kembali ke topik....
nah kalo cerita ini, saya mencoba mengeluarkan berbagai kemungkinan :
apakah Buddha bisa menghentikan gerhana?
TAN:
Dahulu orang meyakini bahwa fenomena2 alam, adalah kerja para deva. Seperti hujan yang berasal dari Indra dan lain sebagainya. Doktrin dalam agama Buddha adalah bahwa seorang Buddha itu berada di "atas" para deva, seperti yang terbukti dalam salah satu gelar Beliau: satthadevamanussanam. Oleh karena itu, Beliau perlu digambarkan berkuasa atas kekuasaan alam. Dari sudut pandang scholar, menurut pandangan saya, Sutta di atas tidak berasal dari Buddha sendiri, melainkan sengaja ditulis untuk menekankan keagungan guru mereka di atas guru-guru sektarian lain. Ini suatu pernyataan yang berani, karena dalam naskah Jain, tidak pernah digambarkan bahwa guru mereka berkuasa atas fenonema2 alam.
Mungkin secara filosofis artinya seorang Buddha sudah berada "di atas" hukum alam. Ini adalah konsep Buddhis, dimana seorang Buddha dianggap telah mematahkan segenap belenggu.
apakah gerhana disebabkan Rahu?
TAN:
Gerhana secara fisik jelas tidak disebabkan oleh Rahu. Tetapi gerhana batiniah disebabkan oleh kegelapan batin (moha) yang dilambangkan dengan Rahu. Jadi apakah gerhana disebabkan oleh Rahu, jawabnya "ya" dan "tidak," tergantung dari sudut pandang mana kita menafsirkannya. Tetapi karena sutta adalah teks spiritual, maka konteksnya adalah kemajuan batin.
apakah matahari dan bulan dapat berbicara kepada Buddha?
TAN:
Pada zaman dahulu kekuatan dan fenomena alam (termasuk benda2 langit) dipersonifikasikan sebagai deva. Jadi mereka dianggap sebagai suatu pribadi yang dapat berbicara satu-sama lain. Ini nampak nyata kalau kita membaca mitologi2 Hindu
apakah Rahu takut kepada Buddha?
TAN:
Kebodohan atau pandangan salah akan sirna kalau kita "berlindung" pada Buddha, Dhamma, dan Sangha serta menyelami kebenaran yang dibabarkan Buddha.
apakah Buddha disegani?
TAN:
Ya, naskah-naskah dari agama lain yang sezaman dengan Buddha mengakui bahwa Beliau adalah guru yang baik.
apakah dari cerita ini ada poin yang masuk akal dan pantas kita cerna?
TAN:
Ada.
jika ya, berarti tidak cacat...
TAN:
Tidak cacat sebenarnya.
jika tidak, berarti Sutta ini tidak masuk akal dan cacat.
just my stupid opinion...
TAN:
Demikian pula itu sekedar tafsiran saya. Mohon koreksinya kalau salah.
Metta,
Tan