Terimakasih atas tanggapan2 Rekan2 sekalian.
Semua menjadi masukan bagi saya..
Sedari awal, memang saya sengaja memasukkan judul kicauan, karena memang saya mengetahui bahwasanya, tulisan ini yang merupakan Kisah Pengalaman Nyata yang saya alami hanya akan dianggap kicauan.. Belum lagi segelintir kisah-kisah yang sengaja tidak saya ungkapkan ke publik karena saya 'penakut seperti halnya Buddha Gautama..
'Takut untuk mengeluarkan fakta yang sulit diterima, ujung2nya fakta tersebut hanya jadi bahan perdebatan. Maaf, saking saya begitu menghargai fakta, saya tidak menginginkan fakta menjadi bahan perdebatan yang tidak berguna.
(bila anda beranggapan Buddha Gautama bukan penakut seperti yang saya tuliskan di atas, stigma kefanatikan anda terhadap Buddha Gautama sudah teramat besar)
Ada seorang rekan dalam pembicaraan kami bertanya kepada saya, kenapa saya gak masukkan saja tulisan2 saya dari forum lain ke sini? Kisah2nya bagus kok..
Bagi pembaca itu kisah.. Bagi saya itu pengalaman pribadi saya. Saya katakan padanya, sebagian besar orang disini tidak dapat memahami metoda penulisan saya. Jadi untuk apa saya memberikan sesuatu yang menjadi tidak bermanfaat kepada forum ini.
Mengapa saya cenderung enggan merespon dengan baik pertanyaan2 yang diajukan?
Tamu-tamu yang datang nampaknya sudah tidak memahami kesopanan... wajar saja karena mungkin selama ini mereka jarang bersikap sopan kepada orang lain. Mereka sopan karena takut. Di hadapan sang Buddha mereka sopan, di hadapan orang lain mereka enggan..
Kenapa saya katakan seperti itu, mereka tidak tahu dan berasumsi di awal bahwa tulisan saya adalah bentuk kekecewaan saya dan nenek saya terhadap theravada.
Maaf, nampaknya kalian betul-betul perlu mengkaji ulang pemikiran kalian. Tulisan saya adalah tulisan dari kisah perjuangan saya dalam penggalangan dana. Isi tulisan di atas adalah mengenai NIAT BAIK dalam berbuat penggalngan dana.
Seringkali niat baik itu tidak terlihat oleh orang lain dan membuat kita patah semangat atas tuduhan2 yang diberikan.
Namun sekali lagi, itu ujian terhadap niatan awalnya. Bila memang niatan tersebut memang baik, maka hasil yang akan muncul adalah baik pula di akhirnya. Terbukti dari seorang nenek yang memahami tujuan saya menggalang dana dan memberikan dukungan moral yang amat berarti dalam perjuangan saya.
Loh, kenapa ada tulisan theravada itu fanatik
Lah emang itu isi percakapannya.. Kamu mau saya bohong demi menghindari perdebatan?
Sudah saya lakukan dari pembicaraan2 saya dengan rekan2 lain.. Dan mereka inginnya saya jujur....
Saya jujur di awal penulisan kisah saya, saya dikomplen.
Jadi apapun tindakan jujur dan tidak jujur, Komplen itu akan tetap ada... "Kritis" kata mereka...
"munafik" kata saya..
Jadi apakah hal tersebut dapat dibenarkan dengan jalan saya berbelit2 menjawab pertanyaan yang diajukan?
Sedari awal, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sudah tidak ada hubungannya dengan tulisan saya. Namun para penanya sudah memiliki pikiran yang berbeda bahwasanya tujuan saya adalah menjatuhkan wibawa Theravada yang katanya murni..
Murni itu sisi baiknya.. sisi buruknya dianggap aib yang dibalas dengan bantahan2 untuk membela sisi baiknya...
Yah selalu ada pro dan kontra dalam hal ini..
Saya tidak mengharapkan kalian membela pendapat yang saya kemukakan dengan kejujuran saya.
Dan untuk saat ini, mohon maklumannya kepada rekan-rekan bagi saya untuk memahami mengapa saya memberikan tulisan2 saya dan berkontribusi kepada forum ini.
Di tempat ini, tulisan saya tidak ada manfaatnya. Sebelum saya membuang energi sia-sia untuk tempat berlumpur ini, saya putuskan untuk mengakhiri sampai disini saja.
Bukan karena tebalnya lumpur yang membuat saya memutuskan, namun kemampuan saya di tempat tersebut tidak memadai. Saya tidak dapat bertahan di tempat yang terlampau tebal lumpurnya..
Kemampuan saya hanya kecil.. hanya kepada sebagian kecil orang saya dapat menjadi manfaat. Dan saya berpuas diri...
Aum Mani Padme Hum..
Semoga permata teratai suci dapat mekar di batin kita. Demikian hendaknya.