Hubungan pernikahan saya dengan suami baik2 saja. Kita saling mencintai dan mengasihi.Akan tetapi, dari sblm nikah, pertunangan sampe dgn pernikahan, memank mertua dan ipar2 saya tidak menyukai saya sbgai pasangan suami. Mertua juga turut andil berperan dalam menyebarkan byk hal negatif tentang saya di seluruh kluarga besar, sodara2 pihak cow. Sehingga saya dan suami jarang berkumpul bersama, bahkan cuma berkumpul di hari penting saja.Byk drama yg dibuat2 dari yg tidak ada menjadi diadakan. Saya bersabar dan walau ortunya sering mengeluarkan kata2 pedas dan menunjukan sikap permusuhan mendalam. Suami pelan2 baru mengetahui sikap ortunya yang kasar dan pedas terhadap saya setelah dia telusuri sendiri karena suami saya kerja dengan ortunya.
Banyak sekali kesengajaan drama sandiwara dari pihak mertua,dan ipar yang berusaha agar saya dan suami putus/cerai dari pacaran sampe menikah dan setelah menikah. Suami saya sendiri adalahorang yg sangat menhormati ortunya. Semua perintah mertua di turutin. Tidak pernah membantah.
Namun setelah dia sadar akan perilaku ortunya yang tidak sepadan, suami saya tidak lagi menurutismua kehendak ortunya.
Sedikit info, mertua selalu mengancam2, memaki kata2 kasar dan memakai tindak kekerasan sampe merusak barang kalo tidak di turutin kehendaknya, dimana kehendak mereka semua tertuju kepada saya yang mereka berusaha untuk pisahkan. Suami saya ternyata sering di pukul2, dikata2in kasar,dimaki2 tetapi dia tidak pernah melawan.Diam saja kalo dipukulin. Itu terjadi berulang kali selama dikantor ortu dia berkerja, dan di rumah ortunya. Lama kelamaan, suami pun tidak betah kerja dgn ortunya. Mertua sering menyalahkan saya atas smua perubahan dari suami. Mertua cewek mengkompor2i kalo anaknya durhaka karena lebih mendengar istri.
saya sbgai istri tidak pernah mau terlibat jauh dgn drama mereka krn untungnya saya dan suami tidak tinggal serumah dgn mertua. Namun kejengkelan, dendam dan sikap permusuhan mereka tujukan ke saya karena suami saya memutuskan utk tidak tinggal bersama ortunya stlh menikah,
semakin menjadi2. Juga, suami makin hari makin tidak betah kerja sama ortunya, ditahan2 niat mengundurkan diri karena tidak ingin ortu nya makin salah paham dan menyalahkan ke saya pada akhirnya. Namun, suami sering kali stress karena gaji dan uang bonus selalu di persulit setiap bulan.
Urung2, suami akhirnya tidak ada semangat kerja setiap kali ngantor.
Kejadian baru kemarin, suami tidak masuk kantor,karena sakit. Ortunya datang kerumah saya dengan lagak sombong. " mana anak saya". Sakit apa dia", kamu ada bawa dia ke dokter" dengan nada meninggi. Pdhl anaknya disamping dia yg lagi istirahat. Saya jawab dengan baik2 pertama2. Namun karena saya pun kurang ngerti, saya bilang tanya anak sendiri, sakit apa. Krn saya uda jawabin kalo anaknya perlu istirahat kecapean ato apa. Dia tetep tanya2 hal sama dan berusaha memojokin. Usut diusut, prasangka mertua adalah anaknya ga masuk kantor ga kasi kbr ke ortunya itu mau mengundurkan diri dr kantor. Suami saya juga salah,tidak memberitahu tetapi emank suami sering mengeluh kalo2 semua hal lapor ortunya, mereka berusaha menghambat2 smuanya.Jadi dia tidak berniat utk lapor2.Mertua cow dan cew ngamuk2 bentak2 dan maki2 saya dan berusaha memakai kekerasan utk memukuli saya. Suami saya berusaha menangkis dan melerai, tapi pada akhirnya mertua saya emosi dan pukul2 tendang2 anaknya pake kekerasan. Mertua cew memanas2i dan makin menyalahkan saya sehingga mertua cow makin beringas emosi. Suami saya yg pd akhirnya dijdkan korban aksi dr tindak kekerasan krn berusaha melindungi saya. saya berusaha melerai tp tetep tidak bisa sampe saya hrs buka pintu triak polisi2. Tidak juga berhenti mertua yg membabi buta. Mertua cew tau kalo suaminya ada tekanan darah tinggi tapi tidak berusaha melerai dari awal. Untungnya supir mertua dtg membantu melerai baru mertua cew melerai2. Brg2 di taman porakporanda, mertua cow triak2 dan mertua cew makin menambah2 bumbu. Juga akhirnya si mertua cow dibw ke mobil di tenangkan.Mertua cew balik menghampiri saya dan berkata biarkan mertua cow penyakit kambuh dan mati itu dan akan menyalahkan kita berdua. Akan tetapi mertua cew tidak sgra bawa suaminya namun masi memaki2 bentak2 dan mengutuk2. Saya sampe heran sendiri, mertua tidak seharusnya berkata begitu. Saya dan suamipun tidak byk berkata. Akhirnya mertua cew maki2 dan pergi sendiri.
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,25248.0.htmlperbandingan
Metta -goodwill)
Aham sukhito homi - May I be happy.
Niddhukkho homi. - May I be free from stress & pain.
Avero homi. -May I be free from animosity.
Abyapajjho homi. - May I be free from oppression.
Anigho homi. - May I be free from trouble
Sukhi attanam pariharami - May I look after myself with ease
Sabbe satta sukhita hontu
- May all living beings be happy.
Sabbe satta Avera hontu
- May all living beings be free from animosity.
Sabbe satta abyapajjha hontu
- May all living beings be free from oppression.
Sabbe satta Anigha hontu
-May all living beings be free from trouble.
Sabbe satta sukhi attanam pariharantu.
- May all living beings look after themself with ease.
bukan kah sang istri rela menerima caci maki demi kebahagian sang suami dengan ayah bundanya
bukan sang suami rela di caci maki agar orang tua nya menerima keberadaan sang istri