//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Kisah perumpamaan kecapi  (Read 15773 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Kisah perumpamaan kecapi
« Reply #15 on: 23 March 2009, 11:28:36 PM »
cuma rekayasa itu ada "?" jadi saya juga masih tunggu konfirmasi.

Offline Dhamma Sukkha

  • Sebelumnya: Citta Devi
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.607
  • Reputasi: 115
  • kilesaa... .... T__T""" :) _/\_
Re: Kisah perumpamaan kecapi
« Reply #16 on: 23 March 2009, 11:35:45 PM »
betul, Rocun, itu adalah nasihat Sang Buddha kepada Sona Thera, jadi kisah pengamen ini cuma rekayasa?
cek angg, kisah pengamennya bukannya juga ada ketika Pertapa Gotama lagi laksanain praktek penyiksaan diri?

w mo nanya nih...
Para Sottapanna, Sakadagami dan Anagami, tinggal di alam brahma ya?

Klo ya, berarti Yang menyamar jadi tukang kecapi itu, salah seorang dewa yang sudah memasuki arus dari alam Brahma, yang akan dilahirkan tinggal beberapa kali saja.\ ;D /\ ;D /\ ;D /
Kalau dewa yang menyamar tersebut, merupakan seorang yang sudah memasuki arus, pastinya ia sudah tau mengenai jalan tengah tersebut\ ;D / _/\_


Metta Cittena,
Citta _/\_
« Last Edit: 23 March 2009, 11:38:32 PM by Citta Devi »
May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Kisah perumpamaan kecapi
« Reply #17 on: 23 March 2009, 11:45:15 PM »
cek angg, kisah pengamennya bukannya juga ada ketika Pertapa Gotama lagi laksanain praktek penyiksaan diri?

CD, ini yg perlu dikonfirmasi, apakah kisah ini betul?

Offline Dhamma Sukkha

  • Sebelumnya: Citta Devi
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.607
  • Reputasi: 115
  • kilesaa... .... T__T""" :) _/\_
Re: Kisah perumpamaan kecapi
« Reply #18 on: 23 March 2009, 11:59:40 PM »
cek angg, kisah pengamennya bukannya juga ada ketika Pertapa Gotama lagi laksanain praktek penyiksaan diri?

CD, ini yg perlu dikonfirmasi, apakah kisah ini betul?

cek angg, mungkin saja betul...
yang menyamar sebagai tukang kecapi itu bisa saja seorang dewa dari alam Brahma.
Seperti Anagami misalnya, yang tidak akan dilahirkan lagi di dunia, dan akan mencapai Nibbana di alam Brahma...
Bukannya dewa tersebut sudah mencapai tingkat kesucian Anagami(<=misalnya), dan tentunya Orang yang sudah memasuki arus, tahu mengenai Jalan Tengah, Lalu memberikan petunjuk kepada Samana Gotama bahwa praktek Dukkhacariya itu tidaklah berfaedah...

Hanya menurutku saja... :P :P :P

Metta Cittena,
Citta _/\_
May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Kisah perumpamaan kecapi
« Reply #19 on: 24 March 2009, 12:05:48 AM »
cek angg, kisah pengamennya bukannya juga ada ketika Pertapa Gotama lagi laksanain praktek penyiksaan diri?

CD, ini yg perlu dikonfirmasi, apakah kisah ini betul?

cek angg, mungkin saja betul...
yang menyamar sebagai tukang kecapi itu bisa saja seorang dewa dari alam Brahma.
Seperti Anagami misalnya, yang tidak akan dilahirkan lagi di dunia, dan akan mencapai Nibbana di alam Brahma...
Bukannya dewa tersebut sudah mencapai tingkat kesucian Anagami(<=misalnya), dan tentunya Orang yang sudah memasuki arus, tahu mengenai Jalan Tengah, Lalu memberikan petunjuk kepada Samana Gotama bahwa praktek Dukkhacariya itu tidaklah berfaedah...

Hanya menurutku saja... :P :P :P

Metta Cittena,
Citta _/\_

Maaf CD, soalnya gue lagi gak tertarik sama yg MUNGKIN, makanya mau tau sumber yg valid

Offline Dhamma Sukkha

  • Sebelumnya: Citta Devi
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.607
  • Reputasi: 115
  • kilesaa... .... T__T""" :) _/\_
Re: Kisah perumpamaan kecapi
« Reply #20 on: 24 March 2009, 12:13:47 AM »
cek angg, kisah pengamennya bukannya juga ada ketika Pertapa Gotama lagi laksanain praktek penyiksaan diri?

CD, ini yg perlu dikonfirmasi, apakah kisah ini betul?

cek angg, mungkin saja betul...
yang menyamar sebagai tukang kecapi itu bisa saja seorang dewa dari alam Brahma.
Seperti Anagami misalnya, yang tidak akan dilahirkan lagi di dunia, dan akan mencapai Nibbana di alam Brahma...
Bukannya dewa tersebut sudah mencapai tingkat kesucian Anagami(<=misalnya), dan tentunya Orang yang sudah memasuki arus, tahu mengenai Jalan Tengah, Lalu memberikan petunjuk kepada Samana Gotama bahwa praktek Dukkhacariya itu tidaklah berfaedah...

Hanya menurutku saja... :P :P :P

Metta Cittena,
Citta _/\_

Maaf CD, soalnya gue lagi gak tertarik sama yg MUNGKIN, makanya mau tau sumber yg valid
Ntar deh w cari coba...\ ;D /
dah mo off nih... sambil tidur w cari coba cek angg\ ;D /
ntar klo dah ketemu, besok klo bisa w post...klo bisa(soalnya rabunya ujian kimia>.< sama ada tugasnya>.<)
wnya mengatakan mungkin, soalnya karena blum pasti lhe...^^"""
tidak mungkin wnya langsung mencap bahwa hal tersebut benar2 seperti demikian kejadiannya :)) :P
 
Metta Cittena,
Citta _/\_
May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

Offline Brado

  • Sebelumnya: Lokkhitacaro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.645
  • Reputasi: 67
Re: Kisah perumpamaan kecapi
« Reply #21 on: 24 March 2009, 08:03:29 AM »
Kalo nanya embah gugel, dapatnya di wiki juga ada, cuma sumber resminya kalo bedah2 tipitaka, saya pribadi belum berkompeten untuk itu

http://id.wikipedia.org/wiki/Siddhartha_Gautama#Masa_pengembaraan

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Kisah perumpamaan kecapi
« Reply #22 on: 24 March 2009, 08:37:11 AM »
Ntar deh w cari coba...\ ;D /
dah mo off nih... sambil tidur w cari coba cek angg\ ;D /

punya abhinna apa ney anak, bisa nyari di Tipitaka sambil tidur... :-?
i'm just a mammal with troubled soul



Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Kisah perumpamaan kecapi
« Reply #23 on: 24 March 2009, 09:42:06 AM »
sewaktu Sang Bodhisatta sedang melakukan praktik pertapaan keras, datanglah serombongan pengamen yang menyanyikan kira2 spt berikut ini:

"Jika dawai terlalu kencang, maka akan putus dan tidak berbunyi.
Jika terlalu kendur juga tidak berbunyi.
dawai harus seimbang, tidak terlalu kencang dan tidak terlalu kendur,
agar menghasilkan bunyi yg merdu"

1. adakah yang tahu darimana sumbernya dalam Tipitaka?
Saya sih tidak pernah liat dalam tipitaka. Mungkin dalam kitab komentar?
Yang ada memang pengajaran pada Sona Kolivisa yang berusaha terlalu keras dan bermeditasi jalan dengan intens sampai kakinya luka. Ia terus begitu sampai seluruh tempatnya tertutup darah dari kakinya. Karena sebelum menjadi bhikkhu, Sona adalah seorang pemain kecapi, maka Buddha memberikan perumpamaan ini.


Quote
2. dan kalau kisah ini benar, bagaimana mungkin pengamen itu telah mengetahui ilmu Jalan Tengah sehingga bisa mengajari Sang Bodhisatta?

_/\_
Pengamen tidak mengajari "jalan tengah". Semua pemain alat musik petik pasti tahu makin kencang senar, nada terlalu tinggi, makin kendur, nada terlalu rendah. Hanya saja, mendengar hal itu dan merefleksikan dengan pengalaman kenikmatan indriah dan penyiksaan diri, Bodhisatta jadi menangkap esensi dari jalan tengah.

Offline Mr. Bagus

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 349
  • Reputasi: 12
  • Gender: Male
  • Sedang Apa
Re: Kisah perumpamaan kecapi
« Reply #24 on: 24 March 2009, 12:27:02 PM »
Apakah kisah pemain ronggeng (pengamen?) seperti ini ada juga pada jaman Buddha Buddha sebelumnya? ?
:x Persepsi yang saya dapat dari pengalaman saya sendiri sebagai orang buta tidak bisa dibandingkan dengan orang yang melihat dengan terang. >:)<

Offline Dhamma Sukkha

  • Sebelumnya: Citta Devi
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.607
  • Reputasi: 115
  • kilesaa... .... T__T""" :) _/\_
Re: Kisah perumpamaan kecapi
« Reply #25 on: 24 March 2009, 11:04:36 PM »
Ntar deh w cari coba...\ ;D /
dah mo off nih... sambil tidur w cari coba cek angg\ ;D /

punya abhinna apa ney anak, bisa nyari di Tipitaka sambil tidur... :-?
hatRed :hammer:
maksud wnya nyari yang ada kaitannya sambil mo tidur, sambil baca gituu topp :)) :P

sewaktu Sang Bodhisatta sedang melakukan praktik pertapaan keras, datanglah serombongan pengamen yang menyanyikan kira2 spt berikut ini:

"Jika dawai terlalu kencang, maka akan putus dan tidak berbunyi.
Jika terlalu kendur juga tidak berbunyi.
dawai harus seimbang, tidak terlalu kencang dan tidak terlalu kendur,
agar menghasilkan bunyi yg merdu"

1. adakah yang tahu darimana sumbernya dalam Tipitaka?
Saya sih tidak pernah liat dalam tipitaka. Mungkin dalam kitab komentar?
Yang ada memang pengajaran pada Sona Kolivisa yang berusaha terlalu keras dan bermeditasi jalan dengan intens sampai kakinya luka. Ia terus begitu sampai seluruh tempatnya tertutup darah dari kakinya. Karena sebelum menjadi bhikkhu, Sona adalah seorang pemain kecapi, maka Buddha memberikan perumpamaan ini.


Quote
2. dan kalau kisah ini benar, bagaimana mungkin pengamen itu telah mengetahui ilmu Jalan Tengah sehingga bisa mengajari Sang Bodhisatta?

_/\_
Pengamen tidak mengajari "jalan tengah". Semua pemain alat musik petik pasti tahu makin kencang senar, nada terlalu tinggi, makin kendur, nada terlalu rendah. Hanya saja, mendengar hal itu dan merefleksikan dengan pengalaman kenikmatan indriah dan penyiksaan diri, Bodhisatta jadi menangkap esensi dari jalan tengah.

Bro kuto,
Dalam riwayat Buddha Gotama, dikatakan kalau tidak salah(<=pake ini krn blum pasti, soalnya kronologi Hidup Buddhanya lagi sama temen, satu lagi ilang waktu olimpiade Buddhis :( ) konon katanya, pengamen tersebut adalah penyamaran dari dewa alam Brahma(atau lebih tepatnya Pacceka Buddha ya? :-? )\ ;D /

Dewa yang tinggal dari alam Brahma, salah satunya orang yang telah mencapai tingkat kesucian anagami, yang tidak akan dilahirkan lagi di dunia, dan akan mencapai Nibbana di alam Brahma.
Nah, Sekarang apakah Anagami itu dah termasuk Pacceka Buddha ya?


Seperti kutipan cerita Panc-Uposatha Jataka berikut,
     Beliau menjelaskan kepada mereka:

     
"Ada Pacceka Buddha yang datang
      dan tinggal sebentar di pondokku, serta menunjukkan
      kedatangan dan kepergianku, nama dan ketenaran, keluargaku, dan semua jalan masa depanku."

       "Karena diliputi oleh kebanggaan, aku tidak bersujud di kakinya, aku tidak menanyakan lagi.
        Karena itu kepada sumpah Sabbathlah aku meminta tolong kebanggaan ini semoga tidak akan mendekat kepadaku lagi, seperti pada kalian."

Dalam kisah tersebut dikatakan bahwa sang pertapa dikuasai oleh kebanggaannya akan kelahirannya yang agung, kemudian Pacceka Buddha melihatnya, dan membantu menyadarkan sang pertapa.

untuk kisah lebih lanjut silahkan klik ini=>>http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=9742.msg162767#msg162767
Quote
2. dan kalau kisah ini benar, bagaimana mungkin pengamen itu telah mengetahui ilmu Jalan Tengah sehingga bisa mengajari Sang Bodhisatta?

Demikian juga halnya dengan Sang Bodhisatta yang sedang melaksanakan praktek pertapaan keras tersebut, Seorang Pacceka Buddha yang menyamar menjadi seorang pengamen.

Dan pastinya Pacceka Buddha sudah mengetahui kesunyataan mulia sehingga bisa mengajari Sang Bodhisatta...

Dan lagi Pacceka Buddha adalah orang yang mencapai pencerahan dengan usahanya sendiri, dan tidak menurunkan ajarannya ke dunia

Sehingga, kalau ada pertanyaan seperti ini: mengapa tidak Pacceka Buddha itu saja yang membabarkan Dhamma?
jawabnya seperti yang dikatakan di atas, seorang Pacceka Buddha tidaklah menyebarkan ajaran, hanya sammasambuddha dan savaka Buddha-lah yang menyebarkan ajaran....


Klo sumbernya sih di Riwayat Hidup Buddha Gotama :P :P :P ,
Di Buddhavamsa ada gak ya? :-?

mo nanya,
Apakah dalam setiap kehidupan masing2 Buddha ada melakukan praktik pertapaan kerasnya?
klo ada, bagaimana cara Buddha yang lain menyadari ketidakbermanfaatnya, praktik tersebut?
(waktu itu baca sekilas aja :P , klo gak salah ada ya.. :-? )
 
klo ada kata2 yang salah, mohon maafnya ^:)^ ^:)^ ^:)^

Metta Cittena,
Citta _/\_

                                 
« Last Edit: 24 March 2009, 11:07:31 PM by Citta Devi »
May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Kisah perumpamaan kecapi
« Reply #26 on: 25 March 2009, 09:32:54 AM »
Bro kuto,
Dalam riwayat Buddha Gotama, dikatakan kalau tidak salah(<=pake ini krn blum pasti, soalnya kronologi Hidup Buddhanya lagi sama temen, satu lagi ilang waktu olimpiade Buddhis :( ) konon katanya, pengamen tersebut adalah penyamaran dari dewa alam Brahma(atau lebih tepatnya Pacceka Buddha ya? :-? )\ ;D /
Entahlah. Banyak kisah-kisah "legenda" yang kadang bisa berbeda-beda. Misalnya campur tangan para deva yang memberikan sari makanan deva saat Bodhisatta melakukan pertapaan keras, deva menjadi pemusik yang "mengajarkan" jalan tengah, dan lain-lain. Saya tidak terlalu tahu dan juga merasa tidak bermanfaat. Bahkan kalau dikit2 deva, dikit2 Brahma, dikit2 naga, malah jadi seperti dongeng anak kecil, bisa2 mengurangi daya tarik orang pada dhamma itu sendiri.

Dalam Tradisi Theravada, ada 3 jenis Arahat:
1. Samma Sambuddha, yaitu yang mencapai kesucian dengan usaha sendiri dan dapat mengajarkan ke orang lain.
2. Pacceka Buddha, yaitu yang mencapai kesucian dengan usaha sendiri, tetapi tidak dapat mengajarkannya.
3. Savaka Buddha, yaitu yang mencapai kesucian dengan bantuan dari seorang Samma Sambuddha.

Menurut dhamma, Pacceka Buddha tidak akan muncul pada masa seorang Samma Sambuddha ada. Menurut (lagi-lagi) legenda, Pacceka Buddha terakhir, Matanga, parinibbana sesaat setelah kelahiran Bodhisatta Gotama.


Quote
Dewa yang tinggal dari alam Brahma, salah satunya orang yang telah mencapai tingkat kesucian anagami, yang tidak akan dilahirkan lagi di dunia, dan akan mencapai Nibbana di alam Brahma.
Nah, Sekarang apakah Anagami itu dah termasuk Pacceka Buddha ya?

Seorang mencapai tingkat kesucian anagami, berarti telah mengambil jalur Savaka Buddha. Jadi melalui tahap-tahap: Sotapanna, Sakadagami, Anagami, Arahat Savaka Buddha. Jadi di sini jelas anagami tidaklah mungkin seorang pacceka Buddha, dan juga sebaliknya.

Alam Brahma itu ada 20. Bagi yang telah mencapai kesucian anagami, maka akan terlahir di salah satu dari 5 alam kediaman murni (Suddhavasa), dari situ mereka akan mencapai kesucian Arahat. Untuk lebih lengkap, mungkin bisa ditanya ke boardnya Bro Upasaka.


Quote
Seperti kutipan cerita Panc-Uposatha Jataka berikut,
     Beliau menjelaskan kepada mereka:

     
"Ada Pacceka Buddha yang datang
      dan tinggal sebentar di pondokku, serta menunjukkan
      kedatangan dan kepergianku, nama dan ketenaran, keluargaku, dan semua jalan masa depanku."

       "Karena diliputi oleh kebanggaan, aku tidak bersujud di kakinya, aku tidak menanyakan lagi.
        Karena itu kepada sumpah Sabbathlah aku meminta tolong kebanggaan ini semoga tidak akan mendekat kepadaku lagi, seperti pada kalian."

Dalam kisah tersebut dikatakan bahwa sang pertapa dikuasai oleh kebanggaannya akan kelahirannya yang agung, kemudian Pacceka Buddha melihatnya, dan membantu menyadarkan sang pertapa.                     

Terima kasih atas postingan kisahnya.
Sekali lagi Pacceka Buddha tidak berada pada masa yang sama dengan seorang Samma Sambuddha.



Quote
Demikian juga halnya dengan Sang Bodhisatta yang sedang melaksanakan praktek pertapaan keras tersebut, Seorang Pacceka Buddha yang menyamar menjadi seorang pengamen.

Dan pastinya Pacceka Buddha sudah mengetahui kesunyataan mulia sehingga bisa mengajari Sang Bodhisatta...

Dan lagi Pacceka Buddha adalah orang yang mencapai pencerahan dengan usahanya sendiri, dan tidak menurunkan ajarannya ke dunia

Sehingga, kalau ada pertanyaan seperti ini: mengapa tidak Pacceka Buddha itu saja yang membabarkan Dhamma?
jawabnya seperti yang dikatakan di atas, seorang Pacceka Buddha tidaklah menyebarkan ajaran, hanya sammasambuddha dan savaka Buddha-lah yang menyebarkan ajaran....

Pacceka Buddha memang menyadari kesunyataan mulia, namun tidak merumuskan dan tidak mengetahui kecenderungan bathin orang lain secara pasti, sehingga tidak bisa mengajarkan jalan tersebut. Namun jangan disalah-pahami bahwa Pacceka Buddha itu hanya orang "bodoh" yang tidak bisa mengajar apa-apa. Dalam hal kebijaksanaan, dikatakan seribu orang seperti Sariputta atau Maha-Moggallana saja, tidak bisa dibandingkan dengan seorang Pacceka Buddha.
Pernah baca kisah Cula-Panthaka? Gampangnya, seorang Pacceka Buddha tidak akan tahu cara "mengajar" Cula-Panthaka adalah dengan kain.


Quote
Klo sumbernya sih di Riwayat Hidup Buddha Gotama :P :P :P ,
Di Buddhavamsa ada gak ya? :-?
Yang tentang kecapi itu, saya tidak temukan di Buddhavamsa.


Quote
mo nanya,
Apakah dalam setiap kehidupan masing2 Buddha ada melakukan praktik pertapaan kerasnya?
klo ada, bagaimana cara Buddha yang lain menyadari ketidakbermanfaatnya, praktik tersebut?
(waktu itu baca sekilas aja :P , klo gak salah ada ya.. :-? )
 
klo ada kata2 yang salah, mohon maafnya ^:)^ ^:)^ ^:)^

Metta Cittena,
Citta _/\_

Semua Bodhisatta menjalani hidup duniawi yang penuh kenikmatan indriah dan juga melakukan praktik pertapaan keras, yaitu kedua ekstrem. Tetapi cara dan waktu mereka menyadari kebijaksanaan adalah berbeda. Dari 7 Buddha terakhir sebelum Buddha Gotama, rata-rata adalah 8 bulan dan 6 bulan. Buddha Kassapa hanya 7 hari. Bodhisatta Gotama harus menjalaninya selama 6 tahun karena akibat dari kamma buruk masa lampau, yaitu menghina ajaran Buddha Kassapa.


Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Kisah perumpamaan kecapi
« Reply #27 on: 25 March 2009, 09:46:36 AM »
Entahlah. Banyak kisah-kisah "legenda" yang kadang bisa berbeda-beda. Misalnya campur tangan para deva yang memberikan sari makanan deva saat Bodhisatta melakukan pertapaan keras, deva menjadi pemusik yang "mengajarkan" jalan tengah, dan lain-lain. Saya tidak terlalu tahu dan juga merasa tidak bermanfaat. Bahkan kalau dikit2 deva, dikit2 Brahma, dikit2 naga, malah jadi seperti dongeng anak kecil, bisa2 mengurangi daya tarik orang pada dhamma itu sendiri.

Kai emang MANTABS!!!! emg bnyk yg lebih suka hal2 diluar diri, yg aneh2 padahal yg mencapai kesucian adalah diri sendiri

GRP sent +1... TOBS.....


Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Kisah perumpamaan kecapi
« Reply #28 on: 25 March 2009, 10:02:24 AM »
Entahlah. Banyak kisah-kisah "legenda" yang kadang bisa berbeda-beda. Misalnya campur tangan para deva yang memberikan sari makanan deva saat Bodhisatta melakukan pertapaan keras, deva menjadi pemusik yang "mengajarkan" jalan tengah, dan lain-lain. Saya tidak terlalu tahu dan juga merasa tidak bermanfaat. Bahkan kalau dikit2 deva, dikit2 Brahma, dikit2 naga, malah jadi seperti dongeng anak kecil, bisa2 mengurangi daya tarik orang pada dhamma itu sendiri.

Kai emang MANTABS!!!! emg bnyk yg lebih suka hal2 diluar diri, yg aneh2 padahal yg mencapai kesucian adalah diri sendiri

GRP sent +1... TOBS.....


haha
Thanx, Bro Markos. :)



Offline Brado

  • Sebelumnya: Lokkhitacaro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.645
  • Reputasi: 67
Re: Kisah perumpamaan kecapi
« Reply #29 on: 25 March 2009, 12:52:34 PM »
Menurut dhamma, Pacceka Buddha tidak akan muncul pada masa seorang Samma Sambuddha ada.

Kenapa demikian ?
Juga pada masa Buddha, begitu banyak arahat bermunculan
Bahkan sekali mendengar sabda Buddha, mereka langsung mencapai tingkat pemenang arus (sotapati), sakadagami, anagami dst
Apakah seorang Samma Sambuddha dapat mengupgrade pencerahan ke makhluk lain ?
Karena saya masih belum mengerti
Mohon bimbingannya