//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???  (Read 69009 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #120 on: 29 September 2010, 01:23:29 PM »
Quote
"Ananda, sebagai seorang bhikkhu janganlah kau melihat wanita. Jika kondisi mengharuskan melihat wanita, maka janganlah berbicara dengan wanita. Jika kondisi mengharuskan berbicara dengan wanita, maka kau harus menjaga kewaspadaanmu."

kalau di ganti :
 "Ananda, sebagai seorang bhikkhu janganlah kau melihat gitar. Jika kondisi mengharuskan melihat gitar, maka janganlah bemain dengan gitar. Jika kondisi mengharuskan bemain dengan gitar, maka kau harus menjaga kewaspadaanmu."

i see i see i see

kalau di ganti :
"Ananda, sebagai seorang bhikkhu janganlah kau melihat wanita. Jika kondisi mengharuskan melihat wanita, maka janganlah koleksi foto wanita. Jika kondisi mengharuskan koleksi foto wanita, maka kau harus menjaga kewaspadaanmu."

i see isee isee
Nanti transformasi lagi: "Ananda, selama kau menjaga kewaspadaanmu, tidak apa bicara dengan wanita (main gitar), apalagi sekadar melihat."

Ini akan jadi permulaan hancurnya vinaya.

sepertinya ini malah bukannya melihat wanita lagi, malah hunting cari wanita buat dijadiin model, dah gitu diedit2 lagi di photoshop, keknya memang harus waspada ketika jadi fotographer, kalo gak hasilnya pasti blur, tar pas edit photoshopnya juga harus waspada kalau gak nanti hasil fotonya jelek =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #121 on: 29 September 2010, 09:42:31 PM »
sebelum terlalu jauh mari kita merenungkan sebentar tentang ini
Quote
"Inilah yang harus dilaksanakan oleh mereka yang tekun dalam kebaikan. Dan telah mencapai ketenangan bathin. Ia harus pandai, jujur, sangat jujur. Rendah hati, lemah lembut, tiada sombong. Merasa puas, mudah dirawat Tiada sibuk, sederhana hidupnya Tenang indrianya, selalu waspada Tahu malu, tidak melekat pada keluarga Tak berbuat kesalahan walaupun kecil yang dapat dicela oleh para Bijaksana."
" Hendaklah ia selalu berpikir: Semoga semua makhluk sejahtera dan damai, semoga semua makhluk berbahagia Makhluk apapun juga Baik yang lemah atau yang kuat tanpa kecuali Yang panjang atau yang besar yang sedang, pendek, kurus atau gemuk Yang terlihat atau tidak terlihat Yang jauh maupun yang dekat Yang telah terlahir atau yang akan dilahirkan Semoga semuanya berbahagia"
" Jangan menipu orang lain Atau menghina siapa saja, Janganlah karena marah dan benci Mengharapkan orang lain mendapat celaka Bagaikan seorang ibu mempertaruhkan nyawanya Untuk melindungi anaknya yang tunggal Demikianlah terhadap semua makhluk Dipancarkannya pikiran kasih sayang tanpa batas Hendaknya pikiran kasih sayang Dipancarkannya ke seluruh penjuru alam, ke atas, ke bawah, dan ke sekeliling Tanpa rintangan, tanpa benci, atau permusuhan Sewaktu berdiri, berjalan, atau duduk Atau berbaring sesaat sebelum tidur Ia tekun mengembangkan kesadaran ini Yang dinamakan "Kediaman Brahma" Tidak berpegang pada pandangan yang salah Tekun dalam sila dan memiliki kebijaksanaan, Hingga bathinnya bersih dari segala nafsu indria Maka ia tak akan lahir lagi dalam rahim manapun juga"

Quote
This is what should be done By one who is skilled in goodness, And who knows the path of peace: Let them be able and upright, Straightforward and gentle in speech, Humble and not conceited, Contented and easily satisfied, Unburdened with duties and frugal in their ways. Peaceful and calm and wise and skillful, Not proud or demanding in nature. Let them not do the slightest thing That the wise would later reprove. Wishing: In gladness and in safety, May all beings be at ease. Whatever living beings there may be; Whether they are weak or strong, omitting none, The great or the mighty, medium, short or small, The seen and the unseen, Those living near and far away, Those born and to-be-born — May all beings be at ease! Let none deceive another, Or despise any being in any state. Let none through anger or ill-will Wish harm upon another. Even as a mother protects with her life Her child, her only child, So with a boundless heart Should one cherish all living beings; Radiating kindness over the entire world: Spreading upwards to the skies, And downwards to the depths; Outwards and unbounded, Freed from hatred and ill-will. Whether standing or walking, seated or lying down Free from drowsiness, One should sustain this recollection. This is said to be the sublime abiding. By not holding to fixed views, The pure-hearted one, having clarity of vision, Being freed from all sense desires, Is not born again into this world.


hmm, terjemahan lama ada kata "luwes", kenapa terjemahan baru tidak ada yahh?  jadi aku seharus nya menggunakan terjemahan lama yang ada kata "luwes"  tapi yang ada dahulu dahh. ( nanti di cek lagi kenapa ada beda yahh?)
« Last Edit: 29 September 2010, 09:51:42 PM by daimond »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #122 on: 29 September 2010, 09:52:26 PM »
sebelum terlalu jauh mari kita merenungkan sebentar tentang ini
Quote
"Inilah yang harus dilaksanakan oleh mereka yang tekun dalam kebaikan. Dan telah mencapai ketenangan bathin. Ia harus pandai, jujur, sangat jujur. Rendah hati, lemah lembut, tiada sombong. Merasa puas, mudah dirawat Tiada sibuk, sederhana hidupnya Tenang indrianya, selalu waspada Tahu malu, tidak melekat pada keluarga Tak berbuat kesalahan walaupun kecil yang dapat dicela oleh para Bijaksana."
" Hendaklah ia selalu berpikir: Semoga semua makhluk sejahtera dan damai, semoga semua makhluk berbahagia Makhluk apapun juga Baik yang lemah atau yang kuat tanpa kecuali Yang panjang atau yang besar yang sedang, pendek, kurus atau gemuk Yang terlihat atau tidak terlihat Yang jauh maupun yang dekat Yang telah terlahir atau yang akan dilahirkan Semoga semuanya berbahagia"
" Jangan menipu orang lain Atau menghina siapa saja, Janganlah karena marah dan benci Mengharapkan orang lain mendapat celaka Bagaikan seorang ibu mempertaruhkan nyawanya Untuk melindungi anaknya yang tunggal Demikianlah terhadap semua makhluk Dipancarkannya pikiran kasih sayang tanpa batas Hendaknya pikiran kasih sayang Dipancarkannya ke seluruh penjuru alam, ke atas, ke bawah, dan ke sekeliling Tanpa rintangan, tanpa benci, atau permusuhan Sewaktu berdiri, berjalan, atau duduk Atau berbaring sesaat sebelum tidur Ia tekun mengembangkan kesadaran ini Yang dinamakan "Kediaman Brahma" Tidak berpegang pada pandangan yang salah Tekun dalam sila dan memiliki kebijaksanaan, Hingga bathinnya bersih dari segala nafsu indria Maka ia tak akan lahir lagi dalam rahim manapun juga"

Quote
This is what should be done By one who is skilled in goodness, And who knows the path of peace: Let them be able and upright, Straightforward and gentle in speech, Humble and not conceited, Contented and easily satisfied, Unburdened with duties and frugal in their ways. Peaceful and calm and wise and skillful, Not proud or demanding in nature. Let them not do the slightest thing That the wise would later reprove. Wishing: In gladness and in safety, May all beings be at ease. Whatever living beings there may be; Whether they are weak or strong, omitting none, The great or the mighty, medium, short or small, The seen and the unseen, Those living near and far away, Those born and to-be-born — May all beings be at ease! Let none deceive another, Or despise any being in any state. Let none through anger or ill-will Wish harm upon another. Even as a mother protects with her life Her child, her only child, So with a boundless heart Should one cherish all living beings; Radiating kindness over the entire world: Spreading upwards to the skies, And downwards to the depths; Outwards and unbounded, Freed from hatred and ill-will. Whether standing or walking, seated or lying down Free from drowsiness, One should sustain this recollection. This is said to be the sublime abiding. By not holding to fixed views, The pure-hearted one, having clarity of vision, Being freed from all sense desires, Is not born again into this world.


hmm, terjemahan lama ada kata "luwes", kenapa terjemahan baru tidak ada yahh?  jadi aku seharus nya menggunakan terjemahan lama yang ada kata "luwes"  tapi yang ada dahulu dahh.

saya tidak paham apa poin yg ingin anda sampaikan, di sini dan di thread sebelah kami sedang berusaha mengungkapkan pelanggaran sebagai pelanggaran dan bukan pelanggaran sebagai bukan pelanggaran, ada masalah dengan hal ini?

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #123 on: 29 September 2010, 09:53:53 PM »
maksud nya mari kita melihat dengan dasar metta karena ajaran buddha kadang berhubungan dengan hal lain tidak hanya vinaya saja tapi ada dasar lain seperti metta.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #124 on: 29 September 2010, 09:56:58 PM »
maksud nya mari kita melihat dengan dasar metta karena ajaran buddha kadang berhubungan dengan hal lain tidak hanya vinaya saja tapi ada dasar lain seperti metta.

saya tidak melihat adanya pertentangan antara vinaya dan metta.
apakah maksud anda seseorang mungkin melakukan pelanggaran vinaya demi metta?

saya tidak melihat ada alasan apapun yg dapat membenarkan suatu pelanggaran.

misalnya demi untuk menyelamatkan nyawa orang lain, seorang bhikkhu terpaksa melakukan pelanggaran, maka itu bisa dikatakan demi metta, "demi metta aku melakukan pelanggaran." tapi bukan berarti tidak ada pelanggaran di situ, melainkan dia siap menerima resiko dari pelanggaran itu.
« Last Edit: 29 September 2010, 09:59:01 PM by Indra »

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #125 on: 29 September 2010, 09:58:21 PM »
yup  seperti bhikku yang menyeberang atau menolong seorang gadis menyeberang. yup benar tetapi siapa yang akan melakukan teguran apa bhikku kecil tersebut atau ada dewan sangha yang akan melakukan teguran atau bhikku kecil tersebut berhak menegur?
« Last Edit: 29 September 2010, 10:01:44 PM by daimond »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #126 on: 29 September 2010, 10:01:26 PM »
yup  seperti bhikku yang menyeberang atau menolong seorang gadis menyeberang.

benar, bhikkhu itu tetap melakukan pelanggaran, anda setuju bukan?

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #127 on: 29 September 2010, 10:02:11 PM »
jadi pelanggaran apakah anda berhak menghakimi atau dewan sangha yang berhak melakukan teguran?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #128 on: 29 September 2010, 10:08:27 PM »
jadi pelanggaran apakah anda berhak menghakimi atau dewan sangha yang berhak melakukan teguran?

di atas saya sudah mengatakan ini
Quote
saya tidak paham apa poin yg ingin anda sampaikan, di sini dan di thread sebelah kami sedang berusaha mengungkapkan pelanggaran sebagai pelanggaran dan bukan pelanggaran sebagai bukan pelanggaran, ada masalah dengan hal ini?

tidak ada kegiatan menghakimi di sini, hanya sebagian member mengatakan bukan pelanggaran dan sebagian lagi mengatakan pelanggaran, inilah yg menjadi perdebatan. jadi ini bukan suatu persidangan.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #129 on: 29 September 2010, 10:58:58 PM »
sebelum terlalu jauh mari kita merenungkan sebentar tentang ini
Quote
"Inilah yang harus dilaksanakan oleh mereka yang tekun dalam kebaikan. Dan telah mencapai ketenangan bathin. Ia harus pandai, jujur, sangat jujur. Rendah hati, lemah lembut, tiada sombong. Merasa puas, mudah dirawat Tiada sibuk, sederhana hidupnya Tenang indrianya, selalu waspada Tahu malu, tidak melekat pada keluarga Tak berbuat kesalahan walaupun kecil yang dapat dicela oleh para Bijaksana."
" Hendaklah ia selalu berpikir: Semoga semua makhluk sejahtera dan damai, semoga semua makhluk berbahagia Makhluk apapun juga Baik yang lemah atau yang kuat tanpa kecuali Yang panjang atau yang besar yang sedang, pendek, kurus atau gemuk Yang terlihat atau tidak terlihat Yang jauh maupun yang dekat Yang telah terlahir atau yang akan dilahirkan Semoga semuanya berbahagia"
" Jangan menipu orang lain Atau menghina siapa saja, Janganlah karena marah dan benci Mengharapkan orang lain mendapat celaka Bagaikan seorang ibu mempertaruhkan nyawanya Untuk melindungi anaknya yang tunggal Demikianlah terhadap semua makhluk Dipancarkannya pikiran kasih sayang tanpa batas Hendaknya pikiran kasih sayang Dipancarkannya ke seluruh penjuru alam, ke atas, ke bawah, dan ke sekeliling Tanpa rintangan, tanpa benci, atau permusuhan Sewaktu berdiri, berjalan, atau duduk Atau berbaring sesaat sebelum tidur Ia tekun mengembangkan kesadaran ini Yang dinamakan "Kediaman Brahma" Tidak berpegang pada pandangan yang salah Tekun dalam sila dan memiliki kebijaksanaan, Hingga bathinnya bersih dari segala nafsu indria Maka ia tak akan lahir lagi dalam rahim manapun juga"

Quote
This is what should be done By one who is skilled in goodness, And who knows the path of peace: Let them be able and upright, Straightforward and gentle in speech, Humble and not conceited, Contented and easily satisfied, Unburdened with duties and frugal in their ways. Peaceful and calm and wise and skillful, Not proud or demanding in nature. Let them not do the slightest thing That the wise would later reprove. Wishing: In gladness and in safety, May all beings be at ease. Whatever living beings there may be; Whether they are weak or strong, omitting none, The great or the mighty, medium, short or small, The seen and the unseen, Those living near and far away, Those born and to-be-born — May all beings be at ease! Let none deceive another, Or despise any being in any state. Let none through anger or ill-will Wish harm upon another. Even as a mother protects with her life Her child, her only child, So with a boundless heart Should one cherish all living beings; Radiating kindness over the entire world: Spreading upwards to the skies, And downwards to the depths; Outwards and unbounded, Freed from hatred and ill-will. Whether standing or walking, seated or lying down Free from drowsiness, One should sustain this recollection. This is said to be the sublime abiding. By not holding to fixed views, The pure-hearted one, having clarity of vision, Being freed from all sense desires, Is not born again into this world.


hmm, terjemahan lama ada kata "luwes", kenapa terjemahan baru tidak ada yahh?  jadi aku seharus nya menggunakan terjemahan lama yang ada kata "luwes"  tapi yang ada dahulu dahh. ( nanti di cek lagi kenapa ada beda yahh?)
hmm, menarik sekali, karena memang sudah jauh saya mau menanggapi :
Quote
Inilah yang harus dilaksanakan oleh mereka yang tekun dalam kebaikan. Dan telah mencapai ketenangan bathin. Ia harus pandai, jujur, sangat jujur. Rendah hati, lemah lembut, tiada sombong. Merasa puas, mudah dirawat Tiada sibuk, sederhana hidupnya Tenang indrianya, selalu waspada Tahu malu, tidak melekat pada keluarga Tak berbuat kesalahan walaupun kecil yang dapat dicela oleh para Bijaksana."
walau memang saya tidak pandai saya berusaha jujur, sangat jujur membabarkan ada hal yang membuat hati saya miris. dengan rendah hati, lemah lembut, tiada sombong saya membuat thread itu, merasa puas mudah dirawat Tiada sibuk, sederhana hidupku Tenang indriaku, selalu berusaha waspada Tahu malu, tidak melekat pada keluarga berusaha Tak berbuat kesalahan walaupun kecil yang dapat dicela oleh para Bijaksana."

Quote
" Hendaklah ia selalu berpikir: Semoga semua makhluk sejahtera dan damai, semoga semua makhluk berbahagia Makhluk apapun juga Baik yang lemah atau yang kuat tanpa kecuali Yang panjang atau yang besar yang sedang, pendek, kurus atau gemuk Yang terlihat atau tidak terlihat Yang jauh maupun yang dekat Yang telah terlahir atau yang akan dilahirkan Semoga semuanya berbahagia"
amin

Quote
" Jangan menipu orang lain Atau menghina siapa saja, Janganlah karena marah dan benci Mengharapkan orang lain mendapat celaka Bagaikan seorang ibu mempertaruhkan nyawanya Untuk melindungi anaknya yang tunggal Demikianlah terhadap semua makhluk Dipancarkannya pikiran kasih sayang tanpa batas Hendaknya pikiran kasih sayang Dipancarkannya ke seluruh penjuru alam, ke atas, ke bawah, dan ke sekeliling Tanpa rintangan, tanpa benci, atau permusuhan Sewaktu berdiri, berjalan, atau duduk Atau berbaring sesaat sebelum tidur Ia tekun mengembangkan kesadaran ini Yang dinamakan "Kediaman Brahma" Tidak berpegang pada pandangan yang salah Tekun dalam sila dan memiliki kebijaksanaan, Hingga bathinnya bersih dari segala nafsu indria Maka ia tak akan lahir lagi dalam rahim manapun juga"
saya tidak menipu, karennya saya memberikan bukti, saya tidak menghina, tidak marah, tidak benci, tidak mengharapkan prang celaka Bagaikan seorang ibu mempertaruhkan nyawanya Untuk melindungi anaknya yang tunggal Demikianlah terhadap semua makhluk Dipancarkannya pikiran kasih sayang tanpa batas Hendaknya pikiran kasih sayang Dipancarkannya ke seluruh penjuru alam, ke atas, ke bawah, dan ke sekeliling Tanpa rintangan, tanpa benci, atau permusuhan Sewaktu berdiri, berjalan, atau duduk Atau berbaring sesaat sebelum tidur Ia tekun mengembangkan kesadaran ini Yang dinamakan "Kediaman Brahma" Tidak berpegang pada pandangan yang salah seperti bermain gitar Tekun dalam sila dan memiliki kebijaksanaan, Hingga bathinnya bersih dari segala nafsu indria Maka ia tak akan lahir lagi dalam rahim manapun juga"
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #130 on: 30 September 2010, 12:36:34 AM »
Bhikkhu bergitar maupun bersentuhan dengan wanita, selama dalam keadaan sadar, tetap dikatakan melanggar vinaya meskipun dilakukan dengan niat baik. Sebaliknya kalau dalam keadaan hilang kesadaran, tidak dikatakan melanggar vinaya.

Kalau orang mabuk membunuh, apakah termasuk hilang kesadaran atau tidak ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #131 on: 30 September 2010, 12:39:59 AM »
baik, hanya ingin melihat dari vinaya secara baku? silahkan ke
http://dhammacitta.org/perpustakaan/peraturan-kedisiplinan-bhikkhu-panduan-untuk-umat-awam/
ke halaman 4, bagian Sanghādisesa, peraturan ke-2.
"Larangan melakukan kontak fisik dengan seorang wanita dengan niat penuh gairah. Karena peraturan inilah maka seorang bhikkhu menghindari kontak  fisik  dengan  seorang  wanita,  terutama  ketika  makanan,  minuman  atau apapun diberikan secara langsung kepada seorang bhikkhu. "
Kalau tidak menyentuhkan fisik dengan wanita, walaupun pikiran penuh gairah, tidak melanggar vinaya. Bukankah berarti vinaya mengatur perilaku bukannya pikiran?

Kemudian apakah seorang yang menempuh kehidupan petapa akan mencari-cari alasan untuk pegang-pegang wanita? Kembali lagi, untuk apa jadi petapa kalau masih mo pegang-pegang wanita?
Anda ragu vinaya dibuat untuk dipatuhi 100%, sementara saya sendiri ragu petapa yang cari-cari alasan melanggar vinaya memiliki tekad yang baik.


Quote
IMO, cerita fiksi diatas adalah cerita yg terlalu dipaksakan dan IMO, sebuah contoh dimana senior tidak memiliki kecerdasan dan tidak memiliki otak untuk berpikir, dan adalah seorang senior yg hanya menelan bulat semua jawaban senior tanpa dicerna terlebih dahulu.
Bukan hanya dipaksakan, tetapi sangat dilebih-lebihkan. Biasanya cerita seperti itu saya buat untuk orang yang kurang peka. Dan benar anda kurang peka. Yang saya maksudkan adalah "pikiran orang tidak bisa diketahui (kecuali dengan kesaktian tertentu), maka vinaya dibutuhkan untuk menjaga kepantasan perilaku seorang petapa." Ternyata anda melihat cerita itu hanya dari sisi "ketololan si senior" yang memang sudah jelas.



Saua suka quote anda.... mantap...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #132 on: 30 September 2010, 12:43:18 AM »
maksud nya mari kita melihat dengan dasar metta karena ajaran buddha kadang berhubungan dengan hal lain tidak hanya vinaya saja tapi ada dasar lain seperti metta.

saya tidak melihat adanya pertentangan antara vinaya dan metta.
apakah maksud anda seseorang mungkin melakukan pelanggaran vinaya demi metta?

saya tidak melihat ada alasan apapun yg dapat membenarkan suatu pelanggaran.

misalnya demi untuk menyelamatkan nyawa orang lain, seorang bhikkhu terpaksa melakukan pelanggaran, maka itu bisa dikatakan demi metta, "demi metta aku melakukan pelanggaran." tapi bukan berarti tidak ada pelanggaran di situ, melainkan dia siap menerima resiko dari pelanggaran itu.

Seperti hal-nya analogi, pengadilan terhadap kasus pembunuhan karena membela diri. Pembunuhan jika terbukti tetap pembunuhan, tetapi alasan karena terjadi pembunuhan karena membela diri atau membela orang lain menjadi pertimbangan dalam memutuskan hukuman/sanksi.

Dua hal yang berbeda. Pelanggaran vinaya adalah pelanggaran vinaya. Motivasi terhadap pelanggaran vinaya menjadi hal yang lain pula.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #133 on: 30 September 2010, 07:24:32 AM »
jadi pelanggaran apakah anda berhak menghakimi atau dewan sangha yang berhak melakukan teguran?

sebenarnya penghuni DC hanya membahas 'prilaku' seorang Bhikkhu/Bhiksu patut atau tidak patut dilakukan tentunya pembahasan berdasarkan referensi dari Vinaya yang berlaku.
Dan saya melihat 'penghuni DC' tidak menghakimi prilaku Bhiksu/Bhikkhu tersebut.

Konsekuensi dari prilaku benar atau tidak seorang Bhikkhu/Bhiksu tentunya ada, ini resiko yang harus dihadapi, karena sesudah jadi 'Panutan'(praktek memasuki kehidupan monastik) tentunya prilaku/perbuatan harus 'dijaga' tidak boleh lagi seperti orang awam.

Sebagai orang awam saja kalau berprilaku tidak bermoral saja dicela, misalnya mencuri, merampok dan lain2, dan kita ketahui konsekuensi dari perbuatan dari tidak bermoral adalah dipenjara/didenda oleh aparat hukum(polisi, hakim dll ).

Bagi Bhikkhu/Bhiksu juga sama, jika melanggar Vinaya tentunya juga ada konsekuensinya yaitu akan dicela oleh para umat, dan tentunya juga kalau Bhiksu/Bhikkhu yang berada dibawah organisasi Sangha, tentunya Sangha yang akan menghakimi.

Demikian apa adanya

 _/\_


Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #134 on: 30 September 2010, 08:47:48 AM »
 [at]  adi lim

Betul, saya pikir menilai benar dan salah berbeda dengan menghakimi orangnya. Kita juga sering membahas apakah pembunuhan, pencurian, dsb, adalah salah atau benar, tapi kita tidak pernah menetapkan hukuman apa pun.

----

Saya ada pertanyaan, siapa saja boleh jawab:

Jika anda seorang umat awam, sudah beristri, sedang bepergian ke luar kota sendirian. Lalu di tengah jalan ada wanita yang minta digendong menyeberang sungai, apakah anda lantas menggendongnya?


 

anything