Saya tidak tahu alasan Sang Buddha, tapi saya coba jawab dengan logika:
Konon katanya sejak Siddharta keluar istana dan menjadi pertapa (ditandai dengan memotong rambut dan memakai jubah),
rambut Beliau tidak akan pernah memanjang lagi sehingga tidak perlu potong rambut secara berkala. Berbeda dengan orang lain yang rambutnya terus tumbuh memanjang, sehingga perlu dipotong secara berkala agar tidak terlalu panjang
Nah kalau seandainya rambut yang terus memanjang tidak diurusi (misalnya dikeramas, disisir, di-
bonding? di-
creambath?
), biasanya malah jadi repot. Malah nantinya para bhikkhu (dan juga bhikkhuni) lebih sibuk mengurusi rambut daripada latihan spiritual. Padahal tujuan utama jadi samana kan buat latihan spiritual, bukan buat sekedar gaya-gayaan..
Oleh karena itu Sang Buddha membuat peraturan bahwa rambut untuk samana itu harus pendek maksimal 2 ruas jari agar tidak repot diurusi. Mau kapan potongnya terserah, apakah setiap hari, apakah setiap minggu, apakah setiap bulan? Terserah.. Tidak ada keharusan. (Coba saja cek di vinaya, tidak ada ketentuan kapan harus cukur rambut.. CMIIW)
Kemudian para samana membuat kesepakatan agar terlihat kompak, yaitu memotong rambut hingga botak pada hari malam bulan purnama (tanggal 15 penanggalan lunar).
Jadi, Sang Buddha tidak perlu potong rambut karena rambut Beliau tidak memanjang lagi. Sedangkan para samana perlu memotong rambut menjadi sangat pendek, yaitu kurang dari 2 ruas jari (botak itu
optional) agar dapat fokus pada latihan spiritual daripada mengurusi rambut..