Bisa
Bisa dipertahankan!
Nah, kalo begitu bagaimana dengan dengan contoh yang diberikan pada post sebelumnya:
Yang ane bingung, misalnya seseorang sedang makan, dan pada saat sendok mulai masuk dan mulut menganga, orang tersebut masuk ke dalam jhana, katakanlah selama 10 menit, apakah proses menyuap makanan tsb terhenti atau selama 10 menit walaupun masuk dalam keadaan jhana, aktivitas menyuap dan mengunyah makanan juga terjadi beberapa kali ? Sementara proses aktivitas makan tersebut memerlukan pikiran yang memberikan perintah. Lain hal dengan bernafas yang cenderung proses alami tubuh sama dengan denyut jantung misalnya.
Apabila bisa dipertahankan apakah berarti, pada saat masuk ke dalam jhana, proses memasukan makanan dan mengunyah tersebut dilakukan dalam kondisi Jhana,
Kalo saya lebih setuju pada pernyataan anda dibawah ini:
Tergantung pada kedalaman dan tingkat konsentrasi orang tersebut, makin dalam dan tinggi konsentrasi orang tersebut, makin mudah mempertahankan keseimbangan batin dalam beraktifitas.
Bahwa orang yang mencapai jhana mempunyai keseimbangan batin yang lebih baik daripada yang tidak, hanya saja dalam beraktivitas bukan dalam keadaan jhana, tetapi konsentrasi di bawahnya. Kemampuan mencapai jhana itulah yang sebenarnya berpengaruh pada aktivitas, bukan jhananya.