//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: ”Papa, kembalikan tangan Ita.........“  (Read 11916 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: ”Papa, kembalikan tangan Ita.........“
« Reply #15 on: 11 March 2010, 06:56:35 PM »
bener kisah nyata ? nama keluarga siapa cuma ada ita dan mbak narti saja rasanya tipuan memang di malaysia ada juga obat panadol?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: ”Papa, kembalikan tangan Ita.........“
« Reply #16 on: 11 March 2010, 07:38:45 PM »
bener kisah nyata ? nama keluarga siapa cuma ada ita dan mbak narti saja rasanya tipuan memang di malaysia ada juga obat panadol?

ya ada panadol di malaysia, menurut pengalaman saya malah kualitasnya lebih bagus

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: ”Papa, kembalikan tangan Ita.........“
« Reply #17 on: 11 March 2010, 07:45:20 PM »
melengkapi jawaban mas indra..
panadol itu kalau gak salah produk glaxo. jadi ya karena emang produk asing bisa aja ada di malaysia..
glaxo sudah expansi ke mana2.. salah satunya juga ke indonesia
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: ”Papa, kembalikan tangan Ita.........“
« Reply #18 on: 11 March 2010, 09:54:52 PM »
Cerita yg ber-lebihan .......
kayak drama sinetron, terlalu dramatisir  #-o
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: ”Papa, kembalikan tangan Ita.........“
« Reply #19 on: 11 March 2010, 10:48:12 PM »
............
......... Dengan penuh manja dia berkata "Ita yg membuat itu papa.... cantik kan!" katanya sambil memeluk papanya ingin bermanja seperti biasa. Si ayah yang hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon bunga raya di depannya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa-apa terlolong-lolong kesakitan sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya. ........
...........

agak meragukan....
masa dipukul pake ranting kecil aja, tangan sampe dipotong?
gua waktu kecil di sabet pake banpinggang & kemoceng fine aja2, paling ada bekas luka doank. masa pake ranting kecil sampe begitu...
meragukan....
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline wiithink

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.630
  • Reputasi: 32
  • Gender: Female
Re: ”Papa, kembalikan tangan Ita.........“
« Reply #20 on: 11 March 2010, 10:54:59 PM »
mana tau, rantingnya ada racun ato apa..
bisa infeksi

Offline waliagung

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 417
  • Reputasi: 3
  • Gender: Male
  • SEMOGA SEMUA MAHLUK HIDUP BERBAHAGIA
Re: ”Papa, kembalikan tangan Ita.........“
« Reply #21 on: 11 March 2010, 11:03:05 PM »
orang yg cerita serius yg baca malah bercanda,kecewa sungguh kecewa hatiku pada mu,,,,,,,,,,,,,,,,all

Offline Crescent

  • Sebelumnya: Deviol
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 227
  • Reputasi: 12
  • Gender: Male
Re: ”Papa, kembalikan tangan Ita.........“
« Reply #22 on: 11 March 2010, 11:26:10 PM »
ini salah siapa ? salah ayahnya ????
Atau ini memang karmanya yang telah berbuah ??? atau karena apa ??? Sesuatu yg membingungkan dan sulit dijelaskan dari berbagai sudut pandang.............. :?

Offline wiithink

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.630
  • Reputasi: 32
  • Gender: Female
Re: ”Papa, kembalikan tangan Ita.........“
« Reply #23 on: 11 March 2010, 11:43:29 PM »
orang yg cerita serius yg baca malah bercanda,kecewa sungguh kecewa hatiku pada mu,,,,,,,,,,,,,,,,all

gw serius kok. sapa yang bercanda??

ini salah siapa ? salah ayahnya ????
Atau ini memang karmanya yang telah berbuah ??? atau karena apa ??? Sesuatu yg membingungkan dan sulit dijelaskan dari berbagai sudut pandang.............. :?

mungkin karma buruk nya berbuah, lewat papa nya

Offline apsa

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 38
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: ”Papa, kembalikan tangan Ita.........“
« Reply #24 on: 12 March 2010, 09:36:09 AM »
yah intinya gak boleh emosi-an.
bisa menyesal krn gak memikirkan konsekuensinya.

soal ceritanya sh gw kurang percaya terjadi sh.
gw rasa ceritanya berusaha menyadarkan orang akan emosi dan konsenkuensinya.
jd ceritanya dramatis gt.

yg penting apa yg kita dapat dari ceritanya deh.
 _/\_

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: ”Papa, kembalikan tangan Ita.........“
« Reply #25 on: 12 March 2010, 10:15:19 AM »
agak meragukan....
masa dipukul pake ranting kecil aja, tangan sampe dipotong?
gua waktu kecil di sabet pake banpinggang & kemoceng fine aja2, paling ada bekas luka doank. masa pake ranting kecil sampe begitu...
meragukan....
Memang bisa, kalau rantingnya itu "kotor" (banyak bakteri), lalu tangannya tidak dicuci, mendapat gizi buruk, di kondisi yang sesuai untuk perkembangan bakteri, dan dalam jangka waktu panjang. Kalau dalam 4 hari... entahlah...



orang yg cerita serius yg baca malah bercanda,kecewa sungguh kecewa hatiku pada mu,,,,,,,,,,,,,,,,all
Kita harus bersimpati pada semua anak yang mendapatkan kekerasan dari orang tua dan berusaha menghentikannya, tetapi bukan berarti menelan mentah-mentah semua cerita tanpa diselidiki, kecuali jika anda sendiri mendukung pembodohan masyarakat.

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: ”Papa, kembalikan tangan Ita.........“
« Reply #26 on: 12 March 2010, 11:35:41 AM »
Kisah ini dapat ditemukan beberapa versi, anak dalam cerita ini adalah bernama Ita, diversi lain bernama Dita dll. Dengan inti pesan yang hampir sama Cuma merubah nama atau ada yang menambahkan unsur agama dan sebagainya, tetapi ada satu kisah, yang berasal dari Tiongkok yang tulisan sangat berbeda tetapi inti sama ( jaman dulu tidak ada mobil ). Yang menceritakan seorang pejabat mendapat penghargaan dari Raja berupa selembar kain bertuliskan sulaman emas, karena sangat berharga, di taruh  diruang tamu untuk menunjukkan kebanggaan ini. Karena anak tersebut baru belajar menulis mengunakan mau pit ( tinta hitam ), maka kain tersebut dijadikan sebagai tempat coretan, selebihnya adalah sama ( misalnya tabib = dokter). Jadi saya juga tidak tahu apakah ini merupakan kisah nyata atau bukan.

Sebenarnya pada saat membaca, menurut saya pribadi yang pertama yang harus diketahui adalah PESAN MORAL yang harus diteladani. Supaya tidak tidak melakukannya kesalahan tersebut dalam bentuk berbeda.

Misalnya : Pada saat segelas air dan menumpahkannya/ merusak sesuatu tanpa sengaja ( maklum anak kecil tidak tahu apa-apa ), apa yang akan orangtua lakukan terhadap anak tersebut ?  Mungkin pesan moral ini dapat dipakai.

 

Offline kusalaputto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.288
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • appamadena sampadetha
Re: ”Papa, kembalikan tangan Ita.........“
« Reply #27 on: 12 March 2010, 01:27:45 PM »
sebenernya dari cerita ini membuat g lebih ingat agar menyayangi anak g yg baru beranjak gede seberapa nakalnya pun dia karena masih lom mengerti segallasesuatu n mesti extra sabar dalam menghadapinya jangan karena emosi sesaat rusak masa depan si anak.
alangkah baiknya untuk ortu muda yg lain pun menggingat cerita ini
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Cerita lain, selain ”Papa, kembalikan tangan Ita.........“
« Reply #28 on: 12 March 2010, 01:51:19 PM »
Sumber: Chicken Soup for the Soul

Reporter : Saya Hudson, reporter dari Real Times. Saya merasa terhormat bisa mewawancarai Dr. Robert, ilmuan yang membuat penemuan hebat.

Dr. Robert : Apa ... apakah ini mikrofon?

Reporter : Ya, Pak. Saya rasa lebih baik jika dapat merekam wawancara ini daripada menulisnya.

Dr. Robert : Tetapi mikrofon ini membuatku tertekan. Aku merasa seperti sedang bersama polisi atau dalam pemeriksaan pengadilan. Jika mikrofon ini bentuknya kecil dan indah, aku akan merasa lebih baik, tetapi ... Atau bagaimana kalau seperti jagung atau seperti kon es krim  ?

Reporter : Tetapi ini bukan saya yang membuat ...

Dr. Robert : Itulah gunanya ilmuwan, untuk membuat sesuatu menjadi lebih baik.

Reporter : Dr. Robert, Anda sudah banyak melakukan penelitian, jauh melebihi bayangan kami.

Dr. Robert : Itu artinya harus juga ada kegagalan.

Reporter : Dapatkah Anda berbagi rahasia dengan kami, apa yang membuat Anda terus berkarya tanpa menyerah?

Dr. Robert : Ibukulah yang paling mempengaruhiku.

Reporter : ?

Dr. Robert : Waktu itu aku berumur 4 tahun ...
(Aku membuka kulkas untuk mengeluarkan susu)

Dr. Robert (masa kecil) : Aduh!
(botol besar yang berisi susu itu terlepas) ... (byur..byur..)

Ibu : Robert!

(Aku takut ibuku akan marah padaku)

Ibu : Ya Tuhan, apa yang telah kau lakukan? Ibu belum pernah melihat lautan susu seluas ini.

(Tanpa diduga, suara ibuku terdengar tenang dan lembut, seperti biasanya)

Ibu : Sekarang karena sudah tumpah, kau boleh bermain-main dengan susu ini. Setelah itu kita bersihkan lantainya.

(Karena ibu mengatakan begitu, aku lalu menggambar peta dunia dan orang-orang salju diatas susu dan terus bermain dengannya. Tak lama ibu berkata kepadaku)

Ibu : Robert, kamu tahu kan setelah selesai bermain, kamu harus membereskan semuanya dan mengembalikkan barang-barang ke tempat aslinya. Tapi bagaimana cara kita membereskan ini?Apakah kita akan menggunakan spons? Lap? Atau kain pel? Mana yang kau sukai?

Robert :  ??? Spons.

Ibu : Bagaimana membersihkan susu dengan spons?

Robert : Spons akan mengisap susunya lalu kita memerasnya kedalam ember.

Ibu : Ide yang bagus, ibu akan menolongmu. Kita mulai sekarang?
(Tak lama kemudian, lantainya terlihat sangat bersih)

Ibu : Tepat seperti yang kamu bilang, caranya mudah.

Ibu : Hanya satu hal, kamu gagal mengangkat botol susu besar dengan tangan kecilmu, bagaimana kalau kita ke halaman belakang dan kita coba lagi mengangkat botol berisi air? Jadi kamu akan tahu bagaimana mengangkat botol tanpa menjatuhkan dan memecahkannya.

Robert : (dengan senyum ria dan gembira)

Dr. Robert : Setelah itu, aku belajar bahwa kita dapat memindahkan botol itu dengan aman, jika memegang leher botolnya. Itu mirip dengan eksperimen ilmiah kan?

Dr. Robert : Pengalaman tadi mengajariku bahwa aku tidak perlu takut menghadapi kegagalan

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Ayah juga Lupa
« Reply #29 on: 12 March 2010, 02:38:08 PM »
 [at]  Mayvise

Cerita yang sangat bagus dan mengingatkan , kadang-kadang hal-hal kecil dalam rumah tangga sering tidak kita perhatikan bahkan mungkin diabaikan, cerita ini menunjukkan hal-hal kecil memberikan suatu hal POSITIF kepada si anak, sehingga menpengaruhi perkembangan mental anak tersebut  :jempol:

Tambahan artikel

Seringkali orang tua tergoda untuk mengkritik, mencerca, mencela bahkan meremehkan anak-anak mereka. Sebelum orangtua mengkritik anak-anak mereka, baca jurnal klasik ini yang diterbitkan People's Home Journal. Artikel ini ditulis dengan perasaan halus yang telah mengugah hati begitu banyak pembaca sehingga menjadi satu tulisan cetak ulang yang ABADI dan DISUKAI dalam ratusan majalah dan Koran. Artikel ini sudah dicetak ulang hampir dalam semua bahasa yang ada.


AYAH JUGA LUPA
Oleh : W. Livingstone Larned

Dengar, Nak: Ayah mengatakan ini saat kau terbaring tidur, sebelah tangan kecil merayap di bawah pipimu dan rambutmu yang kriting pirang lengket pada dahimu yang lembab. Ayah menyelinap masuk seorang diri ke kamarmu. Baru beberapa menit yang lalu, ketika Ayah sedang membaca koran di ruang perpustakaan, satu sapuan sesal yang amat dalam menerpa. Dengan perasaan bersalah Ayah datang menghampiri pembaringanmu.

Ada hal-hal yang Ayah pikirkan, Nak. Ayah selama ini bersikap kasar padamu. Ayah membentakmu ketika sedang berpakaian hendak pergi kesekolah karena Cuma menyeka mukamu sekilas dengan handuk. Lalu Ayah lihat kau tidak membersihkan sepatumu. Ayah berteriak marah tatkala kau melempar beberapa barang ke lantai.

Saat makan pagi Ayah juga menemukan kesalahan. Kau meludahkan makananmu. Kau menelan terburu-buru makananmu. Kau meletakkan sikumu di atas meja. Kau  mengoleskan mentega terlalu tebal di rotimu. Dan begitu kau baru mulai bermain dan Ayah berangkat mengejar kereta api, kau berpaling dan melambaikan tangan sambil berseru “Selamat jalan Ayah.” Dan Ayah mengerutkan dahi, lalu menjawab “Tegakkan bahumu!”

Kemudian semua itu berulang lagi pada saat sore hari. Begitu Ayah muncul dari jalan. Ayah segera mengamatimu dengan cermat, memandang hingga lutut. Memandangmu yang sedang bermain kelereng. Ada lubang-lubang pada kaos kakimu. Ayah menghinamu di depan kawan-kawanmu, lalu menggiringmu untuk pulang ke rumah. Kaos kaki mahal-dan kalau kau harus membelinya, kau akan lebih berhati-hati! Bayangkan itu Nak, itu keluar dari pikiran seoarang Ayah!

Apakah kau ingat, nantinya, ketika Ayah sedang membaca di ruang perpustakaan bagaimana kau datang dengan perasaan takut, dengan rasa terluka dalam matamu?  Ketika Ayah terus memandang koran, tidak sabar dengan gangguanmu, kau jadi ragu-ragu di depan pintu. “Kau mau apa?” semprot Ayah.

Kau tidak berkata sepatah katapun, melainkan berlari melintas dan melompat ke arah Ayah, dan melingkarkan tanganmu di leher dan mencium Ayah, tangan-tanganmu yang kecil semakin erat memeluk dengan hangat, kehangatan yang tuhan telah tetapkan untuk mekar di hatimu dan yang bahkan pengabaian sekalipun tidak akan mampu melemahkannya. Dan kemudian kau pergi bergegas menaiki tangga.

Nah. Nak, sesaat setelah itu koran jatuh dari tangan Ayah, dan satu rasa takut yang menyakitkan menerpa Ayah. Kebiasaan apa yang telah Ayah lakukan? Kebiasaan dalam menemukan kesalahan, dalam mencerca—itu adalah hadiah Ayah untukmu sebagai seorang anak lelaki. Bukan berarti Ayah tidak mencintaimu; Ayah lakukan ini karena Ayah terlalu berharap terlalu banyak dari masa muda. Ayah sedang mengukurmu dengan kayu pengukurmu dari tahun-tahun Ayah sendiri.

Dan sebenarnya begitu banyak hal yang baik dan yang benar dalam sifatmu. Hati mungilmu milikmu sama besarnya dengan fajar yang memayungi bukit-bukit luas. Semua ini kau tunjukkan dengan sikap spontanmu saat kau menghambur masuk dan mencium Ayah dan sambil mengucapkan selamat tidur. Tidak ada masalah lagi malam ini, Nak. Ayah datang ketepi pembaringanmu dalam kegelapan. Dan Ayah berlutut disana, dengan rasa malu.

Ini adalah sebuah rasa tobat yang lemah; Ayah tahu kau tidak akan mengerti hal-hal seperti ini kalau Ayah sampaikan padamu saat kau terjaga. Tapi esok hari Ayah akan menjadi Ayah sejati! Ayah akan bersahabat karib denganmu. Dan ikut menderita bila kau menderita, dan tertawa bila kau tertawa. Ayah akan menggigit lidah kalau kata-kata tidak sabar keluar dari mulut Ayah. Ayah akan terus mengucapkan kata ini seolah-olah sebuah ritual ‘Dia cuma seoarang anak kecil—anak lelaki kecil.’

Ayah khawatir sudah membayangkanmu sebagai seorang lelaki. Namun, saat Ayah memandangmu sekarang, Nak, meringkuk berbaring letih dalam tempat tidurmu Ayah lihat kau hanya masih seorang bayi. Kemarin kau masih dalam gendongan ibumu, kepalamu berada pada bahu ibumu. Ayah sudah minta terlalu banyak, sungguh terlalu banyak.

Semoga Bermanfaat