"Adakah guru yang paling galak bagi Anda?"
tidak ada masalah guru galak atau tidak, yg penting apakah dia memiliki kemampuan tentang bidang yg diajarkan dan seberapa baik penyampainannya. secara pribadi, galak/jorok/emosian/gila guru sama sekali tidak berpengaruh pada saya...
apalagi kalau guru punya jurus BELUT, ya kita harus tabah dan sabar utk menangkapnya...
"Siapa orang paling baik dalam kehidupan Anda?"
sptnya ortu, adakah jawaban lain ?
Kita belajar lewat tanya jawab.
sy bertanya. bagaimana pengalaman pribadi bro sunyata mencapai SUNYA ?
Jawaban pertama tidak relevan (saya bertanya "adakah", bukan "masalah" atau "tidak masalah").
Untung ada pertanyaan kedua, jadi bisa kita olah jawabannya.
Baik, ortu (orang tua) jawaban Anda.
Selanjutnya/sebenarnya saya akan bertanya, "Apa pekerjaan orang tua Anda?" dan seterusnya... tapi kita persingkat saja (agar Anda cepat memetik manfaat).
Jadi kita analogikan/umpamakan saja pekerjaan Ayah Anda adalah bos di sebuah usaha. Dia punya karyawan, dan ada seseorang yang memang mentalnya pemalas, sering bolos, dsb.
Apakah sikap Ayah Anda bersahabat kepada karyawan ini? Besar kemungkinan jawabannya tidak, karena manusia seramah (maaf) Jokowi (Gub. Jakarta sekarang) saja bila bertemu pegawai di instansi/dinas di bawahnya bila pegawainya bermalas-malasan, tentu pimpinan/bos tidak akan senang.
Dan demikian sejauh ini asumsi kita terhadap sikap Ayah Anda.
Jadi, bagi karyawan Ayah Anda (sebut saja Udang), Ayah Anda (sebut saja Ayah Cumi) seorang yang (misalnya): Tidak toleran, sering marah, tidak punya belas kasihan, dsb.
Betul?
Tapi bagi Anda (Cumi)?
Tentu (sudah Anda sebutkan di atas), ortu (termasuk Ayah) adalah seorang yang baik terhadap Anda (dengan segala kekurangan dan kelebihannya).
Dalam kasus di atas, ini menjelaskan bahwa Ayah Anda SUNYA, tergantung karma siapa yang berbuah.
Anda memiliki karma untuk terlahir dari sepasang orang tua yang baik, menyayangi Anda, pengertian dengan Anda, maka "lahirlah" Ayah Cumi untuk Anda.
Karyawan Ayah Anda (Udang) punya karma memiliki banyak kesulitan hidup; dari tabiat yang sukar diubah, memiliki banyak masalah di rumah (menyebabkan dia/Udang tidak fokus bekerja), sering terlambat karena kantor jauh, dsb... maka "lahirlah" sosok Bos (Ayah Cumi) sebagai pimpinannya dia yang 'kurang baik' menurut dia.
Jadi bisa dipahami sampai disini ya?
Kasus ini lumrah dan umum kok, sering kita lihat seorang residivis atau terpidana yang benar-benar jahat/kejam (membunuh tanpa belas kasihan dalam jumlah tidak sedikit), tapi orang tuanya tetap berkomentar bahwa anaknya ramah, baik terhadap orang tua, sayang kepada adik-adiknya, dsb.
Biasa dalam wawancara, mimik muka orang tua tersebut seolah keheranan (tidak bisa menerima kenyataan) kenapa/bagaimana mungkin anaknya bisa tersangkut kasus (pembunuhan) sedemikian rupa.
Oke, saya akhiri dulu. Nanti dilanjutkan. Salam.