//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Sukma Kemenyan

Pages: 1 2 3 4 5 [6] 7 8 9 10 11 12 13 ... 117
76
Dari teks yang saya ambil dulu (tapi lupa di mana), Cv. V.6. isinya adalah:
"I allow that these four royal families of snakes be suffused with an attitude of good will for the sake of self-guarding, for the sake of self-protection, for the sake of self-warding."

gw nge-translate nya menjadi
"Gw persilahkan 4 ular2 ini di-suffused (kepret/percik/liputi) metta untuk tujuan jaga diri, [...]"



Quote
Vinaya, Khandaka bagian 10 juga ada membahas tentang ini.
Mungkin lebih jelas bisa dilihat di sini.
Also metta...



From another english translation sources:
I allow you, O Bhikkhus, to make use of a safeguard for yourselves for your security and protection,
by letting your love flow out over the four royal breeds of serpents. And thus, O Bhikkhus, are you to do so

source: http://sacred-texts.com/bud/sbe20/sbe20021.htm

also metta..

There is no jimat (or sejenisnya)


77
Blazetama,

Mengapa keyakinan terhadap tisarana (Buddha, Dhamma, Sangha) dan sila perlu ditanamkan kembali ?
Dengan memahami dhamma yang ditemukan kembali oleh Buddha, baik pemahaman melalui sangha
dan dengan menjaga sila (kelakuan yang disukai oleh para mulia).

Anda berkesempatan untuk berpikir benar, dan mengerti dengan benar,
ketika pengertian benar dan pikiran benar sudah tertanam.

Anda memahami salah satu asal-usul dukkha yang anda alami,
mengerti dengan jelas sebab-musababnya.

dan anda mampu untuk nge-generate ataupun mengundang energi positif (buah kamma-baik),
sehingga kemalangan (ilmu hitam / energi negatif / buah kamma-buruk) segera terlewati

78
Waduh... kenapa malah jadi bahas vinaya (aturan kebhikkhuan) ?

Mengapa vinaya ditetapkan ?
Bagaimana vinaya dikeluarkan ?
Apa tujuan vinaya diterbitkan ?
Untuk siapa vinaya ?

Ketika pertanyaannya adalah boleh atau tidak boleh untuk seorang bhikkhu,
maka referensi terbaik adalah vinaya...

Akan tetapi,
Seseorang yang telah mengerti dengan benar, tentu sudah mengetahui boleh atau tidaknya.

Sayangnya,
Banyak (bhikkhu/bhante) yang mencoba mengikuti/mencontoh tanpa didasari Pengertian Benar (sammä-ditthi)

79
Saddha terhadap Tisarana dan Sila

80
Jurnal Meditasi / Re: The Light, The Fire...
« on: 14 April 2014, 04:33:01 PM »
Understanding anatta...

Ini gua... ini aku... ini milikku... ini punya ku...

Really ? Really ...!!??
Mana yang kamu punya?

Tubuh? Are you sure?
Pernah ngelihat emak2 ngupas mangga ?
Pernah ngiler sendiri tuh air liur ?
Bisa di kontrol ? Tidak
Lalu... are you sure elo adalah master of those body ?

So... who controlling those air liur ? Otak...
Whose controling otak?
No one... its brain-reaction dari input-data.

Otak / Processor always need input-data to process,
How data being input ?
From the Five Sense (mata-lihat, hidung-cium, telinga-dengar, body-rasa, lidah-kecap)
and your own-thought (read: ngayal)


81
dhammadinna:
kalau boleh suggest topik...

* Nibbana >< Nihilism / Eternalism
* Kamma - Vipaka >< Balas dendam / Hukuman / Bayar Hutang

82
Buddhisme untuk Pemula / Re: Jalan Mulia Berunsur Delapan
« on: 14 April 2014, 03:48:43 PM »
Inti dari seluruh ajaran Sang Buddha adalah
Empat Kebenaran Mulia
(cattari ariya sacca)
Dengan mengerti Empat Kebenaran Mulia, dapat dikatakan seseorang telah mengerti agama Buddha.

Ketika Buddha menjelaskan Empat Kebenaran Mulia, beliau mula-mula menguraikannya satu per satu,
Empat Kebenaran Mulia ini yaitu:

I. Kebenaran Mulia tentang Dukkha (dukkha ariya sacca)
Hidup dalam bentuk dan kondisi apapun adalah Dukkha (penderitaan),
- Lahir, sakit, tua dan mati adalah Dukkha.
- Berhubungan dengan yang tidak kita sukai adalah Dukkha.
- Ditinggalkan oleh orang yang kita sayangi adalah Dukkha.
- Tidak mendapatkan yang kita inginkan juga merupakan Dukkha.
- Masih memiliki Lima khanda adalah Dukkha.

Dukkha dapat juga dibagi menjadi:
- dukkha-dukkha,
ialah penderitaan yang nyata, yang benar dirasakan sebagai penderitaan tubuh dan bathin, misalnya sakit kepala, sakit gigi, susah hati dll.
- viparinäma-dukkha
merupakan fakta bahwa semua perasaan senang dan bahagia --berdasarkan sifat ketidak-kekalan-- di dalamnya mengandung benih-benih kekecewaan, kekesalan dll.
- sankhärä-dukkha
lima khanda adalah penderitaan ; selama masih ada lima khanda tak mungkin terbebas dari sakit fisik.


II. Asal Mula Dukkha (dukkha samudaya ariya sacca)
Sumber dari penderitaan adalah tanhä, yaitu nafsu keinginan yang tidak ada habis-habisnya.
Semakin diumbar semakin keras ia mencengkeram.

Orang yang pasrah kepada tanhä sama saja dengan orang minum air asin untuk menghilangkan rasa hausnya.
Rasa haus itu bukannya hilang, bahkan menjadi bertambah, karena air asin itu yang mengandung garam.

Demikianlah, semakin orang pasrah kepada tanhä semakin keras tanhä itu mencengkeramnya.

Dikenal tiga macam tanhä, yaitu :
1.  Kämatanhä : kehausan akan kesenangan indriya, ialah kehausan akan :
a. bentuk-bentuk (indah)
b. suara-suara (merdu)
c. wangi-wangian
d. rasa-rasa (nikmat)
e. sentuhan-sentuhan (lembut)
f. bentuk-bentuk pikiran

2.  Bhavatanhä : kehausan untuk lahir kembali sebagai manusia berdasarkan kepercayaan tentang adanya "atma (roh) yang kekal dan terpisah" (attavada)

3.  Vibhavatanhä : kehausan untuk memusnahkan diri, berdasarkan kepercayaan, bahwa setelah mati tamatlah riwayat tiap-tiap manusia (ucchedaväda).

III. Lenyapnya Dukkha (dukkha nirodha ariya sacca)
Kalau tanhä dapat disingkirkan, maka kita akan berada dalam keadaan yang bahagia sekali,
Sang Buddha dengan jelas dan tegas mengajar kita, bahwa kita dapat bebas dari penderitaan dan mencapai kebebasan dan kebahagiaan Nibbana.

Istilah Nibbana secara harfiah berarti ‘padam’,
serta mengacu ke pemadaman api keserakahan, kebencian dan kegelapan-batin.

IV. Jalan Menuju Lenyapnya Dukkha (dukkha nirodha gamini patipada)
Jalan-nya adalah Jalan Mulia Berunsur Delapan (Ariya Atthangika Magga)
Disebut ‘Mulia’ karena bila dilaksanakan, maka akan menuntun seseorang ke kehidupan yang mulia;
Disebut ‘Berunsur Delapan’, karena terdiri dari Delapan Unsur,
Disebut ‘Jalan’, karena seperti jalan pada umumnya, akan menuntun seseorang dari satu tempat ke tempat lain, dengan hal ini dari Samsara ke Nibbana.

Delapan Jalan Utama (Jalan Mulia Berunsur Delapan) yang akan membawa kita ke Jalan Menuju Lenyapnya Dukkha, yaitu :

Wisdom (Paññā)
1. Pengertian Benar (sammä-ditthi) Right view
2. Pikiran Benar (sammä-sankappa) Right intention

Sila 
3. Ucapan Benar (sammä-väcä) Right speech
4. Perbuatan Benar (sammä-kammanta) Right action
5. Pencaharian Benar (sammä-ajiva) Right livelihood

Samädhi 
6. Daya-upaya Benar (sammä-väyäma) Right effort
7. Perhatian Benar (sammä-sati) Right mindfulness
8. Konsentrasi Benar (sammä-samädhi) Right concentration

83
Mahayana / Re: Tidak bergabung konsep manapun ,bagaimana sebaiknya?
« on: 14 April 2014, 03:43:13 PM »
Beberapa garis besar perbedaan mahayana dengan yg laen,
Ringkasan Mahayana - http://bhadramanggala.blogspot.com/2014/02/mahayana.html?m=1

Silahken, kalo ada yg punya referensi laen

84
Mahayana / Re: Tidak bergabung konsep manapun ,bagaimana sebaiknya?
« on: 10 April 2014, 02:14:37 PM »
Biar nda corat-coret di perpus,

Paritta Untuk Sekolah Minggu (3.7MB)

Bingung pelafalan dan cara ucap ?
donlod mp3'nya di:
dhammacitta.org/perpustakaan/tag/paritta

85
DhammaCitta Press / Re: Shurangama Sutra
« on: 07 April 2014, 05:52:04 PM »
Sorry, ngebump topic lama...
Sudah adakah yg berbahasa indonesia yang bisa di nikmati?

86
Meditasi / Re: Pembahasan "Don't Look Down on the DEFILEMENTS"
« on: 14 March 2014, 04:35:07 PM »
So... Kemanakah satipathana?
Technical Guide penguasaan Right Effort, Right mindfullness, Right Concentration

87
Meditasi / Re: Pembahasan "Don't Look Down on the DEFILEMENTS"
« on: 14 March 2014, 04:20:09 PM »
Rasa2nya tidak tepat membuat klasifikasi metode-samadhi, dengan berdasarkan Yuganaddha sutta

IMO,
Yuganaddha sutta berbicara lebih global lagi, yaitu mengenai Magga (Jalan)

Jalan apa? JMB8.
JMB8 terbagi tiga kategori... Panna, Sila, Samadhi

So,
saya kira "pandangan terang" pada sutta tersebut lebih mengarah kepada... Right views, Right Intentions (of Panna section dari JMB8)

and "ketenangan" berbicara tentang Right effort, right mindfullness, right concentration (of Samadhi section dari JMB8)

88
Meditasi / Re: Pembahasan "Don't Look Down on the DEFILEMENTS"
« on: 14 March 2014, 03:30:08 PM »
Vitakkasanthana,
Keywordnya adalah vitaka...

IMO,
Sutta tersebut memberikan guidance, how mind should react, ketika focus meninggalkan objek, sutta tersebut tidak ditujukan kepada perenungan, pengalian.

Akan tetapi hanya untuk proses pemusatan, penenangan

89
Meditasi / Re: Pembahasan "Don't Look Down on the DEFILEMENTS"
« on: 13 March 2014, 06:23:26 PM »
No no no,
Gw bukan bilang gue udah menguasai anatta sepenuhnya,
Hanya pada beberapa case.

Contoh:
Loket antrian...
Seberapa sering anda elus2 dada dan bersabar ketika didorong dari belakang?
kita mencoba bersabar dengan elus2 dada

Next, didorong lagi, lagi dan lagi...
Luapan emosi mulai mendorong keluar,
dan anda mencoba membendung dengan sabar...
Cape? Makan hati? Tidak puas?
dan rasa2nya ingin meledak?
Pasti! Sebab anda mencoba melawan alam (kodrat/natural)

Akan tetapi,
Kenapa kita kaga marah2 didorong2 di diskotik?

Dengan sedikit tweak pada pengertian akan penempatan diri,
Kita bisa sepenuhnya memusnahkan emosi, marah akan suatu kondisi.

Perenungan akan patticasamupada berdasarkan tilakhana (anicca, dukkha, anatta) yg dapat membawa ke pembebasan.

90
Meditasi / Re: Pembahasan "Don't Look Down on the DEFILEMENTS"
« on: 13 March 2014, 06:10:35 PM »
JMB8 dibagi 3 kategori,
Panna, Sila, Samadhi

Saya kira,
Upaya benar yg dimaksud fall under category of samadhi.
Dimana upaya disini merujuk pada usaha, semangat untuk meluluhkan belenggu2 meditasi.

Seperti, malas, capek, nda yakin, etc

Dan bukan upaya untuk melawan natural/kodrat/alam/emosi
(dengan memberikan counter dari persepsi/sensasi pikiran)

Brahmavihara bukan merupakan metode meditasi untuk mengcounter emosi.
Emosi merupakan sensasi pikiran yg berakarkan persepsi akan atta.

Lepaskan atta, maka tidak ada emosi.
(tanpa perlu dicounter... "damn.. gw mesti sabar, jgn marah2, mesti metta")

Pages: 1 2 3 4 5 [6] 7 8 9 10 11 12 13 ... 117