//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: FANATIK  (Read 19103 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: FANATIK
« Reply #60 on: 02 January 2013, 08:12:06 PM »
sebuah realita:
apa yang saya tulis tentang fanatik ini,pernah saya sampaikan kepada 5 guru agama(3 dari Buddha),pada prisipnya mereka menerima paham tentang fanatik diatas,tapi ada pernyataan-----

paham diatas tidak mungkin saya sampaikan pada murid/umat2 saya,karena kontra dengan tugas saya,coba bayangkan----saya bersusah payah agar umat YAKIN dan MANTAP 100% pada apa yang saya ajarkan,tapi paham anda mementahkan ,jangan 100% !!!!

gimana ?

Guru agama Buddha-nya apa dari tiga aliran besar (Theravada, Mahayana, Tantrayana) atau di luar itu?

Setahu saya keyakinan dalam Buddhisme bukan direkayasa (ditanamkan iman tertentu agar yakin dan percaya), tapi lewat analisa mendalam dan kritis (serta praktek/realisasi).

Mohon koreksinya. Salam.  _/\_

Offline Hadisantoso

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 310
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: FANATIK
« Reply #61 on: 13 January 2013, 04:33:29 PM »
Guru agama Buddha-nya apa dari tiga aliran besar (Theravada, Mahayana, Tantrayana) atau di luar itu?

Setahu saya keyakinan dalam Buddhisme bukan direkayasa (ditanamkan iman tertentu agar yakin dan percaya), tapi lewat analisa mendalam dan kritis (serta praktek/realisasi).

Mohon koreksinya. Salam.  _/\_
saya tidak etis untuk menyebutkan dari aliran mana,tapi kalaupun itu sebuah realita,bukan berarti salah agama atau alirannya,itu hanya kurang pandainya si guru agama dalam menanggapi ungkapan saya tentang fanatik.

Offline Hadisantoso

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 310
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: FANATIK
« Reply #62 on: 13 January 2013, 05:28:35 PM »
saya akan lanjutkan cerita tentang fanatik,walaupun ada rekan yang mengatakan sudah bosan membahas.tapi percayalah---lain koki lain masakan,sama2 nasi goreng rasanya bisa ratusan, arti kata fanatik masih banyak yang belum terungkap,silahkan simak tulisan dibawah ini.

antara teknology dan teology.
teknology ada kesamaan dengan teology,yaitu keduanya adalah tentang sebuah ilmu.
yang tidak sama adalah---teknology ilmu pengetahuan tentang hal2 nyata,duniawi,alat,benda dan sistem2 nya.
sedangkan teology adalah ilmu ke-agama-an atau ilmu agama.

namun ada perbedaan yang luput(tidak pernah dibicarakan) dari sorotan umat,yaitu NASIB kedua ilmu itu bagaikan langit dan bumi.

teknology-----kemajuannya amat sangat cepat sekali,buku formal yang dipakai disekolahan ,berapa tahun pasti sudah diganti dengan yang baru,banyak sekali murid yang akhirnya lebih pandai dari gurunya,bandingkan saja---pengetahuan seorang profesor pada tahun 1900,dengan profesor tahun ini,sudah pasti sangat mencolok. mungkin kalau Albert Enstein tahu kemajuan teknology sekarang bisa semaput.

Teology-----kemajuan??? mungkin bisa disebut kemunduran,pengetahuan sang Buddha tentang dhamma,(2500 tahun lalu), saat ini siapa yang bisa menandingi ??? kitab yang dipakai sudah berumur ribuan tahun,masih dipakai sampai sekarang,bahkan mungkin masih akan BERTAHAN LAMA ,bahkan kemampuan para murid2 Sang Buddha saat itu,dibandingkan para ahli ajaran Buddha sekarang,silahkan dijawab sendiri hebat murid dulu atau hebat murid sekarang ? Arahat -----siapa dan kapan arahat yang terAKHIR?

Teology tidak ada kemajuan,bila ini memang sudah di-TAKDIR -kan, kita tidak bisa apa apa.-----tapi tentu TIDAK .
coba di renungkan kenapa teology tidak ada kemajuan ??
jawabannya-----
sikap para murid yang memang sudah berlawanan.
murid teknology-----kritis terhadap segala yang ada di buku bahkan terhadap gurunya, riset untuk mencari sesuatu yang baru terus dilakukan.
murid teology-----kebalikan dari murid teknology-----kitab ini tidak mungkin ada salah,jangankan mengoreksi !! meragukan saja sudah takut kualat !!!

murid teknology fanatik-----pasti ada yang lebih baik.
murid teology fanatik------ini sudah paling baik/ terbaik.

sama sama fanatiknya.

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: FANATIK
« Reply #63 on: 13 January 2013, 05:49:45 PM »
Tulisan yang bagus, Om. :)

Offline Mokau Kaucu

  • Sebelumnya: dtgvajra
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.293
  • Reputasi: 81
Re: FANATIK
« Reply #64 on: 13 January 2013, 06:21:43 PM »

Teology-----kemajuan??? mungkin bisa disebut kemunduran,pengetahuan sang Buddha tentang dhamma,(2500 tahun lalu), saat ini siapa yang bisa menandingi ??? kitab yang dipakai sudah berumur ribuan tahun,masih dipakai sampai sekarang,bahkan mungkin masih akan BERTAHAN LAMA ,bahkan kemampuan para murid2 Sang Buddha saat itu,dibandingkan para ahli ajaran Buddha sekarang,silahkan dijawab sendiri hebat murid dulu atau hebat murid sekarang ? Arahat -----siapa dan kapan arahat yang terAKHIR?

Teology tidak ada kemajuan,bila ini memang sudah di-TAKDIR -kan, kita tidak bisa apa apa.-----tapi tentu TIDAK .
coba di renungkan kenapa teology tidak ada kemajuan ??
jawabannya-----
sikap para murid yang memang sudah berlawanan.
murid teknology-----kritis terhadap segala yang ada di buku bahkan terhadap gurunya, riset untuk mencari sesuatu yang baru terus dilakukan.
murid teology-----kebalikan dari murid teknology-----kitab ini tidak mungkin ada salah,jangankan mengoreksi !! meragukan saja sudah takut kualat !!!

murid teknology fanatik-----pasti ada yang lebih baik.
murid teology fanatik------ini sudah paling baik/ terbaik.

sama sama fanatiknya.


Bagusnya, Buddhism bukan Teology, mana ada cerita cerita di Tipitaka tentang penguasa alam semesta berikut isinya yg sifatnya berubah ubah sesuai penafsiran para pengikutnya.  ;D.

Dan kalau ada yang mau meragukan catatan pembicaraan Buddha Gotama kepada murid beliau yg disebut Tipitaka (saya pribadi tidak menganggap Tipitaka sebagai kitab suci, krn yg bisa suci hanya batin seseorang, kitab kena lumpur jadi kotor, kalau dibakar ya nyala) ; ngga akan ada yang marah.

Mau mencari kesalahan kesalahan yang ada juga silahkan.

Kritis terhadap ajaran Buddha, bukan hanya boleh, malah sangat dianjurkan;
riset untuk menemukan kebenaran sejati/Nibbana juga amat sangat dianjurkan, bahkan kalau bisa 24 jam sehari; dengan menjadi bhikkhu pertapa.  ;D
Makin fanatik riset seperti ini makin bagus, karena pertapa hanya menjadikan batin dan jasmani nya sendiri sebagai laboratorium.

Jika demikian, pengikut Buddha mirip mirip dengan pencinta teknologi ?
« Last Edit: 13 January 2013, 06:25:24 PM by Mokau Kaucu »
~Life is suffering, why should we make it more?~

Offline Hadisantoso

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 310
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: FANATIK
« Reply #65 on: 13 January 2013, 06:37:36 PM »

Kritis terhadap ajaran Buddha, bukan hanya boleh, malah sangat dianjurkan;
riset untuk menemukan kebenaran sejati/Nibbana juga amat sangat dianjurkan, bahkan kalau bisa 24 jam sehari; dengan menjadi bhikkhu pertapa.  ;D
Makin fanatik riset seperti ini makin bagus, karena pertapa hanya menjadikan batin dan jasmani nya sendiri sebagai laboratorium.

Jika demikian, pengikut Buddha mirip mirip dengan pencinta teknologi ?

sangat setuju,kritis itu sangat penting.

pengikut Buddha mirip mirip dengan pencinta teknologi ?-----bukan mirip2 pak,tapi hendaknya atau setidaknya mencontoh para murid ilmu teknology,dengan kritis sangat bermanfaat bagi pengetahuan dirinya tentang ajaran yang dianutnya.

Offline Hadisantoso

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 310
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: FANATIK
« Reply #66 on: 13 January 2013, 06:44:19 PM »
Bagusnya, Buddhism bukan Teology, mana ada cerita cerita di Tipitaka tentang penguasa alam semesta berikut isinya yg sifatnya berubah ubah sesuai penafsiran para pengikutnya.  ;D.


yang berubah rubah bukan penguasa alam dan isinya,tapi bagaimana manusia bisa lebih baik dalam menelaah dan menyesuaikan diri ,dari semua sifat2 alam atau hukum alam yang ada,agar kehidupan manusia bisa lebih baik

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: FANATIK
« Reply #67 on: 13 January 2013, 06:49:13 PM »
Rekan Mokau, sebelumnya salam kenal.

Kalau yang saya amati, penganut Buddha juga banyak yang amat mencintai kitabnya, serta junjungannya (tokoh-tokoh agama Buddha dan pelopornya).

Dari beberapa diskusi di forum ini, terlihat indikasi kefanatikan tersebut.

Jika memang sesuai teori bahwa pengikut ajaran Buddha selayaknya seperti pecinta teknologi (yang selalu terbuka untuk segala kemungkinan), tentu agama Buddha akan lebih maju, bukan seperti sekarang (antar aliran saja saling sikut dan mengklaim aliran sendiri paling benar).

Kebetulan diskusi saya terakhir banyak menyentuh ranah fanatisme. Bisa dicek sendiri disini:
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,9103.2280.html
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23523.600.html
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,22015.15.html

Semoga kita semua bisa terbebas dari kemelekatan, terhadap dharma itu sendiri yang sebenarnya adalah Sarana (rakit) untuk mencapai seberang (Nirwana), bukan hapalan atau hukum baku yang harus diikuti tanpa dipahami (ehipassiko/dibuktikan).

Tisarana (3 Sarana); bukan 3 Pelindung, 3 kitab baku, 3 peraturan, atau 3 iman yang harus dibela mati-matian.
Tisarana (tiga sarana) adalah 3 pengandalan (3 Jembatan) untuk mencapai tujuan (Kebahagiaan Sejati).

Setiap dari kita tentu pernah divisudhi, dan mengucap 3 pengandalan tersebut.

Sudah berapa banyak yang mempraktekkannya?

Masih berapa persen umat yang berkutat dengan keyakinannya (baca: keimanan)?

Semoga agama Buddha tambah maju, ajaran-Nya dipahami dan dipraktekkan sebaik-baiknya.

Salam dharma dan semoga semua makhluk berbahagia.  _/\_

Offline Hadisantoso

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 310
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: FANATIK
« Reply #68 on: 13 January 2013, 06:52:17 PM »
saya lanjutkan----
dari sekian banyak murid teology,yang kritis bukan tidak ada,tapi jumlahnya sangat sedikit,yaitu para pendiri aliran2 ,karena mereka merasa menemukan sesuatu yang dianggap lebih baik,dan dianggap lebih bermanfaat bagi kelompok umat tertentu,maka mereka mendirikan sebuah aliran.
munculnya aliran2 itu ada yang sukses(banyak pengikut) ada juga yang gagal.
disini saya tidak menilai apakah aliran A,B,C  itu lebih baik atau tidak,namun hanya sebagai contoh bahwa munculnya aliran karena pendirinya kritis terhadap induk dari sebuah ajaran.

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: FANATIK
« Reply #69 on: 13 January 2013, 06:54:59 PM »
kata FANATIK bukanlah kata yg favorite dlm Buddhism...

bagaimana dgn kata JODOH (bekecocokan) ?

diantara beberapa aliran, apakah ?

anda FANATIK aliaran mana : Theravada, Mahayana, atau Tantrayana ?

atau

anda JODOH aliaran mana : Theravada, Mahayana, atau Tantrayana ?
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: FANATIK
« Reply #70 on: 13 January 2013, 07:00:19 PM »
saya lanjutkan----
dari sekian banyak murid teology,yang kritis bukan tidak ada,tapi jumlahnya sangat sedikit,yaitu para pendiri aliran2 ,karena mereka merasa menemukan sesuatu yang dianggap lebih baik,dan dianggap lebih bermanfaat bagi kelompok umat tertentu,maka mereka mendirikan sebuah aliran.
munculnya aliran2 itu ada yang sukses(banyak pengikut) ada juga yang gagal.
disini saya tidak menilai apakah aliran A,B,C  itu lebih baik atau tidak,namun hanya sebagai contoh bahwa munculnya aliran karena pendirinya kritis terhadap induk dari sebuah ajaran.

Betul. Dan perintis aliran itu ibarat seorang penemu yang kreatif dalam dunia teknologi, karena tidak puas dengan perkembangan yang ada, maka dia membuat cara dan temuan baru yang membuat revolusi (perubahan drastis). Revolusi ini tentunya relatif, bisa lebih baik, bisa lebih buruk, atau baik-buruknya tergantung penilaian pemakai (dalam konteks agama kita sebut penganut).

 Salam. _/\_

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: FANATIK
« Reply #71 on: 13 January 2013, 07:05:29 PM »
kata FANATIK bukanlah kata yg favorite dlm Buddhism...

bagaimana dgn kata JODOH (bekecocokan) ?

diantara beberapa aliran, apakah ?

anda FANATIK aliaran mana : Theravada, Mahayana, atau Tantrayana ?

atau

anda JODOH aliaran mana : Theravada, Mahayana, atau Tantrayana ?

Jodoh ada dua konotasi:
1. Kecocokan.
2. Pasangan.

Kalau untuk agama, idealnya tentu diartikan sebagai kecocokan.
Kalau diartikan seperti pasangan, tentu akan jadi fanatik (karena setia pada pasangan itu tidak melihat baik-buruk, tapi cinta).

Jadi Anda cinta agama Anda atau tidak? Atau sekedar merasa cocok?

 _/\_

Offline Hadisantoso

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 310
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: FANATIK
« Reply #72 on: 14 January 2013, 08:44:35 AM »
Bagusnya, Buddhism bukan Teology, mana ada cerita cerita di Tipitaka tentang penguasa alam semesta berikut isinya yg sifatnya berubah ubah sesuai penafsiran para pengikutnya.

teology hanya sebuah istilah,bila kita lihat kamus jawabnya adalah---ilmu ketuhanan atau ilmu agama,
ada sebagian umat yang menyatakan Budhism bukan teology,karena di Budhism tidak mengenal kata Tuhan dan Buddhism bukan agama,itu sah sah saja.
namun inti dari tulisan saya tentang teology dan teknology,termasuk divinisi dari teology adalah sebagai berikut----ibarat seorang Hadi,dengan ilmu pengetahuan nyata/kongkrit bisa diukur detak jantung,tensi darah,gula dalam darah dsb.namun ilmu tersebut tidak bisa menyatakan tentang roh,jiwa,bathin,kesadaran(ego),karma dan tidak pula bisa melacak dari mana sebelum hadi lahir dan kemana setelah mati,yang bisa atau biasa digunakan adalah ilmu pengetahuan abstrak,yaitu yang ada dalam buku kitab semua agama,termasuk yang ada di Buddhism(Tipitaka).
ilmu pengetahuan yang abstrak inilah yang saya maksud teology.

tentang penguasa alam atau hukum alam memang tidak pernah berubah,tapi hukum alam yang sejati yang mana? apakah yang ada di buku A,B atau C ? ini yang perlu di kritisi.
tentang isi alam,menurut hemat saya selalu berubah, 62 tahun lalu tidak ada sosok Hadisantoso,sekarang ada dan mungkin berapa tahun lagi akan lenyap.

bila ada salah mohon dikoreksi.

Offline Hadisantoso

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 310
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: FANATIK
« Reply #73 on: 14 January 2013, 12:17:57 PM »
Semoga kita semua bisa terbebas dari kemelekatan, terhadap dharma itu sendiri yang sebenarnya adalah Sarana (rakit) untuk mencapai seberang (Nirwana), bukan hapalan atau hukum baku yang harus diikuti tanpa dipahami (ehipassiko/dibuktikan).


kita tidak sepaham dengan kalimat sang maha tahu,bahkan dalam hati kecil kita bisa tertawa atas pedoman seperti itu.
tapi realita di lapangan (umat Buddha) banyak yang terjebak oleh paham seperti itu,hanya beda pada sosok nama saja,yaitu-----Sang Buddha maha tahu dan maha benar.
akibatnya umat  terbelenggu dalam ke-fanatik-an.

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: FANATIK
« Reply #74 on: 14 January 2013, 08:09:29 PM »
kita tidak sepaham dengan kalimat sang maha tahu,bahkan dalam hati kecil kita bisa tertawa atas pedoman seperti itu.
tapi realita di lapangan (umat Buddha) banyak yang terjebak oleh paham seperti itu,hanya beda pada sosok nama saja,yaitu-----Sang Buddha maha tahu dan maha benar.
akibatnya umat  terbelenggu dalam ke-fanatik-an.

Tepat dan mengena.

Tuhan Maha Tahu dan Maha Benar.
Buddha Maha Tahu dan Maha Benar.

Ternyata, memang hanya selisih satu kata. ;D

Dan banyak Buddhis cukup girang menertawakan orang yang percaya mati dengan Tuhan, sementara mereka sendiri juga sangat takut membantah kata/sabda (yang dianggap) "Maha Benar" tersebut.

Ehipassiko jadi slogan saja, realitanya: "Aku percaya kitab, aku percaya Buddha. Di luar itu? Maaf, saya tidak begitu tertarik."

Sekedar info, Tripitaka ditulis ratusan tahun setelah Sang Buddha wafat, berdasarkan hafalan dari sekian ratus murid-Nya yang sudah Arahat.

Sedikit kutipan:

Setelah Sang Buddha Maha Parinibbana, diadakan Sidang Agung (Sangha Samaya) pertama di Gua Satapana di kota Rajagraha. Sidang ini dipimpin oleh Yang Arya Kasyapa Thera, dan dihadiri oleh 500 (lima ratus) Bhikkhu yang semuannya telah mencapai tingkat kesucian Arahat. Adapun tujuan dari Sidang Agung I adalah untuk menghimpun ajaran-ajaran Sang Buddha yang telah pernah dibabarkan di tempat yang berlainan selama 45 (empat puluh lima) tahun. Dalam sidang tersebut, Yang Arya Upali mengulangi Vinaya, Yang Arya Ananda mengulang Sutra, dan Yang Arya Kasyapa Thera mengulang khotbah tentang Abhidhamma.

Sidang Agung II diselenggarakan di kota Vaisali pada kurang lebih 100 tahun kemudian, yang dipimpin oleh Yang Arya Revata. Lebih kurang 230 tahun setelah Sidang Agung I, diselenggarakan Sidang Agung III di ibukota Kerajaan Asoka yaitu Pataliputra yang di pimpin oleh Yang Arya Tissa Moggaaliputra. Sidang Agung IV diselenggarakan di Srilangka pada 400 tahun setelah Sang Buddha Maha Parinibbana. Sidang ini dipimpin oleh salah satu putra Raja Asoka, yaitu Yang Arya Mahinda. Dalam sidang ini berhasil secara resmi ditulis ajaran-ajaran Sang Buddha di daun-daun Lontar, yang kemudian dijadikan buku TiPitaka. Sidang Agung V diadakan di Kanisha pada kurang lebih 600 tahun setelah Buddha Gotama memasuki Maha Parinibbana, dalam sidang ini Kitab Suci TriPitaka secara resmi ditulis.

Copyright © 1999 - 2004 Bodhi Buddhist Centre Indonesia. All rights reserved.

http://www.reocities.com/bbcid1/ad/ajaran9.htm
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=13216.0

Salam.  _/\_