Sdr marcedes yang baik,
Saya tidak melihat bahwa sutta ini mengatakan hanya Jhana konsentrasi yang benar.
Apakah meditasi terhadap empat unsur (4 elements/mahabhuta), meditasi terhadap Buddha (Buddhanussati), Dhamma (dhammanussati) dan Sangha (Sanghanussati) bukan meditasi yang benar? Karena perlu diingat bahwa objek meditasi yang saya sebutkan diatas tidak bisa membawa meditator pada Jhana.
sdr fabian,
mungkin memang buddhanusati,dsb-nya tidak membawa pada jhana, tetapi setidaknya bisa mengarahkan pada jhana....
misalkan jika seseorang mengganti objek nya....dari buddhanusati ke metta, atau ke anapanasati....
Saudara Marcedes yang baik,
Bila harus mengganti objek ke anapanasati atau ke metta, objek meditasi benar atau salah yang sebelumnya dipelajari juga akan membawa dia pada Jhana, bahkan bila dia belum pernah berlatih meditasi dan tidak memiliki konsentrasi sekalipun objek Anapanasati dan Metta akan membawa mereka pada Jhana, bila mereka memiliki usaha yang kuat dan parami yang cukup.
Permasalahannya adalah saudara mengatakan bahwa dengan mem-bold bahwa
hanya konsentrasi yang membawa pada Jhanalah yang benar. bila demikian maka objek konsentrasi yang tidak membawa pada Jhana tidak benar?
Terus terang kadang-kadang saya merasa enggan menjadikan access to insight sebagai referensi karena saya melihat bahwa bhikkhu Thanissaro seringkali bias, ia pro pada pandangan bahwa kesucian hanya bisa dicapai bila seseorang telah memiliki Jhana.
Penyebab saya masih sering menjadikan access to insight sebagai referensi hanya karena terpaksa.
saya mencopas sesuai yg tertulis dalam situ,andai ada pembaca yg mengerti bahasa pali...langsung saja copas dari sana dan bahas bersama..
mengenai bikkhu thanissaro, bukankah pendapat nya sama dengan Ajahnbrahm....yg mengutamakan jhana...
nah sekarang apakah anda lebih merasa hebat dari mereka ber-2? atau anda sudah yakin bahwa anda adalah seorang paling tidak ariya...?
buka-bukaan di sini kan gpp, anda tidak terikat vinaya...lagian kalau anda memang seorang ariya, boleh bagi pengalaman nya...tentu ga masalah..
walau pasti ada pro-kontra seperti Luantamaha boowa.
[/b]
Saya harap saudara Marcedes dalam berdiskusi jangan mengungkapkan tulisan yang bersifat menyerang pribadi, saya memiliki alasan yang sangat kuat sekali untuk tidak setuju dengan pendapat mereka (Ajahrn Brahm dan Bhikkhu Thanissaro (karena saya pernah mengikuti bagaimana ketiga metode pembimbingan dilakukan , yaitu tehnik Mahasi, tehnik Pa Auk, dan tehnik Luang po Bun Ku siswa dari Luangta Maha Boowa) dan pendapat saya berasal dari pengalaman saya setelah mengikuti ketiga metode tersebut. Saya rasa hak setiap individu untuk tidak setuju dengan pendapat orang lain.
mereka ber-dua memilih jalan yg menggunakan Jhana, karena mungkin mereka telah merealisasikan sesuatu....
Mungkin ya.... mungkin tidak.... we don't know.... hanya mereka yang tahu.
kalau keyakinan anda mengenai hal tersebut berdasar pada pegangan buku[tipitaka + kitab komentar] bagaimana dengan kasus AjahnMun seperti yg saya katakan...bukankah Luanta mahaboowa mengaku dirinya "ARAHAT" tetapi disatu sisi mengatakan sesuatu yang pasti bertolak dengan TIPITAKA...terutama tentang sesudah "anupadisesa-nibbana"
Ya, disinilah kuncinya mengapa saya meragukan Luangta Mahaboowa, bukan hanya itu masalah beliau menangis, dan lalu ngotot bahwa beliau sudah Arahat... lalu menceritakan perjalanan meditasinya yang menggambarkan pencapaian... langsung Arahat...
Sang Buddha pernah mengatakan dalam salah satu sutta (saya lupa suttanya) bahwa Dhamma yang beliau ajarkan tak ada yang seketika, semua terjadi melalui proses yang berulang-ulang.
Pendapat Mahasi Sayadaw sejalan dengan Visuddhi Magga yang mengatakan setelah mencapai Sotapanna, meditator akan turun dan mengulangi lagi dari tingkat udayabaya nana untuk dapat melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi Sakadagami.
Saya tidak mengatakan bahwa beliau belum mencapai kesucian, tetapi dengan bukti menangis terharu seperti yang diperlihatkan di foto saya berani mengemukakan pendapat dengan tegas bahwa beliau BELUM ARAHAT... (karena seorang Arahat tak akan terpengaruh emosinya dalam keadaan apapun dan oleh hal apapun !!!)
"sy tidak berani mengatakan bahwa Luanta Bohong atau Luanta benar....karena level meditasi saya tidak sebanding mereka"
kalau anda berani mengatakan Bikkhu Thissanaro dan AjahnBrahm keliru, sungguh luar biasa...berarti anda pasti melebihi mereka ber-2 dalam hal meditasi....sampai anda berani mengambil kesimpulan demikian.
bisakah anda babarkan pengalaman anda/menjumpai bikkhu yg berpendapat sama dengan anda...sy mohon info nya..
Sama dalam hal apa? Saya berani mengatakan mereka (Ajahn brahm keliru bila mengatakan kesucian hanya bisa dicapai jika kita memiliki Jhana, bahkan Ajahn Chah sendiri guru beliau memiliki pandangan yang berbeda dengan beliau) demikian juga dengan bhikkhu Thanissaro bantahan saya berdasarkan suatu argumen sederhana, nampaknya beliau dan juga Ajahn Brahm tak pernah berlatih metode meditasi direct Vipassana. Saya tak akan membantah argumen mereka sebatas yang pernah mereka latih. Tetapi lebih bijak bila tidak mengatakan bahwa hanya jalan yang ditempuhnya satu-satunya yang benar. Pa auk sayadaw sendiri sebagai guru meditasi Samatha yang sangat hebat (menurut pendapat saya) juga mengakui bahwa kesucian bisa dicapai tanpa melalui Jhana.
---------------------------------
dari 4 pengembangan konsentrasi bahasa inggris, bisakah terjemahkan untuk saya 2-4.....saya tidak paham bahasa inggris sebegitu...
poin no 2 kalau tidak salah berhubungan dengan pengembangan konsentrasi sehingga memiliki light of wisdom.
Sedangkan poin no 4 adalah melihat sifat anicca pada kelima khandha (Vipassana)