//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: case 1 vs case 2  (Read 23012 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
case 1 vs case 2
« on: 14 December 2008, 07:53:25 PM »
Dearest Bros & Sis,

Case 1:

"Bagaimana Buddha menjaga kebugaran tubuh padahal Beliau terus-menerus membabarkan Abhidhamma di Surga Tavatimsa sepanjang masa vassa selama tiga bulan" ?

Jawabnya :

Semua Buddha telah mempertimbangkan masalah ini; Mereka biasanya mengikuti waktu alam manusia sewaktu membabarkan Abhidhamma. Saat tiba waktunya untuk mengumpulkan dana makanan, Beliau menciptakan sesosok Buddha tiruan yang sama persis dengannya dalam segala hal. Tiruan Buddha itu akan menggantikanNya membabarkan Abhidhamma kepada para hadirinNya.
Sementara Buddha asli "turun ke alam manusia" untuk melakukan kegiatan lazimNya spt, sikat gigi, mandi, dsb dan makan.
Buddha kembali ke Surga Tavatimsa setelah tengah hari untuk melanjutkan pembabaran Abhidhamma disana (!!!).


Case 2:

Sehubungan dengan Jhana, anjuran yang seringkali diberikan oleh Buddha kepada para muridNya adalah "untuk membiasakan diri "keluar-masuk" kondisi Jhana (mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi).

Buddha sendiripun sering dikisahkan melakukan yang sama dengan "berlama-lama berdiam di Jhana (tertinggi) menikmati kebahagiaan uniknya".



Pertanyaan:

Kata "keluar-masuk" mengindikasikan bahwa Jhana masih bersifat relatif.

Kata "kebahagiaan" pada kondisi Jhana mengindikasikan "rasa bahagia-relatif" yang timbul relatif saat/selama kondisi Jhana tercapai saja.

Tetapi pada case 1 terlihat bahwa tubuh fisik mempunyai "tata cara" sendiri yang juga harus dipenuhi, dalam hal ini adalah "rasa lapar fisikal".

Dari kenyataan dua case di atas, bukankah anjuran praktikum penembusan kondisi Jhana (jika tidak disiasati dgn bijak) malah akan "menghancurkan" kondisi/tingkat kebugaran tubuh yang pada gilirannya (jika tetap tidak disadari) akan mengulangi praktek "6 tahun penyiksaan diri"  pangeran sidharta pertama kali masuk hutan (???).



ika.







Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: case 1 vs case 2
« Reply #1 on: 14 December 2008, 07:57:54 PM »
Pertanyaannya kok gak ada pertanyaan?

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: case 1 vs case 2
« Reply #2 on: 14 December 2008, 08:02:04 PM »
Memang betul Oom Ika. Dari khotbah pertama Pemutaran Roda Dhamma, Sang Buddha sudah mengajarkan jalan tengah menghindari dua jalan ekstrim (hina), yaitu pemuasan nafsu dan penyiksaan diri.
« Last Edit: 14 December 2008, 08:04:25 PM by Wolverine »
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: case 1 vs case 2
« Reply #3 on: 14 December 2008, 08:10:18 PM »
Apabila tidak "bijak" keknya sulit untuk bisa menembus dan berdiam dalam Jhana, om.

Lagipula, praktek penyiksaan diri yang dilakukan oleh Buddha adalah karena kesadaran beliau bahwa, pencapaian Jhana2 "saja" tidak cukup, bukan tujuan akhir, sehingga beliau mencari "sesuatu" yang lain di luar Jhana yaitu dengan praktik penyiksaan diri. Jhana dan penyiksaan diri adalah hal yang berbeda.

BTW, saya belum pernah mendengar ada orang yang mati kelaparan gara2 masuk ke Jhana hingga lupa makan, mungkin ada info tentang hal ini? :-?
« Last Edit: 14 December 2008, 08:13:42 PM by hendrako »
yaa... gitu deh

Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
Re: case 1 vs case 2
« Reply #4 on: 18 December 2008, 02:10:16 PM »
Dearest Bros & Sis,

Untuk mempermudah nalar dari posting awal itu, saya berikan kata kunci yang mungkin sangat jarang diketahui oleh awam umumnya, yaitu : "rasa lapar" akan segera "hilang" selama / saat Jhana tercapai" (!!!).

ika.

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: case 1 vs case 2
« Reply #5 on: 18 December 2008, 02:22:16 PM »
Pak IP,

at the end ROSO lagi donk ya?

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: case 1 vs case 2
« Reply #6 on: 18 December 2008, 02:27:01 PM »
keknya gak pake kloning kloningan deh.  :o

aye baru denger  :-?
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: case 1 vs case 2
« Reply #7 on: 18 December 2008, 02:36:38 PM »
Dearest Bros & Sis,

Untuk mempermudah nalar dari posting awal itu, saya berikan kata kunci yang mungkin sangat jarang diketahui oleh awam umumnya, yaitu : "rasa lapar" akan segera "hilang" selama / saat Jhana tercapai" (!!!).

ika.

wah...Bro Ika mau main teka teki yaah? ;D

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: case 1 vs case 2
« Reply #8 on: 18 December 2008, 02:37:54 PM »
Quote
"rasa lapar" akan segera "hilang" selama / saat Jhana tercapai" (!!!).

Bro Ika...

if so, "dari mana" datang nya lapar itu dan "kemana" hilangnya lapar itu (???)

Offline Andi Sangkala

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 102
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • Eling eling mangka eling rumingkang di bumi alam
Re: case 1 vs case 2
« Reply #9 on: 18 December 2008, 06:05:13 PM »
Pertanyaannya kok gak ada pertanyaan?

rupanya bos baru kenal IP hehehehehe, dia lg siap melmpar tangan sembunyi batu
Karena Tidak Sayang Maka Tidak Kenal

Andi

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: case 1 vs case 2
« Reply #10 on: 18 December 2008, 06:06:52 PM »
Sepertinya IP sudah mempunyai reputasi yah :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Andi Sangkala

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 102
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • Eling eling mangka eling rumingkang di bumi alam
Re: case 1 vs case 2
« Reply #11 on: 18 December 2008, 06:07:08 PM »
Dearest Bros & Sis,

Untuk mempermudah nalar dari posting awal itu, saya berikan kata kunci yang mungkin sangat jarang diketahui oleh awam umumnya, yaitu : "rasa lapar" akan segera "hilang" selama / saat Jhana tercapai" (!!!).

ika.

ternyata lg encer nih otak, emang udh pernah mencapai jhana? kog tahu seh rasa lapar hilang
Karena Tidak Sayang Maka Tidak Kenal

Andi

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: case 1 vs case 2
« Reply #12 on: 18 December 2008, 07:52:59 PM »
Dearest Bros & Sis,

Untuk mempermudah nalar dari posting awal itu, saya berikan kata kunci yang mungkin sangat jarang diketahui oleh awam umumnya, yaitu : "rasa lapar" akan segera "hilang" selama / saat Jhana tercapai" (!!!).

ika.

Kalo rasa lapar hilang,
berarti gak menyiksa diri doong.......

Kalo ada rasa lapar,
itu baru namanya menyiksa diri........

Jhana dan menyiksa diri adalah hal yang berbeda
yaa... gitu deh

Offline Xzone

  • Sebelumnya hans75
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 219
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
Re: case 1 vs case 2
« Reply #13 on: 19 December 2008, 03:21:03 AM »
[at] IP

Kalo lapar makan aja.....pasti hilang laparnya......ngak perlu mencapai jhana he..he..he...
Selama buah dari suatu perbuatan jahat belum masak, maka orang bodoh akan
menganggapnya manis seperti madu;
Tetapi apabila buah perbuatan itu telah masak, maka ia akan merasakan pahitnya
penderitaan.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: case 1 vs case 2
« Reply #14 on: 19 December 2008, 08:26:05 PM »
Dearest Bros & Sis,

Case 1:

"Bagaimana Buddha menjaga kebugaran tubuh padahal Beliau terus-menerus membabarkan Abhidhamma di Surga Tavatimsa sepanjang masa vassa selama tiga bulan" ?

Jawabnya :

Semua Buddha telah mempertimbangkan masalah ini; Mereka biasanya mengikuti waktu alam manusia sewaktu membabarkan Abhidhamma. Saat tiba waktunya untuk mengumpulkan dana makanan, Beliau menciptakan sesosok Buddha tiruan yang sama persis dengannya dalam segala hal. Tiruan Buddha itu akan menggantikanNya membabarkan Abhidhamma kepada para hadirinNya.
Sementara Buddha asli "turun ke alam manusia" untuk melakukan kegiatan lazimNya spt, sikat gigi, mandi, dsb dan makan.
Buddha kembali ke Surga Tavatimsa setelah tengah hari untuk melanjutkan pembabaran Abhidhamma disana (!!!).


Case 2:

Sehubungan dengan Jhana, anjuran yang seringkali diberikan oleh Buddha kepada para muridNya adalah "untuk membiasakan diri "keluar-masuk" kondisi Jhana (mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi).

Buddha sendiripun sering dikisahkan melakukan yang sama dengan "berlama-lama berdiam di Jhana (tertinggi) menikmati kebahagiaan uniknya".



Pertanyaan:

Kata "keluar-masuk" mengindikasikan bahwa Jhana masih bersifat relatif.

Kata "kebahagiaan" pada kondisi Jhana mengindikasikan "rasa bahagia-relatif" yang timbul relatif saat/selama kondisi Jhana tercapai saja.

Tetapi pada case 1 terlihat bahwa tubuh fisik mempunyai "tata cara" sendiri yang juga harus dipenuhi, dalam hal ini adalah "rasa lapar fisikal".

Dari kenyataan dua case di atas, bukankah anjuran praktikum penembusan kondisi Jhana (jika tidak disiasati dgn bijak) malah akan "menghancurkan" kondisi/tingkat kebugaran tubuh yang pada gilirannya (jika tetap tidak disadari) akan mengulangi praktek "6 tahun penyiksaan diri"  pangeran sidharta pertama kali masuk hutan (???).



ika.








Masuk akal..tapi apakah Jhana adalah keharusan? :)

Salam hangat,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

 

anything