Tiada satu pun aspek kehidupan di dunia ini yang bebas dari kematian dan juga hukum perubahan. Jadi betapa bodohnya kita bila masih sombong, hehehe… Secara semuanya pasti terkena perubahan dan juga bersifat sementara. Yang kaya bisa aja miskin mendadak, demikian pula sebaliknya. Yang cakep, pasti juga peot punya entar kalo udah tuwir, hihihi….;p
Menganggap diri hebat dan juga mabok pujian adalah indikasi awal dari kebodohan sekaligus kelemahan mental dari diri seseorang. Karena selain ia tidak menyadari bahwa “
Di Atas Langit Ada Langit”, ia juga akan kehilangan kesempatan untuk belajar dari kelebihan orang lain dan memperbaiki kekurangan dirinya, hanya semata-mata karena ia TELAH MENGANGGAP DIRINYA SUDAH HEBAT.
Orang semacam ini juga sulit untuk rendah hati, karena bila ia sudah menganggap dirinya nomer satu, maka otomatis yang lainnya akan menjadi nomer dua bagi dirinya, lalu bagaimana caranya ia belajar untuk menghormati dan menghargai orang lain, bila ia (bahkan secara alam bawah sadarnya) slalu minta diperlakukan istimewa dgn status NO. 1-nya itu.
Status No. 1, dalam bidang ilmu psikologi menunjukan kelemahan mental seseorang, karena mungkin dulu statusnya kurang sehingga ia sekarang “balas dendam” atas masa lalunya yang mungkin kurang mendapat perlakuan yang kurang layak. Orang2x semacam ini ini sangat patut dikasihani, karena saat ia terkena HUKUM PERUBAHAN (mungkin masa jayanya berlalu atau kekayaannya habis), maka ia cenderung lebih depresi daripada orang yang “BAHAGIA MENJADI NO. 2” (dan ada kemungkinan juga lebih rentan untuk mengakhiri nyawanya sendiri), hehehe…
Mereka yang menganggap dirinya No. 1, biasanya juga akan memiliki kecenderungan
“Tangan Di Bawah”, karena ia narsis banget untuk trima pujian, tapi sangat sulit untuk memberikan pujian balik kepada orang lain (apalagi terima kasih, hohoho…). Orang yang telah mampu “Bahagia menjadi No. 2”, biasanya
“Tangannya Slalu Di Atas”, karena ia cenderung untuk slalu memberikan pujian kepada yang lain ketimbang ia menerimanya, karena setiap orang adalah No. 1 bagi hidupnya, sehingga dengan demikian, ia slalu mampu memprioritaskan kebahagiaan orang lain, sebab baginya, kebahagiaan orang lain adalah kebahagiaannya juga, dan itulah yang disebut
KEKUATAN BERSYUKUR YANG PENUH KETULUSAN. Orang No. 1 biasanya paling suka terima pujian tapi agak alergi ama kritik, sedangkan orang No. 2 biasanya lebih bahagia dengan kritik namun juga tidak alergi dengan pujian. Sebab bagi orang No. 2, kritik adalah vitamin yang menyehatkan kebijaksanaannnya, sedangkan pujian bisa saja menjadi racun bagi bertumbuhnya kesombongannya. Andai setiap orang mampu menyadari bahwa segala hal dalam kehidupan ini bersifat sementara dan juga pasti terkena hukum perubahan, maka status No. 1 dan juga kesombongan tidak perlu hadir dalam kehidupan ini. Karena toh pada akhirnya, yang kita bawa di akhir kehidupan kita hanyalah
PAHALA2x KEBAJIKAN yang kita tanam di sepanjang kehidupan kita, di mana hal itu pasti selalu dimulai dari
KERENDAHAN HATI YANG PENUH KETULUSAN SEKALIGUS PENUH KEBIJAKSANAAN. Semoga sharing sederhana ini, bisa menjadi reminder yang positif buat kita semua, khususnya bagi saya sendiri. Selamat berbuat kebajikan dan semoga semua makhluk slalu hidup berbahagia, jia you & bless u always
[ Sumber note Wedyanto Hanggoro http://www.facebook.com/note.php?note_id=426076927498 ]
Topic: Hidup Hanya Sementara & Juga Terus Berubah... (Read 3357 times)