaha yg berat.
jadi bila punya hobi, parita/mantra dpt menjadi pelengkap!
semua yg baik boleh dilengkapin....
sewaktu dlm antrian, dari pada bengong... bisa baca parita/mantra dlm hati...
menurut gw sih begitu...
:hamemr: :hammer: :hammer:
cumpol jangan ajarin yang aneh2 donk.. [-X [-X [-X
cumpol :)) :)) :)) :))itu singkatan dari sis landy chua kalo gak salah.. ;D ;D
bisa disingkat juga toh. ;D
Halo teman2 Dhamma Cittakalo menurut saya sih tidak diharuskan. :)
saya tertarik untuk mencoba mengenal ajaran Buddha..
Saya dilahirkan hingga skrg umur 18 beragama Buddha (ktp), orang tua saya Buddha tapi tidak terlalu mengajarkan kepada saya, saya sejak kecil hingga sekolah di sekolah Katholik, selama ini yg saya percayai adalah Yesus.. Kedua cc permpuan saya jg sejak kecil sekolah di lingkungan Katholik dan skrg keduanya telah resmi pindah agama kr****n dan setiap minggu ke Gereja. Berbeda dengan mereka, saya adalah anak bungsu laki-laki satu2nya, saya pernah sempat ikut cc saya ke Gereja, namun ditentang oleh ortu saya terutama papa saya. Hingga sekrg kurang lebih 6 bulanan ini saya seperti orang yg tidak memiliki tujuan/agama.
Awalnya saya kurang begitu tertarik dgn agama Buddha namun setelah mencari tahu lebih banyak di internet, forum2, dsb saya jadi mulai tertarik terutama ajaran Buddha yang universal dan saya mungkin mau mencoba ke vihara.
Saya ingin tanya, jika di agama Islam ada pelajaran mengaji apakah di agama Buddha diharuskan bisa membaca paritta? saya masih awam sekali mengenai tata cara beribadah di vihara. Kalo di gereja kan doa pakai bahasa Indonesia, puji2an dengan bahasa sehari2 jg, lalu kalo di vihara itu gimna? mohon pencerahannya
:) terima kasih
(saya tidak menanyakan hal ini ke ortu saya karena skrg ini berbicara mengenai agama di keluarga saya itu seperti hal tabu dan saya jg ragu apakah ortu saya jg bisa menjawab)
terima kasih buat teman2 diatas ..coba cari disini.. :)
sabtu ini saya sudah mencoba ikut kebaktian di vihara, walau awalnya masih kurang paham tata caranya ^-^
ketika membaca paritta (pertama x) ada perasaan tenang dan damai, semoga selanjutnya bukan saja dibaca/dihafalkan tapi juga bisa dipahami dan diwujudkan dalam kehidupan
oya ada yg tau download ebook paritta yg lengkap #-o?
_/\_
Hi wendy winara, sama dong saya juga pemula hehe. Yah mengenal ajaran Buddha itu banyak cara, contohnya bisa ke vihara spt yg disarankan teman2. Bisa juga ke gramedia dan cari lah buku dhamma yang bisa membuat anda tertarik. Komik juga ok. Buku yg saya sarankan 'si cacing dan kotoran kesayangannya'. Come and see. Terserah anda, karena tiap org berbeda. Anda cari tahu sendiri kemana jodoh anda. Jalannya / alirannya banyak. Bisa juga mulai dari mengerjakan Tzu Chi. Kalau saya pribadi sarankan jangan dimulai dari mengikuti upacara2 dulu. Membosankan.setiap orang mungkin punya ketertarikan yang berbeda. :)
setiap orang mungkin punya ketertarikan yang berbeda. :)
ada yang lebih tertarik dengan acara sosial, mungkin ada juga yang lebih senang dengan ritual, meditasi, ceramah, dan sebagainya.
jadi tidak bisa langsung menjudge bahwa ritual itu membosankan. :)
terima kasih buat teman2 diatas terutama yg kasih link paritta ud say download tadi ^-^itu buku yang cukup bagus kalau menurut saya..
ya saya akan coba satu2, ke vihara jg ..
oh buku yg cacing itu tentang agama Buddha kah? sepertinya kaka saya pernah pinjem, tadinya saya pikir itu buku biasa karena depannya gambar kartun gt :))
nanti saya coba cari2 lg deh
_/\_
Namo buddhaya..kalau berdoa dengan tujuan untuk meminta tentu tidak ada hal yang demikian dalam agama buddha.
maaf sebelumnya , mau tanya nih..
cara berdoa di agama Buddha itu gimana ya?
thnks _/\_
kalau berdoa dengan tujuan untuk meminta tentu tidak ada hal yang demikian dalam agama buddha.
tapi kalau doa yang dimaksud adalah ritual2 keagamaan itu ada, biasanya dengan membaca peritta, tapi tujuannya bukan meminta, hanya mengulang dengan tujuan untuk lebih mengerti dan memahami apa yang pernah diajarkan oleh Sang Buddha pada murid2nya di waktu lampau.
istilahnya kalo di agama Buddha itu ga ada Tuhan ya cc :-? ? trs kalo misalnya lagi kesulitas/susah sebaiknya apa yg dilakukan ya? kalo di agama2 lain kan berdoa kepada Tuhan untuk bisa melewati cobaan dsb.. kalo di agama Buddha seperti apa?dalam menghadapi kesulitan dalam hidup, kita harus sepenuhnya sadar, dan menghadapi cobaan itu...
_/\_
istilahnya kalo di agama Buddha itu ga ada Tuhan ya cc :-? ? trs kalo misalnya lagi kesulitas/susah sebaiknya apa yg dilakukan ya? kalo di agama2 lain kan berdoa kepada Tuhan untuk bisa melewati cobaan dsb.. kalo di agama Buddha seperti apa?iya de.. :)
_/\_
Namo buddhaya..Berdoa dlm Buddhism bisa juga dengan mengucapkan serta mengharapkan spt ini :
maaf sebelumnya , mau tanya nih..
cara berdoa di agama Buddha itu gimana ya?
thnks _/\_
iya de.. :)
kalo sedang mendapat kesulitan, yang tentu harus dilakukan adalah mencari jalan dan berusaha untuk keluar dari kesulitan itu. entah itu dengan usaha sendiri atau dengan bantuan orang lain, lebih nyata bukan? ketimbang meminta bantuan pada makhluk yang kita tidak tau siapa.
berdoa tidak dapat menyelesaikan masalah, namun terkadang dengan berdoa orang2 bisa lebih melepas, melepaskan beban masalah itu dan menyerahkannya kepada yang diatas (Tuhan). nah, tanpa berdoa pun ketika kita bisa belajar melepas, maka akan terasa lebih ringan. :)
karna masalahnya adalah kita selalu membawa kesulitan itu kemana2, masalah di tempat kerja dibawa ke rumah, masalah di rumah dibawa ke kampus, dan sebagainya, sehingga hidup kita yang susah2 terus. hehe..
ketika kita bisa meletakkan beban itu, membiarkan pikiran kita lebih tenang, maka tidak akan ada masalah, kita bisa berpikir lebih jernih, lebih baik dan dengan begini bisa mengatasi kesulitan yang ada dengan cara yang tepat. :)
makanya kenapa meditasi itu penting, :)
pada saat yang genting, kebiasaan meditasi itu akan terasa.
selebihnya seperti yang sudah dijelaskan dd wil diatas, ketika kita mendapat kesulitan kita tidak menyalahkan orang lain, tidak juga melepas tanggung jawab kepada orang lain, tetapi bisa dengan bijak menyadari bahwa apa yang kita alami sekarang itu adalah akibat dari apa yang pernah kita tanam, oleh karenanya jika ingin mendapat yang baik nanti yah harus menanam yang baik sekarang. :)
semoga bisa membantu.. :)
terima kasih cc atas pencerahannya _/\_ memang dgn meditasi akan menenangkan hati dan meringankan beban ^-^
oya ada artikel cara meditasi yg baik? ada silakan dikunjungi, http://dhammacitta.org/forum/index.php/board,9.0.html (http://dhammacitta.org/forum/index.php/board,9.0.html)
oya ketika bermeditasi apa yg sebaiknya dipikirkan?
terima kasih cc atas pencerahannya _/\_ memang dgn meditasi akan menenangkan hati dan meringankan beban ^-^nah itu link yang dikasi sama mas tidar bisa dibaca2 dulu. :)
oya ada artikel cara meditasi yg baik?
oya ketika bermeditasi apa yg sebaiknya dipikirkan?
terima kasih cc atas pencerahannya _/\_ memang dgn meditasi akan menenangkan hati dan meringankan beban ^-^Meditasi ada 2 jenis ;D ,
oya ada artikel cara meditasi yg baik?
oya ketika bermeditasi apa yg sebaiknya dipikirkan?
saya masih newbie,mohon bimbingannya :)
stiap saya baca paritta di wihara saya selalu ngantuk,nyoba buat konsen tapi gak bisa. mungkin ada yang bisa kasih saran biar gak ngantuk lagi?
xie" _/\_
Pertanyaannya, kalau misalnya saya nikah ama wanita Buddhist gimana yah? Dalam ajaran Buddhis apa di bolehkan?
Karena seperti yang saya bilang tadi, mustahil convert secara terang-terangan, jadi KTP saya mau ga mau harus tertulis bukan Buddha.
Mo nanya jg nih,...gue sering denger nih.kalo perbuatan(karma )pasti akan kita tuai....ceritanya kalo karma itu kita terima setelah kehidupan mendatang,kyknya gimana ya.kita lahir aja kita lupa kehidupan kita yg lalu.kalau kehidupan selalu berulang dan kita jg lupa.bukannya seperti orang lain yg terima karma kita.jadi bingung sendiri he....kamma itu gak mesti tnggu kehidupan mendatang baru berbuah, bisa saja di kehidupan ini juga, atau di beberapa kehidupan mendatang...
Mo nanya jg nih,...gue sering denger nih.kalo perbuatan(karma )pasti akan kita tuai....ceritanya kalo karma itu kita terima setelah kehidupan mendatang,kyknya gimana ya.kita lahir aja kita lupa kehidupan kita yg lalu.kalau kehidupan selalu berulang dan kita jg lupa.bukannya seperti orang lain yg terima karma kita.jadi bingung sendiri he....Memang demikian. Yang biasa kita sebut sebagai 'diri sendiri' adalah sebatas persepsi dan ingatan kita. Persepsi maksudnya adalah kesan yang ditangkap oleh indera kita. Jadi misalnya seorang atlet lompat tinggi sudah pensiun, tua, renta, bahkan berjalan pun sulit, maka bagi dia, 'atlet lompat tinggi' itu sudah seperti orang lain, karena dia sudah tidak lagi mempersepsi dirinya demikian.
Mo nanya jg nih,...gue sering denger nih.kalo perbuatan(karma )pasti akan kita tuai....ceritanya kalo karma itu kita terima setelah kehidupan mendatang,kyknya gimana ya.kita lahir aja kita lupa kehidupan kita yg lalu.kalau kehidupan selalu berulang dan kita jg lupa.bukannya seperti orang lain yg terima karma kita.jadi bingung sendiri he....
Tanya nih.. Menjual daging kalengan,seperti sarden ikan,Maling babi,korned sapi, apakah termasuk pelanggaran Penghidupan Benar..? ^:)^ _/\_
tidak melanggar, karna anda menjual makanan, bukan daging._/\_.. bagaimana dengan menjual racun cair /padat yang dapat menbunuh makhluk hidup..?
_/\_.. bagaimana dengan menjual racun cair /padat yang dapat menbunuh makhluk hidup..?itu ya termasuk penghidupan salah...
_/\_.. bagaimana dengan menjual racun cair /padat yang dapat menbunuh makhluk hidup..?
Memang demikian. Yang biasa kita sebut sebagai 'diri sendiri' adalah sebatas persepsi dan ingatan kita. Persepsi maksudnya adalah kesan yang ditangkap oleh indera kita. Jadi misalnya seorang atlet lompat tinggi sudah pensiun, tua, renta, bahkan berjalan pun sulit, maka bagi dia, 'atlet lompat tinggi' itu sudah seperti orang lain, karena dia sudah tidak lagi mempersepsi dirinya demikian.kalau contoh diatas dapat di megerti,walau ngk sepenuhnya.maklum pemula.tp thanks...nanya lagi...dlm agama budha ktnya tidak mengajarkan konteks ttg tuhan...dan budha pun tidak bisa menolong. umat (karma yg berlaku)...manusia ada saat ngebleng dong...kalau denger budha ngk. Bs tolong .kalo saya berdoa dr kecil tuh gini 'budha berkati keluaga ku....bla...bla...) saya pernah denger bhante yg ngm gitu.jadi agama budha kalau berdoa gimana?
Kalau ingatan rasanya sudah jelas. Contoh gampang seperti kalau orang mabuk tidak sadar, berbuat yang tidak lazim, lalu direkam kamera. Ketika sadar, dia melihat dirinya sendiri yang mabuk itu juga seperti orang lain, karena dia tidak ingat.
Di dalam Buddhisme memang tidak dikenal suatu hal yang disebut sebagai 'diri', semua hanyalah fenomena yang berproses dan bergantung pada
kondisinya.
kalau contoh diatas dapat di megerti,walau ngk sepenuhnya.maklum pemula.tp thanks...nanya lagi...dlm agama budha ktnya tidak mengajarkan konteks ttg tuhan...dan budha pun tidak bisa menolong. umat (karma yg berlaku)...manusia ada saat ngebleng dong...kalau denger budha ngk. Bs tolong .kalo saya berdoa dr kecil tuh gini 'budha berkati keluaga ku....bla...bla...) saya pernah denger bhante yg ngm gitu.jadi agama budha kalau berdoa gimana?http://dhammacitta.org/dcpedia/Pertanyaan_Baik_Jawaban_Baik_%28Dhammika%29#Buddhisme_dan_Pandangan-Tentang-Tuhan (http://dhammacitta.org/dcpedia/Pertanyaan_Baik_Jawaban_Baik_%28Dhammika%29#Buddhisme_dan_Pandangan-Tentang-Tuhan)
Namaste all _/\_coba buka Aggañña sutta (http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_27:_Agga%C3%B1%C3%B1a_Sutta)
Salam hormat buat Suhu dan semua senior di sini, ijin bertanya bagaimana pandangan Buddhisme mengenai evolusi dan big bang theory?
[at] linda.eng: ini saya bantu copas dari link yang diberikan will_i_am ya..
Apakah Buddhis percaya akan tuhan?
Tidak. Ada beberapa alasannya. Seperti sosiologis dan psikologis moderen, Sang Buddha melihat bahwa banyak pandangan agama dan khususnya pandangan-tentang-tuhan itu berasal dari kegelisahan dan ketakutan. Sang Buddha berkata:
"Karena diselubungi ketakuan orang-orang pergi ke gunung-gunung keramat, hutan-hutan keramat, pohon-pohon keramat dan kuil-kuil." Dp. 188
Manusia primitif hidup di alam yang berbahaya dan tidak bersahabat, rasa takut pada binatang buas, takut tidak mendapatkan makanan yang cukup, terluka atau penyakit, dan fenomena alam seperti guntur, petir dan gunung berapi selalu bersama mereka. Tidak menemukan rasa aman, mereka menciptakan konsep tuhan untuk memberikan rasa nyaman pada saat-saat baik, keberanian pada saat-saat berbahagia dan kekuatan pada saat-saat tidak baik. Sampai hari ini anda akan melihat bahwa orang-orang sering menjadi lebih religius disaat-saat krisis, anda akan mendengar mereka berkata bahwa keyakinan pada tuhan atau dewa-dewa memberikan mereka kekuatan yang mereka butuhkan untuk menjalani kehidupan. Sering kali mereka menjelaskan bahwa mereka percaya pada tuhan tertentu karena mereka berdoa pada saat membutuhkan dan doanya terjawab. Semua ini sepertinya mendukung ajaran Sang Buddha bahwa pandangan-tentang-tuhan itu merupakan respon dari rasa takut dan frustasi. Sang Buddha mengajarkan kita untuk mengerti rasa takut kita, mengurangi keinginan kita dan dengan tenang dan berani menerima hal-hal yang tidak dapat kita rubah. Beliau menggantikan rasa takut dengan pemahaman rasional tidak dengan keyakinan tidak berdasar.
Kalau mau baca lanjutannya, klik di sini:
http://dhammacitta.org/dcpedia/Pertanyaan_Baik_Jawaban_Baik_%28Dhammika%29#Buddhisme_dan_Pandangan-Tentang-Tuhan (http://dhammacitta.org/dcpedia/Pertanyaan_Baik_Jawaban_Baik_%28Dhammika%29#Buddhisme_dan_Pandangan-Tentang-Tuhan)
kalain yg tidak percaya pada Tuhan tidak akan pernah menikmati kebahagiaan surga pada waktunnya.........gue saranin utk kalian umat budhist segera bertobat dan menjadikan Tuhan Yesusu sebagai juru selamat kalian
kalain yg tidak percaya pada Tuhan tidak akan pernah menikmati kebahagiaan surga pada waktunnya.........gue saranin utk kalian umat budhist segera bertobat dan menjadikan Tuhan Yesusu sebagai juru selamat kalian:)) :)) :)) :))
coba buka Aggañña sutta (http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_27:_Agga%C3%B1%C3%B1a_Sutta)
saat diajak untuk keluar jalan2 oleh teman atau yang lain, terkadang disebabkan oleh malas atau tidak tertarik sering menolak dengan alasan sibuk blablabla gtEm.... kl niatnya baik, bukan untuk menyakiti orang lain kayanya karmanya ga gt berat cc.....
padahal karena ingin untuk istirahat saja dirumah sambil baca2 buku atau online
termasuk berbohong ga ya ?
pernah jujur aja bilang mau istirahat malah katanya kita itu sombong
jadinya terkadang malah nyari2 kerjaan rumah untuk dikerjain jadi bener jadinya sibuk ngerjain pekerjaan rumah ga jadi istirahat jadi cocok dengan alasan yg diutarakan yaitu "sibuk"
bohong ga ya ??
saya mau tanya kalau makan di restoran seafood apakah kita telah mendukung pembunuhan?
Kalo kepiting hidup dan ikan hidup trus kita pilih dan tunjuk buat dijadikan hidangan yg kita makan, maka jawabannya: YA, melakukan pembunuhan (dengan menyuruh orang lain).
keknya masih tetap termasuk pembunuhan....
soalnya kan kita tau ada makhluk yang dibunuh karena pesanan kita
Kalau ga tunjuk tapi kita tau sebelum dipesan masih hidup (fresh), gimana ya?
Kalau 'tahu', 'melihat' atau 'mendengar' suatu makhluk dibunuh untuk disantap maka termasuk pembunuhan
Tanya ya... Daging binatang apakah yang dilarang Sang Buddha untuk dimakan..? ^:)^
Theravada tidak menganut vegetarianism tapi ada batasan 10 jenis daging yg tidak boleh di makan, yaitu:
daging manusia, gajah, kuda, anjing, ular, singa, macan, macan-tutul, beruang dan hyena karena alasan binatang2 yg menjadi simbol kerajaan dan karena binatang itu dapat terprovokasi oleh aroma dari jenisnya yg dimakan oleh orang itu.
Quote
Theravada tidak menganut vegetarianism tapi ada batasan 10 jenis daging yg tidak boleh di makan, yaitu:
daging manusia, gajah, kuda, anjing, ular, singa, macan, macan-tutul, beruang dan hyena karena alasan binatang2 yg menjadi simbol kerajaan dan karena binatang itu dapat terprovokasi oleh aroma dari jenisnya yg dimakan oleh orang itu.
Numpang tanya... kepada para member disini, terutama para senior :
Apakah benih ke-Buddha an yang terdapat pada setiap makhluk hidup itu bersifat anicca dan anatta?
Dimanakah letak benih ke- Buddha an itu? Apakah di dalam batin?
Kalau iya... di bagian mana ? vedana, sanna, citta atau vijnanna?
Mohon pencerahannya dan salam metta untuk semuanya....
Numpang tanya... kepada para member disini, terutama para senior :Kalau dalam Buddhisme Tradisi Theravada, tidak ada yang disebut 'benih kebuddhaan'. Selama orang tidak mengikis kekotoran bathin, maka akan terus terlahir kembali untuk jangka waktu tidak terbatas.
Apakah benih ke-Buddha an yang terdapat pada setiap makhluk hidup itu bersifat anicca dan anatta?
Dimanakah letak benih ke- Buddha an itu? Apakah di dalam batin?
Kalau iya... di bagian mana ? vedana, sanna, citta atau vijnanna?
Mohon pencerahannya dan salam metta untuk semuanya....
Terima kasih atas pencerahannya, saya memang belum memilih aliran.
Saya ingin bertanya lagi, maaf karena masih junior, banyak yang belum saya mengerti dalam buddhisme.
1. Manusia terdiri atas nama dan rupa. Dua duanya bersifat anicca (tidak kekal) dan anatta (tiada inti sejati).
Pada waktu tumimbal lahir...rupa jelas berbeda (baru), lalu nama (batin)..., saya bayangkan ketika masih
bayi , itu juga baru...., tidak ada apapun yang kita ingat dalam batin kita (seperti di reset ke titik 0). Semua
elemen batin dari vedana, citta, sanna dan vijnnana semua seperti start dari titik 0. Kita seperti manusia baru
sama sekali yang berbeda dengan kita pada kelahiran sebelumnya. Ada yang mengumpamakan tumimbal lahir
itu dengan lilin pertama yang tepat sebelum habis dan padam apinya, disulut dengan lilin kedua. Saya mengerti
perumpamaan ini, tetapi juga sekaligus bingung. Apakah ini bukan berarti pada waktu tumimbal lahir , kita ini
adalah manusia baru yang berbeda sama sekali. Saya merasa bahwa setelah
mati kita itu sebetulnya lenyap, karena yang terlahir baru adalah bukan kita yang lampau, karena tiada sesuatu
yang kita ingat (maksud saya untuk orang awam, bukan untuk tingkatan arahat), rupa baru, nama juga baru...
Pertanyaan saya , sebenarnya siapakah atau apakah yang tumimbal lahir itu, karena semua serba baru?
2. Pada waktu mencapai nibbana, dikatakan batin padam total.... Ini saya juga kurang mengerti. Kalau pikiran padam
kesadaran padam, tiada apapun bukankah ini sama dengan lenyap, musnah. Akan tetapi dikatakan buddhisme
bukan aliran nihilisme. Apakah kondisi ini berarti para arahat , para buddha dll yang mencapai nibbana sudah
tidak memikirkan apapun, tidak menyadari apapun? Saya bayangkan seperti orang tidur saja, kondisi ini.
Saya tahu hal ini pernah dibahas dalam thread sebelumnya, akan tetapi saya tetap belum bisa memahami dengan
jelas. Dan ini penting untuk saya karena dikatakan Nibbana adalah tujuan tertinggi dalam buddhisme, dan saya sebagai
umat buddhis walaupun junior ingin tahu, karena bagi saya apa artinya saya mempelajari sesuatu ajaran kalau saya, ti
dak mengerti tujuan akhirnya, atau tujuan tertinggi. Dan saya tahu ajaran buddhis bukan mengajarkan kepercayaan
saja ,tetapi bersifat ehipassiko... Sayangnya saya tidak bisa ber ehipassiko untuk kedua hal di atas.
Mohon pencerahannya, sebelumnya anumodhana.
salam metta
Terima kasih atas pencerahannya, saya memang belum memilih aliran.
Saya ingin bertanya lagi, maaf karena masih junior, banyak yang belum saya mengerti dalam buddhisme.
1. Manusia terdiri atas nama dan rupa. Dua duanya bersifat anicca (tidak kekal) dan anatta (tiada inti sejati).
Pada waktu tumimbal lahir...rupa jelas berbeda (baru), lalu nama (batin)..., saya bayangkan ketika masih
bayi , itu juga baru...., tidak ada apapun yang kita ingat dalam batin kita (seperti di reset ke titik 0). Semua
elemen batin dari vedana, citta, sanna dan vijnnana semua seperti start dari titik 0. Kita seperti manusia baru
sama sekali yang berbeda dengan kita pada kelahiran sebelumnya. Ada yang mengumpamakan tumimbal lahir
itu dengan lilin pertama yang tepat sebelum habis dan padam apinya, disulut dengan lilin kedua. Saya mengerti
perumpamaan ini, tetapi juga sekaligus bingung. Apakah ini bukan berarti pada waktu tumimbal lahir , kita ini
adalah manusia baru yang berbeda sama sekali. Saya merasa bahwa setelah
mati kita itu sebetulnya lenyap, karena yang terlahir baru adalah bukan kita yang lampau, karena tiada sesuatu
yang kita ingat (maksud saya untuk orang awam, bukan untuk tingkatan arahat), rupa baru, nama juga baru...
Pertanyaan saya , sebenarnya siapakah atau apakah yang tumimbal lahir itu, karena semua serba baru?
2. Pada waktu mencapai nibbana, dikatakan batin padam total.... Ini saya juga kurang mengerti. Kalau pikiran padam
kesadaran padam, tiada apapun bukankah ini sama dengan lenyap, musnah. Akan tetapi dikatakan buddhisme
bukan aliran nihilisme. Apakah kondisi ini berarti para arahat , para buddha dll yang mencapai nibbana sudah
tidak memikirkan apapun, tidak menyadari apapun? Saya bayangkan seperti orang tidur saja, kondisi ini.
Saya tahu hal ini pernah dibahas dalam thread sebelumnya, akan tetapi saya tetap belum bisa memahami dengan
jelas. Dan ini penting untuk saya karena dikatakan Nibbana adalah tujuan tertinggi dalam buddhisme, dan saya sebagai
umat buddhis walaupun junior ingin tahu, karena bagi saya apa artinya saya mempelajari sesuatu ajaran kalau saya, ti
dak mengerti tujuan akhirnya, atau tujuan tertinggi. Dan saya tahu ajaran buddhis bukan mengajarkan kepercayaan
saja ,tetapi bersifat ehipassiko... Sayangnya saya tidak bisa ber ehipassiko untuk kedua hal di atas.
Mohon pencerahannya, sebelumnya anumodhana.
salam metta
Pernyataan yang paling eksplisit yang mendukung keadaan antara mungkin adalah Kutuhalasāla Sutta, yang mengatakan bagaimana suatu makhluk telah meletakkan tubuh ini tetapi belum terlahir kembali ke dalam tubuh lainnya.
“Vaccha, Aku menyatakan bahwa terdapat kelahiran kembali bagi seseorang dengan bahan bakar [dengan kemelekatan],[24] bukan bagi seseorang tanpa bahan bakar [tanpa kemelekatan]. Vaccha, seperti halnya api yang membakar dengan bahan bakar, bukan tanpa bahan bakar, demikian juga, Vaccha, Aku menyatakan bahwa terdapat kelahiran kembali bagi seseorang dengan bahan bakar [dengan kemelekatan], bukan bagi seseorang tanpa bahan bakar [tanpa kemelekatan].”
“Tetapi, Guru Gotama, ketika suatu nyala api tertiup oleh angin dan telah berjalan jauh, apakah yang Guru Gotama nyatakan sebagai bahan bakarnya?”
“Vaccha, ketika suatu nyala api tertiup oleh angin dan telah berjalan jauh, Aku menyatakan bahwa ia diberi bahan bakar oleh udara. Karena, Vaccha, pada saat itu, udara adalah bahan bakarnya.”
“Dan lebih jauh, Guru Gotama, ketika suatu makhluk telah meletakkan tubuh ini, tetapi belum terlahir kembali pada tubuh lainnya, apakah yang Guru Gotama nyatakan sebagai bahan bakarnya?”
“Vaccha, ketika suatu makhluk meletakkan tubuh ini, tetapi belum terlahir kembali pada tubuh lainnya, Ku-katakan ia diberi bahan bakar oleh keinginan.[25] Karena, Vaccha, pada saat itu, keinginan adalah bahan bakarnya.”[26]
Dari hal ini kita dapat menyimpulkan bahwa Sang Buddha, mengikuti gagasan yang berlaku pada masa itu – karena Vacchagotta adalah seorang pengembara non-Buddhis (paribbājaka) – menerima bahwa terdapat sejenis interval antara kehidupan yang satu dan berikutnya. Selama waktu ini, ketika seseorang telah “meletakkan” tubuh ini, tetapi belum terlahir kembali ke dalam tubuh lainnya, ia ditopang oleh keinginan, bagaikan suatu nyala api yang tertiup oleh angin ditopang oleh angin. Perumpamaan ini menyatakan, mungkin, bahwa intervalnya dalam waktu singkat; tetapi tujuan perumpamaan ini adalah untuk menggambarkan sifat ketergantungan dari periode, bukan panjang waktu yang dihabiskannya. Di sini, seperti dalam konteks lain yang akan kita selidiki di bawah ini, ini sungguh tidak mungkin untuk mengambil kesimpulan tentang panjang waktu di dalam keadaan antara. Sementara api terbakar secara normal, ia ditopang oleh faktor-faktor yang kompleks, seperti bahan bakar, oksigen, dan panas. Tetapi ketika suatu lidah api secara sementara tertiup dari api sumbernya, ia dapat bertahan selama waktu yang singkat, dan pada waktu itu ia dengan lemah ditopang oleh suplai oksigen yang tak terputus. Hal yang sama dalam kehidupan kita, kita ditopang oleh makanan, rangsangan indera, dan seterusnya, tetapi dalam keadaan antara, hanya benang tipis keinginan yang mendorong kita maju. Tentu saja bedanya adalah nyala api akan dengan mudah padam, sedangkan bahan bakar keinginan tak terhindarkan mendorong seorang yang belum tercerahkan menuju kelahiran kembali di masa depan.
http://dhammacitta.org/dcpedia/Kelahiran_Kembali_dan_Keadaan_Antara_Dalam_Buddhisme_Awal_%28Sujato%29 (http://dhammacitta.org/dcpedia/Kelahiran_Kembali_dan_Keadaan_Antara_Dalam_Buddhisme_Awal_%28Sujato%29)
Demikianlah yang kudengar. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang berdiam di Sāvatthī, di Hutan Jeta, Taman Anāthapiṇḍika….
“Para bhikkhu, terdapat empat jenis makanan untuk memelihara makhluk-makhluk yang telah terlahir dan untuk membantu mereka yang akan terlahir.[1] Apakah empat ini? Makanan yang dapat dimakan, kasar atau halus; ke dua, kontak; ke tiga, kehendak batin, ke empat, kesadaran. Ini adalah empat jenis makanan untuk memelihara makhluk-makhluk yang telah terlahir dan untuk membantu mereka yang akan terlahir.[2]
“Para bhikkhu, empat jenis makanan ini memiliki apakah sebagai sumbernya, [12] apakah sebagai asal-mulanya, muncul dan dihasilkan dari apakah? Empat jenis makanan ini memiliki ketagihan sebagai sumbernya, ketagihan sebagai asal-mulanya; muncul dan dihasilkan dari ketagihan.[3]
“Dan ketagihan ini memiliki apakah sebagai sumbernya, apakah sebagai asal-mulanya, muncul dan dihasilkan dari apakah? Ketagihan memiliki perasaan sebagai sumbernya; perasaan sebagai asal-mula; muncul dan dihasilkan dari perasaan.
“Dan perasaan ini memiliki apakah sebagai sumbernya...? Perasaan memiliki kontak sebagai sumbernya.... Dan kontak ini memiliki apakah sebagai sumbernya...? Kontak memiliki enam landasan indria sebagai sumbernya .... Dan enam landasan indria ini memiliki apakah sebagai sumbernya...? Enam landasan indria memiliki nama-dan-bentuk sebagai sumbernya.... Dan nama-dan-bentuk ini memiliki apakah sebagai sumbernya...? Nama-dan-bentuk memiliki kesadaran sebagai sumbernya.... Dan kesadaran ini memiliki apakah sebagai sumbernya...? Kesadaran memiliki bentukan-bentukan kehendak sebagai sumbernya.... Dan bentukan-bentukan kehendak ini memiliki apakah sebagai sumbernya, apakah sebagai asal-mulanya, muncul dan dihasilkan dari apakah? Bentukan-bentukan kehendak memiliki kebodohan sebagai sumbernya; kebodohan sebagai asal-mula; muncul dan dihasilkan dari kebodohan.
“Demikianlah, para bhikkhu dengan kebodohan sebagai kondisi, bentukan-bentukan kehendak [muncul]; dengan bentukan-bentukan kehendak sebagai kondisi, kesadaran.... Demikianlah asal-mula keseluruhan kumpulan penderitaan ini. Tetapi dengan peluruhan tanpa sisa dan lenyapnya kebodohan maka lenyap pula bentukan-bentukan kehendak; dengan lenyapnya bentukan-bentukan kehendak, lenyap pula kesadaran.... Demikianlah lenyapnya keseluruhan kumpulan penderitaan.”
http://dhammacitta.org/dcpedia/SN_12.11:_%C4%80h%C4%81ra_Sutta (http://dhammacitta.org/dcpedia/SN_12.11:_%C4%80h%C4%81ra_Sutta)
Nibbāna (Sanskrit: Nirvana) adalah kondisi dimana yang menjadi tujuan tertinggi dan termulia yang diajarkan oleh Sang Buddha. Dikenal juga dengan pembebasan dan terbebas dari kelahiran kembali di Saṃsāra. Secara literal bermakna "padamnya api". Kondisi ini dicapai dengan hancurnya kekotoran. Seseorang yang sudah mencapai kondisi ini disebut dengan Arahant.
Seseorang yang sudah mencapai kondisi nibbāna ketika mati dikenal dengan istilah parinibbāna (Sanskrit: parinirvāṇa) yang berarti nibbāna total. Sisa hidupnya setelah pencapaian, karena masih memiliki sisa nama-rupa, masih mengalami dukkha.
Definisi
“Bagi mereka yang nafsu dan kebencian
Bersama dengan kebodohan telah dihapuskan,
Para Arahanta dengan noda dihancurkan:
Bagi mereka, kekusutan terurai.
— Saṃyutta Nikāya 7.6: Jaṭā Sutta
Nama-Rupa lenyap tanpa sisa
“Di mana nama-dan-bentuk lenyap,
Berhenti tanpa sisa,
Dan juga kontak dan persepsi bentuk:
Di sinilah kekusutan dipotong.”
— Saṃyutta Nikāya 7.6: Jaṭā Sutta
http://dhammacitta.org/dcpedia/Nibbana (http://dhammacitta.org/dcpedia/Nibbana)
Banyak orang bertanya ke mana Sang Buddha pergi? Jika seseorang mengatakan bahwa Sang Buddha pergi ke Nibbāna maka mereka berpikir bahwa Nibbāna itu adalah suatu tempat. Nibbāna bukanlah suatu tempat, Nibbāna merupakan kondisi batin bagi kita yang mencapai pengalaman akan pembebasan akhir. Kita tidak bisa mengatakan bahwa Sang Buddha telah pergi ke suatu tempat atau Sang Buddha tetap ada tetapi ia mengalami Nibbāna atau tujuan akhir dalam hidup. Jadi jawaban terbaik untuk pertanyaan “Di Manakah Sang Buddha?” adalah Sang Buddha berada dalam pikiran anda yang telah merealisasikan Kebenaran Tertinggi.
http://dhammacitta.org/dcpedia/Di_Manakah_Sang_Buddha_%28Dhammananda%29 (http://dhammacitta.org/dcpedia/Di_Manakah_Sang_Buddha_%28Dhammananda%29)
_/\_
aq mau tnya nich...
ttg atthasilla yg gx boleh makan lwt jm 12siang,,stelah itu boleh gx minum susu/teh???? :)
_/\_teh boleh, tapi susu dan segala yang mengandung susu g boleh. :)
aq mau tnya nich...
ttg atthasilla yg gx boleh makan lwt jm 12siang,,stelah itu boleh gx minum susu/teh???? :)
teh boleh, susu tidak dianjurkan
_/\_
klw atthasila yg gx bleh pakai assesoris,make up,dll
klw pakai bedak and perhiasan seperti : cincin,gelang budha bloh gx???? :)
mhon petunjuknya... ;)
apakah bedak termasuk make up? apakah cincin, gelang termasuk assesoris [sic]?
termasuk sich.... ;D
jdi gx boleh yach???? ;D ::) ::)
karena "klw atthasila yg gx bleh pakai assesoris,make up,dll" maka tidak boleh
awalnya mungkin susah, tapi kalo udah terbiasa akan terasa lebih mudah. :)
:'( wahh susah bngt klw cewek mau atthasila :(
tapi ttp hrs semangat asal ada tekad pasti bisa :)
trimis ko atz penjelasannya jdi lbh tau mn yg bleh mn yg gx bleh _/\_
awalnya mungkin susah, tapi kalo udah terbiasa akan terasa lebih mudah. :)
trimis cece,,,, :)Salam knl ^^
salam knl cece,_/\_
Salam knl ^^
Berkaitan dengan atthasila, saya butuh konfirmasi mengenai sila ke-8 tentang tidur di tempat tinggi. Apakah ini termasuk tidak boleh tidur di lantai 2 (tingkat atas) suatu rumah meskipun tidur di lantai, atau hanya berkaitan dengan ketinggian dari ranjang saja?
Thanks.
menurut penjelasannya (yg saya lupa pernah baca di mana), tempat tidur itu didefinisikan sbg dipan dengan empat kaki, jadi IMO lantai yg ditinggiin gak termasuk tempat tidur
IC.
Saya coba cari penjelasannya. Thanks.
trimis cece,,,, :)_/\_ salam kenal cc rice..
salam knl cece,_/\_
_/\_ salam kenal cc rice..
bagaimana latihan 8silanya? :)
kmrn" sih lancar...
tpi hri nich bolong.. :(
zoalnya ketahuan ortu gx mkn sore jdi kena marah... :(
aq pngen tanya nich ce hema,atthasila sngt berpengaruh gx klw kita bru bljr meditasi???? _/\_
Sangat, sangat berpengaruh bagi kemajuan meditasi.
dasar-dasar moralitas. benteng kedua. (perbuatan).
dasarnya adalah pikiran. (latihan meditasi)
semoga rice mengerti
_/\_
Mknya ko,,krg ngerti.....^_^
aku ilustrasikan..., latihan meditasi itu seperti seseorang (mengendalikan arah jalan kendaraan) belajar bawa mobil. dan pada akhirnya terbiasa membawanya.
setir kendaraan adalah pikiran. semakin terbiasa terlatih, kan... semakin (kesadaran) bahkan gerak refleknya bagus.
bukan kendaraan/pikiran membawa kita kemana. tetapi kendaraan/pikiran menjadi alat bagi kita untuk menuju kepada hal yang baik dan berguna (kita yang menguasai/mengendalikan).
attasila dsbnya, sama seperti peraturan lalulintas. meskipun seseorang mahir membawa (menguasai) kendaraan, bisakah peraturan lalulintas dilanggar? peraturan itu adalah benteng kedua atas tindakan.
dari penjelasanku, jadi meditasi itu berguna untuk tujuan apa?
_/\_
Ohh,,jdi mksdnya meditasi berguna untk menjga pikiran agr ttp sadar/konsentrasi,,sdgkan athasila sbuah peraturan yg hrs ditaati spya kita ttp konsisten/tdk lengah dlm menjaga pikiran..
Makasih atz penjelasannya...^_^
Ia tidak akan bisa mengendalikan arah jalan kendaraan (meditasi) dengan benar jika ia terganggu terus dengan HP yang berdering, terkesima dengan pemandangan di kiri kanan jalan, atau ia mengantuk (amoral). Ia perlu mematikan HP tersebut, berhenti terkesima dengan pemandangan kiri-kanan, dan jangan mengantuk. (melakukan moral)ketika menjalankan sila, khususnya 8 sila, kita berusaha untuk mengurangi gangguan2 luar yang tidak penting, nonton tv misalnya, menimati lagu, jalan2 ke mol, santap malam yang menggiurkan, dan sebagainya. dengan mengendalikan diri demikian akan mengurangi beban pikiran karna semakin sediit hal2 yang harus kita pikirkan, nah dengan begitu akan lebih banyak waktu untuk mengarahkan pikiran ke hal2 yang positif, misalnya meditasi. :)
Om Roland, Sutta Sineru kah nama-nya ?keknya bukan...
Hari ini saya di binggungkan dengan kata-kata Kosong=isi , isi=kosong, tidak paham sama sekali, pertanyaannya : suatu pemahaman akan timbul keyakinan, apabila tidak memahami apakah bisa disebut suatu keyakinan..? ^:)^ .
Sebaiknya jangan tanyakan ini di thread bagi pemula bro, ini udah ajaran Mahayana yang tingkat tinggi.... ;DMaaf..saya lebih hafal parita seperti Ta Pei Cou, Wang Sen Cou,San kui, apakah saya aliran Mahayana..? tapi saya tidak memahami, gimana Bro..??
Maaf..saya lebih hafal parita seperti Ta Pei Cou, Wang Sen Cou,San kui, apakah saya aliran Mahayana..? tapi saya tidak memahami, gimana Bro..??
Mau tanya:
Di link ini http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/ratana-sutta/ , pd bagian bawahnya ada catatan kaki.. Catatan ini siapa yg buat ya? Buddha/Murid lgsg Buddha/gmn? Apa tujuannya catatan ini dibuat? Kok sepertinya ga nyambung dg 17 point yg ada?
Point2 tertulis di web samaghi palla itu terjemahan dr teks asli tipitaka/ rangkuman dan terjemahan dr teks asli tipitaka?
Trimakasih :)
pertanyaan ini seharusnya ditujukan kepada pengelola website http://www.samaggi-phala.or.id
catatan kaki itu biasanya tulisan dari penerjemah bukunya (pali-english), namun ada sebagian yang dikutip dari kitab komentar
Tanya; Ajaran Buddha tidak mengenal adanya Roh/Jiwa beda dengan ajaran-ajaran tetangga, Jadi manusia/binatang bisa hidup dikarenakan ada apa..? ^:)^
Insomnia kumat mikirin tepekong, mau tanya...Apakah maksud anda altar kecil yang taruh dilantai? Kalau bisa bersihin tiap pagi hari juga ganti tehnya..
Kalau mau ngurus tepekong keluarga dan dewa tanah gmn ya crnya? Bingung sy..
Kalau mau ganti teh jg ada crnya ya? Gmn y crny?
Mohon rekomendasi link dan info lengkap ttg hal yg berhub dg tepekong..
Thx^^
Apakah maksud anda altar kecil yang taruh dilantai? Kalau bisa bersihin tiap pagi hari juga ganti tehnya..
Tidak semua orang jahat akan terlahir kembali (pergi) ke neraka. Neraka merupakan salah satu dari alam-alam rendah, yang terdapat penderitaan hebat di sana. Penderitaan yang dirasakan para penghuni neraka bukan datang dari penyiksaan para algojo atau juru siksa. Makhluk-makhluk penghuni neraka merasakan penderitaan, karena memang kondisi alam neraka yang amat sengsara dan menyedihkan. Coba Anda bayangkan hidup di istana dengan hidup di daerah kumuh. Perbedaan kontras seperti itu adalah sebagai simbolisasi perbedaan alam kehidupan manusia dengan kehidupan para penghuni neraka.
Niraya
Niraya biasa sering disebut sebagai “neraka”. Alam Niraya adalah alam kehidupan yang penuh dengan penderitaan hebat. Makhluk-makhluk yang berada di alam ini akan selalu merasa dirinya tersiksa, menderita, kesakitan, kepanasan, dan berbagai penderitaan lainnya yang tanpa henti. Terdapat delapan Maha Niraya (Neraka Besar), yang masing-masingnya terbagi lagi sehingga keseluruhannya terdapat 136 Neraka. Delapan Maha Niraya itu antara lain :
<1> Sanjiva Niraya
Makhluk yang berada di alam ini akan merasakan penderitaan tubuhnya terpotong-potong menjadi kepingan-kepingan tiada putusnya. Makhluk di alam ini akan mati dan bertumimbal lahir lagi di alam ini lagi, sampai berkali-kali hingga kamma buruknya telah habis. Kata “Sanjiva” itu berarti “hidup lagi dan hidup lagi”.
<2> Kalasuta Niraya
“Kalasuta” berarti “benang hitam”. Penghuni alam ini akan merasakan seluruh tubuhnya terjerat oleh benang hitam dan selalu merasakan hantaman dan pukulan ke arah tubuh mereka.
<3> Sanghata Niraya
Sanghata Niraya (Neraka Penghancur) adalah neraka yang penghuninya merasakan dirinya dihantam dan dihancurkan oleh batu karang raksasa yang menyala-nyala.
<4> Roruva Niraya
Penghuni Neraka Roruva (daerah Tartarus) merasakan nyala api dan asap memasuki tubuh mereka melalui sembilan lubang seperti telinga, hidung, mulut, mata, dan sebagainya.
<5> Maha Roruva Niraya
Sementara itu di Neraka Maha Roruva (Roruva Besar), penghuninya merasakan dipanggang dalam nyala api yang besar sekali.
<6> Tapana Niraya
Makhluk yang menghuni alam ini akan berada dalam satu keadaan dimana mereka terikat dan melekat pada batang yang menyala, dan di seluruh lantai dan sekelilingnya pun menyala kobaran api yang luar biasa.
<7> Patapa Niraya
Sementara itu di Patapa Niraya (pembakaran yang hebat), penghuninya merasa dipaksa oleh pukulan “senjata otomatis” dan menyala-nyala, untuk mendaki gunung yang diliputi api, dan api itu menyerangnya kembali dengan kuat sehingga mereka terjatuh ke bawah dan kembali terikat pada `batang besi menyala, dan menderita demikian serta tidak dapat bergerak.
<8> Avici Niraya
Neraka Avici (yang berarti tanpa penghentian), yang merupakan neraka terbesar dan neraka yang paling menakutkan dan amat sengsara. Penghuni neraka ini akan merasakan semua penderitaan yang ada di 7 neraka lainnya, dan dengan frekuensi dan kualitas yang lebih dashyat.
saya mau tanya, kan di agama Buddha gak ada jiwa yang kekal, jadi kalau terlahir di alam neraka itu jiwa kita akan terbawa kesana, berarti kekal dong,kita ngerasain itu akibat dari perbuatan kita masa kini dong? atau gimana.coba diperjelas lagi pertanyaannya, soalnya statement 1 dan statement 2 bertabrakan jadi member sini mengerti apa yang ingin anda tanyakan
saya masih bingung niih, masi dalam thap belajar . mohon ya penjelasannya ,trims kak.
sabbe satta bhavantu sukhitata
Ya, g ahanya tepekong yg di lantai tp jg tepekong leluhur dllintinya kan menjaga kebersihan,sebelumnya kita bersihkan badan(mandi) kita dulu, pasang 1 hio minta izin, setelah selesai pasang hio lagi, kalau bisa baca parita/keng.
Sekeluarga hanya tinggal opa yg konghucu, yg lain semua udah lepas tepekong.. Nah skrg sy mau mulai urus lg.. Bingung aja, gatau mau tanya siapa crny.. Opa sudah tua.. Apa ada cara khusus buat bersihin dan ganti tehnya?
alam bagi seekor ikan yang lahir didalam sebuah kolam,adakah penjelasan mengenai hal ini?
bila tidak ada yang memindahkan ikan itu,
maka alam ikan itu hanyalah sebatas kolam.
lalu bagaimana tanggapan umat buddha tentang kemunculan sebuah alam yang tergolong baru dilihat dari umurnya.:))
penghuninya pun hanya terbatas oleh koneksi internet.
alam ini adalah alam buatan manusia.
alam ini sangat nyata bagi sebagian manusia,
tergolong kedalam alam apakah alam yang demikian menurut buddhisme?
alam mimpi tidak termasuk dalam 31 alam kehidupan.sangat menyeramkan jika alam mimpi masuk dalam 31 alam kehidupan..
lalu bagaimana tanggapan umat buddha tentang kemunculan sebuah alam yang tergolong baru dilihat dari umurnya.dunia maya?
penghuninya pun hanya terbatas oleh koneksi internet.
alam ini adalah alam buatan manusia.
alam ini sangat nyata bagi sebagian manusia,
tergolong kedalam alam apakah alam yang demikian menurut buddhisme?
maksud saya,setahu saya, jika terlahir di dunia manussa, maka peran yang dilakoni adalah peran manussa, bukan peran peta, peran hewan, dll.
dunia maya
apakah dunia maya ini dapat dikatagorikan sebagai sebuah alam menurut buddhisme?
karena seringkali hal2 yang terjadi di dunia maya ini menimbulkan efek yang tidak ringan bagi eksistensi alam nyata.
penghuni alam maya ini jg adalah penghuni alam nyata,
malah tidak sedikit orang yang mata pencahariannya tergantung pada dunia maya ini (developer game online contohnya)
untuk jaman sekarang apakah masih relevan membatasi definisi alam hanya pada yang fisik?
kalau alam hanya terbatas pada fisik,
bagaimana keberadaan alam dewa?
mohon tanggapannya,
lalu ada lagi fenomena orang gila,
apakah orang gila hidup di alam yang sama dengan orang normal?
setahu saya, jika terlahir di dunia manussa, maka peran yang dilakoni adalah peran manussa, bukan peran peta, peran hewan, dll.hahaha.........
coba bro pikirkan lagi ya pertanyaan bro
1. apakah hewan bisa dikatakan manusia ? tentu tidak. maka ada alam hewan ada alam manusia
2. katakanlah ada dunia maya yang diakui oleh buddhisme.. apakah penghuni dunia maya juga melakukan perannya di dunia manusia ? jelas ada, maka dikategorikan sebagai alam manusia
3. apakah orang gila hidup di alam sendiri.. bisa anda jawab sendiri bukan, apakah orang gila termasuk dalam orang / bukan ? anda sudah menyebutkan "orang" gila bukan "hewan" gila atau "peta gila".. jika anda ingin mengatakan orang gila hidup di alam berbeda, kenapa masih menggunakan kata "ORANG" ? Bagaimana dengan ANJING GILA ? apakah bukan dalam alam "HEWAN" ?
makanya dari awal saya katakan, anda cobalah untuk pelajari dulu definisi nya.. ;D
dan buddhisme tentunya mengajarkan sesuatu yang sifatnya MUTLAK / ABSOLUT, dan sifatnya UNIVERSAL..
karena seringkali hal2 yang terjadi di dunia maya ini menimbulkan efek yang tidak ringan bagi eksistensi alam nyata.
penghuni alam maya ini jg adalah penghuni alam nyata,
malah tidak sedikit orang yang mata pencahariannya tergantung pada dunia maya ini (developer game online contohnya)
apakah statement di atas MUTLAK ? ABSOLUT ? dan SIFATNYA UNIVERSAL ?
coba diperjelas lagi pertanyaannya, soalnya statement 1 dan statement 2 bertabrakan jadi member sini mengerti apa yang ingin anda tanyakan
1. di dalam agama buddha tidak mengenal jiwa yang kekal => benar.. dan tidak mengenal konsep adanya jiwa / roh = anatta
2. jadi kalau terlahir di alam neraka, jiwa kita terbawa => membingungkan, karena di awal sudah dibunyikan bahwa dalam agama buddha tidak mengenal jiwa yang kekal ;D
tapi intinya, terlahir di alam neraka, bukan seperti api penyucian di agama K pada umumnya, terlahir di alam neraka diakibatkan karena kumpulan kamma buruk yang berbuah sehingga mengkondisikan terlahir di alam neraka.. dan ketika kamma buruk sudah berkurang dan menjadi tidak signifikan maka bisa meninggal dan terlahir lagi di alam lain..
maksudnya.. kan kita tidak bisa ingat kita terlahir sebagai apa di masa lampau. bagaimana nanti kita tau kita yang terlahir di alam neraka, sadar bila kita adalah manusia sebelumnya, dan udah buat banyak kesalahan?
berarti bukan kita yang merasakan seutuhnya di neraka itu.
misalnya seperti saya sekarang. saya lupa masa lampau itu terlahir sebagai apa. kita tidak berkelanjutan dari masa lampau, tapi terlahir lagi.
saya mengenal ajaran Buddha, makanya saya tau hidup saya terlahir ini karena karma baik di masa lampau, bgmn bila terlahir di alam neraka? bagaimana bisa tau, sementara disana tidak bs mengenal dhamma? mohon penjelasannya, trimakasih _/\_
kalau tidak punya kemampuan melihat masa lampau, ya kita tidak tau..
kenapa begitu? saya kurang paham pertanyaannya. Maksudmu, seandainya kamu dulu memang lahir di neraka, dan karena kamu tidak mengingat panasnya api-neraka lagi sekarang, berarti dulu itu kamu tidak merasakannya seutuhnya? ???
Kalo kita tau bahwa dulu kita terlahir sebagai apa, menurutmu, apa manfaatnya?
Kalo kita tidak percaya bahwa kita terlahir karena karma baik, menurutmu, apa ruginya?
kalau tidak punya kemampuan melihat masa lampau, ya kita tidak tau..
kenapa begitu? saya kurang paham pertanyaannya. Maksudmu, seandainya kamu dulu memang lahir di neraka, dan karena kamu tidak mengingat panasnya api-neraka lagi sekarang, berarti dulu itu kamu tidak merasakannya seutuhnya? ???
Kalo kita tau bahwa dulu kita terlahir sebagai apa, menurutmu, apa manfaatnya?
Kalo kita tidak percaya bahwa kita terlahir karena karma baik, menurutmu, apa ruginya?
kita tidak ingat karena udah masuk ke dalam rahim dan mengalami perkembangan dari embrio yang membuat kita hilang ingatan tentang kehidupan lampau kita, hal ini tidak ada hubungannya dengan doktrin tanpa aku.. ;Djadi bkn kita lg yg merasakan bila kita masuk alam manapun ?
ingatan sewaktu kita masih bayi saja pasti kita sudah lupa jg toh?? ;D
jadi bkn kita lg yg merasakan bila kita masuk alam manapun ?pertanyaannya tidak relevan, karena pada kenyataannya memang "tidak ada kita" ;D
maksudnya.. kan kita tidak bisa ingat kita terlahir sebagai apa di masa lampau. bagaimana nanti kita tau kita yang terlahir di alam neraka, sadar bila kita adalah manusia sebelumnya, dan udah buat banyak kesalahan? berarti bukan kita yang merasakan seutuhnya di neraka itu. misalnya seperti saya sekarang. saya lupa masa lampau itu terlahir sebagai apa. kita tidak berkelanjutan dari masa lampau, tapi terlahir lagi. saya mengenal ajaran Buddha, makanya saya tau hidup saya terlahir ini karena karma baik di masa lampau, bgmn bila terlahir di alam neraka? bagaimana bisa tau, sementara disana tidak bs mengenal dhamma? mohon penjelasannya, trimakasih _/\_
jadi bkn kita lg yg merasakan bila kita masuk alam manapun ?
pertanyaannya tidak relevan, karena pada kenyataannya memang "tidak ada kita" ;D
Tanya:Musa : sesuatu yang bukan kebenaran
Untuk menghindari orang pinjam barang, dengan alasan barang tersebut sudah rusak, pada hal masih bisa dipakai. Apakah ini sudah melanggar sila ke 4 ? ^:)^
tentu saja...
Musa : sesuatu yang bukan kebenaranjadi, harus bagaimanakah kami bersikap?
Vada : ucapan atau perkataan
Gabungan kedua kosa kata itu bermakna mengucapkan sesuatu yang bukan merupakan kebenaran atau pendustaan.
Menahan diri dari ucapan bohong atau pendustaan atau dari berkata yang tidak benar.
Empat faktor untuk dapat disebut berkata tidak benar :
1. Atthama-vatthu : sesuatu atau hal yang tidak benar
2. Visamvadanacittam : mempunyai pikiran untuk berdusta
3. Tajjo vayamo : berusaha berdusta
4. Parassa tadatthavijanam : pihak lain memahami maksud yang dikatakannya
jadi, harus bagaimanakah kami bersikap?pinjamkan saja.
pinjamkan saja.:(
http:// :(
Np ga mo pinjamin kk?sudah sering dipinjamin,barang tidak dijaga/dipakai dengan benar, tidak diminta tidak dibalikin.jadi barang saya sudah rusak 50% :(
sudah sering dipinjamin,barang tidak dijaga/dipakai dengan benar, tidak diminta tidak dibalikin.jadi barang saya sudah rusak 50% :(
Kalo gitu ngomong jujur aja: tiap kali dipinjamkan rusak trus barangku, aku jadi ragu mau minjamkan lagi..... ;Dgak berani Om ;D
sudah sering dipinjamin,barang tidak dijaga/dipakai dengan benar, tidak diminta tidak dibalikin.jadi barang saya sudah rusak 50% :(
Nanya
Akhr2 ini wa bermasalah terus sama org Karesten.. Td sore, ada kk yg ngajak saya ke vihara tuh, dia ternyata temennya temen saya, emg udh direncanain mau ngajak saya ke viharanya :)) lg debat ma 1 org Karesten. Awalnya sh pengen ajak dia ke vihara juga, ternyata stlh ngmng2 panjang lebar eh br tau dia Karesten.
Ada bbrp pertanyaan yg masih menjangal nih.. Temen2 bantuin yah..
Dia nanyanya banyak, gw tulis yg seingetnya aja ya
T : Di dalam agama Budha itu yg paling tinggi posisinya siapa sih? Saya bingung, banyak sekali Budha di dalam agama Budha.
J : Semua ajaran sama, menuju ke 1 titik yaitu Tuhan.
T : Kalo yg paling tinggi itu Tuhan, kenapa ga berdoa langsung ke Tuhannya saja?
T : Inti semua ajaran kan sama. Cuma jalannya aja yg beda kan? Tapi masalahnya bisa sampe ga?
T : Pernah denger 10 ajaran ga? Lupa*
Yg saya inget salah satunya tuh ada yg blg gini "ga boleh sembah patung2" krg lebih gt
J : Kk yg ngajak saya itu da jelasin kalo itu cuma simbol doank bkn sembah berhala bla2..
T : Ok, saya ngerti. Sekarang kalo mis saya pecahin patung Budhanya di depan kamu, kamu marah ga?
J : Ya pasti marah lah.
T : Knp marah? Itu kan cuma benda mati? Kalo kamu patahin salib depan saya, saya ga marah. Kalo kamu bakar alkitab depan saya, saya juga ga marah. Knp? Soalnya itu cuma benda mati. Yg hidup itu adalah firman kita bla2..
Kk saya yg ajak itu : ...............................................
Ada yg bisa bantu isiin ga? :'( :'( :'(
Jujur temen2 sekalian disini, kalo ada yg nanya gitu gmn? Kalo ada yg pecahin patung Budha di depan kalian gmn? Kalo gw sih pasti ga rela lah.. Tapi.. *censored* tuh agama Karesten. Punya kepercayaan sendiri ya sendiri lah, parah banget sih. Wa br tau ternyata pandangan agama Budha di depan dia gitu tuh? Knp sih banyak yg mojokin agama Budha......
kalo mau mempelajari tipitaka sebaiknya mulai dari mana ya? dari dulu bacanya loncat-loncat sehingga malah jadi nggak terarah belajarnya :hammer:
kalo mau mempelajari tipitaka sebaiknya mulai dari mana ya? dari dulu bacanya loncat-loncat sehingga malah jadi nggak terarah belajarnya :hammer:bisa mulai dari DN, SN, MN, atau AN. ;D
4 nikaya keknya terlalu berat deh...hmmm.... mulai dari kisah jataka? :hammer:
mending mulai dari Khuddaka aja deh... ;D
mulai dari apa yang kamu suka.. IMHO, loncat-loncat juga ga apa... tidak baca semua tipitaka juga ga masalah.pengennya si jenis2 sutta yang di sebut Mr. Ariyakumara, yang meliputi praktik2 langsung. cara belajar saya terstruktur, jadi lebih baik tidak loncat2 :))
4 nikaya keknya terlalu berat deh...
mending mulai dari Khuddaka aja deh... ;D
hmmm.... mulai dari kisah jataka? :hammer:
rusa, kera, gajah. :))
MN rasanya tidak terlalu sulit, dibandingkan dengan DN yang panjang.
oh... atau mulai dari Kumpulan Khotbah Sang Buddha aja, itu udah dirangkumkan per tema jadi lebih mudah, sumber teks juga dari tipitaka.
Mulai dr sutta2 yg paling dekat dg praktek kita sbg umat awam, misalnya Sigalovada Sutta, Mangala Sutta, Parabhava Sutta, Karaniyametta Sutta, dst. Tp kalo bingung KKSB pilihan yg paling tepat ;Dokesip 8)
Saya ada pertanyaan. Apakah sunnata/sunyata sama atau tidak sama dengan nihilisme? Jika sama, kesamaannya apa? Jika beda, perbedaannya apa? Mohon pencerahannya. Terima kasih.
Salam sejahtera semua teman-teman... _/\_
Thread ini dibuat karena saya melihat antusias dari rekan-rekan yang cukup besar pada Board Buddhisme untuk Pemula ini. Saya bermaksud untuk menjadikan thread ini sebagai forum tanya-jawab seputar Buddhisme, khususnya untuk rekan-rekan yang ingin menggali pemahaman lebih lanjut tentang Buddhisme. Topik pertanyaannya bebas, asal masih berada dalam jalur sudut pandang Ajaran Sang Buddha. Saya harap thread ini dapat memfasilitasi rekan-rekan yang masih pemula, dan juga sebagai media bacaan yang ringkas, menyenangkan dan mencerahkan.
Untuk menjaga kenyamanan di thread ini, ada beberapa ketentuan yang saya buat, yaitu :
1) Thread ini adalah dari, oleh dan untuk kita bersama. Oleh karena itu, semua rekan boleh memberikan pertanyaan atau menyampaikan jawabannya masing-masing.
2) Thread ini adalah kolom tanya-jawab seputar Buddisme untuk pemula. Oleh karena itu, semua rekan diharapkan untuk tetap menjaga format Q&A ini.
3) Postingan yang hanya berisikan pernyataan Out of Topic, akan saya tindak-lanjuti dengan tegas; dengan atau tanpa pemberitahuan sebelumnya.
4) Semua pertanyaan, jawaban maupun pernyataan harus disampaikan dengan bahasa yang sopan.
Semoga semua berbahagia.
mao nanya nih, apa yg dimaksud dgn angkara Buddha....dan contohnyaangkara buddha?
thx3
Mau tanya ad yg tau ajaran tentang jalan tengah ada di sutta apa ya? Thanks...
http://dhammacitta.org/dcpedia/SN_56.11:_Dhammacakkapavattana_Sutta (http://dhammacitta.org/dcpedia/SN_56.11:_Dhammacakkapavattana_Sutta)
Jalan tengah dengan Jalan Mulia Berunsur 8 sama ya? Kenapa disebut jalan tengah ya?
karena ada jalan yg di kiri dan ada di kanan
Jalan tengah dengan Jalan Mulia Berunsur 8 sama ya? Kenapa disebut jalan tengah ya?
Demikianlah yang kudengar. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang berdiam di Bārāṇasī di Taman Rusa di Isipatana. Di sana Sang Bhagavā berkata kepada Kelompok Lima Bhikkhu sebagai berikut:[1]
“Para bhikkhu, kedua ekstrim ini tidak boleh diikuti oleh seorang yang telah meninggalkan kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah. Apakah dua ini? Mengejar kebahagiaan indria dalam kenikmatan indria, yang rendah, kasar, cara-cara kaum duniawi, tidak mulia, tidak bermanfaat; dan praktek penyiksaan diri, yang menyakitkan, tidak mulia, tidak bermanfaat. Tanpa berbelok ke arah salah satu dari ekstrim-ekstrim ini, Sang Tathāgata telah membangkitkan jalan tengah, yang memunculkan penglihatan, yang memunculkan pengetahuan, yang menuntun menuju kedamaian, menuju pengetahuan langsung, menuju pencerahan, menuju Nibbāna.
“Dan apakah, para bhikkhu, jalan tengah yang dibangkitkan oleh Sang Tathāgata, yang memunculkan penglihatan ... yang menuntun menuju Nibbāna? Adalah Jalan Mulia Berunsur Delapan ini; yaitu, pandangan benar, kehendak benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, perhatian benar, konsentrasi benar. Ini, para bhikkhu, adalah jalan tengah yang dibangkitkan oleh Sang Tathāgata, yang memunculkan penglihatan, yang memunculkan pengetahuan, yang menuntun menuju kedamaian, menuju pengetahuan langsung, menuju pencerahan, menuju Nibbāna.
:)) Kirain selama ini jalan tengah tu ga bole terlalu fanatik/ekstrim spt dawai gitar hehe...jalan kiri biasanya diintepretasikan sbg jalan penyiksaan diri, kalau jalan kanan sbg pemuasan nafsu indria..
:)) Kirain selama ini jalan tengah tu ga bole terlalu fanatik/ekstrim spt dawai gitar hehe...
AN 6.55
Sona Sutta: About Sona
translated from the Pali by
Thanissaro Bhikkhu
I have heard that on one occasion the Blessed One was staying near Rajagaha, on Vulture Peak Mountain. And on that occasion Ven. Sona was staying near Rajagaha in the Cool Wood. Then, as Ven. Sona was meditating in seclusion [after doing walking meditation until the skin of his soles was split & bleeding], this train of thought arose in his awareness: "Of the Blessed One's disciples who have aroused their persistence, I am one, but my mind is not released from the fermentations through lack of clinging/sustenance. Now, my family has enough wealth that it would be possible to enjoy wealth & make merit. What if I were to disavow the training, return to the lower life, enjoy wealth, & make merit?"
Then the Blessed One, as soon as he perceived with his awareness the train of thought in Ven. Sona's awareness — as a strong man might stretch out his bent arm or bend his outstretched arm — disappeared from Vulture Peak Mountain, appeared in the Cool Wood right in front of Ven. Sona, and sat down on a prepared seat. Ven. Sona, after bowing down to the Blessed One, sat to one side. As he was sitting there, the Blessed One said to him, "Just now, as you were meditating in seclusion, didn't this train of thought appear to your awareness: 'Of the Blessed One's disciples who have aroused their persistence, I am one, but my mind is not released from the fermentations... What if I were to disavow the training, return to the lower life, enjoy wealth, & make merit?'"
"Yes, lord."
"Now what do you think, Sona. Before, when you were a house-dweller, were you skilled at playing the vina?"
"Yes, lord."
"And what do you think: when the strings of your vina were too taut, was your vina in tune & playable?"
"No, lord."
"And what do you think: when the strings of your vina were too loose, was your vina in tune & playable?"
"No, lord."
"And what do you think: when the strings of your vina were neither too taut nor too loose, but tuned[1] to be right on pitch, was your vina in tune & playable?"
"Yes, lord."
"In the same way, Sona, over-aroused persistence leads to restlessness, overly slack persistence leads to laziness. Thus you should determine the right pitch for your persistence, attune[2]the pitch of the [five] faculties [to that], and there pick up your theme."
"Yes, lord," Ven. Sona answered the Blessed One. Then, having given this exhortation to Ven. Sona, the Blessed One — as a strong man might stretch out his bent arm or bend his outstretched arm — disappeared from the Cool Wood and appeared on Vulture Peak Mountain.
So after that, Ven. Sona determined the right pitch for his persistence, attuned the pitch of the [five] faculties [to that], and there picked up his theme. Dwelling alone, secluded, heedful, ardent, & resolute, he in no long time reached & remained in the supreme goal of the holy life for which clansmen rightly go forth from home into homelessness, knowing & realizing it for himself in the here & now. He knew: "Birth is ended, the holy life fulfilled, the task done. There is nothing further for the sake of this world." And thus Ven. Sona became another one of the arahants.
Selengkapnya ada di http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an06/an06.055.than.html (http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an06/an06.055.than.html)
permisi
saya lg nyari kisah2 YM Saripputta(selain kisah YM Saripputta yg dipukul dr belakang)
ada yg punya kisah2 lain?
thx ;)
kok negara Jepang sering dilanda gearthquake n tsunami ya? apakah ini kamma karena negara jepang pernah menjajah n terkenal dngn produk pornografinnya?karena letaknya di atas Lingkaran Api Pasifik di pertemuan tiga lempeng tektonik yang menyebabkan jepang sering mengalami gempa dan letusan gunung api.
_/\_
kok negara Jepang sering dilanda gearthquake n tsunami ya? apakah ini kamma karena negara jepang pernah menjajah n terkenal dngn produk pornografinnya?
_/\_
3.13. ‘Ānanda, ada delapan alasan, delapan penyebab terjadinya gempa bumi dahsyat. Bumi ini terletak di atas air, air di atas angin, angin di atas ruang. Dan ketika angin kencang berhembus, hal ini akan mengaduk air, dan karena air teraduk, bumi bergetar. Ini [108] adalah alasan pertama.’
3.14. ‘Ke dua, ada petapa atau Brāhmaṇa yang telah mengembangkan kekuatan batin, atau dewa yang sakti dan berkuasa yang kesadaran-tanah-nya lemah dan kesadaran-air-nya tidak terukur,[42] dan ia membuat bumi ini bergoyang dan bergetar dan berguncang keras. Ini adalah alasan ke dua.’
3.15. ‘Kemudian, ketika seorang Bodhisatta turun dari surga Tusita, penuh perhatian dan berkesadaran jernih, dan masuk ke dalam rahim ibu-Nya, kemudian bumi ini bergoyang dan bergetar dan berguncang keras. Ini adalah alasan ke tiga.’
3.16. ‘Kemudian, ketika seorang Bodhisatta keluar dari rahim ibu-Nya, penuh perhatian dan berkesadaran jernih, kemudian bumi ini bergoyang dan bergetar dan berguncang keras. Ini adalah alasan ke empat.’
3.17. ‘Kemudian, ketika Tathāgata mencapai penerangan sempurna yang tanpa bandingnya, kemudian bumi ini bergoyang dan bergetar dan berguncang keras. Ini adalah alasan ke lima.’
3.18. ‘Kemudian, ketika Tathāgata memutar Roda Dhamma, kemudian bumi ini bergoyang dan bergetar dan berguncang keras. Ini adalah alasan ke enam.’
3.19. ‘Kemudian, ketika Tathāgata, dengan penuh perhatian, dan dengan kesadaran jernih, melepaskan prinsip-kehidupan, kemudian bumi ini bergoyang dan bergetar dan berguncang keras. Ini adalah alasan ke tujuh.’
3.20. ‘Kemudian, ketika Tathāgata [109] mencapai unsur Nibbāna tanpa sisa,[43] kemudian bumi ini bergoyang dan bergetar dan berguncang keras. Ini adalah alasan ke delapan. Semua ini, Ānanda, adalah delapan alasan, delapan penyebab bagi terjadinya gempa bumi dahsyat.’
Baca DN 16 Mahaparinibbana Sutta di mana Sang Buddha menyatakan 8 sebab gempa bumi:
Sebab pertama merupakan sebab alamiah terjadinya gempa bumi (dalam bahasa ilmiah iptek sekarang karena adanya pergeseran lempeng bumi), sebab kedua karena kekuatn batin seorang pertapa, sebab ketiga dan terakhir karena kemunculan seorang Bodhisatta/Buddha (yang tidak mungkin terjadi lagi saat ini).
Kalau merujuk pada sutta di atas, kemungkinan besar sebab gempa bumi (dan tsunami) yang sering terjadi di Jepang memang karena faktor alam. Seperti yang telah kita ketahui, kepulauan Jepang terletak di antara pertemuan lempeng Asia dan lempeng Pasifik sehingga merupakan jalur gempa tektonik yang aktif. Jadi, tidak ada hubungannya dengan kamma yang dilakukan orang-orang Jepang.
Baca DN 16 Mahaparinibbana Sutta di mana Sang Buddha menyatakan 8 sebab gempa bumi:
Sebab pertama merupakan sebab alamiah terjadinya gempa bumi (dalam bahasa ilmiah iptek sekarang karena adanya pergeseran lempeng bumi), sebab kedua karena kekuatn batin seorang pertapa, sebab ketiga dan terakhir karena kemunculan seorang Bodhisatta/Buddha (yang tidak mungkin terjadi lagi saat ini).
Kalau merujuk pada sutta di atas, kemungkinan besar sebab gempa bumi (dan tsunami) yang sering terjadi di Jepang memang karena faktor alam. Seperti yang telah kita ketahui, kepulauan Jepang terletak di antara pertemuan lempeng Asia dan lempeng Pasifik sehingga merupakan jalur gempa tektonik yang aktif. Jadi, tidak ada hubungannya dengan kamma yang dilakukan orang-orang Jepang.
kok negara Jepang sering dilanda gearthquake n tsunami ya? apakah ini kamma karena negara jepang pernah menjajah n terkenal dngn produk pornografinnya?bagaimana pula sebuah negara bisa kena karma? :hammer:
_/\_
bagaimana pula sebuah negara bisa kena karma? :hammer:
PERCENTAGE OF ADULTS HAVING SEX AT LEAST ONCE A WEEK
Greece 87%
Brazil 82%
Russia 80%
China 78%
Italy 76%
Poland 76%
Malaysia 74%
Switzerland 72%
Spain 72%
Mexico 71%
Top 10 Most Sexually Satisfied Countries
Nigeria 67%
Mexico 63%
India 61%
Poland 54%
Greece 51%
Holland 50%
South Africa 50%
Spain 49%
Canada 48%
USA 48%
Sadly, Japan ranked last with only 15%.
Which Countries Have Sex First?
HERE’S THE TOP TEN BY AGE IN YEARS:
Iceland: 15.6
Denmark: 16.1
Sweden: 16.2
Finland: 16.5
Norway: 16.5
Israel: 16.7
Portugal: 16.9
Bulgaria: 16.9
Chile: 17.2
Belgium: 17.2
sebelumnya sy pikir Jepang sering gempa karena di masa lampau sebagian orang2nya menjadi penjajah yg semena2 sehingga manghasilkan kamma yg berhubungan dgn unsur tanah.......cmiiw _/\_
perbuatan ( karma ) negative yang serupa yang dilakukan banyak orang dalam frekuensi dan internsitas yang tinggi akan menghasilkan karma kolektif yang cukup kuat untuk menghasilkan bencana alam.
KORELASI ANTARA ENERGI KARMA DENGAN BENCANA ALAM
Menurut agama Buddha, perbuatan ( karma ) negative yang serupa yang dilakukan banyak orang dalam frekuensi dan internsitas yang tinggi akan menghasilkan karma kolektif yang cukup kuat untuk menghasilkan bencana alam.
Berdasarkan ajaran-ajaran yang merujuk pada Lankavatara-sutra, Avatamsaka-sutra, dan Surangama-sutra, energi karma memicu aktivasi salah satu dari keempat unsure penyusun alam-semesta : tanah, air, api, dan angin, tergantung jenis karma kolektif kolektif yang dilakukan.
Kebencian, kemarahan, dan seks yang berlebihan berkaitan dengan unsure api yang bersifat panas.
Nafsu keinginan, keserakahan, dan kemelekatan berkaitan dengan unsure air yang bersifat menggapai – itulah sebabnya ada cairan di mulut saat memikirkan makanan lezat, cairan / lender di organ seks saat berfantasi adu-asmara dengan kekasih-pujaan-hati, cairan di mata saat memikirkan peristiwa yang penuh nostalgia.
Energi pikiran yang dilahirkan dari keangkuhan, penindasan dan perlakuan semena-mena, berkaitan dengan unsure padat yang bersifat menghantam, menubruk, menabrak. Dalam tindakan penindasan, bila terdapat juga unsure ketidakadilan yang sangat dominant, maka akan mengaktifkan energi gesekan yang menyebabkan gempa-bumi.
Energi pikiran dari pandangan-salah yang keliru dan menyesatkan yang bertolak-belakang dengan realitas-fenomena yang sesungguhnya, sehingga terjadi aktivitas “gerakan”, dan karenanya berkaitan dengan unsure angina. Dari keempat unsure, unsure angin yang terhalus, sesuai dengan energi dari pandangan terbalik yang paling halus tak kentara.
Karma-Kolektif: Kebencian, kemarahan, seks yang berlebihan
unsur yg terkait: Api
jenis bencana: Gunung berapi meletus, kebakaran hutan, cuaca panas, musim kemarau panjang, pemanasan global.
Karma-Kolektif:Nafsu keinginan, keserakahan, kemelekatan
unsur yg terkait:Air
jenis bencana:Banjir, permukaan air laut naik secara global,badai hujan, musim hukan yang terlalu panjang, air laut balik ke air sungai.
Karma-Kolektif:Penindasan dan perlakuan semena-mena
unsur yg terkait:Tanah
jenis bencana:Tubrukan, tabrakan; bila ketidakadilan sangat dominant, terjadi gesekan, sehingga mengakibatkan gempa-bumi.
Karma-Kolektif:Pandangan-salah, keliru, menyesatkan, tidak sesuai realitas / hakekat
unsur yg terkait:Angin
jenis bencana:Angin topan, tornado, dan berbagai bentuk badai-angin.
sebelumnya sy pikir Jepang sering gempa karena di masa lampau sebagian orang2nya menjadi penjajah yg semena2 sehingga manghasilkan kamma yg berhubungan dgn unsur tanah.......cmiiw _/\_
Anguttara Nikaya 4
70 (10) Tidak Baik <762>
“Para bhikkhu, ketika raja-raja tidak baik,<763> maka para pejabat kerajaan menjadi tidak baik. Ketika para pejabat kerajaan tidak baik, maka para brahmana dan perumah tangga menjadi tidak baik.<764> Ketika para brahmana dan perumah tangga menjadi tidak baik, maka para penduduk di pemukiman-pemukiman dan di pedalaman menjadi tidak baik. Ketika para penduduk di pemukiman-pemukiman dan di pedalaman tidak baik, maka matahari dan rembulan [75] berputar di luar jalurnya. Ketika matahari dan rembulan berputar di luar jalurnya, maka konstelasi dan bintang-bintang berputar di luar jalurnya. Ketika konstelasi dan bintang-bintang berputar di luar jalurnya, maka siang dan malam berjalan di luar waktunya … bulan-bulan dan dwimingguan berjalan di luar waktunya … musim-musim dan tahun-tahun berjalan di luar waktunya. Ketika musim-musim dan tahun-tahun berjalan di luar waktunya, maka angin bertiup di luar jalurnya dan secara acak. Ketika angin bertiup di luar jalurnya dan secara acak, maka para dewata menjadi marah. Ketika para dewata menjadi marah, maka hujan tidak turun dengan cukup. Ketika hujan tidak turun dengan cukup, pertanian menjadi masak dengan tidak teratur. Ketika orang-orang memakan hasil pertanian yang masak dengan tidak teratur, mereka menjadi pendek umur, buruk rupa, lemah, dan banyak penyakit.<765>
“Para bhikkhu, ketika raja-raja baik, maka para pejabat kerajaan menjadi baik. Ketika para pejabat kerajaan baik, maka para brahmana dan perumah tangga menjadi baik. Ketika para brahmana dan perumah tangga menjadi baik, maka para penduduk di pemukiman-pemukiman dan di pedalaman menjadi baik. Ketika para penduduk di pemukiman-pemukiman dan di pedalaman baik, maka matahari dan rembulan berputar sesuai jalurnya. Ketika matahari dan rembulan berputar sesuai jalurnya, maka konstelasi dan bintang-bintang berputar sesuai jalurnya. Ketika konstelasi dan bintang-bintang berputar sesuai jalurnya, maka siang dan malam berjalan sesuai waktunya … bulan-bulan dan dwimingguan berjalan sesuai waktunya … musim-musim dan tahun-tahun berjalan sesuai waktunya. Ketika musim-musim dan tahun-tahun berjalan sesuai waktunya, maka angin bertiup sesuai jalurnya dan dapat diandalkan. Ketika angin bertiup sesuai jalurnya dan dapat diandalkan, maka para dewata tidak menjadi marah. Ketika para dewata tidak menjadi marah, maka hujan turun dengan cukup. Ketika hujan turun dengan cukup, pertanian menjadi masak sesuai musimnya. Ketika orang-orang memakan hasil pertanian yang masak sesuai musimnya, mereka menjadi panjang umur, cantik, kuat, dan sehat.
Ketika ternak sedang menyeberangi [suatu penyeberangan]
Ketika sapi pemimpin berjalan berbelok-belok,
Maka semua yang lainnya berjalan berbelok-belok
Karena pemimpin mereka berjalan berbelok-belok.
Demikian pula, di antara manusia,
Ketika seseorang yang dianggap sebagai pemimpin
Berperilaku tidak baik,
Maka orang-orang lain juga melakukan demikian. [76]
Seluruh kerajaan menjadi kecewa
Jika rajanya tidak baik.
Ketika ternak sedang menyeberangi [suatu penyeberangan]
Ketika sapi pemimpin berjalan lurus,
Maka semua yang lainnya berjalan lurus
Karena pemimpin mereka berjalan lurus.
Demikian pula, di antara manusia,
Ketika seseorang yang dianggap sebagai pemimpin
Berperilaku baik,
Maka orang-orang lain juga melakukan demikian.
Seluruh kerajaan bergembira
Jika rajanya baik.
Genosida juga termasuk matangnya karma kolektif ya? atau sebatas bencana alam saja?
Lalu karma apa yg ditanggung Raja Vidudabha yg mematangkan karma suku Sakya (dgn melakukan genosida) tsb?
Genosida juga termasuk matangnya karma kolektif ya? atau sebatas bencana alam saja?
Lalu karma apa yg ditanggung Raja Vidudabha yg mematangkan karma suku Sakya (dgn melakukan genosida) tsb?
jadi dr semua pernyataan saya di atas ada beberapa pertanyaan:
1.kata teman saya,kalau di kasih mimpi,katanya saya berdosa,jadi harus bertobat,alias mereka mengingatkan saya,apa itu betul?
2.seandainya saya tiba2 bicara,dan terjadi nyata..padahal saya tidak menyumpahinya,apa itu berdosa?
3.sejak pristiwa itu,saya melihat khdpn beragama ini hanya kamuflase,alias akting2an,ngak setulus masa lalu..jadi setiap saya melihat kebohongan mereka,saya hanya bisa tertawa,apa itu dosa?
4.saya disuruh orang berpuasa,cuma saya tidak lengkap mendapat informasinya..puasa seperti apa?sehari tdk makan saja saya sudah gemetaran,gimana yang dia maksud,sementara saya sudah tdk ketemu dia..apa maksudnya?dan seandainya tdk saya lakukan apa yang terjadi?
5.ada suatu hari,teman saya bilang,dia melihat saya,ditengah malam,badan saya bercahaya?,dan dia ketakutan,katanya saya besar sekali..saya jadi bingung?.
6.seandainya saya dapat mimpi,saya perlu ceritakan ke orang lain atau tidak mimpi itu?misalnya saya mimpi ada orang mau di bunuh,kalau saya ceritakan ke dia,mngkn dia panjang umur..tapi banyak orang bilang,kalau saya cerita,saya melangkahi tuhan,jd berdosa...jadi harus gimana?
adakah diantara saudara sedharma yang mempunyai buku tri pitaka?yang sudah tidak di baca?bolehkah saya meminjamnya?..saya ingin baca,sebab punya saya dulu belum sempat dibaca,dan hilang entah kemana..trima kasih,,mohon penjelasannya..Tripitaka yg lengkap bisa sampai satu lemari banyaknya. Lebih baik anda membaca dulu buku dasar2 agama Buddha, di DC banyak dan bisa didonload gratis di sini http://dhammacitta.org/perpustakaan/ (http://dhammacitta.org/perpustakaan/)
sebelum saya mengajukan pertanyaan,salam nammo omi to hut kepada semuanya..semoga kita berbahagia semua.
saya david saya ingin bertanya banyak hal,yang sangat sulit saya mengerti
1.saya terlahir dari keluarga yang bisa lok thung,dimana kakek saya bisa,dan papa saya juga bisa,tetapi papa dan kakek saya adalah mertua dan menantu,dari sini saya kadang bertanya?apa semua ada hubungan dengan pertanyaan saya selanjutnya dan apa jawabannya?
2.sejak kelas 6 sd,saya mengalami banyak hal aneh..berupa mimpi,tetapi seperti nyata,adapun mimpi itu adalah
- saya pernah mimpi buddha berbadan gemuk,kepala botak,dan tertawa (mungkin maitreya),dia pernah bilang saya adalah naga
-saya mimpi raja langit,raja akhirat,buddha chikung,bahkan juru selamat umat kr****n yaitu yesus,di alam surga berlapis emas,dan buddha maitreya lebih dr 5x
-sejak peristiwa itu,saya mengalami ke anehan,setiap kali saya bermimpi dimana kondisi saya dalam mimpi berjubah putih,pasti mimpi itu jadi nyata,dan belakangan ini apa yang saya ucapkan sering jadi nyata..padahal saya tidak bisa lihat masa depan,mengapa bisa begini?
3.disaat saya masih kecil papa saya katanya bermimpi melihat batu api masuk ke kepala saya sampai ke seluruh tubuh saya,dan papa saya baru cerita saat saya usia 23thn..dan saat papa saya pergi dr dunia ini,tidak lama kakek saya pun pergi,dan teman papa saya sekaligus yang bantu lokthung,bercerita bahwa ada shin fut masuk ke badan saya,berupa batu api..katanya itu bukan mimpi..
4.sejak itu saya cari tahu,kemana mana,tapi tidak ada yg bisa menjawab,cuma ada 1 orang yang bisa menjawab,katanya saya berjodoh dengan buddha,dan dia suruh saya puasa tdk makan selama 40 hari,dan setiap malam melafalkan namo omi to hut sebanyak 1000x
5.saya mencari di internet mengenai naga,ternyata katanya jaman dulu ada titisan naga,naik dr sebuah danau berubah menjadi batu api
jadi dr semua pernyataan saya di atas ada beberapa pertanyaan:
1.kata teman saya,kalau di kasih mimpi,katanya saya berdosa,jadi harus bertobat,alias mereka mengingatkan saya,apa itu betul?
2.seandainya saya tiba2 bicara,dan terjadi nyata..padahal saya tidak menyumpahinya,apa itu berdosa?
3.sejak pristiwa itu,saya melihat khdpn beragama ini hanya kamuflase,alias akting2an,ngak setulus masa lalu..jadi setiap saya melihat kebohongan mereka,saya hanya bisa tertawa,apa itu dosa?
4.saya disuruh orang berpuasa,cuma saya tidak lengkap mendapat informasinya..puasa seperti apa?sehari tdk makan saja saya sudah gemetaran,gimana yang dia maksud,sementara saya sudah tdk ketemu dia..apa maksudnya?dan seandainya tdk saya lakukan apa yang terjadi?
5.ada suatu hari,teman saya bilang,dia melihat saya,ditengah malam,badan saya bercahaya?,dan dia ketakutan,katanya saya besar sekali..saya jadi bingung?.
6.seandainya saya dapat mimpi,saya perlu ceritakan ke orang lain atau tidak mimpi itu?misalnya saya mimpi ada orang mau di bunuh,kalau saya ceritakan ke dia,mngkn dia panjang umur..tapi banyak orang bilang,kalau saya cerita,saya melangkahi tuhan,jd berdosa...jadi harus gimana?
adakah diantara saudara sedharma yang mempunyai buku tri pitaka?yang sudah tidak di baca?bolehkah saya meminjamnya?..saya ingin baca,sebab punya saya dulu belum sempat dibaca,dan hilang entah kemana..trima kasih,,mohon penjelasannya..
mmm, saya ada yang mau ditanyakan.. sepertinya lewat thread ini saja ya..
begini, kan saya ingin mulai mencoba menjalankan PancaSila Buddhis..
karena saya non Buddhis, apa langsung saja membaca niat PancaSila nya dalam hati atau bagaimana?
apa sebelum membaca PancaSila, mesti membaca Trisarana terlebih dulu dalam hati?
terima kasih.. _/\_
mmm, saya ada yang mau ditanyakan.. sepertinya lewat thread ini saja ya..
begini, kan saya ingin mulai mencoba menjalankan PancaSila Buddhis..
karena saya non Buddhis, apa langsung saja membaca niat PancaSila nya dalam hati atau bagaimana?
apa sebelum membaca PancaSila, mesti membaca Trisarana terlebih dulu dalam hati?
terima kasih.. _/\_
mmm, saya ada yang mau ditanyakan.. sepertinya lewat thread ini saja ya..
begini, kan saya ingin mulai mencoba menjalankan PancaSila Buddhis..
karena saya non Buddhis, apa langsung saja membaca niat PancaSila nya dalam hati atau bagaimana?
apa sebelum membaca PancaSila, mesti membaca Trisarana terlebih dulu dalam hati?
terima kasih.. _/\_
siang...
mau tanya lagi..
mengenai PancaSila Buddhis..
cara pengucapan (pronounciation) nya yang benar bagaimana ya?
Dari pada berdebat...
bilang aja kalau berani...
minggu ini bersama-sama ke gereja..
minggu berikutnya ke wihara (dan seterusnya)..
supaya sama2 bisa memahamin lebih mendalam..
CMIIW, perhitungan tahun Buddhis dimulai sejak Wafatnya Sang Buddha..
perhitungannya hampir identik dengan perhitungan Kalender Lunar/Kalender Chinese,..
kk-kk, mau tanya...
Dhamma dan Dharma itu sama saja ya pengertiannya?? :-[
_/\_
Tanya.
Siapapun yang membunuh,
Akan mendapatkan seorang pembunuh!
Siapapun yang merebut,
Akan menjumpai seorang perebut!
Siapapun yang mencaci maki,
Akan memperoleh cacian!
Jadi, sebagai akibat dari tindakannya sendiri,
Si pengganggu pada saatnya akan diganggu juga!
( Samyutta Nikaya I,85 )
tolong dijelasin dengan contoh kah. ^:)^ _/\_
15 (5) Perang (2)
[84] (Pembukaan seperti pada §14:)
Dalam perang itu, Raja Pasenadi mengalahkan Raja Ajātasattu dan
menangkapnya hidup-hidup. Kemudian Raja Pasenadi berpikir:
“Walaupun Raja Ajātasattu dari Magadha telah melawanku sementara
aku tidak melawannya, namun ia tetap keponakanku. Biarlah aku
merampas semua pasukan gajahnya, semua pasukan berkudanya,
semua pasukan keretanya, dan semua prajurit infantrinya, dan
membiarkannya pergi tanpa memiliki apa pun kecuali hidupnya.”
Kemudian Raja Pasenadi merampas semua pasukan gajah Raja
Ajātasattu, semua pasukan berkudanya, semua pasukan keretanya, dan
semua prajurit infantrinya, dan membiarkannya pergi tanpa memiliki
apa pun kecuali hidupnya.
Kemudian, di pagi harinya, sejumlah bhikkhu merapikan jubah,
dan membawa mangkuk dan jubah mereka, memasuki Sāvatthī
untuk menerima dana makanan. Ketika mereka telah berjalan untuk
menerima dana makanan dan telah kembali dari menerima dana
makanan, setelah makan, mereka mendekati Sang Bhagavā, memberi
hormat kepada Beliau, duduk di satu sisi, dan melaporkan apa yang
telah terjadi.
Kemudian Sang Bhagavā, setelah memahami maknanya, pada
kesempatan itu mengucapkan syair-syair berikut ini:
405. “Seseorang akan terus merampas
Selama rampasan itu berguna baginya,
Tetapi ketika orang lain merampasnya,
Perampas dirampas.
406. “Si dungu berpikir keberuntungan berada di pihaknya
Selama kejahatannya belum masak,
Tetapi ketika kejahatan masak
Si dungu mengalami penderitaan.
407. “Pembunuh melahirkan pembunuh,
Seorang yang menaklukkan adalah seorang penakluk.
Penyiksa melahirkan siksaan,
Pemaki adalah seseorang yang memaki.
Demikianlah dengan membentangkan kamma
Si perampas dirampas.”
jadi bulan n tanggalnya sama seperti kalender Lunar..?iya, bulan dan tanggalnya sama... ;D
mau tanya, buku PDF atau artikel PDF yang menjelaskan secara sangat detail mengnai Sila *lebih dari 5 sila* bisa cari dimana? judulnya apa?oh ia, saya rencana mau kasi yang d terjemahin ama wil. Tpi selalu lupa. ;D
yang penjabarannya seperti di buku 5 Aturan Moralitas Buddhis - Ronald Satya Surya..
saya ingin membaca lebih rinci mengenai aturan dan penjelasan sila 6 sampai 8..
thx u.. _/\_
sekadar saran, daripada mempelajari garis2 batas sila butir demi butir, mending jalankan saja sesuai pengertian garis besarnya dan barengi dengan meditasi yang rutin... menurut saya begini lebih efektif dan lebih bermanfaat.
oh ia, saya rencana mau kasi yang d terjemahin ama wil. Tpi selalu lupa. ;Dc violet masuk ke grup (https://www.facebook.com/groups/AtthasilaSupportGroup/?fref=ts) aja.. ;D
c violet masuk ke grup (https://www.facebook.com/groups/AtthasilaSupportGroup/?fref=ts) aja.. ;D
downloadnya disana... ;)
kan dalam JMB8, terdapat Pencaharian Benar..
tentang cara cari uang yang benar..
salah satunya kan jangan menjual daging..
berarti kalau bekerja di Restoran Non Vegetarian termasuk tidak benar donk ya?? (http://dhammacitta.org/forum/Smileys/ym/sad.gif)
“Lima perdagangan ini, O para bhikkhu, tidak boleh dilakukan oleh seorang umat awam: berdagang senjata, berdagang makhluk-makhluk hidup, berdagang daging, berdagang minuman memabukkan, berdagang racun.”
(AN 5:177; III 208)
Yang tidak boleh itu menjual makhluk hidup, bukan makhluk mati (baca: daging)
Menurut gw, berdagang daging boleh krn memang sudah mati, spt penjual daging mentah atau restoran yg bukan membeli makhluk hidup lalu membunuhnya utk dijual. Untuk obat kalo tujuannya memang utk penyembuhan gak masalah, soal bisa digunakan sbg racun itu penyalahgunaan oleh konsumen bukan kesalahan penjual.Ini kisah nyata ya om, minta pendapat om ariya ma temen2 semua...
Ini kisah nyata ya om, minta pendapat om ariya ma temen2 semua...
Ada seorang pasien ke t4 penjual ramuan herbal sambil bawa racun tikus. Dy beli ramuan herbal buat sakitnya DM namun karena saat itu si pasien lagi jengkel ma istrinya so dy mau campur ramuan itu ma racun tikus.
Si penjual tentu tidak mengijinkan karena takut dianggap ikut membunuh si pasien...
Karena ramuan tsb dibawa pulang so gag tahu jadi ditambah racun pa gag minumnya.
Pertanyaannya: apakah si penjual bersalah jikalau si pasien meninggal akibat minum ramuannya+racun tsb?
Apakah dengan menjual ramuan herbal itu dy dapat dianggap ikut mensukseskan usaha bunuh diri pasiennya?
Trims b4
Menurut gw, si penjual tidak bersalah krn tdk berkehendak membunuh, ia juga sudah berusaha mencegah.....Ow gitu ya om... Soalnya penjualnya terbeban juga actually...
Ow gitu ya om... Soalnya penjualnya terbeban juga actually...
Atas jawabannya om ariya saya +1GRP soalnya thanksnya dihapus udahan hehehe...
Ow ya setahuku ada juga dalam JMB8 tentang Ucapan Benar... Lalu bagaimana pandangan Buddhist soal dusta putih seperti contohnya jika ortu berbohong kepada anaknya tentang suatu hal.. Apakah itu juga dianggap salah dalam Buddhist?
Berbohong apa pun alasannya tetap berbohong, tidak ada pengecualian. Misalkan seseorang berbohong demi menyelamatkan nyawa org lain, itu dianggap 2 perbuatan yg berbeda: satu berbohong, satu menyelamatkan nyawa org lain....Kalau begitu kamma baiknya setara ma kamma buruknya alias sia2??
GRP Back :)
tanya om,
Menghentikan pengobatan terhadap orangatua kita sendiri sehingga menyebabkan meninggal lebih cepat atau menderita lebih lama dengan alasan ekonomi,
apakah itu melanggar sila dan karma buruk..? _/\_
Berbohong apa pun alasannya tetap berbohong, tidak ada pengecualian. Misalkan seseorang berbohong demi menyelamatkan nyawa org lain, itu dianggap 2 perbuatan yg berbeda: satu berbohong, satu menyelamatkan nyawa org lain....
GRP Back :)
Itu euthanasia, jelas melanggar sila pertama pembunuhan
Perlu diperjelas dulu apa yg dimaksud euthanasia dan kriterianya? Menghentikannya seperti apa, apa mencabut selang nafas atau cuma tak mampu membeli obat dan ke RS/dokter lagi?
Jika euthanasia = pembunuhan, artinya si anak melakukan akusala garuka kamma dong?
Masuk neraka avici ?
Nah, ini bukan pertanyaan Buddhis pemula lagi ;D
Gara2 lo ngomong begitu entar semua anak yg ortunya masuk RS, meski perlu operasi2 canggih, operasi otak, bypass nafas, mesin jantung, mesin paru, mesin ginjal, dan kemungkinan kecil bisa bertahan, akan terpaksa jual rumah, jual harta benda, tabungan pendidikan anak, jadi gelandangan dan tuna wisma, demi membayar biaya2 tindakan RS seperti di atas. Kalo masih kurang, masih bisa ambil hutangan.
Kalo ga mau masuk neraka avici. Semua karena jawaban lo di atas bro. :whistle:
[at] Virya
- Kalau ingin mentraktir teman, hindari saja tempat makan yang menyediakan 'hewan segar' untuk disantap. Kalau ditraktir teman, asalkan Anda tidak berniat membunuh hewan untuk dimakan, maka Anda tidak melanggar sila ke-1.
- Syarat-syarat yang melandasi satu tindakan pencurian adalah (i)adanya sesuatu yang merupakan milik makhluk lain (objek), (ii) kesadaran makhluk yang bersangkutan (subjek) akan hal ini, (iii) niat untuk mencuri, (iv) langkah-langkah perbuatan, dan (v) peralihan benda ke makhluk yang bertindak sebagai akibatnya. Tindakan Anda benar. Jadi lain kali minta izin saja, supaya lebih sopan, halal dan syah. ;D
- Sila ke-5 itu yang ditekankan adalah 'tidak meminum'. Objeknya adalah 'minuman yang dapat melemahkan kesadaran'. Jadi bukan masalah 'mabuknya'. Ketika Anda meminumnya, meski tidak sampai mabuk, Anda tetap sudah melanggar sila ke-5. Kalau Anda ingin teguh dalam menjalankan sila, Anda dapat menolak ajakan ini. Tolaklah tawaran yang baik itu dengan ramah dan tegas.
Pernah dipaksa 'minum' sama Boss,
upasaka
3. Di pesta pernikahan sih, saya ga pernah dipaksa utk minum yg beralkohol tuh, kecuali atas kemauan sendiri. Jika memang "dipaksa", bisa anda akali dgn pura2 minum khan?
Sebaiknya tidak memulai "perbuatan yg buruk" walau sekecil apapun karena lambat laun akan jadi kebiasaan
semoga bermanfaat
metta
Tidak semua orang jahat akan terlahir kembali (pergi) ke neraka. Neraka merupakan salah satu dari alam-alam rendah, yang terdapat penderitaan hebat di sana. Penderitaan yang dirasakan para penghuni neraka bukan datang dari penyiksaan para algojo atau juru siksa. Makhluk-makhluk penghuni neraka merasakan penderitaan, karena memang kondisi alam neraka yang amat sengsara dan menyedihkan. Coba Anda bayangkan hidup di istana dengan hidup di daerah kumuh. Perbedaan kontras seperti itu adalah sebagai simbolisasi perbedaan alam kehidupan manusia dengan kehidupan para penghuni neraka.
Niraya
Niraya biasa sering disebut sebagai “neraka”. Alam Niraya adalah alam kehidupan yang penuh dengan penderitaan hebat. Makhluk-makhluk yang berada di alam ini akan selalu merasa dirinya tersiksa, menderita, kesakitan, kepanasan, dan berbagai penderitaan lainnya yang tanpa henti. Terdapat delapan Maha Niraya (Neraka Besar), yang masing-masingnya terbagi lagi sehingga keseluruhannya terdapat 136 Neraka. Delapan Maha Niraya itu antara lain :
<1> Sanjiva Niraya
Makhluk yang berada di alam ini akan merasakan penderitaan tubuhnya terpotong-potong menjadi kepingan-kepingan tiada putusnya. Makhluk di alam ini akan mati dan bertumimbal lahir lagi di alam ini lagi, sampai berkali-kali hingga kamma buruknya telah habis. Kata “Sanjiva” itu berarti “hidup lagi dan hidup lagi”.
<2> Kalasuta Niraya
“Kalasuta” berarti “benang hitam”. Penghuni alam ini akan merasakan seluruh tubuhnya terjerat oleh benang hitam dan selalu merasakan hantaman dan pukulan ke arah tubuh mereka.
<3> Sanghata Niraya
Sanghata Niraya (Neraka Penghancur) adalah neraka yang penghuninya merasakan dirinya dihantam dan dihancurkan oleh batu karang raksasa yang menyala-nyala.
<4> Roruva Niraya
Penghuni Neraka Roruva (daerah Tartarus) merasakan nyala api dan asap memasuki tubuh mereka melalui sembilan lubang seperti telinga, hidung, mulut, mata, dan sebagainya.
<5> Maha Roruva Niraya
Sementara itu di Neraka Maha Roruva (Roruva Besar), penghuninya merasakan dipanggang dalam nyala api yang besar sekali.
<6> Tapana Niraya
Makhluk yang menghuni alam ini akan berada dalam satu keadaan dimana mereka terikat dan melekat pada batang yang menyala, dan di seluruh lantai dan sekelilingnya pun menyala kobaran api yang luar biasa.
<7> Patapa Niraya
Sementara itu di Patapa Niraya (pembakaran yang hebat), penghuninya merasa dipaksa oleh pukulan “senjata otomatis” dan menyala-nyala, untuk mendaki gunung yang diliputi api, dan api itu menyerangnya kembali dengan kuat sehingga mereka terjatuh ke bawah dan kembali terikat pada `batang besi menyala, dan menderita demikian serta tidak dapat bergerak.
<8> Avici Niraya
Neraka Avici (yang berarti tanpa penghentian), yang merupakan neraka terbesar dan neraka yang paling menakutkan dan amat sengsara. Penghuni neraka ini akan merasakan semua penderitaan yang ada di 7 neraka lainnya, dan dengan frekuensi dan kualitas yang lebih dashyat.
kalau alam Niraya sebegitu mengerikannya, apakah yang terlahir di alam Niraya dapat terlahir di alam lain yang lebih baik?
lalu bagaimana para makhluk di alam Niraya mendapatkan karma baik untuk bisa terbebas dari Dukkha?
_/\_
semua makhluk pasti punya timbunan kamma baik dan buruk, kamma buruknya telah mengantarkan seseorang ke alam niraya, tapi setelah akibat dari kamma buruk itu habis, maka ia selanjutnya akan terlahir kembali ke alam yg lebih baik sebagai akibat dari timbunan kamma baiknya sebelumnya.
berarti lamanya suatu makhluk terlahir di alam Niraya itu tergantung dari seberapa banyak kamma buruknya yah?
dan juga timbunan kamma baiknya menentukan lamanya ia berada di dalam Niraya? betul begitu?
lalu apakah makhluk yg hidup itu terlahir di alam Niraya, persis setelah mati dari kehidupan dimana ia melakukan kamma buruk (yg mengakibatkan ia terlahir di Niraya)??
mau tanya,
kan kalau di agama lain, misalnya seseorang melakukan yang dianggap salah oleh orang lain, tapi bagi diri yg melakukan itu benar, maka orang tersebut dan orang yang pro akan berkata "biar saja, yang menentukan/menilai dosa(sin) itu kan tuhan, bukan orang."
nah, kalau di Buddhis, berarti diri kita sendiri ya yang menilai segala sesuatu perbuatan kita, karena kita kan sudah diajarkan tentang hukum Kamma?? tapi sebijaksana nya manusia, apakah penilaian manusia tentang dirinya akan bisa 100% benar?? atau hanya yang mencapai pencerahan yang bisa begitu? atau Bhikkhu? (eh, tapi bikkhu aja bisa melanggar vinaya ya??) binun.. ::)
atau pada akhirnya ya kamma nya itu yg nantinya akan menilai... ketika kamma perbuatannya berbuah..
4. "Sekarang, bagaimana pendapatmu, warga suku Kalama? Kalau keserakahan (lobha) timbul dalam diri seorang manusia, apakah itu membawa keuntungan atau kerugian?"
"Akan membawa kerugian, Yang Mulia."
"Sekarang, warga suku Kalama, seseorang yang serakah dicengkeram oleh keserakahan dan tidak dapat mengendalikan dirinya lagi; apakah orang itu tidak mungkin akan membunuh makhluk hidup, mengambil sesuatu yang tidak diberikan, melakukan perzinahan, mengucapkan kata-kata yang tidak benar, dan juga menyebabkan orang lain berbuat demikian; bukankah hal itu akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan baginya untuk waktu yang lama?"
"Memang demikian, Yang Mulia."
5. "Sekarang, bagaimana pendapatmu, warga suku Kalama? Kalau kebencian (dosa) timbul dalam diri seorang manusia, apakah itu akan membawa keuntungan atau kerugian?"
"Akan membawa kerugian, Yang Mulia."
"Sekarang, warga suku Kalama, seseorang yang membenci, dicengkeram oleh kebencian dan tidak dapat mengendalikan dirinya lagi; apakah orang itu tidak mungkin akan membunuh makhluk hidup, mengambil sesuatu yang tidak diberikan, melakukan perzinahan, mengucapkan kata-kata yang tidak benar, dan juga menyebabkan orang lain berbuat demikian; bukankah hal itu akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan baginya untuk waktu yang lama?"
"Memang demikian, Yang Mulia."
6. "Sekarang, bagaimana pendapatmu, warga suku Kalama? Kalau kegelapan batin (moha) timbul dalam diri seorang manusia, apakah itu akan membawa keuntungan atau kerugian?"
"Akan membawa kerugian, Yang Mulia."
"Sekarang, warga suku Kalama, seseorang yang diliputi kegelapan batin (moha), dicengkeram oleh kegelapan batin dan tidak dapat mengendalikan dirinya lagi; apakah orang itu tidak mungkin akan membunuh makhluk hidup, mengambil sesuatu yang tidak diberikan, melakukan perzinahan, mengucapkan kata-kata yang tidak benar, dan juga menyebabkan orang lain berbuat demikian; bukankah hal itu akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan baginya untuk waktu yang lama?"
"Memang demikian, Yang Mulia."
7. "Kalau begitu, warga suku Kalama, bagaimana pendapatmu? Apakah hal-hal tersebut baik atau tidak baik?"
"Tidak baik, Yang Mulia."
"Apakah hal-hal tersebut tercela atau tidak tercela?"
"Tercela, Yang Mulia."
"Apakah hal-hal tersebut dibenarkan atau tidak dibenarkan oleh para Bijaksana?"
"Tidak dibenarkan, Yang Mulia."
"Kalau terus dilakukan, apakah itu akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan?"
"Akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan, Yang Mulia. Demikianlah pendapat kami."
8. "Karena itu, warga suku Kalama, itulah yang Kumaksud dengan mengatakan, 'Janganlah percaya begitu saja berita yang disampaikan kepadamu; atau oleh karena sesuatu yang merupakan tradisi; atau sesuatu yang didesas-desuskan. Janganlah percaya begitu saja apa yang dikatakan di dalam kitab-kitab suci; juga apa yang katanya sesuai dengan logika atau kesimpulan belaka; juga apa yang katanya merupakan hasil dari suatu penelitian; juga apa yang katanya telah direnungkan dengan seksama; juga apa yang terlihat cocok dengan pandanganmu; atau karena ingin menghormat seorang pertapa yang menjadi gurumu.'
Tetapi, warga suku Kalama, kalau setelah diselidiki sendiri, kamu mengetahui, 'Hal ini tidak berguna, hal ini tercela, hal ini tidak dibenarkan oleh para Bijaksana; hal ini kalau terus dilakukan akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan,' maka sudah selayaknya kamu menolak hal-hal tersebut."
..... [omitted]
10. "Bagaimana pendapatmu, warga suku Kalama? Apabila seseorang telah terbebas dari keserakahan (lobha), apakah hal ini merupakan keuntungan atau kerugian?"
"Keuntungan, Yang Mulia."
"Bukankah orang ini, yang telah terbebas dari keserakahan dan tidak lagi dicengkeram oleh keserakahan, dan oleh karena ia dapat mengendalikan dirinya dengan baik, akan berhenti membunuh makhluk hidup, berhenti mengambil sesuatu yang tidak diberikan (mencuri), berhenti melakukan perzinahan berhenti mengucapkan kata-kata yang tidak benar, berhenti menjadi penyebab yang menyesatkan orang lain, tidak akan mendapatkan kerugian dan penderitaan untuk waktu yang lama?"
"Memang demikian halnya, Yang Mulia."
11. "Sekarang, bagaimana pendapatmu, warga suku Kalama? Apabila seseorang telah terbebas dari kebencian (dosa), apakah hal ini merupakan keuntungan atau kerugian?"
"Keuntungan, Yang Mulia."
"Bukankah orang ini, yang telah terbebas dari kebencian tidak lagi dicengkeram oleh kebencian….., berhenti menjadi penyebab yang menyesatkan orang lain, tidak akan mendapatkan kerugian dan penderitaan untuk waktu yang lama?"
"Memang demikian halnya, Yang Mulia."
12. "Sekarang, bagaimana pendapatmu, warga suku Kalama? Apabila seseorang telah terbebas dari kegelapan batin (moha), apakah hal ini merupakan keuntungan atau kerugian?"
"Keuntungan, Yang Mulia."
"Bukankah orang ini, yang telah terbebas dari kegelapan batin dan tidak lagi dicengkeram oleh kegelapan batin ….., berhenti menjadi penyebab yang menyesatkan orang lain, tidak akan mendapat kerugian dan penderitaan untuk waktu yang lama?"
"Memang demikian halnya, Yang Mulia."
13. "Kalau begitu, warga suku Kalama, bagaimana pendapatmu? Apakah hal-hal tersebut menguntungkan atau tidak menguntungkan?"
"Menguntungkan, Yang Mulia."
"Apakah hal-hal tersebut tercela atau tidak tercela?"
"Tidak tercela, Yang Mulia."
"Apakah hal-hal tersebut dibenarkan atau tidak dibenarkan oleh para Bijaksana?"
"Dibenarkan, Yang Mulia."
"Kalau terus dilakukan, apakah akan membawa kebahagiaan atau tidak?"
"Tentu akan membawa kebahagiaan. Demikianlah pendapat kami."
14. "Demikianlah, warga suku Kalama, itulah yang Kumaksud dengan mengatakan, 'Janganlah percaya begitu saja….., Tetapi apabila setelah diselidiki sendiri, kamu mengetahui hal ini berguna; hal ini tidak tercela; hal ini dibenarkan oleh para Bijaksana; hal ini kalau terus dilakukan akan membawa keberuntungan dan kebahagiaan, maka sudah selayaknya kamu menerima dan hidup sesuai dengan hal-hal tersebut.' Itulah sebabnya, mengapa Aku mengucapkan kata-kata tersebut."
“Kapan pun kamu ingin melakukan perbuatan melalui jasmani, kamu harus bercermin: ‘Perbuatan melalui jasmani yang ingin kulakukan ini – akankah ia membawa pada penderitaan bagi diri sendiri, orang lain, atau keduanya? Apakah ia suatu perbuatan jasmani yang tidak baik, dengan akibat yang menyedihkan, hasil yang menyakitkan?’ Jika, dalam bercermin, kamu mengetahui bahwa ia akan membawa pada penderitaan bagi diri sendiri, orang lain, atau keduanya; ia adalah perbuatan jasmani yang tidak baik dengan akibat yang menyedihkan, hasil yang menyakitkan, maka segala perbuatan jasmani yang semacam itu sesungguhnya tidak pantas kamu lakukan. Namun jika dalam bercermin kamu mengetahui bahwa ia tidak akan mengakibatkan penderitaan… ia adalah perbuatan jasmani yang baik dengan akibat yang membahagiakan, hasil yang menyenangkan, maka segala perbuatan jasmani yang semacam itu pantas kamu lakukan.”
“Saat kamu melakukan suatu perbuatan jasmani, kamu harus bercermin: ‘Perbuatan jasmani yang kulakukan ini – apakah membawa pada penderitaan bagi diri sendiri, orang lain, atau keduanya? Apakah ia suatu perbuatan jasmani yang tidak baik, dengan akibat yang menyedihkan, hasil yang menyakitkan?’ Jika, dalam bercermin, kamu mengetahui bahwa ia membawa pada penderitaan bagi diri sendiri, orang lain, atau keduanya… kamu harus menghentikannya. Namun jika dalam bercermin kamu mengetahui bahwa ia bukan… kamu dapat melanjutkannya.”
“Setelah melakukan suatu perbuatan jasmani, kamu harus bercermin padanya…. Jika, dalam bercermin, kamu mengetahui bahwa ia membawa pada penderitaan bagi diri sendiri, orang lain, atau keduanya; ia adalah perbuatan jasmani yang tidak baik dengan akibat yang menyakitkan, hasil yang menyedihkan, maka kamu harus mengakuinya, mengungkapkannya, mengatakannya secara terbuka kepada Sang Guru atau kepada seorang sahabat yang berpengetahuan dalam kehidupan suci. Setelah mengakuinya… kamu harus berlatih mengendalikan diri pada masa yang akan datang. Namun jika dalam bercermin kamu mengetahui bahwa ia tidak membawa pada penderitaan… ia adalah perbuatan jasmani yang baik dengan akibat yang menyenangkan, hasil yang membahagiakan, maka kamu harus tetap tersegarkan secara mental dan bergembira, dengan berlatih siang dan malam dalam kualitas mental yang baik.”
..... [dst berlaku juga untuk perbuatan melalui ucapan dan pikiran]
Sumber: Ambalatthika-rahulovada Sutta
mau nanya lagi..
apa bedanya:
Sabbe Satta Sukhita Hontu
dan
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta ??
itu artinya sama-sama "Semoga Semua Makhluk Berbahagia" ??
thx u..
Kalo gak salah:
sabbe = semua
sattā = makhluk
bhavantu = semoga (mereka) menjadi
sukhitattā = sukhita + attā = bahagia dalam hati.
hontu = menjadi
Sabbe satta sukhita hontu = Semoga semua makhluk berbahagia
Sabbe satta bhavantu sukhitatta = Semoga semua makhluk berbahagia dalam hatinya
Cmiiw
thx u, bro ariyakumara atas penjelasan dan referensi sutta nya.. ^:)^
mau nanya lagi..
kalau kita berusaha melepaskan sesuatu atau seseorang, tapi sesuatu atau seseorang itu masih membuat kita kepikiran atau masih membuat kita beremosi, berarti belum benar-benar melepaskan ya?
lalu bagaimana caranya agar emosi itu hilang? walau kita tau emosi itu tidak baik, tapi tetap masih nyangkut, kesal.. walau kita juga tau, itu cuma bikin diri kita cape.. tapi kok ya belum bisa berhadapan dengan sesuatu atau seseorang itu tanpa emosi apapun (terutama dosa/benci, karena akhirnya dosa yg dirasakan) lagi...
pada prakteknya susah sekali melepaskan dosa itu... :'(
hontu = menjadi
tapi kalau di
niddukha hontu
avera hontu
abyapajjha hontu
*dari Brahmaviharapharana*
sepertinya hontu = bebas, ya??
Berusahalah berlatih terus sampai emosi (kekesalan) tsb hilang/lenyap. Bagaimana caranya? Ini pernah dibahas oleh om Indra di http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23886.0.html (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23886.0.html)
"Hontu" itu sinomin dengan "bhavantu". Selengkapnya bisa dilihat di kamus Pali-English: http://dsalsrv02.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.2:1:3509.pali (http://dsalsrv02.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.2:1:3509.pali)
Nidukkha = ni (tanpa) + dukkha (penderitaan)
Avera = a (tanpa) + vera (kebencian)
Abyāpajjha = a (tanpa) + byāpajjha (kesulitan)
eh tapi kok terjemahannya sama yah antara yang nidukkho homi dan nidukkha hontu??
kalau kita sedang mencari pekerjaan, kita kan berusaha mencari kerjaan yang baik..kalau saran saya, kalau memang sedang meperlukan pekerjaan itu, diterima saja.
tapi belum dapat, lalu kemudian tawaran atau panggilan yang datang pada kita adalah tempat dmana kerjaan tersebut kurang baik menurut dhamma.. misal di resto seafood (walaupun bukan jd koki/yg motong2 hewan), di bar (walaupun bukan jadi bartendernya)..
nah, apakah mesti kita tolak? tapi sama saja dengan menolak rejeki bukan?
atau kita tolak karena memang itu kurang baik dan yakin saja bahwa saat mencari lagi, kita akan menemukan yg baik nantinya??
mengenai garuka kamma.. apakah kita bisa tahu jika di kehidupan sebelum ini apakah kita pernah melakukan garuka kamma??
saya teringat novelnya Dee Lestari, disitu tokoh Bodhi digambarkan tidak bisa mati, dan sering bisa roh/jiwa nya terbang atau mengalami kejadian dimana dia merasakan apa yg hewan rasakan ketika dia menatap mata hewan tersebut? atau seperti melayang meninggalkan badan/jasadnya secara tiba2? dan kata gurunya mungkin karena dikehidupan sebelumnya dia pernah melakukan garuka kamma? tapi anehnya dia selalu selamat dari peristiwa yg dapat membahayakan nyawa nya??
apa iya, garuka kamma tidak langsung berbuah di kehidupan berikutnya sehingga dia terlahir kembali di alam manusia??
atau apakah orang yg pernah melakukan garuka kamma, setelah masuk avici, dapat terlahir menjadi manusia lagi tapi masih ada sisa2 garuka kamma nya yang membuatnya mengalami sensasi dukkha yg lebih dari biasa??
oh, kok terjemahan di Brahmaviharapharana begini:
Aham sukhito homi
Semoga aku berbahagia
Niddukho homi
Bebas dari penderitaan
Avero homi
Bebas dari penyakit
Anigho homi
Bebas dari kesukaran
Sukhi attanam pariharami
Semoga aku dapat mempertahankan kebahagianku sendiri
Sabbe satta sukhita hontu
Semoga semua makhluk berbahagia
Niddukha hontu
Bebas dari penderitaan
Avera hontu
Bebas dari kebencian
Abyapajjha hontu
Bebas dari kesakitan
Anigha hontu
Bebas dari kesukaran
makanya saya pikir hontu = bebas..
eh tapi kok terjemahannya sama yah antara yang nidukkho homi dan nidukkha hontu??
mau nanya..
pas gak ya tanya disini.. ::)
kalau kita mau jadi orang yang baik.. dengan melatih sila, samadhi, melepas kemelekatan dan belajar dhamma..
sebagai umat perumah tangga yg baik..
lalu apa kita gak perlu bersenang-senang lagi??
kan seperti kita tahu bersenang-senang itu kurang baik..
jadi apa kita udah sama sekali gak perlu bersenang-senang?
kalau masih perlu, bersenang2 gimana yg teman2 masih lakukan??
thx u..
bersenang2lah dengan tidak melanggar sila
bersenang2lah dengan tetap menjaga perhatian, tidak membiarkan pikiran dikuasai oleh kesenangan tersebut.
bersenang2lah dengan tidak melekat pada kesenangan tersebut, dan memahami bahwa kesenangan itu adalah tidak kekal dan segera berlalu dan berubah.
bersenang2lah dengan tidak melanggar sila
bersenang2lah dengan tetap menjaga perhatian, tidak membiarkan pikiran dikuasai oleh kesenangan tersebut.
bersenang2lah dengan tidak melekat pada kesenangan tersebut, dan memahami bahwa kesenangan itu adalah tidak kekal dan segera berlalu dan berubah.
T O P !
kemarin dulu dengar radio tentang lingkungan hidup, sampah, kebersihan...
kemungkinan karna masih barusan Waisak... pembicara mengatakan...
kalau Buddha selesai makan, piringnya sangat bersih, sehingga tidak perlu dicuci...
menjadi pertanyaan...
1. bagaimana cara makan Buddha sehingga piringnya bisa sebersih ini
2. apakah merupakan kebiasaaan, kalau Buddha makan juga pakai piring
trims sebelumnya..
(note: pembicara menyarankan kalau makan, janganlah disisakan/dibuang...janganlah memboros makanan2 tsb.... sehingga memberi contoh piring yg bersih...)
ref: MN 91 Brahmāyu Sutta
13. “Ketika Beliau menerima air untuk mencuci mangkuknya, Beliau tidak mengangkat atau menurunkan mangkuknya atau memiringkannya ke depan atau ke belakang. Beliau tidak menerima terlalu banyak atau terlalu sedikit air untuk mencuci mangkuknya. Beliau mencuci mangkuknya tanpa menimbulkan suara berkecipak. Beliau mencuci mangkuknya tanpa membalikkannya. Beliau tidak meletakkan mangkuknya di lantai untuk mencuci tangannya: ketika mencuci tangannya, mangkuknya juga tercuci; dan ketika mencuci mangkuknya, tangannya juga tercuci. Beliau menuangkan air pencuci mangkuk dengan tidak terlalu jauh juga tidak terlalu dekat dan Beliau tidak menuangkannya ke sekeliling.
gak terbayang... bingung sendiri... ::) ::)
gak terbayang... bingung sendiri... ::) ::)
tak terbayangkan si pembicara radio tsb udah pantas banyak
belajar dari bro Indra yg lmemaparkan lengkap dgn refensi.
Tapi apakah tepat dikatakan MANGKUK ? setau cumpol itu bukang mangkok yg dipakai orang Tiongkok mau Jepang lhoo...
ref: MN 91 Brahmāyu Sutta
tak terbayangkan si pembicara radio tsb udah pantas banyak
belajar dari bro Indra yg lmemaparkan lengkap dgn refensi.
Tapi apakah tepat dikatakan MANGKUK ? setau cumpol itu bukang mangkok yg dipakai orang Tiongkok mau Jepang lhoo...
ref: MN 91 Brahmāyu Sutta
Kayaknya mangkuk Sang Buddha pastinya sudah hancur karena dimakan usia krn kalo tidak salah mangkuk tsb terbuat dari bahan kayu.
mangkuk kayu tidak diperbolehkan dalam vinaya, jadi sepertinya tidak mungkin Sang Buddha menggunakan mangkuk kayu.
Kayaknya mangkuk Sang Buddha pastinya sudah hancur karena dimakan usia krn kalo tidak salah mangkuk tsb terbuat dari bahan kayu.
Mangkuk atau patta yg digunakan Sang Buddha terbuat dari 4 mangkuk batu warna hijau persembahan dari 4 raja dewa. Empat mangkuk ini kemudian disatukan menjadi satu. Apakah setelah itu pattaNya pernah diganti lagi atau tidak, tidak ada referensinya lagi. CMIIW.
Gmn ya cara supaya pas meditasi vipasanna bisa lama... soalnya cm sanggup 5 menit..
Sabar
Gmn ya cara supaya pas meditasi vipasanna bisa lama... soalnya cm sanggup 5 menit..
YupsKesabaran adalah cara bertapa yang tertinggi~ Dhammapada 184
kalo meditasi pake ukuran (merasa bagus/afdol kalo begini atau begitu), ntar stres sendiri.. kalo ga stres, minimal bingung..
Salam sejahtera semua teman-teman... _/\_ Thread ini dibuat karena saya melihat antusias dari rekan-rekan yang cukup besar pada Board Buddhisme untuk Pemula ini. Saya bermaksud untuk menjadikan thread ini sebagai forum tanya-jawab seputar Buddhisme, khususnya untuk rekan-rekan yang ingin menggali pemahaman lebih lanjut tentang Buddhisme. Topik pertanyaannya bebas, asal masih berada dalam jalur sudut pandang Ajaran Sang Buddha. Saya harap thread ini dapat memfasilitasi rekan-rekan yang masih pemula, dan juga sebagai media bacaan yang ringkas, menyenangkan dan mencerahkan.Untuk menjaga kenyamanan di thread ini, ada beberapa ketentuan yang saya buat, yaitu :1) Thread ini adalah dari, oleh dan untuk kita bersama. Oleh karena itu, semua rekan boleh memberikan pertanyaan atau menyampaikan jawabannya masing-masing.2) Thread ini adalah kolom tanya-jawab seputar Buddisme untuk pemula. Oleh karena itu, semua rekan diharapkan untuk tetap menjaga format Q&A ini.3) Postingan yang hanya berisikan pernyataan Out of Topic, akan saya tindak-lanjuti dengan tegas; dengan atau tanpa pemberitahuan sebelumnya.4) Semua pertanyaan, jawaban maupun pernyataan harus disampaikan dengan bahasa yang sopan.Semoga semua berbahagia.
Kok ada ya.. yg bisa meditasi berbulan2 ga makan ga minum.. kayak Ram Bomjon itu..
Trs gmn crny bisa meditasi tanpa terganggu nyamuk.. :-?
saya juga tidak tau. Kamu mau bisa begitu?
pake kelambu.
di vihara yang besar patung Buddha nya ada bermacam2 bentuk.. ada yg duduk, ada yang berdiri.. ada yang tangannya banyak.. ada yg seperti dewi kwan im.. ada yg gendut n ketawa..
pertanyaannya kenapa masing2 patung itu di namaskara oleh umat??
bukankah waktu puja bakti, umat sudah menghormat pada Buddha, mengingat para dewa... ::)
lalu apakah masih perlu saat baru datang dan mau pulang, menghormat berkeliling ke patung2 Buddha tersebut??
atau sekedar kebiasaan??
thx u..
*binun*
Ya, itu kebiasaan yang sudah menjadi tradisi dalam Buddhis
tapi bila tidak mengikuti, gpp kan??
yang penting saat puja bakti, tujuan menghormat n mengingat sang Buddha kan sudah dilaksanakan..
Menurut gw, gak pa2. Btw, post di atas gw edit jg
Mau tanya soal meditasi...
Kan ada 2 tuh.. Samatha dan Vipassana
Bedanya apa ya?
Kata org2 lebih gampangan Samatha...
Vipasanna susah dan butuh kesabaran... :'(
coba dibaca http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,5976.0.html
jadi intinya yang menentukan kita lahir, sakit, tua dan mati itu hukum karma kan..??Gak juga, menurut Paticcasamuppada, bhava paccaya jati (kemenjadian/penjelmaan mengkondisikan kelahiran), jati paccaya jaramarana (kelahiran mengkondisikan usia tua dan kematian). Kalo ditelusuri, bhava dikondisikan oleh upadana (kemelekatan), dst, sampai dengan avijja (ketidaktahuan) sbg akarnya.
kapan dan kenapa kita mati atau sakit juga karena hukum karma kan??
entah itu buah karma baik atau buruk di masa ini atau masa lalu..
betul begitu yah??
thx u..
Gak juga, menurut Paticcasamuppada, bhava paccaya jati (kemenjadian/penjelmaan mengkondisikan kelahiran), jati paccaya jaramarana (kelahiran mengkondisikan usia tua dan kematian). Kalo ditelusuri, bhava dikondisikan oleh upadana (kemelekatan), dst, sampai dengan avijja (ketidaktahuan) sbg akarnya.
Kematian bisa karena buah karma yang menghancurkan kehidupan seseorang (kamma penghancur istilahnya, tetapi gw tdk ingat bahasa Pali-nya) atau habisnya masa kehidupan (jadi memang udah waktunya mati krn usia tua). Yang pasti selama masih ada kelahiran maka selama itu juga ada usia tua dan kematian seperti rumusan Paticcasamuppada di atas.
IMO....
udah sempet baca dikit tentang hukum paticcasamupada, tapi blm paham banget..
ngertinya semua saling berkesinambungan hampir seprti rantai makanan gitu..
yang menentukan habisnya masa kehidupan / usia tua itu apa? atau siapa?
Saling bergantungan tepatnya, tetapi bukan dalam satu rangkaian sebab-akibat yg linear (satu sebab pasti menghasilkan satu akibat)
Masing-masing alam kehidupan memiliki batas usia rata-ratanya, kalo sudah mencapai batas usia tersebut, maka matilah makhluk tsb.
masih penasaran..IMO, ada pengaruh ketahanan fisik juga...
batas usia tua A dan B beda.. kenapa? kok begitu.. ada yg 60 thn, 80 thn, bahkan 100thn..
masih penasaran..
batas usia tua A dan B beda.. kenapa? kok begitu.. ada yg 60 thn, 80 thn, bahkan 100thn..
mau tanya, kalau untuk meditasi, misalkan kita duduk sila yang kakinya tidak saling tumpang tindih dan sudah kira2 20menit kan mulai berasa kesemutan, apa kita biarkan saja, sampai misalkan 1-2 jam tidak bergerak..??kalo orang normal sih, 1 - 2 jam gak akan mengakibatkan gangguan kesehatan. misalnya ada problem kesehatan atau obesitas, ya coba posisi yang lebih enak, pantatnya ditinggikan atau sekalian aja duduk di kursi tapi punggung sebaiknya tetap lurus tidak bersandar...
bahaya gak sih untuk si kaki itu sendiri?? *peredaran darah n otot, pokoknya bagian kaki lah gitu*
trus kan, kalo meditasi gitu lama2 badan seperti lemas, agak jatuh sedikit bungkuk gtu punggung, kepala.. kan boleh ditegakkan lagi.. tapi pas menegakkan itu, brarti konsentrasi buyar donk..??
mohon pengertiannya, kk..
thx u.. ^:)^
badan sebaiknya rileks tapi tidak loyo. yang penting adalah bagaimana anda menyadari badan, batin dan hubungan keduanya. di saat batin anda berkelahi melawan sakit badan yang anda rasakan, maka berarti anda sudah tidak lagi sadar. di saat batin anda sibuk menyesali konsentrasi yang buyar, berarti anda sudah tidak sadar lagi. apapun yang terjadi di dalam dan di luar, anda perhatikan dan sadari saja. apabila pikiran anda ingin membetulkan posisi duduk dan badan anda bergerak mematuhi pikiran anda, diperhatikan saja. jangan berkelahi, jangan berusaha memaksakan sesuatu...
ada saatnya sewaktu perhatian anda penuh, badan anda terasa sangat rileks namun batin anda jernih dan siaga.
semua sakit fisik hilang dengan sendirinya...
tidak sadar karena batin menuruti hawa nafsu dari rasa sakit ya??bukan. saat mikirin betapa sakitnya kakiku atau menyesali betapa payahnya konsentrasiku, berarti saat itu batin tidak sedang menyadari keluar masuk nafas atau menyadari gerak gerik batin atau objek lainnya...
bukan. saat mikirin betapa sakitnya kakiku atau menyesali betapa payahnya konsentrasiku, berarti saat itu batin tidak sedang menyadari keluar masuk nafas atau menyadari gerak gerik batin atau objek lainnya...
tidak sadar karena batin menuruti hawa nafsu dari rasa sakit ya??
kalo menurut saya tergantung jenis meditasi yg dilakukan dan juga metode meditasi.
Kalo Anapannasati, setahu saya sih kesemutan atau Baal atau sakit diabaikan saja.
kalo Vipasana metode Mahasi, sakit/baal/kesemutan tsb dijadikan obyek meditasi sampai fenomena tsb lenyap.....
saya msih belajar anapanasati..
tapi kalau ada rasa gatal atau kesemutan, jd konsen ke rasa itu sampai terbiasa n hilang, baru ke nafas lagi..
coz gak bisa konsen ke nafas kalau lg gatal/sakit.. :(
setahu saya sih untuk Anapannasati sih seharusnya apapun fenomena yg muncul itu diabaikan, tetap fokus ke napas untuk mengembangkan konsentrasi....
hihi.. salah yaa.. mmm, baiklah, dicoba dibenerin.. ::)
ooohhhh... tapi kalo udah sakit, susah ya buat konsen.. :(gimana kalo anda eksperimen, coba kalo sakitnya ditahanin sampe lama, trus coba juga kalo anda langsung nyerah dan ganti posisi kaki, terakhir coba juga kalo anda terima rasa sakitnya sambil disadari aja...
di link ini ada buku ttg anapanasati dan vipasana metode mahasi:
http://dhammacitta.org/perpustakaan/kategori/ebook/meditasi/
gimana kalo anda eksperimen, coba kalo sakitnya ditahanin sampe lama, trus coba juga kalo anda langsung nyerah dan ganti posisi kaki, terakhir coba juga kalo anda terima rasa sakitnya sambil disadari aja...
ntar share ke kita2 ;D
kamma artinya perbuatan...jadi jawabannya "yes"??
jadi jawabannya "yes"??kamma netral ;D
kalo duduk, mandi, buang air, termasuk kamma juga gak om?
kamma netral ;Dbagaimana cara membedakan antara kamma netral, baik dan buruk?
ntah banyak faktor...tergantung klo makannya krn kehendak..ini hanya untuk menopang tubuh..bukan untuk kenikmatan indria dst maka condong dgn yg ke 4...kalo makan dengan keserakahan artinya masuk yang ke 2 ya?
bagaimana cara membedakan antara kamma netral, baik dan buruk?soal kamma netral itu, aku cuma pernah baca di buku sekilas sih... ;D
soal kamma netral itu, aku cuma pernah baca di buku sekilas sih... ;Dkalo contoh kasus tidur bagaimana? ;D
tapi IMO, belum tentu kegiatan sehari2, seperti mandi, makan, minum, dll itu termasuk kamma netral, karena sering ada niat dibalik tindakan yang kita lakukan tsb.. (cetana = kamma)
kalo misal kita mau jalan kerumah si A, biasanya kita punya landasan niat dulu, mau ngapain, tujuannya apa..
kalo mau cari ribut di sana, yah berarti cetananya dilandasi akar dosa... ;D
kalo maunya buat berdana, ya cetananya dilandasi alobha.. ;D
jadi gak bisa dipukul rata juga... :D
kalo contoh kasus tidur bagaimana? ;D
tidur dengan kebencian? :-?
besok pagi2 gue mau bunuh orang, jadi tubuh gue harus dalam kondisi fit, oleh karena itu sekarang gue harus tidur.kalo mo tidur terus tidur aja, gak mikir apa2 atau ketiduran, bagaimana dong?
kalo mo tidur terus tidur aja, gak mikir apa2 atau ketiduran, bagaimana dong?
Saat tidur, meski pikiran dalam kondisi lemah, namun pikiran terus beraksibegitu yah. :)
Batin anda bergolak, pikiran bergolak, tidur tidak nyenyak dan aksi-reaksi kamma banyak terjadi dalam alam pikiran.
Seperti contoh Bro Indra, sebelum tidur sudah diniati membunuh besok, maka pikiran akan sibuk mengatur rencana2 besok, dipenuhi dosa yg terus memotivasi pikiran kita saat tidur.
Demikian juga dengan tidur tanpa motivasi pikiran yg kuat sebelumnya, alias ketiduran maka pikiran akan dimotivasi oleh aksi-reaksi dari kejadian2 lain.
Kejadian sebelum tidur, mirip saat menjelang kematian, pikiran mana yg paling kuat sebelum tidur, itu yg akan menentukan arah batin kita saat tidur, klu ga ada, maka pikiran2 lain yg akan muncul
::
kalo mo tidur terus tidur aja, gak mikir apa2 atau ketiduran, bagaimana dong?
lagi, 5 sila kalo dilanggar jelas menghasilkan kamma buruk, tapi kalo tambahan 3 sila & perubahan sila ke 3 di formasi atthasila, apa kamma buruk juga?hanya jika memakan makanan yg diperoleh dengan mencuri
misalnya makan udah lewat tengah hari pas udah bertekad katanya mau 8sila.
"ketiduran" adalah ungkapan bahwa seseorang tertidur secara tidak sengaja, dan segala perebuatan yg tidak sengaja adalah tidak didorong oleh kehendak, oleh karena itu bukan kamma.ya..ya,... :)
hanya jika memakan makanan yg diperoleh dengan mencurikenapa makan lewat tengah hari gak termasuk kamma buruk om?
kenapa makan lewat tengah hari gak termasuk kamma buruk om?
kan udah bertekad kalo akan menjalankan sila.
IMO, sila yang tidak makan lewat tengah hari adalah sila yang bersifat pelatihan (sikkhapada), bukan sbg penjagaan ucapan dan perbuatan (carita) ataupun penghindaran ucapan dan perbuatan buruk (varitta).apakh semua perbuatan yang dilandasi lobha, dosa dan moha termasuk kamma buruk om?
apakh semua perbuatan yang dilandasi lobha, dosa dan moha termasuk kamma buruk om?
kalo makan lewat tengah hari itu dengan lobha, bagaimana?
maaf agak bawel.
perbuatan baik juga bisa dilandasi oleh lobha, dosa, dan moha, tetapi ini adalah kamma baik. misalnya orang berdana karena didorong oleh pikiran "konon dengan berdana bisa jadi kaya", ini adalah perbuatan berdana yg didorong oleh lobha, tapi bagaimanapun juga berdana adalah kamma baik.iya juga yah.
iya juga yah.
jadi bagaimana membedakan antara kamma baik dan buruk om?
begitu yah. :)
jadi intinya tetap ada kamma disana?
Jika yg dimaksudkan adalah 'ketiduran'nya, maka seperti yg dijelasin Bro Indra, maka 'ketiduran' itu sendiri adalah proses yg tidak disengaja, maka tidak ada kamma krn kita 'ketiduran'._/\_ makasih penjelasnnya om.
Tapi, didalam tidur itu sendiri, terjadi mimpi2.. artinya pikiran berproses, ada kesadaran pikiran yg sedang bekerja. Jika ini yg dimaksud: apakah ada kamma dalam pikiran saat tidur? Sejauh yg saya tau, tergantung kualitas tidurnya. Jika tidurnya nyenyak sekali, maka tidak akan mimpi, sehingga tidak terjadi kamma. Ini tidur berkualitas yg biasanya terjadi jika kita lelah sekali atau selalu terjadi pada orang2 suci.
Jika tidurnya tidak nyenyak alias banyak mimpi, maka terjadi proses kesadaran disini. Saat tidur, kesadaran kita tetap mengambil objek (yakni: objek pikiran) dan memprosesnya. Tetap terjadi kamma disini.
::
MN 41 Sāleyyaka Suttamantap mentong... :jempol:
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17327.msg279173.html#msg279173
ma tanya nih rekan-rekan,dimana anjurannya om? ;D
kenapa di Buddhisme ada anjuran agar tak terikat dan melekat pada tempat tinggal? apakah ini berarti sebaiknya berpindah-pindah tempat tinggal?
dimana anjurannya om? ;Dmakasih atas replynya ci _/\_
IMO, kalo kemelekatan sih sebaiknya tidak dikembangbiakkan, bukan cuma pada tempat aja. Berpindah2 belum tentu juga gak melekat, sekalipun berpindah tapi pikirannya tetap terarah dan ingin ke sana, itu udah melekat namanya.
Dan menetap disuatu tempat pun belum tentu terikat dan melekat terhadap tempat itu. :)
Lihatlah diri sendiri, apa yang bermanfaat bagi diri Anda. Misalnya membiasakan diri tidak tinggal menetap terlalu lama di satu tempat [kuti], agar tak terikat dan melekat pada tempat tinggal.gimana pendapat cici seputar anjuran dari beliau?
http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/tanya-jawab-dengan-ajahn-chah-seputar-meditasi/ (http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/tanya-jawab-dengan-ajahn-chah-seputar-meditasi/)
makasih atas replynya ci _/\_itu anjurannya kan untuk bhikkhu, bukan untuk kita2 ini.. ;D
anjurannya dari Ajahn Chah.gimana pendapat cici seputar anjuran dari beliau?
itu anjurannya kan untuk bhikkhu, bukan untuk kita2 ini.. ;Diya cih. tapi penyakit kemelekatan tidak pandang bulu kan? :))
iya cih. tapi penyakit kemelekatan tidak pandang bulu kan? :))Kalau untuk anjuran berlama2 tinggal di satu tempat, itu sebenarnya untuk bhikkhu yang memang tidak punya tempat tinggal tetap,,
jadi menurut bro will umat awam nggak perlu ngikutin anjuran tersebut? atau mungkin ada caranya sendiri?
makasih atas replynya ci _/\_mungkin ini terkait dengan salah satu kebutuhan pokok para bhikkhu, kuti.
anjurannya dari Ajahn Chah.gimana pendapat cici seputar anjuran dari beliau?
Kalau untuk anjuran berlama2 tinggal di satu tempat, itu sebenarnya untuk bhikkhu yang memang tidak punya tempat tinggal tetap,,
kalau kita punya rumah, masa mau pindah2 rumah tiap bulan?? ;D
kemelekatan pada tempat tinggal itu bisa mempengaruhi meditasi para bhikkhu, tapi untuk umat awam, karena ga memungkinkan, anjuran ini bisa di skip aja...
mungkin ini terkait dengan salah satu kebutuhan pokok para bhikkhu, kuti.dimengerti, ci. jadi disesuaikan dengan kebutuhan ya.
makanya dikatakan gak boleh melekat, salah satu caranya dengan tinggal berpindah2, karna seseorang menjadi bhikkhu bukan untuk memperoleh kuti, melainkan bagaimana kebutuhan itu bisa digunakan untuk mencapai tujuan tertinggi dari latihan.
kalau bhikkhunya mulai melekat, nanti akan menjadi penghalang dalam latihan.
seperti kata wil.
Anguttara Nikaya 5:223 Menetap Terlalu Lamawah mantap Om. yang saya bold itulah yang saya rasakan... :jempol:
“Para bhikkhu, ada lima bahaya ini jika menetap terlalu lama [di tempat yang sama]. Apakah lima ini? (1) Seseorang menjadi memiliki dan mengumpulkan banyak benda; (2) ia menjadi memiliki dan mengumpulkan banyak obat-obatan; (3) ia melakukan banyak tugas dan pekerjaan dan menjadi kompeten dalam berbagai hal yang harus dilakukan; (4) ia membentuk keterikatan dengan para perumah tangga [] dan kaum monastik dalam cara yang tidak selayaknya seperti halnya umat awam; dan (5) ketika ia meninggalkan vihara itu, ia pergi dengan penuh kecemasan. Ini adalah kelima bahaya itu jika menetap terlalu lama [di tempat yang sama].
“Para bhikkhu, ada lima manfaat ini jika menetap selama waktu yang seimbang [di tempat yang sama]. Apakah lima ini? (1) Seseorang tidak memiliki dan tidak mengumpulkan banyak benda; (2) ia tidak memiliki dan tidak mengumpulkan banyak obat-obatan; (3) ia tidak melakukan banyak tugas dan pekerjaan dan tidak menjadi kompeten dalam berbagai hal yang harus dilakukan; (4) ia tidak membentuk keterikatan dengan para perumah tangga dan kaum monastik dalam cara yang tidak selayaknya seperti halnya umat awam; dan (5) ketika ia meninggalkan vihara itu, ia pergi tanpa kecemasan. Ini adalah kelima manfaat itu jika menetap terlalu lama [di tempat yang sama].”
Dalam Buddhisme, apakah pemuja setan masuk neraka atau alam rendah, dll (yang negatif pokoknya :)) )?
mungkin ini terkait dengan salah satu kebutuhan pokok para bhikkhu, kuti.
makanya dikatakan gak boleh melekat, salah satu caranya dengan tinggal berpindah2, karna seseorang menjadi bhikkhu bukan untuk memperoleh kuti, melainkan bagaimana kebutuhan itu bisa digunakan untuk mencapai tujuan tertinggi dari latihan.
kalau bhikkhunya mulai melekat, nanti akan menjadi penghalang dalam latihan.
seperti kata wil.
Anguttara Nikaya 5:223 Menetap Terlalu LamaKalimat terakhir itu ga salah om
“Para bhikkhu, ada lima bahaya ini jika menetap terlalu lama [di tempat yang sama]. Apakah lima ini? (1) Seseorang menjadi memiliki dan mengumpulkan banyak benda; (2) ia menjadi memiliki dan mengumpulkan banyak obat-obatan; (3) ia melakukan banyak tugas dan pekerjaan dan menjadi kompeten dalam berbagai hal yang harus dilakukan; (4) ia membentuk keterikatan dengan para perumah tangga dan kaum monastik dalam cara yang tidak selayaknya seperti halnya umat awam; dan (5) ketika ia meninggalkan vihara itu, ia pergi dengan penuh kecemasan. Ini adalah kelima bahaya itu jika menetap terlalu lama [di tempat yang sama].
“Para bhikkhu, ada lima manfaat ini jika menetap selama waktu yang seimbang [di tempat yang sama]. Apakah lima ini? (1) Seseorang tidak memiliki dan tidak mengumpulkan banyak benda; (2) ia tidak memiliki dan tidak mengumpulkan banyak obat-obatan; (3) ia tidak melakukan banyak tugas dan pekerjaan dan tidak menjadi kompeten dalam berbagai hal yang harus dilakukan; (4) ia tidak membentuk keterikatan dengan para perumah tangga dan kaum monastik dalam cara yang tidak selayaknya seperti halnya umat awam; dan (5) ketika ia meninggalkan vihara itu, ia pergi tanpa kecemasan. Ini adalah kelima manfaat itu jika menetap terlalu lama [di tempat yang sama].”
Kalimat terakhir itu ga salah om
Kalimat terakhir itu ga salah om
Kalau LaVeyan Satanism malah kayaknya orangnya rasional semua.he eh. bahkan mendukung keakuan sebagai kunci menikmati hidup :))
menurut banyak sutta, penyebab masuk neraka atau alam rendah adalah pandangan salah dan moralitas yang buruk. jadi sepertinya menyembah batu juga gak masalah atau moralitasnya baik dan berpandangan benar.gitu ya Om... oh ya mau tanya dalam Buddhisme Mara itu memang suatu entitas nyata atau cuman simbol dari sifat2 buruk manusia?
kok bisa tahu si setan bisa masuk neraka ?kata Tuhan di akhir zaman setan masuk neraka :P
dan bagaimana cara memuja si setan masuk neraka !
apa syarat2 jadi pemuja setan masuk neraka ?
anggapan umum memang setan itu kayak hantu juga, kategori mahluk penghuni alam rendahkan.
:)
dengan berbasis pandangan semua fenomena adalah berkondisi, apakah unconditional love memang benar-benar ada?
"Berkondisi" di sini berarti muncul, bertahan sebentar dan lenyap. Atau menurut sutta dlm AN 3.47:_/\_
“Para bhikkhu, ada tiga karakteristik ini yang mendefinisikan keterkondisian.<405> Apakah tiga ini? Kemunculannya terlihat, kelenyapannya terlihat, dan perubahannya selama berlangsung terlihat. Ini adalah ketiga karakteristik yang mendefinisikan keterkondisian itu.
Karena unconditional love juga muncul, bertahan sebentar lalu lenyap, maka ia tidak benar-benar tidak berkondisi dalam pengertian Buddhis. Menurut Buddhis, yang tidak berkondisi hanya Nibbana itu sendiri.
Kalo mau bahas ttg keterkondisian cinta mgkn bisa dibuat topik baru, but IMO bahkan metta karuna pun termasuk berkondisiwah urusan cinta sy kurang referensi ;D
tanya lagi,
apa iya semakin sedikit keinginan maka semakin sedikit pula penderitaan? ko pengalaman sy tidak sesuai dengan rumus tersebut y :))
_/\_:)) :))
kadang saya berpikir kalo ada seseorang yang memberi unconditional love pada orang/benda/dll lain, itu karena avijja ;D
:)) :))
Berarti para istri raja Avijja semua donk, karena mereka harus mencintai raja tanpa syarat, bahkan raja punya istri sampe 500 pun kgk ape2.... ^:)^ ^:)^
Padahal kita tahu Ratu Khema itu istri raja Bimbisara, Ratu Samavati istri raja Pasenadi ;D
Di Sāvatthī. Pada saat itu, Raja Pasenadi dari Kosala bersama dengan Ratu Mallikā di teras atas istana. Kemudian Raja Pasenadi dari Kosala berkata kepada Ratu Mallikā: “Adakah, Mallikā, seseorang yang lebih engkau sayangi daripada dirimu sendiri?”[1]
“Tidak ada, Baginda, orang yang lebih kusayangi daripada diriku sendiri. Tetapi adakah, Baginda, orang yang lebih engkau sayangi daripada dirimu sendiri?”
“Bagiku juga, Mallikā, tidak ada orang yang lebih kucintai daripada diriku sendiri.”
Kemudian Raja Pasenadi dari Kosala turun dari istana dan mendatangi Sang Bhagavā. Setelah mendekat, ia memberi hormat kepada Sang Bhagavā, duduk di satu sisi, dan menceritakan kepada Sang Bhagavā tentang percakapannya dengan Ratu Mallikā. Kemudian Sang Bhagavā, setelah memahami maknanya, pada kesempatan itu mengucapkan syair berikut ini:
“Setelah melintasi segala penjuru dengan pikiran,
Seseorang tidak menemukan di mana pun yang lebih ia sayangi daripada dirinya sendiri.
Demikian pula, bagi setiap orang, dirinya sendiri adalah yang paling disayangi;
Oleh karena itu, ia yang menyayangi dirinya sendiri seharusnya tidak mencelakai orang lain.”
Emang pengalamannya spt apa?dulu sy nulis 100 keinginan duniawi di secarik kertas dengan harapan semua keinginan tersebut bisa perlahan tercapai dengan usaha (plus biar ga lupa). suatu ketika sy mrasa menderita karena seperti dikejar2 harus meraih semua keinginan tersebut. lalu sy nyoba gagasan kalo semakin sedikit keinginan maka semakin sedikit penderitan. sy hapus semua keinginan tersebut. awalnya terasa lega... namun sy malah merasa menderita karena tidak ada selama hidup tidak ada pencapaian apa-apa. no progress, no achievement, no mestory :'(
:)) :))memang begitu seharusnya ci ;D
Berarti para istri raja Avijja semua donk, karena mereka harus mencintai raja tanpa syarat, bahkan raja punya istri sampe 500 pun kgk ape2.... ^:)^ ^:)^
Padahal kita tahu Ratu Khema itu istri raja Bimbisara, Ratu Samavati istri raja Pasenadi ;D
dulu sy nulis 100 keinginan duniawi di secarik kertas dengan harapan semua keinginan tersebut bisa perlahan tercapai dengan usaha (plus biar ga lupa). suatu ketika sy mrasa menderita karena seperti dikejar2 harus meraih semua keinginan tersebut. lalu sy nyoba gagasan kalo semakin sedikit keinginan maka semakin sedikit penderitan. sy hapus semua keinginan tersebut. awalnya terasa lega... namun sy malah merasa menderita karena tidak ada selama hidup tidak ada pencapaian apa-apa. no progress, no achievement, no mestory :'(
tolong pencerahannya ;D
suhu-suhu izinkan saya menanyakan:
1. darimana cerita asal usul hidup buddha berasal? apakah dari tipitaka?
2. dari cerita buddha, saya membaca kalau buddha baru pertama kali melihat orang sakit, mati dan tua saat keluar dari kerajaan? apakah ini bukannya berkontradiksi dengan logika:
- dimana ibunya sendiri (Ratu Maya) sudah meninggal
- siddharta sejak kecil sudah dididik dengan guru pribadi dan memiliki prestasi yang hebat dalam ilmu pengetahuan. masa pintar baru sadar hal paling DASAR dalam logika manusia ketika baru keluar dari istana. bukankah itu suatu kejanggalan menurut suhu-suhu?
3. bagaimana menyikapi kisah-kisah dalam cerita buddha yang terkesan metafisik (maaf terkesan tahyul), seperti waktu buddha lahir apa yang diinjak jadi teratai, dewa-dewi turun melihat buddha dan sebagainya? apakah ini cuma penambahan-penambahan saja atau memang ajaran asli buddha.
mohon jawaban suhu-suhu sekalian.
terima kasih bro shinichi... jawabannya memuaskan penasaran saya. mau bertanya lagi nih...
dalam buddhisme tidak dikenal adanya takdir... bener tidak ya?
nah ketika Siddharta bayi dibaca nasibnya oleh pertapa, dikatakan Dia akan menjadi Orang Suci atau Raja diatas raja. bukankah itu malah sudah menjadi takdir bahwa Siddharta akan menjadi seseorang yang luar biasa?
lalu saya baca waktu masih bayi bahkan Siddharta sudah bisa berbicara bahwa dia akan menjadi Raja diatas raja.
yang saya tangkap berarti ketika Siddharta terlahir bahwa sudah jelas masa depannya bahwa dia akan menjadi orang spesial. itu bagi saya merupakan konsep takdir
mohon pencerahannya suhu-suhu
1. kanon pali..kebanyakan merujuk dgn tipitaka pali theravada, kanon sangkrit kebanyakan merujuk pada tripitaka mahayana.. banyak isinya beda...semisal contoh mahaparinibanna sutta di pali... di sangkrit ada bbrp versi..mulai versi awal yg mirip dgn kanon pali, sampai yg isinya berbeda jauh...
2. theravada di katakan paling original..di karenakan..pada perpecahan pertama..buddhist jadi sekte2..rata2 masih pake tipitaka yg sama dipake oleh theravada saat ini..yg membuatnya beda...kebanyakan ada yg dilengkapi syair..ada penguragan.. dan cara memaknai suatu sutta (tp sutta nya tidak di ubah), saat muncul mahayana... maka muncul sutta(pali) atau sutra(sangkrit) yg baru... yg isinya berbeda.
3. krn sutta pada dasarnya berupa hafalan jaman itu (sebelum di tulis).. dan hasil hafalan buddhisme awal (klo ga salah ada 5 sekte jaman dulu) tidak jauh berbeda... maka di katakan cukup otentik ..sekte2 awal ini di katakan sebagai aliran buddhisme awal...jd kurasa masih cukup otentik .
1. kanon pali..kebanyakan merujuk dgn tipitaka pali theravada, kanon sangkrit kebanyakan merujuk pada tripitaka mahayana.. banyak isinya beda...semisal contoh mahaparinibanna sutta di pali... di sangkrit ada bbrp versi..mulai versi awal yg mirip dgn kanon pali, sampai yg isinya berbeda jauh...kalau berbeda tentu ada yang ajaran asli Buddha ada yang tidak. berarti bs disimpulan kalau kanon mahayana ada yang didalamnya bukan ajaran asli Buddha Gotama?
3. krn sutta pada dasarnya berupa hafalan jaman itu (sebelum di tulis).. dan hasil hafalan buddhisme awal (klo ga salah ada 5 sekte jaman dulu) tidak jauh berbeda... maka di katakan cukup otentik ..sekte2 awal ini di katakan sebagai aliran buddhisme awal...jd kurasa masih cukup otentik .saya baca kalau tipitaka itu kalau dituliskan bisa ribuan lembar. apakah ada bukti yang bisa diterima logika kalau ribuan lembar ini bisa dihapal selama 400 tahun tanpa adanya perubahan (baik kata atau makna)?
kalau berbeda tentu ada yang ajaran asli Buddha ada yang tidak. berarti bs disimpulan kalau kanon mahayana ada yang didalamnya bukan ajaran asli Buddha Gotama?
saya baca kalau tipitaka itu kalau dituliskan bisa ribuan lembar. apakah ada bukti yang bisa diterima logika kalau ribuan lembar ini bisa dihapal selama 400 tahun tanpa adanya perubahan (baik kata atau makna)?
apakah kita harus mengambil pendekatan bahwa tipitaka tidak semuanya merupakan ajaran asli buddha, tapi intinya tetap sama? (ehipasiko saja)
Kalo untuk menelusuri buddhisme awal, mgkn perlu mempelajari sejarah Buddhisme...dan bagaimana perpecahan tsb dimulai...
Kalo membanding Tipitaka dan Tripitaka, krn berasal dari satu sumber yang sama pasti ada bagian yang sama....mgkn bagian yang sama antar kedua aliran tsb bisa memberikan petunjuk mengenai buddhisme awal.
Kalo soal menghapal Tipitaka sampai saat ini pun masih ada Bikkhu yang mempunyai kemampuan tsb.
dan kalo tidak salah Bikkhu yang menulis "Riwayat Agung Para Buddha" mampu menghapal, dan masuk dalam guiness book.
akan sulit menelusuri apakah Buddha ngomong gitu atau ga... tp lebih mungkin menelusuri..apakah terjadi perubahan significant antara tipitaka/tripitaka aliran2 awal buddhism..krn masing2 membuat tipitakanya sendiri2.... jika pada dasarnya sama..maka..boleh lah di setujui..itu cukup otentik.
btw... apakah anda punya kemampuan bahasa mandarin? jika iya..mungkin aku bisa kasih link salah satu sumber tripitaka nya mandarin .. dan bandingkan dgn punya pali (ini 2 sekte berbeda...)
ika pada dasarnya sama..maka..boleh lah di setujui..itu cukup otentik.saya baca aliran theravada tidak mengakui lotus sutra yang malah katanya jadi sutra paling penting dalam aliran mahayana. apakah menurut anda, lotus sutra itu tambah-tambahan saja dari akibat akulturasi di tanah tiongkok?
boleh diberi sumber yang bisa menghapal ribuan lembar itu tidak bro? ;)
tentu secara logika, menghapal yang sudah tertulis lebih gampang dari menghapal lisan ke lisan. sulit secara nalar saya 400 tahun penurunan dari lisan ke lisan tidak ada perubahan.
coba googling: Mingun Sayadaw
tanya dunk, lima, empat, dan satu gugusan pembentuk.
contoh yang empat dan satu itu makhluk2 d alam mana ya?
arupa untuk yang satu bukan?
tanya dunk, lima, empat, dan satu gugusan pembentuk.
contoh yang empat dan satu itu makhluk2 d alam mana ya?
arupa untuk yang satu bukan?
Sumbernya bukan dari sutta ya hema?
Yg empat gugusan pembentuk itu makhluk arupa (tanpa rupakkhanda/kelompok jasmani)Boleh tanya lebih lanjut tentang Asannasatta ? Sutta apa yg menjelaskan hal tsb ?
Yg satu itu makhluk asannasatta (tanpa batin, yaitu tanpa kelompok perasaan, persepsi, bentukan pikiran, dan kesadaran [menurut komentar Theravada])
Boleh tanya lebih lanjut tentang Asannasatta ? Sutta apa yg menjelaskan hal tsb ?
Ada, para bhikkhu, para dewa tertentu yang disebut tanpa persepsi. Segera setelah suatu persepsi muncul dalam diri mereka, para dewa itu jatuh dari alam tersebut.
“Para bhikkhu, ada sembilan alam makhluk-makhluk ini. Apakah sembilan ini?
(1) “Ada, para bhikkhu, makhluk-makhluk yang berbeda dalam jasmani dan berbeda dalam persepsi, seperti manusia, beberapa deva, dan beberapa makhluk di alam rendah. Ini adalah alam pertama makhluk-makhluk.
(2) “Ada makhluk-makhluk yang berbeda dalam jasmani tetapi identik dalam persepsi, seperti para deva kumpulan Brahmā yang terlahir kembali melalui [jhāna] pertama. Ini adalah alam ke dua makhluk-makhluk.
(3) “Ada makhluk-makhluk yang identik dalam jasmani tetapi berbeda dalam persepsi, seperti para deva dengan cahaya gemerlap. Ini adalah alam ke tiga makhluk-makhluk.
(4) “Ada makhluk-makhluk yang identik dalam jasmani dan identik dalam persepsi, seperti para deva dengan keagungan gemilang. Ini adalah alam ke empat makhluk-makhluk.
(5) “Ada makhluk-makhluk yang tanpa-persepsi, tanpa pengalaman, seperti para deva yang tanpa-persepsi. Ini adalah alam ke lima makhluk-makhluk.
(6) “Ada makhluk-makhluk yang, dengan sepenuhnya melampaui persepsi bentuk, dengan lenyapnya persepsi kontak indria, dengan tanpa-perhatian pada persepsi keberagaman, [mempersepsikan] ‘ruang adalah tanpa batas,’ menjadi bagian dari landasan ruang tanpa batas. Ini adalah alam ke enam makhluk-makhluk.
(7) “Ada makhluk-makhluk yang, dengan sepenuhnya melampaui landasan ruang tanpa batas, [mempersepsikan] ‘kesadaran adalah tanpa batas, menjadi bagain dari landasan kesadaran tanpa batas. Ini adalah alam ke tujuh makhluk-makhluk.
(8 ) “Ada makhluk-makhluk yang, dengan sepenuhnya melampaui landasan kesadaran tanpa batas, [mempersepsikan] ‘tidak ada apa-apa,’ menjadi bagian dari landasan kekosongan. Ini adalah alam ke delapan makhluk-makhluk.
(9) “Ada makhluk-makhluk yang, dengan sepenuhnya melampaui landasan kekosongan, menjadi bagian dari landasan bukan persepsi juga bukan bukan-persepsi. Ini adalah alam ke sembilan makhluk-makhluk.
“Ini adalah kesembilan alam makhluk-makhluk itu.”
Yang saya tahu:Makasih bro shinichi atas bantuannya ;D
Quote from: DN 1 Brahmajala SuttaQuoteAda, para bhikkhu, para dewa tertentu yang disebut tanpa persepsi. Segera setelah suatu persepsi muncul dalam diri mereka, para dewa itu jatuh dari alam tersebut.
Quote from: AN 9.24 Sattavasa SuttaQuote“Para bhikkhu, ada sembilan alam makhluk-makhluk ini. Apakah sembilan ini?
<blockquote>
(1) “Ada, para bhikkhu, makhluk-makhluk yang berbeda dalam jasmani dan berbeda dalam persepsi, seperti manusia, beberapa deva, dan beberapa makhluk di alam rendah. Ini adalah alam pertama makhluk-makhluk.
(2) “Ada makhluk-makhluk yang berbeda dalam jasmani tetapi identik dalam persepsi, seperti para deva kumpulan Brahmā yang terlahir kembali melalui [jhāna] pertama. Ini adalah alam ke dua makhluk-makhluk.
(3) “Ada makhluk-makhluk yang identik dalam jasmani tetapi berbeda dalam persepsi, seperti para deva dengan cahaya gemerlap. Ini adalah alam ke tiga makhluk-makhluk.
(4) “Ada makhluk-makhluk yang identik dalam jasmani dan identik dalam persepsi, seperti para deva dengan keagungan gemilang. Ini adalah alam ke empat makhluk-makhluk.
(5) “Ada makhluk-makhluk yang tanpa-persepsi, tanpa pengalaman, seperti para deva yang tanpa-persepsi. Ini adalah alam ke lima makhluk-makhluk.
(6) “Ada makhluk-makhluk yang, dengan sepenuhnya melampaui persepsi bentuk, dengan lenyapnya persepsi kontak indria, dengan tanpa-perhatian pada persepsi keberagaman, [mempersepsikan] ‘ruang adalah tanpa batas,’ menjadi bagian dari landasan ruang tanpa batas. Ini adalah alam ke enam makhluk-makhluk.
(7) “Ada makhluk-makhluk yang, dengan sepenuhnya melampaui landasan ruang tanpa batas, [mempersepsikan] ‘kesadaran adalah tanpa batas, menjadi bagain dari landasan kesadaran tanpa batas. Ini adalah alam ke tujuh makhluk-makhluk.
(8 ) “Ada makhluk-makhluk yang, dengan sepenuhnya melampaui landasan kesadaran tanpa batas, [mempersepsikan] ‘tidak ada apa-apa,’ menjadi bagian dari landasan kekosongan. Ini adalah alam ke delapan makhluk-makhluk.
(9) “Ada makhluk-makhluk yang, dengan sepenuhnya melampaui landasan kekosongan, menjadi bagian dari landasan bukan persepsi juga bukan bukan-persepsi. Ini adalah alam ke sembilan makhluk-makhluk.
“Ini adalah kesembilan alam makhluk-makhluk itu.” </blockquote>
Quote from: AN 9.24 Sattavasa Sutta
Makasih bro shinichi atas bantuannya ;D
Pembagian 9 alam ini berdasarkan "persepsi" pdhal nama itu khan tdk hny persepsi saja.
Lantas pembagian 31 alam itu membagi berdasarkan apa?
35. “Sāriputta, terdapat lima alam tujuan kelahiran ini. Apakah lima ini? Neraka, alam binatang, alam hantu, alam manusia, dan dewa.
36. (1) “Aku memahami neraka, dan jalan dan cara yang mengarah menuju neraka. Dan Aku juga memahami bagaimana seseorang yang telah memasuki jalan ini akan, setelah hancurnya jasmani, setelah kematian, muncul kembali dalam kondisi buruk, di alam rendah, dalam kesengsaraan, dalam neraka.
(2) “Aku memahami alam binatang, dan jalan dan cara yang mengarah menuju alam binatang. Dan Aku juga memahami bagaimana seseorang yang telah memasuki jalan ini akan, setelah hancurnya jasmani, setelah kematian, muncul kembali di alam binatang.
(3) “Aku memahami alam hantu, dan jalan dan cara yang mengarah menuju alam hantu. Dan Aku juga memahami bagaimana seseorang yang telah memasuki jalan ini akan, setelah hancurnya jasmani, setelah kematian, muncul kembali di alam hantu.
(4) “Aku memahami alam manusia, dan jalan dan cara yang mengarah menuju alam manusia. Dan Aku juga memahami bagaimana seseorang yang telah memasuki jalan ini akan, setelah hancurnya jasmani, setelah kematian, muncul kembali di antara manusia.
(5) “Aku memahami alam dewa, dan jalan dan cara yang mengarah menuju alam dewa. Dan Aku juga memahami bagaimana seseorang yang telah memasuki jalan ini akan, setelah hancurnya jasmani, setelah kematian, muncul kembali di alam bahagia, di alam surga.
Mengambil dari berbagai sutta tentang alam kehidupan dan makhluk-makhluknya, termasuk salah satunya:Makasih Glomod Shinichi atas bantuannya :jempol:
Quote from: MN 12 Mahasihanada SuttaQuote35. “Sāriputta, terdapat lima alam tujuan kelahiran ini. Apakah lima ini? Neraka, alam binatang, alam hantu, alam manusia, dan dewa.
36. (1) “Aku memahami neraka, dan jalan dan cara yang mengarah menuju neraka. Dan Aku juga memahami bagaimana seseorang yang telah memasuki jalan ini akan, setelah hancurnya jasmani, setelah kematian, muncul kembali dalam kondisi buruk, di alam rendah, dalam kesengsaraan, dalam neraka.
(2) “Aku memahami alam binatang, dan jalan dan cara yang mengarah menuju alam binatang. Dan Aku juga memahami bagaimana seseorang yang telah memasuki jalan ini akan, setelah hancurnya jasmani, setelah kematian, muncul kembali di alam binatang.
(3) “Aku memahami alam hantu, dan jalan dan cara yang mengarah menuju alam hantu. Dan Aku juga memahami bagaimana seseorang yang telah memasuki jalan ini akan, setelah hancurnya jasmani, setelah kematian, muncul kembali di alam hantu.
(4) “Aku memahami alam manusia, dan jalan dan cara yang mengarah menuju alam manusia. Dan Aku juga memahami bagaimana seseorang yang telah memasuki jalan ini akan, setelah hancurnya jasmani, setelah kematian, muncul kembali di antara manusia.
(5) “Aku memahami alam dewa, dan jalan dan cara yang mengarah menuju alam dewa. Dan Aku juga memahami bagaimana seseorang yang telah memasuki jalan ini akan, setelah hancurnya jasmani, setelah kematian, muncul kembali di alam bahagia, di alam surga.
Makasih Glomod Shinichi atas bantuannya :jempol:
Tadi 9 alam berdasarkan persepsi, saya masih menanyakan itu, nama ada 5 tidak hanya "sanna" saja, ada vedana, sankhara, dll adakah pembagian alamnya?
Untuk pembagian 5 alam tujuan kelahiran ini apakah hasil dari pelanggaran pancasila (umat perumah tangga), dasasila (meninggalkan keduniawian), aturan monastik (vinaya), begitu bro ?
Setahu saya tidak ada dalam sutta, mungkin yang lain bisa membantu kalo ada.Jadi selain pembagian alam berdasarkan "Sanna" tidak ada ya pembagian alamnya, boleh donk yang lain bantu. Anumodana sebelomnya. ^:)^
IMO, tidak juga, kelahiran di alam manusia dan dewa bukan hasil pelanggaran sila, justru karena menjaga sila karena dikatakan bahwa sangat sulit untuk terlahir di alam manusia.
Setahu saya tidak ada dalam sutta, mungkin yang lain bisa membantu kalo ada.
IMO, tidak juga, kelahiran di alam manusia dan dewa bukan hasil pelanggaran sila, justru karena menjaga sila karena dikatakan bahwa sangat sulit untuk terlahir di alam manusia.
kalo menurut bro Sin, alam manusia dan alam dewa enakan mana? :-?
Gak tahu, gak ingat pernah lahir di alam dewa ;D:)) :))
kalo menurut bro Sin, alam manusia dan alam dewa enakan mana? :-?
trus alam dewa dan alam brahma enakan mana?
Gak tahu, gak ingat pernah lahir di alam dewa ;Du got me :))
ketiganya tidak enak, karna bukan makanan :))wah tu makanan fave bro adi mesti :))
yang enak itu, mie goreng, nasi, ayam goreng, sate, babi panggang !
bagimana tanggapan Buddhist tentang peternak tawon yg menjual MADU hasil jerih payah serangga tsb ?iya ya... ini dianggap mencuri nggak ya? sama halnya dengan telur ayam, susu sapi, dll... mengambil tanpa "izin" :-?
Dilindungi terhadap apa??bila dilindingin copy right, dan bila ada yg mencopy/memperbanyak tanpa seizin dari pemegang
Namo Buddhaya,
Nama saya Michael. saya ingin bertanya. Beberapa teman-teman saya mengatakan bahwa Buddhist itu munafik karena mengajarkan metta kepada semua makhluk tapi tidak melarang umatnya untuk makan daging.
mereka mengatakan apalah bedanya makan daging dengan membunuh hewan? kan sama saja intinya.
mohon bantuan teman-teman untuk memberikan penjelasan yang sederhana (mungkin jika pernah ada Bhante atau tokoh Buddhist yang pernah menjelaskan hal ini, bisa sharing alamat web nya) kepada saya sehingga saya bisa menyampaikan kepada teman-teman saya bahwa makan daging berbeda dengan membunuh hewan. mohon penjelasan sederhana untuk orang non-Buddhist
Namo Buddhaya
Namo Buddhaya,
Nama saya Michael. saya ingin bertanya. Beberapa teman-teman saya mengatakan bahwa Buddhist itu munafik karena mengajarkan metta kepada semua makhluk tapi tidak melarang umatnya untuk makan daging.
mereka mengatakan apalah bedanya makan daging dengan membunuh hewan? kan sama saja intinya.
mohon bantuan teman-teman untuk memberikan penjelasan yang sederhana (mungkin jika pernah ada Bhante atau tokoh Buddhist yang pernah menjelaskan hal ini, bisa sharing alamat web nya) kepada saya sehingga saya bisa menyampaikan kepada teman-teman saya bahwa makan daging berbeda dengan membunuh hewan. mohon penjelasan sederhana untuk orang non-Buddhist
Namo Buddhaya
Beberapa teman-teman saya mengatakan bahwa Buddhist itu munafik karena mengajarkan metta kepada semua makhluk tapi tidak melarang umatnya untuk makan daging.
mereka mengatakan apalah bedanya makan daging dengan membunuh hewan? kan sama saja intinya.
[/qoute]
Namo Buddhaya,
Nama saya Michael. saya ingin bertanya. Beberapa teman-teman saya mengatakan bahwa Buddhist itu munafik karena mengajarkan metta kepada semua makhluk tapi tidak melarang umatnya untuk makan daging.
mereka mengatakan apalah bedanya makan daging dengan membunuh hewan? kan sama saja intinya.
mohon bantuan teman-teman untuk memberikan penjelasan yang sederhana (mungkin jika pernah ada Bhante atau tokoh Buddhist yang pernah menjelaskan hal ini, bisa sharing alamat web nya) kepada saya sehingga saya bisa menyampaikan kepada teman-teman saya bahwa makan daging berbeda dengan membunuh hewan. mohon penjelasan sederhana untuk orang non-Buddhist
apa yg seharusnya dikatakan seorang Buddhist,
kalao mendengar tetangganya beli mobil baru, atao rumah baru ?
:x
mode biasa: wah keren ya mobil baru/rumah barunya. blablalala (memuji2)yang mode ekstrim bisa dibilang mode apa adanya juga ya :))
mode ekstrim:
Sabbe sankhara anicca
Sabbe sankhara dukkha
Sabbe dhamma anatta
sambil ber _/\_
tanya: di Mahayana ada istilah pengikut dewi kwan im. kamsudnya gimana ya? bukankah semua buddhist itu pengikut sang Buddha Gautama?
Maksudnya pengikut Mahayana yang memuja dan mengikuti ajaran Bodhisattva Avalokitesvara, seperti nien-fo nama sang Bodhisattva, vegetarianisme, tidak makan daging sapi (karena dipercaya sebagai kelahiran kembali ayah Miaoshan), dst.
Maksudnya pengikut Mahayana yang memuja dan mengikuti ajaran Bodhisattva Avalokitesvara, seperti nien-fo nama sang Bodhisattva, vegetarianisme, tidak makan daging sapi (karena dipercaya sebagai kelahiran kembali ayah Miaoshan), dst.begitu ya... terus (yang paling otentik) sebenarnya dewi kwan im ini representasi Avalokiteswara, Niang2 ato Mio Shan?
begitu ya... terus (yang paling otentik) sebenarnya dewi kwan im ini representasi Avalokiteswara, Niang2 ato Mio Shan?
Kalo yang dimaksud dengan otentik adalah berdasarkan sumber yang paling awal, maka sebenarnya Avalokitesvara dalam salah satu sutra Mahayana yang paling awal, Gandavyuha Sutra, digambarkan sebagai seorang pertapa laki-laki yang tinggal di gunung Potalaka (menurut salah satu penelitian, gunung Potalaka kemungkinan ada di daerah Tamilnadu di India Barat Daya). Sedangkan tokoh Miao Shan tampaknya adalah legenda pra-Buddhis Cina (Taois?) yang mendapat pengaruh Buddhis.begitu ya... tentang Avalokitesvara ini, sebenarnya pencapaian apa yang telah ia raih sehingga bisa mendapat 'posisi spesial' dalam Mahayana?
begitu ya... tentang Avalokitesvara ini, sebenarnya pencapaian apa yang telah ia raih sehingga bisa mendapat 'posisi spesial' dalam Mahayana?
tanya lagi,itu hak si bhikkhu nya.. masing2 bhikkhu punya cara sendiri2..mo biarkan, mo minum obat cacing..kemungkinan2 itu selalu ada
kalo seorang Bikkhu mengetahui dirinya menderita cacingan kira-kira apa yang akan ia lakukan?
itu hak si bhikkhu nya.. masing2 bhikkhu punya cara sendiri2..mo biarkan, mo minum obat cacing..kemungkinan2 itu selalu adakalo misal ia pake obat cacing kira2 melanggar sila 1 nggak ya?
Avalokitesvara dlm Mahayana adalah seorang Bodhisattva yang terkemuka dlm hal belas kasih (karuna), seperti halnya Manjusri yg terkemuka dlm hal kebijaksanaan (prajna/panna).dimengerti. terima kasih banyak _/\_
Menurut Mahayana, 2 aspek pencerahan Sang Buddha adalah prajna dan karuna. Mahayana awal lebih menekankan pada aspek prajna spt dlm teks2 Prajnaparamita di mana peran Manjusri lbh menonjol. Belakangan penekanannya berubah ke aspek karuna shg Avalokitesvara lbh banyak dipuja sbg Bodhisattva yg menunda Pencerahan utk menolong makhluk-makhluk yg menderita di samsara.
Barusan sy jalan2 ke Perpustakaan DC & membaca koleksi2nya, diantaranya 'Riwayat Hidup Yasodhara', buku yg indah & menginspirasi. Ada bbrp hal yg ingin sy tanyakan :
- disana dikatakan bahwa :
Merupakan bukan suatu kebetulan pangeran Siddharta saat usia 16 tahun memilih putri Yasodhara sebagai istrinya tetapi merupakan suatu ikatan kamma masa lampau yang sangat kuat karena ternyata putri Yasodhara terlah menjadi pasangan, mendampingi selama beratus-ratus kelahiran. Dengan cinta yang mendalam, ia mendampingi selama masa kehidupan terakhir mereka.
pertanyaan sy : cinta yg seperti apa yang dimiliki putri Yasodhara & pangeran Siddharta sehingga dapat menjadi pasangan selama beratus2 kelahiran? apakah ikatan cinta seperti antara pria & wanita sprt umumnya kita manusia biasa ini ? mengingat bahwa baik putri Yasodhara maupun pangeran Siddharta terlahir di bbrp ratus kelahiran tersebut adalah sebagai manusia .......
(mohon maaf kalo ada salah kata ^:)^ )
Kisah putri Yasodhara ini menjadi teladan bagi kita kaum wanita, sy senang kita memiliki seorg putri yg agung yg dpt kita contoh sikap2nya.... _/\_
kalo baca RAPB dari awal harusnya bisa melihat bagaimana mereka bertemu.....kemelekatan nda dihitung ya Om? :P
ada 4 hal yang membuat pasangan bisa berkumpel bersama dikehidupan selanjutnya:
1. berkeyakinan yang sama (samma saddha)
2. kedermawanan yang sepadan (samma cagga)
3. moralitas yang sepadan (samma sila)
4. kebijaksanaan yang sepadan (samma panna)
Acquisition (upadhi): The mental “baggage” that the unawakened mind carries around. The Culaniddesa lists ten types of acquisition: craving, views, defilement, action, misconduct, nutriment (physical and mental), resistance, the four physical properties sustained in the body (earth, water, wind, and fire), the six external sense media (forms, sounds, smells, tastes, tactile sensations, and ideas), and the six forms of sensory consciousness (eye-consciousness, ear-, nose-, tongue-, body-, and intellect-consciousness). The state without acquisitions is Unbinding.
kalo baca RAPB dari awal harusnya bisa melihat bagaimana mereka bertemu.....
ada 4 hal yang membuat pasangan bisa berkumpel bersama dikehidupan selanjutnya:
1. berkeyakinan yang sama (samma saddha)
2. kedermawanan yang sepadan (samma cagga)
3. moralitas yang sepadan (samma sila)
4. kebijaksanaan yang sepadan (samma panna)
Ada yang tau istilah pali untuk sepuluh acquisition itu? mungkin bisa telusuri ke Culaniddesa? saya cari tapi tidak ketemu..
Trims utk jawabannya Bo William _/\_
tp mksd pertanyaan saya : apakah selama terlahir sebagai manusia di bbrp ratus kehidupan itu, baik putri Yasodhara maupun pangeran Sidharta mengalami cinta antar lawan jenis ? adanya saling ketertarikan, kemudian jatuh cinta seperti manusia awam pd umumnya?
terimakasih _/\_
1. Sebenernya menurut mahayana apakah avalokitesvara telah mencapai ke buddhaan atau blom? Hingga sekarang?
2. Bagaimana mahayana memandang pelafalan mantra atau chanting? Apakah kegunaannya? Apakah untuk sarana mencapai tingkat konsentrasi tertentu? Atau adakah kemampuan magis yang dihasilkan dari pelafalan tsb?
3. Dalam mahayana dikenal istilah thian atau tuhan padahal di agama Buddha tak dikenal istilah satu wujud yang esa.. Lalu thian disini perwujudan apa ya?
Trims b4. _/\_
Setahuku gak ada istilah Thian/Tuhan dalam Mahayana, yang ada istilah Tathagatagarbha/Dharmakaya/Adi Buddha yang dalam beberapa aliran dianggap Tuhan personal, tetapi non-personifikasi dalam Mahayana awal.kecuali utk beberapa "tempat" yg sudah ada sinkretisme dengan yg lainnya
Cmiiw.
kecuali utk beberapa "tempat" yg sudah ada sinkretisme dengan yg lainnya
Setahuku sudah tetapi menunda/menangguhkan pencerahannya untuk menolong makhluk-makhluk di samsara
Dalam Mahayana pelafalan mantra dikatakan bisa digunakan untuk objek melatih konsentrasi (meditasi). Kalo soal kemampuan magis kurang tahu, tetapi mantra memang diyakini memiliki manfaat magis yang sulit dijelaskan secara logika.
Setahuku gak ada istilah Thian/Tuhan dalam Mahayana, yang ada istilah Tathagatagarbha/Dharmakaya/Adi Buddha yang dalam beberapa aliran dianggap Tuhan personal, tetapi non-personifikasi dalam Mahayana awal.
Cmiiw.
Tuhan sampai turun tangan ^:)^
berarti bisa dikatakan chanting sebagai metode pengantar meditasi selain menggunakan objek napas, sensasi atau unsur? :-?
Pengantar meditasi maksudnya gimana?
maksudnya chanting bisa membantu seseorang memusatkan konsentrasi sehingga membantu mereka melatih meditasi...bisa... fokusnya pada getaran tubuh saat chanting.
maksudnya chanting bisa membantu seseorang memusatkan konsentrasi sehingga membantu mereka melatih meditasi...
asekkk pada mbahas avalokitesvara ;D
kalo kitab Kitab Suci Koo Ong Kwan She Im Keng tu termasuk dalam tripitaka apa tidak? di sana Thien juga disinggung (yang menurut juan Tuhannya orang cina?)
maksudnya chanting bisa membantu seseorang memusatkan konsentrasi sehingga membantu mereka melatih meditasi...ada manfaatnya bagi mereka yang berhaluan "samatha"...
asekkk pada mbahas avalokitesvara ;D
kalo kitab Kitab Suci Koo Ong Kwan She Im Keng tu termasuk dalam tripitaka apa tidak? di sana Thien juga disinggung (yang menurut juan Tuhannya orang cina?)
ada manfaatnya bagi mereka yang berhaluan "samatha"...:jempol:
setelah sibuk berduniawiria sehari penuh, kemudian duduk bersila, maka chanting bisa membantu menyiapkan batin anda yang tadinya sangat ribut menjadi sedikit hening. setelah sedikit berkurang keributannya, dilanjutkan dengan bermeditasi, meditasinya bisa menjadi relatif lebih "baik".
tentunya ini gak berlaku untuk haluan meditasi yang lainnya...
Ooh, kalo chanting = pelantunan, IMO gak mungkin meditasi sambil melantunkan mantra. Kalo melafalkan dalam hati mungkin bisa ;Dmakasih bro ichi. iya maaf ralat... bukan di keng-nya tapi di 'prosedur' sembahyang ke kwan im dimana disarankan sembahyang dulu ke Thien kong... mungkin karena efek sinkretisasi ya?
Menurut sumber Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Sutra_Raja_Agung_Avalokitesvara), walaupun disebut sutra (jing/keng) kitab ini bukan bagian dari Kanon Tripitaka Mahayana karena bukan ajaran Buddha Sakyamuni secara langsung melainkan diturunkan melalui mimpi. Dilihat dari sumber Wiki dan di sini (http://dharmaprabha.blogspot.com/2010/11/gao-wang-guan-shi-yin-zhen-jing.htmla), isinya tidak menyebutkan adanya Thien (Tuhan) yang dimaksud.
bold, betul sekali !! buktinya tuhan penguasa DC juga china, coba aja telusuri silsilah leluhurnya, pasti dari china daratan :))chinese rocks!! =))
ada manfaatnya bagi mereka yang berhaluan "samatha"...
setelah sibuk berduniawiria sehari penuh, kemudian duduk bersila, maka chanting bisa membantu menyiapkan batin anda yang tadinya sangat ribut menjadi sedikit hening. setelah sedikit berkurang keributannya, dilanjutkan dengan bermeditasi, meditasinya bisa menjadi relatif lebih "baik".
tentunya ini gak berlaku untuk haluan meditasi yang lainnya...
asekkk pada mbahas avalokitesvara ;D
kalo kitab Kitab Suci Koo Ong Kwan She Im Keng tu termasuk dalam tripitaka apa tidak? di sana Thien juga disinggung (yang menurut juan Tuhannya orang cina?)
bisa... fokusnya pada getaran tubuh saat chanting.
Ooh, kalo chanting = pelantunan, IMO gak mungkin meditasi sambil melantunkan mantra. Kalo melafalkan dalam hati mungkin bisa ;Dya dalam hati, sebelum mendalami vipassana meditasi saya diawali dengan metode chanting ini _/\_
Menurut sumber Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Sutra_Raja_Agung_Avalokitesvara), walaupun disebut sutra (jing/keng) kitab ini bukan bagian dari Kanon Tripitaka Mahayana karena bukan ajaran Buddha Sakyamuni secara langsung melainkan diturunkan melalui mimpi. Dilihat dari sumber Wiki dan di sini (http://dharmaprabha.blogspot.com/2010/11/gao-wang-guan-shi-yin-zhen-jing.htmla), isinya tidak menyebutkan adanya Thien (Tuhan) yang dimaksud.
Samatha??? itu yang gimana ya om??? tolong yang beginner dijelaskan pake "bahasa semudah2"nya soalnya kan pingin tahu tapi gag punya basic buddhism sama sekali :(kalo pake suara ya getar mulut dan sekitarnya lah :)) (tapi ini teknik ala hindu si :hammer: ). lagipula 'ketenangan' tidak hanya dicapai dengan diam mematung saja loh :whistle:
emg bisa bergetar??? :o :o :o :o koq baru tahu yah?? setahu saya kalau :o melakukan itu tercapailah suatu ketenangan yang "merilekskan" ;D
ya dalam hati, sebelum mendalami vipassana meditasi saya diawali dengan metode chanting ini _/\_
ternyata beneran bisa ya, saya pikir cara ini keliru makanya gag saya praktekin lagi ???
Samatha??? itu yang gimana ya om??? tolong yang beginner dijelaskan pake "bahasa semudah2"nya soalnya kan pingin tahu tapi gag punya basic buddhism sama sekali :(yang saya maksud samatha itu adalah meditasi yang bertujuan untuk mencapai one-pointedness, atau kasarnya, konsentrasi ke satu titik.
...
ya dalam hati, sebelum mendalami vipassana meditasi saya diawali dengan metode chanting ini _/\_
ternyata beneran bisa ya, saya pikir cara ini keliru makanya gag saya praktekin lagi ???
kalo pake suara ya getar mulut dan sekitarnya lah :)) (tapi ini teknik ala hindu si :hammer: ). lagipula 'ketenangan' tidak hanya dicapai dengan diam mematung saja loh :whistle:
hah? cici praktek vipassana tapi belum tau samatha? :o
yang saya maksud samatha itu adalah meditasi yang bertujuan untuk mencapai one-pointedness, atau kasarnya, konsentrasi ke satu titik.
dalam pengertian samatha yang ini, diharapkan pikiran yang biasanya "ribut" berceloteh dengan segala macam topik menjadi makin tenang sampai akhirnya terpusat hanya kepada satu titik. keberhasilan haluan meditasi ini bisanya diawali dengan tercapainya nimitta. bahasa kasarnya nimitta itu adalah cahaya terang (bukan cahaya visual, melainkan cahaya pikiran) sampai akhirnya pikiran tercerap secara total ke satu titik.
karena tujuan meditasi samatha ini adalah ketenangan atau keterpusatan, maka teknik apapun yang membantu mengurangi pikiran yang "ribut" akan membantu meditasi ini, salah satunya chanting. ini penjelasan dari segi meditatif. tentu saja ada penjelasan lain dari segi supernatural.
penjelasan ini gak berlaku untuk mereka yang berhaluan vipassana atau sejenisnya, karena mereka tidak bertujuan untuk mencapai ketenangan satu titik. pikiran ribut atau tenang, pokoknya terus sadar atau "diamati".
lalu adakah suatu metode meditasi satu dan yang lainnya ada yang cocok dan tidak bagi seseorang seperti contoh saya waktu praktekin meditasi samatha (jika sesuai penjelasan diatas saya pikir pernah mencoba nya) malah abis meditasi badan pegel2, kepala pusing berkunang2 dan gag tercapai sama sekali ketenangannya sedangkan dengan vipassana saya merasa sebaliknya... mohon pencerahannya ^:)^ya memang banyak sekali metode meditasi di luaran sana dan masing2 ada kecocokannya ;D
ya memang banyak sekali metode meditasi di luaran sana dan masing2 ada kecocokannya ;D
penjelasan di atas adalah penjelasan mainstream theravada yang orthodoks. di luar mainstream masih banyak pendekatan2 meditasi yang berbeda2, menggunakan sutta yang berbeda, menggunakan penafsiran sutta yang berbeda, atau bahkan menggunakan kitab komentar yang berbeda. bisa mencoba shopping meditasi, dibaca argumen dari metode2 meditasi yang berbeda2 dan dicoba dicicipi. yang anda rasa paling cocok, coba ditekuni yang rajin...
kalo mengomentari pengalaman anda, biasanya yang anda alami itu adalah gejala2 berlatih meditasi terlalu ngotot alias terlalu banyak berusaha. biasanya terjadi karena terlalu banyak berteori... cmiiw.
metode apapun yang anda lakukan, meditasi (yg benar) akan selalu menghasilkan pengikisan kemelekatan dan melemahkan dosa-lobha-moha. kalo yang terjadi adalah sebaliknya, mungkin perlu dievaluasi cara yang selama ini anda lakukan...
Ya emg awalnya ngotot, gimana bisa rileks, wong pembimbingnya pelototin saya mulu salah diomelin.. salah dikit omelin lagi... ya isinya takut2 doank... :( :( :( :'( :'( :'(:jempol: :jempol:
ya emg dengan metode vipassana saya merasa kemelekatan saya semakin berkurang, actually mantan mod di DC ini juga bantu saya dikit banyak untuk hal itu dengan kirimin buku, bimbingannya supaya mengerti isinya, PM waktu malem nanya kalau gag ngerti... :P :P :P
juga salah satu member yang "bantu" memperkenalkan metode meditasi asubha, makanya kalau udah mulai kemelekatannya terhadap jasmani muncul lagi, gambar yang dulu pernah saya download disini saya liat lagi dan mulai meditasi dengan objek "mayat" tsb yang sudah hancur... bantu banget, and saya merasa forum ini banyak bawa perubahan ma perilaku and cara pandang saya terhadap dunia... thanks a lot for DC, member and momodnya buat dukungannya ma saya sampai saya seperti ini...
anumodana.... _/\_ _/\_
ya memang banyak sekali metode meditasi di luaran sana dan masing2 ada kecocokannya ;Dsepakat. kalo medit samatha imo lebih baik diniatkan untuk melepas bukan meraih... karena menurut sumber yang juan baca sejatinya batin itu tenang... semakin di'paksa' buat meraih sesuatu biasanya semakin berontak. kalo da waktu luang baca2 aja tulisan ajahn chah seputar meditasi. mungkin sista dapet poin2 utama yang bisa membantu dalam praktik medit samatha.
penjelasan di atas adalah penjelasan mainstream theravada yang orthodoks. di luar mainstream masih banyak pendekatan2 meditasi yang berbeda2, menggunakan sutta yang berbeda, menggunakan penafsiran sutta yang berbeda, atau bahkan menggunakan kitab komentar yang berbeda. bisa mencoba shopping meditasi, dibaca argumen dari metode2 meditasi yang berbeda2 dan dicoba dicicipi. yang anda rasa paling cocok, coba ditekuni yang rajin...
kalo mengomentari pengalaman anda, biasanya yang anda alami itu adalah gejala2 berlatih meditasi terlalu ngotot alias terlalu banyak berusaha. biasanya terjadi karena terlalu banyak berteori... cmiiw.
metode apapun yang anda lakukan, meditasi (yg benar) akan selalu menghasilkan pengikisan kemelekatan dan melemahkan dosa-lobha-moha. kalo yang terjadi adalah sebaliknya, mungkin perlu dievaluasi cara yang selama ini anda lakukan...
itu saya sudah baca broKonsep Gunung Sineru/Mahameru ini menganut sistem bumi datar seperti piringan yang bawahnya cembung. Bukan Buddhisme, tapi ini warisan dari kosmologi yang berkembang pada masa itu. Kalau melihat dari sudut pandang iptek sekarang tentu kita tahu sistem begitu salah dan tidak ada Sineru tersebut. Tapi para umat fanatik memang tidak pernah kehabisan ide membuat doktrin baru maka dikenal gagasan "hanya yang tercerahkan yang bisa lihat Sineru".
intinya, apakah gunung meru itu kenyataan atau mitologi?
100 persen wilayah bumi sudah dipetakan sekarang, tidak ada deskripsi daerah seperti gunung meru... nah lo gimana itu.
kalau benar gunung meru itu di daerah utara india, kenapa disana tidak ada dewa-dewa atau hal-hal yang "wah" seperti deskripsi gunung meru di tipitaka... (apa deskripsi gunung meru itu di tipitaka bisa dilihat di link yang anda berikan)
saya melihat pola cerita "gunung meru" ini sama seperti cerita pengkultusan "kawah putih" oleh penganut sunda wiwitan di jaman kolonial dulu...
http://en.wikipedia.org/wiki/Kawah_Putih
mohon jawaban teman-teman DC
salam metta
allthingmustpass
itu saya sudah baca brokalo memang sudah baca, anda gak bingung namanya, melainkan mengalami konflik antara iman / kepercayaan dengan realita ;D
intinya, apakah gunung meru itu kenyataan atau mitologi?
100 persen wilayah bumi sudah dipetakan sekarang, tidak ada deskripsi daerah seperti gunung meru... nah lo gimana itu.
kalau benar gunung meru itu di daerah utara india, kenapa disana tidak ada dewa-dewa atau hal-hal yang "wah" seperti deskripsi gunung meru di tipitaka... (apa deskripsi gunung meru itu di tipitaka bisa dilihat di link yang anda berikan)
saya melihat pola cerita "gunung meru" ini sama seperti cerita pengkultusan "kawah putih" oleh penganut sunda wiwitan di jaman kolonial dulu...
http://en.wikipedia.org/wiki/Kawah_Putih
tanya, sebelum jadi Buddha, Siddharta saat menjadi pangeran memeluk agama apa?tidak tau pasti, tp yg jelas budaya hindu yg kental :D
apakah seorang Buddhist pedendam, dan pembenci ? (contoh: membenci/dendam dari istri pertama ke istri muda?)
klo tidak kenapa ?
tanya, sebelum jadi Buddha, Siddharta saat menjadi pangeran memeluk agama apa?
pertanyaan yang tidak relevan...
pada umumnya manusia (terlepas dari agamanya) punya sifat pembenci dan pendendam.. bedanya ada di kadarnya: sedikit atau banyak..
tidak tau pasti, tp yg jelas budaya hindu yg kental :Dgitu ya Om..
ini dari sudut pandang hinduismini mengingatkan sy dengan opini Buddhisme adalah inti dari Hinduisme. apakah opini ini diterima oleh rekan-rekan Buddhis?
http://hinduism.about.com/od/gurussaintsofthepast/a/buddha.htm
So the question arises, what are the
essentials of Hinduism that could be
exported? And when you answer that,
approximately you'll get Buddhism. As I
explained, the essential of Hinduism, the
real, deep root, isn't any kind of doctrine, it isn't really any special kind
of discipline, although of course
disciplines are involved. The center of
Hinduism is an experience called
"maksha", liberation, in which,
through the dissipation of the illusion
that each man and each woman is a
separate thing in a world consisting of
nothing but a collection of separate
things, you discover that you are, in a
way, on one level an illusion, but on
another level, you are what they call 'the
self,' the one self, which is all that there
is.
Sumber: Alan Watts, The World as Emptiness
Bagaimana seorang Buddhist yg bijaksana tidak melekat (melakukan) pada kebencian dan kedendaman ?imo, dengan mencoba mencari titik tawa pada hal2 yang bikin benci dan dendam.
tanya:
Menujukin atau menberitahukan tempat penjualan Miras, apakah itu karma buruk?
(jual miras disini sah ada izin nya) _/\_
menurut om pocong sih apapun alassannya, dengan atau tanpa izin sah tetap saja merupakan karma buruk.
karena dengan kita memberitahukan tempat penjualan miras ke seseorang, kita secara tidak langsung telah terlibat dalam melemahkan kesadaran orang tersebut yg mana artinya melanggar sila ke 5 dalam buddhisme.
jadi saran om sih sebaiknya ketika ada org yang menanyakan hal tersebut, kita cukup menjawab tidak tahu saja. meskipun berbohong, tetapi niat kita sebenarnya adalah mencegah agar orang tersebut tidak mabuk :whistle:
cara untuk mengembalikan semangat praktik gemana ya? akhir-akhir ini jadi males ngapa2in ne :hammer:
Sebenarnya tripitaka yang asli itu ditulis dalam bahasa apa? Pali atau sansekerta? ::)
Jikalau penterjemahan dari bahasa asli ke dalam bahasa lain contoh kalau yang asli bahasa Pali ke bahasa Inggris tidak tepat apakah tidak menimbulkan kesalahan dalam pemahaman yang membaca? :-?
lalu adakah suatu pokok yang dapat dijadikan pegangan dalam penterjemahan tsb misalnya kamus??? ;D
Trims _/\_
Tipitaka/Tripitaka ditulis berabad-abad kemudian setelah Parinibbana Sang Buddha. Tradisi Theravada memakai bahasa Pali yang diyakini sebagai bahasa asli Sang Buddha, sedangkan tradisi non-Theravada (Sarvastivada, Dharmaguptaka, Mahasanghika, dst) di daratan India menggunakan bahasa Buddhist Hybrid Sanskrit (BHS) yang lebih dekat dengan bahasa Prakrit kuno yang dipakai pada salah satu prasasti Raja Asoka daripada bahasa Sanskrit yang digunakan dalam Veda.
Untuk bahasa asli yang digunakan Sang Buddha sendiri menurut para ahli adalah bahasa Magadhi yang digunakan di kerajaan Magadha kuno (kerajaan terbesar pada masa itu di bawah Raja Bimbisara/Ajatasattu). Bahasa Pali dan Prakrit diduga adalah turunan dari salah satu dialek bahasa Magadhi tsb.
Yups....
Ada kamus Pali-English yang bisa dicari melalui Google atau belajar bahasa Pali ;D
Tetapi untuk terjemahan sutta-sutta Pali dalam bahasa Inggris, versi terjemahan Bhikkhu Bodhi yang juga digunakan di DC sudah diakui ketepatan terjemahannya. Jadi jangan khawatir :)
Lalu apa yang dimaksud dengan kitab komentar? seperti apakah bentuknya dan bedanya apa dengan kitab asli?
_/\_
renungkan lagi alasan kenapa perlu praktik, keuntungan kalau praktik, dan kerugian kalau tidak praktik.siap Om _/\_
[at] Bro Shin
Buddha Gautama menurut versi tripitaka n versi tipitaka rasanya agak beda ya... bener ngga bro Shin? kira-kira kenapa ya? :-?
Mau tanya nih.
Apakah terdapat unsur lain dalam konteks "diri" menurut Buddhisme?
Maksudnya selain unsur yang terkandung dalam pancakhanda : fisik dan batin (perasaan, persepsi, bentuk-bentuk pikiran, dan kesadaran) apakah terdapat unsur lainnya dalam "diri"?
Sati termasuk bagian batin yang mana?
Anumodana.
baru2 ini saya membaca artikel di suatu buku buddhist yang mengatakan bahwa mengatakan 3 kalimat yang berbeda dapat berarti suatu kesombongan...
contoh:1. "Saya lebih pandai dari anda"
2. "Saya lebih bodoh dari anda"
3. "Saya sama dengan anda"
yang saya tanyakan kalimat ke 2 bukankah menunjukkan suatu keadaan yang merendahkan diri dari sesorang kepada orang lain yang ia ajak berdiskusi namun kenapa dianggap juga merupan suatu bentuk kesombongan si pemberi pernyataan???
trims... Anumodana..
49 (7) Soṇa (1)
Demikianlah yang kudengar. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang berdiam di Rājagaha di Hutan Bambu, Taman Suaka Tupai. Kemudian Soṇa putra perumah tangga mendekati Sang Bhagavā…. Kemudian Sang Bhagavā berkata kepada Soṇa putra perumah tangga:
“Soṇa, ketika petapa dan brahmana manapun juga, dengan berdasarkan pada bentuk – yang tidak kekal, penderitaan dan mengalami perubahan – menganggap diri mereka: ‘aku lebih mulia,’ atau ‘aku sama dengan,’ atau ‘aku lebih hina,’ apakah maksudnya kalau bukan berarti tidak melihat segala sesuatu sebagaimana adanya?66
“Ketika petapa dan brahmana manapun juga, dengan berdasarkan pada perasaan … berdasarkan pada persepsi … berdasarkan pada bentukan-bentukan kehendak … berdasarkan pada kesadaran – yang tidak kekal, penderitaan dan mengalami perubahan – menganggap diri mereka: ‘aku lebih mulia,’ atau ‘aku sama dengan,’ atau ‘aku lebih hina,’ apakah maksudnya kalau bukan berarti tidak melihat segala sesuatu sebagaimana adanya?
“Soṇa, ketika petapa dan brahmana manapun juga tidak, dengan berdasarkan pada bentuk – yang tidak kekal, penderitaan dan mengalami perubahan – menganggap diri mereka: ‘aku lebih mulia,’ atau ‘aku sama dengan,’ [49] atau ‘aku lebih hina,’ apakah maksudnya kalau bukan berarti melihat segala sesuatu sebagaimana adanya?
“Ketika petapa dan brahmana manapun juga tidak, dengan berdasarkan pada perasaan … berdasarkan pada persepsi … berdasarkan pada bentukan-bentukan kehendak … berdasarkan pada kesadaran – yang tidak kekal, penderitaan dan mengalami perubahan – menganggap diri mereka: ‘aku lebih mulia,’ atau ‘aku sama dengan,’ atau ‘aku lebih hina,’ apakah maksudnya kalau bukan berarti melihat segala sesuatu sebagaimana adanya?
[...]
Catatan Kaki:
66 Ini adalah tiga keangkuhan: kelebihan, kesetaraan, dan kekurangan.
baru2 ini saya membaca artikel di suatu buku buddhist yang mengatakan bahwa mengatakan 3 kalimat yang berbeda dapat berarti suatu kesombongan...
contoh:1. "Saya lebih pandai dari anda"
2. "Saya lebih bodoh dari anda"
3. "Saya sama dengan anda"
baru2 ini saya membaca artikel di suatu buku buddhist yang mengatakan bahwa mengatakan 3 kalimat yang berbeda dapat berarti suatu kesombongan..."Keangkuhan" di sini bukan dalam makna sehari-hari yang kita gunakan di mana kita menganggap diri tinggi dan orang lain rendah, tapi di sini adalah sebuah pengukuhan akan eksistensi/keberadaan "diri". Jadi dalam konteks ini, orang rendah diri pun memiliki 'keangkuhan' yang memandang adanya identitas 'diri' (yang dalam hal ini lebih rendah dari orang lain).
contoh:1. "Saya lebih pandai dari anda"
2. "Saya lebih bodoh dari anda"
3. "Saya sama dengan anda"
yang saya tanyakan kalimat ke 2 bukankah menunjukkan suatu keadaan yang merendahkan diri dari sesorang kepada orang lain yang ia ajak berdiskusi namun kenapa dianggap juga merupan suatu bentuk kesombongan si pemberi pernyataan???
trims... Anumodana..
"Keangkuhan" di sini bukan dalam makna sehari-hari yang kita gunakan di mana kita menganggap diri tinggi dan orang lain rendah, tapi di sini adalah sebuah pengukuhan akan eksistensi/keberadaan "diri". Jadi dalam konteks ini, orang rendah diri pun memiliki 'keangkuhan' yang memandang adanya identitas 'diri' (yang dalam hal ini lebih rendah dari orang lain).bukankah itu suatu pernyataan seseorang yang rendah diri? (minder???)
bukankah itu suatu pernyataan seseorang yang rendah diri? (minder???)Tidak selalu. Kalau seseorang mengukuhkan misalnya, "saya lebih rendah setingkat dibanding Buddha Gotama", belum tentu adalah orang yang rendah diri.
lalu yang dikatakan melihat seperti apa adanya itu yang seperti apa?Memahami semua fenomena bukan "aku", bukan "milikku", bukan "diriku".
Memahami semua fenomena bukan "aku", bukan "milikku", bukan "diriku".
Tidakkah seperti penyangkalan diri? kalau berbeda dimana poin utama bedanya?
Dengan begitu apakah dapat dikatakan bahwa umat buddhist tidak diperkenankan memiliki sesuatu sebagai milik pribadi?
Tidakkah seperti penyangkalan diri? kalau berbeda dimana poin utama bedanya?Bukan penyangkalan diri. Jika direnungkan, manakah bagian dari diri kita sendiri yang bisa ditunjuk sebagai identitas 'diri'? Semua unsurnya baik dari kesadaran, pikiran, perasaan, ingatan, maupun jasmaninya, semuanya adalah bagian dari proses yang berubah, tidak ada yang tetap. Karena tidak ada yang tetap, maka tidak ada yang bisa dianggap sebagai diri.
Dengan begitu apakah dapat dikatakan bahwa umat buddhist tidak diperkenankan memiliki sesuatu sebagai milik pribadi?Apa yang kita sebut sebagai "milik" hanyalah sebuah kondisi yang disepakati bersama saja. Ketika kondisi berubah, maka yang tadinya "milik kita" bisa jadi "milik orang lain". Misalkan pacar kita sebut sebagai 'milik kita' sesuai kondisi 'komitmen & sama-sama suka', namun ternyata dia dijodohkan oleh orangtuanya, maka kondisinya berubah dan jadilah 'milik orang lain'.
Tidakkah seperti penyangkalan diri? kalau berbeda dimana poin utama bedanya?
Dengan begitu apakah dapat dikatakan bahwa umat buddhist tidak diperkenankan memiliki sesuatu sebagai milik pribadi?
Tidakkah seperti penyangkalan diri? kalau berbeda dimana poin utama bedanya?
Dengan begitu apakah dapat dikatakan bahwa umat buddhist tidak diperkenankan memiliki sesuatu sebagai milik pribadi?
Sorry ksalahan saya,pertanyaan diatas jd double..m0h0n m0derator delete aja pertanyaan diatas.
Mau tany lg neh
1.apa bedany antara TEKAD kuat pertapa gotama wakt meditasi brsama 4pertapa..dgn TEKAD kuat pertapa gotama wakt meditasi slah mendapat dana mkanan dari sujata?
Sepertiny 2duany trmasuk extrim(keras)..tekat yg ke 1 sampai hanya mkn nasi shari 1butir.tekat yg ke 2 juga tidak akan brhenti meditasi walaupn sampai mati(puasa jg sampai skian lama)
2.apa penjelasan budhist mengenai benda2 gaib yg mempunyai kekuatan seperti keris,batu keramat,dllYang pernah saya dengar (bukan berdasarkan literatur resmi), konon benda-benda tersebut memiliki kekuatan karena ditransfer energi. Bagaimana caranya? Saya tidak tahu.
Dalam riwayat kehidupan Buddha baik dari RAPB maupun sumber lainnya, pada waktu menjelang Pencerahan tidak dikatakan bahwa Petapa Gotama bertekad untuk tidak makan, tetapi bertekad untuk tidak mengubah posisi. Tekad itu adalah kebulatan "hati" untuk mencapai sesuatu. Kekuatan Tekad bisa saja sama tetapi cara menjalaninya bisa berbeda.Brtekad untuk tdk mengubah posisi..tp mis lapar gk ada yg bwkan makanan sampai wafat pun gk akan branjak dr t4 dudukny..sama jg lah kykny...tetap extrim..
Brtekad untuk tdk mengubah posisi..tp mis lapar gk ada yg bwkan makanan sampai wafat pun gk akan branjak dr t4 dudukny..sama jg lah kykny...tetap extrim..
Tidak ekstem (sangat keras) menurut saya, keras/kuat ya........Anum0dana atas jwbnny senior kelana
mohon pencerahan dari para senior senior di sini
saya pernah mempelajari agama Budha semasa kuliah dulu dan saya lupa nih hubungan Budha ( agama Budha ) dan Konghucu itu gimana yah?
apakah berdiri sendiri sendiri atau ada hubungannya gitu, mengingat kalau ke kelenteng kan ada banyak patung dewa dewi dan juga ada Sang Budha sendiri.
yang saya tahu sih Budha itu di atas para dewa yang udah diluar lingkaran reinkarnasi (tolong dikoreksi atau ditambahin kalau perlu )
terima kasih
sabbhe satta bahantu sukitata
Hmm....mantap penjelasannya
Jadi kalau mau tanya tentang dewa dewi bukan di forum buddhist yah ?
Trus kemana yah?
Di atas dikatakan menurut budhist dan tao tentang dewa dewi lantas menurut konghucu gimana?
Sebab saya benernya mau tanya tentang mantra untuk doa jadi sebelum terlalu jauh ingin memastikan dulu saya berada di tempat yg benar atau ga gt.
Sdr.
U agama budha
Aliran kereta besar
Ada yg disebut sebagai
Sradha Atau keyakinan
Dengan Dewatanusati.
Infonya bisa langsung
Ke vihara mereka saja.
Dear DCers,
Mo nanya,
kalo dari sudut pandang Buddhisme,
aktivitas memelihara ikan di akuarium kemungkinan lebih banyak mendatangkan hal yang bermanfaat atau tidak bermanfaat? kamma baik atau kamma buruk?
trims _/\_
Dear DCers,
Mo nanya,
kalo dari sudut pandang Buddhisme,
aktivitas memelihara ikan di akuarium kemungkinan lebih banyak mendatangkan hal yang bermanfaat atau tidak bermanfaat? kamma baik atau kamma buruk?
trims _/\_
Tergantung dari landasan motivasi anda utk memelihara ikan di akuarium tsb, apabila karena merasa kasihan lalu ingin merawat nya itu karma baik, apabila ingin memeliharanya kemudian sdh besar dipotong utk dimakan itu karma buruk. Apabila ingin memeliharanya karena kesenangan indra maka bukan karma baik atau karma buruk hanya akan menambah kemelekatanpostingan sdr komet sedikit banyak mencerminkan motivasi saya. kebetulan saya masih belum berkeluarga, merantau, dan memiliki waktu luang yang seringnya malah memunculkan stres. Beberapa kawan menganjurkan buat pelihara hewan. Dan saya tertarik untuk mencobanya.
Sederhana saja. Manfaat bagi kamu apa, lalu manfaat bagi ikan itu apa. Apa ikan itu bisa hidup layak di tangan km?kalo manfaat bagi saya mungkin jadi memiliki kesibukan dan hiburan. apakah ikan mendapat manfaat atau bisa hidup layak di tangan saya, saya belum bisa jawab karena belum nyoba :))
Jadi tidak perlu repot meninjau dari sudut pandang Buddhism apalagi kamma..
Bermanfaatkok anjing tidak? mengapa?
Menghasilkan ketekunan jika teratur memberikan makan
Membuahkan perhatian jika airnya sudah harus diganti, anda isi ulang airnya.
Membuahkan pengertian benar bahwa hewan memang seperti itu adanya.
Memberikan kesibukan yg baik daripada nganggur, kesana kemari tidak karuan.
Memelihara ikan hanya sarana saja
Buah yg baik dipetik berasal dari cara dan usaha yg dikerjakan.
Khusus ikan. Anjing tidak.
_/\_
halo DCers yang baik
saya mau tanya, dimana saya dapat mendapatkan jadwal retreat meditasi seperti hadayu vatthu ya(tempat tenang dan dipimpin oleh yg berpengalaman)? soalnya saya kunjungi web nya hadayu vatthu,keliahatannya webnya lg down.
mohon bimbingannya? saya tdk tau hrs tanya kemana,makanya saya tny di topic ini
terima kasih
_/\_ seperti apakah cara bekerjanya pelimpahan jasa kebajikan kepada pada leluhur..?
tanya lagi.. pelimpahan jasa kebajikan bisa diterima, bagaimana dengan dari usaha yang tidak benar..?
tanya lagi.. pelimpahan jasa kebajikan bisa diterima, bagaimana dengan dari usaha yang tidak benar..?
rekan DC ada yang pernah ngerayain waisak di candi borobudur? kalo ada share pengalamannya di mari yah.
thankyu [-o<
rekan-rekan sedhhamma, sy sring berdebat dgn umat agama lain yg ingin mengenal agama Buddha lbh dkat lg. mereka sering mengajukan beberapa pertanyaan berikut, sy mohon rekan2 memberi jwban terbaik utk bbrp prtnyaan berikut:
1. sy prnah baca(lupa sumbernya), pd suatu ketika ketika sang Buddha mengunjungi kapilvathu dan bertemu dgn orang tuanya, orang tuanya menunjukkan kekecewaan, kmudian saat itu sang Buddha melarang umatnya di kemudian hari apabila menjadi seorang bhikkhu harus mendapat ijin dr ortunya, pertanyaannya adalah apakah sang Buddha merasa berslalah krn dulu dia meninggalkan keluarganya tanpa restu/ijin?
2. pertanyaan ke 2 ini berhubungan dengan pembantaian sukui sakya, sang Buddha mencegah vityatubha sebanyak 3x namun stlah itu membiarkannya, nah sy sring brdbat, umat agama lain sring mengatakan mengapa sang Buddha tdk memperjuangkan pencegahan pembantaian tersebut lbh dr 3x?
maaf kalo bahasa sy kurang rapi, sy tunggu komentar dr rekan2 sedhamma ^:)^
Kisah sebenarnya dlm Vinaya Pitaka dikatakan sewaktu Buddha berkunjung kembali ke Kapilavatthu untuk pertama kalinya setelah pencerahan, putranya Rahula merengek meminta harta kekayaan Siddhattha yang ditinggalkannya setelah meninggalkan istana karena bujukan sang ibu (Yasodhara). Tetapi Buddha berpikir untuk mewariskan harta kekayaan yang beliau peroleh di bawah pohon Bodhi, maka Rahula pun ditahbiskan sebagai samanera pertama. Mengetahui cucu yang akan mewarisi tahta kerajaan telah ditahbiskan, Raja Suddhodana sangat sedih maka ia meminta agar sejak saat itu jangan ada anak yang ditahbiskan lagi tanpa persetujuan orang tuanya dan Buddha pun menyetujui hal tersebut menjadi salah satu syarat penahbisan bagi calon bhikkhu.
Menurut kisah dalam komentar Dhammapada, Buddha waktu ketiga kalinya mengalami sakit kepala sehingga beliau tidak dapat mencegah raja tsb menyerang lagi.
rekan-rekan sedhhamma, sy sring berdebat dgn umat agama lain yg ingin mengenal agama Buddha lbh dkat lg. mereka sering mengajukan beberapa pertanyaan berikut, sy mohon rekan2 memberi jwban terbaik utk bbrp prtnyaan berikut:
2. pertanyaan ke 2 ini berhubungan dengan pembantaian sukui sakya, sang Buddha mencegah vityatubha sebanyak 3x namun stlah itu membiarkannya, nah sy sring brdbat, umat agama lain sring mengatakan mengapa sang Buddha tdk memperjuangkan pencegahan pembantaian tersebut lbh dr 3x?
maaf kalo bahasa sy kurang rapi, sy tunggu komentar dr rekan2 sedhamma ^:)^
1. sy prnah baca(lupa sumbernya), pd suatu ketika ketika sang Buddha mengunjungi kapilvathu dan bertemu dgn orang tuanya, orang tuanya menunjukkan kekecewaan, kmudian saat itu sang Buddha melarang umatnya di kemudian hari apabila menjadi seorang bhikkhu harus mendapat ijin dr ortunya, pertanyaannya adalah apakah sang Buddha merasa berslalah krn dulu dia meninggalkan keluarganya tanpa restu/ijin?
2. pertanyaan ke 2 ini berhubungan dengan pembantaian sukui sakya, sang Buddha mencegah vityatubha sebanyak 3x namun stlah itu membiarkannya, nah sy sring brdbat, umat agama lain sring mengatakan mengapa sang Buddha tdk memperjuangkan pencegahan pembantaian tersebut lbh dr 3x?
Sakit kepalanya Sang Buddha pun ada penyebab lain (dari kehidupan lampau-Nya) selain karena duduk di udara yang panas. Mungkin rekan lain bisa menceritakannya.
Thanks
Apa yg dimaksud dg kecenderungan halus?apa yg mengondisikan kecenderungan?
Tidak bisa memahami karena bahasanya.
Spt rasa masakan yg tdk pas tapi tidak pernah tahu bumbunya.Hanya tahu rasa saat mencicipi masakan.Apakah itu bisa disebut kecenderungan?
Spt rasa masakan yg tdk pas tapi tidak pernah tahu bumbunya.Hanya tahu rasa saat mencicipi masakan.Apakah itu bisa disebut kecenderungan?
_/\_
Mau tny ya, besar/berat mana pahala (karma baik) yg didpt antara meditasi, fang shen & bakti sosial? Tq... _/\_
_/\_
Mau tny ya, besar/berat mana pahala (karma baik) yg didpt antara meditasi, fang shen & bakti sosial? Tq... _/\_
Perasaan tenang/damai yg didpt melalui meditasi & perasaan bahagia yg didpt melalui kegiatan fang shen & bakti sosial.... Apakah bs dikatakan sbg pahala jg Bro & Sis? Sebnrnya bentuk pahala itu sprt apa ya? Apakah buah dr karma baik? Sorry pertanyaannya nambah nih hehe _/\_
_/\_
Mau tny ya, besar/berat mana pahala (karma baik) yg didpt antara meditasi, fang shen & bakti sosial? Tq... _/\_
kenapa ada orang kaya ada orang miskin dan
ada orang bahagia ada orang kehidupannya susah
ada yg gemuk dan ada yg kurus kering ?
ada yg cantik manis ada yg jelek gosong ?
mohon pencerahannya.... ;D
Nammo Buddhaya,
ijinkan saya yang awam ini lancang menjawab :
semua itu balik lagi ke karma kita, karma baik dan karma buruk, karma itu ada yang bawaan dari karma lampau maupun karma yang sekarang kita lakukan (dikehidupan ini)
yang jelas di agama buddha ada hukum tumimbal lahir.
Nah... kalo ajaran lain , saya tanya jawabannya KLISE :
Semua adalah karena Kehendak NYA....
NYA disini kok ga adil sih nyiptain orang beda beda... sekian
terima kasih,
Nammo Buddhaya
mau nanya soal meditasi nih... dari dulu sampai sekarang udah dipraktekin tapi masih bingung :-? :-? koq waktu praktek ma baca buku beda...
1. Bagaimana mengetahui kemajuan meditasi yang kita lakukan? parameter apa yang bisa dipakai untuk mengukur kemajuannya? dari ketenangan pikiran yang tercapai waktu meditasi? ataukah hilangnya kemelekatan setelah sekian lama meditasi...
2. Kadang ada bbrp orang yang mengatakan dirinya udah mencapai jhana? bagaimana mengetahui bahwa waktu kita meditasi udah mencapai tingkatan tersebut? karena saya takut bahwa yang sebenernya dicapai bukan jhana cuma baru tingkat tenang?
3. dalam Dhammapada 166 kisah Atthadatta Thera dikatakan " jangan karena katena kesejahteraan org lain, seseorg melalaikan kesejahteraannya sendiri... sebenarnya apakah maksudnya? bukankah memang kita selalu diajarkan mendahulukan kepentingan org lain/banyak diatas kepentingan sendiri tapi sutta itu nampaknya terbalik ???
mohon pencerahannya... trims _/\_
mau nanya soal meditasi nih... dari dulu sampai sekarang udah dipraktekin tapi masih bingung :-? :-? koq waktu praktek ma baca buku beda...
1. Bagaimana mengetahui kemajuan meditasi yang kita lakukan? parameter apa yang bisa dipakai untuk mengukur kemajuannya? dari ketenangan pikiran yang tercapai waktu meditasi? ataukah hilangnya kemelekatan setelah sekian lama meditasi...
2. Kadang ada bbrp orang yang mengatakan dirinya udah mencapai jhana? bagaimana mengetahui bahwa waktu kita meditasi udah mencapai tingkatan tersebut? karena saya takut bahwa yang sebenernya dicapai bukan jhana cuma baru tingkat tenang?
Mungkin bisa membaca sutta perumpamaan jejak kaki gajah:IMO, CMIIW untuk dikatakan seseorang mencapai tahap jhana dibutuhkan melewati tahap2 yang dijelaskan diatas... baru mungkin dapat dinilai pencapaiannya.
https://dhammacitta.org/teks/mn/mn027-id-bodhi.html
Halo _/\_
Saya mau tanya, gimana cara konversi ke agama buddha dengan sah di Indonesia?
Cerita singkatnya saya lahir dengan agama lain. Saya selama setahun kemarin sudah mempraktekan meditasi, dan dengan proses itu saya cukup bangga dengan pencapaian meditasi yang saya lakukan. Nilai-nilai spiritual yang muncul dari mengosongkan "diri" menjadi panduan hidup saya yang paling saya percayai, yang membuat saya meniggalkan kepercayaan dan nilai-nilai agama saya yang sebelumnya, karena saya sudah tersadari itu salah.
Saya belum pernah belajar yang bener-bener sebelumnya tentang agama buddha dan bahkan cuman tau sedikit tentang konsep-konsepnya. Tapi nilai spiritual yang saya dapat dari meditasi itu kalau dilihat ternyata sangat cocok dengan nilai-nilai ajaran buddha (sejauh yang saya ketahui). Menurut saya pribadi, untuk mempelajari nilai-nilai buddha tidak perlu terikat dengan status "agama" buddha. Oleh karena itu saya selama satu tahun tetap mempertahankan status agama saya yang sebelumnya, karena saya berfikir "apalah arti agama dalam KTP?"
Tapi sekarang saya berniat untuk mengubah status legal saya menjadi agama buddha. Karena saya mulai merasakan hal-hal kecil yang bermanfaat dari mengubah "status" di KTP saya. Nah dari pihak yang membuat KTP itu, katanya saya perlu untuk mengkonversi agama dengan sah ke vihara dan menyerahkan buktinya. Yang saya pengen tau adalah bagaimana proses perubahan agama ke agama buddha itu? Apa yang harus saya persiapkan? Apakah dengan pengetahuan minim saya dibolehkan untuk mendapat status agama buddha?
(http://i.huffpost.com/gadgets/slideshows/417740/slide_417740_5317674_free.jpg)
beberapa ajaran....spt :
1 hormatilah ortu
2 berkata benar (jujur)
3 dst dst....
Klo otru sangat senang dipuji...."masih AWET MUDA",...
sedangkan umurnya udah 70lebih.....nahhh
bagaimana pujian yg menjadi kesukaan ortu tsb tidak
mengandung banyak kebenaran ?....(spt masakannya ENAK, padahal.....) ?
mhon masukannya......
adakah Sutta2 yg membahas mengenai arti dari PUJIAN ?
_/\_
nah, apakah PUJIAN itu harus pakai ucapan yang tidak benar?
rasanya masih banyak cara lain untuk memuji yang bisa disesuaikan dengan kondisi..
contoh:
"masih AWET MUDA" -> diganti "semangatnya masih muda" atau "masih sehat bugar"
jwaban yg diinginkan...
1 wah masih sangat mudah n cantik.....
2 ohhh ini masakannya melebihin resto bintang 5....
klo kurang dari itu sepertinya kagak mantep....kagak berfungsi....
jadi ?
Halo _/\_
Saya mau tanya, gimana cara konversi ke agama buddha dengan sah di Indonesia?
Cerita singkatnya saya lahir dengan agama lain. Saya selama setahun kemarin sudah mempraktekan meditasi, dan dengan proses itu saya cukup bangga dengan pencapaian meditasi yang saya lakukan. Nilai-nilai spiritual yang muncul dari mengosongkan "diri" menjadi panduan hidup saya yang paling saya percayai, yang membuat saya meniggalkan kepercayaan dan nilai-nilai agama saya yang sebelumnya, karena saya sudah tersadari itu salah.
Saya belum pernah belajar yang bener-bener sebelumnya tentang agama buddha dan bahkan cuman tau sedikit tentang konsep-konsepnya. Tapi nilai spiritual yang saya dapat dari meditasi itu kalau dilihat ternyata sangat cocok dengan nilai-nilai ajaran buddha (sejauh yang saya ketahui). Menurut saya pribadi, untuk mempelajari nilai-nilai buddha tidak perlu terikat dengan status "agama" buddha. Oleh karena itu saya selama satu tahun tetap mempertahankan status agama saya yang sebelumnya, karena saya berfikir "apalah arti agama dalam KTP?"
Tapi sekarang saya berniat untuk mengubah status legal saya menjadi agama buddha. Karena saya mulai merasakan hal-hal kecil yang bermanfaat dari mengubah "status" di KTP saya. Nah dari pihak yang membuat KTP itu, katanya saya perlu untuk mengkonversi agama dengan sah ke vihara dan menyerahkan buktinya. Yang saya pengen tau adalah bagaimana proses perubahan agama ke agama buddha itu? Apa yang harus saya persiapkan? Apakah dengan pengetahuan minim saya dibolehkan untuk mendapat status agama buddha?
Apakah menjadi Upasaka atau upasika perlu melalui penabhisan secara formal? Atau bisa hanya dengan mengucapkan secara sadar vandana dan tisarana dan menjalankan lima sila atau delapan sila??seorang upasaka/upasika adalah yang berkeyakinan pada Buddha, Dhamma, dan Sangha. lalu menjaga sila. Itu sudah bisa jadi upasaka/upasika (secara tidak langsung). Akan tetapi, kalau punya waktu ke Vihara, kunjungi saja bhikkhu, katakan saya belum menyatakan perlindungan di hadapan (patung) Buddha atau di hadapan bhikkhu (pilih satu atau dua-duanya). Prosesnya bentar aja, lebih cepat dari makan cemilan. Saya juga sudah 2 tahunan menjadi upasaka, tapi karena gak ada Vihara Theravada di kota saya, tunggu keluar kota ra.
Namo Buddhaya,
aku mau nanya ni, menurut kalian apabila kita berpacaran dengan seseorang yang agamanya berbeda (bukan agama Budddha) perlukah kita tetap lanjut atau kita hentikan saja hubungan tersebut ? Dan si Umat Buddha ini tidak mau dan tidak ada keinginan untuk pindah keagama tetangga tersebut. Mohon saran dari teman" semua.
Namo Buddhaya,
aku mau nanya ni, menurut kalian apabila kita berpacaran dengan seseorang yang agamanya berbeda (bukan agama Budddha) perlukah kita tetap lanjut atau kita hentikan saja hubungan tersebut ? Dan si Umat Buddha ini tidak mau dan tidak ada keinginan untuk pindah keagama tetangga tersebut. Mohon saran dari teman" semua.
NanyaMereka tidak memojokkan Ajaran Buddha, hanya saja ini salah dijawab, mereka ingin bertanya, seharusnya dijawab dengan benar, seperti ini:
T : Di dalam agama Budha itu yg paling tinggi posisinya siapa sih? Saya bingung, banyak sekali Budha di dalam agama Budha.
J : Semua ajaran sama, menuju ke 1 titik yaitu Tuhan.
T : Kalo yg paling tinggi itu Tuhan, kenapa ga berdoa langsung ke Tuhannya saja?
T : Inti semua ajaran kan sama. Cuma jalannya aja yg beda kan? Tapi masalahnya bisa sampe ga?
T : Pernah denger 10 ajaran ga? Lupa*
Yg saya inget salah satunya tuh ada yg blg gini "ga boleh sembah patung2" krg lebih gt
J : Kk yg ngajak saya itu da jelasin kalo itu cuma simbol doank bkn sembah berhala bla2..
T : Ok, saya ngerti. Sekarang kalo mis saya pecahin patung Budhanya di depan kamu, kamu marah ga?
J : Ya pasti marah lah.
T : Knp marah? Itu kan cuma benda mati? Kalo kamu patahin salib depan saya, saya ga marah. Kalo kamu bakar alkitab depan saya, saya juga ga marah. Knp? Soalnya itu cuma benda mati. Yg hidup itu adalah firman kita bla2..
Kk saya yg ajak itu : ...............................................
Ada yg bisa bantu isiin ga? :'( :'( :'(
... Knp sih banyak yg mojokin agama Budha
Saya mau tanya, saya tertulis beragama Buddha di KTP, tetapi ketika saya bertanya ke ortu, ortu menjawab Konghucu. Tetapi saya dan keluarga biasanya beribadah ke kelenteng yang bertuliskan vihara di papan namanya. Di dalam kelenteng terdapat hio dan lilin. Di dalam kelenteng juga banyak tertera tulisan mandarin, banyak patung dewa, dan ada patung Buddha. Saya sebenarnya bingung, saya ini beragama Buddha atau Konghucu? Bukankah agama Buddha berasal dari India dan menggunakan bahasa Pali dan Sansekerta? Jika saya beragama Buddha, mengapa ada tulisan mandarin di kelenteng? Selain itu, ada sekolah minggu di kelenteng yang memakai bahasa Pali, bukan Mandarin.
Kelenteng itu tempat ibadah Tridharma, yaitu akulturasi dari 3 ajaran agama yang ada di Tiongkok (Konfusianisme/Kong Hu Cu, Taoisme, dan Buddhisme). Orang Chinese zaman dulu tidak menganggap ketiga ajaran sbg agama yg terpisah, mereka menganut ketiganya krn ketiganya sudah menyatu dlm kehidupan sehari2 mereka.
Tentu saja, jika anda ingin mempelajari Buddhisme bagi pemula, anda dapat membaca buku Pertanyaan Baik Jawaban Baik (https://dhammacitta.org/buku/pertanyaan-baik-jawaban-baik.html) terlebih dahulu sebelum mendalami lebih lanjut....
Salam kenal,namo budhaya
Saya ingin tanya apakah untuk pindah ke agama budha perlu melakukan ritual khusus sprt belajar, dan lakukam baptis?
Dan apakah vihara membolehkan pemberkatan kepada umat yang berbeda agama?. (Saya budha dan calon saya ka****k)
Kami sama2 tetap ingin memeluk agam masing,tapi terkendala oleh urusan administrasi pemerintah yang begitu sulit untuk pernikahan agama. Mohon input2 nya kawan2. Thanks
Hanya perlu ikut upacara visuddhi upasaka/upasika aja utk secara formalnya
Ada beberapa vihara yg mau/bisa ngasih pemberkatan beda agama, ada yg gak mau. Coba tanya2 vihara2 di sekitar lingkungan anda....
Terima kasih banyak inputnya ^:)^ ^:)^ ^:)^
tapi masih mau tanya,maksud dari "secara formalnya" apa ya ?
karena apakah bisa saya mendapatkan surat tanpa mengikut upacara visudhi?. hanya dengan membuat surat pernyataan ke vihara apakah vihara bersedia mengeluarkan surat keterangan bahwa saya pindah agama untuk dilampirkan ke catatan sipil?
maksud saya bertanya seperti ini karena hall sbb
1. ktp saya jakarta, saya kerja di pedalaman sumatra
2. mau ubah agama di ktp shg perlu surat dari vihara di jakarta, tidak bisa dari vihara di tempat saya bekerja
3. tapi ga bisa ikut acara visudhi pas hari waisak nanti di jakarta , jadi apa bisa ikut kebaktian saja di vihara di daerah saya kerja?. karena disini tidak bisa mengadaka upacara visudhi dengan alasan vihara tidak ada bhikhu/bhante nya.
Mohon petunjuknya _/\_ _/\_ _/\_
terima kasih.
Saya mau tanya, saya tertulis beragama Buddha di KTP, tetapi ketika saya bertanya ke ortu, ortu menjawab Konghucu. Tetapi saya dan keluarga biasanya beribadah ke kelenteng yang bertuliskan vihara di papan namanya. Di dalam kelenteng terdapat hio dan lilin. Di dalam kelenteng juga banyak tertera tulisan mandarin, banyak patung dewa, dan ada patung Buddha. Saya sebenarnya bingung, saya ini beragama Buddha atau Konghucu? Bukankah agama Buddha berasal dari India dan menggunakan bahasa Pali dan Sansekerta? Jika saya beragama Buddha, mengapa ada tulisan mandarin di kelenteng? Selain itu, ada sekolah minggu di kelenteng yang memakai bahasa Pali, bukan Mandarin.
mohon pencerahan dari para senior senior di sini
saya pernah mempelajari agama Budha semasa kuliah dulu dan saya lupa nih hubungan Budha ( agama Budha ) dan Konghucu itu gimana yah?
apakah berdiri sendiri sendiri atau ada hubungannya gitu, mengingat kalau ke kelenteng kan ada banyak patung dewa dewi dan juga ada Sang Budha sendiri.
yang saya tahu sih Budha itu di atas para dewa yang udah diluar lingkaran reinkarnasi (tolong dikoreksi atau ditambahin kalau perlu )
terima kasih
sabbhe satta bahantu sukitata
Hmm....mantap penjelasannya
Jadi kalau mau tanya tentang dewa dewi bukan di forum buddhist yah ?
Trus kemana yah?
Di atas dikatakan menurut budhist dan tao tentang dewa dewi lantas menurut konghucu gimana?
Sebab saya benernya mau tanya tentang mantra untuk doa jadi sebelum terlalu jauh ingin memastikan dulu saya berada di tempat yg benar atau ga gt.
Terima kasih atas masukannya
Simple tapi dalam penjelasannya om shin...
Hehehhehe