//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Temujin

Pages: [1]
1
Yg lama saja masih kredit nih... Bisa overkredit ga yah?  :))

2
Pojok Seni / Re: Nina Bobo - Twents Mannenkoor `Die Minnesanghers`
« on: 02 February 2012, 09:48:19 PM »
Gw kaga pintar nyanyo, tapi cukup paham bahwa suara si blanda ini sangat bagus... Kalo dibandingin dengan favorit gw si putri ayu, kerenan mana suaranya?


3
Nah, ini ada satu (mungkin Lu Dongbin pengurus Siddhi atau MBI?) yg dengan semangat '45 memberikan pembelaan terhadap oknum-biku ini #>, oke... * komentar member mana yg 'tidak pantas' terhadap oknum-biku ini?
 
* apakah komentar oknum-biku ini di facebook terhadap cewek2 (pengen kenalan, murid seksi, membayangkan jadi tiang yg dipeluk cewek, dll itu... ) termasuk tindakan yg pantas atau tidak pantas menurut Lu Dongbin?Temujin sangat mengharapkan pendapat jujur Lu Dongbin

#> oknum-biku: orang yg nekat membotaki kepalanya dan memakai jubah ala bhante tapi tidak cukup berhasil menyembunyikan belangnya, yakni: senang menyanyi dan maen gitar, senang memotret (apalagi objek2 cewek), memposting dan mengomentari foto2 cewek itu dengan rada2 nakal, kadangkala tampil memakai t-shirt (sambil makan sate), dikesempatan lain satu ruangan dengan cewek2 (kelihatan mukanya sangat puas dan gembira saat itu)... oh ya, orang ini juga cekatan mengambil objek pinggang lentik cewek seksi dari pose meditasi..... itu baru sedikiiiiit yg kelihatan di facebook aja, gak ketahuan belang lainnya di keseharian... tapi yg sedikiiiit ini saja sudah dapat cukup merusak nama baik sangha. Jujur saja, Temujin kasihan dengan anggota sangha lain yg serius menjalani vinaya.

terimakasih tanggapannya  :)

satu lagi, justru karena dia 'sangha' lah maka segala perilakunya akan menjadi sorotan, jika dia orang biasa kita mana peduli?

4
butuh bantuan dari pejabat MBI

Ya.. heran juga.... Ini forum terbuka, harusnya pejabat2 MBI atau minimal SIDDHI menggunakan hak jawab disini untuk:
* menyesalkan dan akan mengambil tindakan untuk si biku .... atau bisa juga
* membela perilaku jagoannya tsb...

watever lah, yg penting asal MBI tidak kelihatan autis dimata ribuan member DC

5
kadi menurut cerita diatas semua yang berkomentar tidak pantas kepada biksu ini pasti akan .............
g gk brani ngomong dehhh

ada yg berkenan mengisinya ??

Nah, ini ada satu (mungkin Lu Dongbin pengurus Siddhi atau MBI?) yg dengan semangat '45 memberikan pembelaan terhadap oknum-biku ini #>, oke...

* komentar member mana yg 'tidak pantas' terhadap oknum-biku ini?
* apakah komentar oknum-biku ini di facebook terhadap cewek2 (pengen kenalan, murid seksi, membayangkan jadi tiang yg dipeluk cewek, dll itu... ) termasuk tindakan yg pantas atau tidak pantas menurut Lu Dongbin?

Temujin sangat mengharapkan pendapat jujur Lu Dongbin

#> oknum-biku: orang yg nekat membotaki kepalanya dan memakai jubah ala bhante tapi tidak cukup berhasil menyembunyikan belangnya, yakni: senang menyanyi dan maen gitar, senang memotret (apalagi objek2 cewek), memposting dan mengomentari foto2 cewek itu dengan rada2 nakal, kadangkala tampil memakai t-shirt (sambil makan sate), dikesempatan lain satu ruangan dengan cewek2 (kelihatan mukanya sangat puas dan gembira saat itu)... oh ya, orang ini juga cekatan mengambil objek pinggang lentik cewek seksi dari pose meditasi..... itu baru sedikiiiiit yg kelihatan di facebook aja, gak ketahuan belang lainnya di keseharian... tapi yg sedikiiiit ini saja sudah dapat cukup merusak nama baik sangha. Jujur saja, Temujin kasihan dengan anggota sangha lain yg serius menjalani vinaya.

6

wah ... ngajar meditasi pulak ya? udah berapa tuh korbannya?

ntah buat kegunaan apa foto pinggang lentik ini bagi seorang yg telah memilih jalan mengikis-nafsu


7







Temujin pikir tindak-tanduk Bhante Nyanadasa ini sudah sangat keterlaluan.  :-w

Jika memang masih menginginkan gaya kehidupan duniawi hendaknya memilih jalur perumah-tangga, tanggalkan jubah. Jangan mendompleng jubah sangha, atau jangan2 memang tujuannya itu? Agar gadis2 ABG cantik2 ini lebih gampang mendekat dan merapat? Agar lebih gampang mengeksploitasi keindahan tubuh mereka dan mengeditnya malam2 di kuti sendirian?  :P Ketimbang tidak memakai jubah bhante pasti akan kesulitan (kemungkinan mendekati 0%) mendapatkan foto2 gadis2 polos ituuu.. A-ha!  ;)

Jika organisasi tempat Bhante ini bernaung tidak membaca thread ini, pastilah mereka gagap teknologi krn tidak membaca forum umat Buddha terbesar di Indonesia ini. Pasti, pasti ada yg membaca atau minimal memberitahu mereka soal thread ini. Temujin yg tinggal di pedalaman saja bisa mendengar soal pengamen-genit ini.  :D

Tak tau nanti apa yg akan dikatakan saudara-saudara Temujin para pengikut  atau para pengikut Mohammed soal Ajaran Guru Temujin gara2 tindak-tanduk gundul-gaul ini, belom lagi penampilan abangnya si Buddha-hidup yg juga senang menari2, memakai perhiasan berkilo-kilo plus baju motif bunganya yg menggelikan itu yg semakin mengaburkan kilauan permata Dhamma yg sesungguhnya.

Pingin sekali rasanya anggota SAGIN atau orang2 dari MBI ataupun pemuda gagah berani dari SIDDHI bisa hadir disini untuk sekedar memberikan pendapat mengenai tindak-tanduk adik/abang-bandel mereka ini yg hobby memotret-motret dan mengoleksi foto-foto gadis cantik ini.

Semoga uneg-uneg Temujin ini bisa sampai ke telinga mereka dan dapat meringankan langkah mereka untuk bisa hadir disini berbincang dengan Temujin dan kawan-kawan yg lain...

..ditunggu...

 _/\_

8
Spoiler: ShowHide

kasian nih pengantinnya

Iya sih, tapi tawarannya bisa menarik loh%

* Paket A= Paket Hemat (pemberkatan pernikahan saja)
* Paket B= Paket Lengkap (pemberkatan pernikahan+pemotretan)
* Paket C= Paket Combo (pemberkatan pernikahan+pemotretan+iringan musik gitar)

Keterangan%
* Semuanya dapat dihandle oleh seorang biku saja
* Biku-biku kami adalah biku-biku terlatih pilihan dengan multi kemampuan
* Tidak tertutup untuk melayani permintaan khusus

Semboyan kami=
"Karena Buddha Dharma Mengikuti Perubahan Zaman"
[move]
Hubungi segera sekretariat kami di kota anda

9
Kaki Lima / Re: rupang buddha pindapatta
« on: 01 February 2011, 07:42:18 AM »
Kalo saya sih maunya pesan Rupang Buddha yang lagi memberikan berkat, bukan yang lagi minta-minta

gak paham - bicara, malah kelihatan b*d*hnya  :))


10
mo minta info,

Apakah buku Ehipassiko ini dipakai disemua sekolah agama Buddha ataukah hanya disekolah2 tertentu saja?


11
Anumodana atas bbrp tanggapan diatas...

Jika memang benar tidak ada campur tangan pemerintah, melainkan penerbit sendiri yg dengan/tanpa sengaja memasukkan materi ini untuk diajarkan ke anak2 Buddhis, sy berharap pihak Ehipassiko dpt menjelaskan di forum ini (jika ada diantara mereka yg hadir disini). Bagaimanakan relevansi-nya mengajarkan Tuhan Yang Maha Esa Kekal ini dengan pengembangan mental anak2?

Sementara menunggu penjelasan dari pihak Ehipassiko, diskusi mungkin bisa kita teruskan dengan masukkan dari rekan2 yg lain.

Tq

 _/\_

12
Saya sekilas membaca buku agama kelas 1 SD, terbitan Ehipassiko. Pada Bab. 9 yg berjudul Ketuhanan Yang Maha Esa, tercatat beberapa hal -yg menurut saya- agak janggal bila dikaitkan dengan Ajaran Buddha, mis:

- Kompetensi Dasar: Menumbuhkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa...
- Tuhan Yang Maha Esa adalah Kebenaran Tertinggi atau Dharmakaya
- Tuhan dalam Agama Buddha disebut Adi-Buddha
- Tuhan itu Kekal

Namun keterangan selanjutnya, cukup menerangkan apa itu Tuhan dalam agama Buddha, mis: Tuhan bukan makhluk, Tuhan dikenal melalui hukum yg abadi, Tuhan tidak bersifat seperti manusia, dstnya... ini masih oke.

---

Ajaran Buddha sesungguhnya tidak mengenal kata 'Tuhan' (God). Ajaran Buddha adalah kenyataan akan dukkha, peyebab, akhir dan jalan menuju akhir dukkha. Namun dalam perkembangannya (di Indonesia), Ajaran Buddha dikait2kan dgn konsep yg telah berlaku umum dimasyarakat, termasuk konsep Tuhan. Dicari2lah penjelasan dalam Ajaran Buddha untuk  dapat menerangkan apa itu Tuhan.

Kita mengerti, pada awal2 perjuangan untuk diakuinya Agama Buddha di Indonesia, para pelopor agama ini di Indonesia berusaha secerdik mungkin agar Ajaran Buddha ini bisa diakui oleh pemerintah. Hal yg paling krusial waktu itu adalah soal Tuhan/Ketuhanan (Kondisi waktu itu, mensyaratkan semua agama mempunyai kitab, Tuhan dstnya...  ~ ini tidak terlepas dari kepicikan dirjen Agama waktu itu, menganggap semua agama mesti mempunyai kitab, nabi, tuhan, dll.. menganggap semua agama adalah sama konsepnya). Sehingga para pelopor kita menempatkan Adi-Buddha sebagai Tuhan dalam Agama Buddha.

Tapi, setelah diakui dan dijadikan Agama resmi, apakah konsep tsb (Tuhan dalam agama Buddha=Adi-Buddha) masih perlu diteruskan dan diajarkan lagi ke umat?

Dalam hal ini, saya mengasumsikan 2 kemungkinan:
A. Pemerintah masih mengawasi buku2 agama yg diajarkan ke murid
B. Para sesepuh pengajar kita masih membuta mengajarkan hal tsb

Jika A:
Pun masih timbul asumsi:
- Meski pemerintah mengawasi buku2 agama Buddha, sy pikir pemerintah tidak menyuruh membuka suatu bab yg menerangkan apa itu tuhan. Jadi, cukup menulis bab2 ajaran tentang moralitas, tentang ajaran buddha yg indah, tentang sejarah agama buddha.. sy pikir buku2 dgn konten tsb akan lolos, krn tidak mengajarkan hal2 yg negatif.

Jika B:
Dalam hal ini, jika bab tentang Tuhan dalam agama Buddha = Adi-Buddha, tidak disyaratkan oleh pemerintah, namun adalah kebijaksanaan guru2 dan penerbit, sy sungguh heran.

Kenapa mesti mengajarkan kepada anak2 bahwa tuhan kita yg kekal adalah Adi-Buddha? Mengapa tidak mengajarkan bahwa diri sendirilah penyebab kesaengsaraan dan kebahagiaan kita? Dengan memberi contoh2 sehari2 dan cerita2 Jataka?

Sebagian dari kita mungkin akan membenarkan soal Tuhan yg Maha esa adalah kebenaran tertinggi alias Dharmakaya. Oke. Namun, bukankah konsep Dharmakaya ini sendiri akan membingungkan anak2? Apalagi anak kelas 1 SD. Bisakah mereka paham bahwa Tuhan itu sebenarnya adalah kebenaran tertinggi alias Dharmakaya? Tidakkah mengajarkan soal ini akan sangat membingungkan anak kelas 1 SD sehingga teori2 tsb akan menjadi hapalan semata alih2 membentuk moral Dhamma mereka?

Saya membuka topik ini dengan harapan penulis2, pengajar2 dan penerbit terkait dapat mempertimbangkan diskusi disini, dan kemungkinan bagi saya untuk memahami perlu-nya bab ini jika diskusi berkembang ke arah yg dapat menjelaskan hal ini dgn baik.

Selain itu, secara keseluruhan materi buku, sy melihat penerbit masih gagap dan tidak percaya diri memasukkan materi yg benar2 buddhistis. Sy melihat 'warna' buku ini masih mengikuti alur agama tetangga (meski dijelaskan secara Buddhis), asumsi ini sy dapat dari melihat salah satu bab:
- Bab 2: Mari Berdoa (isinya doa sebelum dan sesudah belajar, sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah tidur)...

Tuhan dan Doa adalah konsep yg berkembang di agama Samawi, mengajarkan Ajaran Buddha dengan berusaha mencocok2an dengan konsep samawi malah akan membingungkan.

 _/\_

Pages: [1]
anything