//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: MENGENAL LEBIH DEKAT AVALOKITESVARA, TINGKATAN DAN BODHISATTVA SILA  (Read 23224 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia


"MENGENAL LEBIH DEKAT SOSOK AVALOKITESVARA BODHISATTVA"

Avalokitesvara (Sanskerta: अवलोकितेश्वर , Bengali: অবলোকিতেশ্বর, arti. "Tuan yang melihat ke bawah", bahasa China: 觀世音) adalah Bodhisattva yang merupakan perwujudan sifat welas asih dari semua Buddha. Ia adalah Bodhisattva yang paling dimuliakan dalam tradisi Buddha Mahayana. Di China dan ranah yang dipengaruhi budaya China, Avalokitesvara seringkali digambarkan sebagai seorang Dewi yang dikenal sebagai Dewi Kwan Im. (Akan tetapi, dalam mitologi Tao, asal mula Kwan Im memiliki kisah yang berbeda dan tidak ada sangkut pautnya dengan Avalokitesvara.

Di India, Avalokitesvara juga dimuliakan dengan sebutan Padmapāni ("Pemegang bunga teratai"), Lokesvara ("Tuan di Dunia") atau Tara. Dalam Bahasa Tibet, Avalokitesvara dikenal sebagai Chenrezig, སྤྱན་རས་གཟིགས་ (Wylie: spyan ras gzigs), dan dipercaya sebagai reinkarnasi Dalai Lama, Karmapa dan para Lhama terkemuka lainnya. Di Mongolia, ia dikenal sebagai Megjid Janraisig, Xongsim Bodisadv-a, atau Nidüber Üjegči.

Dalam bahasa Jepang, Kwan Im disebut Kannon' (観音) atau secara resmi Kanzeon (観世音). Dalam bahasa Korea disebut Gwan-eum atau Gwanse-eum, dan dalam bahasa Vietnam Quán Âm atau Quan Thế Âm Bồ Tát.

Avalokitesvara sendiri asalnya digambarkan berwujud laki-laki di India, begitu pula pada masa menjelang dan selama Dinasti Tang (tahun 618-907). Namun pada awal Dinasti Song (960-1279), berkisar pada abad ke 11, beberapa dari pengikut melihatnya sebagai sosok wanita yang kemudian digambarkan dalam para seniman. Perwujudan Kwan Im sebagai sosok wanita lebih jelas pada masa Dinasti Yuan (1206-1368). Sejak masa Dinasti Ming, atau berkisar pada abad ke 15, Kwan Im secara menyeluruh dikenal sebagai wanita.

Kwan Im pertama diperkenalkan ke China pada abad pertama SM, bersamaan dengan masuknya agama Buddha. Pada abad ke-7, Kwan Im mulai dikenal di Korea dan Jepang karena pengaruh Dinasti Tang. Pada masa yang sama, Tibet juga mulai mengenal Kwan Im dan menyebutnya dengan nama Chenrezig. Dalai Lama sering dianggap sebagai emanasi dari Avalokitesvara di dunia.

Jauh sebelum masuknya agama Buddha menjelang akhir Dinasti Han, Kwan Im Pho Sat telah dikenal di Tiongkok purba dengan sebutan Pek Ie Tai Su atau Pek Ie Nio Nio dalam bahasa hokkien yaitu Dewi Berbaju Putih Yang Welas Asih ("Dewi Welas Asih"). Di kemudian hari, Dewi Kwan Im identik dengan perwujudan dari Buddha Avalokitesvara. Pengertian Avalokitesvara Bodhisatva dalam bahasa Sanskerta adalah:

"Avalokita" (Kwan / Guan / Kwan Si / Guan Shi) yang bermakna Melihat ke Bawah atau Mendengarkan ke Bawah (“Bawah” disini bermakna ke dunia, yang merupakan suatu alam (Sanskerta:lokita/loka).
Kata "Isvara" (Im / Yin), berarti suara (suara jeritan mahluk atas penderitaan yang mereka alami).

Kwan Im sebagai seorang Bodhisatva yang melambangkan kewelas-asihan dan penyayang. Di negara Jepang, Kwan Im Pho Sat terkenal dengan nama Dewi Kanon. Dalam perwujudannya sebagai pria, Kwan Im disebut Kwan Sie Im Pho Sat. Dalam Sutra Saddharma Pundarika Sutra (Miau Fa Lien Hua Cing) disebutkan ada 33 (tiga puluh tiga) penjelmaan Kwan Im Pho Sat. Sedangkan dalam Maha Karuna Dharani (Tay Pi Ciu / Ta Pei Cou / Ta Pei Shen Cou) ada 84 (delapan puluh empat) perwujudan Kwan Im Pho Sat sebagai simbol dari Bodhisattva yang mempunyai kekuasaan besar.

Altar utama di Kuil Pho Jee Sie (Phu Tho San) di persembahkan kepada Kwan Im Pho Sat dengan perwujudan emanasi sebagai “Buddha vairocana”, dan di sisi kiri atau kanan berjajar 16 (enam belas) perwujudan lainnya. Perwujudan Kwan Im di altar utama Kim Tek Ie/Jing De Yuan, salah satu Klenteng tertua di jakarta Indonesia adalah King Cee Kwan Im (Kwan Im Membawa Sutra Memberi Pelajaran Buddha Dharma Kepada Umat Manusia). Disamping itu, terdapat pula wujud Kwan Im Pho Sat dalam Chien Chiu Kwan Im / Jeng Jiu Kwan Im / Qian Shou Guan Yin. (Kwan Im Seribu Lengan / Tangan) sebagai perwujudan Kwan Im yang selalu bersedia mengabulkan permohonan perlindungan yang tulus dari umatnya.

Ketika agama Buddha memasuki Tiongkok (Masa Dinasti Han), pada mulanya Avalokitesvara Bodhisattva bersosok pria. Seiring dengan berjalannya waktu, dan pengaruh ajaran Taoisme serta Kong Hu Cu, menjelang era Dinasti Tang, profil Avalokitesvara Bodhisattva berubah dan ditampilkan dalam sosok wanita.

Dari pengaruh ajaran Tao, probabilita perubahan ini terjadi karena jauh sebelum mereka mengenal Avalokitesvara Bodhisattva, kaum Taois telah memuja Dewi Tao yang disebut “Niang-Niang” (Probabilitas adalah Dewi Wang Mu Niang-Niang). Sehubungan dengan adanya legenda Puteri Miao Shan yang sangat terkenal, mereka memunculkan tokoh wanita yang disebut “Guan Yin Niang Niang”, sebagai penganti Avalokitesvara Bodhisattva pria.

Lambat laun tokoh Avalokitesvara Bodhisattva pria dilupakan orang dan tokoh Guan Yin Niang-Niang menggantikan posisinya dengan sebutan Guan Yin Phu Sa. Dari pengaruh ajaran Kong Hu Cu, mereka menilai kurang layak apabila kaum wanita memohon anak pada seorang Dewa. Bagi para penganutnya, hal itu dianggap sesuai dengan keinginan Kwan Im sendiri untuk mewujudkan dirinya sebagai seorang wanita, agar lebih leluasa untuk menolong kaum wanita yang membutuhkan pertolongan.

Dari sini jelas bahwa tokoh Avalokitesvara Bodhisattva berasal dari India dan tokoh Guan Yin Phu Sa berasal dari Tiongkok. Avalokitesvara Bodhisattva memiliki tempat suci di gunung Potalaka, sedangkan Kwan Im Pho Sat memiliki tempat suci di gunung Phu Tho Shan di kepulauan Zhou Shan, China. Kesimpulan atas hal ini adalah tokoh Avalokitesvara Bodhisatva merupakan stimulus awal munculnya Kwan Im Pho Sat.

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: MENGENAL LEBIH DEKAT AVALOKITESVARA, TINGKATAN DAN BODHISATTVA SILA
« Reply #1 on: 31 March 2012, 08:48:30 AM »


{TINGKATAN SEORANG BODHISATTVA DALAM PANDANGAN MAHAYANA}


Dasabhumi merupakan tingkatan-tingkatan yang ditempuh oleh Bodhisatva melalui paramita menuju Samyak Sambodhi. Kesepuluh tingkat dasabhumi ini adalah:

1. Pramudita (kebahagiaan)
Ketika seorang Bodhisatva menyadari bahwa ia telah melaksanakan dana paramita dan juga telah menyadari kekosongan dari Sang Aku (pudgala nairatmya) dan juga kekosongan dari setiap dharma (dharma nairatmya).

2. Vimala (murni bersih)
Ketika seorang Bodhisatva telah terbebas dari karma-karma buruk dengan melaksanakan sila paramita dan telah mengukuhkan kusala-mula (akar baik). Pikirannya telah terbebas dari segala kemelekatan. Dengan giat melaksanakan dhyana samadhi.

3. Prabhakari (cemerlang)
Seorang Bodhisatva memancarkan cahaya di dalam ksanti paramita karena ia telah tidak memiliki rasa marah dan dendam. Ia juga telah melaksanakan keempat dhyana dan hasilnya serta memperoleh Panca Abhijna. Ia telah terlepas dari raga, dvesa dan moha.

4. Arismati (menyala berkobar-kobar)
Seorang Bodhisatva dengan melaksanakan virya paramita akan banyak membantu ia dalam kemajuan batin menuju bodhi (37 bodhipaksiya dharma).

5. Sudurjaya (tak terkalahkan)
Seorang Bodhisatva dengan melaksanakan dhyana paramita mengembangkan prajna dan merealisasikan aryasatya dan menembusi hakekat samvrti satya dan paramartha satya.

6. Abhimukti (menuju bodhi)
Seorang Bodhisatva pada tingkat tersebut menyelami arti dari pratitya samutpada. Prajna telah diperoleh berkat pengertian mengenai sunyata.

7. Durangama (berjalan jauh)
Dalam tingkat ini seorang Bodhisatva mengembangkan karuna, pengetahuan tentang panca skanda, menuju bodhi dan memiliki virya paramita. Dari sravakayana menuju Mahayana dengan upaya kausalya (usaha yang bijak dan sesuai) dan akhirnya bodhi.

8. Acala (teguh/kokoh)
Seorang Bodhisatva membuat kemajuan yang pasti dan mengetahui kapan ia menjadi Budha berkat vyakarana (petunjuk).

9. Sadhumati (pikiran baik)
Seorang Bodhisatva melengkapi perbuatannya di dalam bala paramita yaitu dengan dasabala (sepuluh kekuatan) Sang Budha. Sekarang ia memiliki kebijaksanaan sempurna dan siap membimbing setiap makhluk menuju Nirvana.

10. Dharmamegha (mega dharma)
Pada tingkat ini seorang Bodhisatva mencapai dhyana paramita dan pengetahuan sempurna. Ia telah sampai pada tingkat calon Budha. Ia juga telah menerimaabhiseka dari para Budha mengenai Kebuddhaan. Tubuh dharmakayanya sekarang telah sempurna dan ia dapat menunjukkan kemukjizatan. Dengan demikian selesailah karya seorang Bodhisatva dalam dasabhumi.


(Kutipan dari karya Prof. Nalinaksha Dutt "Mahayana Buddhism")

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: MENGENAL LEBIH DEKAT AVALOKITESVARA, TINGKATAN DAN BODHISATTVA SILA
« Reply #2 on: 31 March 2012, 09:07:12 AM »


{BODHISATTVA SILA}


{DELAPAN BELAS PELANGGARAN UTAMA/BESAR (PARAJJIKA) IKRAR BODHISATTVA SILA}

1. Memuji diri sendiri dan merendahkan orang lain.
2. Tidak memberi harta benda atau Dharma.
3. Menolak permintaan maaf seseorang.
4. Meninggalkan Mahayana.
5. Mengambil milik Triratna.
6. Meninggalkan Dharma.
7. Melepas jubah seseorang.
8. Melakukan lima perbuatan terburuk.
9. Berpandangan salah.
10. Menghancurkan desa atau kota.
11. Menjelaskan sunyata kepada mereka yang mungkin akan salah mengerti.
12. Menyebabkan orang lain meninggalkan Mahayana.
13. Menyebabkan orang lain meninggalkan Pratimoksha.
14. Merendahkan Hinayana.
15. Mengaku telah mencapai realisasi, misalnya sunyata.
16. Menerima sesuatu yang di curi dari Triratna.
17. Membuat peraturan yang menyusahkan.
18. Meninggalkan Bodhicitta.


{EMPAT PULUH ENAM PELANGGARAN BIASA/KECIL (SANGHADISESA) IKRAR BODHISATTVA SILA}

Tujuh pelanggaran yang berkaitan dengan Dana Paramita

1. Tidak melakukan persembahan kepada Hyang Triratna setiap hari.
2. Menuruti keinginan pikiran karena keterikatan.
3. Tidak menghormati mereka yang telah mengangkat ikrar Bodhisattva lebih dulu.
4. Tidak menjawab pertanyaan tulus orang lain.
5. Menolak undangan.
6. Menolak pemberian emas.
7. Tidak memberi Dharma kepada mereka yang menginginkannya.

Sembilan Pelanggaran yang berkaitan dengan Sila Paramita

8. Tidak membantu mereka yang melanggar ikrarnya.
9. Tidak berbuat sesuatu sehingga orang lain bangkit keyakinannya.
10. Hanya melakukan sedikit hal demi kebahagiaan makhluk lain.
11. Dengan belaskasih tidak melakukan perbuatan yang menyakiti.
12. Mencari ketenaran dan kekayaan dengan jalan yang salah.
13. Tertarik pada pertunjukan-pertunjukan.
14. Menganggap bahwa Bodhisattva tidak perlu meninggalkan samsara.
15. Tidak menghindari sebab nama buruk.
16. Tidak membantu orang lain menghindari ketidak bajikan.

Empat pelanggaran yang berkaitan dengan KshantiParamita

17. Membalas mencaci atau menyakiti.
18. Mengabaikan mereka yang marah.
19. Menolak permintaan maaf orang lain.
20. Menuruti serta tidak mengendalikan kemarahan kita.

Tiga pelanggaran yang berkaitan dengan Virya Paramita

21. Mencari murid karena menginginkan keuntungan dan penghormatan
22. Tidak berusaha mengatasi kemarahan.
23. Tidak meninggalkan pembicaraan yang tak berguna karena keterikatan.

Tiga pelanggaran yang berkaitan dengan Dhyana Paramita

24. Mengabaikan latihan samatha.
25. Tidak berusaha mengatasi rintangan samatha.
26. Hanyut dalam kenikmatan samadhi.

Delapan pelanggaran yang berkaitan dengan Prajna Paramita

27. Meninggalkan Sravakayana.
28. Mempelajari Sravakayana mengorbankan Mahayana.
29. Mempelajari ajaran bukan Dharma dengan mengorbankan Mahayana.
30. Menyenangi ajaran bukan Dharma.
31. Mencela ajaran Mahayana.
32. Memuji diri sendiri dan meremehkan orang lain.
33. Tidak menghadiri acara pembabaran Dharma.
34. Lebih bergantung pada buku dari pada Guru atau mengabaikan Guru.

Dua belas pelanggaran yang berkaitan dengan ikrar melakukan kebajikan demi semua makhluk

35. Tidak memberi pertolongan kepada yang membutuhkan.
36. Menolak menolong orang yang sakit.
37. Tidak berusaha mengatasi penderitaan orang lain.
38. Tidak mengajarkan ajaran yang sesuai dengan pendengarnya.
39. Tidak membalas kebajikan mereka yang telah berbuat baik kepada kita.
40. Tidak memperberat perasaan sedih orang lain.
41. Tidak memberikan bantuan materi kepada mereka yang menginginkannya.
42. Tidak memperlakukan secara khusus pada para siswa.
43. Tidak melakukan yang di inginkan orang lain.
44. Tidak memuji kebajikan orang lain.
45. Tidak berbuat sesuatu pada saat di butuhkan.
46. Tidak menggunakan abhijnana.

Selesai.

SEMOGA BERMANFAAT DAN SEMOGA SEMUA MAHLUK HIDUP BERBAHAGIA.

SARVE SATTVA BHAVANTU SUKHINAH  _/\_

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: MENGENAL LEBIH DEKAT AVALOKITESVARA, TINGKATAN DAN BODHISATTVA SILA
« Reply #3 on: 31 March 2012, 09:58:22 AM »
Maksudnya bodhisatva sila itu vinaya untuk biksu?

Atau sila untuk semua yg memgambil ikrar bodhisatva, termasuk umat awam dan biksu,

Dan ada peraturan: "menolak pemberian emas" adalah pelanggaran. Artinya harus menerima pemberian emas, tidak boleh ditolak?

Dan di dalam bodhisatva sila ini banyak peraturan ttg tidak boleh mencela mahayana, tidak boleh meninggalkan mahayana,dll. Pada zaman sang buddha masih hidup tidak ada istilah mahayana, hinanaya. Jadi bodhisatva sila ini ada sejak zaman apa?

Terima kasih atas jawabannya

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: MENGENAL LEBIH DEKAT AVALOKITESVARA, TINGKATAN DAN BODHISATTVA SILA
« Reply #4 on: 31 March 2012, 10:44:18 AM »
Maksudnya bodhisatva sila itu vinaya untuk biksu?

Atau sila untuk semua yg memgambil ikrar bodhisatva, termasuk umat awam dan biksu,

Dan ada peraturan: "menolak pemberian emas" adalah pelanggaran. Artinya harus menerima pemberian emas, tidak boleh ditolak?

Dan di dalam bodhisatva sila ini banyak peraturan ttg tidak boleh mencela mahayana, tidak boleh meninggalkan mahayana,dll. Pada zaman sang buddha masih hidup tidak ada istilah mahayana, hinanaya. Jadi bodhisatva sila ini ada sejak zaman apa?

Terima kasih atas jawabannya

Bodhisattva sila adalah sila tambahan bagi para bhiksu mahayana, para bhiksu mahayana menjalankan 2 sila sekaligus yaitu pratimoksa sila dan bodhisattva sila untuk bodhisattva sila umat boleh juga mengambilnya

maksudnya menolak pemberian emas adalah menolak pembayaran atas pembabaran dharma atau perbuatan kebajikan lainnya karena zaman dahulu alat pembayaran masih menggunakan emas

kata dasar mahayana ada didalam kitab saddharmapundarika kata dasar pengertian mahayana sama dengan kata dasar arti bodhisattva itu sendiri saya sudah postingkan sedikit tentang hal itu diforum DC sebelumnya silakan baca!

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: MENGENAL LEBIH DEKAT AVALOKITESVARA, TINGKATAN DAN BODHISATTVA SILA
« Reply #5 on: 31 March 2012, 03:23:54 PM »

Tujuh pelanggaran yang berkaitan dengan Dana Paramita

1. Tidak melakukan persembahan kepada Hyang Triratna setiap hari.
2. Menuruti keinginan pikiran karena keterikatan.
3. Tidak menghormati mereka yang telah mengangkat ikrar Bodhisattva lebih dulu.
4. Tidak menjawab pertanyaan tulus orang lain.
5. Menolak undangan.
6. Menolak pemberian emas.
7. Tidak memberi Dharma kepada mereka yang menginginkannya.



kalau melihat paragraf di atas, pengertian saya
"Tidak melakukan persembahan kepada Hyang Triratna setiap hari." adalah pelanggaran
"Menolak undangan." adalah pelanggaran
"Menolak pemberian emas." adalah pelanggaran

jadi artinya:
wajib "melakukan persembahan kepada Hyang Triratna setiap hari"
wajib " menerima undangan"
wajib " menerima pemberian emas"


maksudnya menolak pemberian emas adalah menolak pembayaran atas pembabaran dharma atau perbuatan kebajikan lainnya karena zaman dahulu alat pembayaran masih menggunakan emas

jadi bertentangan artinya?
atau salah ketik yag peraturan itu?

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: MENGENAL LEBIH DEKAT AVALOKITESVARA, TINGKATAN DAN BODHISATTVA SILA
« Reply #6 on: 01 April 2012, 05:07:59 AM »
kalau melihat paragraf di atas, pengertian saya
"Tidak melakukan persembahan kepada Hyang Triratna setiap hari." adalah pelanggaran
"Menolak undangan." adalah pelanggaran
"Menolak pemberian emas." adalah pelanggaran

jadi artinya:
wajib "melakukan persembahan kepada Hyang Triratna setiap hari"
wajib " menerima undangan"
wajib " menerima pemberian emas"

jadi bertentangan artinya?
atau salah ketik yag peraturan itu?

tadi saya sudah bertanya kepada yang membuat artikel beliau seorang bhiksu mahayana tibetan

pertanyaan saya demikian : gelong, menolak pemberian emas maksud apa?

beliau berkata : menolak sumbangan untuk pengadaan sarana dan prasarana yang menunjang praktik Dharma.

kesimpulannya apabila ada yang mau memberikan bantuan dana kepada seseorang untuk menunjang pengembangan batin, sarana dan prasarana yang berhubungan pada penunjangan sebuah praktek dharma tetapi kita menolaknya itu termasuk pelanggaran jadi kesimpulannya tidak boleh ditolak kalau menolak tandanya menghalangi seseorang ingin berbuat kebajikan, ya iyalah masa orang mau berdana ditolak  :))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: MENGENAL LEBIH DEKAT AVALOKITESVARA, TINGKATAN DAN BODHISATTVA SILA
« Reply #7 on: 01 April 2012, 07:05:49 AM »
pantes LSY menerima rolex, mobil dll
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline kuswanto

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 399
  • Reputasi: 16
  • kematian bisa saja menghampiriku hari ini..
Re: MENGENAL LEBIH DEKAT AVALOKITESVARA, TINGKATAN DAN BODHISATTVA SILA
« Reply #8 on: 01 April 2012, 03:14:47 PM »
Jadi yg membuat saya penasaran dari dulu.. Sosok kwan im ini, asli ada atau rekayasa? Lahir kapan, wafat kapan? Adakah literatur sejarahnya?
Atau sosok ini seperti halnya sosok amitabha buddha, yg tidak lahir di bumi/semesta ini, tapi semesta nan jauh di sono jadi gak ada profilenya..

Sblmnya cowo, trus jadi cewe, lama2 makin dibaca cerita2 kwan im (yg mana versinya buanyak bgt) kok makin mirip komik..


Offline Choa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 412
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: MENGENAL LEBIH DEKAT AVALOKITESVARA, TINGKATAN DAN BODHISATTVA SILA
« Reply #9 on: 01 April 2012, 07:35:06 PM »
Jadi yg membuat saya penasaran dari dulu.. Sosok kwan im ini, asli ada atau rekayasa? Lahir kapan, wafat kapan? Adakah literatur sejarahnya?
Atau sosok ini seperti halnya sosok amitabha buddha, yg tidak lahir di bumi/semesta ini, tapi semesta nan jauh di sono jadi gak ada profilenya..

Sblmnya cowo, trus jadi cewe, lama2 makin dibaca cerita2 kwan im (yg mana versinya buanyak bgt) kok makin mirip komik..

seorang Bodhisattva Mahasattva, terlahir amat sangat banyak kali dalam
memenuhi paramitanya, begitulah sosok bodhisattva ini mempunyai banyak
cerita kelahiranya sebagai manusia

dan hal ini wajar saja

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: MENGENAL LEBIH DEKAT AVALOKITESVARA, TINGKATAN DAN BODHISATTVA SILA
« Reply #10 on: 01 April 2012, 10:07:57 PM »
tadi saya sudah bertanya kepada yang membuat artikel beliau seorang bhiksu mahayana tibetan

pertanyaan saya demikian : gelong, menolak pemberian emas maksud apa?

beliau berkata : menolak sumbangan untuk pengadaan sarana dan prasarana yang menunjang praktik Dharma.

kesimpulannya apabila ada yang mau memberikan bantuan dana kepada seseorang untuk menunjang pengembangan batin, sarana dan prasarana yang berhubungan pada penunjangan sebuah praktek dharma tetapi kita menolaknya itu termasuk pelanggaran jadi kesimpulannya tidak boleh ditolak kalau menolak tandanya menghalangi seseorang ingin berbuat kebajikan, ya iyalah masa orang mau berdana ditolak  :))

kalau dengan penjelasan yg lebih jelas
memang lebih masuk akal sedikit
tapi dalam dasa sila yg mendasar,
sang Buddha juga sudah mengatur agar
para samana tidak diijinkan menerima emas dan perak
jadi  ??? ... ?

btw saya pernah dengar dari pengurus vihara mahayana di jakarta
biksuni pemimpin wihara itu menolak sumbangan beberapa milyar
dari seorang donatur tunggal yg ingin menyumbang pembangunan wihara

alasannya:
biksuni ingin memberikan kesempatan kepada khalayak ramai
untuk turut menyumbang sesuai kemampuan masing2
dan menolak kalau hanya ada seorang donatur tunggal
dan donatur tunggal itu banyak menuntut
misalnya contoh saja: namanya diabadikan di gedung vihara
atau menuntut hak kepungurusan atas kegiatan vihara dll
saya ngk tau detail tuntutannya, jadi ini hanya sekadar contoh saja

dengan banyak pertimbangan segala sisi
biksuni ini berpendirian berdana bukan untuk menambah ego donatur
berdana bukan ajang mencari nama baik, hak kepungurusan dll
berdana idealnya sebagai cara mengikis ego dan melepas
akhirnya tetep ditolak sumbangan beberapa milyar itu
apakah contoh yg seperti ini termasuk pelanggaran sila bodhisatva di atas?
atau harus diliat case by case?
« Last Edit: 01 April 2012, 10:11:50 PM by bluppy »

Offline Choa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 412
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: MENGENAL LEBIH DEKAT AVALOKITESVARA, TINGKATAN DAN BODHISATTVA SILA
« Reply #11 on: 02 April 2012, 08:55:38 PM »
kalau dengan penjelasan yg lebih jelas
memang lebih masuk akal sedikit
tapi dalam dasa sila yg mendasar,
sang Buddha juga sudah mengatur agar
para samana tidak diijinkan menerima emas dan perak
jadi  ??? ... ?

btw saya pernah dengar dari pengurus vihara mahayana di jakarta
biksuni pemimpin wihara itu menolak sumbangan beberapa milyar
dari seorang donatur tunggal yg ingin menyumbang pembangunan wihara

alasannya:
biksuni ingin memberikan kesempatan kepada khalayak ramai
untuk turut menyumbang sesuai kemampuan masing2
dan menolak kalau hanya ada seorang donatur tunggal
dan donatur tunggal itu banyak menuntut
misalnya contoh saja: namanya diabadikan di gedung vihara
atau menuntut hak kepungurusan atas kegiatan vihara dll
saya ngk tau detail tuntutannya, jadi ini hanya sekadar contoh saja

dengan banyak pertimbangan segala sisi
biksuni ini berpendirian berdana bukan untuk menambah ego donatur
berdana bukan ajang mencari nama baik, hak kepungurusan dll
berdana idealnya sebagai cara mengikis ego dan melepas
akhirnya tetep ditolak sumbangan beberapa milyar itu
apakah contoh yg seperti ini termasuk pelanggaran sila bodhisatva di atas?
atau harus diliat case by case?
dalam hal ini tidak melangar
memang betul harus di lihat case by case

tetapi anda sudah menulis alasan kenapa di tolak, jadi keputusanya
simple saja

 

anything