//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!  (Read 77397 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #90 on: 17 June 2010, 04:43:24 PM »
dalam SABASAVA SUTTA buddha menjelaskan :
Dukkha dapat dihilangkan dengan melihat (dassana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan pengendalikan diri (samvara).
Dukkha dapat dihilangkan dengan penggunaan (patisevana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan penahanan (adhivasana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan penghindaran (parivajjana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan penghapusan (vinodana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan pengembangkan (bhavana).

bagaimana pendapat bro :)

Dalam Sabbasava Sutta, yang dihilangkan tersebut adalah Asava atau nafsu keinginan, bukan Dukkha. Nafsu ini adalah bentukan-bentukan pikiran. Setelah melenyapkan asava dengan tujuh cara demikian, ia dikatakan memotong keinginan (acchecchi taṇhaṃ), melenyapkan belenggu (vivattayi saṃyojanaṃ), dan, dengan penembusan benar akan kesombongan (sammā mānābhisamayā), ia melenyapkan penderitaan.

Sabbasava itu adalah salah satu dari tujuh kereta yang dibicarakan Punna Mantaniputta, tetapi bukan metode pembebasan akhir itu sendiri. Itu pendapat saya. :)


Yang dibold biru di atas ^ :
Apakah Bro Ryu yang salah kutip, atau apa?

Menurut Bro Kay, metode pembebasan akhir itu apa?
Yang bold biru, sepertinya salah terjemahan. Sabbasava Sutta pertama yang saya baca sekitar 3 tahun lalu juga menulis "dukkha".

Metode pembebasan akhir adalah yang berkenaan langsung dengan Satipatthana. 

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #91 on: 17 June 2010, 04:49:02 PM »
dalam SABASAVA SUTTA buddha menjelaskan :
Dukkha dapat dihilangkan dengan melihat (dassana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan pengendalikan diri (samvara).
Dukkha dapat dihilangkan dengan penggunaan (patisevana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan penahanan (adhivasana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan penghindaran (parivajjana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan penghapusan (vinodana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan pengembangkan (bhavana).

bagaimana pendapat bro :)

Dalam Sabbasava Sutta, yang dihilangkan tersebut adalah Asava atau nafsu keinginan, bukan Dukkha. Nafsu ini adalah bentukan-bentukan pikiran. Setelah melenyapkan asava dengan tujuh cara demikian, ia dikatakan memotong keinginan (acchecchi taṇhaṃ), melenyapkan belenggu (vivattayi saṃyojanaṃ), dan, dengan penembusan benar akan kesombongan (sammā mānābhisamayā), ia melenyapkan penderitaan.

Sabbasava itu adalah salah satu dari tujuh kereta yang dibicarakan Punna Mantaniputta, tetapi bukan metode pembebasan akhir itu sendiri. Itu pendapat saya. :)


Yang dibold biru di atas ^ :
Apakah Bro Ryu yang salah kutip, atau apa?

Menurut Bro Kay, metode pembebasan akhir itu apa?
Yang bold biru, sepertinya salah terjemahan. Sabbasava Sutta pertama yang saya baca sekitar 3 tahun lalu juga menulis "dukkha".

Metode pembebasan akhir adalah yang berkenaan langsung dengan Satipatthana. 

oh ok, sepertinya memang salah terjemaahan seharusnya noda-noda batin.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #92 on: 17 June 2010, 04:58:21 PM »
oh ya bagaimana mengenai sutta ini :

Aṅguttara Nikāya III.33

Penyebab-penyebab Tindakan

Para bhikkhu, ada tiga penyebab asal mula tindakan. Apakah yang tiga itu? Keserakahan, kebencian dan kegelapan batin.12

Suatu tindakan yang dilakukan dengan keserakahan, terlahir dari keserakahan, disebabkan oleh keserakahan, muncul dari keserakahan, akan masak di manapun individu itu terlahir; dan di manapun tindakan itu masak, di sanalah individu itu mengalami buah dari tindakannya, tak peduli apakah di dalam kehidupan ini, atau di dalam kehidupan berikutnya, atau di dalam kehidupan-kehidupan mendatang selanjutnya.13

Suatu tindakan yang dilakukan dengan kebencian, terlahir dari kebencian, disebabkan oleh kebencian, muncul dari kebencian, akan masak di manapun individu itu terlahir; dan di manapun tindakan itu masak, di sanalah individu itu mengalami buah tindakannya, tak peduli apakah di dalam kehidupan ini, atau di dalam kehidupan berikutnya, atau di dalam kehidupan-kehidupan mendatang selanjutnya.

Suatu tindakan yang dilakukan dengan kebodohan batin, terlahir dari kebodohan batin, disebabkan oleh kebodohan batin, muncul dari kebodohan batin, akan masak di manapun individu itu terlahir; dan di manapun tindakan itu masak, di sanalah individu itu mengalami buah tindakannya, tak peduli apakah di dalam kehidupan ini, atau di dalam kehidupan berikutnya, atau di dalam kehidupan-kehidupan mendatang selanjutnya.

Para bhikkhu, sama seperti benih-benih yang tidak rusak, tidak busuk, tidak lapuk karena angin dan matahari, yang mampu tumbuh dan yang ditaruh di ladang subur, ditabur di tanah yang sudah dipersiapkan dengan baik: jika ada cukup hujan, benih-benih ini akan tumbuh, menjadi tinggi dan amat berkembang.

Demikian pula, O para bhikkhu, tindakan apapun yang dilakukan karena keserakahan, kebencian atau kebodohan batin... akan masak di mana pun individu itu terlahir; dan di manapun tindakan itu masak, di sanalah individu itu mengalami buah tindakannya, tak peduli apakah di dalam kehidupan ini, atau di dalam kehidupan berikutnya, atau di dalam kehidupan-kehidupan mendatang selanjutnya.

Para bhikkhu, inilah tiga penyebab asal mula tindakan.

Para bhikkhu, ada tiga penyebab lain untuk asal mula tindakan.

Apakah yang tiga itu? Tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, tanpa-kebodohan-batin.

Jika suatu tindakan dilakukan dengan tanpa-keserakahan, terlahir dari tanpa-keserakahan, disebabkan oleh tanpa-keserakahan, muncul dari tanpa-keserakahan... Jika suatu tindakan dilakukan dengan tanpa-kebencian... Jika suatu tindakan dilakukan dengan tanpa-kebodohan-batin, terlahir dari tanpa-kebodohan-batin, disebabkan oleh tanpa-kebodohan- batin, muncul dari tanpa-kebodohan-batin, begitu keserakahan, kebencian dan kebodohan batin lenyap maka tindakan itu ditinggalkan, terpotong di akarnya, dibuat gersang seperti tunggul pohon palma, terhapus sehingga tidak lagi bisa muncul di masa depan.14

Para bhikkhu, sama seperti benih-benih yang tidak rusak, tidak busuk, tidak lapuk karena angin dan matahari, yang mampu tumbuh dan ditaruh di ladang yang subur: jika seseorang membakarnya sehingga menjadi abu, kemudian menampi abu itu di angin yang kencang atau membiarkannya terbawa arus yang mengalir deras, maka benih-benih itu akan langsung hancur, lenyap sepenuhnya, dibuat tak mampu bertunas dan tidak lagi bisa muncul di masa depan.15
Demikian pula, para bhikkhu, tindakan yang dilakukan di dalam tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, tanpa-kebodohan-batin. Begitu keserakahan, kebencian dan kebodohan batin telah lenyap, tindakan tindakan ini ditinggalkan, terpotong di akarnya, dibuat gersang seperti tunggul pohon palma, terhapus sehingga tidak lagi bisa muncul di masa depan.


Para bhikkhu, inilah tiga penyebab lain bagi asal mula tindakan.

==================================================
apakah ALADAM itu tidak bisa menuju pembebasan?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #93 on: 17 June 2010, 05:13:21 PM »
oh ya bagaimana mengenai sutta ini :

Aṅguttara Nikāya III.33

Penyebab-penyebab Tindakan

Para bhikkhu, ada tiga penyebab asal mula tindakan. Apakah yang tiga itu? Keserakahan, kebencian dan kegelapan batin.12

Suatu tindakan yang dilakukan dengan keserakahan, terlahir dari keserakahan, disebabkan oleh keserakahan, muncul dari keserakahan, akan masak di manapun individu itu terlahir; dan di manapun tindakan itu masak, di sanalah individu itu mengalami buah dari tindakannya, tak peduli apakah di dalam kehidupan ini, atau di dalam kehidupan berikutnya, atau di dalam kehidupan-kehidupan mendatang selanjutnya.13

Suatu tindakan yang dilakukan dengan kebencian, terlahir dari kebencian, disebabkan oleh kebencian, muncul dari kebencian, akan masak di manapun individu itu terlahir; dan di manapun tindakan itu masak, di sanalah individu itu mengalami buah tindakannya, tak peduli apakah di dalam kehidupan ini, atau di dalam kehidupan berikutnya, atau di dalam kehidupan-kehidupan mendatang selanjutnya.

Suatu tindakan yang dilakukan dengan kebodohan batin, terlahir dari kebodohan batin, disebabkan oleh kebodohan batin, muncul dari kebodohan batin, akan masak di manapun individu itu terlahir; dan di manapun tindakan itu masak, di sanalah individu itu mengalami buah tindakannya, tak peduli apakah di dalam kehidupan ini, atau di dalam kehidupan berikutnya, atau di dalam kehidupan-kehidupan mendatang selanjutnya.

Para bhikkhu, sama seperti benih-benih yang tidak rusak, tidak busuk, tidak lapuk karena angin dan matahari, yang mampu tumbuh dan yang ditaruh di ladang subur, ditabur di tanah yang sudah dipersiapkan dengan baik: jika ada cukup hujan, benih-benih ini akan tumbuh, menjadi tinggi dan amat berkembang.

Demikian pula, O para bhikkhu, tindakan apapun yang dilakukan karena keserakahan, kebencian atau kebodohan batin... akan masak di mana pun individu itu terlahir; dan di manapun tindakan itu masak, di sanalah individu itu mengalami buah tindakannya, tak peduli apakah di dalam kehidupan ini, atau di dalam kehidupan berikutnya, atau di dalam kehidupan-kehidupan mendatang selanjutnya.

Para bhikkhu, inilah tiga penyebab asal mula tindakan.

Para bhikkhu, ada tiga penyebab lain untuk asal mula tindakan.

Apakah yang tiga itu? Tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, tanpa-kebodohan-batin.

Jika suatu tindakan dilakukan dengan tanpa-keserakahan, terlahir dari tanpa-keserakahan, disebabkan oleh tanpa-keserakahan, muncul dari tanpa-keserakahan... Jika suatu tindakan dilakukan dengan tanpa-kebencian... Jika suatu tindakan dilakukan dengan tanpa-kebodohan-batin, terlahir dari tanpa-kebodohan-batin, disebabkan oleh tanpa-kebodohan- batin, muncul dari tanpa-kebodohan-batin, begitu keserakahan, kebencian dan kebodohan batin lenyap maka tindakan itu ditinggalkan, terpotong di akarnya, dibuat gersang seperti tunggul pohon palma, terhapus sehingga tidak lagi bisa muncul di masa depan.14

Para bhikkhu, sama seperti benih-benih yang tidak rusak, tidak busuk, tidak lapuk karena angin dan matahari, yang mampu tumbuh dan ditaruh di ladang yang subur: jika seseorang membakarnya sehingga menjadi abu, kemudian menampi abu itu di angin yang kencang atau membiarkannya terbawa arus yang mengalir deras, maka benih-benih itu akan langsung hancur, lenyap sepenuhnya, dibuat tak mampu bertunas dan tidak lagi bisa muncul di masa depan.15
Demikian pula, para bhikkhu, tindakan yang dilakukan di dalam tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, tanpa-kebodohan-batin. Begitu keserakahan, kebencian dan kebodohan batin telah lenyap, tindakan tindakan ini ditinggalkan, terpotong di akarnya, dibuat gersang seperti tunggul pohon palma, terhapus sehingga tidak lagi bisa muncul di masa depan.


Para bhikkhu, inilah tiga penyebab lain bagi asal mula tindakan.

==================================================
apakah ALADAM itu tidak bisa menuju pembebasan?
Nah, ini juga sutta yang sangat baik.
Coba Bro ryu perhatikan, ketika keserakahan, kebencian, kebodohan bathin hilang, apakah perbuatan yang tanpa serakah, tanpa kebencian, tanpa kebodohan bathin berkembang atau menghilang? :)

Saya tidak yakin dengan nomornya, tetapi setahu saya itu Anguttara Nikaya III.34, Nidana Sutta.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #94 on: 17 June 2010, 05:20:43 PM »
oh ya bagaimana mengenai sutta ini :

Aṅguttara Nikāya III.33

Penyebab-penyebab Tindakan

Para bhikkhu, ada tiga penyebab asal mula tindakan. Apakah yang tiga itu? Keserakahan, kebencian dan kegelapan batin.12

Suatu tindakan yang dilakukan dengan keserakahan, terlahir dari keserakahan, disebabkan oleh keserakahan, muncul dari keserakahan, akan masak di manapun individu itu terlahir; dan di manapun tindakan itu masak, di sanalah individu itu mengalami buah dari tindakannya, tak peduli apakah di dalam kehidupan ini, atau di dalam kehidupan berikutnya, atau di dalam kehidupan-kehidupan mendatang selanjutnya.13

Suatu tindakan yang dilakukan dengan kebencian, terlahir dari kebencian, disebabkan oleh kebencian, muncul dari kebencian, akan masak di manapun individu itu terlahir; dan di manapun tindakan itu masak, di sanalah individu itu mengalami buah tindakannya, tak peduli apakah di dalam kehidupan ini, atau di dalam kehidupan berikutnya, atau di dalam kehidupan-kehidupan mendatang selanjutnya.

Suatu tindakan yang dilakukan dengan kebodohan batin, terlahir dari kebodohan batin, disebabkan oleh kebodohan batin, muncul dari kebodohan batin, akan masak di manapun individu itu terlahir; dan di manapun tindakan itu masak, di sanalah individu itu mengalami buah tindakannya, tak peduli apakah di dalam kehidupan ini, atau di dalam kehidupan berikutnya, atau di dalam kehidupan-kehidupan mendatang selanjutnya.

Para bhikkhu, sama seperti benih-benih yang tidak rusak, tidak busuk, tidak lapuk karena angin dan matahari, yang mampu tumbuh dan yang ditaruh di ladang subur, ditabur di tanah yang sudah dipersiapkan dengan baik: jika ada cukup hujan, benih-benih ini akan tumbuh, menjadi tinggi dan amat berkembang.

Demikian pula, O para bhikkhu, tindakan apapun yang dilakukan karena keserakahan, kebencian atau kebodohan batin... akan masak di mana pun individu itu terlahir; dan di manapun tindakan itu masak, di sanalah individu itu mengalami buah tindakannya, tak peduli apakah di dalam kehidupan ini, atau di dalam kehidupan berikutnya, atau di dalam kehidupan-kehidupan mendatang selanjutnya.

Para bhikkhu, inilah tiga penyebab asal mula tindakan.

Para bhikkhu, ada tiga penyebab lain untuk asal mula tindakan.

Apakah yang tiga itu? Tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, tanpa-kebodohan-batin.

Jika suatu tindakan dilakukan dengan tanpa-keserakahan, terlahir dari tanpa-keserakahan, disebabkan oleh tanpa-keserakahan, muncul dari tanpa-keserakahan... Jika suatu tindakan dilakukan dengan tanpa-kebencian... Jika suatu tindakan dilakukan dengan tanpa-kebodohan-batin, terlahir dari tanpa-kebodohan-batin, disebabkan oleh tanpa-kebodohan- batin, muncul dari tanpa-kebodohan-batin, begitu keserakahan, kebencian dan kebodohan batin lenyap maka tindakan itu ditinggalkan, terpotong di akarnya, dibuat gersang seperti tunggul pohon palma, terhapus sehingga tidak lagi bisa muncul di masa depan.14

Para bhikkhu, sama seperti benih-benih yang tidak rusak, tidak busuk, tidak lapuk karena angin dan matahari, yang mampu tumbuh dan ditaruh di ladang yang subur: jika seseorang membakarnya sehingga menjadi abu, kemudian menampi abu itu di angin yang kencang atau membiarkannya terbawa arus yang mengalir deras, maka benih-benih itu akan langsung hancur, lenyap sepenuhnya, dibuat tak mampu bertunas dan tidak lagi bisa muncul di masa depan.15
Demikian pula, para bhikkhu, tindakan yang dilakukan di dalam tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, tanpa-kebodohan-batin. Begitu keserakahan, kebencian dan kebodohan batin telah lenyap, tindakan tindakan ini ditinggalkan, terpotong di akarnya, dibuat gersang seperti tunggul pohon palma, terhapus sehingga tidak lagi bisa muncul di masa depan.


Para bhikkhu, inilah tiga penyebab lain bagi asal mula tindakan.

==================================================
apakah ALADAM itu tidak bisa menuju pembebasan?

sutta ini jika dibaca justru hanya ada 3 akar tindakan yg menghasilkan buah, yaitu: LDM.

ketika tindakan tanpa LDM (aL, aD, aM), pasti tindakan tsb tidak menghasilkan buah. yg ditegaskan di sini adalah: tindakan tanpa LDM tidak menghasilkan.
« Last Edit: 17 June 2010, 05:22:36 PM by tesla »
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #95 on: 17 June 2010, 05:27:23 PM »
menurut saya sama seperti yang rekan tesla katakan.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #96 on: 17 June 2010, 05:44:19 PM »
menurut saya sama seperti yang rekan tesla katakan.

Menurut saya berbeda.

Buddha mengatakan keduanya, baik LDM maupun a-LDM adalah asal dari perbuatan (kamma). Pertama disebutkan LDM:
Lobho nidānaṃ kammānaṃ samudayāya, doso nidānaṃ kammānaṃ samudayāya, moho nidānaṃ kammānaṃ samudayāya.

kemudian a-LDM dengan kalimat sama persis: 
Alobho nidānaṃ kammānaṃ samudayāya, adoso nidānaṃ kammānaṃ samudayāya, amoho nidānaṃ kammānaṃ samudayāya.

Dengan menghilangnya LDM, bukan hanya perbuatan yang lahir dari LDM, berakar dari LDM, timbul dari LDM yang hilang, namun perbuatan yang lahir dari a-LDM, berakar dari a-LDM, timbul dari a-LDM juga hilang. Perhatikan di sini:

alobhapakataṃ kammaṃ alobhajaṃ alobhanidānaṃ alobhasamudayaṃ, lobhevigate evaṃ taṃ kammaṃ pahīnaṃ hoti ucchinnamūlaṃ tālāvatthukataṃ anabhāvaṅkataṃ āyatiṃ anuppādadhammaṃ

Jadi bersamaan dengan hilangnya lobha, bukan hanya perbuatan yang lahir dari lobha, berakar dari lobha, timbul dari lobha yang hilang. Tetapi juga perbuatan yang lahir dari alobha, berakar dari alobha, dan timbul dari alobha. Demikian pula dengan dosa & moha.

Saya lihat ini sangat menunjukkan betapa dualitas tersebut hanya ada ketika LDM ada, dan tidak ada lagi ketika LDM itu hilang. 

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #97 on: 17 June 2010, 05:53:07 PM »
menurut saya, tanpa LDM kamma tidak berbuah...

saya hanya bisa menelusuri sampai dg bahasa Inggriss... maaf Pali masih cupu

Quote
"Any action performed with non-greed — born of non-greed, caused by non-greed, originating from non-greed: When greed is gone, that action is thus abandoned, its root destroyed, made like a palmyra stump, deprived of the conditions of development, not destined for future arising.

"Any action performed with non-aversion — born of non-aversion, caused by non-aversion, originating from non-aversion: When aversion is gone, that action is thus abandoned, destroyed at the root, made like a palmyra stump, deprived of the conditions of development, not destined for future arising.

"Any action performed with non-delusion — born of non-delusion, caused by non-delusion, originating from non-delusion: When delusion is gone, that action is thus abandoned, its root destroyed, made like a palmyra stump, deprived of the conditions of development, not destined for future arising.
« Last Edit: 17 June 2010, 06:06:22 PM by tesla »
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #98 on: 17 June 2010, 06:19:34 PM »
menurut saya, tanpa LDM kamma tidak berbuah...

saya hanya bisa menelusuri sampai dg bahasa Inggriss... maaf Pali masih cupu

Quote
"Any action performed with non-greed — born of non-greed, caused by non-greed, originating from non-greed: When greed is gone, that action is thus abandoned, its root destroyed, made like a palmyra stump, deprived of the conditions of development, not destined for future arising.

"Any action performed with non-aversion — born of non-aversion, caused by non-aversion, originating from non-aversion: When aversion is gone, that action is thus abandoned, destroyed at the root, made like a palmyra stump, deprived of the conditions of development, not destined for future arising.

"Any action performed with non-delusion — born of non-delusion, caused by non-delusion, originating from non-delusion: When delusion is gone, that action is thus abandoned, its root destroyed, made like a palmyra stump, deprived of the conditions of development, not destined for future arising.

Jadi, sebelum LDM hilang, apakah A-LDM menghasilkan buah kamma?

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #99 on: 17 June 2010, 06:42:45 PM »
Quote
Sutta ini dikutipkan rekan lain kepada saya untuk ditunjukkan bahwa adanya satu usaha (penghancuran penghalang) dalam Satipatthana, yaitu di bagian:
"He discerns how there is the arising of unarisen sensual desire. And he discerns how there is the abandoning of sensual desire once it has arisen. And he discerns how there is no future arising of sensual desire that has been abandoned"
Saya tidak memahaminya demikian. Di situ hanya ada kata "discern" (melihat), tidak ada indikasi suatu usaha menghancurkan nivarana. Juga, setahu saya, nivarana dihancurkan dalam jhana, sebagaimana nafsu dihilangkan dengan konsentrasi, dan lainnya dihilangkan dengan mengembangkan faktor jhana lainnya. Demikianlah saya katakan tidak ada usaha benar dalam Satipatthana.

Bro Kainyn yang baik,
Boleh tahu dimanakah rujukannya "Jhana menghancurkan nivarana?"
Apakah yang terjadi pada Nivarana bila berlatih Satipatthana? Apakah hanya melihat? Kemudian apa yang terjadi dengan nivarana?

 _/\_
 
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #100 on: 17 June 2010, 11:15:40 PM »
menurut saya sama seperti yang rekan tesla katakan.

Menurut saya berbeda.

Buddha mengatakan keduanya, baik LDM maupun a-LDM adalah asal dari perbuatan (kamma). Pertama disebutkan LDM:
Lobho nidānaṃ kammānaṃ samudayāya, doso nidānaṃ kammānaṃ samudayāya, moho nidānaṃ kammānaṃ samudayāya.

kemudian a-LDM dengan kalimat sama persis: 
Alobho nidānaṃ kammānaṃ samudayāya, adoso nidānaṃ kammānaṃ samudayāya, amoho nidānaṃ kammānaṃ samudayāya.

Dengan menghilangnya LDM, bukan hanya perbuatan yang lahir dari LDM, berakar dari LDM, timbul dari LDM yang hilang, namun perbuatan yang lahir dari a-LDM, berakar dari a-LDM, timbul dari a-LDM juga hilang. Perhatikan di sini:

alobhapakataṃ kammaṃ alobhajaṃ alobhanidānaṃ alobhasamudayaṃ, lobhevigate evaṃ taṃ kammaṃ pahīnaṃ hoti ucchinnamūlaṃ tālāvatthukataṃ anabhāvaṅkataṃ āyatiṃ anuppādadhammaṃ

Jadi bersamaan dengan hilangnya lobha, bukan hanya perbuatan yang lahir dari lobha, berakar dari lobha, timbul dari lobha yang hilang. Tetapi juga perbuatan yang lahir dari alobha, berakar dari alobha, dan timbul dari alobha. Demikian pula dengan dosa & moha.

Saya lihat ini sangat menunjukkan betapa dualitas tersebut hanya ada ketika LDM ada, dan tidak ada lagi ketika LDM itu hilang.
di sutta itu tertulis tiga penyebab asal mula tindakan. (LDM) menghasilkan karma

dan juga ada tiga penyebab lain untuk asal mula tindakan. (ALADAM) tidak muncul lagi di masa depan.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #101 on: 17 June 2010, 11:27:24 PM »
oh ya bagaimana mengenai sutta ini :

Aṅguttara Nikāya III.33

Penyebab-penyebab Tindakan

Para bhikkhu, ada tiga penyebab asal mula tindakan. Apakah yang tiga itu? Keserakahan, kebencian dan kegelapan batin.12

Suatu tindakan yang dilakukan dengan keserakahan, terlahir dari keserakahan, disebabkan oleh keserakahan, muncul dari keserakahan, akan masak di manapun individu itu terlahir; dan di manapun tindakan itu masak, di sanalah individu itu mengalami buah dari tindakannya, tak peduli apakah di dalam kehidupan ini, atau di dalam kehidupan berikutnya, atau di dalam kehidupan-kehidupan mendatang selanjutnya.13

Suatu tindakan yang dilakukan dengan kebencian, terlahir dari kebencian, disebabkan oleh kebencian, muncul dari kebencian, akan masak di manapun individu itu terlahir; dan di manapun tindakan itu masak, di sanalah individu itu mengalami buah tindakannya, tak peduli apakah di dalam kehidupan ini, atau di dalam kehidupan berikutnya, atau di dalam kehidupan-kehidupan mendatang selanjutnya.

Suatu tindakan yang dilakukan dengan kebodohan batin, terlahir dari kebodohan batin, disebabkan oleh kebodohan batin, muncul dari kebodohan batin, akan masak di manapun individu itu terlahir; dan di manapun tindakan itu masak, di sanalah individu itu mengalami buah tindakannya, tak peduli apakah di dalam kehidupan ini, atau di dalam kehidupan berikutnya, atau di dalam kehidupan-kehidupan mendatang selanjutnya.

Para bhikkhu, sama seperti benih-benih yang tidak rusak, tidak busuk, tidak lapuk karena angin dan matahari, yang mampu tumbuh dan yang ditaruh di ladang subur, ditabur di tanah yang sudah dipersiapkan dengan baik: jika ada cukup hujan, benih-benih ini akan tumbuh, menjadi tinggi dan amat berkembang.

Demikian pula, O para bhikkhu, tindakan apapun yang dilakukan karena keserakahan, kebencian atau kebodohan batin... akan masak di mana pun individu itu terlahir; dan di manapun tindakan itu masak, di sanalah individu itu mengalami buah tindakannya, tak peduli apakah di dalam kehidupan ini, atau di dalam kehidupan berikutnya, atau di dalam kehidupan-kehidupan mendatang selanjutnya.

Para bhikkhu, inilah tiga penyebab asal mula tindakan.

Para bhikkhu, ada tiga penyebab lain untuk asal mula tindakan.

Apakah yang tiga itu? Tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, tanpa-kebodohan-batin.

Jika suatu tindakan dilakukan dengan tanpa-keserakahan, terlahir dari tanpa-keserakahan, disebabkan oleh tanpa-keserakahan, muncul dari tanpa-keserakahan... Jika suatu tindakan dilakukan dengan tanpa-kebencian... Jika suatu tindakan dilakukan dengan tanpa-kebodohan-batin, terlahir dari tanpa-kebodohan-batin, disebabkan oleh tanpa-kebodohan- batin, muncul dari tanpa-kebodohan-batin, begitu keserakahan, kebencian dan kebodohan batin lenyap maka tindakan itu ditinggalkan, terpotong di akarnya, dibuat gersang seperti tunggul pohon palma, terhapus sehingga tidak lagi bisa muncul di masa depan.14

Para bhikkhu, sama seperti benih-benih yang tidak rusak, tidak busuk, tidak lapuk karena angin dan matahari, yang mampu tumbuh dan ditaruh di ladang yang subur: jika seseorang membakarnya sehingga menjadi abu, kemudian menampi abu itu di angin yang kencang atau membiarkannya terbawa arus yang mengalir deras, maka benih-benih itu akan langsung hancur, lenyap sepenuhnya, dibuat tak mampu bertunas dan tidak lagi bisa muncul di masa depan.15
Demikian pula, para bhikkhu, tindakan yang dilakukan di dalam tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, tanpa-kebodohan-batin. Begitu keserakahan, kebencian dan kebodohan batin telah lenyap, tindakan tindakan ini ditinggalkan, terpotong di akarnya, dibuat gersang seperti tunggul pohon palma, terhapus sehingga tidak lagi bisa muncul di masa depan.


Para bhikkhu, inilah tiga penyebab lain bagi asal mula tindakan.

==================================================
apakah ALADAM itu tidak bisa menuju pembebasan?
Nah, ini juga sutta yang sangat baik.
Coba Bro ryu perhatikan, ketika keserakahan, kebencian, kebodohan bathin hilang, apakah perbuatan yang tanpa serakah, tanpa kebencian, tanpa kebodohan bathin berkembang atau menghilang? :)

Saya tidak yakin dengan nomornya, tetapi setahu saya itu Anguttara Nikaya III.34, Nidana Sutta.

itu benar kok AN III.3 Nidana Sutta
http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an03/an03.033.than.html
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #102 on: 17 June 2010, 11:29:35 PM »
dalam SABASAVA SUTTA buddha menjelaskan :
Dukkha dapat dihilangkan dengan melihat (dassana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan pengendalikan diri (samvara).
Dukkha dapat dihilangkan dengan penggunaan (patisevana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan penahanan (adhivasana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan penghindaran (parivajjana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan penghapusan (vinodana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan pengembangkan (bhavana).

bagaimana pendapat bro :)

Dalam Sabbasava Sutta, yang dihilangkan tersebut adalah Asava atau nafsu keinginan, bukan Dukkha. Nafsu ini adalah bentukan-bentukan pikiran. Setelah melenyapkan asava dengan tujuh cara demikian, ia dikatakan memotong keinginan (acchecchi taṇhaṃ), melenyapkan belenggu (vivattayi saṃyojanaṃ), dan, dengan penembusan benar akan kesombongan (sammā mānābhisamayā), ia melenyapkan penderitaan.

Sabbasava itu adalah salah satu dari tujuh kereta yang dibicarakan Punna Mantaniputta, tetapi bukan metode pembebasan akhir itu sendiri. Itu pendapat saya. :)


Yang dibold biru di atas ^ :
Apakah Bro Ryu yang salah kutip, atau apa?

Menurut Bro Kay, metode pembebasan akhir itu apa?
Yang bold biru, sepertinya salah terjemahan. Sabbasava Sutta pertama yang saya baca sekitar 3 tahun lalu juga menulis "dukkha".

Metode pembebasan akhir adalah yang berkenaan langsung dengan Satipatthana. 


Berkenaan dengan metode Satipatthana,
Apakah seseorang dapat mencapai pembebasan dengan hanya melaksanakan metode ini?
Ataukah seseorang harus melakukan hal lainnya, seperti moralitas misalnya?
yaa... gitu deh

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #103 on: 17 June 2010, 11:38:38 PM »
dalam SABASAVA SUTTA buddha menjelaskan :
Dukkha dapat dihilangkan dengan melihat (dassana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan pengendalikan diri (samvara).
Dukkha dapat dihilangkan dengan penggunaan (patisevana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan penahanan (adhivasana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan penghindaran (parivajjana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan penghapusan (vinodana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan pengembangkan (bhavana).

bagaimana pendapat bro :)

Dalam Sabbasava Sutta, yang dihilangkan tersebut adalah Asava atau nafsu keinginan, bukan Dukkha. Nafsu ini adalah bentukan-bentukan pikiran. Setelah melenyapkan asava dengan tujuh cara demikian, ia dikatakan memotong keinginan (acchecchi taṇhaṃ), melenyapkan belenggu (vivattayi saṃyojanaṃ), dan, dengan penembusan benar akan kesombongan (sammā mānābhisamayā), ia melenyapkan penderitaan.

Sabbasava itu adalah salah satu dari tujuh kereta yang dibicarakan Punna Mantaniputta, tetapi bukan metode pembebasan akhir itu sendiri. Itu pendapat saya. :)


Yang dibold biru di atas ^ :
Apakah Bro Ryu yang salah kutip, atau apa?

Menurut Bro Kay, metode pembebasan akhir itu apa?
Yang bold biru, sepertinya salah terjemahan. Sabbasava Sutta pertama yang saya baca sekitar 3 tahun lalu juga menulis "dukkha".

Metode pembebasan akhir adalah yang berkenaan langsung dengan Satipatthana. 


Berkenaan dengan metode Satipatthana,
Apakah seseorang dapat mencapai pembebasan dengan hanya melaksanakan metode ini?
Ataukah seseorang harus melakukan hal lainnya, seperti moralitas misalnya?
dalam satipatthana Sutta sepertinya ada kok aturan JMB8
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #104 on: 17 June 2010, 11:40:49 PM »

Maafkan saya yg cupu ini.
Apakah rekan2 bisa memberikan contoh perbuatan yang A-LDM dalam kehidupan sehari-hari?
« Last Edit: 17 June 2010, 11:42:23 PM by hendrako »
yaa... gitu deh