//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sanggha-Dana  (Read 28806 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Sanggha-Dana
« Reply #75 on: 03 November 2008, 06:11:08 PM »
hayo2 apakah benar kita berdana tanpa memiliki pengharapan utk pahala/kamma baik??? walaupun bentuknya halus... :D

upaya untuk mengikis kemelekatan/lobha, di dalam usaha untuk mendekati nibbana <== inilah pengharapan kita 'nibbana' (pahala/kamma baik). sebab apabila kita tdk ada pengharapan dalam hal berdana maka kita otomatis terbebaskan ;D

itulah guru kita Sang buddha _/\_


dear bro hendra,

mungkin perlu dipisahkan antara fakta dalam hidup sehari2 dan berbicara yang benar sesuai dhamma

Jika fakta, saya rasa itu wajar yah.... karena kita semua masih dalam proses pembelajaran...

namun jika berbicara sesuai dhamma, tentunya ini harus diselaraskan agar kita bisa mempunyai pemahaman yang benar mengenai apa yang harus dituju.

Hal ini sudah pernah dibahas beberapa kali dimana seolah2 it's ok untuk berbuat akusala atau Sangat manusiawi untuk berbuat akusala.

Bahwa dalam keseharian memang tidak dipungkiri kita masih banyak akusala, namun dengan membolehkan akusala dalam hidup sehari2, akan mendorong kita untuk permisif terhadap akusala kamma sehingga cenderung untuk terus kita ulangi

Semoga bisa dimengerti yah  _/\_

baiklah klo begitu bro markos ;D sepertinya saya mesti latihan lebih lanjut lagi terima kasih atas penjelasannya _/\_

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Sanggha-Dana
« Reply #76 on: 04 November 2008, 10:46:24 AM »
baiklah klo begitu bro markos ;D sepertinya saya mesti latihan lebih lanjut lagi terima kasih atas penjelasannya _/\_

sebenarnya itu peringatan untuk saya juga bro  _/\_...... karena saya juga sering kali "kelepasan" :-[

Jika saya renungkan bagaimana dampak dari "kelepasan" itu terhadap belasan audience (Apalagi DC yang membernya udah bnyk sekali), yang mungkin bisa membuat mereka mempunyai "pandangan salah"..... membuat saya makin berhati2 untuk menjaga ucapan saya juga  _/\_




Offline Angel

  • Teman
  • **
  • Posts: 73
  • Reputasi: 6
  • Gender: Female
Re: Sanggha-Dana
« Reply #77 on: 12 November 2008, 05:07:40 PM »
saya dari agama lain boleh tidak jika saya mau berdana untuk sanggha buddhist?

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Sanggha-Dana
« Reply #78 on: 12 November 2008, 05:41:06 PM »
 [at] atas..

Boleh... silakan..._/\_

Anumodana... (turut berbahagia atas kebaikan orang lain)...

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Sanggha-Dana
« Reply #79 on: 12 November 2008, 09:07:29 PM »
saya dari agama lain boleh tidak jika saya mau berdana untuk sanggha buddhist?
^:)^
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Sanggha-Dana
« Reply #80 on: 12 November 2008, 09:34:17 PM »
berdana itu kan tidak pandang label agama ;) silahkeeennn
There is no place like 127.0.0.1

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Sanggha-Dana
« Reply #81 on: 13 November 2008, 01:29:04 AM »
saya dari agama lain boleh tidak jika saya mau berdana untuk sanggha buddhist?

Buddhist-pun mengajarkan berdana, tanpa memandang Ras,agama,suku dll

(turut gembira atas kedermawanan Angel)
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Sanggha-Dana
« Reply #82 on: 13 November 2008, 10:33:38 AM »
Prinsip keadilan dalam hukum kamma.......

Berbuat baik, akan menuai buah yang baik....
Berbuat tidak baik, juga akan menuai buah yang tidak baik....

Siapa yg berbuat, dia yang akan menanggung akibatnya....

Kalau anda berbuat baik, ga usah takut pahala lari ke orang lain
Tapi kalau anda berbuat tidak baik, jangan berharap juga orang lain yang menanggung akibatnya

Semoga bisa bermanfaat

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Sanggha-Dana
« Reply #83 on: 13 November 2008, 10:43:54 AM »
AKU adalah Arsitek dari Nasibku.... ;D

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline Angel

  • Teman
  • **
  • Posts: 73
  • Reputasi: 6
  • Gender: Female
Re: Sanggha-Dana
« Reply #84 on: 15 November 2008, 05:34:11 PM »
[at] atas..

Boleh... silakan..._/\_

Anumodana... (turut berbahagia atas kebaikan orang lain)...

_/\_ :lotus:
jadi malu padahal cuma berdana ikut2-an saja  :-[

saya dari agama lain boleh tidak jika saya mau berdana untuk sanggha buddhist?

Buddhist-pun mengajarkan berdana, tanpa memandang Ras,agama,suku dll

(turut gembira atas kedermawanan Angel)

cuma berdana sedikit saja  :-[

AKU adalah Arsitek dari Nasibku.... ;D

_/\_ :lotus:
arisitek? sendiri menentukan nasib?

Offline Equator

  • Sebelumnya: Herdiboy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.271
  • Reputasi: 41
  • Gender: Male
Re: Sanggha-Dana
« Reply #85 on: 15 November 2008, 05:47:43 PM »
angel wrote:
arisitek? sendiri menentukan nasib?


betul sekali, kita sendiri yang menentukan akan kemana arah langkah dan tujuan hidup kita, Sang Buddha telah menunjukkan jalanNya, semuanya tergantung diri kita sendiri, tak seorangpun yang dapat mensucikan orang lain, kecuali diri sendiri
Hanya padaMu Buddha, Kubaktikan diriku selamanya
Hanya untukMu Buddha, Kupersembahkan hati dan jiwaku seutuhnya..

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Sanggha-Dana
« Reply #86 on: 17 November 2008, 10:19:51 AM »
Kalau nyumbang sedikit,... bisa ngajak temannya ikut menyumbang...
dan memberitahukan temannya tuk lakukan hal2 yg sama... supaya
bagaikan MULTI-LEVEL... yg akhirnya dpt berdampak jumlah besar
atas sumbangan tsb....

pertanyaan :
Kalau sumbangan dari umat berlebihan pada hari Kathina.....(odol2 yg ngak habis dipakai)...
apakah sebaiknya odol2 tsb disalurkan pada org lain lagi...
ataupun dijual?....

trims!
« Last Edit: 17 November 2008, 10:27:31 AM by johan3000 »
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Sanggha-Dana
« Reply #87 on: 17 November 2008, 10:21:12 AM »
AKU adalah Arsitek dari Nasibku.... ;D

_/\_ :lotus:

Belajar dimana / dgn siapa utk menjadi Arsitek Yg Handal dan inovatif???

juga perlu dijelaskan supaya tidak TERSESAT !
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Sanggha-Dana
« Reply #88 on: 17 November 2008, 11:36:58 AM »
arisitek? sendiri menentukan nasib?

mau sharing beberapa cerita dari dhammapada :

Syair 25 (II-3. Kisah Culapanthaka)

Bendahara Kerajaan di Rajagaha mempunyai dua orang cucu laki-laki bernama Mahapanthaka dan Culapanthaka. Mahapanthaka, yang tertua, selalu menemani kakeknya mendengarkan khotbah Dhamma. Kemudian Mahapanthaka bergabung menjadi murid Sang Buddha.

Culapanthaka mengikuti jejak kakaknya menjadi bhikkhu pula. Tetapi, karena pada kehidupannya yang lampau pada masa keberadaan Buddha Kassapa, Culapanthaka telah menggoda seorang bhikkhu yang sangat bodoh, maka dia dilahirkan sebagai orang dungu pada kehidupannya saat ini. Dia tidak mampu mengingat meskipun hanya satu syair dalam empat bulan. Mahapanthaka sangat kecewa dengan adiknya dan mengatakan bahwa adiknya tidak berguna.

Suatu waktu, Jivaka datang ke vihara mengundang Sang Buddha dan para bhikkhu yang ada, untuk berkunjung makan siang di rumahnya. Mahapanthaka, yang diberi tugas untuk memberitahu para bhikkhu tentang undangan akan siang tersebut, mencoret Culapanthaka dari daftar undangan. Ketika Culapanthaka mengetahui hal itu dia merasa sangat kecewa dan memutuskan untuk kembali hidup sebagai seorang perumah tangga.

Mengetahui keinginan tersebut, Sang Buddha membawanya dan menyuruhnya duduk di depan Gandhakuti. Kemudian Beliau memberikan selembar kain bersih kepada Culapanthaka dan menyuruhnya untuk duduk menghadap ke timur dan menggosok-gosok kain itu. Pada waktu bersamaan dia harus mengulang kata "Rajoharanam", yang berarti "kotor". Sang Buddha kemudian pergi ke tempat kediaman Jivaka, menemani para bhikkhu.

Culapanthaka mulai menggosok selembar kain tersebut, sambil mengucapkan "Rajoharanam". Berulang kali kain itu digosok dan berulang kali pula kata-kata rajoharanam meluncur dari mulutnya.

Berulang dan berulang kali.

Karena terus menerus digosok, kain tersebut menjadi kotor. Melihat perubahan yang terjadi pada kain tersebut, Culapanthaka tercenung. Ia segera menyadari ketidakkekalan segala sesuatu yang berkondisi.

Dari rumah Jivaka, Sang Buddha dengan kekuatan supranaturalnya mengetahui kemajuan Culapanthaka. Beliau dengan kekuatan supranaturalnya menemui Culapanthaka, sehingga seolah-olah Beliau tampak duduk di depan Culapanthaka, dan berkata :

"Tidak hanya selembar kain yang dikotori oleh debu; dalam diri seseorang ada debu hawa nafsu (raga), debu keinginan jahat (dosa), dan debu ketidaktahuan (moha), seperti ketidaktahuan akan empat kesunyataan mulia. Hanya dengan menghapuskan hal-hal tersebut seseorang dapat mencapai tujuannya dan mencapai arahat."

Culapanthaka mendengarkan pesan tersebut dan meneruskan bermeditasi. Dalam waktu yang singkat mata batinnya tebuka dan ia mencapai tingkat kesucian arahat, bersamaan dengan memiliki ‘Pandangan Terang Analitis? Maka Culapanthaka tidak lagi menjadi orang dungu.

Di rumah Jivaka, para umat akan menuang air sebagai tanda telah melakukan perbuatan dana; tetapi Sang Buddha menutup mangkoknya dengan tangan dan berkata bahwa masih ada bhikkhu yang ada di vihara. Semuanya mengatakan bahwa tidak ada bhikkhu yang tertinggal. Sang Buddha menjawab bahwa masih ada satu orang bhikkhu yang tertinggal dan memerintahkan untuk menjemput Culapanthaka di vihara.

Ketika pembawa pesan dari rumah Jivaka tiba di vihara, dia menemukan tidak hanya satu orang, tetapi ada seribu orang bhikkhu yang serupa. Mereka semua diciptakan oleh Culapanthaka, yang sekarang telah memiliki kekuatan supranatural. Utusan tersebut kagum dan dia pulang kembali dan melaporkan hal ini kepada Jivaka.

Utusan itu kembali diutus ke vihara untuk kedua kalinya dan diperintahkan untuk mengatakan bahwa Sang Buddha mengundang bhikkhu yang bernama Culapanthaka. Tetapi ketika dia menyampaikan pesan tersebut, seribu suara menjawab, " Saya adalah Culapanthaka." Dengan bingung, dia kembali ke rumah Jivaka untuk kedua kalinya.

Untuk ketiga kalinya dia disuruh kembali ke vihara. Kali ini, dia diperintahkan untuk menarik bhikkhu yang dilihatnya pertama kali mengatakan bahwa dia adalah Culapanthaka. Dengan cepat dia memegangnya dan semua bhikkhu yang lain menghilang, dan Culapanthaka menemani utusan tersebut ke rumah Jivaka.

Setelah makan siang, seperti yang diperintahkan oleh Sang Buddha, Culapanthaka menyampaikan khotbah Dhamma, khotbah tentang keyakinan dan keberanian, mengaum bagaikan raungan seekor singa muda. Ketika masalah Culapanthaka dibicarakan di antara para bhikkhu, Sang Buddha berkata bahwa seseorang yang rajin dan tetap pada perjuangannya akan mencapai tingkat kesucian arahat.

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 25 berikut ini :

Dengan usaha yang tekun, semangat, disiplin, dan pengendalian diri, hendaklah orang bijaksana membuat pulau bagi dirinya sendiri yang tidak dapat ditenggelamkan oleh banjir.


Offline Angel

  • Teman
  • **
  • Posts: 73
  • Reputasi: 6
  • Gender: Female
Re: Sanggha-Dana
« Reply #89 on: 27 November 2008, 12:55:21 PM »
berarti kita sendiri yang menentukan baik / tidak kehidupan ini ?

 

anything