//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - SUGI THEN

Pages: [1] 2 3 4 5 6 7 8 ... 21
1
Mahayana / Menekuni Buddhisme Namun Malah Makin Merosot
« on: 23 September 2012, 12:39:55 AM »


 
学佛反而堕落
Menekuni Buddhisme Namun Malah Makin Merosot
 source : Tripitaka 1494


۞ 爾時文殊師利法王子白佛言。世尊。云何布施持戒忍辱精進禪定智慧是障礙法。
Kemudian, Pangeran Dharma Manjusri bertanya kepada Sang Buddha :
"Bhagavan, kenapa dana-sila-ksanti (kesabaran) - virya (ketekunan) - dhyana (meditasi) dan Prajna (kebijaksanaan Agung) adalah rintangan ?"

۞ 佛告文殊師利法王子。一切諸法性無障礙。而諸凡夫愚小無智自生分別。於布施持戒忍辱精進禪定智慧而作障礙。
Buddha memberitahu Pangeran Dharma Manjusri : "Hakekat sejati sarvadharma adalah tiada rintangan, namun insan awam yang tidak berpengetahuan dirinya sendiri menciptakan perbedaan, sehingga dana-sila-ksanti-virya-dhyana dan Prajna bisa menjadi sebuah rintangan bagi dirinya sendiri."

۞ 所以者何。文殊師利。凡愚之人行布施時。於慳眾生不生恭敬。以不恭敬便生瞋心。以瞋心故墮大地獄。
"Oleh karena itulah wahai Manjusri, saat insan awam yang dungu melakukan perbuatan berdana, dia akan kehilangan rasa menghargai terhadap orang yang pelit, oleh karena tidak ada rasa menghargai maka timbullah kebencian dari dalam hatinya, karena timbul kebencian maka ia merosot kedalam neraka besar."

۞ 身自持戒。見犯戒者而生輕慢。說其過惡令他聞之生不恭敬。以不恭敬故墮於惡趣。
"Dirinya sendiri mentaati sila, namun pada saat berjumpa dengan orang yang melanggar sila, timbul rasa angkuh dan meremehkan, menyebarkan kesalahan kesalahannya supaya orang lain yang mendengar juga ikut tidak menghargai pelanggar sila tersebut, oleh karena kehilangan rasa menghargai, maka merosotlah ia ke alam rendah."

۞ 自修忍辱。以忍辱故而生高心。我是忍辱餘人麤惡。以是忍故而生放逸。當知即是眾罪之本。
"Diri sendiri menekuni ksanti (kesabaran), oleh karena ia mampu bersabar maka timbullah rasa tinggi hati seperti ini : Aku adalah orang yang mampu bersabar, sedangkan orang - orang itu adalah orang biadab yang tidak punya kesabaran. Maka, kesabaran malah membuatnya lengah (sehingga tinggi hati), ketahuilah bahwa hal ini adalah akar dari semua pelanggaran."

۞ 自行精進。於懈怠者生如是念。如此愚人不應食他信施供養。乃至不應受一飲水。常於己身而起貢高卑下他人。當知是輩愚小無智。
"Dirinya mempraktekkan ketekunan, berjumpa dengan pemalas, dia berpikir demikian : Pemalas seperti itu seharusnya tidak pantas memakan pemberian orang, bahkan seharusnya menerima seteguk air-pun tidak pantas. Setiap dia memikirkan diri sendiri selalu timbul keangkuhan dan memandang rendah pada orang lain, ketahuilah bahwa ini merupakan perbuatan dungu dan tidak berpengetahuan."

۞ 自行禪定。見亂想者發如是念。我常修定。其餘比丘多諸亂心說於邪論。如此之人去道尚遠。何能得佛。作是念時隨所起念一念一劫還受生死。受生死已甫當更修菩提之道。
"Dirinya menekuni dhyana (meditasi), saat berjumpa dengan orang yang masih berpikiran kacau, dia berpikir : <Aku ini selalu latihan meditasi, bhiksu yang lain batinnya masih kacau, semua yang dibabarkan mereka adalah sesat. Orang yang seperti itu, masih sangat jauh dengan jalan kebenaran, bagaimana mungkin bisa mencapai Kebuddhaan. > Saat ia berpikiran demikian, mengikuti tiap pikiran yang timbul merupakan satu kalpa menerima kembali kelahiran dan kematian, setelah mengalami kelahiran dan kematian, dia masih harus kembali lagi menekuni jalan Bodhi."

۞ 自恃多聞。於無名法以不真智妄生分別。見有所得起大憍慢。我說是輩是大愚癡無智之人。諸覺所覆非是大人。雖復志求大乘之道。作如是言。我當於世為最為勝。而於聲聞小乘之人不生恭敬。輕慢惡賤說其過罪。以其惡心說麤語故而墮惡趣。
"Diri sendiri merasa banyak pengetahuan, terhadap Dharma yang tidak diketahuinya ia akan sembarangan membeda bedakan, melihat dirinya punya kelebihan timbullah kesombongan besar. Ketahuilah bahwa orang yang demikian sesungguhnya adalah sangat dungu dan tidak berpengetahuan, dia ditutupi oleh banyak perolehannya sendiri dan dia bukanlah seorang yang agung. Meskipun ia mendalami jalan Mahayana, namun dia mengatakan demikian : <Aku ini yang paling hebat dan paling unggul.> Ia tidak akan menghargai orang orang dari Sravakayana. Meremehkan mereka, memandang rendah dan membicarakan kesalahan kesalahannya, dengan penuh kebencian akhirnya ia mengeluarkan ucapan kasar dan menyakitkan, oleh karena itulah ia pasti merosot ke alam rendah."

۞ 爾時文殊師利法王子白佛言。世尊。菩薩不應於佛法中妄宣人惡。佛言。如是如是。文殊師利。於意云何。菩薩豈不於諸眾生常起慈心憐愍愛念。不以惡眼而視之耶。文殊師利言。如是世尊。
Kemudian Pangeran Dharma Manjusri berkata kepada Sang Buddha :
"Bhagavan, benar sekali bahwa seorang Bodhisattva tidak seharusnya menggunakan Buddha Dharma untuk menjelek jelekkan orang lain."

Buddha menjawab : "Tepat sekali , tepat sekali wahai Manjusri, kenapa demikian ? Bukankah seorang Bodhisattva seharusnya senantiasa berwelas asih dan mengasihani para insan. Bukan malahan memandang para insan dengan penuh kebencian dan rasa muak."
Manjusri menjawab, "Tepat sekali, Sang Bhagavan."

2
Diskusi Umum / Re: siapakah ini?
« on: 16 August 2012, 02:11:42 AM »
itu paris hilton kasih duit banyak amat sampai 2 gepok segepok dimeja segepok ditangan buat apa ya duitnya apakah duitnya buat nyogok???

3
Seremonial / Re: Sabbe Sankhara Anicca
« on: 02 August 2012, 09:25:05 PM »
sebenarnya apa sih hubungannya kata sabbe sankhara anicca dengan semoga terlahir dialam berbahagia rasanya engga nyambung deh??? kalau kata sabbe satta bhavantu sukhitata semoga semua mahluk hidup berbahagia ini baru nyambung kalau sabbe sankhara anicca semoga terlahir dialam berbahagia bukannya jadi aneh ucapan dan artinya jadi berbeda seperti pepatah jaka sembung bawa golok!  ;D

4
Buddhisme untuk Pemula / Re: Mau tanya??
« on: 05 July 2012, 12:39:04 AM »

Secara umum di masyarakat, kehidupan sebagai bhiksuni sekarang hanya ada di Mahayana, sedangkan di Theravada sangha bhikkhuni yang dibentuk oleh Sang Buddha dianggap sudah punah, sudah terputus.

Anda mengatakan Sangha Bhikkuni Theravada dibentuk oleh Sang Buddha lalu Sangha Bhiksuni Mahayana dibentuk oleh siapa???

5
Mahayana / Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« on: 22 June 2012, 03:31:52 AM »

"Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama"


Apa yang dimaksud mencapai pantai seberang bersama-sama, banyak umat Buddha diluar tradisi Mahayana yang menganggapnya sebagai mencapai nirvana bersama-sama dan mereka berkata untuk mencapai nirvana tidak akan mungkin bisa bersama-sama tetapi harus sendiri-sendiri pandangan tersebut memang benar, memang untuk mencapai nirvana tidak akan mungkin berbarengan tetapi yang dimaksudkan dalam pandangan Mahayana bukanlah itu, mencapai pantai seberang atau nirvana bersama-sama yaitu dimaksudkan adalah berlatih bersama-sama untuk mencapai kesuksesan pencapaian nirvana.
Contohnya demikian sewaktu anda naik keatas perahu yang besar dengan kapasitas 1250 orang anda tidak akan mungkin langsung naik berbarengan langsung bersama-sama 1250 orang dalam waktu yang sama, tetap saja anda akan naik satu persatu sewaktu semua penumpang sudah pada naik maka kapal itu akan berlayar bersama-sama dengan penumpangnya yang berjumlah 1250 penumpang sewaktu sampai ditujuan para penumpang pun tidak mungkin dalam waktu bersamaan langsung turun 1250 orang tetapi mereka akan turun satu persatu inilah yang dimaksud dengan mencapai pantai seberang bersama-sama maka itu filosofi tersebut digambarkan dengan perahu naga yang sedang berlayar perhatikan gambar diatas ini :

*Buddha digambarkan sebagai simbol Nirvana pantai seberang yang akan dituju.

*Bodhisattva digambarkan sebagai simbol pembimbingan atau pelindung dharma sesuai janji ikrar para Bodhisattva yang akan terus membimbing semua mahluk keluar dari lautan samsara.

*Kapal Naga digambarkan sebagai simbol Dharma sebuah kendaraan ajaran kebenaran yang akan membawa kita keluar dari lautan samsara.

*Lautan digambarkan sebagai simbol dukha samsara semua mahluk terjerat dan terombang-ambing oleh lautan dukha samsara.

*Bhiksu yang mendayung digambarkan sebagai simbol Sangha yaitu para guru yang akan mengarahkan kita kejalan yang benar sesuai dengan Buddha Dharma.

*Penumpang kapal digambarkan sebagai simbol umat manusia yang sedang berlatih bersama-sama didalam Dharma.

inilah filosofi Mahayana tentang mencapai nirvana bersama-sama yang berarti berlatihlah bersama-sama menuju pantai bahagia jangan saling meninggali hanya demi kepentingan pribadi ataupun sekedar kebahagian pribadi inilah yang dipraktekan oleh Sang Buddha sendiri sewaktu beliau mencapai penerangan sempurna beliau tidak menyimpan untuk pribadinya sendiri tetapi beliau ajarkan kepada semua umat manusia dan para dewa berharap agar para manusia dan para dewa dapat berlatih dengan giat agar kelak dapat keluar dari lautan samsara dan pencapai nirvana bersama-sama.

Tadyata Om Gate Gate Paragate Parasamgate Bodhi Svaha

Berseberang Berseberanglah Menuju Pantai Bahagia

Semoga Bermanfaat _/|\_
Sarve Sattva Bhavantu Sukhinah!

6
Perkenalan / Re: Salam kenal
« on: 22 June 2012, 03:01:58 AM »


oh ya mirip sama ini



punya suhu Sumedho

 :)) :))


Mirip laki bini ya, yang coklat lakinya lalu yang pink bininya kalau begitu kawinin aja mereka berdua siapa tau keluar lagi yang baru  :)) :P ;D

7
Diskusi Umum / Re: PETA PENYEBARAN TRADISI BUDDHISM
« on: 13 June 2012, 03:44:04 AM »
Kalau kita lihat di peta mengapa ya tradisi Mahayana lebih berkembang secara luas dari pada tradisi Theravada???

8
Diskusi Umum / PETA PENYEBARAN TRADISI BUDDHISM
« on: 12 June 2012, 02:37:00 AM »
PETA PENYEBARAN TRADISI BUDDHISM


9
Seremonial / Re: [2012++] Happy Birthday Will_I_Am
« on: 12 June 2012, 02:10:25 AM »
Selamat Ulang Tahun Semoga Segera Mencapai Tingkatan Polygami  ;D

10
Diskusi Umum / Re: APAKAH YANG DIMAKSUD "HINAYANA" ITU?
« on: 06 June 2012, 08:36:10 PM »
Didalam kitab tersebut juga ditemukan kata SATU JALAN = EKAYANA bahwa sesungguhnya Sang Buddha mengajarkan satu jalan menuju Nirvana tetapi satu jalan itu beruas tiga yaitu Sravakayana, Pratekyabuddhayana, dan Bodhisattvayana nama istilah itu digunakan sekarang untuk nama sebuah Vihara dari konsep inilah YM Bhante Ashin Jinarakitha mendirikan Buddhayana.

11
Diskusi Umum / Re: APAKAH YANG DIMAKSUD "HINAYANA" ITU?
« on: 06 June 2012, 08:27:39 PM »
dengan kata lain, Sang Buddha hanya mengajarkan ajaran Mahayana saja, dan semua aliran Buddhisme adalah Mahayana?

memang demikian karena mahayana hanyalah sebuah istilah bukan merujuk pada sebuah aliran tetapi setelah muncul aliran-aliran nama istilah tersebut digunakan untuk menamai aliran tersebut!

12
Diskusi Umum / Re: APAKAH YANG DIMAKSUD "HINAYANA" ITU?
« on: 06 June 2012, 06:00:44 PM »
kata HINAYANA itu mengacu pada ISTILAH tepatnya seperti apa saya tidak tahu istilah ini mau disampaikan kepada anggota pertapa mana yang pastinya Sang Buddha tidak mengajarkan konsep Hinayana kepada para siswanya didalam kitab Saddharma TIDAK ADA tulisan atau penjelasan kata Hinayana disandingkan kejalan Sravaka yang diajarkan oleh Sang Buddha sendiri!

13
Mahayana / Re: Cia cai dan Liam keng ?
« on: 06 June 2012, 06:51:16 AM »
itu bukan menyudutkan tetapi sebuah pertanyaan apa engga lihat ada tanda tanyanya kalau memang kamu mau berkomentar silakan tetapi sesuaikan dengan kitab taisho tripitaka mahayana kalau mau membahas ta pei cou ambil dari ayat-ayat kitab maha karuna dharani sutra apakah disana ada pembahasan harus bervegetarian itu baru benar

14
Diskusi Umum / Re: APAKAH YANG DIMAKSUD "HINAYANA" ITU?
« on: 06 June 2012, 06:44:37 AM »
(Ini kitab Saddharmapundarika Sutra bab 3 yang membahas istilah Mahayana dan Hinayana)
Dicopas dari : dhammacitta.org/forum/index.php/topic,12225.0.html

Lalu Sang Buddha bersabda :
"Wahai, Sariputra, bukankah telah Ku-terangkan sebelumnya, bahwa para Buddha, Yang Dipuja Dunia, ,dengan bermacam-macam alasan, kiasan dan istilah telah menguraikan Dharma secara bijaksana, itu semua untuk mencapai Penerangan Sejati. Semua ajaran ini ditujukan untuk meningkatkan para Bodhisatva.
Wahai Sariputra, baiklah Ku-terangakan arti ini lebih jelas dengan sebuah kiasan. Ketahuilah orang-orang pandai mencapai pengertian melalui kiasan.

Sariputra !, bayangkan dalam sebuah kerajaan, dikota atau di dusun ada seorang kepala keluarga yang ternama. Orang itu sudah tua renta tetapi hidupnya berkecukupan, memiliki banyak ladang, rumah, budak, dan pembantu.

Rumahnya luas dan besar, pintunya hanya sebuah, didiami oleh seratus, dua ratus atau lima ratus orang penghuni. Serambi-serambi dan ruangan-ruangannya telah usang dan rusak, dinding-dindingnya melengkung, dasar-dasar tiangnya rapuh, penyangga atapnya rapuh dan sangat membahayakan.

Dari tiap sisi, dalam waktu bersamaan, sekonyong-konyong api berkobar dan rumah itu menyala-nyala. Bayangkan anak-anak orang itu, sepuluh, dua puluh atau tiga puluh orang ada didalam. Kepala keluarga yang melihat api menjilat dimana-mana, sangat terkejut dan berpikir :

"Meskipun aku dapat keluar dengan aman dari rumah terbakar ini, anak-anakku sedang asyik bermain-main didalam, dengan permainannya tanpa cemas, tak mengerti, dan takut. Meskipun api yang dapat mengakibatkan sakit dan derita mengepung mereka, tetapi mereka tak memikirkannya, tidak takut dan tidak berniat lari."

Sariputra, orang tua tadi merenungkan begini :
"Saya kuat dalam badan dan tenaga dapatkah aku membawa mereka keluar dengan usungan bunga, bangku, atau meja ?

Ia berpikir lagi : "Rumah ini pintunya hanya sebuah pun sempit dan kecil, anak-anakku masih muda, tak tahu apa-apa selain bermain-main, mungkin mereka akan terbakar. Harus kujelaskan kepada mereka bahaya ini, memperingatkan mereka bahwa rumah ini terbakar dan mereka harus cepat-cepat keluar, agar tidak terbakar atau hangus kena api."

Merenungkan demikian, sesuai dengan pikirannya, ia berseru : "Keluarlah cepat-cepat, kalian semua !" Meskipun Sang Ayah, karena sayangnya membujuk-bujuk dan menegur dengan kata-kata lembut, namu anak-anak yang sedang asyik bermain-main itu segan untuk percaya dan tetap tak menghiraukannya, tak takut dan tak niat lari, lebih lagi mereka tak mengerti api, tak mengerti apa artinya rumah terbakar, tak mengerti apa yang dimaksud dengan mendapat cedera, mereka tetap berlarian kesana kemari, bermain-main kadang-kadang mereka memandang ayah mereka.

Kemudian Ayah anak-anak itu berpikir : "Rumah ini sedang menyala dalam kebakaran besar. Bila aku dan anak-anakku tidak segera keluar, kami niscaya akan terbakar pula. Baiklah kuusahakan cara yang bijaksana agar anak-anakku terhindar dari bencana."

Mengetahui kesukaan anak terhadap bermacam-macam permainan yang menarik perhatian mereka, ayah mereka lalu berkata : "Barang-barang yang kalian gemari untuk mainan, begitu mahal dan bagus, sekarang ada padaku. Bila kalian tidak segera untuk mendapatkannya, kalian akan menyesal kemudian. Lihatlah bermacam-macam kereta domba, kereta rusa dan kereta lembu ada tersedia diluar pintu untuk kalian pakai bermain-main. Kalian semua harus segera keluar dari rumah terbakar ini, akan kuberikan mana yang kalian sukai."

Demikianlah, setelah anak-anak itu mendengar adanya permainan yang menarik seperti yang disebutkan oleh ayah mereka, yang sesuai dengan keinginan mereka masing-masing, semua menjadi bersemangat, sambil dorong-mendorong, dan dahulu-mendahului, mereka dengan bersusah payah akhirnya berhasil keluar dari rumah terbakar itu.

Si ayah yang melihat bahwa anak-anaknya selamat semua di halaman, duduk dipinggir lapangan, tak lagi bingung, hatinya tenteram dan gembira sekali.

Anak-anak datang kepadanya : "Ayah, manakah barang mainan yang indah itu seperti ayah janjikan tadi, kereta domba, kereta rusa, kereta lembu."

Sariputra, sang ayah kemudian memberikan kepada tiap anak sebuah kereta besar (Mahayana), indah dan menarik, dihiasi dengan barang-barang berharga, diberi tempat duduk dan sandaran, digantungi genta-genta pada keempat sisinya; semua diliputi tabir yang dihiasi dengan barang-barang mahal dan bagus pula yang disambung dengan tali-temali penuh batu permata; digantungi bunga rampai; diatas tikar yang indah; dibubuhi bantalan merah; kereta itu ditarik oleh lembu yang putih bersih, tampan dan kuat, yang berjalan dengan langkah tetap secepat angin; ada pula pembantu dan pengiring menjaganya.

Mengapa sang ayah berbuat demikian ? karena ia sangat kaya dan harta benda serta lumbungnya melimpah-limpah.

Orang tua itu berpikir demikian : "Kekayaanku tak terbatas, tak pantas kuberi anak-anakku kendaraan kecil (Hinayana) yang kurang berharga. Anak-anakku ini, aku sayangi tanpa perbedaan. Aku memiliki kereta-kereta besar, tak terbatas jumlahnya; mampu kuberikan kepada semua orang; dan sisanya tak akan berkurang apalagi hanya kuberikan kepada anak-anakku."

Sementara anak-anak itu masing-masing telah mengendarai kereta besar, mendapatkan sesuatu yang belum pernah mereka miliki dan belum pernah diharapkan sebelumnya.

Sariputra, bagaimana pendapatmu. Apakah ayah yang memberikan kepada anak-anaknya kereta besar, bagus dan mewah yang sama itu, terlibat dalam ketidak-benaran ?"

Sariputra menjawab : "Tidak, Yang Dipuja Dunia; sang ayah itu hanya mengusahakan agar anak-anaknya terhindar dari bencana kebakaran dan menyelamatkan hidup mereka; ia tidak melakukan ketidak-benaran. Bagaimana ? dengan cara demikian ia menyelamatkan jiwa mereka dan mereka bahkan memperoleh barang mainan; bijaksana sekali tindakannya untuk menyelamatkan anak-anak mereka dari rumah terbakar itu.

Yang Dipuja Dunia, bilamana ia tak memberikan kereta yang kecil sekalipun, maka ia tidak akan melakukan kebenaran. Mengapa ? karena sejak mula ayah itu menetapkan maksudnya : "Dengan cara yang bijaksana kuhendaki anak-anakku selamat." Dengan dasar inilah ia tidak melakukan tindakan yang tidak benar. Lebih-lebih mengingat, bahwa kekayaannya tak terbatas; ayah yang menghendaki kesejahteraan anak-anaknya itu, telah memberikan kepada mereka kereta besar yang sama."

Sang Buddha menyahut : "Benar, benar sekali; demikianlah seperti apa yang kaukatakan, Sariputra.

Demikian pula halnya dengan Tathagata, karena ia adalah ayah bagi semua dunia; yang telah bebas daripada takut, putus asa, cemas, kurang pengertian dan kegelapan; telah sempurna dalam pengetahuan, kekuatan batin, dan tanpa takut; memiliki kesaktian dan kebijaksanaan; telah mendapatkan kesempurnaan yang paripurna; yang bermurah hati dan berwelas asih; tak kenal jenuh; selalu mencari apa yang baik dan menguntungkan segenap mahluk.


(Jadi Mahayana dan Hinayana itu hanyalah nama "ISTILAH" bukan nama sebuah sekte aliran tertentu)

15
Diskusi Umum / Re: APAKAH YANG DIMAKSUD "HINAYANA" ITU?
« on: 06 June 2012, 05:44:26 AM »
didalam kitab kanon pali sang buddha juga suka menyinggung tata cara maupun pandangan keliru para pertapa telanjang begitu juga didalam kitab saddharmapundarika sang buddha menyinggung para pertapa yang menutup diri demi kepentingan pribadi tidak mau berkorban demi kebahagian semua mahluk maka itu sang buddha didalam kitab tersebut menyebut mereka hinayana jadi hinayana bukanlah nama salah satu sekte buddhistme apapun!

Pages: [1] 2 3 4 5 6 7 8 ... 21
anything