sejak kecil, saya terus bergantung pada orang lain bahkan pada benda-benda
. mulai dari orang tua, teman, guru, dokter, pohon, hewan, tv, radio, mainan, rumah dan berbagai hal-hal lainnya yang berada di luar diri saya
.
pendidikan, pengetahuan, rasa terima kasih, keinginan untuk balas budi, rasa ketergantungan pada keamanan dan kenyamanan telah membuat saya tidak mau memisahkan diri dengan hal-hal eksternal itu
.
rasa damai ketika memohon pada sosok tertentu, rasa bahagia ketika berada di dekat orang-orang yang disayangi, keinginan untuk menjadi sesuatu agar dapat membahagiakan orang tua atau membalas jasa orang-orang atau sesuatu yang telah berjasa membuat saya melebur menjadi satu bersama mereka, membentuk tujuan hidup, membentuk konsep kebahagiaan, membentuk pola pikir sehari-hari
.
padahal segalanya itu selalu berubah, tidak kekal
. tidak dapat selalu memberikan kebahagiaan karena tidak bisa kita cengkeram
. yah.. tidak bisa kita cengkeram karena semuanya itu bukanlah sesuatu yang abadi, perlahan tapi pasti segalanya akan menjadi tercerai berai, termasuk tubuh kita sendiri
.
ketika tidak ada ketepatan.. hm.. kecocokan.. keserasian.. hm.. mungkin lebih tepat ketika tidak ada ikatan lagi, maka segalanya akan kembali tercerai mencari kecocokan.. keserasian.. atau ikatan yang baru lagi
.
itulah bagaimana saya merasakan hal-hal eksternal mencengkeram kemudian kembali menghilang menimbulkan luka yang dalam dan dengan bodohnya saya mencari ikatan-ikatan baru lainnya yang pada akhirnya menimbulkan luka-luka mengerikan lainnya
.
begitulah pikiran saya dulu yang masih terkonsep hasil dari cengkeraman hal-hal eksternal
. tapi sekarang berbeda, kebahagiaan itu ada bukan karena kita mencari, membangun, membentuk, berpikir, memperbaiki, menerima, atau pasrah, karena semuanya akan lekang oleh waktu, semua itu akan menimbulkan keragu-raguan karena keadaan yang tidak pasti
.
kebahagiaan dapat dicapai dengan menyadari
. menyadari segala sesuatu yang memang seperti itu, sehingga tidak perlu lagi kita mencari, membangun, membentuk, berpikir, memperbaiki, menerima ataupun pasrah
. karena memang sekarang kita sudah tahu oleh karena itu maka tidak ada lagi yang perlu kita lakukan untuk mencari cara untuk bahagia
. kita sudah melihat air danau yang tenang, yang apabila kita aduk-aduk lagi akan membuat permukaan air bergolak dan isinya akan menjadi kacau kembali
.
lihatlah mereka yang kegirangan melihat ikan yang indah kemudian mulai mencoba menangkap ikan itu tapi tidak berhasil karena air kembali keruh dan tidak dapat melihat ikan itu lagi, keindahan ikan itu telah berlalu tergantikan oleh kekeruhan air
. begitu juga kebahagiaan pada hal-hal eksternal yang selalu dibuntuti oleh kekecewaan sehingga kita yang sadar tidak perlu lagi mencari kebahagiaan dari eksternal itu
.
inilah pentingnya kenapa kita harus mengandalkan diri sendiri, agar kita dapat melihat yang sesungguhnya tanpa terikat oleh apapun juga
. belajar memperhatikan segala sesuatu, hingga sedetil-detilnya hingga kita dapat melihat langsung bagaimana pola pencengkeraman itu
. lihatlah segala sesuatu itu secara 1 lingkaran penuh, lihat bagaimana awalnya, prosesnya dan akhirnya jangan hanya melihat awalnya saja, atau akhirnya saja, atau prosesnya saja, karena itu dapat menjebak kita masuk dalam cengkeramannya sekali lagi
.