//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Jenasah Bhikkhu Rusia masih hangat walau telah dikubur selama 75 thn yl.  (Read 23737 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male

Wax coverings on the body of Sainte Bernadette represent how her hands and face looked at the time of her death.
http://en.wikipedia.org/wiki/Bernadette_Soubirous

Waxnya terbentuk alamiah setelah kematian ataukah dilapisi oleh orang lain ?  :-?
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Waxnya terbentuk alamiah setelah kematian ataukah dilapisi oleh orang lain ?  :-?
ya jelas dilapisi lah supaya layak pajang...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
ya jelas dilapisi lah supaya layak pajang...

Jadi awetnya mayat sudah rekayasa kah?  Bukan 'keajaiban tuhan' lagi, dan menjadi komoditi wisata religius.  ::)
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Jadi awetnya mayat sudah rekayasa kah?  Bukan 'keajaiban tuhan' lagi, dan menjadi komoditi wisata religius.  ::)
menurut wikipedia:
In 1925, the church exhumed the body for a third time. They took relics, which were sent to Rome. A precise imprint of the face was molded so that the firm of Pierre Imans in Paris could make a wax mask based on the imprints and on some genuine photos to be placed on her body. This was common practice for relics in France as it was feared that the blackish tinge to the face and the sunken eyes and nose would make an unpleasant impression on the public. Imprints of the hands were also taken for the presentation of the body and the making of wax casts. The remains were then placed in a gold and crystal reliquary in the Chapel of Saint Bernadette at the mother house in Nevers. The site is visited by many pilgrims and the body of Saint Bernadette is still shown despite being nearly 130 years old.

===

seperti bhikkhu di atas, tubuhnya setelah mati itu awet seperti mummy.
jadi dibilang ajaib, ya ajaib juga (lebih tepatnya, unnatural), tapi bukan berarti segar seperti orang masih hidup...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Jadi awetnya mayat sudah rekayasa kah?  Bukan 'keajaiban tuhan' lagi, dan menjadi komoditi wisata religius.  ::)

ada film dokumenter nya, sy lupa di tayangkan dimana (klo ga salah National Geography), mayat Bernadette uda dilapisi (lupa, apakah di lapisi wax atau bahan lain nya) sdh bukan kulit asli.

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia

Klo cm dgn begitu bisa membuktikan teori dhamma

Napain jenazah sang Buddha mesti di kremasi ???

 [at] Sis Gryn_tea

Setuju sis, ajaran sang Buddha segala sesuatu itu tidak ada yang kekal, jadi memang tidak mengajarkan untuk memumikan jenasah.

Quote
[Quote from: sanjiva on 29 March 2013, 11:00:43 AM]

    Jangan2 disembunyikan di alam naga pula.  ::)

[Quote from: ariyakumara on 18 November 2010, 06:38:30 PM]

    Tidak ada laporan dalam literatur Pali tentang waktu dan kejadian wafatnya Mahakassapa, tetapi kronologi berbahasa Sanskerta tentang "Para Guru Dharma" memberikan kita kisah yang aneh tentang akhir hidup sang thera berdasarkan tradisi Buddhis Utara. Berdasarkan catatan ini, setelah Konsili Pertama Kassapa menyadari bahwa ia telah memenuhi tugasnya dan memutuskan untuk mencapai Parinibbana. Ia mewariskan Dhamma kepada Ananda, memberikan penghormatan terakhir pada tempat-tempat suci, dan memasuki Rajagaha. Ia bermaksud memberitahukan Raja Ajatasattu tentang kematiannya yang akan terjadi, tetapi sang raja sedang tidur dan Kassapa tidak ingin membangunkannya. Demikianlah ia naik ke puncak Gunung Kukkatapada sendirian, duduk bersila di sebuah gua, dan bertekad bahwa tubuhnya akan tetap utuh sampai datangnya Buddha yang akan datang, Metteya. Adalah kepada Metteya, Kassapa menyerahkan jubah Buddha Gotama - jubah usang yang sama yang telah diberikan Sang Bhagava kepadanya saat pertemuan pertama mereka. Kemudian Kassapa mencapai Parinibbana, atau, menurut versi lain, pencapaian meditasi atas penghentian (nirodhasamapatti). Bumi berguncang, para dewa menaburkan bunga-bunga di atas tubuhnya, dan gunung tersebut menutupinya.

    Segera setelah itu Raja Ajatasattu dan Ananda pergi ke Gunung Kukkatapada untuk melihat Mahakassapa. Gunung tersebut sebagian terbuka dan tubuh Kassapa muncul di hadapan mereka. Raja ingin mengkremasinya, tetapi Ananda memberitahukan raja bahwa tubuh Kassapa harus tetap utuh sampai kedatangan Metteya. Gunung tersebut menutup kembali dan Ajatasattu dan Ananda berangkat meninggalkannya. Tradisi Buddhis Cina menemukan Gunung Kukkatapada di Cina Barat Daya, dan legenda Cina dipenuhi dengan laporan tentang para bhikkhu yang berkeyakinan yang, dalam perjalanan menuju gunung tersebut, berusaha melihat jenazah Kassapa duduk dalam postur bermeditasi menanti kedatangan Buddha berikutnya.

    Diterjemahkan dari: http://books.google.co.id/books?id=mBrD61IPbl4C&pg=PA132&lpg=PA132&dq=Maha+Kassapa++Kukkatapada&source=bl&ots=eHiXWDBeT4&sig=WyUQGxJsx7eRcsgQGVMnyuv6-ew&hl=id&ei=TAZ5TOrfM4XKcdjA7PQF&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2&ved=0CB4Q6AEwAQ#v=onepage&q&f=false
[/quote]

 [at] bro Ariyakumara
makasih info nya bagus sekali, memang YM Maha Kassapa DIPERCAYA beliau masih bermeditasi di gunung Kukkutapada (pada=kaki, Kukkuta= nama gunung), di kaki gunung Kukkuta, tepatnya dimana gunung Kukkuta ini tidak pernah ada data yang akurat, bisakah anda membantu bro, dimanakah letak gunung Kukkuta ini ? karena posisi geografi kuno dia di India, tapi kondisi modern ini sudah bukan India lagi. Lalu dimana ya?

 _/\_

« Last Edit: 08 April 2013, 01:18:06 PM by Shasika »
I'm an ordinary human only

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Banyak sekali kontradiksi secara logika di sini.
-  Parinibbana atau tidak ?
-  Mati atau tidak?
-  Parinibbana atau nirodhasamapatti? Tidak mungkin kedua2nya.

Pertanyaan lebih lanjut :
- Apa perlunya sampai menyerahkan jubah Buddha Gotama ke Buddha Maitreya?
   Buddhism, sangha dan kepemimpinannya bukanlah suatu tahta yang diwariskan dari
   satu sammasambuddha yang satu ke sammasambuddha yang berikutnya.

Mungkin semangat pewarisan kepemimpinan inilah yang dijiwai di Chan sehingga terjadi intrik2 suksesi patriach dari Bodhidharma hingga Hui Neng yang ke 5 dengan mangkok dan jubah.  Mereka2 mungkin lupa pesan Buddha bahwa dhamma vinaya lah yang seharusnya menjadi 'pemimpin' mereka seterusnya.

Gw jadi teringat cerita Sun Go Kong di dalam batu selama 500 tahun sebelum nanti berjumpa biksu Tong Sam Cong dan dibebaskan.  Mungkin terinspirasi dari cerita di atas.

 _/\_

 [at] bro Sanjiva,
Pikiran anda sama dengan saya, apa perlunya menyerahkan jubah sang Buddha kepada Buddha Metteya, toch besok juga pasti punya jubah sendiri, dan tentu dengan dimakannya waktu kalpanya kalpa entah kapan beliau datang, jubah itu pasti juga sudah hancur karena buatan manusia, ternyata kita sama pemikirannya. Jika ditinjau penulisan Tipitaka dilakukan abad 1M jadi tentunya cerita ini juga dilakukan oleh murid2 beliau yang mana tentunya Sang Buddha secara pribadi pasti tidak setuju karena tidak pernah mengajarkan untuk estafet jubah, yang jelas2 ajaran dhamma itu tidak ada yang kekal kok jubah mau disembah2 hingga ke Buddha berikutnya. ;D
I'm an ordinary human only

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Maaf ..ijin berpendapat


Kalau saya pribadi:
1. Mungkin secara pribadi beliau, beliau merasa sudah mencapai tingkat kesucian tinggi.
2. Selama hidup beliau, beliau mengajarkan dhamma dengan baik dan benar kepada semua mahkluk hidup, termasuk masyarakat sekitar dan secara tidak langsung juga kepada mahkluk ghaib sekitarnya
3. Mungkin, walaupun seharusnya tubuh beliau membusuk, tetapi mengingat jasanya beliau selama hidup adalah orang baik dan benar, dan banyak mengajarkan kebaikan, maka ada mahkluk ghaib yang lain, seperti Azura yang ikut menjaga jasad beliau sehingga tetap seperti jasad orang yang baru meninggal

Itu pendapat saya...
maaf jika pendapat saya kesannya ngaco

 [at]  bro bhadra.mahakatvan,
makasih ya bro telah ikut berpartisipasi dalam thread ini, ga apa2, siapapun boleh berpendapat kok ini forum siapa saja boleh masuk....tetapi kalo Asura sampai menjaga tubuh beliau kayak nya ga mungkin deh, karena dia itu dihormati oleh para deva2, jadi tentu bukan asura yang menjaganya, karena Asura adalah mahkluk alam rendah dibawah deva. ;D
I'm an ordinary human only

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
:)
salam kenal kakak  _/\_

ya mungkin ada benarnya seperti yang tertulis di  penjelasan tersebut, tapi coba pakai lihat dengan mata bathin kakak sendiri, siapakah yang menjaga jasad beliau, atau tanyakan langsung saja kepada si penjaga tersebut

 :-[

Kakak ??

Om om itu
Hehee

Cpddd

Jasad cm jasad

Gx ad hal istimewa

Manx jasad itu buat disembah ??

Salam kenal juga  _/\_

Sudah gw tanyakan tapi belum dijawab bro.  ;D  Kalau menurut Anda, siapa yang menjaganya?

 [at] All,
Komentar kalian saya jadikan satu karena saling berkaitan, saya setuju dengan sis Gryn_tea, jenasah ya hanya jenasah, seperti yang telah diajarkan oleh sang Buddha begitu kita meninggal kita langsung terlahir kembali, bila kamma buruk kita amat kuat maka kita akan terlahir di salah satu dari 4 Alam menderita, tinggal mana yang paling kuat keluar dalam cutisandhi kita.

Jenasah mau dijaga siapapun tidak akan mempengaruhi, kalo perlu kasih aja Hp biar bisa komunikasi sekalian  ;D
« Last Edit: 08 April 2013, 01:35:06 PM by Shasika »
I'm an ordinary human only

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
[at] bro Sanjiva,
Pikiran anda sama dengan saya, apa perlunya menyerahkan jubah sang Buddha kepada Buddha Metteya, toch besok juga pasti punya jubah sendiri, dan tentu dengan dimakannya waktu kalpanya kalpa entah kapan beliau datang, jubah itu pasti juga sudah hancur karena buatan manusia, ternyata kita sama pemikirannya. Jika ditinjau penulisan Tipitaka dilakukan abad 1M jadi tentunya cerita ini juga dilakukan oleh murid2 beliau yang mana tentunya Sang Buddha secara pribadi pasti tidak setuju karena tidak pernah mengajarkan untuk estafet jubah, yang jelas2 ajaran dhamma itu tidak ada yang kekal kok jubah mau disembah2 hingga ke Buddha berikutnya. ;D

Sang Buddha bertukar jubah dengan Bhikkhu Mahakassapa pada saat2 awal setelah penerangan sempurna, bahwa Bhikkhu Mahakassapa tetap mengenakan jubah yg sama selama puluhan tahun, rasanya sulit dipercaya, seolah2 jubah itu anti lapuk dan anti robek. ditambah lagi dengan opini Sis Sashika di atas sepertinya tidak mungkin ada kain yg bisa bertahan selama jutaan atau milyaran tahun

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Sang Buddha bertukar jubah dengan Bhikkhu Mahakassapa pada saat2 awal setelah penerangan sempurna, bahwa Bhikkhu Mahakassapa tetap mengenakan jubah yg sama selama puluhan tahun, rasanya sulit dipercaya, seolah2 jubah itu anti lapuk dan anti robek. ditambah lagi dengan opini Sis Sashika di atas sepertinya tidak mungkin ada kain yg bisa bertahan selama jutaan atau milyaran tahun

 [at] bro Indra,
SETUJU sekali bro Indra, anda sepaham dengan saya, adalah mustahil buatan manusia bisa tidak lapuk dimakan waktu kalpanya kalpa. Kelihatannya cerita ini buatan dari para murid saja. ;D
I'm an ordinary human only

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia

Wax coverings on the body of Sainte Bernadette represent how her hands and face looked at the time of her death.
http://en.wikipedia.org/wiki/Bernadette_Soubirous

jadi kasus2 seperti ini memang badannya awet dan pembusukkannya sangat lambat, tapi bukan berarti segar seperti orang yg masih hidup...
seperti mummy gitu lah...

menurut wikipedia:
In 1925, the church exhumed the body for a third time. They took relics, which were sent to Rome. A precise imprint of the face was molded so that the firm of Pierre Imans in Paris could make a wax mask based on the imprints and on some genuine photos to be placed on her body. This was common practice for relics in France as it was feared that the blackish tinge to the face and the sunken eyes and nose would make an unpleasant impression on the public. Imprints of the hands were also taken for the presentation of the body and the making of wax casts. The remains were then placed in a gold and crystal reliquary in the Chapel of Saint Bernadette at the mother house in Nevers. The site is visited by many pilgrims and the body of Saint Bernadette is still shown despite being nearly 130 years old.

===

seperti bhikkhu di atas, tubuhnya setelah mati itu awet seperti mummy.
jadi dibilang ajaib, ya ajaib juga (lebih tepatnya, unnatural), tapi bukan berarti segar seperti orang masih hidup...
[at]  bro morpheus,
Baru tahu saya ternyata hanya wax (lilin)....makasih ya bro.... ;D
hehehe...selama ini saya kemakan cerita berarti karena saya juga dikasih foto suster ini oleh teman kantor saya yang kesana. Dia rela menabung bertahun2 utk ke Rusia untuk melihat/ziarah ke suster suci ini.
« Last Edit: 08 April 2013, 01:47:52 PM by Shasika »
I'm an ordinary human only

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Gmn kondisi org yg klo lgi meditasi memasuki jhana 4 ??

Ntar dkira wafat lg

Sewaktu diadakan Vipassana di Indonesia dari Pak Auk, ada peserta Vipassana dari Indonesia bisa mencapai Jhana 8 langsung diangkat menjadi murid dari Sayadaw Pak Auk. berarti Jhana4 belum apa2 tuh... ;D
I'm an ordinary human only

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
ada film dokumenter nya, sy lupa di tayangkan dimana (klo ga salah National Geography), mayat Bernadette uda dilapisi (lupa, apakah di lapisi wax atau bahan lain nya) sdh bukan kulit asli.

 [at] bro dato' tono,
wahh...ada dokumenternya ya...mana ?  ;D
I'm an ordinary human only

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
[at]  bro morpheus,
Baru tahu saya ternyata hanya wax (lilin)....makasih ya bro.... ;D
hehehe...selama ini saya kemakan cerita berarti karena saya juga dikasih foto suster ini oleh teman kantor saya yang kesana. Dia rela menabung bertahun2 utk ke Rusia untuk melihat/ziarah ke suster suci ini.

Bernadette di Lourdes, Perancis kayaknya.


Sewaktu diadakan Vipassana di Indonesia dari Pak Auk, ada peserta Vipassana dari Indonesia bisa mencapai Jhana 8 langsung diangkat menjadi murid dari Sayadaw Pak Auk. berarti Jhana4 belum apa2 tuh... ;D
:o    Benarkah?  Bukan hoax ya?
Jhana 8 artinya arupa jhana ke-4 kah?  Udah seperti gurunya pertapa Siddhattha sebelum jadi Buddha donk, hebat!

Sayang sekali hal seperti ini tidak didokumentasikan, lebih sip lagi kalo dia nulis buku pengalaman meditasinya.  ;D
Kecuali orangnya mendadak jadi bhikkhu.  ::)
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

 

anything