Dear Magabudhi, Patria, CMS/VMS;
Berikut saya coba wartakan Dhammatalk 6 Feb 2009, pukul 19.30 WIB di CMS.
------------EVENING CHANTING--------------- Pukul 19.30 tepat, 7 anggota Sangha memasuki ruang puja dan Bhante Khemanando memimpin Evening Chanting *ala Thailand* Tak heran jika sebagian peserta mungkin merasa tidak familiar dengan palivacana yang dibacakan, seperti: Buddhabhigitim, Dhammabhigitim, dan Sanghabhigitim.
Ketiganya memiliki makna pemujaan tertinggi untuk Buddha, Dhamma, dan Sangha. Di setiap akhir pemujaan, kita akan bersujud membungkuk sampai kepala menyentuh lantai sambil mengucapkan yang berikut ini sampai selesai baru kembali ke posisi duduk bersujud:
"Kayena vacaya va cetasa va, Buddhe/Dhamme/Sanghe kukammam pakatam maya yam, Buddho/Dhammo/Sangho patigganhatu accayantam, Kalantare sam varitum va buddhe/dhamme/sanghe" (dibaca terpisah untuk setiap ratana)
yang artinya kira-kira seperti ini:
"Melalui badan jasmani, ucapan, maupun pikiran; perbuatan salah yang telah kuakui di hadapan Buddha/Dhamma/Sangha; semoga pengakuan kesalahanku diterima; dan aku akan mendapatkan pengendalian dalam Buddha/Dhamma/Sangha."
------------Q & A---------------
Dalam sesi Q & A, ada beberapa pertanyaan dari umat. Jawaban diberikan oleh Bhante Avudhapannyo Mahathera dibantu oleh Bhante Tejapunnyo Thera dan Bhante Khemanando supaya tidak terjadi miskomunikasi karena masalah bahasa.
Demikian yang saya dengar dan pahami dari jawaban para Bhante.
1. Dewa adalah makhluk2 yg pikirannya bergembira. Seseorang yg memiliki hiri (malu) dan ottappa (takut) akan perbuatan jahat layak disebut seorang dewa. Jika seseorang memiliki 2 dhamma tsb, maka dia patut dipuja.
2. Kalau mau minta sesuatu, jangan minta kepada dewa; mintalah kepada dewa yg ada di rumah, alias orang tua kita. Walaupun demikian seorang anak harus tahu batas dalam meminta sesuatu kepada orang tua. Seharusnya anak menyokong orang tua, karena orang tua adalah dewa di rumah yg perlu dipuja?.
3. ?Kegiatan upacara sembahyang untuk tolak bala bukanlah kamma buruk. Ini dapat dianggap praktik awal dari menghormati. Akan tetapi, kepercayaan bahwa upacara sembahyang dapat mengubah nasib harus dilepaskan.? Kalau kita memang melakukan kamma buruk, maka vipaka pasti akan muncul.
Seharusnya kita sadar bahwa kamma buruk yang telah kita lakukan akan berdampak tidak baik, sehingga perbaikilah dengan tidak melakukan kamma buruk itu lagi. Sekali lagi, upacara tidak akan melepaskan kita dari kamma buruk. Praktikkan dana, sila, dan bhavana.
?
4. Tidak perlu memperhatikan warna-warni (nimitta) yang muncul sewaktu bermeditasi. Tetaplah di objek awal. Hal2 itu akan hilang dgn sendirinya.
Sebelum pikiran tenang, hal2 tersebut akan muncul. Walaupun pikiran bercabang2, pikiran itu hanya satu. Seperti gelas; diisi air terus, gelasnya penuh. Kalau airnya dibuang semua, gelasnya kosong. Mau diisi air atau tidak, gelasnya sendiri tetap.
5. Meditasi intinya adalah pikiran bersih, menghentikan asava (arus kekotoran batin).
6. ??Istilah BuddhaBar, terlepas dari apa niat dari pemakaian nama tersebut, adalah tidak patut, tidak sopan, dan tidak cocok.??
7. Kehidupan seorang bhikkhu adalah seperti kumbang yg mengisap madu, tanpa merusak bunganya. Pemujaan kepada bhikku, dengan beranjali, bernamakara merupakan reaksi berdasarkan keyakinan. Seharusnya keyakinan ini cepat atau lambat bermuara ke semangat melenyapkan dukkha. Kelestarian Buddhadhamma bergantung pada bhikkhu dan umat. Bhikkhu layak dipuja sebagai seorang guru. Umat Buddha diharapkan tidak tergolong dalam umat hari raya, umat KTP, umat kapal selam, dan umat bhikkhu; melainkan umat yg
betul2 memiliki keyakinan. Seharusnya siapapun bhikkhunya, umat akan melayani dan mendukung. Umat Buddha yang punya keyakinan juga dapat dibagi menjadi dua kelompok: pengikut dan pemeluk. Pemeluk, bagaikan memeluk guling, akan datang mencari jika perlu; sedangkan pengikut, di keadaan apapun, mengikuti Buddhasasana.
------------PENUTUP---------------
Acara ditutup dengan pembacaan Pattidana. Sudah berbuat baik, tentu jangan lupa melimpahkan jasa. Setelah itu, para bhikkhu meninggalkan ruang puja pada pukul 10 lewat.
PS:
1. Volume suara Bhante Avudhapannyo agak kecil, dan saya cenderung menganggap bahwa gaya jawaban Bhante memang agak lain dalam menanggapi pertanyaan. Dengan demikian, mohon koreksi jika saya salah dalam membuat resume di atas. Saya juga kirimkan ini untuk Bhante Khemanando.
2. Video rekaman Dhammatalk ini setelah selesai dapat diminta ke Dayaka CMS. Mungkin 1 bulan lagi ^^
Mari sukseskan kegiatan pindapata dan peringatan Maghapuja, Minggu, 8 Feb
2009 di CMS!
Semoga berbahagia.
--
Paulus Liem