Nah, pendekar Kelana sdh turun gunung,
Pertama, pernyataan anda bahwa: “Buah karma tidak, belum tentu disebabkan satu karma” membuktikan keraguan anda dalam masalah ini. Kata “tidak” tidaklah sama dengan kata ”belum”. Jadi tentukan sikap anda dengan jelas. Jika “tidak” maka berarti buah karma tidak ditentukan oleh 1 karma. Jika “belum tentu” berarti dalam hal tertentu bisa ya bisa tidak
Bukan keraguan, tapi KETIDAK TAHUAN, KETIDAKMAMPUAN saya.
Menduga tidaklah sama dengan simplifikasi. Ketika saya membantu orang lain kemudian saat itu juga muncul perasaan bahagia karena perbuatan itu, itu bukanlah dugaan, ia muncul saat saya melakukan hal itu, dan saya tidak melihat ada penyebab dominan lain yang menyebabkan perasaan bahagia selain perbuatan yang saya lakukan. Dan ketika banyak orang (saya yakin) merasakan dan melihat hal yang sama, itu bukan lagi menjadi suatu dugaan, tapi bukti, apalagi jika dilakukan berulang-ulang dan hasilnya sama.
Pada Bro Citra sudah saya jawab, saya tidak mampu membantah. tapi Dutiyampi:
Bila kemudian ada yang membawa contoh,
Si X memukul kepala Si Y, yang kebetulan HANYA SEKEDAR beradu mata.
Si X lalu merasa puas, senang.
Bagaimana Anda menjelaskan, bahwa perasaan puas, senang itu bukan hasil yang berbuah seketika dari karma memukul kepala orang lain?
***
Dan ini bukan juga simplifikasi, tapi ini sebuah sample. Setahu saya sample itu bisa digunakan sebagai pembuktian.
He he he jelas tak ada yang melarang. tapi dari sini orang bisa menilai kekritisan dan kevalidan pembuktian Anda.
Sekarang saya ingin anda buktikan sendiri bahwa NIAT anda membenturkan kepala anda ke monitor komputer anda dengan keras mengakibatkan kepala anda sakit. Coba sakit tidak? Coba sampai 4 kali sebagai pembuktian. Kalau percobaan ini agak sadis, ya coba diganti dengan NIAT mencubit lengan anda dengan keras mengakibatkan lengan anda sakit
Dutiyampi, yah.
Cek respon saya pada Bro Ivans, yang ia berikan tentang menusukkan jarum itu.
Bahwa memukulkan kepala ke monitor adalah NIAT ke dua, sebelum ada niat ini, harus ada motivasi, niat yang mempelopori. Kecuali orang gila, yang memukulkan kepala TANPA TUJUAN, MOTIVASI APAPUN. kritis dikit, Bro.
Coba NIAT, CETANA memberikan bukti kepada Umat Buddha tentang kebenaran Dhamma itu NIAT BAIK atau BURUK?
Setelah itu dijawab, Dengan NIAT, CETANA membantu memberikan bukti kebenaran Hk Karma, Bro Kelana adu kepalanya dg monitor. Apa hasilnya KEBAHAGIAAN atau PENDERITAAN.
Apa ini bisa disebut sebagai SAMPLE dalam istilah Anda.
Bro Kelana tentu paham, NIAT, CETANA yang demikian adalah DHAMMA DANA, DANA TERMULIA. Membuat Umat semakin yakin pada Ajaran Sang BUddha. Mestinya contoh yang
simpel, mudah dipahami, dominan, berbuah cepat, membuahkan pahala yang sangat membahagiakan Anda. Saya tunggu hasilnya, ya.
***
Saya berpendapat bahwa kita tidak bisa memukul rata semua kasus. Ada kasus yang simpel dan ada kasus yang komplek (saya rasa semua menyetujuinya). Satu hal yang saya ingat, Sang Buddha mengatakan bahwa tidak semua yang terjadi disebabkan oleh karma masa lalu, ini berarti tidak semua penyebab berperan sebagai hal yang penting di dalam suatu peristiwa. Jadi di dalam membuktikan Hukum Karma tidak perlu pengusutan jauh terhadap suatu peristiwa yang memang sederhana, karena tidak ada penyebab yang lebih dominan selain penyebab langsung tersebut, seperti kasus membenturkan kepala yang bisa diterapkan langsung, dianalisa, bisa dilihat penyebab dominannya, dan hasilnya bukan lagi berupa dugaan atau anggapan.
Sedangkan kasus kisah Kisa-Vaccha yang disampaikan oleh Sdr. Kainyn_Kutho, jelas merupakan kasus yang diakibatkan dari suatu ANGGAPAN tanpa analisa, penyelidikan, tidak melihatnya penyebab dominan. Kemudian diikuti oleh orang lain sehingga menjadi pemahaman yang salah.
Intinya, kita perlu melihat sampai pada keberadaan penyebab dominan. Dan penyebab domain ini bisa kita lihat pada kasus-kasus yang sederhana.
Ada lagi parameter DOMINAN TIDAK DOMINAN, bagaimana dan apa yang kita gunakan untuk memilah hal ini?
Tatiyampi, bagaimana & apa yang kita pakai buat memilah mana kasus yang simpel, berbuah seketika, akibat 1 karma, DOMINAN?
Tatiyampi,
Kalau ada Umat Buddha puthujjana sanggup MENGANALISA HK KARMA, kita revisi Tipitka yuk.