//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - williamhalim

Pages: 1 2 3 4 [5] 6 7 8 9 10 11 12 ... 192
61
Saya mau tanya, rekan William. Karma yang dihasilkan dari kesadaran kuat ataupun lemah, apakah sama kualitasnya?

yah jelas bedalah
- Dalam meditasi, jika kesadaran kuat, kita akan sebentar saja udah memasuki kondisi konsentrasi terpusat.. beda kalo kesadran lagi lemah, sebentar aja sudah ketiduran atau pikiran bermenung berkeliaran kemana2..
- Dalam berdana, jika dilakukan dengan pemahaman benar dan pemberian yg baik, akan beda kualitasnya jika diberikan dengan terburu2, tidak konsen dan grasa-grusu... (misalnya di lampu merah, tangan kiri sambil nyerocos di hp dan tangan kanan ngambil uang receh, kasih ke pengemis..)

Jadi, jelas sekali berbeda kamma antara kesadaran kuat dan kesadaran lemah

Quote
Setahu saya, dalam supranatural ada yang namanya kerasukan, atau dikendalikan. Jika ini masih disebut juga memiliki niat (cetana), maka (asumsi kita) niat (cetana)-nya lemah. Apa nilai karmanya juga sama?

Maksudnya kamma orang yg lagi kerasukan sama dengan ....(?).....

Btw, tentu saja kesadaran kuat/lemah turut mempengaruhi kualitas suatu perbuatan

----

Sebenarnya Buddha sudah menjelaskan dengan sangat terang:
- niat yg mendahului suatu perbuatan, itulah yg disebut kamma
- niat baik, adalah kamma baik yg akan berbuah baik
- niat buruk adalah kamma buruk, yg akan berbuah buruk
- tanpa niat, bukanlah kamma

Hal2 begini harus dipahami dan direnungkan sendiri...

::

62
Dipikir2 Sesat/Tidak-Sesat muncul karena adanya paksaan dari pemerintah bahwa "hanya ada 5 agama di Indonesia".. Padahal agama dan kepercayaan sangat beragam, berkembang, berevolusi, menjadi bermacam2 aliran dan tradisi..

Karena adanya paksaan untuk berpayung ke salah-satu dari 5 agama mainstream ini, maka terjadilah aliran yg beragam ini memaksakan diri bernaung ke salah satu, mis: Ahmadiyah ke Islam, Maitreya, Taoism ke Buddhisme, Yehovah ke kr****n, dstnya...

Alhasil tentu saja, krn memang dasar ajaran mereka sudah berbeda dari mainstream (makanya terpisah), akhirnya mainstream menuduh mereka sesat... padahal yg memaksa mereka bernaung ke mainstream kan ATURAN di INDONESIA.. kalau nggak, mereka pun nggak sudi memakai bendera agama mainstream kali...

DI Indonesia, pengaturan agama memang lebih banyak menimbulkan konflik, baik sesama agama yg sealiran ataupun agama yg berlainan...

Yah, begini jadinya kalau mencoba2 mengatur hal2 yg abstrak

::

63
coba tanyakan pada para orang tua,apa alasan mereka mendorong anak2 nya agar beragama atau ikut beragama ?
saya yakin kebanyakan akan menjawab---agar anaknya menjadi orang yang baik(prilaku/pribadi yang baik).

saya baru tahu sekarang,bila-----
umat Buddha berprilaku baik,karena punya target Nibbana.
kalau memang demikian ,saya pikir itu justru merendahkan umat Buddha dan ajaran Buddha itu sendiri.
berarti pertolongan yang dilakukan umat Buddha termasuk Sang Buddha kepada sesama umat semuanya ada pamrih ?

Sy pernah dapat ini:

Ada 4 tingkatan berdana:
- berdana krn terpaksa
- berdana krn ingin dipuji
- berdana krn memang kasihan
- berdana krn ingin melatih diri / menyadari manfaat dari berdana (melatih pengikisan kemelekatan)

Yg ke 4 adalah yg termulia. Kenapa?

Yg nomor 3 memang bagus, dan banyak orang2 yg begitu... tapi yg ke 4 lebih mulia krn ia menumbuhkan sesuatu dari tidak ada-menjadi ada.. ia berusaha.... ia melatih diri... ia tau apa yg ia lakukan dan senantiasa melatihnya menuju kesempurnaan berdana tertinggi

Bukan karena 'pamrih' tetapi krn menyadari manfaatnya dan tau tujuannya

Ini ibarat seorang yg hobby berenang krn suka dan orang yg berenang krn ingin menyempurnakan teknik dan kecepatannya...

::

64
Setahu saya, ada kasus orang memenangkan undian dan langsung tidak sadar (pingsan).

Kasus nyata:
1. Ibu teman saya pernah kehilangan sejumlah uang (cukup besar, di atas 100 juta rupiah) akibat modus kejahatan hipnotis di ATM.
2. Adik saya semasa kecil punya kebiasaan berjalan di waktu tidur (tengah malam, di saat sedang tertidur pulas).

Setahu saya, dari kedua kasus di atas tidak mungkin Ibu teman saya berbohong, dan/atau adik saya juga berbohong, sebab disaksikan langsung oleh anggota keluarga lain.

itukan pingsan gara2 shock.. pikiran shock atau tubuh shock, yabisa pingsan..
beda dengan kasus melakukan sesuatu secara bertahap dan kemudian mengaku tidak sadar waktu melakukan tahapan tsb...

Quote
Lalu ada juga kasus lebih umum, misalnya mengambil guling yang terjatuh saat tidur, atau menggertakkan gigi saat tidur (sleep bruxism). Kejadian seperti ini juga biasanya tidak disadari pelakunya (atau setengah sadar).

Betul, setengah sadar melakukannya, kadang tidak ingat..
Setengah Sadar, Bawah Sadar, adalah istilah sehari2.
Kalo ditilik dari Buddhisme, khususnya Abhidhamma, dijelaskan bahwa tidak ada tindakan yg kita lakukan tanpa didorong oleh cetana.. Bedanya hanya di kesadaran kuat atau lemah. Kalau kesadaran sedang kuat dalam melakukan sesuatu, maka kita akan ingat, kalau kesadaran terpecah (tidak fokus) kita akan setengah ingat, kalau kesadaran sangat lemah sekali kita bisa tidak ingat apa yg telah kita lakukan..

Jika tertarik mempelajari hal ini lebih dalam, bisa membuka lembaran2 Abhdihamma mengenai proses citta.. ada dijelaskan tahapan2 mental dalam melakukan sesuatu: ada citta yg berfungsi mencatat (tadaramancitta, sy lupa2 ingat).. kadang kalau kesadaran sedang lemah, proses pikiran kita tidak sampai pada tahapan pencatatan ini (ini yg kita bilang lupa)... Lalu ada citta yg fungsinya hanya sebagai penyambung ke citta berikutnya, dstnya...

Quote
Ada kondisi otak dimana frekuensinya menurun dari normal (Beta) ke lebih rendah (Alpha, Theta, atau Delta), dan tingkat kesadaran si subyek akan menurun seiring menurunnya frekuensi gelombang otak tersebut.

Maka kasus-kasus kerasukan, trance, kondisi meditatif, dsb, yang sulit dijelaskan dengan akal sehat, sebenarnya bermain dalam tingkat kesadaran lebih bawah (atau umumnya disebut kondisi bawah sadar, subconscious). Pada kondisi ini, pikiran pelaku akan amat minim mengontrol perbuatannya, sehingga pada kondisi sadar (Beta), dia (pelaku/subyek) sulit mengingat maupun (apalagi) menjelaskan tindakannya saat dalam kondisi "tidak sadar" tersebut.

Secara spiritual, umumnya disebut kesadarannya diambil alih (dikontrol) oleh kesadaran lain. Secara Buddhisme, sebenarnya amat erat berkaitan dengan konsep anatta, dimana diri ini hanyalah gabungan unsur-unsur yang tercipta dari proses (perbuatan) sebelumnya. Dan ketika proses sebelumnya mengakibatkan (menghasilkan) dampak sedemikian rupa, misalnya rangkaian sebab dan akibatnya pas (tepat), maka itulah yang terjadi.

Dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya ini juga terjadi di level awam, misalnya karyawan sulit membantah perintah bos/atasan, anak sulit membantah permintaan orang tua, dsb... dimana andil/peran si pelaku dalam menentukan keputusan (pilihan hidup) amat minim karena diintervensi oleh kesadaran (pikiran) lain.

Bahasa sehari2 kita dan penjelasan sains, cukup banyak bedanya dengan analisa kesadaran di Abhidhamma... Dapat sy katakan bahwa Abhidhamma lebih memuaskan menjelaskan misteri pikiran ketimbang sains, tentu saja jika sanggup membaca bbrp buku Abhdihamma yg njelimet itu...

Sy sendiri tidak terlalu membaca terlalu jauh buku2 tsb, krn skala prioritas juga... Sementara ini sutta2 dan praktik sederhana sehari2 lebih menarik perhatian sy ketimbang mendalami psikologi Abhdihamma

::

65
Saya juga bisa membakar rumah, dan setelahnya mengatakan "tidak sadar melakukannya"

Seringkali sy baca berita, bahwa setelah pelaku membunuh anaknya, atau membunuh orang tuanya, atau membakar rumahnya... setelah ditangkap mengakuny7a:
- tidak sadar melakukannya
- mendapat bisikan setan
.. dan alasan2 lain sejenis yg intinya adalah: melarikan diri dari tanggung jawab.

Tidak ada bukti bahwa dia tidak sadar saat melakukan perbuatan tsb.

Orang kalau sudah kepepet melakukan kesalahan, mengakunya nggak sadar, nggak sengaja, nggak tau.. tapi kalo giliran dikasih duit, langsung deh sadar terus..  nggak pernah orang nggak sadar giliran mo dikasih duit


::


66
logika w aj:

Pembagian tingkatan2 tsb adalah pembagian "pencapaian kondisi batin", artinya dikelompok2kan berdasarkan realisasi pengikisan kekotoran batin pada tiap2 tahapan.

Selanjutnya ada istilah: menunda pencapaian Nibbana sebelum semua makhluk terbebaskan (= Boddhisatva)
Balik ke logika lagi:
- Bukankah proses pemurnian batin adalah realisasi dari hasil disiplin dan latihan, apakah suatu "realiasi hasil latihan" bisa ditunda2?
- Realisasi = hasil, berarti otomatis dan tidak bisa ditunda. Klu mau yg bisa ditunda adalah latihannya (supaya tidak terlanjur berbuah)
- Artinya para Boddhistva sengaja meninggalkan kekotoran batinnya sedikit, menunggu semua makhluk lain terkikis dulu kekotorannya, baru kemudian melanjutkan lagi latihan dan disiplinnya..

Bukannya masalah Mahayana atau Theravada, logika begini sama sekali nggak bisa w pahami..

::

67
Saya juga baru bbrp saat belakangan (saat makan capcai sebelum Greenville kebanjiran) mendapat informasi bahwa nikaya2 yg 'tua' adalah Digha, Majjhima, Samyutta dan Anguttara. Sedangkan Khuddaka, sebagian isinya dianggap tidak-terlalu-tua dan banyak pengembangan belakangan...

Berikut lampiran dari sumber kita sendiri, hasil baca2 penasaran sy:

http://dhammacitta.org/dcpedia/Kumpulan_Khotbah_Sang_Buddha_(Bodhi)#Asal-Mula_Nik.C4.81ya-Nik.C4.81ya
Quote
Keempat Nikāya utama adalah:
Dīgha Nikāya: Koleksi Khotbah-khotbah Panjang, tiga puluh empat sutta yang disusun dalam tiga vagga, atau buku.
Majjhima Nikāya: Koleksi Khotbah-khotbah Menengah, 152 sutta yang disusun dalam tiga vagga.
Saṃyutta Nikāya: Koleksi Khotbah-khotbah Berkelompok, hampir 3000 sutta pendek yang dikelompokkan dalam lima puluh enam bab atau saṃyutta, yang disusun dalam lima vagga.
Aṅguttara Nikāya: Koleksi Khotbah-khotbah Bernomor (atau mungkin, “Khotbah-khotbah Menaik”), kurang lebih 2,400 sutta-sutta pendek yang disusun dalam sebelas bab, yang disebut nipāta.

dan ini penjelasan soal Nikaya kelima; Khuddaka Nikaya, yg diduga banyak pengembangan belakangan sehingga akhirnya menjadi tebal:

Quote
Di samping empat Nikāya utama, Sutta Piṭaka Pāli juga memasukkan Nikāya ke lima, yang disebut Khuddaka Nikāya. Nama ini berarti Koleksi Minor. Mungkin awalnya terdiri dari hanya beberapa karya minor yang tidak dapat dimasukkan ke dalam empat Nikāya utama. Tetapi dengan semakin bertambahnya karya-karya selama berabad-abad dan ditambahkan ke dalamnya, maka ukurannya membengkak hingga menjadi bagian yang paling tebal di antara lima Nikāya. Akan tetapi, di jantung Khuddaka, terdapat suatu konstelasi kecil karya pendek yang disusun seluruhnya dalam bentuk syair (yaitu, Dhammapada, Theragāthā, dan Therīgāthā) atau campuran prosa dan syair (Suttanipāta, Udāna, dan Itivuttaka) yang gaya dan isinya menyiratkan bahwa buku-buku ini berasal dari masa kuno. Teks lain dari Khuddaka Nikāya – seperti Paṭisambhidāmagga dan dua Niddesa – mewakili sudut pandang aliran Theravāda dan dengan demikian pasti disusun pada masa Buddhisme Sektarian, ketika aliran-aliran awal telah mengambil jalan berbeda dari pengembangan ajaran mereka.

Dan ini penjelasan bahwa 4 Nikaya-tua Pali + sebagian dari Khuddaka Nikaya yg masih memiliki padanan dengan 'Tipitaka-Cina':

Quote
Empat Nikāya dalam Kanon Pāli memiliki padanannya dalam Āgama dalam Tripitaka China, walaupun berasal dari aliran awal yang berbeda. Bersesuaian dengan masing-masing secara berturut-turut adalah Dirghāgama, mungkin berasal dari aliran Dharmaguptaka, aslinya diterjemahkan dari Prakrit; Madhyamāgama dan Samyuktāgama, keduanya berasal dari aliran Sarvātivāda dan diterjemahkan dari Sanskrit; dan Ekottarāgama, bersesuaian dengan Aṅguttara Nikāya, umumnya dianggap berasal dari cabang aliran Mahāsaṅghika dan telah diterjemahkan dari dialek Indo-Arya Tengah atau dialek campuran Prakrit dengan unsur Sanskrit. Tripiṭaka China juga berisikan terjemahan sūtra-sūtra dari keempat koleksi, mungkin berasal dari aliran lain lagi yang tidak teridentifikasi, dan terjemahan buku-buku tersendiri dari Koleksi Minor, termasuk dua terjemahan Dhammapada (salah satu yang dikatakan paling mirip dengan versi Pāli) dan beberapa bagian Suttanipāta, yang, sebagai sebuah karya yang berdiri sendiri, tidak terdapat dalam terjemahan China.

::

68
Aneh juga kesimpulan ini, krn yg biasanya sy tau, dasar orang2 meneliti banyak agama adalah:

- tidak puas dgn agama yg dianutnya sejak lahir
- ingin mencari arti kehidupan ini..
- ingin mencari kelemahan agama selain agamanya
- tertarik filsafat keagamaan

Quote
Dari 3 BAB tersebut diatas,sebetulnya misi utama semua agama ada di BAB 1,tapi dalam kenyataan justru BAB 1 itu yang sering ditinggalkan/dilupakan atau diremehkan oleh umat manusia,

BAB 1-------tentang  prilaku umat---jujur,kasih sayang terhadap sesama,sopan santun,jangan mencuri,menyakiti,membunuh ,memaki,mencela dsb dsb.-----semua agama sama.
BAB 1 a-----tentang teknik untuk mendukung BAB 1----meditasi,puasa,vegetarian,baca mantra,wirit,doa khusus, dsb-----tiap agama/aliran beda.

Agama2 wahyu memang mungkin, base-nya dulu demi untuk mengatur sekelompok besar orang... Aturan disebutkan diturunkan dari langit agar orang2 patuh dan mudah diatur..

Namun sebagian agama berasal dari pencarian tentang arti kehidupan. Ada yg menyebutnya agama-bumi. Tujuannya bukan untuk mengatur, namun disiplin2 yg ada adalah untuk mencapai tujuan 'kesempurnaan' sesuai dgn defenisi masing2...

Jadi, tidak dapat digeneraliasi bahwa tujuan semua agama adalah untuk 'perilaku'..
Contohnya Buddhisme: tujuannya adalah Nibbana, aturan perilaku hanyalah jalan untuk mencapai tujuan tsb..

::


69
Penampakannya seperti Ganesha (gajah) gitu ?

ide yg baik untuk mengambil sosok Ganesha, lebih gampang menjaring umat..
lebih ada penyegaran: sosok2 gendut kan belakangan ini lumayan laku.
Lambang kesejahteraan, toh...

Pada lupa ya, ada aliran ryuyana?

Udah lewat Bro... ikut aliran baru gw aja...
Gw jadiin pandita kepala, mau?

::

70

Menurut umat2 Tao, Hendra bermaksud mengadu domba antara aliran Maitreya dengan aliran Tao.
Beberapa umat aliran Theravada di sini cenderung FANATIK (Mirip2 FPI) yang mau mengatakan aliran-nya lah yang paling benar, di luar itu SALAH.
Saya sudah baca beberapa senior di sini menyerang tulisan2 sunya di aliran Mahayana.

Sesama aliran Buddha sebaiknya jangan ribut, sekarang kan ada aliran Maitreya jadi serang di sini saja. Silahkan, cuma saya gak berniat mengomentari-nya  :D

begitulah..

Pertama datang bawa seabreg konsep..
Saat konsep tsb dipertanyakan, diargumentasikan.. awalnya masih bisa menjawab, lama kelamaan pihak yg tidak dapat lagi berargumen secara konsisten, mulai merasa tersudut dan mulai subjektif (anda mirip FPI, anda kasar, tidak mau menerima perbedaan, dsbnya) akhirnya berteriak "saya diserang"

Kadang berusaha mencari simpati dan dukungan pihak lain, dalam kasus ini membawa2 Mahayana untuk diadu dengan Theravada...



::

71
Metteya udah dipilih duluan, silahkan pilih Raja Rama atau yang lainnya. :D

Untuk aliran baru gw, sebisa mungkin gw pilih yg paling ujung aja deh: Palaleya ya?

Agama Buddha Palaleya..
kitab2nya dijamin lbh modern drpd kitab Tipitaka Buddha Gotama yg skrg.
Juga jauh lebih futuristik dibanding  Agama Buddha Matreya

Top 1 tertarik?
Bisa jadi murid pertama gw loh, dijamin namanya akan tercatat di kitab suci Buddha Palaleya

::


72
Buddha Maiterya aja belum muncul, sudah ada ajaran nya ???
bisa2 aja para pengarang  :(

Gw sepertinya juga ga mo kalah dan lagi mikir2 untuk mendirikan aliran yg lebih baru lagi...

Jadi, ada yg bisa infokan ga, setelah Buddha Maitreya rumornya Buddha apa lagi?

::


73
Studi Sutta/Sutra / Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« on: 20 January 2013, 01:57:14 PM »
Sekarang begini, rekan Adi Lim, dalam Mahayana jelas tujuannya adalah Samma Sambuddha melalui jalur Bodhisattva-Mahasattva, sedang dalam aliran lain (saya hindari penyebutan agar tidak dikatakan pengecilan) jelas juga tujuannya adalah Arahat/Arahanta/Arhat. Bila paham kedua definisi tersebut (Samma Sambuddha dan Arahat) tentu sudah dapat menarik sendiri kesimpulan.

Seperti halnya sarjana S1 dan Profesor, serta ukuran mesin mobil, apakah jika yang satu disebut lebih kecil adalah sebuah penghinaan?

Saya kira realita lebih penting dari persepsi. Misalnya saya berberat badan 100 kg, tentu saya boleh mengatakan Anda lebih kecil jika hanya berbobot 50 kg atau dibawah 100 kg. Jika ini disebut mengecilkan atau merendahkan, bukankah itu sudah masuk dalam ranah persepsi (penilaian subyektif)?

Lihat sesuatu apa adanya, realita memang hanya demikian adanya.

 _/\_

Jalan kami adalah jalan besar (maha) dan jalan anda adalah jalan kecil (hina)

dimana realitanya?

::

74
yg di beritakan yesus tentang firman allah ada kebenaran .....
Yg di temukan oleh buddha tentang pencerahan adalah kewajiban bila manusia ingin sampai kerumah bapa di surga
hanya dgn hilangkan,keinginan nafsu dunia maka kerajaan allah bapa telah ada di dalm hidup dan hati kita ........
Sancai.............3x     amin

Jalan Buddhisme untuk merealisasi pencerahan sangatlah rumit, perlu mengikis semua kekotoran batin sampai ke akar2nya, perlu waktu lama agar bisa tercapai..

Tapi Jalan menurut Agama lain sangat mudah, hanya perlu mengakui Allah, atau Yesus, atau Tuhan.. diselingi perbuatan baik disana-sini, sudah cukup untuk masuk kerajaan Bapa...

Yg mana menurut anda yg harus kita tempuh?

::

75
seharusnya tuhan agama buddha terutama aliran tridhamma yaitu tuhan allah......
Kalau alhran lain kg tau deh......?
Tapi masalah percaya akan adanya allah sy budhis sy yakin dan percaya seperti sy yakin dan percaya sidharta penunjuk jln kenibana........namaste

Apa sebenarnya hubungan Allah dan Nibbana?

::

Pages: 1 2 3 4 [5] 6 7 8 9 10 11 12 ... 192