//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Asli?  (Read 43167 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Upaseno

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 244
  • Reputasi: 17
  • Gender: Male
Asli?
« on: 30 August 2007, 09:25:25 AM »
Sering kita dengar ajaran Theravada adalah ajaran yang asli dari Sang Buddha.  Benarkah menurut anda?  Mengapa?

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Asli?
« Reply #1 on: 30 August 2007, 09:45:17 AM »
numpang jawab nih bhante...

asli? kalo soal asli sih, saya pikir buddha mengajarkan dan membimbing orang untuk mengenali dan merealisir kebenaran, sedangkan kebenaran itu sendiri tidak bisa diinstritusikan, diformulasikan ataupun dibikin skolahan. jadi tidak ada skolahan yg bisa mewakili ataupun melembagakan kebenaran. kebenaran hanya bisa ditunjukkan jalannya. jadi menurut saya sih, tidak ada yg asli...

sekarang pertanyaannya, apakah theravada itu mengajarkan teori2 dan cara2 yg paling dekat dengan cara2 buddha mengajar dulu? ;D
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Asli?
« Reply #2 on: 30 August 2007, 12:41:55 PM »
Tiap tukang kecap bilang kecapnya nomor 1 loh
There is no place like 127.0.0.1

Offline Wi Tjong

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 40
  • Reputasi: 7
Re: Asli?
« Reply #3 on: 30 August 2007, 01:49:04 PM »
Bhante, mohon ijin utk ikutan berdana komentar.

Kalau Theravada dibilang yg paling tua, (barangkali) benar jawabannya. Tapi kalau disebut yg asli, wah..mesti hati-hati..karena itu secara implisit mengarah pada statement, "Yg lainnya kurang/tidak asli".

Ajaran Buddha yang asli (menurutku) adalah semua ajaran yg bisa membawa kita utk terbebas dari dukkha. Apakah ajaran itu (hanya) ada di Theravada ? Apakah ajaran itu (juga) ada non Theravada ?

Sesungguhnya, seseorang baru berkompeten mengatakan suatu ajaran asli yg lainnya tidak, ketika dia sudah   mencapai kesempurnaan. Dia sudah mampu melihat dan membuktikannya sendiri. Selain itu, hanyalah para intelek/ilmuwan yg menarik kesimpulan melalui penelitian, buku, teori dsb.

Kalau ada yg mengatakan Theravada adalah ajaran Buddha yg asli, maka tantangan baginya adalah "Mampukah dia membuktikan  bahwa tidak ada orang yg bisa bebas dari dukkha kecuali melalui ajaran Theravada ?"


Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Asli?
« Reply #4 on: 30 August 2007, 03:20:53 PM »
Theravada asli? Hm.. Sulit dijawab..
Theravada yang mana dulu nih? Karena setahu saya Theravada pun kemudian terbagi lagi..
Jadi, Theravada yang mana dulu nih yang asli? ^-^
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline Kokuzo

  • Sebelumnya 7th
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.090
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • ... running in karma ...
Re: Asli?
« Reply #5 on: 30 August 2007, 11:17:07 PM »
kriteria asli dan tidaknya ngeliatnya gimana yah?
gw seh ga tau Bhante, apalagi jarang banget liat2 ajaran aliran laen, jadi ga bisa bandingin... seandainya bisa badingin juga belum tentu bisa mastiin mana yang asli dan mana yang ngga...

kalo menurut gw seh ga masalah labelnya, asalkan 'isi' nya masih tetep 'asli'...

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #6 on: 31 August 2007, 01:01:12 AM »
Sering kita dengar ajaran Theravada adalah ajaran yang asli dari Sang Buddha.  Benarkah menurut anda?  Mengapa?
menurut saya ndak asli Bhante...karena sang Buddha sendiri pernah ngomong abis beliau parinibbana..500 taon kemudian Buddha Dhamma dah jadi rujak... ;D

tapi biarpun rujak itu terdiri dari bumbu2 dan buah2 aneh...tapi tetap ajah ada beberapa jambu dalam rujak tersebut..dan sang Buddha mengeluarkan kalama Sutta agar kita bisa mengenali yg mana jambu..yg mana bukan Jambu...dan dari ke-2 aliran besar yakni (mahayana dan Theravada)...saya melihat lebih banyak jambu di Theravada... :)) <<--opini saya ajah...bukan fakta kok...^^
« Last Edit: 31 August 2007, 01:07:59 AM by El Sol »

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #7 on: 31 August 2007, 01:03:01 AM »
kriteria asli dan tidaknya ngeliatnya gimana yah?
gw seh ga tau Bhante, apalagi jarang banget liat2 ajaran aliran laen, jadi ga bisa bandingin... seandainya bisa badingin juga belum tentu bisa mastiin mana yang asli dan mana yang ngga...

kalo menurut gw seh ga masalah labelnya, asalkan 'isi' nya masih tetep 'asli'...
Asli yah maksudne pure yang diajarkan sang Buddha...gitu ajah kok repot.. :P

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #8 on: 31 August 2007, 01:03:34 AM »
Theravada asli? Hm.. Sulit dijawab..
Theravada yang mana dulu nih? Karena setahu saya Theravada pun kemudian terbagi lagi..
Jadi, Theravada yang mana dulu nih yang asli? ^-^
Theravada pada zaman skarang emank ada brapa?
« Last Edit: 31 August 2007, 01:11:09 AM by El Sol »

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #9 on: 31 August 2007, 01:06:00 AM »
Bhante, mohon ijin utk ikutan berdana komentar.

Kalau Theravada dibilang yg paling tua, (barangkali) benar jawabannya. Tapi kalau disebut yg asli, wah..mesti hati-hati..karena itu secara implisit mengarah pada statement, "Yg lainnya kurang/tidak asli".

Ajaran Buddha yang asli (menurutku) adalah semua ajaran yg bisa membawa kita utk terbebas dari dukkha. Apakah ajaran itu (hanya) ada di Theravada ? Apakah ajaran itu (juga) ada non Theravada ?

Sesungguhnya, seseorang baru berkompeten mengatakan suatu ajaran asli yg lainnya tidak, ketika dia sudah   mencapai kesempurnaan. Dia sudah mampu melihat dan membuktikannya sendiri. Selain itu, hanyalah para intelek/ilmuwan yg menarik kesimpulan melalui penelitian, buku, teori dsb.

Kalau ada yg mengatakan Theravada adalah ajaran Buddha yg asli, maka tantangan baginya adalah "Mampukah dia membuktikan  bahwa tidak ada orang yg bisa bebas dari dukkha kecuali melalui ajaran Theravada ?"


saya ndak bilank kalo ajaran Theravada asle yak..but Mampukah anda membuktikan  bahwa ada orang yg bisa bebas dari dukkha tanpa melalui ajaran Theravada ?

Offline indavadi

  • Teman
  • **
  • Posts: 74
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #10 on: 31 August 2007, 08:19:58 AM »
Nah ini menarik nih, daripada ikuti arus mending ngelawan arus deh, wah menurut saya tuh Aseli kok, pertanyaan saya tuh darimana dibilang itu ajaran yang tidak aseli? sekarang balik bertanya Buddha itu ada ga? ada yang pernah melihat secara langsung?
Saya lebih melihat sosok Theravada setidaknya sampai sekarang masih tetap realistis sesuai dengan awal dari Buddha Dhamma yang selalu memberikan kesempatan kepada setiap pemeluk untuk ber-ehipassiko, aseli ya aseli lah alasannya simpel saja karena gua tidak tahu ajaran Sang Buddha sesungguhnya, sehingga tdk dalam kapasitas menyatakan tidak aseli hehehe
Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta

Offline hartono238

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 295
  • Reputasi: 8
Re: Asli?
« Reply #11 on: 31 August 2007, 09:12:32 AM »
wah, saya ngak tahu tuh, bhante, yg sy tahu, bahwa bhante upaseno itu bhante asli, itu saja :)
Sering kita dengar ajaran Theravada adalah ajaran yang asli dari Sang Buddha.  Benarkah menurut anda?  Mengapa?

Offline Wi Tjong

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 40
  • Reputasi: 7
Re: Asli?
« Reply #12 on: 31 August 2007, 09:17:11 AM »
saya ndak bilank kalo ajaran Theravada asle yak..but Mampukah anda membuktikan  bahwa ada orang yg bisa bebas dari dukkha tanpa melalui ajaran Theravada ?


Hai pagi El Sol,

Hati-hati, jangan terburu-buru menanggapi permasalahan agar tidak salah paham. Saya memang tidak mengatakan anda lah yg  mengatakan Theravada asli. Tanggapan saya adalah utk pertanyaan yg diangkat oleh Bhante Upaseno " Sering kita dengar ajaran Theravada adalah ajaran yang asli dari Sang Buddha..."

Kalau kita teliti lagi tulisan saya sebelumnya yg menyatakan :
"Sesungguhnya, seseorang baru berkompeten mengatakan suatu ajaran asli yg lainnya tidak, ketika dia sudah mencapai kesempurnaan.."

Jelas yg saya maksudkan adalah bahwa sayapun tidak berani mengatakan mana yg asli dan juga tidak mampu membuktikan jalan mana yg mengantarkan org pada pencerahan.

Saya justru mengajak kita semua utk berpikir dan bertindak proposional. Menggunakan sedikit kebijaksanaan. Jangan sampai ada yg menganggap paling asli/benar, padahal dia sendiri pun belum mampu membuktikan anggapan nya tadi. Padahal apa yg dia anggap paling asli itu tidak sanggup dia pakai utk mendapatkan kedamaian hati dan kerendahhatian.

Jadi, sebaiknya kita semua berhati-hati dalam menyikapi kasus yg sarat pro dan kontra seperti ini.

Mudah-mudahan maksud saya tidak disalahartikan.

 _/\_

Offline Wi Tjong

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 40
  • Reputasi: 7
Re: Asli?
« Reply #13 on: 31 August 2007, 09:26:47 AM »
Opps... sepertinya saya baru melihat kemungkinan sayalah yg kurang memahami pernyataan sdr El Sol. Sorry....kalau memang demikian saya perlu ralat tanggapa saya buat anda..

Menjadi :

Kalau kita teliti lagi tulisan saya sebelumnya yg menyatakan :
"Sesungguhnya, seseorang baru berkompeten mengatakan suatu ajaran asli yg lainnya tidak, ketika dia sudah mencapai kesempurnaan.."

Jelas saya pun tidak berani mengatakan mana yg asli dan juga tidak mampu membuktikan jalan mana yg mengantarkan org pada pencerahan.

Saya ingin mengajak kita semua utk berpikir dan bertindak proposional. Menggunakan sedikit kebijaksanaan. Jangan sampai ada yg menganggap paling asli/benar, padahal dia sendiri pun belum mampu membuktikan anggapan nya tadi. Padahal apa yg dia anggap paling asli itu tidak sanggup dia pakai utk mendapatkan kedamaian hati dan kerendahhatian.

Dan sebaiknya kita semua berhati-hati dalam menyikapi kasus yg sarat pro dan kontra seperti ini.

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Asli?
« Reply #14 on: 31 August 2007, 01:42:15 PM »
Tripitaka kaga semua nya asli ucapan buddha  8)

Coba disingkapi bener2x dulu...

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Asli?
« Reply #15 on: 31 August 2007, 02:20:55 PM »
Interupsi sebentar.
Ajaran Theravada itu melingkupi tentang apa saja ya??
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #16 on: 31 August 2007, 03:45:12 PM »
Interupsi sebentar.
Ajaran Theravada itu melingkupi tentang apa saja ya??
tentang cara2 hilangnya Dukkha  :P

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #17 on: 31 August 2007, 03:47:34 PM »
Opps... sepertinya saya baru melihat kemungkinan sayalah yg kurang memahami pernyataan sdr El Sol. Sorry....kalau memang demikian saya perlu ralat tanggapa saya buat anda..

Menjadi :

Kalau kita teliti lagi tulisan saya sebelumnya yg menyatakan :
"Sesungguhnya, seseorang baru berkompeten mengatakan suatu ajaran asli yg lainnya tidak, ketika dia sudah mencapai kesempurnaan.."

Jelas saya pun tidak berani mengatakan mana yg asli dan juga tidak mampu membuktikan jalan mana yg mengantarkan org pada pencerahan.

Saya ingin mengajak kita semua utk berpikir dan bertindak proposional. Menggunakan sedikit kebijaksanaan. Jangan sampai ada yg menganggap paling asli/benar, padahal dia sendiri pun belum mampu membuktikan anggapan nya tadi. Padahal apa yg dia anggap paling asli itu tidak sanggup dia pakai utk mendapatkan kedamaian hati dan kerendahhatian.

Dan sebaiknya kita semua berhati-hati dalam menyikapi kasus yg sarat pro dan kontra seperti ini.

bener seh...tapi kok loe serius banget yak..hahah gw cuma iseng kok nanya itu...kakaka  ;D

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Asli?
« Reply #18 on: 31 August 2007, 06:27:48 PM »
Saya lebih berpendapat yang lebih penting adalah hasil yang dicapai karena ajaran Theravada bukanlah sesuatu yang diwahyukan seperti agama lain. Jadi kesakralan atau kesucian kata2 ya tidak terlalu berpengaruh

Kalau asli atau tidak, bukankah sebelum Sang Buddha parinibbana memperbolehkan umat untuk mengubah isi bila tidak sesuai lagi.

Tetapi tidak berarti melenceng dari inti Buddhism
1. Perbanyak kebajikan
2. Kurangi kesalahan
3. Sucikan pikiran
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Wi Tjong

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 40
  • Reputasi: 7
Re: Asli?
« Reply #19 on: 31 August 2007, 06:54:18 PM »
bener seh...tapi kok loe serius banget yak..hahah gw cuma iseng kok nanya itu...kakaka  ;D

 :) Tidak juga. Kalau anda pernah baca tulisan-tulisan saya, mungkin sering terkesan serius.

Padahal, "asli" nya saya bukanlah orang yg terlalu serius. Tapi memang saya serius utk BERHATI-HATI dalam berinteraksi dan menyampaikan ide kpd teman-teman di dunia maya agar tidak terjadi kesalahpahaman yg tidak perlu.

Ok...cukup, agar tidak semakin melebar... sebaiknya kita kembali lagi ke topik utama ....  :)

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Asli?
« Reply #20 on: 01 September 2007, 10:02:13 AM »
Saya lebih berpendapat yang lebih penting adalah hasil yang dicapai karena ajaran Theravada bukanlah sesuatu yang diwahyukan seperti agama lain. Jadi kesakralan atau kesucian kata2 ya tidak terlalu berpengaruh

Kalau asli atau tidak, bukankah sebelum Sang Buddha parinibbana memperbolehkan umat untuk mengubah isi bila tidak sesuai lagi.

Tetapi tidak berarti melenceng dari inti Buddhism
1. Perbanyak kebajikan
2. Kurangi kesalahan
3. Sucikan pikiran

lalu jalan mulia beruas 8 itu apanya?? dan 4 kesunyataan mulia itu apanya ajaran buddha ya??  ???
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Asli?
« Reply #21 on: 03 September 2007, 03:28:16 PM »
Interupsi sebentar.
Ajaran Theravada itu melingkupi tentang apa saja ya??
pertanyaan bagus...

apakah theravada itu berarti semua yg ada di:
a. tipitaka pali
b. tipitaka pali + visuddhi magga + milinda panha
c. tradisi (artinya doktrin resmi + kepercayaan) thai
d. tradisi thai + srilangka
e. tradisi thai dhammayutta
f. tradisi thai + srilangka + myanmar
g. tipitaka pali + visuddhi magga + milinda panha + srilangka + myanmar + thai

yg mana?
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Asli?
« Reply #22 on: 03 September 2007, 03:39:12 PM »
tambah satu lagi
h. early suttas
There is no place like 127.0.0.1

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #23 on: 03 September 2007, 04:18:59 PM »
Interupsi sebentar.
Ajaran Theravada itu melingkupi tentang apa saja ya??
pertanyaan bagus...

apakah theravada itu berarti semua yg ada di:
a. tipitaka pali
b. tipitaka pali + visuddhi magga + milinda panha
c. tradisi (artinya doktrin resmi + kepercayaan) thai
d. tradisi thai + srilangka
e. tradisi thai dhammayutta
f. tradisi thai + srilangka + myanmar
g. tipitaka pali + visuddhi magga + milinda panha + srilangka + myanmar + thai

yg mana?

yg ini(nunjuk ke Tipitaka) dan yg itu(nunjuk ke 4 kesunyataan mulia)..yg laen diragukan sama skale..

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Asli?
« Reply #24 on: 03 September 2007, 05:02:05 PM »
4 noble truth itu ada di tipitaka...

berarti menurut el sol, jawabannya (a) ;D

nah, gimana dengan 31 alam kosmologi buddhis (visuddhi magga, cmiiw), metode kasina (visuddhi magga), paritta2 thai, metode pa-auk (burmese), metode goenka, metode sayadaw (burmese), ritual pelimpahan jasa menuang air (thai), ritual persembahan bunga, air, wangi2an (srilangka ama thai)?

apakah yg semua itu bukan theravada?
lalu, apakah itu asli atau gak asli?
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Asli?
« Reply #25 on: 03 September 2007, 05:14:16 PM »
Theravada asli? Hm.. Sulit dijawab..
Theravada yang mana dulu nih? Karena setahu saya Theravada pun kemudian terbagi lagi..
Jadi, Theravada yang mana dulu nih yang asli? ^-^

Inilah yang saya maksudkan dengan "Theravada mana yang asli"?
Karena pada perkembangannya, Theravada sendiri juga dipengaruhi kebudayaan-kebudayaan setempat, misalnya Thailand, Burma / Myanmar, Srilanka, India, (dan mungkin juga Indonesia), dll..
Di Thailand, tradisinya juga terbagi lagi: Dhammayutta dan Dhammakaya (CMIIW)

Kalau mau dibilang Theravada, ya semuanya Theravada.
Mau dibilang bukan Theravada? Kayaknya ngga bisa dibilang bukan Theravada..
Nah, bingung kan?  Sama, saya juga bingung.. ^-^

Pertanyaan Bhante Upaseno kurang spesifik nih..  :-?
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #26 on: 03 September 2007, 05:46:13 PM »
4 noble truth itu ada di tipitaka...

berarti menurut el sol, jawabannya (a) ;D

nah, gimana dengan 31 alam kosmologi buddhis (visuddhi magga, cmiiw), metode kasina (visuddhi magga), paritta2 thai, metode pa-auk (burmese), metode goenka, metode sayadaw (burmese), ritual pelimpahan jasa menuang air (thai), ritual persembahan bunga, air, wangi2an (srilangka ama thai)?

apakah yg semua itu bukan theravada?
lalu, apakah itu asli atau gak asli?

Asli Theravada banget...tapi..ada tapinya loh...Tapi..bukan pasti 100% Tipitaka Pali itu ajaran sang Buddha semuane..contohne Milinda Panha..dll(yg loe bilank diatas)...itu bumbu2 biar manis..kakaka.. ;D

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Asli?
« Reply #27 on: 03 September 2007, 09:11:23 PM »
kata kamu tadi jawabannya (a). yg disebutin tadi itu bukan dari tipitaka pali lho... berarti jawaban kamu (g) dong?
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Upaseno

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 244
  • Reputasi: 17
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #28 on: 03 September 2007, 09:51:58 PM »
Ada yang mau jawab lagi, sebelum saya kasi opini saya?

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Asli?
« Reply #29 on: 03 September 2007, 10:01:26 PM »
langsung sikat aja bhante, silahken
There is no place like 127.0.0.1

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Asli?
« Reply #30 on: 03 September 2007, 10:06:11 PM »
ga adaaaa, silahkannnn
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #31 on: 03 September 2007, 10:10:02 PM »
kata kamu tadi jawabannya (a). yg disebutin tadi itu bukan dari tipitaka pali lho... berarti jawaban kamu (g) dong?

apaan seh A dan G...gw gk pernah milih..loe yg pilihin juga..><"

Offline Upaseno

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 244
  • Reputasi: 17
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #32 on: 09 September 2007, 12:42:32 PM »
Jawaban kita semua disini, Benar. 

Theravada adalah ‘Ajaran Tua’: Ajaran Sang Buddha yang dirangkum oleh Bhikkhu-Bhikkhu tua pada konsili-konsili awal.

Yang ikut Konsili-Konsili awal juga tidak semua Bhikkhu, hanya sebagian kecil saja.  Dari Konsili Pertama, Kedua dan Ketiga, ada beberapa nama Bhikkhu yang sama, menurut beberapa Scholars, Bhikkhu tersebut orangnya sama.

Theravada pun terbagi-bagi menjadi banyak tradisi.  Dan yang asli itu yang mana?   




Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Asli?
« Reply #33 on: 09 September 2007, 03:18:31 PM »
Bhante,
Namo Buddhaya,

Saya seorang pembelajar Buddhism, terutama dari aliran Theravada. Meskipun demikian saya tidak menutup diri terhadap aliran Buddhism yang lain, bahkan terhadap agama lain.
Sikap saya yang pluralis demikian justru muncul karena semakin lama belajar Buddhism. Dulu saya dari agama lain dan sangat fanatik. Setelah belajar ajaran Sang Buddha, salah satu kekotoran batin yg disebut fanatik itu kok makin lama makin hilang ya?

Nah, sekarang soal 'asli'.

Kebetulan saya baru saja meditasi, dan pikiran saya belum kembali berjalan seperti biasa. Jadi maaf apabila pendapat saya kurang pantas.

Menurut saya, jawaban saya apabila ditanya apakah Theravada paling asli, jawaban saya adalah : Tidak Tahu.
Memang menurut sebagian buku dan sebagian scholar, ada yang mengatakan Theravada adalah ajaran yang paling asli. Tapi tak kurang lagi ada sebagian buku dan sebagian scholar lain yang mengatakan bahwa Tripitaka Pali pun sudah tidak murni lagi, tapi mengandung sisipan2 di jaman kemudian hari.
Saya sekedar berusaha jujur kepada diri sendiri untuk menampung kedua macam pendapat ini.

Bagi saya, 'asli' adalah sebuah kata bentukan dengan suatu persyaratan2 tertentu. Makna 'asli' di batin bhante bisa saja berbeda dengan pemahaman saya tentang 'asli'. Apakah 'asli' yang dimaksud disini adalah 'murni'? ataukah tidak mengalami perubahan2? ataukah berarti paling tua?....

Saya melihat bahwa label kata 'asli' untuk suatu ajaran itu tidak ada artinya sama sekali untuk memajukan batin kita. Paling-paling kata itu hanya bermanfaat buat anak-anak baru yang sedang suka pamer dan merasa apa yang dipeluknya adalah paling baik, paling 'asli', paling....dst.
Di dalam batin kita sudah terbentuk bahwa yang 'asli' lebih baik daripada yang 'bukan asli'. Tapi apakah 'yang bukan asli' itu lantas harus selalu berarti 'palsu'? Inilah jebakan pikiran kita sendiri yang berfungsi dalam mode2 dualistis bahasa. Pada senyatanya, belum tentu juga yang asli lebih baik daripada yang kurang asli. Lalu apakah maknanya kita memeluk erat-erat label 'asli' tersebut?
Saya Bhante, justru merasa malu, kalau ada rekan Theravadin yang membusungkan dada untuk mengatakan  ajaran Theravada adalah yang paling 'asli'. Ada 'mana' (kesombongan) yang terselip didalamnya.

Tetapi bagi kita-kita ini, (setidaknya saya sendiri), yang terpenting bahwa dalam ajaran ini bisa diselami, dihayati dan dipraktekkan yang selanjutnya , efektifitasnya bisa dibuktikan sendiri.
Pada selanjutnya, dengan mempelajari aliran Buddhism yang lain (ie:Mahayana, Zen, Tantrayana), setidaknya saya bisa belajar bagaimana pikiran manusia itu berkembang (berproliferasi) menjadi cabang2, variasi2, dsb padahal berasal dari 1 Guru yang sama: Sang Buddha.
Dari batin manusia yang bermacam-macam itulah kita mencoba melihat sosok Sang Buddha yang sebenarnya. Dibutuhkan kesabaran yang besar untuk meneliti dan menganalisa, disamping ketekunan untuk melakukan riset dari pengalaman hidup. Dari pola pemikiran yang seperti ini, maka label 'asli' itu tidak menjadi penting lagi. Saya rasa kita semua sepakat bahwa yang ingin kita praktekkan adalah ajaran yang kita pahami dengan baik dan yang mampu kita praktekkan untuk mencapai pembebasan; bukan ajaran yg 'asli', yg 'baru', yg 'istimewa', yg 'khusus', dll.

Salam,
Suchamda
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Upaseno

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 244
  • Reputasi: 17
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #34 on: 09 September 2007, 06:26:32 PM »
Bhante,
Namo Buddhaya,

Kebetulan saya baru saja meditasi, dan pikiran saya belum kembali berjalan seperti biasa. Jadi maaf apabila pendapat saya kurang pantas.

Bagi saya, 'asli' adalah sebuah kata bentukan dengan suatu persyaratan2 tertentu. Makna 'asli' di batin bhante bisa saja berbeda dengan pemahaman saya tentang 'asli'. Apakah 'asli' yang dimaksud disini adalah 'murni'? ataukah tidak mengalami perubahan2? ataukah berarti paling tua?....

Salam,
Suchamda
Selamat bergabung di Dhammacitta, Bapak Suchamda...

Sudah berapa lama ikut meditasi?  Congratulation! 
Sudah ingin memuntahkan opini-opini ya, setelah dari meditasi?

"Makna 'asli' di batin bhante bisa saja berbeda dengan pemahaman saya tentang 'asli'. "---Wuah...anda tahu saja batin saya?  Padahal saya tidak tulis bahwa Theravada itu asli.  Mohon dibaca dan direnungi kembali tulisan saya yang awal dan yang terakhir.

Salam kenal juga, Bapak Suchamda. 

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Asli?
« Reply #35 on: 09 September 2007, 07:05:24 PM »
Quote
Selamat bergabung di Dhammacitta, Bapak Suchamda...

Sudah berapa lama ikut meditasi?  Congratulation!
Sudah ingin memuntahkan opini-opini ya, setelah dari meditasi?

"Makna 'asli' di batin bhante bisa saja berbeda dengan pemahaman saya tentang 'asli'. "---Wuah...anda tahu saja batin saya?  Padahal saya tidak tulis bahwa Theravada itu asli.  Mohon dibaca dan direnungi kembali tulisan saya yang awal dan yang terakhir.

Salam kenal juga, Bapak Suchamda.

Salam kenal juga Bhante,
Anda berkarya di vihara mana?
Maaf bila tulisan saya disalahmengertikan.
Saya menulis karena prihatin dengan pembinaan yang terjadi dalam beberapa kalangan Theravada (kasus2) sehingga menghasilkan kader-kader yang fanatik, bahkan bersikap arogan terhadap aliran yg lain walaupun masih sesama disebut Buddhism. Itu saya lihat dalam kehidupan nyata dalam pergaulan setelah cukup lama, jadi bukan semata-mata karena saya meditasi lalu mendapat 'ilham' itu. Saya siratkan kata 'meditasi' tersebut semata karena dalam kondisi post-meditation yang relatif jernih itu saya merasa tidak memilik hambatan psikologis untuk mengungkapkan sesuatu yang 'sensitif' secara apa adanya. Dalam kondisi biasa tentu saya sungkan mengingat anda memasang foto dengan jubah Bikkhu dalam avatar anda.

Saya juga bukan bisa membaca batin anda, tetapi saya tuliskan :
Quote
Bagi saya, 'asli' adalah sebuah kata bentukan dengan suatu persyaratan2 tertentu. Makna 'asli' di batin bhante bisa saja berbeda dengan pemahaman saya tentang 'asli'.
..jadi disitu terkandung arti bahwa setiap orang bisa memiliki kemungkinan pemahamannya sendiri-sendiri tentang yang dimaksud 'asli'. Soal apakah benar sama atau beda itu diluar arti pernyataan kalimat tsb.

Berhubung Bhante membuka topik dengan pertanyaan tentang 'apakah Theravada aliran yg paling asli' , dan kemudian menutup dengan 'ajaran tua' tanpa menjelaskan kompleksitas sejarah early Buddhism, maka hal itu bisa ditafsirkan secara sama oleh rekan2 Buddhist yg tidak melakukan study tentang awal sejarah Buddhism, sebagai "Theravada adalah aliran yang paling tua"..."krn paling tua maka paling otentik", ..."Karena yang paling otentik maka yang paling baik"..."Karena paling baik, yang lain sesat"...dst. Memang Bhante tidak berkata demikian, tapi siratan pesan itu bisa disalah tafsirkan demikian oleh umat yang tidak kritis. Padahal kata "Theravada" yang berarti "Ajaran Tua" itu adalah karena "Thera" ini berarti 'sesepuh' (cmiiw), jadi Theravada adalah "Ajaran tua/sesepuh" tapi bukan aliran yang paling tua. Sleight of mouth ini bisa menimbulkan penafsiran yg keliru.

Alangkah baiknya bila Bhante menjelaskan berdasar sejarah yg obyektif bagaimana pada masa awal2 Buddhism itu berkembang pemikiran2 yang belum seperti sekarang yg kita kenal ini. Saya sendiri dulu pernah membaca buku ttg sejarah awal Buddhism tapi sayang detail infonya saya telah lupa. Seingat saya, Buddhism primitif yg dikenal itu disebut sebagai Sthaviravadia yang lanjutnya pecah menjadi Sarvastivada dan Dharmaguptaka. Bahkan kitab Abhidhamma Pali yg kita kenal sekarang ini juga baru terbentuk belakangan hari oleh para penerus (pembaca harap membedakan antara 'sejarah' versi iman, dan sejarah obyektif). Theravada yg kita kenal sekarang ini adalah tradisi selatan yg disebut ajaran tua yang berkembang di Sri Lanka pun terjadi setelah invasi Islam yang menghancurkan Buddhism di India sehingga mengungsi. Saya rasa bila diskusi diarahkan untuk menggali fakta-fakta ini tentu akan menjadi lebih obyektif. Apalagi bila kita mengingat bahwa Theravada sendiri terdiri dari banyak sekte, dan juga menyerap budaya-budaya setempat. Saya rasa fakta-fakta ini juga harus dipertimbangkan. Sekedar menyimpulkan sebagai yang paling 'tua' tanpa dasar juga menimbulkan problematikanya sendiri, yaitu peluang utk memunculkan sikap sektarian. Mohon koreksi bila saya salah.
Ini yang menjadi keprihatinan saya. Di agama2 lain, saya banyak melihat pemuka agamanya berusaha melakukan 'apologetika' dengan terkadang memelintir fakta sejarah demi mengunggulkan kelompok agamanya. Saya berharap bahwa hal2 seperti ini tidak terjadi dalam Buddhism. Saya mengharapkan semua aliran Buddhism bersatu bahu membahu mengembangkan dan meluaskan Buddha Dharma di seluruh penjuru dunia. Nah, kalau tidak dimulai dari kesadaran para pemuka agama yang pada akhirnya mengkader umat sejak awal, bagaimana cita2 ini bisa tercapai?
Mohon Bhante dapat memaklumi masukan dari saya.


Terimakasih.

Salam,
Suchamda
« Last Edit: 09 September 2007, 07:38:52 PM by Suchamda »
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Upaseno

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 244
  • Reputasi: 17
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #36 on: 09 September 2007, 09:32:21 PM »
Halo Bapak Suchamda!

Saya berkarya di Wat Mahathat, Bangkok.

Mungkin anda bisa download buku saya berjudul HIJAU dan KUNING di www.dhammacitta.org

Ya saya mengerti apa yang anda maksud.  Saya juga mengerti kondisi pengajaran Theravada di Indonesia. 

Oleh sebab itu, pertanyaan saya menjurus kepada group Theravada fanatik tentang kebenaran ucapan mereka. 

Pertama, "Theravada adalah ‘Ajaran Tua’: Ajaran Sang Buddha yang dirangkum oleh Bhikkhu-Bhikkhu tua pada konsili-konsili awal."  Ini kan sudah jelas bahwa ada gap dalam usia.  Yang muda pada kemana?

Yang kedua, saya tulis, "Yang ikut Konsili-Konsili awal juga tidak semua Bhikkhu, hanya sebagian kecil saja."  Mestinya orang-orang Dhammacitta bisa sensitive membaca statement itu.  "Hanya sebagian kecil saja," dan sebagian besar pada kemana?

Yang terakhir, "Theravada pun terbagi-bagi menjadi banyak tradisi.  Dan yang asli itu yang mana?"  Ini kan sudah menjelaskan secara gamblang apa yang saya maksudkan.   

Mungkin anda perlu lebih sering gabung disini agar lebih mengerti arti tulisan dan tanggapan saya.  Kita semua sudah dewasa untuk mencari arti kebenaran dengan sendirinya dan penjelasan yang seperti anak kecil sudah waktunya tak dipakai lagi. 


Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Asli?
« Reply #37 on: 09 September 2007, 10:02:56 PM »
Anumodana Bhante.

Saya berbahagia atas penjelasan Bhante.
Semoga ajaran Buddha semakin berkembang dan diterima oleh semua kalangan!

Sadhu sadhu sadhu.
« Last Edit: 09 September 2007, 10:04:43 PM by Suchamda »
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Asli?
« Reply #38 on: 10 September 2007, 12:36:30 PM »
hm... (^_^) menarik.. mana "asli" ya?? jika bicara secara object asli berarti harus ada barometernya/parameternya/sytaks.. sesama obat batuk jika tidak menyembuhkan batuk belum tentu obat itu dikatakan asli obat batuk ??? jadi salah satu yg saya anggap "asli" itu salah satunya ajaran yg membawa kepada kesucian dengan dilandaskan cara-cara yg benar sesuai dengan dhamma yg baik.. mohon petunjuk bhante kalo salah..  :)  _/\_
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline langitbiru

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 547
  • Reputasi: 23
Re: Asli?
« Reply #39 on: 10 September 2007, 01:23:44 PM »
sdr suchamda welcome _/\_
dan rasanya hrs srg2 posting nih untuk mencerahkan kita2 ;D
oni... kao titi bobo... gigi...

Offline Upaseno

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 244
  • Reputasi: 17
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #40 on: 11 September 2007, 12:05:31 AM »
hm... (^_^) menarik.. mana "asli" ya?? jika bicara secara object asli berarti harus ada barometernya/parameternya/sytaks.. sesama obat batuk jika tidak menyembuhkan batuk belum tentu obat itu dikatakan asli obat batuk ??? jadi salah satu yg saya anggap "asli" itu salah satunya ajaran yg membawa kepada kesucian dengan dilandaskan cara-cara yg benar sesuai dengan dhamma yg baik.. mohon petunjuk bhante kalo salah..  :)  _/\_
obat batuk merek A bisa cocok untuk anda, tetapi belum tentu untuk yang lain.  Mungkin obat batuk merek B, cocok untuk yang lain.  Obat batuk merek C juga cocok untuk yang lainnya lagi.

Buktinya, obat batuk merek A, B dan C masi dipakai di kalangan masyarakat umum.  Dan semua pemakainya mengakui kedahsyatan obat batuk mereka masing-masing.

"salah satu yg saya anggap "asli" itu salah satunya ajaran yg membawa kepada kesucian dengan dilandaskan cara-cara yg benar sesuai dengan dhamma yg baik.. "---ini kan anggapan anda terhadap satu ajaran.  Anggapan orang lain berbeda tuh...gmana ya?

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #41 on: 11 September 2007, 07:12:09 AM »
mana yah yg dah sembuh dari batuk? KATANYA khan dah ada yg sembuh... :o blum pernah ketemu... :)) karena belum ketemu yg sembuh...maka gw stick ajah ke yg palink logis dan paling dekat ama resep asli obat batuknya.... ;D biar cepet sembuh gituloh...
« Last Edit: 11 September 2007, 07:13:44 AM by El Sol »

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Asli?
« Reply #42 on: 11 September 2007, 09:54:29 AM »
hm... (^_^) menarik.. mana "asli" ya?? jika bicara secara object asli berarti harus ada barometernya/parameternya/sytaks.. sesama obat batuk jika tidak menyembuhkan batuk belum tentu obat itu dikatakan asli obat batuk ??? jadi salah satu yg saya anggap "asli" itu salah satunya ajaran yg membawa kepada kesucian dengan dilandaskan cara-cara yg benar sesuai dengan dhamma yg baik.. mohon petunjuk bhante kalo salah..  :)  _/\_
obat batuk merek A bisa cocok untuk anda, tetapi belum tentu untuk yang lain.  Mungkin obat batuk merek B, cocok untuk yang lain.  Obat batuk merek C juga cocok untuk yang lainnya lagi.

Buktinya, obat batuk merek A, B dan C masi dipakai di kalangan masyarakat umum.  Dan semua pemakainya mengakui kedahsyatan obat batuk mereka masing-masing.

"salah satu yg saya anggap "asli" itu salah satunya ajaran yg membawa kepada kesucian dengan dilandaskan cara-cara yg benar sesuai dengan dhamma yg baik.. "---ini kan anggapan anda terhadap satu ajaran.  Anggapan orang lain berbeda tuh...gmana ya?

Yah.. kembali ke pengertiannya masing masing.. obat batuk A,B,C jika tidak mengandung formalin / zat berbahaya yah tidak terlalu fatal..

Tapi jika mengandung formalin / zat berbahaya baru lah itu selayaknya jelas di pantau kalo perlu di cabut izin beredar karena bisa membahayakan pengguna

Saat ini sesuatu yg dianggap "benar" atau "asli" akan dicap "egois" oleh pihak lain sebab batasan ke-"aslian" sudah buram atau bahkan hampir tidak ada.. berbeda pada kisah di jaman sang buddha..(sejauh yg saya baca di sutta).. jika saat itu ada yg salah.. buddha masih bisa langsung menegur.. tapi di saat sekarang kalo ada yg menegur.. pasti balasan yg di terima "ELO SIAPA??"  :-?
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Asli?
« Reply #43 on: 11 September 2007, 09:57:58 AM »
mana yah yg dah sembuh dari batuk? KATANYA khan dah ada yg sembuh... :o blum pernah ketemu... :)) karena belum ketemu yg sembuh...maka gw stick ajah ke yg palink logis dan paling dekat ama resep asli obat batuknya.... ;D biar cepet sembuh gituloh...

Kebanyakan yg sembuh jarang turun gunung (^_^)
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline Upaseno

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 244
  • Reputasi: 17
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #44 on: 11 September 2007, 09:10:21 PM »
Mungkin saya perlu tulis lagi agar pendatang baru tidak kecewa dengan pertunjukan ini.  Ajaran Sang Buddha adalah 1. Dukkha; 2. Sebab Dukkha; 3. Lenyapnya Dukkha ; dan 4. Cara mengatasi Dukkha.  Lalu, ada Paticca Samupada, Kamma, Kelahiran kembali.  Itu semua yang utama.  Yang lain daripada itu....ehm....kita ga tau.

Offline Upaseno

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 244
  • Reputasi: 17
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #45 on: 11 September 2007, 09:23:27 PM »

Yah.. kembali ke pengertiannya masing masing.. obat batuk A,B,C jika tidak mengandung formalin / zat berbahaya yah tidak terlalu fatal..

Tapi jika mengandung formalin / zat berbahaya baru lah itu selayaknya jelas di pantau kalo perlu di cabut izin beredar karena bisa membahayakan pengguna

Saat ini sesuatu yg dianggap "benar" atau "asli" akan dicap "egois" oleh pihak lain sebab batasan ke-"aslian" sudah buram atau bahkan hampir tidak ada.. berbeda pada kisah di jaman sang buddha..(sejauh yg saya baca di sutta).. jika saat itu ada yg salah.. buddha masih bisa langsung menegur.. tapi di saat sekarang kalo ada yg menegur.. pasti balasan yg di terima "ELO SIAPA??"  :-?

"Tapi jika mengandung formalin / zat berbahaya baru lah itu selayaknya jelas di pantau kalo perlu di cabut izin beredar karena bisa membahayakan pengguna"---Lah...ya cuma "jika" aja kok.  Selama ini juga ga berbahaya.

"Saat ini sesuatu yg dianggap "benar" atau "asli" akan dicap "egois" oleh pihak lain sebab batasan ke-"aslian" sudah buram atau bahkan hampir tidak ada."---Yah...sesuatu kalau benar/asli, mau dilebelin apa aja juga ga masalah.

"berbeda pada kisah di jaman sang buddha..(sejauh yg saya baca di sutta).. jika saat itu ada yg salah.. buddha masih bisa langsung menegur.. "---Oh gitu...Wuah...kalau gitu, percuma aja Ajaran hukum Kamma, karena kalau ga ada (Buddha) yang menegur, umat buddha bisa berbuat seenaknya.  Bukannya seperti anak kecil yang beginian ini?

"tapi di saat sekarang kalo ada yg menegur.. pasti balasan yg di terima "ELO SIAPA??"  :-? "---ya yang "pasti" jawab begini ini siapa?  Wuah...kurang sopan juga itu orang. 

Offline Upaseno

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 244
  • Reputasi: 17
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #46 on: 11 September 2007, 09:39:37 PM »
Kebanyakan yg sembuh jarang turun gunung (^_^)
Wuah wuah...mungkin yang sembuh dari batuk itu takut kena virus batuk lagi di kota, kali.

Sang Buddha ngajar di kota, desa, perjalanan dan di mana-mana.  Sang Buddha juga meminta 60 Arahat pergi ke segala penjuru dan tidak berjalan bersamaan.  Dhamma ada dimana-mana, tidak hanya di tempat sunyi atau di tempat ramai saja. 

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Asli?
« Reply #47 on: 12 September 2007, 09:07:58 AM »
"Tapi jika mengandung formalin / zat berbahaya baru lah itu selayaknya jelas di pantau kalo perlu di cabut izin beredar karena bisa membahayakan pengguna"---Lah...ya cuma "jika" aja kok.  Selama ini juga ga berbahaya.

"Saat ini sesuatu yg dianggap "benar" atau "asli" akan dicap "egois" oleh pihak lain sebab batasan ke-"aslian" sudah buram atau bahkan hampir tidak ada."---Yah...sesuatu kalau benar/asli, mau dilebelin apa aja juga ga masalah.

"berbeda pada kisah di jaman sang buddha..(sejauh yg saya baca di sutta).. jika saat itu ada yg salah.. buddha masih bisa langsung menegur.. "---Oh gitu...Wuah...kalau gitu, percuma aja Ajaran hukum Kamma, karena kalau ga ada (Buddha) yang menegur, umat buddha bisa berbuat seenaknya.  Bukannya seperti anak kecil yang beginian ini?

"tapi di saat sekarang kalo ada yg menegur.. pasti balasan yg di terima "ELO SIAPA??"  :-? "---ya yang "pasti" jawab begini ini siapa?  Wuah...kurang sopan juga itu orang. 

"Tapi jika mengandung formalin / zat berbahaya baru lah itu selayaknya jelas di pantau kalo perlu di cabut izin beredar karena bisa membahayakan pengguna"---Lah...ya cuma "jika" aja kok.  Selama ini juga ga berbahaya.

me :
Engga berbahaya ya bhante?? hmm.. kalo ga berbahaya mungkin ajaran buddha masih sangat jelas dan tidak ada perbedaan pandangan.. mengenai pengertian nibana/nirwana saja sudah rancu antara A/B/C padahal itu tujuan utama para buddha, hakikat ke-buddhaan aja belum jelas kalo masih terlahir atau tidak.. berwujud atau tidak.. dan kalo di pertegas maka pasti saja perselisihan muncul

---------
"Saat ini sesuatu yg dianggap "benar" atau "asli" akan dicap "egois" oleh pihak lain sebab batasan ke-"aslian" sudah buram atau bahkan hampir tidak ada."---Yah...sesuatu kalau benar/asli, mau dilebelin apa aja juga ga masalah.

me:
Kalo dibelain juga bingung ngebelain yg mana?? (^_^) abis kalo di bilang A adalah yg paling mendekati.. pasti muncul "ah itu kan pendapat anda" (^_^).. trus kalo di belain juga pasti terlintas akan muncul lobha, dosa, moha tanpa disadari kalo pelatihan dirinya kurang

-------
"berbeda pada kisah di jaman sang buddha..(sejauh yg saya baca di sutta).. jika saat itu ada yg salah.. buddha masih bisa langsung menegur.. "---Oh gitu...Wuah...kalau gitu, percuma aja Ajaran hukum Kamma, karena kalau ga ada (Buddha) yang menegur, umat buddha bisa berbuat seenaknya.  Bukannya seperti anak kecil yang beginian ini?

me:
Frankly speeking.. ternyata realitanya seperti itu dan tidak jarang yg sadar akan hukum kamma.. jangankan umat awam beberapa anggota sangha-pun tidak sedikit yg seperti itu (tanpa maksud negatif)..  jika tidak seperti realita pastilah sudah banyak para arahat yg bermunculan dan tidak mungkin ajaran buddha terpecah menjadi beberapa aliran

----
"tapi di saat sekarang kalo ada yg menegur.. pasti balasan yg di terima "ELO SIAPA??"  :-? "---ya yang "pasti" jawab begini ini siapa?  Wuah...kurang sopan juga itu orang. 

me:
Siapa pun yg merasa tidak sejalan pemahamannya akan menjawab sepert itu.. dan kurang sopan kan kalo diucapkan (^_^) kalo tidak diucapkan siapa yg tau??
« Last Edit: 12 September 2007, 02:25:45 PM by Radi_muliawan »
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Asli?
« Reply #48 on: 12 September 2007, 09:11:26 AM »
Kebanyakan yg sembuh jarang turun gunung (^_^)
Wuah wuah...mungkin yang sembuh dari batuk itu takut kena virus batuk lagi di kota, kali.

Sang Buddha ngajar di kota, desa, perjalanan dan di mana-mana.  Sang Buddha juga meminta 60 Arahat pergi ke segala penjuru dan tidak berjalan bersamaan.  Dhamma ada dimana-mana, tidak hanya di tempat sunyi atau di tempat ramai saja. 

Jika demikian bhante bukankah sudah waktunya yg sudah sembuh dari batuk menjelajah kembali untuk memutarkan roda dhamma kepada kami yg membutuhkan tanpa harus kebingungan mencari atau bahkan harus "masuk hutan" ;)
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #49 on: 12 September 2007, 10:46:04 AM »
 [at] atas gw
masalahne..ada gk yg 100% sembuh? ;D ...

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Asli?
« Reply #50 on: 12 September 2007, 11:03:21 AM »
Quote
masalahne..ada gk yg 100% sembuh?

Ada baiknya kamu beli dulu alat ukurnya di Harco Glodok, ntar kita ukur bareng2  ^-^ :))
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Asli?
« Reply #51 on: 12 September 2007, 02:27:41 PM »
Quote
masalahne..ada gk yg 100% sembuh?

Ada baiknya kamu beli dulu alat ukurnya di Harco Glodok, ntar kita ukur bareng2  ^-^ :))

hehe kalo nyari alat ukurnya di glodok entar jadi minta korting.. "cing cai lah sama hopeng"  :))
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Asli?
« Reply #52 on: 12 September 2007, 02:31:06 PM »
[at] atas gw
masalahne..ada gk yg 100% sembuh? ;D ...

Yah kalo 100% kaga ada.. 90% juga oke setidaknya udah melewati rata2 minimum.. kurang 10% mah masih di maklumi karena masih terikat sama yg namanya nama/rupa  :D  (gw dapet itungan persentase dari mana coba.. hehe)
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Asli?
« Reply #53 on: 12 September 2007, 03:47:36 PM »
Numpang kutipan dari film Fearless:

Teh kualitas tinggi dan teh kualitas rendah sama2 tumbuh bersama, mereka tidak membedakan mana yang kualitas tinggi dan mana yang kualitas rendah. Yang memberi label kualitas tinggi dan kualitas rendah adalah manusia sendiri.

Begitu pula dengan ilmu bela diri. Tidak ada ilmu bela diri yang lebih tinggi atau lebih rendah. Yang membedakan adalah kemampuan manusia untuk menguasai bela diri. Kompetisi bela diri adalah sarana untuk mengetahui kemampuan masing-masing orang dalam menguasai bela diri, bukan untuk membandingkan tinggi-rendahnya ilmu bela diri.

Barangkali jika diaplikasikan pada topik ini, menjadi:

Semua aliran tradisi Buddhisme tidak membedakan mana yang asli dan mana yang palsu. Yang memberi label asli dan palsu adalah manusia sendiri. Dan yang paling penting di sini adalah bukan membedakan asli-palsunya suatu aliran, melainkan bagaimana kita sebagai manusia menguasai ajaran Buddhisme. Yang dimaksud dengan menguasai di sini adalah menguasai baik secara teori dan praktek.

Saya mengetahui bahwa banyak juga orang-orang yang mempunyai tingkat spiritual tinggi di luar tradisi Theravada, misalnya Zen, Tantrayana, dll.. Bahkan saya juga mengetahui bahwa ada orang-orang yang memiliki tingkat spiritual tinggi walaupun mereka tidak meng-klaim diri mereka sebagai Buddhis. Saya memang tidak dapat "membaca" batin seseorang, tapi saya bisa menerka kualitas batin seseorang dari sikap, ucapan, dan perbuatannya.

Apapun keyakinan kita, dari tradisi apapun kita, yang paling penting adalah bagaimana kita menguasainya dan mengaplikasikannya dalam hidup sehari-hari..

Jadi, apakah Theravada itu asli atau bukan? So what gitu lho..  ^-^
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Asli?
« Reply #54 on: 12 September 2007, 03:53:06 PM »
Quote
Semua aliran tradisi Buddhisme tidak membedakan mana yang asli dan mana yang palsu. Yang memberi label asli dan palsu adalah manusia sendiri. Dan yang paling penting di sini adalah bukan membedakan asli-palsunya suatu aliran, melainkan bagaimana kita sebagai manusia menguasai ajaran Buddhisme. Yang dimaksud dengan menguasai di sini adalah menguasai baik secara teori dan praktek.

Setuju!
Masih banyak hal yang bisa dibicarakan untuk meningkatkan pemahaman Dhamma kita. Pembicaraan / diskusi yg bersifat menambah wawasan atau analisa antar aliran sih ok, tetapi persengketaan / saling klaim antar aliran sebaiknya dihindarkan, dan posting2 yang mengandung hatred sebaiknya dihindarkan. Semoga hal ini jadi pemikiran bagi pengelola milis ini.

Salam,
Suchamda
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #55 on: 12 September 2007, 03:55:46 PM »
"tapi saya bisa menerka kualitas batin seseorang dari sikap, ucapan, dan perbuatannya." bukannya sama dengan "memberi label kualitas tinggi dan kualitas rendah adalah manusia sendiri"


Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Asli?
« Reply #56 on: 12 September 2007, 04:42:54 PM »
"tapi saya bisa menerka kualitas batin seseorang dari sikap, ucapan, dan perbuatannya." bukannya sama dengan "memberi label kualitas tinggi dan kualitas rendah adalah manusia sendiri"

Betul!  ;D

Sama seperti memberi label, makanan ini lezat atau hambar atau tidak enak, musik ini merdu atau sumbang, aroma ini harum atau bau, kaya-miskin, untung-rugi, cantik-jelek, tua-muda, terpuji-tercela, dsb.. dsb..

Tampaknya sebagian besar manusia memang masih terikat dengan label2 ini (kalau mau jujur)..
Kalau mau makan, kita mencari yang lezat kan?
Kalau mau dengar lagu / musik, kita mencari yang merdu kan?
Kalau mau beli parfum, kita mencari yang harum kan?
dsb.. dsb..  ^-^

Menurut saya sih sah2 saja memberi label..
Asalkan tetap menghargai yang lainnya..

Lagipula maksud saya memberi label "kualitas batin yang tinggi" pada posting sebelumnya hanya untuk memberitahu bahwa orang-orang baik juga terdapat pada keyakinan lain.. Itu saja. Tanpa bermaksud lainnya..
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline Upaseno

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 244
  • Reputasi: 17
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #57 on: 12 September 2007, 10:35:24 PM »

"Tapi jika mengandung formalin / zat berbahaya baru lah itu selayaknya jelas di pantau kalo perlu di cabut izin beredar karena bisa membahayakan pengguna"---Lah...ya cuma "jika" aja kok.  Selama ini juga ga berbahaya.

me :
Engga berbahaya ya bhante?? hmm.. kalo ga berbahaya mungkin ajaran buddha masih sangat jelas dan tidak ada perbedaan pandangan.. mengenai pengertian nibana/nirwana saja sudah rancu antara A/B/C padahal itu tujuan utama para buddha, hakikat ke-buddhaan aja belum jelas kalo masih terlahir atau tidak.. berwujud atau tidak.. dan kalo di pertegas maka pasti saja perselisihan muncul

---------
"Saat ini sesuatu yg dianggap "benar" atau "asli" akan dicap "egois" oleh pihak lain sebab batasan ke-"aslian" sudah buram atau bahkan hampir tidak ada."---Yah...sesuatu kalau benar/asli, mau dilebelin apa aja juga ga masalah.

me:
Kalo dibelain juga bingung ngebelain yg mana?? (^_^) abis kalo di bilang A adalah yg paling mendekati.. pasti muncul "ah itu kan pendapat anda" (^_^).. trus kalo di belain juga pasti terlintas akan muncul lobha, dosa, moha tanpa disadari kalo pelatihan dirinya kurang

-------
"berbeda pada kisah di jaman sang buddha..(sejauh yg saya baca di sutta).. jika saat itu ada yg salah.. buddha masih bisa langsung menegur.. "---Oh gitu...Wuah...kalau gitu, percuma aja Ajaran hukum Kamma, karena kalau ga ada (Buddha) yang menegur, umat buddha bisa berbuat seenaknya.  Bukannya seperti anak kecil yang beginian ini?

me:
Frankly speeking.. ternyata realitanya seperti itu dan tidak jarang yg sadar akan hukum kamma.. jangankan umat awam beberapa anggota sangha-pun tidak sedikit yg seperti itu (tanpa maksud negatif)..  jika tidak seperti realita pastilah sudah banyak para arahat yg bermunculan dan tidak mungkin ajaran buddha terpecah menjadi beberapa aliran

----
"tapi di saat sekarang kalo ada yg menegur.. pasti balasan yg di terima "ELO SIAPA??"  :-? "---ya yang "pasti" jawab begini ini siapa?  Wuah...kurang sopan juga itu orang. 

me:
Siapa pun yg merasa tidak sejalan pemahamannya akan menjawab sepert itu.. dan kurang sopan kan kalo diucapkan (^_^) kalo tidak diucapkan siapa yg tau??
"Engga berbahaya ya bhante?? hmm.. kalo ga berbahaya mungkin ajaran buddha masih sangat jelas dan tidak ada perbedaan pandangan.. mengenai pengertian nibana/nirwana saja sudah rancu antara A/B/C padahal itu tujuan utama para buddha, hakikat ke-buddhaan aja belum jelas kalo masih terlahir atau tidak.. berwujud atau tidak.. dan kalo di pertegas maka pasti saja perselisihan muncul"---pengertian nibbana/nirvana yang berbeda sudah muncul saat sang Buddha masih hidup.  Beliau toh ga mempermasalahkan itu.

"Kalo dibelain juga bingung ngebelain yg mana?? (^_^) abis kalo di bilang A adalah yg paling mendekati.. pasti muncul "ah itu kan pendapat anda" (^_^).. trus kalo di belain juga pasti terlintas akan muncul lobha, dosa, moha tanpa disadari kalo pelatihan dirinya kurang"---Apa perlu dibelain?  Ajaran sang Buddha itu luas kok.  Kalo cuma tau yang A ato yang B aja ato yang C aja...wuah...pengetahuan kita sempit.

"Frankly speeking.. ternyata realitanya seperti itu dan tidak jarang yg sadar akan hukum kamma.. jangankan umat awam beberapa anggota sangha-pun tidak sedikit yg seperti itu (tanpa maksud negatif)..  jika tidak seperti realita pastilah sudah banyak para arahat yg bermunculan dan tidak mungkin ajaran buddha terpecah menjadi beberapa aliran"----Welcome to Buddhism.

Offline Upaseno

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 244
  • Reputasi: 17
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #58 on: 12 September 2007, 10:37:51 PM »
Jika demikian bhante bukankah sudah waktunya yg sudah sembuh dari batuk menjelajah kembali untuk memutarkan roda dhamma kepada kami yg membutuhkan tanpa harus kebingungan mencari atau bahkan harus "masuk hutan" ;)
Ya...tanya sendiri yang sudah sembuh...lah aku masi gila kok...

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Asli?
« Reply #59 on: 13 September 2007, 07:44:22 AM »
Jika demikian bhante bukankah sudah waktunya yg sudah sembuh dari batuk menjelajah kembali untuk memutarkan roda dhamma kepada kami yg membutuhkan tanpa harus kebingungan mencari atau bahkan harus "masuk hutan" ;)
Ya...tanya sendiri yang sudah sembuh...lah aku masi gila kok...
Wah bhante aja bilang masih gila gimana saya umat awam  ;D gila setengah mati batuk kronis hampir TBC  ;)
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Asli?
« Reply #60 on: 13 September 2007, 08:48:09 AM »
"Engga berbahaya ya bhante?? hmm.. kalo ga berbahaya mungkin ajaran buddha masih sangat jelas dan tidak ada perbedaan pandangan.. mengenai pengertian nibana/nirwana saja sudah rancu antara A/B/C padahal itu tujuan utama para buddha, hakikat ke-buddhaan aja belum jelas kalo masih terlahir atau tidak.. berwujud atau tidak.. dan kalo di pertegas maka pasti saja perselisihan muncul"---pengertian nibbana/nirvana yang berbeda sudah muncul saat sang Buddha masih hidup.  Beliau toh ga mempermasalahkan itu.

me:
Beliau tidak akan mempermasalahkan, oleh karenanya yg mendengarkan dan mengikuti petunjuknyalah yg berhasil mencapai pencerahan, apakah saya salah mengatakannya demikan bhante??

"Kalo dibelain juga bingung ngebelain yg mana?? (^_^) abis kalo di bilang A adalah yg paling mendekati.. pasti muncul "ah itu kan pendapat anda" (^_^).. trus kalo di belain juga pasti terlintas akan muncul lobha, dosa, moha tanpa disadari kalo pelatihan dirinya kurang"---Apa perlu dibelain?  Ajaran sang Buddha itu luas kok.  Kalo cuma tau yang A ato yang B aja ato yang C aja...wuah...pengetahuan kita sempit.

me:
Sepengetahuan saya juga memang ajaran buddha sangat luas, tapi sangat fatal juga kalo ternyata pemahaman yg diterima keliru.. biarpun usia masih muda tapi ketika waktu sebelumnya semua ajaran yg berlabel buddha sudah pernah saya ikuti.. akhirnya muncul sebuah kesimpulan "apakah dahulu  buddha mengajarkannya seperti ini??"

"Frankly speeking.. ternyata realitanya seperti itu dan tidak jarang yg sadar akan hukum kamma.. jangankan umat awam beberapa anggota sangha-pun tidak sedikit yg seperti itu (tanpa maksud negatif)..  jika tidak seperti realita pastilah sudah banyak para arahat yg bermunculan dan tidak mungkin ajaran buddha terpecah menjadi beberapa aliran"----Welcome to Buddhism.

me:
Sama-sama bhante (^_^) pait getir udah sering saya liat sendiri dengan mata kepala saya.. jadi ya enjoy aja  8)


NB: untuk rekan2 mohon maaf jika ada yg tersinggung mengenai bahasan saya.. dikarenakan saya berusaha memberikan realita yg ada.. dan jujur saya menuliskan ini tidak dilandasi kebencian.. melainkan mencoba memahami realita yg ada dan menyajikannya sesuai tema..  realita jika dibungkam maka ada kemungkinan akan menimbulkan kerancuan baru dikemudian hari

 _/\_
« Last Edit: 13 September 2007, 08:58:28 AM by Radi_muliawan »
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Asli?
« Reply #61 on: 13 September 2007, 08:59:30 AM »
Quote from: 'radi'
Sesungguhnya bagi saya pribadi aliran manapun tidak ada yg asli tidak juga tidak ada yg tidak asli, tidak menjadi masalah dan beban pikiran.. hanya saja banyak yg membingungkan untuk diserapi.. bahkan kebingungan tersebut kadang suka berkembang menjadi bahan serangan terhadap ajaran buddha dari pihak lain dan pihak internal sendiri..

Benar.
Dari pengalaman saya berdebat antar agama selama bertahunan, saya menemukan bahwa sulit bagi umat agama lain untuk menemukan celah yang tak bisa terjawab dari ajaran Dharma Sang Buddha. Tetapi melihat kesulitan ini kemudian mereka menggunakan taktik lain, yaitu mencari celah / kejelekkan dari kelakuan umat Buddhism sendiri, antara lain issue persengketaan antar aliran dan kefanatikan sebuah aliran. Hal ini sering mereka kemukakan seakan2 mengatakan ajaran Buddha munafik karena tidak sesuai antara yg tertulis dengan praktek umat dalam realita.
Oleh karena itu rekan-rekan, saya rasa sudah saatnya kita untuk memperluas wawasan kita tentang pemahaman Buddhism dari berbagai aliran, sehingga kita bisa saling melindungi sehingga citra Buddhism tidak tercela di mata umum. Apabila kita bisa bersikap non sektarian maka saya rasa Buddhism akan berkembang lebih pesat.

Saya rasa hal inilah yang ingin disampaikan oleh Bhante Upaseno secara tersirat dari pertanyaan dia di awal topik ini.

Salam,
Suchamda
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Asli?
« Reply #62 on: 13 September 2007, 09:15:38 AM »
Quote
Wah bhante aja bilang masih gila gimana saya umat awam  Grin gila setengah mati batuk kronis hampir TBC  Wink

Apakah kita menunggu sampai tua dulu karena mencari orang yg sudah mencapai kesucian dan baru kemudian belajar Dharma darinya?

Saya rasa, bahan2 yang tersedia sudah cukup lengkap. Dan kita pun bisa belajar banyak dari guru, lingkungan, teman, dsb yang walaupun belum mencapai kesucian tapi bisa memberikan suatu pandangan yang sesuai Dharma.

Janganlah berpandangan bahwa seseorang harus bisa melaksanakan A dulu baru boleh menasihati orang lain agar bertindak A. Pada kenyataannya kita semua sedang belajar, sedang berusaha. Sebenarnya kita sadar bahwa kita belum benar2 menjalankan A, akan tetapi dengan memberitahukan nasihat itu kepada orang lain, berarti kita berdana Dharma. Dan perlu diingat bahwa struktur sosial kemasyarakatan dari mahluk manusia itu berfungsi sedemikian rupa untuk saling ingat mengingatkan. Kalau menunggu suci dulu baru mengingatkan, mau tunggu sampai kapan??....kalau masyarakat kita semua bertindak seperti itu, amak tidaka akan ada proses belajar mengajar, dan semuanya akan terjatuh dalam kerusakan moral karena enggan untuk mengingatkan.

Disatu sisi kita memang harus menghindari kemunafikan, tapi disisi lain dana nasihat itu memang sangat dibutuhkan oleh lingkungan sekitar kita. Jadi antara kedua tarikan ini, kita harus bisa seimbang dan bijak menyikapi.

Permasalahan yg kita hadapi mengapa tidak sukses dalam belajar Dhamma utk mencapai kesucian adalah bukan dari siapa yang mengajar atau masalah kesucian si pengajar, akan tetapi lebih ditentukan oleh komitmen dan tekad diri kita sendiri untuk mempraktekkan apa yang sudah kita pelajari.
Kebanyakan dari kita hanyalah ingin mengumpulkan sebanyak mungkin informasi tapi enggan atau merasa tidak bisa kala disuruh mempraktekkannya, tentu dengan segudang alasan. Saya khawatir, mencari-cari orang yang 'sudah tidak batuk' untuk mengajar kita itupun sebenarnya adalah salah satu dari segudang dalih tersebut.

Membayangkan orang-orang yg sudah suci itu adalah sekedar bayangan / konsep kita. Pada saat kita nantinya betul2 bertemu dengan orang suci itu, belum tentu sesuai dengan bayangan kita tsb dan akhirnya kita tolak beliau....atau malah jangan2 bisa saja kita labeli dia sesat. :)

Hanya orang yang sudah dekat dengan kesucian tersebut, yang memiliki pengetahuan intuitif untuk menduga mana yang telah sembuh total dan mana yang belum, itu pun masih dugaan. Hanya orang yg sudah mencapai kesucian itu atau lebih, baru bisa dengan pasti menentukan. Tapi orang2 yang demikian, sudah tidak akan banyak bicara lagi dan tentu tidak mau berkata2 untuk menyatakan.

Melihat kondisi dari apa yg saya bicarakan dari atas ini, lantas apakah kita masih perlu mempermasalahkan mencari 'juru selamat' yg ada di angan2 kita? Ingatlah bahwa penolong kita adalah diri kita sendiri.

Mudah2an bermanfaat, dan maaf bila ada nada bicara atau isi yg kurang berkenan.

Salam,
Suchamda
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Asli?
« Reply #63 on: 13 September 2007, 09:36:47 AM »
Quote from: 'radi'
Sesungguhnya bagi saya pribadi aliran manapun tidak ada yg asli tidak juga tidak ada yg tidak asli, tidak menjadi masalah dan beban pikiran.. hanya saja banyak yg membingungkan untuk diserapi.. bahkan kebingungan tersebut kadang suka berkembang menjadi bahan serangan terhadap ajaran buddha dari pihak lain dan pihak internal sendiri..

Benar.
Dari pengalaman saya berdebat antar agama selama bertahunan, saya menemukan bahwa sulit bagi umat agama lain untuk menemukan celah yang tak bisa terjawab dari ajaran Dharma Sang Buddha. Tetapi melihat kesulitan ini kemudian mereka menggunakan taktik lain, yaitu mencari celah / kejelekkan dari kelakuan umat Buddhism sendiri, antara lain issue persengketaan antar aliran dan kefanatikan sebuah aliran. Hal ini sering mereka kemukakan seakan2 mengatakan ajaran Buddha munafik karena tidak sesuai antara yg tertulis dengan praktek umat dalam realita.
Oleh karena itu rekan-rekan, saya rasa sudah saatnya kita untuk memperluas wawasan kita tentang pemahaman Buddhism dari berbagai aliran, sehingga kita bisa saling melindungi sehingga citra Buddhism tidak tercela di mata umum. Apabila kita bisa bersikap non sektarian maka saya rasa Buddhism akan berkembang lebih pesat.

Saya rasa hal inilah yang ingin disampaikan oleh Bhante Upaseno secara tersirat dari pertanyaan dia di awal topik ini.

Salam,
Suchamda


Saya pun memahami jika memang ada yg tersirat..
tapi setidaknya bukan berarti kita menutup mata dengan realita..

jadi ingat sampai jam 6 sore kemarin saja masih ada pendeta yg bertanya "Buddha emang ngajarin ada kaisar langit??" wahh saya ga bisa jawab jadinya (^_^')

Pendeta tersebut pun bertanya "Bhante kok minta2 dan kenapa harus diutan?? apakah takut godaan di kota2?? kenapa bhante kaga kerja??" pertanyaan ini saya bisa jawab dan memberikan sedikit pengertian mengenai apa itu samana dan apa perbedaan meminta-minta dengan memberikan kesempatan untuk berdana

Rekan Pendeta bertanya "Elo yakin kalo penjahat begitu mau mati bisa masuk surga??" ya untuk ini saya juga bisa menjawab (^_^) "masuk surga bagus ga masuk surga juga ga apa2.. tapi kalo anda membicarakan agama sebagai suatu kebenaran maka harus mampu memberikan bukti2 kalo tidak bisa.. maka itu masih baru wacana"

Jadi kasihan.. (^_^) hari gini masih ada yg bertanya seperti itu, lebih kasihan harini gini saya masih ditanya gituan juga
« Last Edit: 13 September 2007, 09:38:23 AM by Radi_muliawan »
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Asli?
« Reply #64 on: 13 September 2007, 10:03:42 AM »
Apakah kita menunggu sampai tua dulu karena mencari orang yg sudah mencapai kesucian dan baru kemudian belajar Dharma darinya?

me:
Bukan menunggu sampai tua melainkan untuk memastikan apakah yg sudah ditangkap dan di cerapi sudah benar adanya


Saya rasa, bahan2 yang tersedia sudah cukup lengkap. Dan kita pun bisa belajar banyak dari guru, lingkungan, teman, dsb yang walaupun belum mencapai kesucian tapi bisa memberikan suatu pandangan yang sesuai Dharma.

me:
untuk saya pribadi ada satu yg belum lengkap yaitu tipitaka yg sudah diterjemahkan ke bahasa indonesia yg baik dan benar sesuai dengan maksud tulisan pali bukan sepenggal-sepenggal

Janganlah berpandangan bahwa seseorang harus bisa melaksanakan A dulu baru boleh menasihati orang lain agar bertindak A. Pada kenyataannya kita semua sedang belajar, sedang berusaha. Sebenarnya kita sadar bahwa kita belum benar2 menjalankan A, akan tetapi dengan memberitahukan nasihat itu kepada orang lain, berarti kita berdana Dharma. Dan perlu diingat bahwa struktur sosial kemasyarakatan dari mahluk manusia itu berfungsi sedemikian rupa untuk saling ingat mengingatkan. Kalau menunggu suci dulu baru mengingatkan, mau tunggu sampai kapan??....kalau masyarakat kita semua bertindak seperti itu, amak tidaka akan ada proses belajar mengajar, dan semuanya akan terjatuh dalam kerusakan moral karena enggan untuk mengingatkan.

Disatu sisi kita memang harus menghindari kemunafikan, tapi disisi lain dana nasihat itu memang sangat dibutuhkan oleh lingkungan sekitar kita. Jadi antara kedua tarikan ini, kita harus bisa seimbang dan bijak menyikapi.

me:
betul

Permasalahan yg kita hadapi mengapa tidak sukses dalam belajar Dhamma utk mencapai kesucian adalah bukan dari siapa yang mengajar atau masalah kesucian si pengajar, akan tetapi lebih ditentukan oleh komitmen dan tekad diri kita sendiri untuk mempraktekkan apa yang sudah kita pelajari.

me :
Kalo mencari jalan menggunakan peta yg salah maka jalan tersebut belum tentu bisa membawa ke tujuan, dengan komitmen dan perjuangan memang bisa sampai tujuan.. kalo sampainya di tujuannya diamksud tapi kalo tujuannya jalan buntu?? (^_^)

Kebanyakan dari kita hanyalah ingin mengumpulkan sebanyak mungkin informasi tapi enggan atau merasa tidak bisa kala disuruh mempraktekkannya, tentu dengan segudang alasan. Saya khawatir, mencari-cari orang yang 'sudah tidak batuk' untuk mengajar kita itupun sebenarnya adalah salah satu dari segudang dalih tersebut.

me:
Bukan dalih tapi kadang dibutuhkan sebuah kepastian dari apa yg telah diterima dari sebuah pencerapan


Membayangkan orang-orang yg sudah suci itu adalah sekedar bayangan / konsep kita. Pada saat kita nantinya betul2 bertemu dengan orang suci itu, belum tentu sesuai dengan bayangan kita tsb dan akhirnya kita tolak beliau....atau malah jangan2 bisa saja kita labeli dia sesat. :)

me:
Lah itu lah yg terjadi.. karena makin banyak yg mengakui dirinya suci dan mendirikan aliran baru yg belum tentu sejalan dengan buddha dhamma

Hanya orang yang sudah dekat dengan kesucian tersebut, yang memiliki pengetahuan intuitif untuk menduga mana yang telah sembuh total dan mana yang belum, itu pun masih dugaan. Hanya orang yg sudah mencapai kesucian itu atau lebih, baru bisa dengan pasti menentukan. Tapi orang2 yang demikian, sudah tidak akan banyak bicara lagi dan tentu tidak mau berkata2 untuk menyatakan.

me:
sebenernya disitulah yg diaharapkan oleh saya pribadi.. orang yg sudah benar-benar mampu dengan pasti membedakan benar dan kurang benar

Melihat kondisi dari apa yg saya bicarakan dari atas ini, lantas apakah kita masih perlu mempermasalahkan mencari 'juru selamat' yg ada di angan2 kita? Ingatlah bahwa penolong kita adalah diri kita sendiri.

me:
Tidak perlu tapi apakah salah dan tidak wajar jika kita masih mengharapkan sosok yg memberikan pengarahan yg tajam dan mengenai sasaran?? dan bukan untuk minta diselamatkan loh (^_^)

Mudah2an bermanfaat, dan maaf bila ada nada bicara atau isi yg kurang berkenan.

Salam,
Suchamda
« Last Edit: 13 September 2007, 10:06:03 AM by Radi_muliawan »
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Asli?
« Reply #65 on: 13 September 2007, 12:42:30 PM »
Quote
Tidak perlu tapi apakah salah dan tidak wajar jika kita masih mengharapkan sosok yg memberikan pengarahan yg tajam dan mengenai sasaran??

Sebenarnya anda sudah bisa menjawab sendiri : tidak perlu.
Kemudian soal apakah salah atau kewajaran, kalau pikiran anda masih terus mencari dan berkembang biak dengan pertanyaan-pertanyaan dan berkutat dengan label2, maka apa yang anda cari?

(pertanyaan saya ini tidak perlu dijawab dengan pikiran yang penuh pengetahuan dan harapan. Saya tidak berminat mengajak anda berdebat. Tapi pertanyaan itu bersifat mendalam untuk mengarahkan anda melihat batin anda sendiri. Saya yakin persoalan ini bukan masalah kalau anda bisa melihat batin anda sendiri. Silakan direnungkan dulu. Sabar.)
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Asli?
« Reply #66 on: 13 September 2007, 12:54:20 PM »
Quote
Tidak perlu tapi apakah salah dan tidak wajar jika kita masih mengharapkan sosok yg memberikan pengarahan yg tajam dan mengenai sasaran??

Sebenarnya anda sudah bisa menjawab sendiri : tidak perlu.
Kemudian soal apakah salah atau kewajaran, kalau pikiran anda masih terus mencari dan berkembang biak dengan pertanyaan-pertanyaan dan berkutat dengan label2, maka apa yang anda cari?

(pertanyaan saya ini tidak perlu dijawab dengan pikiran yang penuh pengetahuan dan harapan. Saya tidak berminat mengajak anda berdebat. Tapi pertanyaan itu bersifat mendalam untuk mengarahkan anda melihat batin anda sendiri. Saya yakin persoalan ini bukan masalah kalau anda bisa melihat batin anda sendiri. Silakan direnungkan dulu. Sabar.)


(^_^)

(saya hanya menyajikan sesuai tema tidak lebih.. dan tidak kurang..)
sesungguhnya saya mengikuti organisasi budhist pun serasa tidak bermanfaat banyak dan sudah puas dengan kondisi sekarang..  hanya karena keprihatinan sebagai sesama buddhist maka saya masih bertahan dan harap itu tetap saya pegang teguh.. yah mungkin saya harus dengan tegas melepas keperdulian saya dan harapan saya untuk kemajuan budhism di diri saya dan sekitar saya :|
« Last Edit: 13 September 2007, 01:13:51 PM by Radi_muliawan »
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline Upaseno

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 244
  • Reputasi: 17
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #67 on: 13 September 2007, 11:37:27 PM »
For Radi:
"Beliau tidak akan mempermasalahkan, oleh karenanya yg mendengarkan dan mengikuti petunjuknyalah yg berhasil mencapai pencerahan, apakah saya salah mengatakannya demikan bhante??"---Belum tentu juga, ada juga yang harus tunggu beberapa kehidupan lagi.  Ada Devadatta bersama gangnya juga.

"sepengetahuan saya juga memang ajaran buddha sangat luas, tapi sangat fatal juga kalo ternyata pemahaman yg diterima keliru.. biarpun usia masih muda tapi ketika waktu sebelumnya semua ajaran yg berlabel buddha sudah pernah saya ikuti.. akhirnya muncul sebuah kesimpulan "apakah dahulu  buddha mengajarkannya seperti ini??""---Ya kan memang perlu begitu.  Analisa, observasi, dibuktikan, baru diyakini.

"Jadi kasihan.. (^_^) hari gini masih ada yg bertanya seperti itu, lebih kasihan harini gini saya masih ditanya gituan juga"---pertanyaan begini sudah mulai dari dulu dan tak akan berakhir sampe kapanpun.
« Last Edit: 13 September 2007, 11:42:53 PM by Upaseno »

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Asli?
« Reply #68 on: 14 September 2007, 07:37:05 PM »
Artikel ini menarik untuk dibaca melengkapi wawasan kita tentang sejarah awal buddhism.
Barangkali bisa juga menjelaskan 'misteri' dari apa yang dikatakan B.Upaseno :

Quote
Pertama, "Theravada adalah ‘Ajaran Tua’: Ajaran Sang Buddha yang dirangkum oleh Bhikkhu-Bhikkhu tua pada konsili-konsili awal."  Ini kan sudah jelas bahwa ada gap dalam usia.  Yang muda pada kemana?

Yang kedua, saya tulis, "Yang ikut Konsili-Konsili awal juga tidak semua Bhikkhu, hanya sebagian kecil saja."  Mestinya orang-orang Dhammacitta bisa sensitive membaca statement itu.  "Hanya sebagian kecil saja," dan sebagian besar pada kemana?

 MAHASAMGHIKA
Doctrines       

The Mahasamghika school (`those Belonging to the Universal Sangha') represents one of the earliest systematic interpretations of Buddhist doctrine.  Very little material on the fraternity has survived and we can only piece together their doctrines from sources preserved mainly in Chinese. Although regarded as a non-Mahayana school the Mahasamghika had a view of the Buddha which looks characteristically  Mahayana. Indeed, what remains of the Mahasamghika canon incorporates elements of, and has been incorporated by, the Mahayana. An example of this is the Mahavastu sutra of the Mahasamghika which, like many  Mahayana  sutras, describes the stages through which a Bodhisattva passes on the way to enlightenment.
     The Mahasamghikas regarded the Buddha as supramundane, beyond all impurity and restriction. Although he is real, his human life was illusory and was lived for the benefit of sentient beings. Therefore his lives, even before his final miraculous human birth, transcended unenlightened knowledge and his human quest for enlightenment was illusory.  Because this is the case all the words he spoke were concerned with the transcendent and it is up to listeners to understand them rightly according to their capabilities. Unlike the Sthaviravadins (the elders) the  Mahasamghikas accepted five points put forward by a monk named Mahadeva who argued that arhats were still subject to nocturnal emissions as a result of erotic dreams; that, though spiritually enlightened, they were still subject to ignorance on worldly matters; that they were subject to doubt; that they could still acquire information from other people; and that when entering the enlightened state they may speak certain words, for example "dukkha!". These points, which represented a lowering in the status of an arhat, may also have been an attempt to re-present arhatship as an attainable goal.
History       

The Mahasamghika school maintained the view of the majority of the Buddhist Sangha when it first divided from the Sthaviravadins either at the second Buddhist council at Vaisali, held about seventy years after the Buddha's death or, more likely, at a later meeting at Pataliputra in about 308BCE. Three possible reasons for this division have been advanced, based on accounts preserved by various later schools. One possible reason was a division over matters of doctrine which centres on Mahadeva's five points. Although Mahadeva's points were significant for future doctrinal development, they are unlikely to have been the cause for this early division since schisms (sanghabeda) generally resulted from differences in the vinaya, the disciplinary code. According to some sources, the Sthaviravadins divided from the  Mahasamghika in order to reestablish adherence to the vinaya after it had become lax.  Mahasamghika sources however record that the Sthaviravadin elders were attempting to introduce minor rules which had not been laid down at the original vinaya recitation at the first Council and were thereby straying unnecessarily from the tradition. This interpretation is backed up by the fact that the  Mahasamghika vinaya, which has survived, is thought to be very early and is indeed the shortest surviving version of the vinaya.
     We know that the Mahàsàüghikas later subdivided into two fraternities; the Ekavyavhàrika in the north and the Caitra in the south, although sources are insufficient to provide details of these developments.
Symbols       

There is no textual or inscriptional evidence to indicate that the school had a distinct symbol system.

Adherents       

The Mahasamghika school and much of its canon was destroyed during the Muslim invasion of Northern India in the twelfth century. However, the influence of the  Mahasamghika survives through the admission of its sutras to the Mahayana canon, particularly in its Chinese recension.

Headquarters/
Main Centre       

The school was very strong in Magadha, at Pataliputra, and there is inscriptional evidence of its presence in Mathura from 120 BCE. At a later date it established a centre in Southern India in the Guntur district.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline lim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 113
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #69 on: 16 September 2007, 04:55:17 PM »
salut saya buat kk  [at] Suchamda penjelasannya bagus2  ;D

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Asli?
« Reply #70 on: 16 September 2007, 11:13:41 PM »
Apa yang disampaikan Sdr. Suchamda tetap tidak mengungkapkan apa yang terjadi.

Pertama perlu dipertanyakan dulu pernyataan Bhante Upaseno mengenai "Theravada adalah ‘Ajaran Tua’: Ajaran Sang Buddha yang dirangkum oleh Bhikkhu-Bhikkhu tua pada konsili-konsili awal." Dan adanya gap usia. Pertanyaannya adalah apakah hanya ada Bhikkhu-Bhikkhu tua dalam konsili 1dan 2, sama sekali tidak ada bhikkhu-bhikku muda yang hadir dan mereka (Bhikkhu tua) hanya berperan merangkum atau juga menentukan isi?
Apa dasar dari Bhante mengatakan adanya gap usia? Adakah bukti berupa teks yang menyebutkan usia dari yang hadir dalam konsili-konsili awal sehingga bisa disimpulkan adanya gap usia?

Sekarang, katakanlah memang ada gap usia dan yang ada hanyalah bhikkhu-bhikkhu tua yang bersidang, kemudian dikaitkan dengan munculnya Mahasamghika. Maka ada kemungkinan bahwa bhikkhu-bhikkhu muda “lari” dan membentuk Mahasamghika (yang diperkirakan terjadi antara konsili 2 dan 3), tapi tetap tidak ada catatan yang memastikan hal ini. Mahasamghika juga tidak bisa dipastikan berarti besar (maha) dalam jumlah.

Jikapun benar bahwa bhikkhu-bhikkhu muda “lari” dan membentuk Mahasamghika, kita juga belum bisa mengatakan bahwa ada yang tidak beres dengan bhikkhu-bhikkhu tua ataupun bhikkhu-bhikkhu muda. Sifat pemberontak (kaum muda) dan sifat konservatif (kaum tua), keduanya memiliki potensi berbuat kesalahan karena sifat-sifat mereka tesebut.

Di satu sisi Mahasamghika menuduh para Tetua (Sthaviravāda) menambahkan aturan kecil pada vinaya yang tidak ada pada konsili pertama (tidak disebutkan dalam artikel Sdr. Suchamada), sedangkan Sthaviravāda menuduh Mahasamghika menambah pratimoksha / patimokkha. Sampai sini pun kita belum mengetahui mana yang benar, mana yang asli.

Kemunculan Mahadeva pun tidak membantu, kita pun tidak tahu kehidupannya secara detail apalagi motif untuk memasuki sangha. Tetapi dari kisahnya bisa dikatakan bahwa emosinya sangat labil dan penuh kecurigaan, meskipun kemudian dikatakan ia memiliki karisma tersendiri. Orang dengan kondisi batin seperti ini, bila dihadapkan pada situasi yang pelik seperti beradu argumen bisa jadi memicu kelabilan emosinya. Dan tidak perlu diperjelas lagi apa yang terjadi jika perasaan emosi mengambil alih pikiran sehat. So, haruskah kita percaya mentah-mentah 5 hal negatif yang diajukan Mahadeva terhadap arahat?

Jadi apa yang disampaikan Sdr. Suchamda belum bisa mengungkapkan apa yang terjadi, hanya mengungkapkan sudut pandang yang lain.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #71 on: 16 September 2007, 11:55:24 PM »
BRAVOOOO KELANA!!! ;D

Offline cowcool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 132
  • Reputasi: 7
Re: Asli?
« Reply #72 on: 21 September 2007, 01:35:58 AM »
Bhante,

Kalau menurut pendapat saya asli 100 persen atau tidak asli 100 persen tidaklah terlalu penting. Saya yakin Sang Buddha jauh sebelum hari sudah memperkirakan adanya pembagian sekte2.

Lalu mengapa dibiarkan?. Yah namanya manusia semua orang memiliki pikiran yg unik dan berbeda, memiliki preferensi dan pengharapan yg berbeda beda, latar belakang yg berbeda beda.

Selama di ajaran tertentu meyakini anatta, anicca dan menjalankan 4 kebenaran utama dan 8 ruas jalan utama, saya yakin di situ ada peluang untuk mencapai enlightment.

Bagi saya yang manakah yg benar apakah konsep Bodhisattva atau Arahat tidaklah terllau penting karena konsep Arahat dan Boddhisatva Mahasattva itu masih merupakan produk pikiran dan selama kita melakukan proses berpikir/terikat pada produk pikiran maka tidak mungkin mencapai kebenaran tertinggi karena sifat pikiran itu terbatas/tidak transendental .. setiap proses pikiran membutuhkan waktu . Segala sesuatu yang masih membutuhkan waktu dan ruang bukanlah kebenaran tertinggi.

Masih jauh lebih baik tidak melakukan proses berpikir sama sekali sehingga tak terikat ruang dan waktu. Tapi saya juga cuma sekedar teori saja, masih amat amat amat  sangat jauh  dari realisasi.





Sering kita dengar ajaran Theravada adalah ajaran yang asli dari Sang Buddha.  Benarkah menurut anda?  Mengapa?
« Last Edit: 21 September 2007, 01:37:50 AM by cowcool »
ShoeDistro.com
Depotkantor.com

Offline Upaseno

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 244
  • Reputasi: 17
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #73 on: 25 September 2007, 07:58:51 AM »
"Kalau menurut pendapat saya asli 100 persen atau tidak asli 100 persen tidaklah terlalu penting."---Memang ga terlalu penting...namanya juga untuk forum, just for fun...


Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Asli?
« Reply #74 on: 25 September 2007, 10:33:49 AM »
"Kalau menurut pendapat saya asli 100 persen atau tidak asli 100 persen tidaklah terlalu penting."---Memang ga terlalu penting...namanya juga untuk forum, just for fun...

 :)) Betul Bhante, kalau tidak kasihan Bro Ben yang sudah cape-cape buat forum tapi forumnya kosong melompong ^-^


« Last Edit: 25 September 2007, 10:35:26 AM by Kelana »
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Asli?
« Reply #75 on: 25 September 2007, 10:59:00 AM »
DHAMMA VINAYA ADALAH GURU KITA
Sekarang ini, ajaran-ajaran Sang Buddha sering disebut sebagai Tipitaka atau Tripitaka (Tiga Kumpulan), walaupun mereka disebut “Dhamma-Vinaya” oleh Sang Buddha di dalam khotbah-khotbahnya. Di Sutta Anguttara Nikaya 4.180, Sang Buddha secara khusus merujuk Dhamma sebagai Sutta (khotbah). Vinaya adalah peraturan kedisiplinan bhikkhu/bhikkhuni.

Di dalam Nikaya, juga dinyatakan bahwa Sutta adalah “Saddhamma” yang berarti “Dhamma yang asli”. Dhamma yang asli diwujudkan dalam Sutta kumpulan tertua Sang Buddha yang terdapat di dalam Digha, Majjhima, Samyutta dan Anguttara Nikaya, dan keenam buku dari Khuddaka Nikaya yang disebutkan di atas. Nikaya-Nikaya ini secara umum diterima oleh
semua aliran-aliran Buddhis sebagai ajaran-ajaran asli Sang Buddha, tidak seperti buku-buku lain yang kontroversial karena mereka mengandung beberapa pertentangan dengan Nikaya-Nikaya. Sutta kumpulan tertua di dalam Nikaya-Nikaya adalah sangat konsisten dan mengandung makna kebebasan dari penderitaan.

Di dalam Maha Parinibbana Sutta (Digha Nikaya Sutta 16), yang berisi detail kemangkatan Sang Buddha, Sang Buddha menasehati para bhikkhu: “Dhamma-Vinaya apapun yang telah aku tunjukkan dan rumuskan untuk kalian, itu akan menjadi Guru kalian ketika aku tiada.” Ini adalah pernyataan yang sangat penting dimana maknanya telah diabaikan oleh banyak umat Buddhis. Karena banyak umat Buddhis tidak pernah mendengar nasehat ini atau mengerti maknanya, mereka mencari kemana-mana seorang guru, guru yang bisa dibanggakan dan disombongkan tentang pencapaiannya, dll. Beberapa bahkan berkeliling separuh dunia atau
lebih di dalam pencarian mereka tersebut.

Orang-orang ini menciptakan sesosok kepribadiaan untuk dipuja berdasarkan kebaikan yang dirasakan dari guru tersebut daripada Dhamma-Vinaya itu sendiri. Di dalam beberapa kasus, setelah bertahun-tahun, guru mereka tiada dan meninggalkan mereka sendirian. Meskipun waktu berjalan, pengikut-pengikut tersebut tidak membuat banyak kemajuan dan telah gagal
merasakan intisari/pokok dari Dhamma. Mereka akan merasa kosong, kehilangan. Oleh sebab itu, kita harus selalu mengingat bahwa Dhamma-Vinaya adalah Guru kita yang Terutama.

Selanjutnya, di Digha Nikaya Sutta 16, Sang Buddha berkata: “para bhikkhu, jadilah pelita untuk diri kalian sendiri, jadilah pelindung untuk diri kalian sendiri, dengan tiadanya pelindung yang lain. Jadikan Dhamma sebagai pelita kalian, jadikan Dhamma sebagai pelindungmu, dengan tiadanya pelindung yang lain.“ Dengan kata lain, kita harus semata-mata tergantung pada diri kita sendiri dan pada kata-kata Sang Buddha.

diambil dari :

Artikel ini dialih bahasakan seizin Bhante Dhammavuddho Maha Thera
(Abbot dari Vihara Buddha Gotama, Perak, Malaysia)
www.vbgnet.org
Dipublikasikan secara gratis oleh DPD PATRIA Sumut
Diterjemahkan oleh :
Yuliana Lie Pannasiri, BBA, MBA
Diedit oleh :
Andromeda Nauli, PhD
&
Nyanna Suriya Johnny, S.E
« Last Edit: 25 September 2007, 11:01:51 AM by ryu »
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Asli?
« Reply #76 on: 25 September 2007, 11:20:53 AM »
There is no place like 127.0.0.1

Offline hendri

  • Teman
  • **
  • Posts: 64
  • Reputasi: 3
Re: Asli?
« Reply #77 on: 29 September 2007, 05:59:28 PM »
sebelumnya terimalah salam buddhist dari saya namobudhaya :)

kalou menurut saya sich tidak perlu ada kata asli atau palsu, mengapa? karena pertama membuat banyak tanda tanya dalam diri setiap individu.
yang pasti saya mengikuti ajarannya yang benar.
Semoga Semua mahkluk hidup berbahagia

Offline Kokuzo

  • Sebelumnya 7th
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.090
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • ... running in karma ...
Re: Asli?
« Reply #78 on: 30 September 2007, 09:51:33 AM »
Quote from: hendri
yang pasti saya mengikuti ajarannya yang benar.

bisa tau darimana kalo itu adalah ajaran yang benar?

Offline cowcool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 132
  • Reputasi: 7
Re: Asli?
« Reply #79 on: 30 September 2007, 11:13:57 AM »
Jika sesuatu konsep  diuji, direnungkan, dilakukan dalam jangka panjang dengan berulang-ulang ternyata membawa kebahagian   progressive bagi diri sendiri dan orang disekitar kita itu adalah salah satu indikasi kuat bahwa kita sudah di jalan yg benar.



Quote from: hendri
yang pasti saya mengikuti ajarannya yang benar.

bisa tau darimana kalo itu adalah ajaran yang benar?
ShoeDistro.com
Depotkantor.com

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Asli?
« Reply #80 on: 01 October 2007, 08:41:47 AM »
Jika sesuatu konsep  diuji, direnungkan, dilakukan dalam jangka panjang dengan berulang-ulang ternyata membawa kebahagian   progressive bagi diri sendiri dan orang disekitar kita itu adalah salah satu indikasi kuat bahwa kita sudah di jalan yg benar.



Quote from: hendri
yang pasti saya mengikuti ajarannya yang benar.

bisa tau darimana kalo itu adalah ajaran yang benar?

ow berarti cult juga termasuk ajaran benar donk??  ???
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline hendri

  • Teman
  • **
  • Posts: 64
  • Reputasi: 3
Re: Asli?
« Reply #81 on: 01 October 2007, 11:21:47 AM »
ajaran yang benar itu yah ajaran jang membuat kita menjadi seorang manusia yang baik, dalam pikiran, tindakan, dan perasaan
Semoga Semua mahkluk hidup berbahagia

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #82 on: 01 October 2007, 11:27:50 AM »
ajaran yang benar itu yah ajaran jang membuat kita menjadi seorang manusia yang baik, dalam pikiran, tindakan, dan perasaan
Ngawur!

Matematika dan Biologi tidak membuat manusia jadi baik dalam pikiran, tindakan dan perasaan...kalo begitu apakah itu dua bukan ajaran yg benar?




Offline hendri

  • Teman
  • **
  • Posts: 64
  • Reputasi: 3
Re: Asli?
« Reply #83 on: 01 October 2007, 11:48:01 AM »
itu termasuk menurut saya, kalau bisa menguasai
Semoga Semua mahkluk hidup berbahagia

Offline Upaseno

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 244
  • Reputasi: 17
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #84 on: 05 October 2007, 10:31:09 PM »
Quote from: hendri
yang pasti saya mengikuti ajarannya yang benar.

bisa tau darimana kalo itu adalah ajaran yang benar?
Iya nih...bagaimana tau kalo itu ajaran uda benar?

Offline Upaseno

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 244
  • Reputasi: 17
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #85 on: 05 October 2007, 10:33:37 PM »
Jika sesuatu konsep  diuji, direnungkan, dilakukan dalam jangka panjang dengan berulang-ulang ternyata membawa kebahagian   progressive bagi diri sendiri dan orang disekitar kita itu adalah salah satu indikasi kuat bahwa kita sudah di jalan yg benar.
Quote from: hendri
Semua orang beragama atau yang tidak beragamapun juga bisa ngomong gitu:"Jika sesuatu konsep  diuji, direnungkan, dilakukan dalam jangka panjang dengan berulang-ulang ternyata membawa kebahagian   progressive bagi diri sendiri dan orang disekitar kita itu adalah salah satu indikasi kuat bahwa kita sudah di jalan yg benar."

Offline Upaseno

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 244
  • Reputasi: 17
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #86 on: 05 October 2007, 10:35:55 PM »
kalou menurut saya sich tidak perlu ada kata asli atau palsu, mengapa? karena pertama membuat banyak tanda tanya dalam diri setiap individu.
Yah apa salahnya mempunyai banyak tanda tanya dalam diri setiap individu?

Offline hendri

  • Teman
  • **
  • Posts: 64
  • Reputasi: 3
Re: Asli?
« Reply #87 on: 06 October 2007, 06:14:47 PM »
kita tahu kalu ajaran itu udah benar, karena sudah ada bukti, fakta, dan hal yang nyata.
 :)
Semoga Semua mahkluk hidup berbahagia

Offline hendri

  • Teman
  • **
  • Posts: 64
  • Reputasi: 3
Re: Asli?
« Reply #88 on: 06 October 2007, 06:20:19 PM »
 _/\_
salahnya mempunyai banyak tanda tanya dalam diri setiap individu membuat perbedaan pendapat.
menurut saya sich perbedaan pendapat jarang ada jalan keluar yang baik.
Semoga Semua mahkluk hidup berbahagia

Offline Upaseno

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 244
  • Reputasi: 17
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #89 on: 06 October 2007, 06:43:30 PM »
_/\_
salahnya mempunyai banyak tanda tanya dalam diri setiap individu membuat perbedaan pendapat.
menurut saya sich perbedaan pendapat jarang ada jalan keluar yang baik.
Teman saya pernah ngomong, "Kalau tidak ada perbedaan pendapat dalam suatu agama, pasti agama tersebut bermasalah.  Kalau ada perbedaan pendapat terus dalam suatu agama, pasti agama tersebut juga bermasalah."

Offline hendri

  • Teman
  • **
  • Posts: 64
  • Reputasi: 3
Re: Asli?
« Reply #90 on: 07 October 2007, 05:58:33 PM »
hehehehehehe :)
jadi jalan terbaiknya bagaimana yah Bhante? ::)
Semoga Semua mahkluk hidup berbahagia

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #91 on: 09 October 2007, 01:48:45 AM »
_/\_
salahnya mempunyai banyak tanda tanya dalam diri setiap individu membuat perbedaan pendapat.
menurut saya sich perbedaan pendapat jarang ada jalan keluar yang baik.
Teman saya pernah ngomong, "Kalau tidak ada perbedaan pendapat dalam suatu agama, pasti agama tersebut bermasalah.  Kalau ada perbedaan pendapat terus dalam suatu agama, pasti agama tersebut juga bermasalah."
karena Samsara adalah masalah...

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Asli?
« Reply #92 on: 09 October 2007, 04:01:15 AM »
Benar/Salah, Baik/Buruk
Seluruhnya tergantung dari sisi mana kita menilai,
Jangan berpihak pada sisi manapun,
Jangan mengatakan Baik/Buruk
Jangan mengatakan Benar/Salah

Dont define it, Its only your EGO

Offline Upaseno

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 244
  • Reputasi: 17
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #93 on: 09 October 2007, 09:12:34 AM »
hehehehehehe :)
jadi jalan terbaiknya bagaimana yah Bhante? ::)
Let it be.

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #94 on: 09 October 2007, 12:09:41 PM »
Benar/Salah, Baik/Buruk
Seluruhnya tergantung dari sisi mana kita menilai,
Jangan berpihak pada sisi manapun,
Jangan mengatakan Baik/Buruk
Jangan mengatakan Benar/Salah

Dont define it, Its only your EGO
pembunuhan Massal baik ato buruk?


Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Asli?
« Reply #95 on: 09 October 2007, 12:29:08 PM »
Benar/Salah, Baik/Buruk
Seluruhnya tergantung dari sisi mana kita menilai,
Jangan berpihak pada sisi manapun,
Jangan mengatakan Baik/Buruk
Jangan mengatakan Benar/Salah

Dont define it, Its only your EGO
pembunuhan Massal baik ato buruk?


Tidak Mau Tahu, dan tidak mau memikirkan,
Sekilas kita melihatnya Buruk,

Namun...
Apa jadinya kalau Pembunuhan Massal di Hirosima tidak terjadi ?

Offline hendri

  • Teman
  • **
  • Posts: 64
  • Reputasi: 3
Re: Asli?
« Reply #96 on: 09 October 2007, 02:12:48 PM »
hehehehehhe
katanya sich kalo Pembunuhan Massal di Hirosima tidak terjadi indo nesia belum tentu merdeka secepat itu ja???? ^:)^
Semoga Semua mahkluk hidup berbahagia

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Asli?
« Reply #97 on: 10 October 2007, 04:01:17 PM »
membunuh is membunuh, apalagi massal seperti itu..... ga kebayang deh nti vipakanya kaya apa

kalo indonesia merdeka, atau asia bebas dari penjajahan, itu adalah kusala vipaka massal........ yang terjadi pada saat bersamaan.....

semoga bisa dimengerti bahwa jangan sampe dijadikan excuse untuk melegalkan pembunuhan atau akusala kamma lainnya, dengan tujuan baik......

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #98 on: 11 October 2007, 02:59:48 AM »
Benar/Salah, Baik/Buruk
Seluruhnya tergantung dari sisi mana kita menilai,
Jangan berpihak pada sisi manapun,
Jangan mengatakan Baik/Buruk
Jangan mengatakan Benar/Salah

Dont define it, Its only your EGO
pembunuhan Massal baik ato buruk?


Tidak Mau Tahu, dan tidak mau memikirkan,
Sekilas kita melihatnya Buruk,

Namun...
Apa jadinya kalau Pembunuhan Massal di Hirosima tidak terjadi ?
buset deh loe...

apa jadinya kalo keluarga tercinta loe ato elonya lage tinggal di Hiroshima pada saat bom atom jato?

kok OOT yak gw... ;D
« Last Edit: 11 October 2007, 03:01:19 AM by El Sol »

Offline ferry5191

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 22
  • Reputasi: 1
Re: Asli?
« Reply #99 on: 10 January 2008, 03:28:59 PM »
Bingung ah... yang penting kita bisa belajar dari apa yang sudah dipraktekkan Sang Buddha dan mempraktekkan seperti apa yang telah kita pelajari dari Sang Buddha.

dan semoga kita dapat memetik manfaatnya.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #100 on: 04 May 2008, 11:37:01 AM »

Quote
Saya seorang pembelajar Buddhism, terutama dari aliran Theravada. Meskipun demikian saya tidak menutup diri terhadap aliran Buddhism yang lain, bahkan terhadap agama lain.
Sikap saya yang pluralis demikian justru muncul karena semakin lama belajar Buddhism. Dulu saya dari agama lain dan sangat fanatik. Setelah belajar ajaran Sang Buddha, salah satu kekotoran batin yg disebut fanatik itu kok makin lama makin hilang ya?
Semua aliran theravada sendiri tidak fanatik(jika dia bnr2 paham ajaran sang Buddha sendiri),bukankah sang Buddha sendiri sudah menjelaskan ttg Saddha dan Fanatisme??diforum Diskusi umum/Theravada mngkn ada silakan anda lihat...Sehingga mohon anda ralat kata2 anda krn saya merasa seakan2 Org2 dr aliran thera sendiri byk yg fanatik krn pada kata pertama anda menulis,"Saya seorang pembelajar Buddhism, terutama dari aliran Theravada. Meskipun demikian saya tidak menutup diri terhadap aliran Buddhism yang lain, bahkan terhadap agama lain."
Apa maksud dr saudara sendiri??bisa dijelaskan??


Quote
Nah, sekarang soal 'asli'.

Kebetulan saya baru saja meditasi, dan pikiran saya belum kembali berjalan seperti biasa. Jadi maaf apabila pendapat saya kurang pantas.
Apakah setelah meditasi pikiran anda lebih bijaksana drpd sebelum anda bermeditasi???
"pikiran saya belum kembali berjalan seperti biasa."
Emang wkt anda tdk meditasi pikiran anda tdk bijaksana??
Harus setelah meditasi baru lebih bijaksana??
Kalau gitu setiap mau share kasus mesti meditasi dulu donk...(Kasihan donk kl ada bhante yg ceramah terbuka,di tanya oleh umatnya mesti meditasi dolo br jawab...^^)
Bisa anda jelaskan maksud dr kata2 anda sendiri??

Quote
Menurut saya, jawaban saya apabila ditanya apakah Theravada paling asli, jawaban saya adalah : Tidak Tahu.
Memang menurut sebagian buku dan sebagian scholar, ada yang mengatakan Theravada adalah ajaran yang paling asli. Tapi tak kurang lagi ada sebagian buku dan sebagian scholar lain yang mengatakan bahwa Tripitaka Pali pun sudah tidak murni lagi, tapi mengandung sisipan2 di jaman kemudian hari.
Saya sekedar berusaha jujur kepada diri sendiri untuk menampung kedua macam pendapat ini.
seperti kata saudara thera sendiri sudah dimaksukan sisipan2 laennya seperti penambahan teks...(Silakan lihat forum perpecahan Sangha,disana lagi dibahas)Tapi kemungkinan yg paling besar adalah thera itu sendiri yang asli(mksd disn bukan membanggakan apapun seperti kata anda hayati,selami,praktekkan,dan lht hslnya.Mank bnr tp butuh brp wkt????)

Quote
Bagi saya, 'asli' adalah sebuah kata bentukan dengan suatu persyaratan2 tertentu. Makna 'asli' di batin bhante bisa saja berbeda dengan pemahaman saya tentang 'asli'. Apakah 'asli' yang dimaksud disini adalah 'murni'? ataukah tidak mengalami perubahan2? ataukah berarti paling tua?....
Bukankah asli disni adalah tentang ajaran yg dr sang Buddha itu sendiri???hal tsb tdk berkaitan dgn batin anda sendiri...
Jika batin anda ragu anda bisa mencari aliran laennya...
Seperti kata bhante Uttamo agama/aliran itu adalah rasa...
Rasa setiap org beda ada yg suka manis,pahit,asim,asam,brg kali nano2 jg ada(Walaupun byk yg suka rasa yg sama,tp tetap ada perbedaan penyukaan rasa)

Quote
Saya melihat bahwa label kata 'asli' untuk suatu ajaran itu tidak ada artinya sama sekali untuk memajukan batin kita. Paling-paling kata itu hanya bermanfaat buat anak-anak baru yang sedang suka pamer dan merasa apa yang dipeluknya adalah paling baik, paling 'asli', paling....dst.[/b]
Bagaimana label asli itu tdk ada arti sama sekali???Jika ada obat asli dan obat yg tdk asli???mana yg saudara pilih???
Jika ada jln yg sudah ada tinggal dijalankan,kenapa hrs meraba2 dikegelapan utk mencari jalan tsb??Brp aliran Buddhis di Dunia sendiri???May be mencapai 18sekte aliran???tdk mgkn anda menyuruh umat2 sekalian memulai dr 1sekte aliran sampai 18sekte aliran(sdgkan cuma 1sekte aliran aja gk tercerahkan apalagi 18sekte aliran Buddha,mank saudara sanggup???)
Kemudian anda bilang,"Paling-paling kata itu hanya bermanfaat buat anak-anak baru yang sedang suka pamer dan merasa apa yang dipeluknya adalah paling baik, paling 'asli', paling....dst[/b]"
Dr mana anda mendpt ide untuk mengatakan hal tsb???Mungkin ada sebagian yg pamer krn alirannya asli(TAPI MESTI ANDA CAMKAN SENDIRI ITU BERATI ORG TSB TDK MENGERTI TTG ALIRAN THERA SENDIRI,JADI APA PERLU DITANGGAPI???[/b])Mohon tanggapan anda...

Quote
Di dalam batin kita sudah terbentuk bahwa yang 'asli' lebih baik daripada yang 'bukan asli'./ Tapi apakah 'yang bukan asli' itu lantas harus selalu berarti 'palsu'? Inilah jebakan pikiran kita sendiri yang berfungsi dalam mode2 dualistis bahasa. Pada senyatanya, belum tentu juga yang asli lebih baik daripada yang kurang asli. Lalu apakah maknanya kita memeluk erat-erat label 'asli' tersebut?
Yg asli tentu lebih baik dr yg bkn asli itu sudah real(Misalkan emas asli dan emas campuran,mana yg lebih mahal???)Ini yg gw setuju thdp anda yg bukan asli tdk berati palsu...Bukankah sang BUddha sendiri menyuruh kita kritis terhadap tipitaka sekalipun...
Tapi ada hal2 yg anda harus ketahui kenapa mesti mengetahui mana yg asli,Disini bukan berati untuk sombong atau apapun yg spt saudara katakan.Tapi disni penegaskan supaya kita lebih tau,tdk mgkn kita mencoba semua aliran Buddha yg ada bukan??
Lebih baek dimulai dr yg terbaik/terasli bukan??walaupun belum tentu yg lebih baek itu asli??Tp tdk ada slhnya bukan??ketimbang anda membuang wkt anda yg berharga????
Mohon tanggapannya...

Quote
Saya Bhante, justru merasa malu, kalau ada rekan Theravadin yang membusungkan dada untuk mengatakan  ajaran Theravada adalah yang paling 'asli'. Ada 'mana' (kesombongan) yang terselip didalamnya.
Seharusnya anda bukan malu thdp teman anda,bukankah itu teman anda??Seharus anda merasa kasihan thdp dia kran tmn anda tdk mengerti ttg Dhamma ajaran sang Buddha,Menurut saya seharus anda menjelaskan kepadanya bukan merasa malu thdp dirinya??apakah ada manfaat untuk anda dan teman anda jika anda merasa malu thdp manaNya???

Quote
Tetapi bagi kita-kita ini, (setidaknya saya sendiri), yang terpenting bahwa dalam ajaran ini bisa diselami, dihayati dan dipraktekkan yang selanjutnya , efektifitasnya bisa dibuktikan sendiri.
Ajaran mana yg anda maksud??semua ajran Buddha??(termksd 18sekte aliran buddha yg sudah terpecah??)

Quote
Pada selanjutnya, dengan mempelajari aliran Buddhism yang lain (ie:Mahayana, Zen, Tantrayana), setidaknya saya bisa belajar bagaimana pikiran manusia itu berkembang (berproliferasi) menjadi cabang2, variasi2, dsb padahal berasal dari 1 Guru yang sama: Sang Buddha.
Berati 1 anda mempelajari Thera dolo??Dan apa pendpt anda thdp aliran Thera sendiri jika anda sudah bisa mempelajari aliran lainnya(Mahayana,zen,Tantrayana) dan setidaknya anda bisa belajar bagaimana pikiran manusia itu berkembang (berproliferasi) menjadi cabang2, variasi2, dsb padahal berasal dari 1 Guru yang sama: Sang Buddha
Mohon tanggapannya...

Quote
Dari batin manusia yang bermacam-macam itulah kita mencoba melihat sosok Sang Buddha yang sebenarnya. Dibutuhkan kesabaran yang besar untuk meneliti dan menganalisa, disamping ketekunan untuk melakukan riset dari pengalaman hidup. Dari pola pemikiran yang seperti ini, maka label 'asli' itu tidak menjadi penting lagi.[/b]

Bagaimana anda bisa mengatakan dengan pola pemikaran seperti itu maka label asli tdk asli tdk penting??

Quote
Saya rasa kita semua sepakat bahwa yang ingin kita praktekkan adalah ajaran yang kita pahami dengan baik dan yang mampu kita praktekkan untuk mencapai pembebasan; bukan ajaran yg 'asli', yg 'baru', yg 'istimewa', yg 'khusus', dll.[/b]
Saya tdk sepakat dgn anda....
Memang benar pahami dgn baek dan praktekan untuk mencapai pencerahan,tp anda katakan bukan ajaran yg asli,yg baru,dll.
Yg ini gw benar2 gk setuju,Apa maksud kata2 terakhir anda ini??
apakah anda menyuruh kami sekalian mencoba satu2 aliran Buddha???(pahami dan praktekkan untuk mencapai pencerahan,kata2 yg bagus tp apakah dpt dipertanggung jwbkan??
Jika kita tdk tau mana yg terbaik apa yg kita pahami dan praktekkan??seperti kata saya apakah anda menyuruh kami mencoba setiap aliran buddha???)
 _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline hartono238

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 295
  • Reputasi: 8
Re: Asli?
« Reply #101 on: 18 May 2008, 05:24:20 PM »
_/\_
salahnya mempunyai banyak tanda tanya dalam diri setiap individu membuat perbedaan pendapat.
menurut saya sich perbedaan pendapat jarang ada jalan keluar yang baik.
Teman saya pernah ngomong, "Kalau tidak ada perbedaan pendapat dalam suatu agama, pasti agama tersebut bermasalah.  Kalau ada perbedaan pendapat terus dalam suatu agama, pasti agama tersebut juga bermasalah."

wah . jadi ingat pernah baca , ada yg bilang agama itu racun, sehingga di serbu banyak orang, jadi agama itu racun atau madu ? tergantung mau pilih yg kiri atau yg kanan

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Asli?
« Reply #102 on: 18 May 2008, 05:50:20 PM »
_/\_
salahnya mempunyai banyak tanda tanya dalam diri setiap individu membuat perbedaan pendapat.
menurut saya sich perbedaan pendapat jarang ada jalan keluar yang baik.
Teman saya pernah ngomong, "Kalau tidak ada perbedaan pendapat dalam suatu agama, pasti agama tersebut bermasalah.  Kalau ada perbedaan pendapat terus dalam suatu agama, pasti agama tersebut juga bermasalah."

wah . jadi ingat pernah baca , ada yg bilang agama itu racun, sehingga di serbu banyak orang, jadi agama itu racun atau madu ? tergantung mau pilih yg kiri atau yg kanan

Kyk pemerintah china yg terkenal itu...
Agama adalah racun
_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
Re: Asli?
« Reply #103 on: 15 April 2009, 08:37:05 PM »
Sering kita dengar ajaran Theravada adalah ajaran yang asli dari Sang Buddha.  Benarkah menurut anda?  Mengapa?

btw, masih adakah yang asli di muka bumi ini???

jika Ya, hal itu bahan pembandingnya apa???
jika Ya, pihak mana yang sanggup meng claimnya???
jika Ya, bisakah ditunjukkan yang tidak asli itu???
jika Ya, lbh sesuai mana yang asli atau yang benar???
jika Ya, apakah utk memulai sesuatu HARUS dgn komentar "asli" terlbh dulu???
jika Ya, apakah bisa dipastikan dgn memulai dr yang "asli" pasti diakhiri dgn "keberhasilan"??? dan sebaliknya???


ika.

Offline ENCARTA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 797
  • Reputasi: 21
  • Gender: Male
  • love letters 1945
Re: Asli?
« Reply #104 on: 16 April 2009, 09:36:49 AM »
asli kan ada cap stempel nya

Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
Re: Asli?
« Reply #105 on: 17 April 2009, 11:29:54 AM »
asli kan ada cap stempel nya

jika dikatakan bahwa "segala sesuatu yang sempat ada dimuka bumi ini, termasuk Tipitaka berasal dari yang tidak ada" ...

stempel spt apakah yang diperlukan utk memberikan "Kesan asli" kpd "sesuatu yang tidak ada" itu???

ika.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Asli?
« Reply #106 on: 17 April 2009, 11:32:36 AM »
asli kan ada cap stempel nya

jika dikatakan bahwa "segala sesuatu yang sempat ada dimuka bumi ini, termasuk Tipitaka berasal dari yang tidak ada" ...

stempel spt apakah yang diperlukan utk memberikan "Kesan asli" kpd "sesuatu yang tidak ada" itu???

ika.

berpikir tentang asal mula sesuatu adalah..... hal yg tidak terpikirkan........

jadi gak usah berandai andai tentang asal mula sesuatu lah.......
i'm just a mammal with troubled soul



Offline ENCARTA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 797
  • Reputasi: 21
  • Gender: Male
  • love letters 1945
Re: Asli?
« Reply #107 on: 17 April 2009, 12:13:24 PM »
seorang buddha saja tidak bisa yah, bukanya sang buddha cuma bisa mengigat kehidupan lampaunya agak terbatas

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Asli?
« Reply #108 on: 17 April 2009, 12:20:24 PM »
seorang buddha saja tidak bisa yah, bukanya sang buddha cuma bisa mengigat kehidupan lampaunya agak terbatas

ini juga gak tau.....

tapi pernah ada cerita tentang makhluk cahaya loh..... (ultraman)
i'm just a mammal with troubled soul



Offline ENCARTA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 797
  • Reputasi: 21
  • Gender: Male
  • love letters 1945
Re: Asli?
« Reply #109 on: 17 April 2009, 12:24:00 PM »
kalau mengigat masa lalu adalah terbatas
kenapa buddha bisa tahu permulaan kehidupan 3D yah
menarik

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Asli?
« Reply #110 on: 17 April 2009, 12:31:31 PM »
karena Buddha itu artinya sadar ......
i'm just a mammal with troubled soul



Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
Re: Asli?
« Reply #111 on: 21 April 2009, 03:17:58 PM »
asli kan ada cap stempel nya

jika dikatakan bahwa "segala sesuatu yang sempat ada dimuka bumi ini, termasuk Tipitaka berasal dari yang tidak ada" ...

stempel spt apakah yang diperlukan utk memberikan "Kesan asli" kpd "sesuatu yang tidak ada" itu???

ika.

berpikir tentang asal mula sesuatu adalah..... hal yg tidak terpikirkan........

jadi gak usah berandai andai tentang asal mula sesuatu lah.......

berandai-andai adalah sgt berbeda dgn tidak tahu bro!


ika.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Asli?
« Reply #112 on: 21 April 2009, 03:20:11 PM »
untuk konteks ini bedanya dimana om....?
i'm just a mammal with troubled soul



Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
Re: Asli?
« Reply #113 on: 21 April 2009, 03:37:46 PM »
untuk konteks ini bedanya dimana om....?

kalau boleh saya katakan bahwa kamu dan sebagian besar buddhis awam "cenderung" utk "rela membuat rasa takut dan kuatir" mengungkap apa yang secara relatif menurut anda "benar" sehingga "merasa lbh aman" jika "tunduk dibawah tulisan2 tipitaka atau kata2 org2 terkenal buddhis"!

ika.

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Asli?
« Reply #114 on: 21 April 2009, 03:47:09 PM »
Sering kita dengar ajaran Theravada adalah ajaran yang asli dari Sang Buddha.  Benarkah menurut anda?  Mengapa?

Kalau Theravada adalah ajaran yg asli dari Sang Buddha menurut bro Upaseno,
apakah Mahayana dan Tantra juga bisa asli?
Jelas ia.

Karna pertanyaannya tidak menyebutkan Theravada adalah ajaran yg SATU2NY YG ASLI dari Buddha...

Yg lebih penting manfaat dari ajaran tsb...
karna Dhamma ada dimana2 tergantung bagaimana org melihatnya..
termasuk yg BUTA HURUF (Hui Neng)....

kira2 begitulah, bagaimana menurut yg lain?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Asli?
« Reply #115 on: 21 April 2009, 04:53:41 PM »
untuk konteks ini bedanya dimana om....?

kalau boleh saya katakan bahwa kamu dan sebagian besar buddhis awam "cenderung" utk "rela membuat rasa takut dan kuatir" mengungkap apa yang secara relatif menurut anda "benar" sehingga "merasa lbh aman" jika "tunduk dibawah tulisan2 tipitaka atau kata2 org2 terkenal buddhis"!

ika.

entahlah kalau yg laen.... namun bagaimana om ika tahu kalo i seperti itu ???

dan bagaimana tanggapan om ika terhadap orang2 yg seperti itu?
i'm just a mammal with troubled soul



Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
Re: Asli?
« Reply #116 on: 22 April 2009, 09:44:23 AM »
untuk konteks ini bedanya dimana om....?

kalau boleh saya katakan bahwa kamu dan sebagian besar buddhis awam "cenderung" utk "rela membuat rasa takut dan kuatir" mengungkap apa yang secara relatif menurut anda "benar" sehingga "merasa lbh aman" jika "tunduk dibawah tulisan2 tipitaka atau kata2 org2 terkenal buddhis"!

ika.

entahlah kalau yg laen.... namun bagaimana om ika tahu kalo i seperti itu ???

dan bagaimana tanggapan om ika terhadap orang2 yg seperti itu?

ha, ha, ha ...! curhat nih yeee ...!

ika.

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Asli?
« Reply #117 on: 22 April 2009, 12:31:47 PM »
Ayo gantian Bro Ika yang sharing (curhat)... ;D

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Asli?
« Reply #118 on: 22 April 2009, 01:19:48 PM »
untuk konteks ini bedanya dimana om....?

kalau boleh saya katakan bahwa kamu dan sebagian besar buddhis awam "cenderung" utk "rela membuat rasa takut dan kuatir" mengungkap apa yang secara relatif menurut anda "benar" sehingga "merasa lbh aman" jika "tunduk dibawah tulisan2 tipitaka atau kata2 org2 terkenal buddhis"!

ika.

berdasarkan apa anda menulis >> "sebagian besar buddhis awam "cenderung" utk "rela membuat rasa takut dan kuatir" mengungkap apa yang secara relatif menurut anda "benar"

apakah anda telah menemukan suatu hal yg relatif menurut anda "benar" daripada menurut sebagian besar buddhis awam ? apakah itu ?

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Asli?
« Reply #119 on: 22 April 2009, 01:22:09 PM »
bro ika, anda mau curhat disini jg boleh... sy tunggu loh... :d

Offline Brado

  • Sebelumnya: Lokkhitacaro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.645
  • Reputasi: 67
Re: Asli?
« Reply #120 on: 22 April 2009, 03:56:30 PM »
untuk konteks ini bedanya dimana om....?

kalau boleh saya katakan bahwa kamu dan sebagian besar buddhis awam "cenderung" utk "rela membuat rasa takut dan kuatir" mengungkap apa yang secara relatif menurut anda "benar" sehingga "merasa lbh aman" jika "tunduk dibawah tulisan2 tipitaka atau kata2 org2 terkenal buddhis"!

ika.

Tidak terbalik Bro ? Setau saya, umat non Buddhis yang cenderung tunduk di bawah tulisan dari kitab sucinya, seolah2 harga mati dan mutlak kebenarannya..

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Asli?
« Reply #121 on: 26 April 2009, 09:22:14 PM »
woi balik lagi seingat ku Buddha ada bilang di telah meramu segemgam obat untuk manusia dari hutan dhamma. dan jangan lupa ada syarat nya  tidak semua manusia cocok karena masih banyak manusia penuh oleh kilesa kilesa.

Bila resep obat ramuan Buddha sampai hari ini terpecah pecah sampai tinggal yang ada saat ini kita juga harus mengerti itu.

Semoga kalian dapat menerima dan semoga obat nya cocok dengan penyakit kalian dan cepat sehat dan sembuh yah.


bila kalian bekerja di toko obat tradisional maka kalian akan mengerti bahwa Obat tim ayam ada banyak rupanya.

ada orang yang suka obat tim ayam nya manis maka tidak pakai satu macam tertentu, kalo mau sehat buat tambah darah maka mesti pakai yang pahit seperti itu. contoh nya.
« Last Edit: 26 April 2009, 09:30:36 PM by daimond »

Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
Re: Asli?
« Reply #122 on: 27 April 2009, 02:48:38 PM »
untuk konteks ini bedanya dimana om....?

kalau boleh saya katakan bahwa kamu dan sebagian besar buddhis awam "cenderung" utk "rela membuat rasa takut dan kuatir" mengungkap apa yang secara relatif menurut anda "benar" sehingga "merasa lbh aman" jika "tunduk dibawah tulisan2 tipitaka atau kata2 org2 terkenal buddhis"!

ika.

Tidak terbalik Bro ? Setau saya, umat non Buddhis yang cenderung tunduk di bawah tulisan dari kitab sucinya, seolah2 harga mati dan mutlak kebenarannya..


dari pernyataan anda tsb bukankah memang demikian adanya , bahwa tidak lah seharusnya sesorg "umat" sampai tunduk di bawah tulisan kitab sucinya masing2?


ika.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Asli?
« Reply #123 on: 27 April 2009, 03:09:46 PM »
betoellll........
i'm just a mammal with troubled soul



Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
Re: Asli?
« Reply #124 on: 29 April 2009, 02:18:09 PM »
untuk konteks ini bedanya dimana om....?

kalau boleh saya katakan bahwa kamu dan sebagian besar buddhis awam "cenderung" utk "rela membuat rasa takut dan kuatir" mengungkap apa yang secara relatif menurut anda "benar" sehingga "merasa lbh aman" jika "tunduk dibawah tulisan2 tipitaka atau kata2 org2 terkenal buddhis"!

ika.

Tidak terbalik Bro ? Setau saya, umat non Buddhis yang cenderung tunduk di bawah tulisan dari kitab sucinya, seolah2 harga mati dan mutlak kebenarannya..


dari pernyataan anda tsb bukankah memang demikian adanya , bahwa tidak lah seharusnya sesorg "umat" sampai tunduk di bawah tulisan kitab sucinya masing2?


ika.
betoellll........


semoga saja maksud inti dari kata "Betoelll ..." anda tsb juga terserap baik oleh para member  lainnya!

ika.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Asli?
« Reply #125 on: 29 April 2009, 11:24:22 PM »
so we've dealt ;)
i'm just a mammal with troubled soul



Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
Re: Asli?
« Reply #126 on: 30 April 2009, 04:12:13 PM »
so we've dealt ;)

relatively, Yes!

ika.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Asli?
« Reply #127 on: 30 April 2009, 05:44:50 PM »
relativ terhadap apa ???
i'm just a mammal with troubled soul



Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
Re: Asli?
« Reply #128 on: 04 May 2009, 04:18:19 PM »
relativ terhadap apa ???

minimal terhdp pemahaman saya sementara ini...

saya tidak tahu pasti jika pemahaman itu sdh kembali berkembang!

ika.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Asli?
« Reply #129 on: 04 May 2009, 06:28:18 PM »
relativ terhadap apa ???

minimal terhdp pemahaman saya sementara ini...

saya tidak tahu pasti jika pemahaman itu sdh kembali berkembang!

ika.

deal lagi.. ;D
i'm just a mammal with troubled soul



Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Asli?
« Reply #130 on: 07 May 2009, 07:33:50 AM »
untuk konteks ini bedanya dimana om....?

kalau boleh saya katakan bahwa kamu dan sebagian besar buddhis awam "cenderung" utk "rela membuat rasa takut dan kuatir" mengungkap apa yang secara relatif menurut anda "benar" sehingga "merasa lbh aman" jika "tunduk dibawah tulisan2 tipitaka atau kata2 org2 terkenal buddhis"!

ika.

Tidak terbalik Bro ? Setau saya, umat non Buddhis yang cenderung tunduk di bawah tulisan dari kitab sucinya, seolah2 harga mati dan mutlak kebenarannya..


dari pernyataan anda tsb bukankah memang demikian adanya , bahwa tidak lah seharusnya sesorg "umat" sampai tunduk di bawah tulisan kitab sucinya masing2?


ika.
Sebetulnya bukan soal tunduk atau tidaknya om ika, tapi terlebih kepada suatu ajaran yang mau tidak mau tuntunannya itu ada di kitab suci, nah pakailah kitab itu sebagai pedoman atau rakit untuk mencapai tujuan, tetapi ketika sudah sampai kitab itu pun boleh di lepaskan koq :D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Asli?
« Reply #131 on: 07 May 2009, 09:34:02 AM »
Sebetulnya bukan soal tunduk atau tidaknya om ika, tapi terlebih kepada suatu ajaran yang mau tidak mau tuntunannya itu ada di kitab suci, nah pakailah kitab itu sebagai pedoman atau rakit untuk mencapai tujuan, tetapi ketika sudah sampai kitab itu pun boleh di lepaskan koq :D

Masalahnya :
1. Ada yg masih muter2 tapi udah melepas pedoman.....
2. Ada yang "merasa" udah sampe tujuan jadi berhak utk buat pedoman sendiri
3. Ada yg masih muter, dia tau belom sampe tapi buat pedoman sendiri (berdasar muter2nya)

Biasanya yg kaya gini, terlihat dari cara bicara yg jarang mau diskusi dengan "pedoman" yg ada..... alias muter2 juga sesuai "jalan"nya dia....

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Asli?
« Reply #132 on: 07 May 2009, 09:42:20 AM »
Kalau obat generik apa juga termasuk yg asli ya?

Apalah ajaran asli akan mengalah pada kebiasaan setempat?

Bagaimana suatu agama masuk (mengajarkan) pada penduduk
setempat yg udah sejak dulu BUGIL.... dan berbicara mengenai...
penutupan aurat ?....

Asli penting, juga tidak kalah penting bermanfaat, mujarab, murah meriah!

Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline tula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 482
  • Reputasi: 24
Re: Asli?
« Reply #133 on: 09 May 2009, 03:18:43 PM »
salah posting

 

anything