//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Menjadi Manusia Wajar  (Read 2099 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline aitristina

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.758
  • Reputasi: 52
  • Gender: Female
  • every1 is #1...
Menjadi Manusia Wajar
« on: 16 March 2009, 08:42:17 AM »
Posted by: "Andreas Gunadipo"  andreasgunadipo [at] gmail.com
Sun Mar 15, 2009 8:00 am (PDT)

Oleh : Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera

Salah satu dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang harus
kita sadari adalah kecenderungan masyarakat sekarang ini untuk
mengukur hampir segala sesuatu hanya dari yang tampak saja. Demikian
juga dalam mengukur harga manusia. Harga manusia diukur dari apa yang
tampak. Apakah yang tampak itu? Gelar yang disandang, kedudukan, rumah
tinggal, materi, dan yang semacam itu. Arus penilaian yang bertumpu
pada apa yang tampak ini tidak hanya digunakan oleh seseorang dalam
menilai orang lain, tetapi juga sering sekali digunakan oleh tiap
orang untuk ukuran dalam menilai dirinya sendiri.
Karena gelar, kedudukan, kekayaan yang dijadikan ukuran, maka manusia
sering melupakan nilai-nilai kemanusiaan yang mendassar. Tidak
terpikirkan lagi untuk mencari nilai yang lebih tinggi dari sekedar
kekayaan dan kedudukan. Manusia hanya berpikir bagaimana agar
kedudukan dan kekuasaannya bisa naik, gelar dan kekayaannya bisa
bertumpuk-tumpuk, agar namanya menjadi besar, hidupnya dipandang,
harga dirinya menjadi manusia menjadi tinggi. Dengan demikian, gelar,
kedudukan, dan kekayaan menjadi tujuan hidup ini. Bahkan dengan segala
cara ukuran itu berusah dicapainya.
Sebutir jagung akan mempunyai nilai yang sangat tinggi ketimbang
sebutir permata bagi ayam karena ayam sama sekali tidak akan mengerti
harga sebutir permata. Ayam tidak pernah berkelahi saling berebut
permata. Tetapi sering mereka berkelahi berebut jagung. Demikian pula
kita, sering tidak bisa menghargai nilai-nilai luhur dalam kemanusiaan
dan kehidupan ini. Bahkan nilai-nilai luhur itu seolah-olah tidak ada
harganya, persis seperti ayam melihat bahwa permata hanyalah sebagai
batu yang tidak enak dimakan. Sebaliknya kita memberikan harga yang
sangat tinggi pada segala macam yang tampak. Tidak jarang manusia
bertengkar, saling memaki, berkelahi saling membunuh untuk berebut
kedudukan dan materi. Kalau kita dengan jujur dan berterus-terang
membandingkanya dengan ayam, dalam hal ini terlihat bahwa manusia
telah menjadi lebih rendah dari ayam. Didunia ini tidak pernah terjadi
ayam bertarung sampai mati karena saling berebut makanan. Paling
banter, kalau ayam merasa kalah, ya lari!
Inilah anehnya, inilah ironinya. Manusia rela mati untuk makanan,
berani membunuh untuk kedudukan pribadi, mau menderita untuk gengsi.
Bukankah hidup kita dan hidup orang lain, bahkan makhluk lain itu,
sangat berharga. Kehidupan adalah sesuatu yang lebih berharga dari
segala-galanya.
Sekarang apakah yang menjadi tuntutan dan tantangan kita? Tantangan
kita adalah : ditengah majunya ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai
kebutuhan yang tidak bisa dihindari, kita harus tetap berusaha menjadi
manusia yang wajar. Menjadi manusia wajar inilah yang menjadi pesan
Sang Buddha Gotama juga.
Kalau kita hanya puas dengan cukup makan, cukup pakaian, ada tempat
tinggal, sedikit obat-obatan, sedikit uang tanpa perlu mencapai
nilai-nilai kehidupan yang lebih luhur, memang ini kelihatannya hidup
sederhana. Tetapi, hidup sederhana seperti ini nilainya hanya setara
dengan binatang. Belum menjadi manusia wajar. Sebaliknya jika uang,
tempat tinggal, dan kedudukan tidak tidak dimengerti sebagai sarana
hidup; tidak dianggap sebagai sarana untuk mengabdi sebagai manusia
yang baik; tetapi dijadikan tujuan hidup untuk dapat dimiliki
sebanyak-banyaknya, maka segala sesuatu kejahatan dapat dilakukan
dalam upaya mendapatkan semua itu. Nilai kehidupan seperti ini tidak
lagi setara dengan binatang, tetapi lebih rendah dari binatang. Inilah
yang di dalam Kitab Suci Tipitaka disebut sebagai manussa-peto:
manusia setan. Sama sekali jauh dari citra manusia wajar.
Life is about living...

Offline johny

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 11
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
Re: Menjadi Manusia Wajar
« Reply #1 on: 16 March 2009, 09:09:55 AM »
Thanks for the post..
May all being be happy..

svatti hottu,
Johny