Hingga kini kita telah melihat slokha-slokha yang semua memberi hormat kepada Sambhogakaya Tara, pertama aspek damai dan kemudian aspek murka. Sekarang kita akan meneruskan pada slokha yang mengandung suatu penghormatan pada Dharmakaya, tubuh kebenaran.
Penting sekali memikirkan istilah-istilah ini karena akan selalu muncul kembali dalam agama Buddha. Karena sering diulang, kalian harus memikirkan arti istilah-istilah tersebut dan apa yang dikandungnya dengan tepat, karena sangat penting untuk mempunyai gambaran yang jelas. Tidak cukup hanya mengetahui suatu sumpah, suatu pelajaran Dharma atau sekadar membaca saja. Kalian perlu masuk lebih jauh dan memperdalam pengertian kalian, jadi belajarlah.
Oleh karena itu perlu diketahui apa yang dimaksud sebagai tubuh kebenaran. Kata Sanskertanya adalah Dharmakaya. Kalian mengetahui bahwa Dharma mempunyai banyak arti: sepuluh arti pokok atau utama dan sangat penting menanyakan pada diri sendiri apakah yang sedang kita bicarakan. Perlu kita ketahui apa yang dimaksud dengan “Dharma” dan “kaya”. Bila kita mengatakan dalam bahasa Indonesia ”tubuh kebenaran” tubuh manakah yang dimaksud? Apakah tubuh fisik seperti tubuh kita? Sudah pasti bukan. Apakah kebenaran yang dimaksud di sini hukum yurisdiksi? Bukan juga. Jadi apakah yang kita bicarakan?
Apakah “kaya” kita terjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai tubuh? Terkadang “kaya” mempunyai arti yang efektif seperti tubuh kita yang terdiri atas tubuh fisik. Namun di sini bukan arti yang dimaksud. Dalam konteks ini, “kaya” berarti ”reuni atau kumpulan”, kumpulan dua himpunan. Himpunan kebijaksanaan dan kebajikan menjadi satu, terkumpul atau terhimpun. Kita dapat mengatakan “kaya” di sini berarti pencapaian. Dharma tanpa Dharmakaya adalah yang diperoleh dari himpunan kebijaksanaan dan kebajikan yang telah terealisasi, atau realisasi yang masih merupakan hasil dari kedua himpunan yang membawa ke arah kesempurnaan. Masih ada lagi pengertian yang lain, namun kita cukup memperhatikan dan mengingat penjelasan pertama ini saja dengan memiliki gambaran yang jelas tentang apa Dharmakaya itu, bila kalian mendengar istilah ini lagi. Oleh karena kata ini akan diulang maka segera pikirkan kualitas mutlak yang diperoleh berkat kedua himpunan kebijaksanaan dan kebajikan. Dan bila kita melakukan pendekatan ini sudah bagus sekali. Ketahuilah lebih banyak tentang semua kualitas yang berkaitan dengan para Buddha hingga Dharmakaya seorang Buddha.
Chag tsel de ma gay ma zhi maAku bersujud kepadamu yang penuh kebahagiaan, kebajikan dan kedamaian
Nya ngen de zhi cho yul nyi maYang menjadi objek ibadah, kebahagiaan nirvana
So ha om dang yang dag den paySempurna berhiaskan SOHA serta OM
Dig pa chen po jom pa nyi maPenakluk segala kejahatan yang tak terhingga. (15)
Dalam slokha kelima belas, Tara disebut sebagai kebahagiaan. Bahkan sebenarnya beliau merupakan tempat berlindung dari penderitaan yang terkecil. Beliau bahagia karena beliau berada di luar semua penderitaan, penderitaan yang dianggap sebagai hasil. Beliau juga disebut “kebajikan”. Mengapa? Karena beliau telah menyingkirkan semua ketidakbajikannya sendiri yang menyebabkan penderitaan. Akhirnya beliau telah bebas, damai, telah menghapuskan semua klesha dan semua faktor penggangu. Setelah membuang kedua penutup mata, Tara selalu dalam konsentrasi parinirvana. Setelah berhasil meraih parinirvana inilah Tara untuk pertama kalinya menyebutkan mantra “TARE TUTTARE TURE“. Di awal mantranya dapat ditemukan suku kata OM dan diakhiri SVAHA (SOHA). Mantra lengkap yaitu yang merupakan hasil perolehan parinirvana Tara. Dengan membaca mantra ini, bila kita mempunyai kesalahan terfatal pun dapat dihapuskan, ditaklukkan. Mantra tersebut akan bereaksi terhadap kesepuluh ketidakbajikan ataupun kelima kejahatan yang paling fatal. Bila kita berniat untuk menyucikan diri dari segala sesuatu yang paling negatif, kita dapat melakukan ritual permohonan pada Tara ini.