//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Membaca sutta dalam hati  (Read 1612 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline D1C1

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 136
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Membaca sutta dalam hati
« on: 07 May 2022, 07:06:59 PM »
Membaca sutta dapat membantu kita secara positif, termasuk membuat pikiran tenang, positif dll. Apakah boleh kita membaca sutta dalam hati sewaktu kita bangun tidur (belum mandi, sikat gigi, dll)? Apakah juga boleh membaca dalam hati ketika kita sedang mandi?  _/\_

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Membaca sutta dalam hati
« Reply #1 on: 16 May 2022, 11:42:51 AM »
Boleh-boleh saja selama tidak mengganggu kenyamanan orang lain
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Membaca sutta dalam hati
« Reply #2 on: 29 June 2022, 11:15:44 PM »
Tidak salah membaca dalam hati

Tapi Lebih baik bersuara

Paru paru berkontraksi ketika membaca sutta hitung hitung olah raga

Otot otot wajah berkontraksi ketika membaca

Secara kesehatan ini adalah hal yang baik





Tidak ada bedanya membaca Sutta dengan bersuara dengan menyanyi

Lebih bermanfaat daripada menyanyi dengan membaca sutta sampai 1000 kali

So daily chanting sutta or sutra there give you certain health benefit







Etā'pi Buddha-jaya-mangala-aṭṭha-gāthā
Yo vācano dinadine sarate matandī
Hitvānaneka-vividhāni cupaddavāni
Mokkham sukham adhigameyya naro sapañño.


Inilah delapan Syair Kemenangan Sempurna Sang Buddha
Yang seharusnya dibaca dan direnungkan setiap hari tanpa rasa malas;
Hingga mampu mengatasi berbagai rintangan
Orang bijaksana dapat mencapai Pembebasan dan Kebahagiaan.





Makanya banyak anggota sangha yang terlihat awet muda
« Last Edit: 29 June 2022, 11:44:44 PM by kullatiro »

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Membaca sutta dalam hati
« Reply #3 on: 01 July 2022, 04:46:13 AM »
Salah satu aspet yang di ajarkan di "JayaMangala Gatha" adalah cara membaca sutta atau sutra agar umat awam bisa mendapat manfaat sepenuh nya






Bāhum sahassam-abhinimmita-sāyudhantam
Grīmekhalam udita-ghora-sasena-māram
Dānādi-dhamma-vidhinā jitavā munindo
Tan-tejasā bhavatu te jaya-mangalāni.


Dengan seribu tangan,
yang masing-masing memegang senjata
Dengan menunggang gajah Girimekhala,
Māra bersama pasukannya meraung menakutkan;
Raja para Bijaksana menaklukkannya dengan menghimpun kesempurnaan Dhamma-Dāna
Dengan kekuatan ini semoga engkau mendapat kemenangan sempurna.

Kita sudah membahas bagian membaca setiap hari dan manfaat kesehatan dari membaca (recite sutta atau chanting sutta) dengan suara

Kalian membaca ( recite atau chanting) tentu nya ada yang bersuara merdu, dan di lafalkang dengan bermacam gaya suara dsb (dengan seribu tangan, yang masing masing memegang senjata )

Bahkan mungkin seperti Imee Ooi yang suara merdu nya mengguncang dunia (mara bersama pasukannya meraung menakutkan)

Tapi itu semua adalah hal di luar (external ), Raja para bijaksana (Buddha Gautama) (menaklukan semua itu dengan menghimpun Dhamma dana ) disini di maksud Dhamma desana biasa di lakukan anggota sangha ke para umat, apa maksud menghimpun kesempurnaan  dhamma dana, sebelum melakukan Dhamma desana para anggota sangha atau para pengkotbah atau para penceramah biasa mempersiapkan materi pembahasan sutta atau pokok pembahasan hingga ketika materi atau sutta di dhamma desana kan sudah understanding dan  familar dengan materi yang akan di dhama desanakan, tentu saja ketika pertama kali seperti kertas kosong (blank paper ) tapi seiring waktu berjalan dengan mendengarkan dhamma desana yang di lakukan para anggota sangha, para pengkotbah dan para penceramah perlahan tapi pasti kertas kosong tersebut akan terisi oleh pandangan pandangan tersebut dan tentu nya kalian akan melakukan REVIEW dan mengisi kertas kosong tersebut ini di sebut menghimpun dhamma dana!


Sudah di kasih tiny SECRET di "JAYAMANGALA GATHA" sebagai kunci untuk memahami "JayaMangala Gatha"


Sudah di jelaskan Stanza pertama dari "JayaMangala Gatha"

Saya tidak perlu menjelasakan semua isi Secret dari "JayaMangala Gatha"

Lebih asyik diri anda sendiri untuk  membuka tabir dari "JAYAMANGALA GATHA"







« Last Edit: 01 July 2022, 04:51:24 AM by kullatiro »

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Membaca sutta dalam hati
« Reply #4 on: 04 July 2022, 07:31:27 PM »



Mārātirekam-abhiyujjhita-sabba-rattim
Ghorampanāḷavaka-makkham-athaddha yakkham
Khantī-sudanta-vidhinā jitavā munindo
Tan-tejasā bhavatu te jaya-mangalāni.



Lebih dari Māra yang membuat onar sepanjang malam
Adalah Yakkha Āḷavaka yang menakutkan, bengis dan congkak
Raja para Bijaksana menaklukkannya, menjinakkannya dengan kesabaran;
Dengan kekuatan ini semoga engkau mendapat kemenangan sempurna.



Lebih jahat dari mâra – yaksa Alavaka
Menyerang Sang Sakyamuni – lama s’panjang malam
Mahâ Muni melenyapkan – musuh dengan Khanti
Berkat itu Kejayaan – semoga pada kita.



Oke kita akan berbicara tentang setanza ke dua sebelum berbicara stanza ke dua kita mesti melihat lagi stanza pertama karena stanza pertama dan stanza ke dua berhubungan satu sama lain.

Sekali kita melihat dari aspect membaca sutta atau sutra

kita sudah membahas " Menghimpun kesempurnaan Dhamma-Dana " tapi untuk kata "kesempurnan"  sang raja kebijaksanaan Buddha telah melalui kelahiran dan kematian berulang ulang dalam jangka waktu eons eons atau berkalpa kalpa !!!

Kita tentu saja tidak mempunyai kemampuan seperti raja bijaksana mengingat sampai
Pertapa Sumedha
, tapi mari kita fokus pada kehidupan kita saat ini !!!

Seperti stanza pertama "menghimpun Dhamma Dana " tentu nya mulai dari suatu sutta dan kemudian kita mendengar Dhamma desana tentang sutta tersebut mulai lah kita mengisi kertas kosong (blank paper) tersebut dari satu Dhamma desana sampai berulangkali juga melakukan praktek sehari membuat kertas kosong tersebut terisi dengan gambaran dan warna warni dan menjadi sebuah prepesi yang dimiliki oleh kita sendiri !!

Akan tetapi kita akan mendapat update dan influence (pengaruh misal pengaruh dari aliran aliran sangha yang ada ) baik dari luar maupun internal berdasarkan pengalaman pribadi masing masing orang!

Hal ini membuat mungkin terjadi conflict atau contradiksi, secara otomatis kita akan melakukan REVIEW dan REVISI dengan sangat sangat cepat kita akan menghapus dan memotong bagian bagian yang sudah kita anggap tertinggal dengan update atau revisi terbaru

Kadang terjafi Contradiksi dengan cepat kita seperti yaksa alavaka menghapus bagian bagian yang tidak sesuai tersebut seperti senjata pamungkas yaksha Avalaka menyerang Sang Buddha Gaotama tapi apa yang terjadi pada serangan tersebut senjata sakti yaksa Avalaka  berubah menjadi kain yang di hembus angin penuh bunga bunga!

Artinya kita tidak perlu tergesa gesa menghapus yang lama dan lebih flexible (lentur), lebih ringa seperti kain yang terhembus angin dan tidak boleh merasa terberatkan sekali akan ada nya macam macam versi, update dan contradiksi yang ada. Anggap sebagai bunga bunga yang menghiasi Dhamma karena bila tidak mungkin kita akan melukai, mencelakai (Bodhi) citta  atau menghancurkan kita punya badan (body) Dhamma yang kita punyai saat tersebut.

Dalam mengumpulkan (akumulasi)  pengetahuan atau menghimpun  Dhamma Dana kita harus flexible (lentur)   tidak berat (seperti berat kain, kain ada berat nya ), penuh kesabaran dalam melakukan akumulasi pengetahuan !




« Last Edit: 04 July 2022, 07:44:12 PM by kullatiro »

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Membaca sutta dalam hati
« Reply #5 on: 20 July 2022, 09:51:28 PM »
Kita akan membahas stanza ke tiga





Nãlãgirim gajavaram atimatta bhutam
Dãvaggi cakka masaniva sudãrunantam
Mettambuseka vidhinã jitavã munindo
Tan tejasã bhavatu te jayamangalãni


Nāḷāgiri gajah mulia menjadi sangat gila
Sangat kejam bagaikan hutan terbakar,
bagai senjata roda atau halilintar;
Raja para Bijaksana menaklukkannya dengan percikan air cinta kasih;
Dengan kekuatan ini semoga engkau mendapat kemenangan sempurna.


Seperti dahulu dari stanza ke dua ada benang yang berkaitan dengan stanza ke tiga

Kita bahas lagi dalam mengumpulkan pengetahuan dari dhamma desana, dst kita memberi warna warni dan mengukir beragam bunga bunga dhamma dan ini membutuhkan kesabaran juga dari hari ke hari kita menguncar (reacite or chanting) the sutta atau sutra

Seperti di katakan kita menerima pengaruh pengaruh baik dari luar maupun dari pengalaman pribadi

Sekali lagi kita melihat dari aspect membaca sutta atau sutra (recite dan chanting) yang di lakukan setiap hari

Pengaruh dari luar tersebut membuat kita mabuk dan akhir nya tersimulasi secara emosi
 
Nalagiri adalah gajah istana yang jinak, patuh dan terhormat (gajah biasa di gambarkan sebagai mempunyai virtue) dalam kejadian ini ada sesorang membuat nya mabuk dan menstimulasi Nalagiri punya emosi hingga menjadi murka (angry) dan melakukan penyerangan.

Seperti manusia juga dapat terjatuh dan mabuk dalam pengetahuan tertentu  dan terstimulasi hingga menimbulkan amarah juga tidak sadar menimbulkan kebencian.

Dalam membaca sutta emosi atau perasaan harus terkontrol dengan membasuh diri kita dengan metta
Harus di ingat metta (cinta kasih universal) tidak berdiri sendiri ada kelanjutan nya yaitu karuna, mudita dan upheka.

Sebenarnya dari stanza ke dua kita sudah mulai belajar menerapkan praktek Upheka dengan menerima segala sesuatu nya baik dari segi positif, negatif, netral dst !!! Dalam kertas kosong yang kita punyai tersebut !!!

Ini adalah titik perbedaan antara Menyanyi (Sing) dan menguncar (reciting or Chanting),

 menguncar (Reciting or Chanting) tidak membiarkan diri  kita untuk terhanyut dan mabuk dalam perasaan  (Emosi).

Tergantung kalian bagaimana mengatur atau mengontrol perasaan yang ada.

Ada yang berbicara dengan luapan cinta kasih universal,

Ada yang berbicara dengan tetesan tetesan air cinta kasih,

dalam membaca (reciting or chanting) sutta atau Sutra


Mabuk (drunk) yang tidak tertulis dalam stanza ketiga ini memberitahu kita bahwa manusia sangat mudah terhanyut dan tidak kebal oleh pengaruh dari luar yang ada

Mabuk harta
Mabuk tahta
Mabuk nafsu

Note:

Akan lebih baik mempunyai buku cerita Jayamanggala Gatha
Mengenal "Karuniya metta sutta"
Mengenal "Bhrama Vihara Parana"



« Last Edit: 20 July 2022, 10:05:47 PM by kullatiro »

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Membaca sutta dalam hati
« Reply #6 on: 14 August 2022, 02:35:21 AM »




Memasuki Stanza ke Empat

Bila di Stanza ke tiga kita bicara mabuk (terhanyut)  mabuk berat yang membuat lupa diri
Di stanza ke empat ini kita akan berbicara tentang YA Angulimala sebelum menjadi anggota sangha!

Untuk itu kita semestinya mengandalkan data historis, culture, antropologi situasi pada masa tersebut

Beberda dengan masa saat ini thn 2022, dari mode kendaraan nya jaman saat tersebut, status sosial dari

Kasta Brahmana
Kasta Kastria
Kasta vaisya
Kasta Sudra

Bahkan ada kasta Paria

Bila kita melihat secara strata sosial mengecap pendidikan di suatu perguruan atau suatu pedepokan (boarding school) tempat belajar menimba ilmu

Menjadi pertanyaan alat tulis jaman itu seperti apa ? Dari kulit hewan atau daun lontar kah?

Kita tahu bagian tipitaka (tripitaka) di tulis di sutra hingga di sebut sutta atau sutra!

Meski sampai saat ini daku tidak tahu bagaimana cara kain sutra di tulis pada masa lampau

Terus tingkat buta huruf  dan tingkat literasi di masyarakat pada saat itu.

Setiap Jaman selalu  menawarkan keuntungan (benefit) dan belenggu keterbatasan  (shackles)

Stanza ke empat akan di bagi beberapa bagian

Saat ini sedang membicarakan latar belakang dimana YA Angulima belum menjadi anggota Sangha