//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?  (Read 55505 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #60 on: 15 February 2013, 08:34:16 AM »

Kan anda sudah menjelaskan hukum sebab-akibat.
IMO, tiak salah orang2 berpikiran begitu (termasuk saya) krn anda sendiri yg mulai menulis: "puthujjana hanya tau baik-buruk secara dogma, cobalah untuk melihat segala sesuatu sebagaimana adanya"

Kalimat ini jelas menunjukkan dimana posisi anda dan dimana posisi saya (dan yg lain)..
Sy pun segera menanggapi pemikiran anda ini, krn dalam diskusi yg kita fokuskan adalah materi, bukan kamu puthujjana dan saya bukan

Sudah brp kali sy tulis, bahwa pendapat sy juga menggunakan nalar dan sudah dibuktikan, sudah diamati.. Sy justru belum jawaban yg tegas:

"apakah perbuatan seorang ibu yg membakar diri dan anak2nya, krn motivasi ingin mulia ingin anak2nya tidak menanggung malu dan kelaparan, termasuk kamma baik, kamma netral, atau kamma buruk?"

(jika keberatan dengan kata "baik-buruk" -krn dualitas menurut anggapan anda- maka tukar saja dengan kata "lurus-tidak lurus)

Untuk pertanyaan yg mudah ini, pertanyaan yg mendasar -tidak usah orang beragamapun- mudah menjawabnya, anda belum menjawab secara tegas

Ditunggu jawabannya Bro

::

Sdr. William yang berbahagia, sekali lagi cobalah untuk melihat secara lebih netral. :) Kalimat di atas, Anda interpretasikan sendiri sebagai bentuk diskriminasi kesucian, padahal sudah saya nyatakan, "Sebutan keagamaan hanya menimbulkan salah persepsi dan diskriminasi saja."
Kita cukup bicara secara umum, dari pengetahuan dan pengalaman pribadi (baik duniawi maupun spiritual), tidak perlu terlalu jauh mengutip doktrin (kecuali sudah dibuktikan, maka statusnya bukan lagi doktrin tapi testimonial).
Jika pesan dari saya belum Anda terima dan mengerti juga, bagaimana diskusi bisa berjalan dengan baik, bukan begitu?

Nah, bagus jika Anda bisa menegaskan bahwa Anda sudah menggunakan nalar dan juga sudah membuktikan.
Sekarang saya mau tanya, darimana Anda bisa berkata bahwa perbuatan si Ibu itu salah, apa acuannya?

Anda juga kurang bisa memahami kalimat. Baik buruk dan lurus tidak lurus adalah hal berbeda, sudah saya klarifikasi juga, tapi masih tetap diasosiasikan (cenderung dibuat seolah sama). Apa ini upaya untuk mengaburkan pengertian? Semoga bukan, saya yakin Anda seorang pribadi yang baik dan luhur.

Jika Anda minta jawaban dari saya, komentar saya terhadap perbuatan Ibu bakar anak tersebut:
Ibu tersebut akan menuai karma sesuai perbuatannya, yang persisnya hanya seorang Buddha yang mengetahuinya.

Nah, bila dilihat dari jawaban saya maupun Anda, mana yang lebih bersifat asumtif dan agak tendensius, melabeli suatu tindakan sebagai pencetus karma baik maupun karma buruk.

Sampai disini paham kenapa saya tidak mau menghakimi dan memvonis?

Anda dan anggota forum lain mungkin rajin mengkritik pemuka agama lain, yang sebentar mengharamkan sesuatu, sebentar memfatwakan sesuatu sebagai baik ataupun buruk. Tapi Anda sendiri dan mungkin anggota forum Buddhis lain, sering (acap) memberi labelisasi atau tuduhan tertentu kepada sebuah perbuatan, yang bahkan menurut Buddha semua makhluk itu anatta (sunya) dari sifat hakiki.

Bagaimana? Sudah paham atau belum bisa terima?

Kurangi ego, jika kita sama-sama dalam posisi belajar. Kalau berdiri di belakang doktrin dan merasa paling benar, niscaya diskusi akan berakhir dengan kebuntuan.

Salam persahabatan dari saya, semoga berbahagia.  _/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #61 on: 15 February 2013, 09:01:57 AM »
Interupsi!
Jenis karma :
Karma lurus
 berbuah lurus
Karma tdk lurus berbuah tdk lurus
Karma lurus dan tdk lurus berbuah lurus dan tdk lurus
Karma bukan lurus dan bukan tdk lurus berbuah bukan lurus dan tidak lurus.

kesimpulan: karma=garis

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #62 on: 15 February 2013, 09:11:38 AM »
Saya tidak membuka pendidikan apa-apa, hanya sekumpulan orang yang ingin belajar dari saya dan menyatakan ingin menjadi murid saya.
Meditasi salah satu pelajaran yang saya berikan juga, intinya pengembangan spiritual ke arah yang lebih baik.

Terima kasih penjelasannya..

Quote
Netral itu Anda artikan sebagai apa? Sudah saya jelaskan pengertiannya, tapi Anda tetap menggenggam pandangan Anda sendiri. Yang Anda yakini di atas itu keliru, sudah saya tulis bahwa ini sering dijadikan peringatan kepada para pembelajar Mahayana, tapi Anda tetap mengasosiasikan netral dan kosong seperti itu (seolah bebas berbuat apa saja, tak ada dampak lanjutannya). Ini seperti orang baru belajar spiritual, mana benar dan salah saja masih sulit membedakan, bagaimana mau meningkat ke tahap yang lebih tinggi (hakikat/mutlak)?

Tolong bongkar semua tulisan saya dan copaskan jika saya berpendapat bahwa Perbuatan Netral adalah bebas berbuat apa saja..

Quote
Netral itu adalah kesimpulan yang kita dapat setelah mengamati secara keseluruhan, bahwa sebuah tindakan itu lahir dari sebab-sebab yang lalu, bukan semata karena keputusan salah (sang Ibu) dalam hal ini. Kalau kita sebut Ibu itu tidak bijaksana, lebih tidak bijaksana lagi kita, sebab tidak melihat (mengabaikan) sebab-sebab lalu yang mengkondisikan peristiwa tersebut.

Kita sebagai manusia yang berakal-budi, tentu mengharapkan sosok Ibu itu ideal; sayang anak, penuh pengertian, penuh kebijaksanaan dan pengetahuan, dsb.

Celakanya, standar tersebut kita sematkan juga pada sang Ibu dalam kasus bakar anak tersebut. Kita tidak mempertimbangkan bagaimana pendidikan dan masa kecil sang Ibu, apakah memungkinkan beliau untuk mengerti dan memahami konsekuensi perbuatannya atau tidak, punya karakter cukup kuat untuk menghadapi masalah hidup atau tidak, dsb...

Terus terang saya pernah bahkan beberapa kali menghadapi kasus sulit seperti ini, walau tidak seekstrim kasus di atas. Kesimpulan saya, banyak hal yang kita kira bisa kita ubah jika saja "begini begitu" (jika ia paham dharma, jika dia berpengetahuan, jika dia... dlsb), tapi kembali lagi itu cuma harapan saja. Kenyataannya, kondisi keluarganya tidak memungkinkan ia untuk bahkan mengerti apa yang dia perbuat.

Anda sudah menjawab pengertian Perbuatan Netral versi anda. Terima kasih.

Sekarang giliran sy mendidik anda, mohon perhatikan baik2, krn hal ini sangat penting.

1.
- Anda menilai suatu perbuatan dari kacamata anda, dari kacamata pihak ke 2 atau pihak ke 3.
- Anda menilai suatu perbuatan dari sisi si penilai: apa yg mereka lakukan, salah-benar, apa sebabnya, dstnya
- Anda menilai suatu perbuatan dari faktor2 luar

2.
- Umat Buddha diajarkan untuk selalu menilai suatu perbuatan dari sisi batin si pelaku sendiri.
- Apa itu? Yaitu: faktor mental apa yg mendorong ia melakukan perbuatan itu. Apakah krn kemarahan, krn putus-asa, krn mengambil jalan pintas, krn malu, krn kekejaman, krn ketamakan? dstnya..
- Kenapa batinnya dalah penentu? Karena batin2 yg mendorong perbuatan ini yg akan membentuk karakternya yg baru, yg akan berakibat pada batinnya juga, akan berbuah dalam bentuk bahagia-derita, akan membentuk batinnya mengarah ke akhir dukkha atau sebaliknya.
- Menilai suatu perbuatan dari sebab2 lampaunya, kondisi2 yg menunjangnya, kenapa ia bisa melakukan hal tsb, latar belakangnya, hanya berguna dari kacamata si penilai. Tidak lebih.
- dari sisi si pelaku, KEPUTUSAN yg ia ambillah yg menjadi kamma nya dan akan berbuah nantinya

Kita umat Buddha, selalu melatih diri untuk memperhatikan batin kita sewaktu melakukan suatu perbuatan, kita melatih diri untuk INSIDE-OUT (bagaimana reaksi gw? gw marah ni.. oh, gw nafsu nih..)

Kebalikannya, umat agama lain, dan kita  sendiri sebenarnya terbiasa menilai segala sesuatu dari OUTSIDE-IN, yakni: apa yg mereka lakukan padaku? Siapa yg  melakukannya? Apa sebabnya? Kenapa mereka melakukannya padaku? Ia menggodaku..

Quote

Mungkin penjelasan di atas terlalu rumit dan sulit Anda pahami. Coba ambil contoh kecil saja:
Jika Anda melihat sebuah batu melayang ke arah sebuah kaca mobil, apa reaksi Anda pertama?

Reaksi yang sangat mungkin: "Wah, siapa yang begitu kurang berpengetahuan melempar batu sebesar bola golf ini ke arah kaca mobil?"

Namun, setelah Anda memutar kepala dan melihat darimana arah batu tersebut, yang ternyata berasal dari seorang anak balita (kebetulan keponakan saya juga cukup hiperaktif dan bisa melakukan perbuatan seperti ini) maka perasaan kaget campur jengkel Anda seketika itu juga sirna... "Oh, hanya anak kecil... Wajar..."

Contoh ini tidak relevan dengan pembahasan kita soal kamma-aktif, kamma dalam bentuk perbuatan
Di contoh ini yg aktif melakukan perbuatan adalah si anak kecil yg melempar batu.

Contoh Hitler dibawah ini masih relevan dengan pembahasan kita...

Quote
Begitu juga, dalam kasus Ibu atau Hitler tersebut, yang kita lihat hanyalah kondisi yang tidak memungkinkan ia untuk berpikir lebih dalam... dan hasil dari akumulasi semua kondisi tersebut, adalah "bakar anak". Maka secara matematis, jika memang elemennya ada 1+2-1+5, maka secara pasti hasilnya sudah tentu 7. Ini yang saya sebut netral, setelah mengamati semua kondisi pendukung, maka perbuatan itu sendiri tidak merupakan kesalahan siapa-siapa (apalagi kesalahan si Ibu belaka), melainkan akumulasi dari semua sebab-sebab lalu dan kondisi pendukung.

IMO, anda salah memahami hukum sebab-akibat.
Pemikiran anda -bahwa semua perbuatan kita sekarang adalah hasil kamma lampau kita- similar dengan konsep bahwa hidup ini sudah takdir, nasib, diatur oleh tuhan/diatur oleh kamma lampau kita. ini konsep FATALISM.

Logikanya, kalau semua keputusan dan perbuatan kita sekarang diakibatkan kamma lampau kita, sehingga semua perbuatan kita sekarang adalah netral, tidak berimbas apapun, bagaimana perbuatan ini akan menjadi penentu masa depan kita?

Motivasi kita, cetana kita sewaktu melakukan suatu perbuatan, Tidaklah Netral, kita mempunyai PILIHAN dan KEPUTUSAN.

Kondisi pendukung -seperti yg anda tulis- memang berpengaruh bagi kita dalam mengambil keputusan, tapi KEPUTUSAN yg kita ambil atas pilihan2 yg ada, tetap menjadi kamma kita. Apapun kondisi pendukungnya, tidak akan menjadikan perbuatan kita netral.

Misalkan kasus si Ibu: Ia membakar diri dan anak2nya krn niat mulia, krn latar belakangnya tidak berpendidikan, krn faktor ekonomi, krn lecehan masyarakat sekitar, dsbnya... semua faktor pendukung yg bisa dimaklumi ini, tidak lantas membuat perbuatan yg diambil si ibu tsb menjadi netral (atau bahkan perbuatan mulia/baik).

Quote
Jangan lupa, tetangga dan keluarga yang apatis juga turut menyumbang peran atas peristiwa itu untuk terjadi (ini banyak saya lihat di forum-forum berita, sifat introspektif dari elemen masyarakat, daripada sekedar menjatuhkan vonis bahwa ini salah mutlak Ibunya, sebab kurang bijaksana, dlsb).

Sudah jelas?

Ini penjelasan terakhir saya (terkait topik netral dan Ibu bakar anak). Jika masih belum mengerti juga, mungkin memang saya kurang mahir menjelaskan (untuk ini mohon dimaafkan sebesar-besarnya).

Cukup jelas bagi saya,
- Anda berpandangan bahwa suatu perbuatan dikarenakan sebab2 lampau dan kondisi2 pendukung lain, sehingga perbuatan tsb adalah NETRAL
- Saya berpandangan bahwa suatu perbuatan adalah KEPUTUSAN si pelaku, sehingga perbuatan TIDAK lah netral.

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #63 on: 15 February 2013, 09:13:28 AM »
 [at]  williamhalim

Menurut saya, ini hanyalah perpanjangan dari topik sebelah yang membahas kamma, namun ada pihak tertentu yang telah gagal sepenuhnya dalam mempertahankan argumennya namun tetap melekati pandangan salahnya erat-erat, sehingga melakukan pembenaran dengan cara menyatakan pandangannya adalah dari Mahayana, padahal Mahayana dan Theravada tidak berbeda paham dalam hal ini.

Jadi mau dibahas panjang bagaimanapun, hanya akan melihat argumen-argumen lucu saja dan memuaskan ego si penggenggam pandangan salah tersebut.

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #64 on: 15 February 2013, 09:14:29 AM »
Bagaimana coba kita memperbaiki apa yang hitler dan ibu itu lakukan.

Bila Hitler menganggap orang yahudi kaya raya daripada di lenyapkan mending di ajak kerjasama dan di kenakan spesial tax pada titik tertentu misal nya jumlah kekayaan sekian terkena tax 25%- 30%.


Coba untuk si ibu yang mendadak menjadi kepala keluarga karena suami nya di penjara, ada solusi?

kalau wa mengusulkan buka stand gado gado di depan rumah nya/ pasar ( selain itu juga bisa nasi uduk dll) utk orang pergi kerja pada pagi hari.

di pasar kopro misal nya yang jualan nasi uduk dan gado gado yang wa tahu cuma ada masing masing satu saja, bahkan tidak ada yang jual nasi ulam di pasar kopro tanjung duren.
« Last Edit: 15 February 2013, 09:36:29 AM by kullatiro »

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #65 on: 15 February 2013, 09:26:17 AM »
[at]  williamhalim

Menurut saya, ini hanyalah perpanjangan dari topik sebelah yang membahas kamma, namun ada pihak tertentu yang telah gagal sepenuhnya dalam mempertahankan argumennya namun tetap melekati pandangan salahnya erat-erat, sehingga melakukan pembenaran dengan cara menyatakan pandangannya adalah dari Mahayana, padahal Mahayana dan Theravada tidak berbeda paham dalam hal ini.

Jadi mau dibahas panjang bagaimanapun, hanya akan melihat argumen-argumen lucu saja dan memuaskan ego si penggenggam pandangan salah tersebut.
kok bisa yau pandangan salah om? anda belajar teori atau praktek? tolong dibedakan dong.

orang yang kutu buku, tau teori saja mana bisa tau tanpa praktek.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #66 on: 15 February 2013, 09:29:26 AM »
kok bisa yau pandangan salah om? anda belajar teori atau praktek? tolong dibedakan dong.

orang yang kutu buku, tau teori saja mana bisa tau tanpa praktek.
Adalah susah menyelidiki kebenaran pendapat satu praktisi dengan praktisi lainnya, namun tidak sulit membedakan opini seorang pembual delusional. Contoh gampangnya, para psikolog tidak perlu memiliki abhinna untuk mengenali orang sableng. 

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #67 on: 15 February 2013, 09:45:04 AM »
Adalah susah menyelidiki kebenaran pendapat satu praktisi dengan praktisi lainnya, namun tidak sulit membedakan opini seorang pembual delusional. Contoh gampangnya, para psikolog tidak perlu memiliki abhinna untuk mengenali orang sableng. 

maksud anda apa om? orang sableng dengan orang suci batasannya tipis ya?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #68 on: 15 February 2013, 10:11:56 AM »
Sdr. William yang berbahagia, sekali lagi cobalah untuk melihat secara lebih netral. :) Kalimat di atas, Anda interpretasikan sendiri sebagai bentuk diskriminasi kesucian, padahal sudah saya nyatakan, "Sebutan keagamaan hanya menimbulkan salah persepsi dan diskriminasi saja."
Kita cukup bicara secara umum, dari pengetahuan dan pengalaman pribadi (baik duniawi maupun spiritual), tidak perlu terlalu jauh mengutip doktrin (kecuali sudah dibuktikan, maka statusnya bukan lagi doktrin tapi testimonial).

Kalimat yg sy pakai menurut sy sudah umum Bro.. celakanya kalimat sy tsb cocok pulak dengan yg ada di Kitab.
Lantas, apakah sy tidak boleh menggunakan kalimat yg ada di kitab, hanya demi penampilan 'tidak-dogmatis'?

Dan, apakah semua yg menggunakan kata2 di kitab atau mengutip kitab anda anggap dogmatis?

Quote
Jika pesan dari saya belum Anda terima dan mengerti juga, bagaimana diskusi bisa berjalan dengan baik, bukan begitu?

Nah, bagus jika Anda bisa menegaskan bahwa Anda sudah menggunakan nalar dan juga sudah membuktikan.
Sekarang saya mau tanya, darimana Anda bisa berkata bahwa perbuatan si Ibu itu salah, apa acuannya?

Quote
Anda juga kurang bisa memahami kalimat. Baik buruk dan lurus tidak lurus adalah hal berbeda, sudah saya klarifikasi juga, tapi masih tetap diasosiasikan (cenderung dibuat seolah sama). Apa ini upaya untuk mengaburkan pengertian? Semoga bukan, saya yakin Anda seorang pribadi yang baik dan luhur.

Jika Anda minta jawaban dari saya, komentar saya terhadap perbuatan Ibu bakar anak tersebut:
Ibu tersebut akan menuai karma sesuai perbuatannya, yang persisnya hanya seorang Buddha yang mengetahuinya.

Nah, bila dilihat dari jawaban saya maupun Anda, mana yang lebih bersifat asumtif dan agak tendensius, melabeli suatu tindakan sebagai pencetus karma baik maupun karma buruk.

Anda menghindar untuk melabeli suatu perbuatan, tapi berani melabeli suatu motivasi.
Contoh:
- boddhisatva mengorbankan tubuhnya untuk binatang, perbuatatan mengorbankan diri menurut anda netral dan motivasi boddisatva baik
- ibu membakar anak, dengan motivasi ingin menghindari anaknya dari malu dan lapar: perbuatan membakar adalah netral, namun motivasi baik

Apa dasarnya penilaian anda motivasi baik/buruk, sedangkan perbuatan anda anggap netral?

Quote
Sampai disini paham kenapa saya tidak mau menghakimi dan memvonis?

Anda menghindar berpendapat soal 'perbuatan' tapi bisa berpendapat soal 'motivasi'

Quote
Anda dan anggota forum lain mungkin rajin mengkritik pemuka agama lain, yang sebentar mengharamkan sesuatu, sebentar memfatwakan sesuatu sebagai baik ataupun buruk. Tapi Anda sendiri dan mungkin anggota forum Buddhis lain, sering (acap) memberi labelisasi atau tuduhan tertentu kepada sebuah perbuatan, yang bahkan menurut Buddha semua makhluk itu anatta (sunya) dari sifat hakiki.

Jika memakai perspektif anda, kenapa anda berkeberatan orang2 mengkritik pemuka agama lain? Bukankah sesuai dgn yg anda bilang hanyalah sebab akibat, perbuatan tsb adalah netral? Juga, sesuai yg anda bilang kan hanya Buddha yg bisa menilai tindakan kritikan ini.

Quote
Bagaimana? Sudah paham atau belum bisa terima?

Kurangi ego, jika kita sama-sama dalam posisi belajar. Kalau berdiri di belakang doktrin dan merasa paling benar, niscaya diskusi akan berakhir dengan kebuntuan.

Sy paham pemikiran anda
Yg sy tidak paham, bagaimana anda bisa menilai orang lain dan tidak anda terapkan hal yg sama ke diri sendiri

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #69 on: 15 February 2013, 10:20:56 AM »
Tolok ukurnya sangat jelas, judul maupun postingan pembuka dari rekan William tidak menyinggung sama sekali tentang Upaya Kausalya. Kalau mau tetap dihubung-hubungkan, bagi saya hanya memperlebar fokus diskusi saja. :)

Masalah Upaya Kausalya adalah ujung yang ditawarkan beberapa rekan akan dasar dari topik ini dan ada pertanyaan apa itu Upaya Kausalya. Tetapi anda, Sdr. Sunya, tolak ukur yang mana yang telah anda sajikan mengenai ukuran jauh atau dekatnya penjelasan saya mengenai Upaya Kausalya? dari Sutra? Sutra mana yang anda ajukan? Tidak ada!

Argumen yang anda berikan atas topik Sdr. Williamhalim juga tidak ada tolak ukurnya. Yang ada adalah pendapat anda semata yang entah berdasarkan apa. Di akhir topik dari Sdr. Williamhalim jelas menyatakan keraguannya apakah yang dibahas adalah ajaran Mahayana atau bukan, hal ini wajar karena apa yang disampaikan tidak memiliki tolak ukur sehingga suatu argumen layak disebut sebagai berdasarkan ajaran Mahayana.


Quote
Dogma itu bukan bisa di on-off-kan, tapi bersifat ajaran, didikan. Kebenaran dari sebuah doktrin/dogma tentu harus dibuktikan. Kalau Anda menolak mentah sila dikatakan dogma, boleh tahu apa landasan Anda? Jika hanya keimanan belaka, maka ini sudah masuk dalam (maaf) kategori keyakinan/kepercayaan pribadi, dan ini tidak bisa diganggu gugat. Bukan begitu?

Nah itu dia pemahaman sempit mengenai Sila (Kemoralan, Kebajikan) hanya dipandang sebagai dogma yang berarti ajaran (ajaran dapat ditinggalkan atau direvisi sewaktu-waktu jika tidak diperlukan lagi, istilahnya on-off) yang harus dilakukan. Kemungkinan pemahaman yang sempit ini berasal dari hanya melihat formula Pancasila, Atthasila, Bodhisattva Sila yang pada dasarnya adalah Pelatihan Sila, bukan Sila itu sendiri. Oleh karena itu saya mengatakan: Adalah keliru jika kita meremehkan Sila dengan menganggapnya hanya sebatas dogma. (perhatikan pernyataan saya tersebut  apakah saya menolak sebagai dogma atau menolak dikatakan sebatas dogma)

Seperti yang saya sampaikan bahwa Sila itu adalah bagian kecil dari Dharma. Sang Buddha menemukan, melihat Dharma bahwa ketika seseorang melakukan perbuatan hal ini maka akan terjadi hal begini, melakukan perbuatan hal itu akan terjadi hal begitu. Akhirnya terlihat bahwa ada kelompok-kelompok perbuatan tertentu yang mengarah pada kondisi ini dan yang lain mengarah pada kondisi yang lain. Perbuatan-perbuatan yang mengarah kepada kemanfaatan, kebahagiaan, dan akhirnya membantu dalam Pelepasan disebut dengan Sila. Karena manusia cenderung melakukan perbuatan yang berbeda dengan perbuatan yang disebut Sila maka perlu ada pelatihan, maka muncullah Pelatihan Sila. Jadi bedakan mana Pelatihan Sila mana Sila itu sendiri.

Inilah alasan mengapa Sila bukan sekedar dogma. Sekali lagi saya tekankan: bukan sekedar dogma. Saya harap anda memahami maksud pernyataan saya ini.

Jika ingin mengetahui apa yang saya sampaikan ini (mengenai Sila adalah Dharma) merupakan iman atau bukan silahkan anda buka 4 Kebenaran Arya, di sana ada Sila, Samadhi dan Prajna. Dan karena Sila adalah Dharma, maka kita bisa menemukan beberapa ajaran mengenai Sila dalam ajaran agama lain dalam beragam tingkat dan pemahaman terlepas dari mana sumbernya. Sayang sekali jika ada seorang yang berusaha mengajar agama Buddha tapi baru tahu Sila adalah bagian dari Dharma.

Quote
Fenomena ini tidak hanya di agama Buddha, agama lain juga berkata bahwa kitab dan akidahnya bukan sekedar dogma, tapi merupakan hukum mutlak yang harus dijalankan agar bisa selamat. Kalau hanya begini, tidak banyak perbedaan agama Buddha dengan ajaran yang lain.

Sdr. Sunya, agama lain berhak mengklaim bahwa ajarannya bukan dogma, tapi kita berada dalam forum Buddhis, bukan di forum bebas, kita tidak berbicara agama lain, berarti kita lebih berhak mengatakan: “tidak hanya sebatas dogma” tapi tentu dengan alasan-alasan dan bukti yang terkait. Jadi keluhan anda ini tidak berdasar sama sekali.

Quote
Tulisan lain Anda tidak saya tanggapi, belum cukup berkaitan dengan yang dibahas. Pesan saya: Lihat sesuatu apa adanya, bukan membenarkan atau menyalahkan, apalagi pembenaran dan penyalahan. Itu saja komentar saya.
Salam bahagia dalam dharma.  _/\_

Saya bersyukur anda tidak menanggapinya toh sejak awal anda memang tidak memiliki dasar untuk apa yang akan anda ungkapkan. Bagi saya tetap relevan karena terdapat contoh yang membuktikan bahwa sekaliber Bodhisattva saja bisa juga masuk ke neraka akibat melanggar Sila, ini berarti Ia melakukan perbuatan buruk yang di dahului oleh NIAT Buruk yang berakhir keburukan dan ada NIAT Baik yang mengakibatkan diskon masa waktu di neraka. Ini juga membuktikan  cara kerja pikiran termasuk Niat. Sayang sekali anda tidak melihatnya. Sekali lagi saya bersyukur sehingga saya tidak perlu memamparkan sesuatu yang mendasar mengenai karma dan niat.

Demikian.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #70 on: 15 February 2013, 12:04:02 PM »
sudah banyak putjujjana mengaku bodhisatwa
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #71 on: 15 February 2013, 12:18:05 PM »
 [at] om kelana, perbedaannya adalah tolak ukur sunya adalah berdasarkan praktek yang notabene meremehkan orang2 yang cuma berdasarkan kitab2 dan buku yang sepertinya bagi orang yang sudah praktek ini adalah dasar2 dari buku tidak ada yang benar, walaupun benar mungkin hanya tisutta saja yang benar sedangkan yang lain salah.

Intinya adalah ada perbedaan seorang puthujana (orang yang berdasarkan kitab) dengan seorang ariya, (sudah menembus, sudah praktek)

Jadi mungkin kita tidak sekelas lah kalau membahas beginian dengan yang sudah praktek karena tidak akan nyambung, karena bagi yang praktek semua kitab dll itu hanyalah kebohongan.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Top1

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 429
  • Reputasi: 10
  • Hanya Sebuah Fenomena
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #72 on: 15 February 2013, 12:34:24 PM »
Puthujana dengan Arya sudah jelas berbeda, dari tulisan saja gak mirip sama sekali
Kalau Puthujana dan Terajana masih ada Persamaan di Jana-nya.

Bedanya Puthujana dan Terajana apa yah? Ada yang tahu  ;D

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #73 on: 15 February 2013, 12:48:55 PM »

Bahkan bisa sampai ke kesimpulan: tindakan ibu membunuh anak dan Berdana ke pengemis, dianggap perbuatan yg memiliki nilai yg sama, sama2 bermotivasi baik, dan tindakannya sendiri adalah netral saja...

Sampai disini jadi kelihatan kusutnya, sy jadi berpikir:
- apakah 'niat' yg dimaksud diatas sama dengan cetana yg dimaksud oleh Buddha?
- bedakah 'motivasi' dengan 'niat yg mendahului suatu perbuatan'?

::

Menurutku sepertinya beda....

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #74 on: 15 February 2013, 01:00:55 PM »
Puthujana dengan Arya sudah jelas berbeda, dari tulisan saja gak mirip sama sekali
Kalau Puthujana dan Terajana masih ada Persamaan di Jana-nya.

Bedanya Puthujana dan Terajana apa yah? Ada yang tahu  ;D

tulisan
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.