Buddhisme Awal, Sekte dan Tradisi > Buddhisme Awal

Sang Buddha

(1/1)

Gwi Cool:
Ketika mendengar kata Buddha, hal ini tidak terlepas dari (kisah) pencerahan Pangeran Siddhatta Gotama. Namun, kerap kali ketika ditanya nama asli dari Sang Buddha, para pengikut (Buddhisme) malah menjawab: nama asli Sang Buddha. Tentu saja jawabannya benar, akan tetapi bukankah jika dijawab demikian, kita tidak memiliki sopan santun? Masak Sang Buddha disebutkan nama-Nya? Yang lebih parah lagi, tidak ditambahkan kata "pangeran".

Ini seperti halnya ketika cucu seorang raja/pangeran ditanya: "Siapa kakekmu?" Dijawab sama sang cucu: "Asoka!" (misalnya). Atau ketika ditanya, "Siapa nama kakekmu?" Sang Cucu menjawab: "Asoka!"

Seharusnya ia menjawab: "Nama kakek adalah Raja Asoka." Atau "Dhammasoka (julukan Raja Asoka)."

Demikian pula, jika Buddhisme ditanya: "Siapakah (nama) Sang Buddha?" Maka harus dijawab: "Pangeran Siddhatta Gotama." Atau "Sang Bhagava."

Beberapa orang (Buddhisme) mungkin kesulitan dalam bahasa Pali. Berikut adalah tips kecil, untuk mengingat nama dari Pangeran Siddhatta.

Pangeran Sid-dhat-ta. Ingat kata "Buddha", yaitu pada kata "Buddha", ada kata "ddh". Kemudian masukkan ke nama: Pangeran Siddhatta. Kemudian hafal, bahwa ada dua konsonan ganda, yaitu "double d" (dd). Ingatkan pikiran bahwa dibelakang juga ada "double t" namun tidak ada kata "h". Jadi deh! Pangeran Siddhatta.

Nah, bagaimana? Sudah bisa diingat bukan?

Akan tetapi, ingat! Sebaiknya tetap gunakan kata "Buddha" atau "Bhagava (Yang Terberkahi)". Walaupun ditanya siapa nama Beliau maka tetap harus kita pakai kata "Sang Buddha", selagi menjawab dengan menambahkan kata "pangeran", yaitu Pangeran Siddhatta.

Juga harus diingat! Kata "Buddha, Dhamma, Sangha", harus diawali huruf kapital, dimanapun. Demikian pula kata "Sang", huruf kapital karena ditujukan pada orang yang berkuasa/orang mulia.

Menyenangkan bukan? Bahasa itu hal yang menyenangkan sekali. Maksud saya ilmu pengetahuan.

Navigation

[0] Message Index

Go to full version